KETERAMPILAN KLINIK
SISTEM
GAWAT DARURAT DAN TRAUMATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
Buku Pegangan Mahasiswa
Hanya untuk Dipinjamkan
DAFTAR ISI
Indikasi
Dilakukan pada`penderita gagal napas
Metode Pembelajaran
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar
Deskripsi kegiatan pengelolaan jalan napas
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit 1. Perkenalan, mengatur posisi duduk
mahasiswa
2. Penjelasan singkat tentang prosedur kerja,
peran masing-masing mahasiswa dan
alokasi waktu.
3. Setiap memulai tindakan pemberian napas
bantu diawali dengan ucapan Basmalah
dan diakhiri dengan ucapan Hamdalah
2. Demonstrasi singkat 10 menit 1. Seluruh mahasiswa melihat demonstrasi
tentang cara cara Pemberian napas bantu oleh
pemberian napas Instruktur pada model
bantu oleh instruktur. 2. Diskusi singkat bila ada yang kurang
dimengerti.
3. Praktek cara 10 menit 1. Satu orang mahasiswa sebagai asisten
pemberian napas membantu menyiapkan seluruh alat.
bantu. Satuorang mahasiswa mempraktekkan
carapemberian napas bantu. Mahasiswa
lainnya menyimak dan mengoreksi bila ada
yang kurang.
PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN PEMBERIAN NAPAS BANTU
SKDI 2012 : Kompetensi 4A
Langkah-langkah/Kegiatan Keterangan
Persiapan awal
Periksa semua kelengkapan alat
Ventilasi bag-valve-mask
1. Pilih ukuran masker yang cocok dengan wajah penderita
2. Hubungkan selang oksigen dengan alat bag-valve-mask
dan atur aliran oksigen sampai 12 L/menit.
3. Pastikan jalan napas penderita bebas dan tetap
dipertahankan dengan teknik yang telah dijelaskan pada
bab lain.
4. Pasang pipa orofaring
5. Tangan kiri memegang masker sedemikian rupa sehingga
masker rapat ke wajah penderita dan pastikan tidak ada
udara yang keluar dari sisi masker pada saat bag dipompa.
Tangan kanan memegang bag dan memompa sampai
dada penderita (boneka) terlihat mengembang.
6. Bila dilakukan oleh dua orang : satu orang memegang
masker dengan kedua tangan dan satu orang lagi
memegang bag (kantong) dan memompa dengan kedua
tangan.
7. Kecukupan ventilasi dinilai dengan melihat gerakan dada
penderita (boneka).
8. Ventilasi diberikan tiap 5 detik.
.......................................
PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN INTUBASI OROTRAKEA
Intubasi orotrakea
1. Persiapan alat memulai intubasi dengan STATICS :
Scope, Tube (ETT), Airway devices, Tape (plester),
Introducer (stylet), Connector, Suction.
2. Pasikan bahwa jalan napas tetap bebas dan oksigenasi
tetap berjalan.
3. Bila penderita sementara diberikan napas bantu dengan
bag-valve-mask, berikan preoksigenasi yang cukup
sebelum dilakukan intubasi.
4. Kembangkan pipa endotrakea untuk memastikan bahwa
balon tidak bocor. Bila tidak bocor dikempiskan kembali
5. Sambungkan daun laringoskop pada pemegangnya
kemudian periksa terangnya lampu.
6. Pegang laringoskop dengan tangan kiri.
7. bila terpasang pipa orofaring sebelumnya, maka segera
dilepaskan
8. Masukkan laringoskop pada bagian kanan mulut penderita
dan menggeser lidah ke sebelah kiri.
9. Secara visual identifikasi epiglottis kemudian pita suara.
10. Dengan hati-hati masukkan pipa endotrakea ke dalam
trakea tanpa menekan gigi atau jaringan di mulut.
11. Kembangkan balon dengan udara dari spoit secukupnya
sampai tidak terdengar udara dari sela pipa endotrakea
dan trakea.
12. Sambungkan pipa endotrakea dengan bag-valve
kemudian pompa sambil melihat pengembangan dada.
Langkah-langkah intubasi
KRIKOTIROIDOTOMI
(video session)
SKDI 2012 : Kompetensi 2
Pengertian
Melakukan penusukan pada membrana krikotiroid dengan jarum berukuran
besar sebagai jalan pintas untuk melakukan oksigenasi dan ventilasi pada
penderita gagal napas akibat sumbatan jalan napas atas.
