Anda di halaman 1dari 8

KESALAHAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL

BANGUN DATAR SEGIEMPAT BERDASARKAN TEORI NOLTING


Darmawati1), Edy Bambang Irawan 2) , Tjang Daniel Chandra3)
1)
Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang
2)
Dosen Matematika Universitas Negeri Malang
3)
Dosen Matematika Universitas Negeri Malang
e-mail: darmawatimustamin@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan siswa dalam


menyelesaikan soal tentang bangun datar segiempat. Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui tes. Partisipan
terdiri dari siswa SMP yang berjumlah 42 orang. Instrumen penelitian berupa lembar tes
yang berisi soal-soal tentang bangun datar segiempat. Data penelitian dianalisis secara
deskriptif. Berdasarkan analisis data, diperoleh 7% siswa melakukan careless errors yaitu
kecerobohan menuliskan kembali komponen-komponen soal dan hasil jawaban soal, 59%
siswa melakukan concept errors yaitu siswa tidak menguasai konsep luas, keliling,
diagonal, bilangan (tambah, kurang, kali, bagi, kuadrat, akar kuadrat), 10% siswa
melakukan application errors yaitu siswa mengetahui rumus tetapi tidak dapat
menerapkannya untuk menyelesaikan soal, dan 21% siswa melakukan test taking errors
yaitu siswa tidak menyelesaikan jawaban akhir dari soal yang diberikan.

Kata kunci: Kesalahan Siswa, Bangun Datar Segiempat, Teori Nolting.

PENDAHULUAN

Geometri merupakan salah satu materi rumus untuk menentukan keliling dan luas
yang sangat penting dalam pembelajaran segiempat (Kemdikbud, 2016:7).
matematika. Ide-ide geometri digunakan untuk Berbagai penelitian menunjukkan
merepresentasikan dan memecahkan masalah sangat penting bagi siswa untuk menguasai
pada materi matematika lainnya dan situasi konsep bangun datar segiempat. Fujita dan
dunia nyata (NCTM, 2000:41). Misalnya, ide Jones (2007) mengungkapkan bahwa
geometri dapat membantu siswa dalam mempelajari materi geometri bangun datar
memahami materi pecahan dan luas. segiempat dapat membantu siswa
Mengingat pentingnya peran geometri mengembangkan kemampuan penalaran
tersebut, maka materi geometri diperkenalkan deduktif dan pembuktian. Materi bangun datar
dan diajarkan sejak dini. Salah satu konsep segiempat merupakan materi prasyarat untuk
geometri yang diajarkan adalah tentang mempelajari materi bangun ruang sisi datar
bangun datar segiempat. Pada tingkat Sekolah dan kesebangunan. Oleh karena itu, apabila
Dasar (SD) materi bangun datar segiempat siswa tidak menguasai materi bangun datar
diajarkan mulai dari kelas I sampai dengan segiempat maka akan menyebabkan kesulitan
kelas VI. Pada tingkat Sekolah Menengah dalam mempelajari materi selanjutnya.
Pertama (SMP) materi bangun datar diajarkan Misalnya, siswa melakukan kesalahan dalam
kembali dengan standar kompetensi menyelesaikan soal-soal kesebangunan karena
menganalisis sifat berbagai bangun datar siswa tidak menguasai materi prasyarat
segiempat berdasarkan sisi, sudut, hubungan diantaranya adalah materi bangun datar
antar sisi dan antar sudut, dan menurunkan segiempat (Rahayu, 2016:3-4).

