Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN CLINICAL SKILL LAB

Colok Dubur dan Pemeriksaan Genitalia 1

CSL 2
SESI 23

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2015
PENGANTAR
Panduan clinical skill lab (CSL) 23 ini terdiri dari: Keterampilan pemeriksaan
Colok Dubur dan Pemeriksaan Genitalia. Pemeriksaan genitalia yang
dimaksud adalah Inspeksi genitalia dan pemeriksaan fisik yang berhubungan
dengan genitalia, Pada Colok dubur sesuai dengan indikasinya, bisa terdapat
pada kasus-kasus gastroenterohepatologi, urologi, dan reproduksi.
Diharapkan setelah selesai mengikuti kegiatan keterampilan klinik ini,
mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik sehubungan dengan sistem
ini secara berurutan serta mengetahui keadaan normal ataupun abnormal dari
sistem ini.
Buku panduan ini selain memuat panduan belajar langkah-langkah
melakukan pemeriksaan fisik dan ketrampilan klinik lain, juga berisi daftar tilik
sebagai lembar penilaian dari instruktur terhadap mahasiswa sebagai
penilaian akhir serta membantu dalam menilai kemajuan tingkat ketrampilan
yang dilatih.
Buku panduan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu diperlukan
banyak kritik dan saran dari pembacanya. Tak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan
penyusunan buku panduan ini.

Kupang, November 2015


COLOK DUBUR
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan colok dubur untuk prostat secara
baik, benar
dan efisien.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa :
1. Dapat melakukan persiapan penderita dengan benar
2. Dapat melakukan persiapan alat/bahan dengan benar
3. Dapat memberikan penjelasan pada penderita atau keluarganya
tentang apa yang akan dilakukan, alat yang dipakai, bagaimana
melakukan, apa manfaatnya, dan apa risiko yang mungkin terjadi.
4. Dapat menjelaskan kepada penderita atau keluarganya tentang
kerahasiaan tindakan dan hak-hak penderita, misalnya tentang hak
penderita untuk menolak tindakan yang akan dilakukan.
5. Dapat melakukan cuci tangan biasa dan asepsis dengan benar
6. Dapat memasang sarung tangan steril dengan benar, dan
melepaskannya setelah pekerjaan selesai.
7. Dapat menempatkan pasien pada posisi yang tepat
8. Dapat melakukan pemeriksaan colok dubur dengan tepat
9. Dapat melakukan pemeriksaan kelenjar prostat dengan tepat

INDIKASI
1. Retentio urine

2. Aliran urine berkurang, nocturia, urine menetes (dribbling)

3. Pemeriksaan untuk menilai traktus gastrointestinalis (Rectal Toucher)

Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi mutlak untuk melakukan rectal toucher.
Perlu hati-hati saat melakukan rectal toucher pada
- Anak-anak karena pemeriksaan dapat menyebabkan vasovagal syncope.
- Prostatitis, dapat menyebarkan infeksi.
- Hemorrhoid interna grade IV

Metode pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar

2. Ceramah

3. Diskusi

4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)

5. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor

Perlengkapan
Sarung tangan (handscoen)
K-Y Jelly
Deskripsi kegiatan
NO Kegiatan Waktu Deskripsi
1 Pengantar 5 menit Pengantar
2 Bermain Peran 30 menit 1. Mengatur posisi duduk
dan Tanya jawab mahasiswa
2. Instruktur sebagai dokter dan
menggunakan manikin,
mahasiswa lainnya
menyimak/mengamati
3. Memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk
bertanya dan instruktur
memberikan penjelasan tentang
aspek-aspek yang penting
2 Paktek bermain 50 menit 1. Mahasiswa dibagi 2 kelompok
peran dengan 2. 1 kelompok berlatih colok
umpan balik dubur, 1 lagi berlatih
pemeriksaan genitalia.
Kemudian bertukar kelompok
setelah 25 menit
3. Instruktur memberikan tema
khusus atau keluhan utama
kepada masing-masing
pasangan
4. Instruktur berkeliling untuk
mengamati proses latihan dan
melakukan proses supervise
menggunakan daftar tilik
5. Setiap mahasiswa paling sedikit
berlatih 1 kali
3 Curah 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa
pendapat/diskusi yang dirasakan mudah atau
sulit? Menanyakan bagaimana
perasaan mahasiswa yang
berperan sebagai pasien. Apa
yang dilakukan oleh dokter agar
pasien merasa nyaman
2. Instruktur menyimpulkan
dengan menjawab pertanyaan
terakhir dan memperjelas hal-
hal yang masih belum
dimengerti
Total waktu 100 menit
PENUNTUN BELAJAR
COLOK DUBUR
NO Langkah/Kegiatan NILAI
1 2 3
Medical Consent
1 Sapalah klien atau keluarganya dengan ramah dan persilahkan duduk.
Perkenalkan diri anda, serta tanyakan keadaannya.
2 Berikan informasi umum pada klien atau keluarganya tentang pemeriksaan
colok dubur, tujuan, manfaat dan resiko untuk keadaan klien.
3 Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang kerahasiaan yang
tindakan dan hasil pemeriksaan
4 Jelaskan pada klien tentang hak-hak klien atau keluarganya, misalnya
tentang hak untuk menolak tindakan pemeriksaan colok dubur.
5 Mintalah kesediaan klien untuk pemeriksaan colok dubur
Persiapan penderita dan alat/bahan
6 Periksa dan aturlah alat yang dibutuhkan
7 Mintalah penderita mengosongkan kandung kencingnya. Bila klien tidak
mampu mengosongkan kandung kencingnya sendiri, lakukan kateterisasi
urine. Kemudian bantu klien dalam posisi lithothomi.
Persiapan untuk melakukan colok dubur
8 Lakukan cuci tangan rutin
9 Pasanglah sarung tangan DDT pada kedua tangan.
Pemeriksaan colok dubur
10 Penderita berada dalam posisi lithothomi (tergantung teknik pemeriksaan lihat
gambar)