Tujuan pembelajaran :
Setelah pembelajaran ini mahasiswa diharapkan melihat :
1. Tindakan penusukan di membran krikotiroid
2. Mampu menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk tindakan
krikotiroidotomi
3. Tindakan penangan jalan napas darurat pasca penusukan membrana
krikotiroid
Indikasi
1. Bila ada sumbatan jalan napas atas yang nyata
2. Bila usaha memberikan napas bantu (ventilasi ) dengan bag-valve-mask
gagal dilakukan.
Metode Pembelajaran
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar
PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN KRIKOTIROIDOTOMI
Langkah-langkah/Kegiatan Keterangan
Persiapan awal prapemasangan
1. Periksa semua kelengkapan alat
Hubungkan selang oksigen dengan salah satu lubang
pipa Y dan pastikan oksigen mengalir dengan lancar
melalui selangnya
2. Pasang kateter IV ukuran 14 pada spoit 12 cc
Tindakan krikotiroidotomi
3. Desinfeksi daerah leher dengan antiseptik
4. Palpasi membrana krikotiroid, sebelah anterior antara
kertilago tiroid dan krikoid. Pegang trakea dengan ibu jari
dan telunjuk dengan tangan kiri agar trakea tidak
bergerak ke lateral pada waktu prosedur.
5. Dengan tangan yang lain (kanan) tusuk kulit pada garis
tengah (midline) di atas membran krikoidea dengan
jarum besar ukuran 12 sampai 14 yang telah dipasang
pada semprit. Untuk memudahkan masuknya jarum
maka dapat dilakukan incisi kecil di tempat yang akan
ditusuk dengan pisau ukuran 11.
6. Arahkan jarum dengan sudut 45 ke arah kaudal,
kemudian dengan hati-hati tusukkan jarum sambil
mengisap semprit.
Bila teraspirasi udara atau tampak gelembung udara
pada semprit yang terisi aquades menunjukkan
masuknya jarum ke dalam lumen trakea.
7. Lepas semprit dengan kateter IV, kemudian tarik
mandrin sambil dengan lembut mendorong kateter ke
arah bawah.
Tension Pneumothoraks
Sumber : ATLS Edisi 10
Tujuan pembelajaran :
Setelah pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mampu melakukan tindakan penusukan jarum di interkostal empat atau
lima pada orang dewasa dan interkostal dua pada anak
2. Mampu menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk tindakan
torakostomi jarum
7. Spoit 10 cc 1 buah
8. Lidokain 2 %
9. Kateter IV polyurethane protective ukuran 12 sampai 14 1 buah
10. Gause steril atau pembalut steril
11. Cairan nacl 0,9 % steril atau aquades
12. Wastafel untuk cuci tangan dan sabun antiseptic.
Indikasi
Pada kasus tension pneumotoraks.
Metode Pembelajaran
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar
Deskripsi kegiatan torakostomi jarum
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit 1. Perkenalan, mengatur posisi duduk
Mahasiswa
2. Penjelasan singkat tentang
prosedur kerja, peran masing-
masing mahasiswa dan alokasi
waktu.
3. Setiap memulai tindakan needle
thoracosintesis diawali dengan
ucapan Basmalah dan diakhiri
dengan ucapan Hamdalah
2. Demonstrasi singkat 5 menit 1. Seluruh mahasiswa melihat
tentang demonstrasi tindakan torakostomi
tindakantorakostomi jarum oleh Instruktur oleh
jarum oleh Instruktur. instruktur pada model
2. Diskusi singkat bila ada yang
kurang
dimengerti.
3. Praktek tindakan 10 menit 1. Satu orang mahasiswa sebagai
torakostomi jarum asisten membantu menyiapkan
PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN TORAKOSTOMI JARUM
Langkah-langkah/Kegiatan Keterangan
Persiapan awal prapemasangan
1. Periksa semua kelengkapan alat
2. Pasang kateter IV ukuran 14 pada spoit 10 cc
yang telah diisi NaCl 0.9% atau aquades kira-kira 3
ml.