1
Pada kenyataannya, meskipun materi dilakukan ketika siswa tidak memahami
bangun datar telah dipelajari sejak Sekolah konsep dan prinsip matematika yang
Dasar (SD), tetapi masih banyak siswa SMP digunakan untuk menyelesaikan soal.
yang melakukan kesalahan ketika 3. Application errors yaitu kesalahan yang
menyelesaikan soal tentang materi bangun dilakukan ketika siswa mengetahui rumus
datar segiempat. Wiryoatmojo (2013) tetapi tidak dapat menerapkannya untuk
mengungkapkan siswa SMP melakukan menyelesaikan soal.
kesalahan dalam memberikan nama, 4. Test taking errors yaitu kesalahan yang
mengklasifikasikan contoh dan bukan contoh, ditimbulkan hal-hal khusus misalnya
dan tidak mampu menjelaskan syarat perlu tidak menyelesaikan jawaban dari soal
dari suatu bangun datar segiempat. Ningrum yang diberikan.
(2016) mengungkapkan terjadi miskonsepsi
pada sebagian besar siswa SMP tentang sifat-
sifat bangun datar segiempat. Basri (2015)
mengungkapkan siswa SMP melakukan METODE
kesalahan konsep dan kesalahan prinsip ketika
menyelesaikan soal yang berkaitan dengan Penelitian ini merupakan penelitian
materi segiempat. Berbagai kesalahan ini deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang
menjadi salah satu penyebab hasil belajar bertujuan untuk mengungkapkan suatu
siswa SMP pada materi bangun datar keadaan, fakta, fenomena, variabel yang
segiempat menjadi kurang maksimal. sedang terjadi pada saat penelitian berlangsung
Hasil belajar siswa terhadap materi dan menyajikan apa adanya dalam bentuk
bangun datar segiempat dapat diukur dan kalimat atau kata-kata (Monsen & Horn,
dievaluasi dengan berbagai cara antara lain 2008:5; Calmorin & Calmorin, 2007:70;
melalui tes tertulis (paper and pencil test) Gravetter & Forzano, 2012:364). Penelitian ini
(Nelson & Sassi, 2005:52; Kaur & Yoong, melibatkan 42 siswa kelas VIII semester ganjil
2011:87). Penilaian tertulis dilakukan dengan tahun pelajaran 2016/2017 di Kota Bima.
memberikan sejumlah soal kepada siswa, Siswa dipilih hanya dari kelas VIII karena
sehingga siswa dapat menyelesaikan soal berdasarkan kurikulum 2013 materi bangun
tersebut dengan cara menuliskan jawaban soal datar segiempat telah dipelajari di semester
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. sebelumnya. Semua siswa telah mendapatkan
Hasil jawaban siswa dapat dievaluasi dan materi pelajaran bangun datar segiempat di
dianalisis oleh guru untuk memperoleh suatu kelas VII semester 2 tahun pelajaran
kesimpulan tentang kemampuan dan 2015/2016. Tes dilaksanakan di semester
pemahaman siswa terhadap suatu materi. ganjil tahun pelajaran 2016/2017.
Penelitian ini ditujukan untuk Metode yang digunakan untuk
mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan siswa mengumpulkan data adalah metode tes tertulis
dalam menyelesaikan soal tentang materi (paper and pencil test). Instrumen yang
bangun datar segiempat. Pengelompokkan digunakan berupa lembar soal yang terdiri dari
jenis-jenis kesalahan siswa berdasarkan teori 4 soal tentang materi bangun datar segiempat.
yang dikemukakan oleh Nolting (Nolting, Tes diberikan sebanyak satu kali dan
2010:116; 2002:188-189). Namun karena dilakukan serentak pada semua siswa. Data
keterbatasan kemampuan peneliti, maka jenis dalam penelitian ini adalah data tentang
kesalahan dikelompokkan menjadi 4 jenis kesalahan siswa dalam menjawab soal. Data
yaitu: ini selanjutnya dianalisis secara deskriptif.
1. Careless errors yaitu kesalahan yang Adapun indikator yang digunakan peneliti
disebabkan oleh kecerobohan siswa untuk menganalisis dan mendeskripsikan
misalnya kecerobohan menuliskan jenis-jenis kesalahan siswa dalam
kembali komponen-komponen soal, tanda menyelesaikan soal pada materi segiempat
operasi, dan hasil jawaban soal. ditunjukkan pada tabel berikut ini:
2. Concept errors yaitu kesalahan yang

2
Tabel 1. Indikator Jenis Kesalahan
No. Jenis Kesalahan Indikator
1 Careless errors (Ca) Siswa ceroboh menuliskan kembali komponen-komponen soal
yang diberikan sebelum menyelesaikan soal tersebut, tanda
operasi, dan hasil jawaban soal.
2 Concept errors (Co) Siswa tidak menguasai konsep luas, keliling, diagonal, bilangan
(tambah, kurang, kali, bagi, kuadrat, akar kuadrat)
3 Application errors (Ap) Siswa mengetahui rumus tetapi tidak dapat menerapkannya
untuk menyelesaikan soal.
4 Test taking errors (Te) Siswa tidak menyelesaikan jawaban dari soal yang diberikan.

