Anda di halaman 1dari 15

CHEST TUBE WATER SEALED DRAINAGE (CT-WSD)

Pengertian:
Suatu sistem drainage yang menggunakan water seal (air berfungsi sebagai katup) untuk
mengalirkan udara atau cairan dari kavum pleura.

Tujuan Tindakan:
1. Untuk mengalirkan udara atau cairan keluar dari rongga pleura untuk mempertahankan
tekanan negatif rongga tersebut.
2. Dalam keadaan normal rongga pleura hanya mengandung 10-20 cc cairan pleura tanpa adanya
udara, dan tekanannya adalah negatif.
3. Untuk tujuan follow up penyakit.

Tujuan pembelajaran :

Setelah pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :

1. Mampu melakukan tindakan pemasangan WSD


2. Mampu menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk tindakan pemasangan WSD

Media dan alat pembelajaran:

1. Buku panduan peserta skill lab sistim emergensi dan traumatologi


2. Video dan slide torakostomi jarum
3. Boneka manikin
4. Meja atau tempat instrumen
5. Sarung tangan
6. Larutan desinfektan (alcohol, povidon iodine) dan kapas
7. Spoit 12 cc cc 2 buah
8. Lidokain 2 %
9. Klem
10. Scapel
11. Botol WSD

Penuntun CSL
12. Kateter IV polyurethane protective ukuran 12 sampai 14 2 buah
13. Gause steril atau pembalut steril
14. Cairan nacl 0,9 % steril
15. Wastafel untuk cuci tangan dan sabun antiseptic.

Indikasi pemasangan WSD


1. Homothoraks dan Efusi Pleura
2. Pneumothoraks spontan (>25%)
3. Pneumothoraks < 20% yang akan dipasang ventilator, atau yang klinisnya makin memberat,
atau dengan penyakit paru yang mendasarinya.
4. Pneumothoraks residif
5. Hematopneumothoraks
6. Empyema thoraks
7. Hydrothoraks yang tidak dapat diatasi dengan pungsi
8. Penderita yang akan dilakukan bedside Pleurodesis
9. Tension pneumothoraks

Kontraindikasi pemasangan WSD:


1. Kontraindikasi mutlak tidak ada
2. Adanya penyakit kelainan pembekuan darah
3. Infeksi pada tempat pemasangan
4. Dinding dada tidak dapat diakses karena sesuatu hal (tertutup oleh
tumor)

Macam macam sistem WSD:


Sistem 1 botol
Merupakan sistem yang paling sederhana
Botol berfungsi sebagai penampung dan water seal
Drainase berdasarkan adanya grafitasi
Umumnya digunakan untuk pneumothoraks

Penuntun CSL
Sistem 2 botol
Botol pertama sebagai penampung/drainase
Botol ke dua sebagai water seal
Keuntungan water seal tetap pada satu level
Dapat dihubungkan dengan suction control

Sistem 3 botol
Botol pertama sebagai penampung/drainase
Botol kedua sebagai water seal
Botol ketiga sebagai suction kontrol,
tekanan dikontrol dgn manometer.

TEHNIK PEMASANGAN:
Tehnik operasi
1. Tehnik Tajam: Dengan menggunakan trokar (sudah jarang digunakankarena komplikasinya)
2. Tehnik Blunt Disection

Deskripsi kegiatan torakostomi jarum

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 5 menit 1. Perkenalan, mengatur posisi duduk mahasiswa

2. Penjelasan singkat tentang prosedur kerja, peran


masing-masing mahasiswa dan alokasi waktu.

2. Demonstrasi singkat 5 menit 1. Seluruh mahasiswa melihat demonstrasi tindakan


pemasangan WSD oleh instruktur pada model
tindakan pemasangan
WSD 2. Diskusi singkat bila ada yang tidak dimengerti.

3. Praktek tindakan 10 menit 1. Satu orang mahasiswa sebagai asisten membantu


menyiapkan seluruh perlengkapan tindakan
Pemasangan WSD

Penuntun CSL
torakostomi jarum Satu orang mahasiswa
mempraktekkan tindakan torakostomi jarum.
Mahasiswa lainnya menyimak dan mengoreksi bila
ada yang kurang.

2. Instruktur memperhatikan dan memberikan


bimbingan bila mahasiswa kurang sempurna
melakukan praktek.

3. Iinstruktur berkeliling diantara mahasiswa dan


melakukan supervisi menggunakan ceklis/daftar tilik.

4. Diskusi 10 menit 1. Diskusi tentang kesan mahasiswa terhadap praktek


tindakan torakostomi jarum: apa yang dirasa mudah,
apa yang sulit.

2. Mahasiswa memberikan saran atau koreksi tentang


jalannya praktek hari itu. Instruktur mendengar dan
memberikan jawaban.

3. Instruktur mejelaskan penilaian umum tentang


jalannya praktek tindakan Pemasangan WSD: apakah
secara umum berjalan baik, apakah ada sebagaian
mahasiswa yang masih kurang. Bila perlu
mengumumkan hasil masing-masing mahasiswa.

Total waktu 30 menit

Pemasangan WSD
Langkah Kegiatan Keterangan
1. Pasien dalam keadaan posisi duduk (+ 45 ).
2. Dilakukan desinfeksi dan penutupan lapangan tempat penyayatan dengan
doek steril.

Penuntun CSL
3. Dilakukan anestesi setempat dengan lidocain 2% secara infiltrasi pada
daerah kulit sampai pleura.
4. Tempat yang akan dipasang drain adalah :
- Linea axillaris depan, pada ICS IX- X.
- Linea medio-clavicularis (MCL) pada ICS II-III.
- Linea axilaris anterior pada ICS V-VI.
5. Dibuat sayatan kulit sepanjang 2 cm sampai jaringan bawah kulit.
6. Dipasang jahitan penahan secara matras vertikal miring dengan side 0.1.
7. Dengan gunting berujung lengkung atau klem tumpul lengkung, jaringan
bawah kulit dibebaskan sampai pleura, dengan secara pelan pleura ditembus
hingga terdengar suara hisapan, berarti pleura parietalis sudah terbuka, jari
dimasukan untuk membebaskan adhesi yang ada dan untuk memastikan
bahwa sudah sampai ke cavum pleura.

Catatan : Pada hematothoraks darah akan segera menyemprot keluar, pada


pneumothoraks, udara yang keluar . Cairan yang keluar diambil dgn spuit
untuk pemeriksaan analisa dan sitologi cairan pleura.

8. Drain dengan trocarnya dimasukkan melalui lobang kulit tersebut kearah


cranial lateral. Bila memakai drain tanpa trocar, maka ujung drain dijepit
dengan klem tumpul, untuk memudahkan mengarahkan drain.
9. Harus diperiksa terlebih dahulu, apakah pada drain sudah cukup dibuat atau
terdapat lobang-lobang samping yang panjangnya kira-kira dari jarak apex
sampai lobang kulit, duapertinganya.
10. Drain kemudian didorong masuk sambil diputar sedikit kearah lateral
sampai ujungnya kira-kira ada dibawah apex paru (untuk pneumothoraks),
drain diarahkan ke posterobasal bila yang akan dikeluarkan adalah
hydrothoraks.
11. Setelah drain pada posisi, maka diikat dengan benang pengikat berputar
ganda, diakhiri dengan simpul hidup.
12. Sebelum pipa drainage dihubungkan dengan sistem botol penampung,

Penuntun CSL
maka harus diklem dahulu.
13. Bekas daerah sayatan diolesi dengan salep antibiotika sekaligus untuk
membuat keadaan kedap udara pada tempat tersebut.
14. Tutup luka opersai dengan kasa steril, difiksasi dengan plester lebar pada
dinding dada.

TORAKOTOMI DENGAN JARUM

Penuntun CSL
(needle thoracocenthesis)

Pengertian

Melakukan penusukan pada dinding dada di interkostal dua dengan maksud mengeluarkan udara
di pleura pada kasus tension pneumotoraks

Tujuan tindakan :

1. Untuk mengalirkan udara keluar dari rongga pleura untuk mempertahankan tekanan negatif
rongga tersebut.
2. Dalam keadaan normal rongga pleura hanya mengandung 10-20 cc cairan pleura tanpa adanya
udara, dan tekanannya adalah negatif.