Tindakan torakostomi jarum
3. Desinfeksi daerah dada yang akan ditusuk dengan
antiseptik
4. Pada pasien orang dewasa dilakukan identifikasi
interkostal 4 atau 5 di daerah anterior dari garis mid
axilaris sedangkan pada pasien anak identifikasi
daerah interkostal 2 pada garis mid clavicula. Bila
pasien sadar bisa disuntikkan anestesi local.
5. Tusukkan jarum yang telah dihubungkan dengan
spoit setelah identifikasi landmark secara tegak
lurus mengarah kedaerah interkostal hingga keluar
udara ditandai dengan adanya gelembung pada
air di spoit.
6. Lepaskan spoit 10 cc disertai dengan mandrain
dari kateter IV hingga terdengar suara mendesis
menandakan keluarnya udara dari rongga pleura
dan dorong kateter IV lebih jauh kedalam rongga
pleura.
7. Evaluasi ulang pernapasan pasien, apakah ada
perbaikan atau tidak kemudian persiapkan untuk
pemasangan chest tube.
Lokasi landmark penusukan jarum dekompresi pada pasien dewasa dan pasien anak
Indikasi
Dilakukan pada`penderita henti napas dan atau henti jantung apapun
sebabnya.
Metode Pembelajaran
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar
PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN RESUSITASI JANTUNG PARU
Langkah-langkah/Kegiatan Keterangan
Persiapan awal
Periksa semua kelengkapan alat
Tindakan oleh satu orang penolong
1. Atur posisi pasien dan letakkan pada dasar yang keras.
2. Pada korban tidak sadar pastikan penderita tidak sadar
dengan cara memanggil, menepuk punggung,
menggoyang atau mencubit.
3. Minta segera pertolongan dengan cara berteriak tanpa
meninggalkan pasien.
4. Raba denyut karotis (evaluasi tidak lebih dari 10 detik)
5. Bila tidak teraba saat evaluasi denyut karotis segera
lakukan pijatan jantung dari luar 30 kali pada titik tumpu
yaitu 2 jari diatas processus xyphoideus.
6. Letakkan satu tangan pada titik tekan, tangan lain di atas
punggung tangan pertama.
7. Kedua lengan lurus dan tegak lurus pada sternum. Kedua
lutut penolong merapat, lutut menempel bahu korban.
8. Tekan ke bawah 5 - 6 cm pada orang dewasa , dengan
cara menjatuhkan berat badan ke sternum korban .
9. Kompresi secara ritmik & teratur sedikitnya100 – 120
kali/menit
10. Buka dan bebaskan jalan napas dengan tekhnik Head tilt,
chin lift atau Jaw trust ( hati-hati pada pasien dengan
cedera servikal, cukup melakukan Jaw trust )
11. Bila tidak bernapas, berikan napas buatan dua kali, pelan
dan penuh sambil melihat pengembangan dada.
12. Satu kali hembusan lakukan dalam waktu 1 detik dengan
jeda sekitar 3 – 4 detik untuk melakukan hembusan
berikutnya.
13. Bantuan napas dapat diberikan melalui mouth to mask.
14. Lakukan evaluasi tiap akhir siklus kelima ( ± 2 menit )
terhadap napas, denyut jantung, kesadaran dan reaksi
pupil.
15. Bila napas dan denyut belum teraba lanjutkan RJP
hingga datang penolong atau bantuan yang lebih definitif.
Tindakan oleh dua orang penolong
1. Langkah 1- 15 diatas tetap dilakukan oleh penolong
pertama hingga penolong kedua datang
2. Saat penolong pertama melakukan evaluasi kesadaran
dan meraba denyut karotis, penolong kedua mengambil
posisi untuk menggantikan pijat jantung.
3. Bila denyut nadi belum teraba, penolong kedua
memberikan pijat jantung sebanyak 30 kali dan penolong
pertama memberikan napas buatan dua kali sampai dada
terlihat pengembang.
4. Bantuan napas dapat diberikan melalui ventilasi Bag-
mask.
.......................................