Setelah proses pengumpulan data, jawaban siswa yang salah diseleksi kembali
proses memilah-milah data dilakukan untuk per butir soal untuk melihat jenis kesalahan
menghindari penumpukan data atau informasi yang dilakukan. Penentuan jenis kesalahan
yang sama dari siswa. Proses ini dilakukan untuk setiap soal dilakukan sekali saja yaitu
dengan cara menghitung banyak siswa yang kesalahan yang muncul pertama kali.
menjawab benar dan menjawab salah pada tiap Kemudian data disajikan dengan
butir soal. Data yang dipakai hanya data mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan yang
jawaban siswa yang salah. Selanjutnya dilakukan siswa.

HASIL

Analisis dilakukan pada jawaban siswa dalam menyelesaikan setiap butir soal. Banyak
yang berisi langkah kerja siswa dalam siswa yang melakukan kesalahan dan jenis-
menyelesaikan soal yang diberikan. Fokus jenis kesalahan pada tiap butir soal
utama pada proses analisis adalah ditunjukkan pada tabel berikut.
mengidentifikasi jenis-jenis kesalahan siswa

Tabel 1: Banyak Siswa yang Melakukan Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal


Banyak Banyak Banyak Siswa yang Melakukan
Siswa yang Siswa yang Kesalahan
No. Soal
Menjawab Menjawab
Ca Co Ap Te
Benar Salah
1 Kebun Pak Budi berbentuk persegipanjang dengan
25 17 3 13 1
panjang 10 m dan lebar m. Jika luasnya 60 m2, (60%) (40%) (7%) (31%) (2%)
0
tentukan keliling kebun pak Budi.
2 Panjang salah satu diagonal belahketupat adalah 24
10 32 3 16 4 9
cm. Jika luas belahketupat 120 cm2 , tentukan
(24%) (76%) (7%) (38%) (10%) (21%)
keliling belahketupat.
3 Dari gambar layang-layang berikut diketahui
kelilingnya 66 cm, AB = 20 cm dan BD = 24 cm.
Tentukan luas layang-layang ABCD.
10 32 25 4 3
0
(24%) (76%) (59%) (10%) (7%)

4 Panjang sisi sejajar pada trapesium sama kaki


16 26 24 2
adalah 15 cm dan 25 cm. Jika panjang kaki 0 0
(38%) (62%) (57%) (5%)
trapesium 13 cm, tentukan luas trapesium.

3
Tabel 1 menunjukkan bahwa masih 2 dan 3. Bentuk careless error yang dilakukan
banyak siswa yang melakukan kesalahan siswa adalah ceroboh menuliskan komponen-
dalam menyelesaikan soal tentang bangun komponen soal dan ceroboh menuliskan hasil
datar segiempat. Careless error terbanyak jawaban.
dilakukan siswa ketika menjawab soal nomor

2 3

Gambar 1. Jawaban soal nomor 2 dan 3 oleh siswa A

Gambar 1 menunjukkan bagaimana pengurangan (), padahal tanda operasi yang


siswa A melakukan careless errors. Pada benar adalah tanda operasi perkalian ().
jawaban soal nomor 2, siswa A melakukakn Concept errors terbanyak terjadi pada
careless errors dengan salah menuliskan hasil jawaban soal nomor 3 dan 4. Bentuk concept
jawaban yaitu hasil perkalian antara bilangan errors yang dilakukan siswa adalah siswa
13 dan bilangan 4 yang seharusnya ditulis 52 tidak menguasai konsep luas, keliling,
tetapi siswa A menulis 25, akibatnya jawaban diagonal, bilangan (tambah, kurang, kali,
yang diberikan tidak tepat. Sedangkan pada bagi, kuadrat, akar kuadrat).
jawaban soal nomor 3, siswa A melakukan
kesalahan dengan menuliskan tanda operasi

