Ditetapkan :
PETUNJUK TANGGAL TERBIT
PELAKSANAAN
04 April 2015
Dr.dr. H. Nasrudin A. M., Sp. OG
Direktur
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8 9 = sangat nyeri
10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan )
2. Menentukan mekanisme nyeri apakah termasuk nyeri neuropatik, nyeri
inflamasi, nyeri otot, nyeri mekanis.
3. Tatalaksana sesuai nyerinya
Manajemen level 1 :menggunakan pendekatan standar dalam
farmakologi, dan terapi pelengkap / tambahan .
Nyeri Neuropatik
Atasi penyebab yang mendasari timbulnya nyeri :
Control guladarah pada pasien DM.
Pembedahan ,kemoterapi, radioterapi, untuk pasien tumor dengan
kompresi saraf.
Control infeksi (antibiotic)
Teraphi simptomatik :
Antidepresantrisiklik (amitriptilin).
Antikonvulsan : gabapentin, karbamazepin.
Obat topical (lidocaine patch 5%, krimanastesi)
OAINS ,kortikosteroid opioid.
Anastesiregional :bloksimpatik , blok epidural / intratekal, infus
epidural / intratekal.
Terapi berbasis stimulasi :akupuntur , stimulasi spinal, pijat. Rehabilitasi
fisik : bidai, manipulasi, alat bantu, latihan mobilisasi, metode ergonomis
Prosedur ablasi :kordomiotomi, ablasi saraf dengan radio frekuensi . terapi
lainnya : hypnosis , terapi relaksasi (mengurangi tegangan otot dan
toleransi terhadap nyeri ), terapi perilaku kognitif (mengurangi perasaan
terancam atau tidak nyaman karena nyeri kronis).
NyeriOtot
Ketergantungan obat
Manajemen amarah
Terapi obat
Analgesic dan sedasi
Anti depresan
Apioid jarang di butuhkan
Nyeri Inflamasi
Kontrol Inflamasi dan atasi penyebabnya.Obat anti InflamasiUtama :
OAINS, Kortikosteroid.