RESUSITASI CAIRAN
40 Sistem Kegawatdaruratan dan Traumatologi_Angkatan 2020_November 2023
Buku Pegangan Mahasiswa
Hanya untuk Dipinjamkan
14. Plester
15. Wastafel untuk cuci tangan dan sabun antiseptic.
Indikasi
1. Untuk pemberian cairan
2. Sebagai akses untuk obat-obat intravena
3. Bagian dari tindakan resusitasi
4. Akan dilakukan operasi
5. Pemberian nutrisi parenteral perifer
Metode Pembelajaran
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar
PENUNTUN BELAJAR
RESUSITASI CAIRAN
Langkah-langkah/Kegiatan Keterangan tambahan
Persiapan awal prapemasangan
1. Melakukan evaluasi Airway dan
Breathing.
2. Memeriksa semua kelengkapan Periksa apakah infus/transfuse set
alat sudah dihubungkan dengan cairan
Pastikan bahwa dalam selang
tersebut tidak terdapat udara
Siapkan 3 nomor kateter IV yang
diperkirakan mampu dipasang
Tindakan pemasangan kateter IV
Identifikasi dan melakukan Pilihlah tempat yang paling distal
penilaian terhadap vena yang untuk menjaga potensial yang lebih
akan dipilih proximal.
Lebih baik memilih ekstremitas yang
non-dominan
Pilih daerah dorsal manus
Jangan menginsersi daerah
pergelangan atau antekubiti
3. Cuci tangan dengan sabun
antimikroba
4. Memakai sarung tangan
5. Memasang torniket Bila diperlukan, asisten dapat
diperbantukan untuk imobilisasi
pasien
Pertama-tama aliran darah vena
diperas terlebih dahulu ke bagian
distal atau dapat pula dengan cara
lengan diletakkan lebih rendah di
bawah level jantung.
Kasus :
Laki – laki umur 25 tahun masuk Unit Gawat Darurat RS
dengan luka pada kepala dan perut setelah dibacok parang
sekitar 1 jam yang lalu, pada pemeriksaan tanda vital
diperoleh TD 70/40 mmHg, nadi radialis lemah sulit diraba,
frekuensi pernapasan 30x/menit, akral dingin dan hanya
terdengar suara mendengkur…….(BB 70 kg)
Indikasi
1. Dilakukan pada`bayi baru lahir yang mengalami gangguan jalan napas
2. Dilakukan pada bayi baru lahir yang tidak bernapas/apnu.
3. Dilakukan pada bayi baru lahir yang mengalami henti jantung.
4. Diberikan pernapasan buatan dengan ventilasi positip bila pernapasanterseng
al atau apnu, denyut jantung < 100
x/mnt, sianosis sentralmenetap meskipun telah diberikan oksigen 100 %.
5. Dilakukan pijatan jantung luar bila denyut jantung tetap < 60 x/mnt
Metode Pembelajaran
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar
PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR
Langkah-langkah/Kegiatan Ketera
ngan
Persiapan alat
Siapkan dan cek fungsi alat-alat untuk:
➢ Thermal management : nyalakan infant radiant warmer, hangatkan,
dan selimut/kain sebelumbayi lahir
➢ Airway
➢ Breathing
➢ Circulation & drugs
➢ Lain-lain
Penilaian awal saat bayi lahir (Jangan lupamenyalakan penghitung
waktu u/menilai APGAR score)
Lakukan penilaian bayi baru lahir untuk menjawab 3 pertanyaan:
1. Apakah bayi prematur ?
2. Apakah bayi bernapas irreguler atau menangislemah?
3. Apakah tonus otot lemah?
Bila semua jawaban “TIDAK”
, letakkan bayi di perut/dada ibu dan lakukan perawatan rutin:
➢ Berikan kehangatan
➢ Jaga agar jalan napas tetap terbuka
➢ Melakukan IMD minimal 1 jam
Bila ada jawaban “YA” , maka lakukan langkah awal
Langkah awal
1. Letakkan bayi di bawah pemancar panas yang telahdinyalakan sebelu
mnya.
2. Buka jalan napas dengan cara:
➢ Posisikan bayi supine dengan kepala bayi sedikitekstensi. Gunakan kai
n yang telah dilipat untukmengganjal bahu bayi
➢ Bila terdapat banyak secret
di dalam mulut, posisikan kepala bayi ke satu sisi agar sekretterkumpul
di sisi tersebut kemudian isap sekret darimulut kemudian hidung
3. Keringkan bayi dengan handuk hangat setelah itusingkirkan handuk ya
ng basah tersebut dan gantidengan kain/selimut hangat. (<32 minggu at
au BBL<1500 gr segera masukkan dalam plastic ).