3 4

Gambar 2. Jawaban soal nomor 3 dan 4 oleh siswa B dan siswa C

Gambar 2 menunjukkan siswa B dan kuadrat. Siswa C tidak bisa menentukan nilai
siswa C menjawab salah untuk soal nomor 3 akar kuadrat dari bilangan 144, sehingga siswa
dan 4. Siswa B dan siswa C tidak memahami C menulis jawaban salah yaitu bilangan 25,
konsep pengurangan bilangan dan akar padahal jawaban yang seharusnya adalah
kuadrat. Pada jawaban soal nomor 3, siswa B bilangan 12. Akibatnya jawaban yang
tidak memahami konsep operasi pengurangan diberikan oleh siswa B dan siswa C tidak
bilangan. Siswa B melakukan kesalahan ketika tepat.
melakukan pengurangan bilangan 169 Test taking errors terbanyak terdapat
dikurangi dengan bilangan 144. Siswa B pada jawaban soal nomor 2. Bentuk test taking
menuliskan jawaban yang salah yaitu 24282. errors yang dilakukan siswa adalah siswa
Padahal jawaban yang seharusnya adalah 25. tidak menyelesaikan jawaban akhir dari soal
Sedangkan concept errors pada jawaban soal meskipun langkah sebelumnya telah dilakukan
nomor 4, siswa C tidak menguasai konsep akar sesuai dengan prosedur yang benar.

4
2

Gambar 3. Jawaban soal nomor 2 oleh siswa D

Pada gambar 3, siswa D melakukan test Application errors terbanyak terdapat


taking errors dengan tidak menyelesaikan pada jawaban soal nomor 3 dan 4. Bentuk
jawaban akhir dari soal, sehingga jawaban application error yang dilakukan siswa adalah
yang diberikan tidak sesuai dengan yang siswa mengetahui konsep atau rumus yang
ditanyakan. Pada gambar terlihat bahwa siswa benar untuk menjawab soal tetapi siswa tidak
D hanya mengerjakan sampai tahap bisa menerapkannya untuk menyelesaikan
menentukan ukuran panjang sisi belahketupat. soal.
Siswa D tidak melanjutkan pengerjaan untuk
menentukan ukuran keliling belahketupat.

1 4

Gambar 4. Jawaban soal nomor 1 dan 4 oleh siswa E dan F

Pada gambar 4, siswa E melakukan 1


adalah 2 ( + ) . Siswa F melakukan
application errors pada jawaban nomor 1 dan
application errors dengan salah menuliskan
4. Siswa E mengetahui bahwa rumus untuk
bilangan 13 sebagai tinggi trapesium, padahal
mencari keliling persegipanjang, tetapi pada
bilangan 13 merupakan ukuran panjang kaki
langkah selanjutnya siswa E menuliskan
trapesium, bukan tinggi trapesium. Akibatnya
bilangan 10 sebagai keliling, padahal bilangan
jawaban yang diberikan oleh siswa F juga
10 adalah ukuran panjang dari persegipanjang.
salah.
Sedangkan pada jawaban nomor 4, siswa F
mengetahui bahwa rumus luas trapesium

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kembali komponen-komponen soal dan