Tujuan pembelajaran :

Setelah pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :

1. Mampu melakukan tindakan penusukan jarum di interkostal dua


2. Mampu menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk tindakan torakostomi jarum

Media dan alat pembelajaran:

1. Buku panduan peserta skill lab sistim emergensi dan traumatology


2. Video dan slide torakostomi jarum
3. Boneka manikin
4. Meja atau tempat instrumen
5. Sarung tangan
6. Larutan desinfektan (alcohol, povidon iodine) dan kapas
7. Spoit 12 cc cc 2 buah
8. Lidokain 2 %
9. Kateter IV polyurethane protective ukuran 12 sampai 14 2 buah
10. Gause steril atau pembalut steril
11. Cairan nacl 0,9 % steril

Penuntun CSL
12. Wastafel untuk cuci tangan dan sabun antiseptic.

Indikasi

Pada kasus tension pneumotoraks.

Metode Pembelajaran

Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar

Deskripsi kegiatan torakostomi jarum

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 5 menit 1. Perkenalan, mengatur posisi duduk mahasiswa

2. Penjelasan singkat tentang prosedur kerja, peran


masing-masing mahasiswa dan alokasi waktu.

2. Demonstrasi singkat 5 menit 1. Seluruh mahasiswa melihat demonstrasi tindakan


torakostomi jarum oleh Instruktur pada model
tindakan torakostomi
jarum oleh Instruktur. 2. Diskusi singkat bila ada yang tidak dimengerti.

3. Praktek tindakan 10 menit 1. Satu orang mahasiswa sebagai asisten membantu


menyiapkan seluruh perlengkapan tindakan
torakostomi jarum
torakostomi jarum Satu orang mahasiswa
mempraktekkan tindakan torakostomi jarum.
Mahasiswa lainnya menyimak dan mengoreksi bila
ada yang kurang.

2. Instruktur memperhatikan dan memberikan


bimbingan bila mahasiswa kurang sempurna
melakukan praktek.

3. Iinstruktur berkeliling diantara mahasiswa dan


melakukan supervisi menggunakan ceklis/daftar tilik.

Penuntun CSL
4. Diskusi 10 menit 1. Diskusi tentang kesan mahasiswa terhadap praktek
tindakan torakostomi jarum: apa yang dirasa mudah,
apa yang sulit.

2. Mahasiswa memberikan saran atau koreksi tentang


jalannya praktek hari itu. Instruktur mendengar dan
memberikan jawaban.

3. Instruktur mejelaskan penilaian umum tentang


jalannya praktek tindakan torakostomi jarum: apakah
secara umum berjalan baik, apakah ada sebagaian
mahasiswa yang masih kurang. Bila perlu
mengumumkan hasil masing-masing mahasiswa.

Total waktu 30 menit

PENUNTUN BELAJAR

KETERAMPILAN TORAKOSTOMI JARUM

Penuntun CSL
Langkah-langkah/Kegiatan Keterangan

Persiapan awal prapemasangan

1. Periksa semua kelengkapan alat

2. Pasang kateter IV ukuran 14 pada spoit 12 cc yang telah

diisi air kira-kira 5 ml.

Tindakan torakostomi jarum

3. Desinfeksi daerah dada yang akan ditusuk dengan antiseptik

4. Identifikasi daerah sela iga dua di daerah pertengahan

clavicula. Bila pasien sadar bisa disuntikkan anestesi local.

5. Tusukkan jarum yang telah dihubungkan dengan spoit di

bagian atas dari kosta tiga hingga a

6. Evaluasi ulang pernapasan pasien, apakah ada perbaikan atau

Tidak.

Pemeriksaan Psoas dan Blumberg Sign

Pengertian

Penuntun CSL
Melakukan pemeriksaan pada daerah abdomen dengan keluhan nyeri untuk menegakan diagnosis
penyakit.

Tujuan tindakan :

1. Untuk membantu mendiagnosis pasien yang dicurigai menderita apendiksitis akut.


2. Menyingkirkan diferensial diagnosis dari nyeri perut kanan bawah

Tujuan pembelajaran :

Setelah pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :

1. Mampu melakukan pemeriksaan fisik psoas dan blumberg sign dengan baik

Media dan alat pembelajaran:

1. Wastafel untuk cuci tangan dan sabun antiseptic.


2. Probandus atau orang coba atau manikin
3. Penuntun CSL
4. Video

Indikasi

Pada kasus nyeri perut kanan bawah.

Metode Pembelajaran

Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar

Deskripsi kegiatan

Kegiatan Waktu Deskripsi

Penuntun CSL
1. Pengantar 5 menit 1. Perkenalan, mengatur posisi duduk mahasiswa

2. Penjelasan singkat tentang prosedur kerja, peran


masing-masing mahasiswa dan alokasi waktu.

2. Demonstrasi singkat 5 menit 1. Seluruh mahasiswa melihat demonstrasi tindakan


oleh Instruktur pada model
tindakan torakostomi
jarum oleh Instruktur. 2. Diskusi singkat bila ada yang tidak dimengerti.

3. Praktek tindakan 10 menit 1. Satu orang mahasiswa sebagai asisten membantu


menyiapkan seluruh perlengkapan tindakan
torakostomi jarum
torakostomi jarum Satu orang mahasiswa
mempraktekkan tindakan torakostomi jarum.
Mahasiswa lainnya menyimak dan mengoreksi bila
ada yang kurang.

2. Instruktur memperhatikan dan memberikan


bimbingan bila mahasiswa kurang sempurna
melakukan praktek.

3. Iinstruktur berkeliling diantara mahasiswa dan


melakukan supervisi menggunakan ceklis/daftar tilik.

4. Diskusi 10 menit 1. Diskusi tentang kesan mahasiswa terhadap praktek


tindakan yang dilakukan : apa yang dirasa mudah,
apa yang sulit.

2. Mahasiswa memberikan saran atau koreksi tentang


jalannya praktek hari itu. Instruktur mendengar dan
memberikan jawaban.

3. Instruktur mejelaskan penilaian umum tentang


jalannya praktek tindakan torakostomi jarum: apakah
secara umum berjalan baik, apakah ada sebagaian
mahasiswa yang masih kurang. Bila perlu

Penuntun CSL
mengumumkan hasil masing-masing mahasiswa.

Total waktu 30 menit

Keterampilan Pemeriksaan fisik khusus Psoas sign dan obturator sign

Langkah Langkah Kegiatan

1. Memberikan penjelasan pemeriksaan yang dilakukan kepada pasien dan meminta


persetujuan pasien

2. Meminta pasien untuk membuka pakaian dan berbaring dengan posisi terlentang

3. Melakukan cuci tangan rutin

4. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien, lakukan pemeriksaan fisik abdomen


secara keseluruhan
5 Tanda Psoas

Letakkan tangan kanan pada lutut kanan penderita dan perintahkan penderita untuk
mengangkat kaki dan paha melawan tangan anda. Atau perintahkan pasien untuk
tidur dengan sisi kiri dan ektensikan tungkai pada sendi coxae. Fleksi kaki pada
sendi coxae akan mengkontraksikan M. psoas. Adanya nyeri perut dengan maneuver
ini dikenal dengan Psoas sign positif, yang menyokong adanya iritasi otot psoas oleh
appendix yang sedang inflamasi.

6 Tanda Obturator

Penuntun CSL
Fleksikan kaki pasien pada artikulatio coxae kanan dan sendi lutut . Kemudian
rotasikan kearah dalam (internal rotasi) pada sendi coxae. Nyeri pada hypogastrica
kanan, menandakan tanda obturator positif. Ini menyokong adanya iritasi pada otot
obturator.

7. Lakukan pemeriksaan fisik khusus lain terkait gejala penyakit

8. Minta pasien untuk mengenakan kembali pakaian, lakukan cuci tangan rutin

9. Jelaskan hasil pemeriksaan yang ditemukan serta rencana tindak lanjut yang
diperlukan

Penuntun CSL
Penuntun CSL

Anda mungkin juga menyukai