4. Lakukan stimulasi dengan rangsang taktil
➢ Tepuk telapak kaki bayi
➢ Sentil tumit bayi
➢ Gosok punggung, perut atau tungkai bayi
5. Posisikan Kembali
6. Memasang Puls Oxymeter di lengan kanan bayi
Evaluasi
1. Nilai pernapasan bayi dengan melihatpengembangan/gerakan dinding d
ada
Metode Pembelajaran
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajarPENUNTUN
BELAJAR
KETERAMPILAN RESUSITASI PADA BAYI DAN ANAK
Langkah-langkah/Kegiatan Keterangan
Persiapan awal
Periksa semua kelengkapan alat
Instrukturmenjelaskan
SAFE approach dan memperagakanba
gaimana menilaitanda-
tanda adanyagangguan
sistemkardio vaskuler.
Are you alright?
Up to 5 breaths
Check pulse
RESUSITASI
Pendekatan ’SAFE’
Shout for help ( minta tolong)
Approach with care (dekati dengan hati-hati)
Free from danger (jauhkan dari bahaya)
Evaluate ABC
(nilai jalan nafas, pernafasan, sirkulasi)
2. Letakkan 2-
3 jari (tangan kiri dan kanan) padamasing-
masing sudut posterior bawah kemudianangkat dan d
orong keluar.
3. Bila posisi penolong diatas kepala. Kedua sikupenolo
ng diletakkan pada lantai atau alas dimanakorban dil
etakkan.
4. Bila upaya ini belum membuka jalan napas, kombina
si dengan head tilt
dan membuka mulut(metode gerak triple)
5. Untuk cedera kepala/ leher lakukan jaw thrustdengan
immobilisasi leher.
PERNAFASAN ( BREATHING)
1. Nilai usaha nafas dengan melihat gerak nafas, denga
r desah nafas, dan rasakan aliran udarapernafasan
2. Caranya
a. Pasang sungkup dengan ukuran sesuai
umur sehingga menutup mulut dan hidung, lal
urapatkan
b. Sambil mempertahankan posisi kepala (jalannafas) l
akukan tiupan nafas buatan denganmulut atau balon
(bag) resusitasi.
c. Bila dgn mulut, tarik nafas dalam, tiup dan liatpengem
bangan dada. Bila tetap tdk mengambang kemungki
nan obstruksi jalannafas.
3. Frekuensi nafas buatan yg dilakukan:
Usia anak:
- Bayi (1 bulan -
1 tahun): pijatan dilakukan denganteknik ibu jari atau
dua jari (telunjuk dan jaritengah)
Teknik ibu jari :
1.Kedua ibu jari menekan tulang dada
2.Kedua tangan melingkari dada dan jari-
jaritangan menopang bagian belakang bayi
Teknik dua jari :
1.Ujung jari tengah dan jari telunjuk atau jari mani
s dari satu tangan digunakan untuk menekan tula
ng dada
2.Tangan
yang lain digunakan untuk menopangbagian bela
kang bayi.
- Anak <
8 tahun : dengan pangkal telapak tangan Teknik ini
- Anak > 8 tahun : pangkal telapak tangan terbu digunakan padapenderi
kadan dibantu dengan tangan yang satu diatasny ta sumbatan jalan napa
a. s akibatlidah yang jatuh
Frekuensi pemijatan : kebelakang
- Bayi dan anak : 100 kali permenit
Koordinasi antara pijat jantung dan nafas buatan:
- Bayi – anak < 8 thn : 5 : 1
- > 8 tahun : Satu penolong : 5 : 1
Dua penolong : 5 : 1
Pediatric Resuscitation
Maneuver Dewasa dan Anak kecil Bayi Neonatus CPR/Resc
anak besar Breathing
> 8 tahun 1-8 tahun < 1 tahun Bayi baru lahir
Airway Head tilt-chin Head tilt-chin Head tilt-chin Head tilt-chin Check responnya
lift (jika trauma lift (jika trauma lift (jika trauma lift (jika trauma Buka jalan nafas
jaw thrust) jaw thrust) jaw thrust) jaw thrust)
Breathing 2-5 nafas kira- 2-5 nafas kira- 2-5 nafas kira- 2-5 nafas kira- Activate EMS
kira 1 ½ detik kira 1 ½ detik kira 1 ½ detik kira 1 detik Check breathing, if
tiap nafas tiap nafas tiap nafas tiap nafas victim breathing:
recovery position.
