Makalah Lomba Bidan Desa
Makalah Lomba Bidan Desa
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting
dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Melalui upaya
pelayanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Kondisi spesifik
geografi dan demografi mengakibatkan kurangnya sarana dan prasarana
serta tenaga pelayanan kesehatan baik dari sisi kuantitas dan kualitas. Dinas
kesehatan sebagai institusi kesehatan memiliki tanggung jawab dalam
menurunkan masalah kesehatan masyarakat, dan memiliki peran yang
sangat strategis dalam menciptakan SDM berkualitas dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh, merata,
terjangkau dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat. Peran dinas
kesehatan jadi sangat menentukan, dengan munculnya berbagai perubahan
epidemilogi penyakit, struktur demografis serta belum teratasinya beberapa
masalah gizi buruk,kesehatan maternal dan perinatal.
Kondisi ini menurut dinas kesehatan untuk memberikan pelayanan
yang lebih bermutu, terjangkau serta sesuai kebutuhan masyarakat. Tuntutan
itu akan semakin berat dalam menghadapi kondisi global yang perubahannya
semakin cepat dan serentak. Apabila tidak diikuti ketersedian dan
peningkatan kualitas petugas pelayanan kesehatan masyarakat yang
memadai, maka akan semakin berat jika tanggung jawab hanya dibebankan
pada institusi kesehatan saja tanpa melibatkan sektor lain.
Target pada tahun 2015 untuk AKI adalah 102 dari 100.000,
menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Kejadian
AKI dan AKB sebesar 359 dari 100.000.
Angka AKI di Provinsi Jawa Barat mengalami penurunan walaupun
belum signifikan yaitu pada tahun 2013 sebesar 781 mengalami penurunan
menjadi 748 kasus, sementara untuk kasus AKB pada tahun 2013 sebesar
4.306 dan di tahun 2014 sebesar 3.810 kasus.
Di Kabupaten Garut pada tahun 2013 AKB sejumlah 28 kasus, AKB
pada tahun 2013 sebesar 283 kasus dan 217 di tahun 2014, angka tersebut
2
mengalami penurunan namun hal ini masih menjadi pekerjaan besar bagi
seluruh pihak untuk bekerjasama dalam menurunkan AKI dan AKB di
Kabupaten Garut.
Diwilayah kerja Puskesmas DTP Cikajang tahun 2014 AKI 2 ( infeksi
SC Post PP+Serotinus, Infersio Uteri) kasus AKB terdapat 3 Kasus (
Prematur, BBLR Gemeli, Asfiksi). Pada tahun 2015 Kasus AKI 2 kasus (
Perdarahan post partum, inferio uteri), dan untuk AKB terdapat 4 kasus (
BBLR gemeli, hydrocepalus, asfiksia, aspirasi ASI)
BAB II
PEMBAHASAN
2. Tempat tinggal bidan desa keberadaan bidan di desa secara terus menerus
(menetap) menentukan efektifivitas pelayanannya, termasuk efektivitas
poskesdes. Selain itu, jarak tempat tinggal bidan yang menetap di desa dengan
poskesdes. Bidan yang tidak tinggal di desa dianggap tidak mungkin
melaksanakan pelayanan pertolongan persalinan di poskesdes. Untuk
mempercepat tumbuh kembang Poskesdes bidan harus selalu berada/tinggal di
desa dan lebih banyak melayani masalah kesehatan masyarakat desa setempat
3. Pengelolaan poskesdes
Pengelolaan Poskesdes yang baik akan menentukan kualitas pelayanan,
sekaligus pemanfaatan pelayanan oleh masyarakat. Kriteria pengelolaan
poskesdes yang baik antara keterlibatan masyarakat melalui wadah LPM
dalam menentukan tarif pelayanan. Tarif yang ditetapkan secara bersama,
diharapkan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk
memanfaatkan poskesdes, sehingga dapat meningkatkan cakupan dan
sekaligus dapat memuaskan semua pihak.
4. Cakupan persalinan
Tersedianya air bersih merupakan salah satu persyaratan untuk hidup sehat.
Demikian juga halnya di dalam operasional pelayanan poskesdes. Poskesdes
dianggap baik apabila telah tersedia air bersih yang dilengkapi dengan : MCK,
tersedia sumber air (sumur, pompa, PAM, dll), dan dilengkapi pula dengan saluran
pembuangan air limbah.
7. Kegiatan KIE
Untuk kelompok sasaran KIE merupakan salah satu teknologi peningkatan peran
serta masyarakat yang bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mau dan
mampu memelihara dan melaksanakan hidup sehat sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya, melalui jalinan komunikasi, informasi dan edukasi yang bersifat
praktis. Dengan keberadaan poskesdes beserta bidan ditengah-tengah masyarakat
diharapkan akan terjalin interaksi antara antara bidan dengan masyarakat. Semakin
sering bidan di desa menjalankan KIE, akan semakin mendorong masyarakat untuk
meningkatkan kualitas hidup sehatnya, termasuk di dalamnya meningkatkan
kemampuan dukun bayi sebagai mitra kerja di dalam memberikan penyuluhan
kesehatan ibu hamil.
8. Dana Sehat
Dana sehat sebagai wahana memandirikan masyarakat untuk hidup sehat, pada
gilirannya diharapkan akan mampu melestarikan berbagai jenis upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat setempat.
Suatu poskesdes dianggap baik bila masyarakat di desa binaannya telah terliput
dana sehat, sehingga diharapkan kelestarian poskesdes dapat terjamin, kepastian
untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas tak perlu dikhawatirkan lagi.
Cakupan dana sehat dianggap baik bila telah mencapai 50 %.
Salah satu program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah menurunkan kematian
dan kejadian sakit di kalangan ibu, dan untuk mempercepat penurunan angka
Kematian Ibu dan Anak adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga
kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan perinatal.
Tugas dan fungsi bidan utama bidan desa adalah memberikan pelayanan
kesehatan ibu dan anak, sebagaimana tertuang dalam SE Dirjen Binkesmas No.
492/Binkesmas/Dj/89 yang menyatakan penempatan bidan desa adalah
memberikan pelayanan ibu dan anak serta KB dalam rangka menurunkan angka
kematian ibu dan bayi serta kelahiran. Namun pada kenyataannya bidan desa
7
Bidan di desa telah melalui tingkat pendidikan kebidanan dan telah mampu dan
cakap dalam melaksanakan tugasnya sebagai bidan. Rasa malu pada
pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
cakupan pelayanan antenatal.
Masyarakat malu untuk memeriksakan dirinya terutama pada kehamilan
pertama. Pemberian bantuan tambahan gizi bagi ibu hamil merupakan daya tarik
tersendiri dalam kunjungan pelayanan antenatal dan dapat meningkatkan
kunjungan ibu.
Bidan di desa juga membuat laporan kegiatan bidan setiap bulan dan diserahkan
kepada bidan koordinasi pada saat bidan di desa melaksanakan tugasnya ke
puskesmas
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari makalah yang kami susun dapat kami simpulkan bahwa unit-unit
pelayanan kesehatan seperti puskesmas, pustu, dan poskesdes sebagai unit
terdepan. Dari ketiga unit pelayanan tersebut poskesdes merupakan unit terdepan
dan memiliki jangkauan hingga ke tengah masyarakat. Keberlangsungan pelayanan
pada poskesdes tidak terlepas dari peran bidan desa setempat
DAFTAR PUSTAKA
2. Depkes RI., 1994, Pedoman Pembinaan Teknisi Bidandi Desa, Dit. Jend.
Binkesmas, Depkes RI, Jakarta