masih banyak siswa yang melakukan jawaban soal. Berdasarkan wawancara,
kesalahan dalam menyelesaikan soal tentang penyebab siswa melakukan kesalahan dalam
bangun datar segiempat. Careless error yang menuliskan kembali komponen-komponen
dilakukan siswa adalah ceroboh menuliskan soal adalah karena siswa tidak memahami soal
5
yang diberikan. Siswa tidak bisa menentukan Application errors yang dilakukan siswa
apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan adalah siswa mengetahui rumus yang benar
dari soal. Sedangkan penyebab siswa untuk menjawab soal tetapi siswa tidak bisa
melakukan kesalahan menuliskan tanda menerapkannya untuk menyelesaikan soal.
operasi dan jawaban soal adalah karena siswa Penyebab kesalahan ini karena siswa tidak
tidak teliti dan tidak memeriksa kembali menguasai prosedur menyelesaikan soal
jawaban yang telah ditulis. Kesalahan yang tentang segiempat. Akibatnya jawaban yang
sama juga diungkapkan oleh Lipianto (2013) diberikan oleh siswa menjadi salah. Manibuy
dan Avinie (2013) yaitu siswa SMP (2014) mengungkapkan salah satu kesalahan
melakukan kesalahan menuliskan apa yang yang dilakukan siswa dalam pembelajaran
diketahui dan jawaban dari soal yang berkaitan matematika adalah kesalahan dalam
dengan materi segiempat. Sedangkan menerapkan rumus untuk menyelesaikan soal.
Permatasari (2014) mengungkapkan siswa
SMP melakukan kesalahan ketika menyatakan
kembali informasi yang diberikan dalam soal KESIMPULAN DAN SARAN
tentang materi segiempat.
Bentuk concept errors yang dilakukan Hasil penelitian ini menunjukkan masih
siswa adalah siswa tidak menguasai konsep banyak siswa SMP di Kota Bima yang belum
luas, keliling, diagonal, bilangan (tambah, menguasai dan memahami materi bangun
kurang, kali, bagi, kuadrat, akar kuadrat). datar segiempat. Hal ini terlihat dari
Penyebab kesalahan adalah siswa kurang banyaknya siswa yang melakukan kesalahan
menguasai konsep luas dan keliling segiempat ketika menyelesaikan soal-soal terkait materi
serta konsep operasi bilangan. Misalnya siswa bangun datar segiempat. Kesalahan tesebut
tidak memahami konsep pengurangan dua meliputi careless errors, concept errors,
bilangan bulat. selain itu, ketika diwawancarai application errors, dan test taking errors.
siswa juga tidak bisa menunjukkan mana luas Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 7%
dan mana keliling dari segiempat. Kesalahan siswa melakukan careless errors, 59% siswa
pada konsep operasi bilangan juga melakukan concept errors, 10% siswa
diungkapkan oleh Kamsurya (2013), melakukan application errors, dan 21% siswa
Musdhalifah (2013), Arnidha (2015), dan melakukan test taking errors.
Utami (2016) yaitu siswa SMP melakukan Materi bangun datar segiempat
kesalahan dalam operasi bilangan yang merupakan materi prasyarat yang harus
menyebabkan hasil belajar matematikanya dimiliki siswa sebelum mempelajari materi di
rendah. tingkat selanjutnya. Sehingga menjadi bekal
Test taking errors yang dilakukan siswa siswa dalam menyelesaikan masalah yang
adalah siswa tidak menyelesaikan jawaban siswa hadapi di sekolah maupun di
akhir dari soal meskipun langkah sebelumnya lingkungannya. Guru harus berperan aktif
telah dilakukan dengan benar. Penyebab membantu siswa untuk memahami dan
kesalahan ini yaitu siswa tidak mengetahui menguasai konsep, sifat, dan prosedur yang
rumus yang digunakan untuk menyelesaikan berkaitan dengan bangun datar segiempat. Hal
jawaban soal. Misalnya siswa tidak ini agar siswa tidak melakukan kesalahan
mengetahui rumus untuk mencari keliling dalam menyelesaikan masalah yang
belahketupat. Hidayat (2013) mengungkapkan berhubungan dengan materi bangun datar
salah satu kesalahan yang dilakukan siswa segiempat. Dengan demikian siswa memiliki
pada materi geometri adalah siswa tidak pengetahuan yang memadai tentang bangun
memberikan jawaban lengkap dari soal yang datar segiempat dan penerapannya dalam
diberikan, sehingga menyebabkan jawaban kehidupan sehari-hari.
menjadi salah.

6
DAFTAR RUJUKAN Matematika, FMIPA UNY,
Yogyakarta, 9 November.
Arnidha, Y. 2015. Analisis Kesalahan Siswa
dalam Menyelesaikan Soal Operasi Kaur, B., dan Yoong, W. K. 2011. Assesment
Hitung Bilangan Cacah. Journal e- in Mathematics Classroom:
DuMath, 1(1). Yearbook 2011, Association of
Mathematics Educators. Singapore:
Avinie, N. F., Johan, A., dan Kurniasari, I. World Scientific Publishing Co.
2013. Analisis Perilaku Pemecahan Ptc. Ltd.
Masalah pada Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Kemdikbud. 2016. Buku Guru Matematika
Matematika Materi Segiempat untuk SMP/MTs Kelas VII (Edisi
Kelas VII SMPN 7 Surabaya. Revisi 2016). Jakarta: Pusat
Jurnal MathEdunesa, 3(2). Kurikulum dan Balitbang Kemdikbud.

