Anda di halaman 1dari 4

Etiologi

Penyakit Lepra/Kusta disebabkan oleh Mycobacterium leprae, bakteri


yang ditemukan oleh G.A. Hansen pada tahun 1874 di Norwegia. Bakteri ini
termasuk ke dalam genus Mycobacterium, order Actinomycetales. Mycobacterium
leprae merupakan bakteri gram positif batang, intraselular obligat, dengan ukuran
0.3-0.5 x 4.0-7.0 m, mempunyai sifat tahan asam dan tahan alkohol. Sifat tahan
asam ni berasal dari komponen-komponen dalam dinding sel M. leprae, seperti
phenolic glycolipid, arabinoglycan, dan mycolic acid. Dalam hal multiplikasi,
bakteri ini bermultiplikasi sangat lambat yaitu sekitar 12-14 hari dengan suhu
optimal 27-30oC. Inilah mengapa bakteri ini lebih banyak ditemukan di area-area
yang tergolong dingin dari tubuh manusia, meliputi hidung, cuping telinga, saraf
perifer, dan testes. Sampai saat ini, M. leprae tidak dapat dibiakkan di media
artifisial. Oleh karena itu, salah satu metode yang dilakukan untuk
mengidentifikasi bakteri ini dalam tubuh manusia adalah dengan mewarnai
spesimen dengan pewarnaan Ziehl Neelsen.a,b

Gambar a. Mycobacterium leprae pada pewarnaan Ziehl Neelsen


Patogenesis

Bakteri M. leprae masuk dalam tubuh manusia lewat sistem pernapasan,


akibat paparan dalam waktu yang lama dan dekat. Karena mempunyai sifat
patogenitas yang rendah, hanya sebagian kecil orang yang terinfeksi menjadi
bergejala. Berikut adalah skema patogenesis penyakit lepra.c

Tabel a. Patogenesis Lepra

Setelah bakteri masuk ke dalam tubuh, bakteri bermigrasi menuju jaringan


saraf dan menginvasi sel schwann. Selain dalam jaringan saraf, bakteri ini juga
dapat ditemukan di makrofag, sel otot, dan sel endotel. Tingkat imunitas host
adalah determinan utama terhadap resistensi individu yang terinfeksi terhadap
organisme penginfeksi. M. leprae mulai bermultiplikasi secara perlahan (sekitar
12-14 hari untuk 1 bakteri membelah menjadi 2) di dalam sel, mendestruksi sel
dari dalam, keluar dari sel, lalu masuk ke dalam sel sehat lainnya. Pada tahap ini,
individu yang terinfeksi belum menunjukkan gejala atau tanda klinis penyakit
lepra.d
Sewaktu bakteri bermultiplikasi, jumlah bakteri dalam tubuh meningkat
lalu terdeteksi oleh sistem imun host. Limfosit dan makrofag menginvasi sel yang
terinfeksi. Pada tahap ini, manifestasi klinik mulai tampak sebagai bercak
hipopigmentasi dan/atau penurunan sensasi.d
Pertahanan utama manusia terhadap M. leprae adalah cell mediated
immunity (CMI). Pada individu dengan CMI yang baik, lesi yang terbentuk akan
sembuh seacara spontan atau menyebabkan tipe lepra pauci-basiler. Namun,
ketika M. leprae menyerang individu dengan CMI yang kurang baik, manifestasi
klinis yang timbul akan semakin berat dan menyebabkan tipe lepra multi-basiler.
Terlebih lagi, bakteri yang dimakan oleh histiosit tidak mati, melainkan ikut
terbawa dalam histiosit, bermultiplikasi dalam histiosit, dan menyerang jaringan
lain lewat peredaran darah, limfa, dan cairan jaringan.c
a. Shin S, Fumihiko T, Kenji O. Mycobacterium leprae and Leprosy: A
Compendium. Microbiol Immunol. 2012; 45(11): 729-32.
b. Kosasih A, Made W, Emmy SD. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin: Kusta.
6. Jakarta: Badan Penerbit FK UI; 2010. 73p.
c. Fitzpatrick (yang lain pasti ada yg uda nulis)
d. Kanupriya C. Leprosy Guidelines. Nlep Nip. 2013; 5: 10-2.

Anda mungkin juga menyukai