Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORY

(CSL) III

KETERAMPILAN PEMERIKSAAN SISTEM MOTORIK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2017

1
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN SISTEMMOTORIK

Pendahuluan
Segala aktifitas susunan saraf pusat yang dilihat, didengar dan direkam dan
yang diperiksa adalah berwujud gerak otot. Otot-otot skeletal dan neuron- neuron
yang menyusun susunan neuromuscular voluntary adalah system yang mengurus
dan sekaligus melaksanakan gerakan yang dikendalikan oleh kemauan. Sebagian
besar manifestasi kelainan saraf bermanifestasi dalam gangguan gerak otot.
Manifestasi obyektif inilah yang merupakan buktinya adanya suatu kelainan atau
penyakit.
Secara anatomi sistem yang menyusun pergerakan neuromuskuler tersebut
terdiri atas unsure saraf yang terdiri dari (1) Neuron tingkat atas atau upper motor
neuron (UMN) (2) Neuron tingkat bawah atau lower motor neuron (LMN) dan
unsure muskulus/ otot yang merupakan pelaksana corak gerakan yang terdiri dari
(3) Alat penghubung antara saraf dan unsure otot motorend plate dan (4) Otot.
Gaya saraf yang disalurkan melalui lintasan-lintasan neuron aladalah
potensi alaksi,yang sejak dulu dijuluki impuls dan tidak lain berarti pesan. Dan
impuls yang disampaikan tersebut menghasilkan gerak otot yang kita sebut impuls
motorik. Semua neuron yang menyalurkan impuls motorik ke LMN tergolong
kedalam kelompok UMN. Berdasarkan perbedaan anatomic dan fisiologik,
kelompok UMN dibagi kedalam susunan saraf pyramidal dan susunan saraf ekstra
piramidal.

Capaian Pembelajaran
1. Memberi pengetahuan dan ketrampilan mengenai gejala dan cara pemeriksaan
system motorik.
2. Mampu melakukan pemeriksaan motorik secara sistematik.
3. Menentukan letak lesi kelumpuhan otot.

Media danAlat Bantu


1. Penuntun belajar
2. Manekin otot dan saraf.

2
Deskripsi Kegiatan

Kegiatan Waktu Deskripsi


(menit)
1. Pengantar 5 Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-
masing.
Instruktur menerangkan tentang tujuan keterampilan
ini.
2. Demonstrasi 20 Seorang mahasiswa bertindak sebagai pasien.
Instruktur memperlihatkan cara membuka percakapan,
berempati pada pasien, mengerti perspektif pasien
kemudian menggali informasi, melakukan komunikasi
yang efektif.
Instruktur memperlihatkan cara menginformasikan
kepada pasien mengenai tindakan selanjutnya yang
akan dilakukan.
Instruktur memperlihatkan cara berbagi informasi,
mencapai persetujuan pasien dan menutup percakapan.
Mahasiswa diminta untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas sehubungan dengan kegiatan keterampilan
ini.
3. Praktek bermain 55 Mahasiswa dibagi menjadi berpasang-pasangan, satu
peran dengan orang berperan sebagai dokter dan satu orang berperan
umpan balik sebagai pasien.
Mahasiswa yang berperan sebagai dokter melakukan
kegiatan komunikasi dokter pasien.
Bertukar peran.
Instruktur berkeliling di antara mahasiswa dan
melakukan supervisi.
Instruktur mengoreksi hal-hal yang belum sempurna.
4. Curah pendapat, 10 Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengemukakan
dan diskusi pendapatnya tentang kegiatan yang dilakukan.
5. Refleksi 10 Masing-masing mahasiswa menyampaikan
keterampilan apa yang didapat dan apa yang perlu
diketahui atau dilatih lebih lanjut dalam belajar
mandiri.
Total waktu 100

3
PENUNTUNBELAJAR
KETERAMPILAN PEMERIKSAANMOTORIK

LANGKAH KLINIK PEMERIKSAAN MOTORIK KASUS


A. UKURAN OTOT 1 2 3
1 Mintalah klien berbaring dengan santai
Lakukanlah observasi pada semua otot
2 Periksalah perubahan bentuk otot (eutrofi, hipertrofi,
hipotrofi)
3 Carilah ada atau tidaknya tremor, khorea, atetose,
distonia, balismus, spasme,tik, fasikulasi dan miokloni
otot
B.TONUS OTOT 1 2 3
1 Mintalah klien berbaring dengan santai.
2 Alihkanlah perhatian klien dengan mengajaknya
berbicara.
3 Gunakan kedua tangan untuk menggerakkan lengan
Bawah klien disendi siku secara pasif, lakukan
berulang kali secara perlahan dan kemudian secara
cepat

4 Nilai tahanan yang dirasakan sewaktu menekukkan


dan meluruskan tangan
5 Lakukanlah pemeriksaan juga pada sendi lutut, pada
Anggota gerakkanan dan kiri,
Cara pemeriksaan lain:
Lakukan fleksi dan ekstensi pada sendi siku, lutut,
pergelangan tangan dan kaki.

C. KEKUATANOTOT 1 2 3
1. Meminta klien berbaring, kemudian pemeriksa berdiri
disamping kanan tempat tidur klien. Suruhlah klien
mengangkat kedua lengan keatas sampai melewati
kepala. Nilailah kekuatan lengan dengan
membandingkan kiri dan kanan. Kelemahan dapat
dilihat bila lengan yang satu lebih berat atau lebih
lambat bergerak dibandingkan lengan yang lainnya.
2 Berikan tahanan ringan sampai berat pada lengan klien
dan nilailah besar kekuatan yang dimilki oleh klien.
3 Hal yang sama dilakukan pada kedua tungkai.

4
4 Interpretasi : Kekuatan otot dinilai dalam derajat :
5 : Kekuatan normal Seluruh gerakan dapat
Dilakukan berulang-ulang tanpa terlihat adanya
kelelahan
4 : Seluruh gerakan otot dapat dilakukan dengan
Benar dan dapat melawan tahan ringan dan sedang dari
pemeriksa
3 : Dapat mengadakan gerakan melawan gaya berat

2 : didapatkan gerakan tetapi gerakan ini tidak mampu


melawan gaya berat
1: tidak ada kontraksi sama sekali (paralisis total)

5 Lakukan cuci tangan rutin

Anda mungkin juga menyukai