Basri, H., dan Sundari. 2015. Analisis Lipianto, D., dan Budiarto, M. T. 2013.
Kesalahan Siswa SMP dalam Analisis Kesalahan Siswa dalam
Memecahkan Soal Cerita Menyelesaikan Soal yang
Segiempat. Jurnal , 1(1). Berhubungan dengan Persegi dan
Persegipanjang Berdasarkan
Calmorin, L.P., dan Calmorin, M.A. 2007. Taksonomi Solo Plus pada Kelas VII.
Research Methods and Thesis Jurnal MathEdunesa, 2(1).
Writing (Second Edition). Manila:
Rex Book Store, Inc. Manibuy, R., Mardiyana., dan Saputro, D. R.
S. 2014. Analisis Kesalahan Siswa
Fujita, T., dan Jones, K. 2007. Learners dalam Menyelesaikan Soal
Understanding the Definitions and Matematika Berdasarkan Taksonomi
Hierarchical Classification of Solo. Jurnal Elektronik Pembelajaran
Quadrilaterals. Research in Matematika, 2(9).
Mathematics Education, 9(1 &2):
3-20. Monsen, E. R., dan Horn, L. V. 2008.
Research Successful Approaches
Gravetter, F. J., dan Forzano, L. B. 2012. (Third Edition). USA: American
Research Methods for the Dietetic Association.
Behavioral Sciences (fourth
Edition). USA: Cengage Learning. Musdhalifah, U., Sutinah., dan Kurniasari, I.
2013. Analisis Kesalahan Siswa Kelas
Hidayat,B. D., Sugiarto, B., dan Pramesti, G. VII dalam Memecahkan Masalah Non
2013. Analisis Kesalahan Siswa Rutin yang Terkait dengan Bilangan
dalam Menyelesaikan Soal pada Bulat Berdasarkan Tingkat
Materi Ruang Dimensi Tiga Kemampuan Matematika di SMPN 31
Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa. Surabaya. Jurnal MathEdunesa, 3(2).
Jurnal Pendidikan Matematika
Solusi, 1(1). NCTM. 2000. Principles and Standards for
School Mathematics. United State
Kamsurya, K. S. 2013. Peningkatan Hasil of America: The National Council
Belajar Siswa Pada Materi of Teachers of Mathematics, Inc.
Operasi Bilangan Bulat melalui
Pendekatan Pembelajaran Nelson, B. S., dan Sassi, A. 2005. The
Matematika Realistik di kelas VII-1 Effective Principle: Instructional
SMP Negeri 3 Salahutu. Makalah Leadership for High-Quality
disajikan dalam Seminar Nasional Learning. New York: Teacher
Matematika dan Pendidikan College Press.
7
Kemampuan Matematika. Jurnal
Ningrum, R. W., dan Budiarto, M. T. 2016. MathEdunesa, 3(2).
Miskonsepsi Siswa SMP pada
Materi Bangun Datar Segiempat Rahayu, S. 2016. Analisis Kesalahan Siswa
dan Alternatif Mengatasinya. dalam Menyelesaikan Soal-soal
Jurnal MathEdunesa, 1(5). Kesebangunan. Jurnal e-DuMath,
2(1): 1-9.
Nolting, P. D. 2010a. Math Study Skills
Workbook (Fourth Edition): Your Utami, L. 2016. Analisis Kesulitan siswa SMP
Guide to Reducing Test Anxiety kelas VII dalam Menyelesaikan
and Improving Study Strategies. Soal Operasi Hitung Bilangan dan
USA: Cengage Learning. Solusi Pemecahannya. Makalah
disajikan dalam Konferensi
Nolting, P. D. 2002b. Winning at Math Nasional Penelitian Matematika
(Fourth Edition): Your Guide to dan Pembelajarannya (KNPMP I),
Learning Mathematics Through Universitas Muhammadiyah
Successful Study Skills. Florida: Surakarta, Surakarta, 12 Maret.
Academicv Success Press, Inc.
Wiryoatmojo, S., Muhtarom., dan Shodiqin,
Permatasari, D. I., dan Siswono, T. Y. E. 2014. A. 2013. Kesalahan Proses Berpikir
Pemahaman Siswa SMP dalam Siswa Kelas VII Sekolah Menengah
Melakukan Estimasi Luas Bangun Pertama (SMP) dalam Memecahkan
Datar Beraturan dan Tidak Masalah Matematika. Prosiding
Beraturan Ditinjau Berdasarkan SNMPM Universitas Sebelas Maret,
1(-): 103-111.

Anda mungkin juga menyukai