MOTOR BENSIN
ALI MUTASHIM A.
101711003
1-A
Energi termal diubah menjadi kerja mesin dengan uraian singkat berikut ini :
o o
Bagian posisi torak pada 60 engkol (de) setelah TMA X=R cos 60 ;
o
cos 60 =0,5 ;jadi X=0,5R
2 2
Vx = phi/4 D X=phi/ 4 D 0,5 R =0,25 VL
1. Menghitung besarnya energi termal yang diberikan oleh hasil pembakaran bahan bakar, yaitu
menggunakan persamaan:
Ebb = mf . Nkb = f . Vf . Nkb
Dimana:
Ebb = Energi temal yang diberikan oleh pembakaran bahan bakar [kJ/s = kW]
Vf = laju aliran volume bahan bakar = V/t [ 50 ml/t s atau 100ml/t s];
3
f = massa jenis bahan bakar [kg/m ];
2. Sebagian saja dari energi termal yang diubah menjadi daya poros efektif (Ne) Ne = Ps = Pe
2
rata-rata. /4 D . L . n/60 . Z . a [KJ/s = kW] atau kerja yang T1
3. Sebagian besar energi termal diantaranya : keluar dari silinder bersama sama gas buang saat katup
keluar (buang) membuka (posisi 480 derajat engkol), gambar 5.3.2.2 diserap air pendingin (fluida
pendingin) termasuk minyak pelumas dan sisanya terradiasi (memancar) melalui dinding-dinding
silinder/blok silinder. Untuk mengetahui besarnya energi tersebut, perlu dilakukan pendataan/pengukuran.
Dari data ukur ini dapat dihitung laju aliran massa air pendingin mesin (coolant)
2 2
mpd = pd . Vpd = pd . /4 . d . C = pd . /4 . d . C . Z . E . . (2 . g p/ fk . g)
Dimana :
2
m = 19,9/38,8 = 0,5129; m = 0,2631; E = 1,537
3
hg = 13,6 x 1000 = 13600 [kg/m ]
1/13600. p
-6 -3
= 785 . 396,01 .10 . 0,7864 . 1,4142 . 11,47 . 8,575 . 10 . p
= 0,034 . p [kg/s]
Energi termal yang diserap air pendingin dihitung menggunakan persamaan: Epd = mpd . Cp .
t
Energi termal yang diserap minyak pelu mas :
Energi termal yang diserap minyak pelumas sama dengan energi termal yang diteruskan ke
air pendingin minyak pelumas, yaitu :
Ep= mp . Cpp . t = Epp Epd
Dimana :
4. Untuk membakar bahan bakar diperlukan sejumlah oksigen yang diambil dari udara atmosfer sekitar.
Keperluan udara tersebut dapat diukur dengan menggunakan Orificemeter atau Anemometer.
Dari hasil pengukuran, data diolah dengan menggunakan persamaan-persamaan sebagai berikut :
a. Perbandingan udara dan bahan bakar (AFR)
Perbandingan udara dengan bahan bakar adalah sejumlah udara yang dibutuhkan untuk
pembakaran bahan bakar dengan jumlah bahan bakar yang akan dibakar. Perbandingan tersebut
bertujuan agar pembakaran bahan bakar dapat berlangsung sempurna, adapun persamaannya dapat
ditulis sebagai berikut :
AFR = mu/mf
Dimana :
AFR = Air Fuel Ratio = perbandingan udara dengan bahan bakar mu = laju
aliran massa udara [kg/s]
mf = laju aliran massa bahan bakar [kg/s]
b. Lambda ( )
Untuk membandingkan antara penggunaan udara kondisi nyata dengan penggunaan udara
kondisi teori Stoichiometric, dirumuskan dalam perhitungan yang disebut dengan istilah lambda,
yaitu sebagai berikut :
Jumlah udara sebenarnya
Laju aliran massa udara bila diukur menggunakan orificemeter dan manometer
u. / 4. d .C . Z . E . 2.g p / fk .g
.
Dimana :
-3 2 5
mu = 1,15.0,785 .(49 . 10 ) .0,61 .1.0,955.1. 2 . ( fk / Hg (10 /760). p
-3
mu = 5,534 . 10 . p (untuk dluida kerja manometer H2O)
Pemakaian bahan bakar spesifik yaitu penggunaan sejumlah bahan bakar setiap jam dibandingkan
dengan daya yang dihasilkan (daya poros yang dibangkitkan). Adapun persamaannya sebagai berikut :
Be = mf /Ps
Dimana :
Efisiensi termal yaitu perbandingan antara besarnya energi termal yang diubah menjadi daya
poros dengan besarnya energi termal yang diberikan oleh bahan bakar. Adapun persamaannya sebagai
berikut :
t = Ps / Nkb
Dimana :
t = Efisiensi termal
Nkb = Nilai kalor bawah yang diberikan oleh pembakaran bahan bakar [kJ/kg]
Energi gas buang dapat dimanfaatkan diantaranya untuk memanaskan air pada tabung kalorimeter,
menggerakkan turbin gas Turbocarjer.
Persamaan Energi : energi termal yang dilepas gas buang = energi termal yang diterima oleh air kalorimeter.
(Egbdl = Eakdtm)
mgb.Cpgb.(T1 - T3) = mkm.Cpa(T4 - T3)
III. PERALATAN PRAKTIKUM
Untuk melaksanakan kegiatan prakikum ini, alat dan perlengkapan yang diperlukan adalah :
a. Satu unit motor bensin,
Atur beban pada dinamometer yaitu pada panjang lengannya sampai besar torsi pada torquemeter di
panel sama dengan nol
Pindahkan posisi katup bahan bakar pada posisi Run
Putar kunci kontak ke arah start, atur gas putaran mesin sekitar 1000 rpm: tunggu sampai mesin cukup
panas ( selama 5 menit).
Periksa temperatur minyak pelumas dan air pendingin yang keluar mesin: kedua-duanya jangan melebihi
o
80 C.
Melakukan pencatatan data operasi mesin (diatur menurut keperluan) periksa kembali data yang diperoleh,
lakukan perhitungan seperlunya, sebelum operasi mesin dihentikan.
C. Menghentikan operasi mesin
1. Kurangi beban secara bertahap dan kurangi gas sehingga putaran menurun sampai batas minimum.
2. Setelah putaran minimum stabil, putar kunci kontak ke posisi off
3. Biarkan sistem sirkulasi air menara pendingin masih beroperasi sampai kondisi temperatur
mendekati minimum
4. Hentikan sirkulasi air menara pendingin dengan menghentikan operasi pompa dan fan menara
pendingin
5. Hentikan catu daya listrik saklar pada posisi off
Tanpa Beban
Rpm(n coolant (N.m
) Udara(MMWG) flow(cmHg) ) fuel(s) (2n/60) P[Watt](.)
2000 2.5 27 0 1:11 209,33333 0
1800 2.0 20 0 1:21 188,4 0
1600 1.5 16 0 1:33 167,46667 0
1400 1.0 14 0 1:46:03 146,53333 0
1200 0.5 12 0 2:08:01 125,6 0
1000 0.2 10 0 2:30:07 104,66667 0
Grafik Performance Engine Tanpa Beban
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5 Grafik Performance
Engine Tanpa
0.4 Beban
0.3
0.2
0.1
0
800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200
Beban 5 V
Rpm( Udara(MM coolant (N.
n) WG) flow(cmHg) m) fuel(s) (2n/60) P[Watt](.)
2000 3.0 27 2.52 1:06 209,33333 528
1800 2.5 22 2.52 1:10 188,4 475
1600 2.0 19 2.52 1:15 167,46667 422
1:22:0
1400 1.5 15 2.05 6 146,53333 300
1:28:0
1200 1.0 12 2.00 2 125,6 251,2
1:51:0
1000 0.5 10 1.70 7 104,66667 178
Grafik Pefrormance Engine Beban 5 v
600
500
400
Grafik Pefrormance Engine
Beban 5 v
300
200
100
0
800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200
Beban 10 V
Rpm( Udara(MM coolant
n) WG) flow(cmHg) m) fuel(s) (2n/60) P[Watt](.)
2000 5.0 26 12.10 0:53 209,33333 2.533
1800 4.0 20 11.30 0:54 188,4 2128,92
1600 3.5 17 11.20 0:57 167,46667 1875,63
1:05:0
1400 2.5 14 11.00 0 146,53333 1611,83
1:12:0
1200 1.5 12 10.10 8 125,6 1268,56
1:30:0
1000 0.5 9 8.85 7 104,66667 926
2,500
2,000
Grafik Performance Beban
10 v
1,500
1,000
500
0
800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, praktikan diminta agar dapat memahami prosedur penggunaan motor bensin,
dapat mengoperasikan motor bensin, kemudian melakuakan pengujain bahan bakar dan performa motor
bend\sin yang digunakan. Dan setelah praktikum dilaksanakan, terlihat bahwa Besar torsi sebanding dengan
besar beban. Apabila beban diperbesar maka torsi akan semakin besar pula sebaliknya jika beban kecil maka
torsi akan semakin kecil. Dapat dilihat juga melalui grafik bahwa, daya pada mesin berbanding lurus dengan
Torsi. Jika torsi besar maka daya yang dipunyai juga besar. Selain itu, dari praktikum pun dapat diperhatikan
bahwa pembebanan dapat mempengaruhi pemakaian udara. Semakin besar pembebanan maka semakin tinggi
pula udara yang di pakai. Besarnya Pembebanan dan torsi berbanding lurus dengan pemakaian bahan bakar. Jika
pembebanan dan torsi diperbesar maka konsumsi bahan bakar semakin banyak maka waktu untuk
pembakarannya akan semakin cepat.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan:
Apabila putaran yang dihasilkan besar dengan torsi yang dihasilkan kecil maka daya poros yang dihasilkan
besar begitu pula sebaliknya.
Pembebanan menyebabkan putaran yang mengecil sedangkan torsi semakin besar sehingga daya
poros semakin kecil.
Apabila putaran diperbesar dapat menyebabkan peningkatan torsi pada motor bensin.