1. PENTINGNYA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM BISNIS
Budaya didefinisikan sebagai sejumlah asumsi penting yang dianut oleh anggota suatu masyarakat tertentu (Noe et.all:84). Budaya dimiliki oleh seluruh manusia, hanya saja antara budaya satu dengan budaya lain ada aspek-aspek yang berbeda dan ada aspek-aspek yang sama. Pada perusahaan global maka akan ada interaksi dan komunikasi antar konsumen, pemasok, investor, dan pesaing dari negara-negara lain. Sehingga karyawan dituntut untuk dapat menggunakan bahasa internasional yaitu bahasa inggris. Selain itu karyawan dituntut juga agar bisa mengetahui budaya asing, sehingga mempermudah komunikasi. Berkomunikasi dengan Budaya Asing Bagi para pelaku bisnis, dengan berbagai cara dunia semakin mengecil dan batas- batas negara semakin kabur. Perusahaan semakin mudah dan cepat dalam melakukan ekspansi, baik dalam hal ekpansi konsumen, pencairan bahan baku, maupun dalam menjalin kerja sama dengan mitra maupundengan pesaing. Budaya yang berbeda di tempat kerja Karena adanya interaksi dengan karyawan asing atau interaksi dengan karyawan dari satu negara tapi dengan budaya yang berbeda, menyebabkan adanya budaya yang berbeda di tempat kerja. Sebagai contoh, yulies seorang karyawan general electric sleman yogyakarta dari suku jawa, di perusahaan tersebut ia akan berinteraksi dengan sitorus orang batak budaya keduanya beda dimana sitorus lebih berterus terang, berbicara dengan volume lebih keras, dan sulit dibedakan antara marah dengan bercanda. Sedangkan yulies yang orang jawa kurang berterus terang dan berbicara dengan volume sedikit lebih pelan. 2. DASAR-DASAR KOMUNIKASI BISNIS ANTAR BUDAYA Pembahasan dasar-dasar komunikasi bisnis antar budaya akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi bisnis dalam suatu perusahaan, yang mana diantaranya para pelaku komunikasi ini terdapat perbedaan budaya. Pembahasan diawali dengan pemahaman budaya asing, hambatan bahasa, dan reaksi etnosentrik. Pemahaman Budaya Asing Semua manusia menganut budayanya sendiri-sendiri. Manusia belajar berpikir, merasa, mempercayai, dan mengusahakan sesuatuyang layak dicapai menurut budayanya (Mulyana & Rakhmat: 18). Budaya tercermin dalam pola-pola bahasa, objek materi, persahabatan, kebiasaan makan, praktek komunikasi, tindakan-tindakan sosial, kegiatan politik dan ekonomi, dan teknologi. Budaya yang dimiliki oleh masyarakat seperti dijelaskan di atas, dapat mempengaruhi komunikasi dengan berbagai cara. Secara umum budaya mempengaruhi komunikasi melalui: stabilitas, kompleksitas, komposisi, dan penerimaan (Bovee&Thill:59) a. Stabilitas Kondisi budaya dapat stabil namun dapat pula berubah, dan perubahan yang terjadi dapat perlahan atau tiba-tiba. b. Kompleksitas Budaya satu berbeda dengan yang lain dalam hal penerimaan informasi atau pesan yang disampaikan. c. Komposisi Suatu budaya yang dominan dapat tersusun dari banyak subbudaya yang berlainan, namun dapat pula merupakan suatu budaya yang homogen. d. Penerimaan Budaya satu berbeda dengan yang lain dalam hal penerimaan terhadap orang asing. Ada budaya yang kurang terbuka terhadap kehadiran orang asing lebih terbuka, dan budaya yang bersahabat dan kooperatif dengan orang asing. 3. Model Komunikasi Antarbudaya Komunikasi antarbudaya terjadi apabila pengiriman pesan (sender) adalah anggota budaya tertentu sedanng menerima (receiver) anggota budaya yang lain. Dalam komunikasi yang demikian, akan muncul masalah-masalah di suatu pesan disandi (econding) dalam suatu budaya dan harus disandi ulang (decoding) dalam budaya lain. Hal ini perlu mendapatkan perhatian,karena budaya mempengaruhi orang dalam berkomunikasi seperti yang dijelaskan dia atas.