No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
2. Tujuan Ditemukannya kasus gizi buruk untuk dapat ditangani dengan cepat,
tepat dan komprehensif
5. Prosedur dan 1. Klarifikasi laporan balita gizi buruk segera dilakukan berdasarkan
langkah-langkah kapan kejadian, tempat/lokasi kejadian, dan identitas orangnya
termasuk umur, jenis kelamin dan status kepesertaan Jamkesmas
2. Konfirmasi status gizi buruk dengan melakukan pengukuran
antropometri (BB dan TB) serta mengintrepetasikan status gizi
berdasarkan BB/TB WHO-2005
3. Konfirmasi status gizi buruk melalui pemeriksaan fisik gejala
klinis (gizi buruk dengan atau tanpa komplikasi, gizi kurang)
4. Setelah dipastikan balita sebagai gizi buruk Nutrisionis segera
mengisi Form W1 dan dalam 24 jam sudah di kirim ke Dinkes
Kabupaten OKU
5. Nutrisionis mengisi formulir pelacakan kasus gizi buruk
6. Nutrisionis bersama PPD dan kader posyandu melakukan analisa
data SKDN dan BGM dalam 4 bulan terakhir
7. Bila selama 4 bulan terakhir jumlah balita BGM meningkat
(tambahan kasus baru), maka kemungkinan ada kasus gizi buruk
yang belum ditemukan. Jika hal ini terjadi maka lakukan
penjaringan gizi buruk baru dengan pengukuran LLA seluruh
balita di kecamatan Lubuk Batang
8. Bila tidak tersedia data SKDN, karena ada kasus gizi buruk, maka
tetap perlu dilakukan langkah penjaringan gizi buruk dengan
LILA di Tk Kecamatan
9. Hasil penjaringan LILA pada balita umur 6 59 bulan adalah Gizi
buruk jika LILA < 11,5 cm, dan gizi kurang jika LILA antara 11,5
12,5 cm
10. Balita yang terjaring gizi buruk dan gizi kurang segera mendapat
penanganan sesuai bagan penanganan kasus balita gizi buruk dan
gizi kurang
11. Selanjutnya di buat peta gizi buruk dan gizi kurang di Tk
Kecamatan untuk keperluan di pemantauan kasus melalui kegiatan
penimbangan di posyandu dan pemulihan gizi berbasis masyarakat
12. Laporan hasil pelacakan gizi buruk segera di kirim ke Dinkes
Kabupaten OKU