Jumlah nafas ± 12 kali/min ± 20 kali/min ± 20 kali/min ±30–60 kali/min If no chest rise :
reposition and
Obstruksi benda Abdominal Abdominal Back blows atau Suction (jangan reattempt up to 5
asing thrusts atau thrusts atau chest thrust abdominal times
back blows back blows atau (jangan thrust atau back
chest thrust abdominal blows)
thrust)
Cek nadi Carotis Carotis Brachial Umbilical Assess for sign of
life, if pulse present
Titik kompressi 1/3 bgn bawah 1/3 bgn bawah 1 jari dibawah 1 jari dibawah but breathing
sternum sternum garis inter- garis inter- absent: provide
mammary mammary rescue breath
If pulse not
Metode Pangkal telapak 1 pangkal 2 atau 3 jari 2 jari atau confidently felt >
Kompressi tangan dan tgn telapak tangan teknik ibu jari 50/min and poor
satu diatasnya perfusion: chest
compression
Kedalaman ± 1/3 tebal dada ± 1/3 tebal dada ± 1/3 tebal dada ± 1/3 tebal dada
kompressi
Frekuensi
kompressi
15 : 2 (1rescuer) 5:1 5:1 3:1
Rasio Kompressi 5 : 1 ( 2 rescuer)
ventilation
1. Posisi
Tujuan Umum :
1. Mampu melakukan persiapan sebelum pemeriksaan klinis pada pasien
trauma kepala
2. Mampu melakukan pemeriksaan fisis kepala dan leher
3. Menentukan pemeriksaan imaging yang tepat untuk kasus trauma kepala
Tujuan Khusus :
1. Melepas helm penderita cedera kepala dan leher dengan cara yang aman
2. Mampu melakukan pemasangan cervical collar
3. Mampu melakukan primary survey secara cepat (ABCDE) dan
reassessment
4. Mampu melakukan secondary survey pada kepala dan leher
5. Mampu menentukan trauma kepala ringan sampai berat
6. Mampu melakukan penanganan awal pada trauma kepala
7. Mampu mengidentifikasi adanya kelainan pada hasil pemeriksaan imaging
CT scan kepala (EDH, SDH, ICH)
8. Mampu menentukan indikasi rujuk ke bedah saraf
Metode pembelajaran :
Skenario oleh instruktur dan demonstrasi oleh mahasiswa.
PENUNTUN BELAJAR
Trauma Kepala dan Leher
Langkah-langkah / Kegiatan Keterangan
Persiapan awal
Periksa semua kelengkapan alat
I. PRIMARY SURVEY
A. ABCDE (Airway, Breathing, Circulation,
Disability)
Airway menilai jalan nafas
Breathing menilai pernafasan
Circulation menilai status hemodinamik
Disability menilai kesadaran dan status
neurologik
B. Imobilisasi dan stabilisasi servikal
C. Pemeriksaan Neurologis singkat
1. Reaksi Cahaya Pupil
2. Menilai kesadaran secara kuantitatif
(GCS)
II. SURVEY SEKUNDER DAN
PENATALAKSANAAN
A. Inspeksi keseluruhan kepala (termasuk
wajah)
1. Kulit luka terbuka, luka tembus,
benda asing, jejas
(luka terbuka)
(Brill hematom)
(Battle sign)
Metode pembelajaran :
Skenario oleh instruktur dan demonstrasi oleh mahasiswa
Deskripsi kegiatan :
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit 1. Pengenalan alat
2. Skenario penilaian primary suvery
dan secondary
3. Setiap memulai tindakan stabilisasi
dan transportasi diawali dengan
ucapan Basmalah dan diakhiri
dengan ucapan Hamdalah
2. Skenario I 10 menit 1. Memberikan pertolongan ditempat
kejadian hanya dengan bantuan
long spine board dan cervical collar
2. Log Roll
3. Skenario II 10 Menit 1. Menolong penderita ditempat
kejadian dengan bantuan servical
collar, scoop stretcher dan long
spine board
4. Skenario III 10 menit 1. Evakuasi penderita dengan
menggunakan vacuum matras
5. Skenario IV 10 menit 1. Ekstrikasi penderita dengan KED