11 Lakukan inspeksi daerah perineum dan anus, perhatikan apakah ada tanda-
tanda hemorrhoid atau penonjolan/nodul, fistel (fisura ani) atau ada bekas
operasi
12 Oleskan jelly pada jari telunjuk yang menggunakan sarung tangan
13 Masukkan jari telunjuk ke anus, perlahan-lahan sentuhlah spinkter ani dan
mintalah penderita untuk bernapas seperti biasa, sambil menilai tonus
spinkter ani tersebut. Tangan yang satu berada di atas suprapubis dan
tekanlah ke arah vesica urinaria. (Bila vesica urinaria kosong, maka kedua
ujung jari dapat bertemu (terasa)
14 Doronglah jari telunjuk ke arah dalam anus sambil menilai ampulla dan
dinding rectum apakah dalam keadaan kosong/ada massa feses, terdapat
tumor/hemorrhoid, atau adanya batu urethra (pars prostatica).
15 Tempatkanlah jari telunjuk pada jam 12, untuk meraba kelenjar prostat pada
posisi lithothomi. (Kelenjar prostat teraba pada posisi jam 12.)
16 Raba massa tersebut, dan nilai hal-hal berikut:
Permukaannya atau keadaan mucosa rektum pada prostate,
Pembesarannya : pole atas bisa/tidak teraba dan penonjolannya kedalam
rectum,
Konsistensi : kenyal, keras, atau lembut,
Simetris atau tidak,
Berbenjol-benjol atau tidak,
Terfiksir atau tidak,
Nyeri tekan atau tidak,
Adanya krepitasi (batu prostat) atau tidak

17 Keluarkan jari tangan dengan sedikit melengkungkan ujung jari, dan


periksalah apakah ada darah, lendir dan feses pada sarung tangan
Melepas sarung tangan
18 Bersihkan sarung tangan dengan air mengalir gosokkan tangan untuk
membersihkan bercak-bercak darah atau cairan tubuh lainnya yang
menempel pada sarung tangan. Kemudian sarung tangan dibuka lalu
dimasukkan kedalam baskom berisi larutan khlorin 0,5%, atau ke tempat
sampah medis.
19 Lakukan cuci tangan asepsis
20 Lakukan perpisahan dengan pasien
21 Melaporkan hasil pemeriksaan:
Contoh laporan pemeriksaan Rectal Toucher.
Rectal toucher: Perianal dan perineum tidak meradang, tidak tampak massa
tumor, Sfingter ani mencekik, mukosa licin, ampula kosong, tak teraba massa
tumor, tak teraba penonjolan prostat kearah rektum, tidak terasa nyeri.
Handscoen: Tak ada feses, tak ada darah, tak ada lendir.

Referensi :
1. Nicholas J. Talley. How to Do and Interpret a Rectal Examination in
Gastroenterologi. Am J Gastroenterology 2008;103:820822.
2. Roslyn Davies. Clinical Guidelines for Digital Rectal Examination,
Manual Removal of Faeces and Insertion of Suppositories
/Enemas for Adult Care only. NHS South Gloucestershire July 2010.
3. Cathy Popadiuk, Madge Pottle, Vernon Curran. Teaching Digital
Rectal Examinations to Medical Students: An Evaluation Study of
Teaching Methods. Academic medicine, vol. 77, no. 11 / november
2002.
SKILLS LAB PEMERIKSAAN GENITALIA EKSTERNAL PRIA
Modul ini dibuat untuk para mahasiswa untuk mencapai kemampuan tertentu
di dalam pemeriksaan fisik genitalia eksterna pria. Dengan mempelajari
modul ini mahasiswa diharapkan akan mempunyai kemampuan :

Tujuan Pembelajaran Umum


Mahasiswa mampu untuk Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan fisik
genitalia eksterna pria dan melakukan keterampilan pemeriksaannya

Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan dari pemeriksaan
2. Menginformasikan kepada pasien agar melakukan apa yang
diinstruksikan oleh pemeriksa
3. Mempersiapkan pasien tidur telentang
4. Berdiri di samping kanan pasien
5. Menyuruh pasien membuka pakaian yang menutupi genitalianya
6. Menyuruh pasien agar rileks dan mengajak pasien berbicara.
7. Melakukan pemeriksaan inspeksi pada alat genitalia pria
PEMERIKSAAN GENITALIA EXTERNAL PRIA

NILAI
NO Langkah/Kegiatan
1 2 3
Persiapan umum
1 Memberikan salam pembuka saling memperkenalkan diri
2 Menginformasikan kepada pasien tentang pemeriksaan yang
akan dilakukan
3 Berdiri di sisi kanan pasien
4 Meminta pasien untuk berbaring dengan posisi telentang
5 Meminta pasien untuk membuka pakaian
6 Membuat pasien dalam posisi relaks dan mengajak bicara
7 Memakai handscoen steril

Inspeksi
8 Melakukan penilaian kulit dan rambut disekitar genitalia:
a. adanya lesi/perubahan warna
b. pembengkakan
c. pertumbuhan rambut merata
9 Penis:
a. pasien telah sirkumsisi atau belum
b. ukuran penis dan skrotum (bandingkan kiri dan kanan)
c. adanya lesi: warna kemerahan, kondiloma akuminata,
herpes, chancre, balanitis, karsinoma
d. bentuk penis (phimosis)
10 Meatus eksternal uretra
a. letak muara eksternal (normalnya terletak ditengah gland
penis)
b. adanya cairan abnormal yang keluar dari muara
(discharge)
11 Skrotum
a. adanya lesi/perubahan warna: epididymitis akut, varicous
vein
b. pembengkakan : hydrocele
c. memeriksa bagian posterior skrotum
Palpasi
12 Palpasi sepanjang korpus penis, pada bagian ventral, sepanjang
corpus spongiosum dari penoskrotal junction menuju meatus,
pada bagian middorsal, diatas septum interkorporeal, pada
bagian lateral, diatas kedua korpus kavernosum, rasakan
adanya nodul dan plak.
13 Menekan glans penis anteroposterior menggunakan ibu jari dan
telunjuk untuk membuka dan memeriksa urethra terminal.
14 Menampung discharge yang keluar dari urethra untuk
pemeriksaan laboratorium
15 Meregangkan kulit skrotum diantara jari-jari untuk menilai
dinding skrotum
16 Inspeksi skrotum, menilai adanya edema, kista, hematoma,
laserasi, dan ulkus.
17 Melakukan transiluminasi untuk menyingkirkan kemungkinan
adanya hernia skrotalis, dan untuk menilai isi skrotum.
18 Membandingkan kedua testis secara simultan dengan palpasi
keduanya menggunakan ibu jari dan telunjuk. Menilai ukuran,
bentuk, konsistensi dan sensitivitas terhadap tekanan
19 Melokalisasi epididimis dengan palpasi testis secara perlahan,
temukan bagian bergerigi dan nodul lembut dimulai dari pole
atas testis menerus ke pole bawah, membandingkan kedua
epididimis berdasarkan komponen kepala, badan dan ekornya.
Menilai apakah terdapat tumor dan nyeri tekan.
Membandingkan kedua funiculus spermaticus secara simultan
dengan palpasi pada leher skrotum. Vas deferens normal teraba
seperti tali cambuk yang keras dan dapat dibedakan dengan
struktur lainnya seperti saraf, arteri, dan serat m.kremaster.
Menilai apakah funikulus positif, adakah massa dan nyeri tekan.
20 Melakukan pemeriksaan limfonodi inguinal dan femoral untuk
menilai pembesaran nnll.
21 Pemeriksaan selesai, melepas handscoen dan membantu
pasien merapikan kembali posisinya

Anda mungkin juga menyukai