Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN THERMAL

MOTOR BENSIN

ALI MUTASHIM A.
101711003
1-A

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2011
MOTOR BENSIN
I. TUJUAN

a) Memahami prosedur (tata tertib) operasi Motor bensin.

b) Melakukan pengamatan, pendataan operasi Motor bensin. c) Pengujian


konsumsi bahan bakar pada Motor bensin.
d) Pengujian Performance Motor bensin.

II. DASAR TEORI


Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe mesin pembakaran dalam yang
menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran, dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin atau
yang sejenis.
Mesin bensin berbeda dengan mesin diesel dalam metode pencampuran bahan bakar dengan udara, dan
mesin bensin selalu menggunakan penyalaan busi untuk proses pembakaran. Pada mesin diesel, hanya udara
yang dikompresikan dalam ruang bakar dan dengan sendirinya udara tersebut terpanaskan, bahan bakar
disuntikan ke dalam ruang bakar di akhir langkah kompresi untuk bercampur dengan udara yang sangat panas,
pada saat kombinasi antara jumlah udara, jumlah bahan bakar, dan temperatur dalam kondisi tepat maka
campuran udara dan bakar tersebut akan terbakar dengan sendirinya.
Pada mesin bensin, pada umumnya udara dan bahan bakar dicampur sebelum masuk ke ruang bakar, sebagian
kecil mesin bensin modern mengaplikasikan injeksi bahan bakar langsung ke silinder ruang bakar termasuk
mesin bensin 2 tak untuk mendapatkan emisi gas buang yang ramah lingkungan. Pencampuran udara dan
bahan bakar dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi, keduanya mengalami perkembangan dari sistem
manual sampai dengan penambahan sensor-sensor elektronik. Sistem Injeksi Bahan bakar di motor otto terjadi
diluar silinder, tujuannya untuk mencampur udara dengan bahan bakar seproporsional mungkin. Hal ini dsebut
EFI

Energi termal diubah menjadi kerja mesin dengan uraian singkat berikut ini :
o o
Bagian posisi torak pada 60 engkol (de) setelah TMA X=R cos 60 ;
o
cos 60 =0,5 ;jadi X=0,5R
2 2
Vx = phi/4 D X=phi/ 4 D 0,5 R =0,25 VL

1. Menghitung besarnya energi termal yang diberikan oleh hasil pembakaran bahan bakar, yaitu
menggunakan persamaan:
Ebb = mf . Nkb = f . Vf . Nkb

Dimana:

Ebb = Energi temal yang diberikan oleh pembakaran bahan bakar [kJ/s = kW]

mf = laju aliran massa bahan bakar [kg/s] = f . Vf

Vf = laju aliran volume bahan bakar = V/t [ 50 ml/t s atau 100ml/t s];
3
f = massa jenis bahan bakar [kg/m ];

Nkb = nilai kalor bawah bahan bakar [kJ/kg bb];

2. Sebagian saja dari energi termal yang diubah menjadi daya poros efektif (Ne) Ne = Ps = Pe
2
rata-rata. /4 D . L . n/60 . Z . a [KJ/s = kW] atau kerja yang T1

diteruskan = 2 n/60.T. Di mana:


Ps = Ne = Daya poros efektif [kJ/s = kW];

Pe = tekanan indikator efektif rata rata [Pa]; D = Diameter


silinder [m];
L = Panjang langkah torak (jarak TMA-TMB) [m]

n = jumlah putaran engkol tiap menit [rpm] Z = Banyaknya


silinder mesin
a = banyaknya (jumlah) pembakaran bahan bakar tiap putaran engkol
T = Momen putar (torsi) [Nm]

3. Sebagian besar energi termal diantaranya : keluar dari silinder bersama sama gas buang saat katup
keluar (buang) membuka (posisi 480 derajat engkol), gambar 5.3.2.2 diserap air pendingin (fluida
pendingin) termasuk minyak pelumas dan sisanya terradiasi (memancar) melalui dinding-dinding
silinder/blok silinder. Untuk mengetahui besarnya energi tersebut, perlu dilakukan pendataan/pengukuran.
Dari data ukur ini dapat dihitung laju aliran massa air pendingin mesin (coolant)

menggunakan persamaan sebagai berikut:

