0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
286 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas kebijakan asesmen resiko jatuh pasien rawat inap. Asesmen dilakukan untuk mengidentifikasi pasien dengan risiko jatuh tinggi, sedang, dan rendah dengan menggunakan kriteria tertentu seperti Humpty Dumpty, Morse, dan Ontario Modified. Langkah-langkah pencegahan kemudian ditentukan sesuai dengan kategori risiko jatuh pasien, seperti observasi berkala, penggunaan alat bantu tidur, dan
Dokumen ini membahas kebijakan asesmen resiko jatuh pasien rawat inap. Asesmen dilakukan untuk mengidentifikasi pasien dengan risiko jatuh tinggi, sedang, dan rendah dengan menggunakan kriteria tertentu seperti Humpty Dumpty, Morse, dan Ontario Modified. Langkah-langkah pencegahan kemudian ditentukan sesuai dengan kategori risiko jatuh pasien, seperti observasi berkala, penggunaan alat bantu tidur, dan
Dokumen ini membahas kebijakan asesmen resiko jatuh pasien rawat inap. Asesmen dilakukan untuk mengidentifikasi pasien dengan risiko jatuh tinggi, sedang, dan rendah dengan menggunakan kriteria tertentu seperti Humpty Dumpty, Morse, dan Ontario Modified. Langkah-langkah pencegahan kemudian ditentukan sesuai dengan kategori risiko jatuh pasien, seperti observasi berkala, penggunaan alat bantu tidur, dan
PENGERTIAN Asesmenpasien resiko jatuh adalah pengkajian yang dilakukan untuk
mengidentifikasi pasien dengan risiko jatuh sebagai dasar dalam mengurangi risiko jatuh.
TUJUAN 1. Sebagai acuan bagi profesional pemberi kesehatan untuk melakukan
pengkajian mengenai risiko pasien jatuh. 2. Sebagai dasar untuk menentukan langkah selanjutnya untuk meminimalkan risiko pasien jatuh.
KEBIJAKAN Berdasarkan SK Direktur No :
tentang Kebijakan Asesmen Pasien Resiko Jatuh
1. Perawat melakukan asesmen resiko jatuh pada pasien rawat inap
dengan menggunakan kriteria : P a. Humpty Dumpty R Indikasi : pasien < 14 tahun O S E D U R
b. Morse Indikasi : pasien usia 15 60 tahun c. Ontario Modified Startify Sydney Scoring Indikasi : pasien usia > 60 tahun
2. Pasien yang teridentifikasi memiliki risiko jatuh kategori tinggi,
maka : a. Lakukan observasi secara berkala, setiap 2 jam b. Gunakan fasilitas yang ada; hek dan rem tempat tidur selalu terpasang, cukup penerangan, letakkan bel pasien dengan baik, sehingga mudah dijangkau oleh pasien c. Upayakan pencegahan maksimal; lantai jangan sampai licin atau ada genangan air, menggunakan alas kaki yang tidak licin d. Libatkan pasien dan keluarga, berikan edukasi mengenai pencegahan jatuh e. Identifikasi dengan menggunakan gelang kuning f. Beri penandaan Risiko Pasien Jatuh di [intu masuk Ruang Rawat Inap dan di bedhead pasien. 3. Pasien yang teridentifikasi memiliki risiko jatuh kategori sedang, maka : a. Lakukan observasi secara berkala, setiap 4 jam b. Gunakan fasilitas yang ada ; hek dan rem tempat tidur selalu terpasang, cukup penerangan, letakkan bel pasien dengan baik, sehingga mudah dijangkau oleh pasien. c. Upayakan pencegahan maksimal; lantai jangan sampai licin d. Libatkan pasien dan keluarga, berikan edukasi mengenai pencegahan jatuh 4. Pasien yang teridentifikasi memiliki risiko jatuh kategori rendah, maka : a. Lakukan observasi secara berkala, setiap shift, setiap 8 jam b. Gunakan fasilitas yang ada; hek dan rem tempat tidur selalu terpasang, cukup penerangan, letakkan bel pasien dengan baik, sehingga mudah dijangkau oleh pasien 5. Upayakan pencegahan maksimal; lantai jangan sampai licin atau ada genangan air, mengunakan alas kaki yang tidak licin/slip.
6. Perawat melakukan asesmen setiap kali pergantian shift/setiap 8 jam
sekali (pagi, siang dan malam). 7. Asesmen ulang juga dilakukan pada pasien yang mengalamiperubahan kondisi fisik atau status mental. 8. Hasil daripada asesmen didokumentasikan ke dalam Rekam Medis pasien.