2 2
mpd = pd . Vpd = pd . /4 . d . C = pd . /4 . d . C . Z . E . . (2 . g p/ fk . g)

Dimana :

mpd = Laju aliran massa air pendingin [kg/s] d =


-3
Diameter orifice [m] = 19,9 . 10 [m] C = Koefisien dasar
orifice = 0,61
Z = Faktor koreksi saluran dan bilangan reynold = 1
2
E = Faktor pendekatan kecepatan = 1/(1-m ) . m = d/D D = Diameter
pipa/saluran = 38,8 [mm]
d = Diameter orifice = 19,9 [mm]

2
m = 19,9/38,8 = 0,5129; m = 0,2631; E = 1,537

= Kekentalan edd y (eddy viscocity) =0,95 g =


2
Percepatan grafitasi [m/s ]
h = Selisih tinggi tekanan [m]

fk = Massa jenis fluida kerja pada manometer = sg X massa jenis air

3
hg = 13,6 x 1000 = 13600 [kg/m ]

p = Selisih tekanan [mm Hg]


-3 2
mpd = 1000 . 0,785 . (19,9 . 10 ) . 0,61 .1 .1,357 . 0,95 . 2 . (105/760) .

1/13600. p

-6 -3
= 785 . 396,01 .10 . 0,7864 . 1,4142 . 11,47 . 8,575 . 10 . p

= 0,034 . p [kg/s]

Energi termal yang diserap air pendingin dihitung menggunakan persamaan: Epd = mpd . Cp .
t
Energi termal yang diserap minyak pelu mas :

Energi termal yang diserap minyak pelumas sama dengan energi termal yang diteruskan ke
air pendingin minyak pelumas, yaitu :
Ep= mp . Cpp . t = Epp Epd

Dimana :

Ep = Energi termal yang diserap minyak pelumas [kJ/s = kW]

mp = Laju aliran massa minyak pelumas [kJ/s] Cpp = Panas


o
jenis minyak pelumas [kJ/kg C]
o
t = Selisih temperatur minyak pelumas masuk dan keluar mesin [ C]

4. Untuk membakar bahan bakar diperlukan sejumlah oksigen yang diambil dari udara atmosfer sekitar.
Keperluan udara tersebut dapat diukur dengan menggunakan Orificemeter atau Anemometer.
Dari hasil pengukuran, data diolah dengan menggunakan persamaan-persamaan sebagai berikut :
a. Perbandingan udara dan bahan bakar (AFR)

Perbandingan udara dengan bahan bakar adalah sejumlah udara yang dibutuhkan untuk
pembakaran bahan bakar dengan jumlah bahan bakar yang akan dibakar. Perbandingan tersebut
bertujuan agar pembakaran bahan bakar dapat berlangsung sempurna, adapun persamaannya dapat
ditulis sebagai berikut :
AFR = mu/mf

Dimana :

AFR = Air Fuel Ratio = perbandingan udara dengan bahan bakar mu = laju
aliran massa udara [kg/s]
mf = laju aliran massa bahan bakar [kg/s]
b. Lambda ( )

Untuk membandingkan antara penggunaan udara kondisi nyata dengan penggunaan udara
kondisi teori Stoichiometric, dirumuskan dalam perhitungan yang disebut dengan istilah lambda,
yaitu sebagai berikut :
Jumlah udara sebenarnya

Jumlah udara teri stoichiometric

Laju aliran massa udara bila diukur menggunakan orificemeter dan manometer

tabung selisih tekanan, hasil pengukurannya dihitung menggunakan persamaan :


. Vu u . /4. d 2 .C
mu u
2

u. / 4. d .C . Z . E . 2.g p / fk .g
.

Dimana :

mu = Laju aliran massa udara [kg/s]


-3
d = Diameter orifice [m] = 49 . 10 [m] C =
Koefisien dasar orifice = 0,61
Z = Faktor koreksi saluran dan bilangan reynold = 1
2
E = Faktor pendekatan kecepatan = 1/(1-m ), m = d/D = 0 ; E = 1

= Kekentalan Eddy (Eddy Viscocity) = 0,955 g = Percepatan


2
gravitasi [m/s ]
h = Selisih tinggi tekan [m]
= Massa jenis fluida kerja pada manometer = sg X massa jenis air
fk
p = Selisih tekanan [mm fluida kerja manometer]

-3 2 5
mu = 1,15.0,785 .(49 . 10 ) .0,61 .1.0,955.1. 2 . ( fk / Hg (10 /760). p

-3
mu = 5,534 . 10 . p (untuk dluida kerja manometer H2O)

5. Pemakaian bahan bakar spesifik.

Pemakaian bahan bakar spesifik yaitu penggunaan sejumlah bahan bakar setiap jam dibandingkan
dengan daya yang dihasilkan (daya poros yang dibangkitkan). Adapun persamaannya sebagai berikut :
Be = mf /Ps

Dimana :

Be = pemakaian bahan bakar spesifik [kg/kW.jam]

mf = laju penggunaan bahan bakar [kg/jam] Ps = Daya


poros yang dibangkitkan [kW]
6. Efisiensi termal

Efisiensi termal yaitu perbandingan antara besarnya energi termal yang diubah menjadi daya
poros dengan besarnya energi termal yang diberikan oleh bahan bakar. Adapun persamaannya sebagai
berikut :
t = Ps / Nkb
Dimana :

t = Efisiensi termal

Ps = Daya poros [kW]

Nkb = Nilai kalor bawah yang diberikan oleh pembakaran bahan bakar [kJ/kg]

7. Pemanfaatan energi gas buang

Energi gas buang dapat dimanfaatkan diantaranya untuk memanaskan air pada tabung kalorimeter,
menggerakkan turbin gas Turbocarjer.
Persamaan Energi : energi termal yang dilepas gas buang = energi termal yang diterima oleh air kalorimeter.
(Egbdl = Eakdtm)
mgb.Cpgb.(T1 - T3) = mkm.Cpa(T4 - T3)
III. PERALATAN PRAKTIKUM

Untuk melaksanakan kegiatan prakikum ini, alat dan perlengkapan yang diperlukan adalah :
a. Satu unit motor bensin,

b. Alat ukur uji kinerja mesin bensin (engine test bed).

IV. LANGKAH PENGOPERASIAN A. Persiapan


Langkah-langkah persiapan operasi yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan alat dan perlengkapan pengujian yang perlu dilakukan.

2. Mempersiapkan mesin, meliputi : Bahan bakar


minimum dari isi penuh
Ketinggian minyak pelumas mesin: warna minyak pelumas: bila berwarna hitam pekat harus diganti
dan bila ketinggian permukaan minyak pelumas rendah perlu ditambah Ketinggian permukaan air
pendingin mesin (coolant) kira-kira isi penuh pada tangki penambah (tangki atas), jika kurang maka
perlu ditambah.
3. Sistem ventilasi ruangan

4. Keadaan air di kolam menara pendingin

5. Catu daya listrik pada panel utama (MSB)

B. Pengoperasian dan Pengamatan

Operasikan catu daya listrik

Operasikan pompa air, fan menara pendingin

Atur beban pada dinamometer yaitu pada panjang lengannya sampai besar torsi pada torquemeter di
panel sama dengan nol
Pindahkan posisi katup bahan bakar pada posisi Run

Semua lampu indikator menyala dan siap operasi

Putar kunci kontak ke arah start, atur gas putaran mesin sekitar 1000 rpm: tunggu sampai mesin cukup
panas ( selama 5 menit).
Periksa temperatur minyak pelumas dan air pendingin yang keluar mesin: kedua-duanya jangan melebihi
o
80 C.
Melakukan pencatatan data operasi mesin (diatur menurut keperluan) periksa kembali data yang diperoleh,
lakukan perhitungan seperlunya, sebelum operasi mesin dihentikan.
C. Menghentikan operasi mesin

Untuk menghentikan operasi mesin langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut :

1. Kurangi beban secara bertahap dan kurangi gas sehingga putaran menurun sampai batas minimum.
2. Setelah putaran minimum stabil, putar kunci kontak ke posisi off

3. Biarkan sistem sirkulasi air menara pendingin masih beroperasi sampai kondisi temperatur
mendekati minimum
4. Hentikan sirkulasi air menara pendingin dengan menghentikan operasi pompa dan fan menara
pendingin
5. Hentikan catu daya listrik saklar pada posisi off

D. Memeriksa kembali perlengkapan

1. Periksa perlengkapan yang digunakan dan bersihkan seperti kondisi semula

2. Simpan kembali ke tempat semula

3. Periksa kembali catatan data pengamatan, lengkapi bila ada kekurangan

V. DATA DAN ANALISA

Pengujian performance motor bensin

Tanpa Beban
Rpm(n coolant (N.m
) Udara(MMWG) flow(cmHg) ) fuel(s) (2n/60) P[Watt](.)
2000 2.5 27 0 1:11 209,33333 0
1800 2.0 20 0 1:21 188,4 0
1600 1.5 16 0 1:33 167,46667 0
1400 1.0 14 0 1:46:03 146,53333 0
1200 0.5 12 0 2:08:01 125,6 0
1000 0.2 10 0 2:30:07 104,66667 0
Grafik Performance Engine Tanpa Beban
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5 Grafik Performance
Engine Tanpa
0.4 Beban
0.3
0.2
0.1
0
800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200

Beban 5 V
Rpm( Udara(MM coolant (N.
n) WG) flow(cmHg) m) fuel(s) (2n/60) P[Watt](.)
2000 3.0 27 2.52 1:06 209,33333 528
1800 2.5 22 2.52 1:10 188,4 475
1600 2.0 19 2.52 1:15 167,46667 422
1:22:0
1400 1.5 15 2.05 6 146,53333 300
1:28:0
1200 1.0 12 2.00 2 125,6 251,2
1:51:0
1000 0.5 10 1.70 7 104,66667 178
Grafik Pefrormance Engine Beban 5 v
600

500

400
Grafik Pefrormance Engine
Beban 5 v
300

200

100

0
800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200

Beban 10 V
Rpm( Udara(MM coolant
n) WG) flow(cmHg) m) fuel(s) (2n/60) P[Watt](.)
2000 5.0 26 12.10 0:53 209,33333 2.533
1800 4.0 20 11.30 0:54 188,4 2128,92
1600 3.5 17 11.20 0:57 167,46667 1875,63
1:05:0
1400 2.5 14 11.00 0 146,53333 1611,83
1:12:0
1200 1.5 12 10.10 8 125,6 1268,56
1:30:0
1000 0.5 9 8.85 7 104,66667 926

Grafik Performance Beban 10 v


3,000

2,500

2,000
Grafik Performance Beban
10 v
1,500

1,000

500

0
800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, praktikan diminta agar dapat memahami prosedur penggunaan motor bensin,
dapat mengoperasikan motor bensin, kemudian melakuakan pengujain bahan bakar dan performa motor
bend\sin yang digunakan. Dan setelah praktikum dilaksanakan, terlihat bahwa Besar torsi sebanding dengan
besar beban. Apabila beban diperbesar maka torsi akan semakin besar pula sebaliknya jika beban kecil maka
torsi akan semakin kecil. Dapat dilihat juga melalui grafik bahwa, daya pada mesin berbanding lurus dengan
Torsi. Jika torsi besar maka daya yang dipunyai juga besar. Selain itu, dari praktikum pun dapat diperhatikan
bahwa pembebanan dapat mempengaruhi pemakaian udara. Semakin besar pembebanan maka semakin tinggi
pula udara yang di pakai. Besarnya Pembebanan dan torsi berbanding lurus dengan pemakaian bahan bakar. Jika
pembebanan dan torsi diperbesar maka konsumsi bahan bakar semakin banyak maka waktu untuk
pembakarannya akan semakin cepat.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan:
Apabila putaran yang dihasilkan besar dengan torsi yang dihasilkan kecil maka daya poros yang dihasilkan
besar begitu pula sebaliknya.
Pembebanan menyebabkan putaran yang mengecil sedangkan torsi semakin besar sehingga daya
poros semakin kecil.
Apabila putaran diperbesar dapat menyebabkan peningkatan torsi pada motor bensin.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Wiranto,A. 1996. Penggerak mula MOTOR BAKAR TORAKBandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai