Anda di halaman 1dari 199

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI

COOPERATIVE LEARNING KOMBINASI STUDENT TEAMS


ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT
(TGT) TERINTEGRASI KETRAMPILAN GENERIK

SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia
Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh
Siti Mursidah
NIM 4301403070

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari :
Tanggal :

Semarang, Agustus 2007


Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Woro Sumarni, M.Si. Drs. Kasmadi Imam S, M. S


NIP 132046852 NIP 130781011

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di dalam sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 05 September 2007

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Kasmadi Imam S, M.S Drs. Sigit Priatmoko, M.Si


NIP130781011 NIP 131965839

Penguji I Penguji II/Pembimbing II

Drs. Tjahyo Subroto, M. Pd. Drs. Kasmadi Imam S, M.S


NIP 130350492 NIP 130781011

Penguji III/Pembimbing I

Dra. Woro Sumarni, M.Si.


NIP. 132046852

iii
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-banar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juli 2007

Siti Mursidah
NIM. 4301403070

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Jika kalian menolong agama Allah, maka Allah akan menolong


kalian dan mengukuhkan kedudukan kalian
(TQS. Muhammad:7).

Dan bahwasannya seorang manusia tidak memperoleh selain


apa yang telah diusahakannya (TQS. An-Najm (53):39).

Orang yang terbaik diantara kalian adalah orang yang


mempelajari Al-Quran dan mengerjakannya
(HR. Al-Bukhori).

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum,


sebelum kaum itu mengubah apa yang ada pada diri
mereka(TQS. Ar-Rad(13): 11)

Persembahan
Segores tinta ini kupersembahkan untuk:
Ibu-Bapak yang selalu memberikan doa dan sayang untuk putri kecilnya.
Kakak-kakakku yang selalu menjadi penyemangat hidupku untuk maju.
Sahabat-sahabatku (Nita, Kul2, Endang, Irum, Sukma, Dewi), semoga persahabatan kita diridhoi
Allah SWT.
Saudara-saudara seperjuanganku
Teman2 kimia03

KATA PENGANTAR

v
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rakmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Cooperative Learning
Kombinasi Student Teams Achievement Division (STAD) dan Teams Games
Tournament (TGT) Terintegrasi Ketrampilan Generik . Pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih pada berbagai pihak yang telah banyak
membantu terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada yang terhormat:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang
2. Dekan FMIPA UNNES yang telah memberikan ijin guna melakukan
penelitian.
3. Ketua jurusan Kimia FMIPA UNNES.
4. Dra. Woro Sumarni, M. Si, Pembimbing I dan Drs. Kasmadi Imam S,
M. S, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dengan sabar dan bijaksana serta memberikan dorongan
dari awal hingga akhir skripsi ini.
5. Dra.Titi Priyatiningsih, M.Pd Kepala SMA Negeri 16 Semarang yang
telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
6. Dewi Nurliyanti, S.Pd guru bidang studi kimia kelas X yang telah
banyak membantu selama pelaksanaan penelitian.
7. Siswa-siswi SMA N 16 Semarang yang telah membantu penulis selama
penelitian berlangsung.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu baik material maupun spiritual demi terselesaikannya skripsi
ini.

vi
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberi informasi dan
sumbangan yang berguna bagi perkembangan dunia pendidikan Indonesia.
Semarang, Agustus 2007

Penulis

vii
SARI

Mursidah, Siti. 2007. Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Cooperative Learning
Kombinasi Student Teams Achievement Division (STAD) dan Teams
Games Tournament (TGT) Terintegrasi Ketrampilan Generik. Skripsi.
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Dra. Woro Sumarni, M.Si,
II. Drs. Kasmadi Imam S, M.S.
Kata kunci: Cooperative Learning Kombinasi Student Teams Achievement Division
(STAD) dan Teams Games Tournament (TGT), Ketrampilan Generik.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SMA Negeri 16 Semarang


diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran berlangsung satu arah, kemampuan
kerjasama antar siswa relatif rendah, dan siswa kurang aktif selama pembelajaran
berlangsung. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah penerapan model pembelajaran kooperatif kombinasi STAD dan TGT
terintegrasi ketrampilan generik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
model pembelajaran kooperatif kombinasi STAD dan TGT terintegrasi ketrampilan
generik dapat meningkatkan hasil belajar kimia pokok bahasan hidrokarbon.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-2 SMA Negeri 16 Semarang
Tahun Ajaran 2006/2007 dengan jumlah 37 siswa terdiri dari 20 siswa putri dan 17
siswa putra. Metode pengumpulan data melalui tes, observasi, angket dan
dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes essay untuk menilai aspek
kognitif dan psikomotorik siswa serta lembar observasi untuk menilai aspek afektif.
Prosedur kerja penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang terdiri dari dua siklus,
dimana tiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada siklus
I untuk aspek kognitif 71.13 dengan ketuntasan klasikal 72,9%, sedangkan untuk
aspek psikomotorik rata-rata kelas sebesar 66,14 dengan ketuntasan 62,16%. Pada
siklus II rata-rata hasil belajar untuk aspek kognitif 81.54 dengan ketuntasan klasikal
91,9%, sedangkan untuk aspek psikomotorik diperoleh rata-rata kelas sebesar 77,25
dengan ketuntasan 89,19%. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar kimia pokok materi hidrokarbon melalui
model pembelajaran kooperatif kombinasi STAD dan TGT terintegrasi ketrampilan
generik. Saran yang terkait dengan hasil penelitian ini adalah model pembelajaran
kooperatif kombinasi STAD dan TGT terintegrasi ketrampilan generik dapat
digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran kimia di sekolah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ iii
PERNYATAAN................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... v
KATA PENGANTAR......................................................................................... vi
SARI..................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiii
BAB I.PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................................. 4
C. Rumusan Masalah..................................................................................... 6
D. Cara Pemecahan Masalah......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian..................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian.................................................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 8
A. Belajar....................................................................................................... 8
B. Hasil Belajar.............................................................................................. 9
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar................... 10
D. Cooperatif Learning.................................................................................. 12
E. Model Pembelajaran Kooperatif Kombinasi Student Teams
Achievement Division (STAD) dan Teams Games Tournamens (TGT)
F. Peran Ketrampilan Generik Pendukung Model Pembelajaran.................. 14
Kooperatif Kombinasi STAD Student Teams Achievement Division
(STAD) dan Teams Games Tournamens (TGT) .. 16
G. Pokok Materi Hidrokarbon (alkana, alkena, dan alkuna)......................... 19

BAB III. METODE PENELITIAN................................................................... 25


A. Subjek Penelitian dan Lokasi 25
B. Faktor yang diteliti 25
C. Fokus Penelitian 25
D. Sumber Data...... 26
E. Metode Pengumpulan Data... 26
F. Metode Analisis Data 28
G. Prosedur Kerja PTK.. 31
H. Langkah-Langkah Penelitian.... 33

ix
1. Peaksanaan Siklus I 33
2. Pelaksanaan Siklus II.......................................................................... 36
I. Indikator Keberhasilan............................................................................. 36
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................. 37
A. Pre tes....................................................................................................... 37
B. Siklus I...................................................................................................... 40
C. Siklus II..................................................................................................... 45
BAB V. PENUTUP.............................................................................................. 53
A. Simpulan................................................................................................... 53
B. Saran......................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 55
LAMPIRAN......................................................................................................... 57

x
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif................................... 13

2. Kategori skor hasilobservasi dan angket........................................ 30

3. Kriteria penguasaan ketrampilan generik tiap soal........................ 31

4. Hasil pre tes.................................................................................... 38

5. Penguasaan ketrampilan generik siswa pada pre tes...................... 39

6. Hasil siklus I .................................................................................. 40

7. Penguasaan ketramplan generik siswa pada siklus I...................... 42

8. Hasil pengamatan afektif siswa siklus I......................................... 43

9. Pengamatan kegiatan diskusi sikus I.............................................. 44

10. Hasil siklus II................................................................................. 45

11. Penguasaan ketramplan generik siswa pada siklus II..................... 48

12. Hasil pengamatan afektif siswa siklus II........................................ 49

13. Pengamatan kegiatan diskusi sikus II............................................. 50

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema alur penelitian .......................................................................... 32

2. Hasil belajar kognitif dari pre tes ke siklus I ....................................... 41

3. Hasil belajar psikomotorik dari pre tes ke siklus I............................... 41

4. Hasil belajar kognitif dari sikus I ke siklus II...................................... 47

5. Hasil belajar psikomotorik dari siklus I ke siklus II ............................ 47

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas..................................... 57
2. Daftar nama siswa kelas X-2............................................................... 58
3. Kelompok model pembelajaran kooperatif kombinasi STAD dan
TGT terintegrasi Ketrampilan generik................................................. 60
4. Rencana pembelajaran siklus I............................................................. 61
5. Rencana pembelajaran siklus II............................................................ 68
6. Lembar observasi diskusi siswa........................................................... 77
7. Lembar observasi afektif siswa............................................................ 78
8. Pedoman penilaian siklus I dan II........................................................ 79
9. Petunjuk demonstrasi........................................................................... 80
10. Angket motivasi siswa......................................................................... 81
11. Angket refleksi siswa........................................................................... 82
12. Desain gamems.................................................................................... 83
13. Desain turnamen................................................................................... 84
14. Kisi-kisi soal pre tes............................................................................. 85
15. Kisi-kisi soal siklus I............................................................................ 87
16. Kisi-kisi soal siklus II........................................................................... 88
17. Soal pre tes........................................................................................... 89
18. Soal siklus I.......................................................................................... 95
19. Soal siklus II......................................................................................... 99
20. Jawaban pre tes..................................................................................... 102
21. Jawaban soal siklus I............................................................................ 108
22. Jawaban soal siklus II........................................................................... 111
23. Analisis aspekkognitif pre tes.. 114
24. Analisis aspek kognitif siklus I............................................................ 116
25. Analisis aspekkognitif siklus II 118
26. Analisis aspek psikomotorik pre tes..................................................... 120
27. Analisis aspek psikomotorik siklus I.................................................... 122
28. Analisis aspek psikomotorik sikus II................................................... 124
29. Hasil observasi diskusi siklus I............................................................ 126
30. Hasil observasi diskusi siklus II........................................................... 128
31. Hasil observasi afektif siswa siklus I................................................... 130
32. Hasil observasi afektif siswa siklus II.. 132
33. Analisis hasil observasi diskusi siklus I............................................... 134
34. Analisis hasil observasi diskusi siklus II.............................................. 136
35. Analisis hasil afektif siswa diskusi siklus I.......................................... 138
36. Analisis hasil afektif siswa diskusi siklus II......................................... 140
37. Analisis angket motivasi...................................................................... 142
38. Analisis angket refleksi........................................................................ 143

xiii
39. Nilai kelompok siklus I........................................................................ 144
40. Nilai kelompok siklus II....................................................................... 145
41. Lembar kerja siswa alkana................................................................... 146
42. Lembar kerja siswa alkena dan alkuna................................................. 155
43. Kartu soal individu siklus I.................................................................. 163
44. Jawaban kartu soal individu sklus I..................................................... 164
45. Kartu soal kelompok siklus I................................................................ 166
46. Jawaban kartu soal kelompok sklus I................................................... 168
47. Kartu soal individu siklus II................................................................. 171
48. Jawaban kartu soal individu sklus II.................................................... 173
49. Kartu soal kelompok siklus II.............................................................. 177
50. Jawaban kartu soal kelompok sklus II................................................. 179

xiv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas pendidikan selalu diupayakan melalui strategi

pembelajaran yang meliputi sistem pembelajaran, perbaikan kurikulum dan sarana

prasarana serta fasilitas laboratorium. Penilaian pembelajaran saat ini meliputi

tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek psikomotorik, dan aspek afektif. Tujuan

penilaian ketiga aspek tersebut adalah untuk mendapatkan umpan balik yang

dapat digunakan untuk menyusun rancangan pembelajaran yang lebih sempurna

dari rancangan sebelumnya.

Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran dan angket serta

wawancara dengan guru yang telah dilakukan di SMA Negeri 16 Semarang

ternyata hasil belajar siswa kelas X-2 masih rendah, nilai rata-rata pelajaran kimia

semester I adalah 6,3 dengan ketuntasan belajar klasikal 50%. Rendahnya hasil

belajar siswa tersebut menunjukkan rendahnya pemahaman siswa terhadap

konsep kimia. Hal ini antara lain disebabkan:

1. Dalam penyampaian materi pelajaran masih berjalan satu arah, guru

menjadi pusat kegiatan (teacher centered learning) dan metode yang

digunakan lebih banyak didominasi dengan ceramah (konvensional).

2. Kurangnya keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran.

Akibatnya siswa memiliki banyak pengetahuan tetapi tidak terlatih


2

untuk menemukan pengetahuan dan konsep sendiri, serta siswa

cenderung cepat bosan dalam mengikuti pelajaran yang berdampak

pada rendahnya hasil belajar.

3. Kurang kemandirian siswa dalam pembelajaran, hal ini bisa dilihat

apabila ada jam kosong siswa belum bisa memanfaatkannya dengan

baik.

4. Minimnya sumber pustaka yang dimiliki siswa yaitu LKS dan buku

Pemkot.

Mengingat pentingnya proses pembelajaran kimia sebagai langkah untuk

meningkatkan hasil belajar siswa, maka kelemahan-kelemahan dalam proses

pembelajaran harus diperbaiki. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan

kualitas dan penerapan model pembelajaran yang tepat.

Saat ini telah banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dan meningkatkan keaktifan siswa dengan penerapan model

pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, dimana siswa dapat belajar secara

berkelompok. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif kombinasi

Student Teams Achievement Division (STAD) dan Teams Games Tournamens

(TGT) terintegrasi ketrampilan generik yaitu pembelajaran yang melibatkan peran

aktif siswa dalam pembelajaran, siswa diajak untuk bekerjasama dalam

memahami materi. Dalam model ini siswa berperan sebagai pengajar dan pelajar,

siswa sebagai pelajar berarti menerima materi dari guru ataupun teman mereka

yang sudah memahami materi sedangkan sebagai pengajar yaitu siswa yang sudah
3

memahami materi akan membantu menerangkan kepada teman yang belum

paham dalam kelompoknya.

Pembelajaran kooperatif kombinasi Student Teams Achievement Division

(STAD) dan Teams Games Tournamens (TGT) terintegrasi ketrampilan generik

mengajarkan siswa untuk mengungkapkan ide, mendengarkan pendapat teman,

menghargai pendapat teman, serta bekerjasama baik dalam penyelesaikan tugas

maupun untuk meningkatkan nilai kelompoknya

(http://www.geocities.com/kump_kon/koperatif.htm).

Kemampuan berfikir generik penting bagi siswa karena kemampuan

generik adalah kemampuan dasar kognitif dan psikomotorik yang bersifat

fleksibel sebagai bekal untuk mempelajari suatu bidang studi tertentu atau bidang

studi lain serta bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan nyata

(Brotosiswojo, 2001).

Model pembelajaran kooperatif kombinasi Student Teams Achievement

Division (STAD) dan Teams Games Tournamens (TGT) terintegrasi ketrampilan

generik merupakan konsep belajar yang membantu guru untuk meringankan

beban siswa dalam proses pembelajaran sekaligus menghasilkan produk yang

maksimal. Dimana siswa diharapkan bisa berfikir kreatif, mengemukakan ide,

menemukan konsep sendiri, dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan dan

memiliki kemampuan berkerjasama. Pembelajaran ini dilakukan dengan

menerapkan berbagai metode seperti ceramah, diskusi, kuis, turnamen/games,

permainan, demonstrasi dan penggunaan media seperti kartu soal, media gambar
4

dll. Prioritas rencana pembelajaran ini adalah ada pada penyusunan strategi

belajar, sehingga diperlukan guru yang kreatif dan banyak ide.

Perlu diingat bahwa dalam proses pembelajaran penggunaan suatu model

pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Memang

sulit untuk menggolongkan nilai karakteristik suatu model pembelajaran, karena

model pembelajaran yang baik atau tepat untuk suatu materi belum tentu baik

untuk materi yang lain. Namun demikian seorang guru harus berupaya

semaksimal mungkin untuk menentukan model pembelajaran yang tepat dan

cocok dalam proses pembelajaran yang melibatkan ketiga aspek pembelajaran

yaitu aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik, sehingga diharapkan

perkembangan ketiga aspek dari siswa dapat sinkron menuju kearah peningkatan

prestasi belajar.

Berdasarkan hal diatas penulis tertarik untuk menulis judul Peningkatan

Hasil Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Kombinasi Student Teams

Achievement Division (STAD) dan Teams Games Tournamens (TGT)

Terintegrasi Ketrampilan Generik.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil observasi sebelum penelitian diperoleh identifikasi

masalah sebagai berikut:


5

1. Kondisi Siswa

a. Pemahaman konsep dan daya serap siswa kurang, hal ini bisa dilihat dari

nilai rata-rata pelajaran kimia kelas X-2 hanya 6,3.

b. Hasil belajar kimia dibawah tuntutan kurikulum dan potensi siswa belum

dimanfaatkan secara optimal.

c. Minimnya sumber belajar yang dimiliki siswa terkait materi kelas X.

d. Kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran, ini bisa dilihat dari sedikitnya

siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan selama proses pembelajaran

berlangsung.

2. Kondisi Guru

a. Kurang dapat mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada.

b. Guru terbatas tenaganya untuk menerapkan model pembelajaran yang

bervariasi, jadi hanya menerapkan pembelajaran konvensional dan ceramah.

c. Kesulitan dalam pembelajaran dengan kondisi siswa yang heterogen.

3. Kondisi Proses pembelajaran

a. Pembelajaran didominasi metode ceramah oleh guru sehingga siswa tidak

terlibat secara aktif dalam menemukan suatu konsep.

b. Model pembelajaran yang mengaktifkan siswa kurang.

c. Suasana pembelajaran cenderung monoton, yaitu pembelajaran tidak

menggunakan model yang bervariasi.


6

C. Rumusan Masalah

Apakah model pembelajaran kooperatif kombinasi Student Teams Achievement

Division (STAD) dan Teams Games Tournamens (TGT) terintegrasi ketrampilan

generik dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

D. Cara Pemecahan Masalah


Latar belakang siswa yang kurang berminat dan kurang aktif dalam

pelajaran kimia, serta proses pembelajaran yang kurang efektif berdampak belum

maksimalnya hasil belajar siswa. Pemecahan yang dipilih adalah memperbaiki

proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik mata pelajaran

kimia, sehingga siswa tidak hanya menghafal tetapi mampu menemukan konsep

sendiri.

Berdasarkan hal diatas, maka model yang dipilih adalah model

pembelajaran kooperatif kombinasi Student Teams Achievement Division (STAD)

dan Teams Games Tournamens (TGT) terintegrasi ketrampilan generik. Model ini

mengajak siswa untuk belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang

heterogen, menyelesaikan tugas dan berdiskusi untuk memahami materi. Dengan

penerapan model ini diharapkan adanya peningkatan dalam proses pembelajaran,

sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Rancangan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1. Observasi awal tentang kemampuan pemahaman terhadap mata

pelajaran kimia, observasi input siswa, kesiapan siswa, sumber belajar


7

yang ada, metode atau model pembelajaran yang diterapkan dalam

pembelajaran

2. Membuat rancangan pengajaran yang disetting penelitian tindakan

kelas. Dalam hal ini peneliti menyiapkan bahan pengajaran sebelum

mengajar, menyiapkan sumber belajar, dan bahan tugas untuk siswa.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa yang

mencakup tiga aspek pembelajaran yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek

psikomotorik melalui penerapan model pembelajaran kooperatif kombinasi

Student Teams Achievement Division (STAD) dan Teams Games Tournamens

(TGT) terintegrasi ketrampilan generik.

F. Manfaat Penelitian

Memberikan informasi kapada pembaca tentang model pembelajaran

kooperatif kombinasi Student Teams Achievement Division (STAD) dan Teams

Games Tournamens (TGT) terintegrasi ketrampilan generik dapat meningkatkan

hasil belajar siswa untuk materi hidrokarbon.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar

Belajar berarti berusaha, berlatih, dan sebagainya supaya mendapat suatu

kepandaian (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:108). Sedangkan menurut

Fajar (2004:10) belajar merupakan suatu proses kegiatan aktif siswa dalam

membangun makna yang memadai atau pemahaman, maka siswa perlu diberi

waktu yang memadai untuk melakukan proses belajar. Artinya memberikan

waktu yang cukup untuk berfikir ketika siswa menghadapi masalah sehingga

siswa mempunyai kesempatan untuk membangun sendiri gagasannya.

Belajar mempunyai pengertian yang kompleks, sehingga banyak ahli

mengemukakan pengertian belajar dengan ungkapan dan pendapat yang berbeda-

beda. Berikut ini pendapat tentang pengertian belajar:

1. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

(Slameto, 2003:2).

2. Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif

menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan proses kognitif (Syah, 2004:92).


9

3. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi

dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil

pengalaman (Witting dalam Syah, 2004:90).

4. Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang

berlangsung secara progresif (Skinner dalam Syah, 2004:90).

Dari berbagai pendapat mengenai belajar dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang. Belajar melibatkan

aktivitas mental dan fisik melalui interaksi aktif dengan lingkungan serta

menghasilkan perubahan, pemahanan, dan ketrampilan yang tercermin pada

perubahan tingkah laku.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang melalui proses

belajar, sedangkan perubahan tersebut harus dapat digunakan untuk meningkatkan

penampilan diri dalam kehidupan (Sudjana, 2000:102). Menurut Sanjaya

(2006:35) hasil belajar yang diharapkan saat ini meliputi tiga aspek kehidupan

yaitu:

1. Aspek kognitif meliputi tingkatan menghafal, memahami, mengaplikasi,

menganalisis, mensintesis, dan evaluasi penilaian.

2. Aspek afektif meliputi memberi respon, memberi nilai/menikmati, dan

menerapkan atau mempraktekkan.


10

3. Aspek psikomotorik: pada aspek ini siswa dapat mempersepsikan, membuat,

menyesuaikan pola gerak dan menciptakan gerak- gerik baru.

C. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Proses pembelajaran dapat berjalan efektif bila seluruh komponen yang

berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran saling mendukung dalam rangka

menciptakan tujuan pembelajaran. Menurut Syah (2004:134) faktor-faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah:

1. Faktor Internal

a. Kesiapan Belajar

Faktor kesiapan belajar baik fisik maupun psikologis, sikap guru yang

penuh perhatian dan mampu menciptakan situasi kelas yang

menyenangkan merupakan implikasi dari faktor kesiapan.

b. Perhatian

Perhatian adalah pemusatan tenaga dan psikis pada suatu objek. Perhatian

ini timbul karena adanya sesuatu yang menarik sehingga proses

pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

c. Intelegensi

Intelegensi kecakapan yang terdiri dari kecakapan untuk menghadapi dan

menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cara cepat, efektif,

memanfaatkan konsep-konsep yang abstrak, mengetahui relasinya dengan

cepat.
11

d. Motivasi

Motivasi adalah hal-hal yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar

dengan baik, untuk berfikir dan memusatkan perhatian, serta

merencanakan kegiatan yang menunjang belajar.

e. Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi aktif berupa kecenderungan

untuk merespon dengan cara relatif tetap terhadap objek orang, barang dan

sebagainya.

f. Bakat siswa

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk

mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

2. Faktor Eksternal

a. Keluarga

Keluarga adalah tempat pembelajaran individu yang pertama. Oleh karena

itu baik keadaan, suasana, hubungan antar anggota keluarga serta

perhatian orang tua sangat mempengaruhi kemampuan siswa.

b. Sekolah

Sekolah merupakan tempat individu menerima pelajaran, sehingga

komponen-komponen dan unsur-unsur sekolah harus menciptakan suasana

yang mendukung proses pembelajaran.


12

c. Masyarakat

Masyarakat merupakan tempat bagi individu untuk menerapkan

pengetahuan dan ketrampilannya yang dimiliki.

D. Cooperatif Learning (Pembelajaran Kooperatif)

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang

menitikberatkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan

akademik yang berbeda ke dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa diajarkan

ketrampilan-ketrampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dalam

kelompoknya, seperti menjelaskan kepada teman sekelompknya, menghargai

pendapat teman, diskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lebih

lemah (Ibrahim, 2001:2).

Agar pelaksanaan pembelajaran kooperatif dapat terlaksana dengan baik

dilengkapi dengan LKS yang berisi tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan

siswa. Selama bekerja dalam kelompok, setiap anggota kelompok berkesempatan

untuk mengemukakan pendapatnya dan memberi respon terhadap pendapat

temannya. Setelah menyelesaikan tugas kelompok, masing-masing kelompok

menyajikan hasil pekerjaannya di depan kelas untuk didiskusikan dengan seluruh

siswa.
13

Prinsip pembelajaran kooperatif ada 4 yaitu:

1. Terjadinya saling ketergantungan secara positif ( positive interdependence)

Siswa berkelompok, saling bekerjasama dan mereka menyadari bahwa mereka

saling membutuhkan satu sama yang lainnya.

2. Terbentuknya tanggungjawab personal (individual accountability)

Setiap anggota kelompok merasa bertanggungjawab untuk belajar dan

mengemukakan pendapatnya sebagai sumbangan saran dalam kelompoknya.

3. Terjadinya keseimbangan dan keputusan bersama dalam kelompok (equal

participation).

Dalam kelompok tidak hanya seorang atau orang tertentu saja yang berperan,

melainkan ada keseimbangan antar personal dalam kelompok.

4. Interaksi menyeluruh (simultaneous interaction).

Setiap anggota kelompok memiliki tugas masing-masing secara proporsional

dan secara simultan mengerjakan tugas atau menjawab pertanyaan. Sedangkan

langkah-langkah pembelajaran kooperatif adalah:

Tabel 1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

FASE KEGIATAN GURU


Fase 1 Guru menyampaikan semua tujuan
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada
dan memotivasi siswa pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
untuk belajar.
Fase 2 Menyajikan Guru menyajikan informasi kepada siswa
informasi baik dengan peragaan (demonstrasi) atau
teks.
14

Fase 3 Guru menjelaskan siswa bagaimana caranya


Mengorganisasikan membentuk kelompok belajar dan
siswa ke dalam membantu setiap kelompok agar melakukan
kelompok-kelompok perubahan yang efisien.
belajar
Fase 4 Membantu Guru membimbing kelompok-kelompok
kerja kelompok dalam belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
belajar
Fase 5 Mengetes Guru mengetes materi pelajaran atau
materi kelompok menyajikan hasil-hasil pekerjaan
mereka.
Fase 6 Memberikan Guru memberikan cara-cara untuk
penghargaan menghargai baik upaya maupun hasil belajar
individu dan kelompok.
(http://www.depniknas.go.id/Jurnal/45/perdy.karuru.htm)

E. Model Pembelajaran Kooperatif Kombinasi Student Teams Achievement

Division (STAD) dan Teams Games Tournamens (TGT)

STAD dalam (http://www.depniknas.go.id/Jurnal/45/perdy.karuru.htm)

adalah model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa dibagi

kedalam kelompok yang heterogen, beranggotakan 4-5 siswa dengan

memperhatikan kemampuan akademik, jenis kelamin dan sebagainya. Siswa

mempelajari materi bersama-sama melalui tutorial dan diskusi. Secara individu

dilakukan kuis, kemudian diskor sebagai skor perkembangan tiap siswa.

Berdasarkan skor perkembangan tiap siswa akan ditentukan skor tim sehingga

dapat ditentukan kategori tim setiap siklusnya.

TGT merupakan model pembelajaran kooperatif mirip STAD, hanya saja

pada TGT setiap anak dalam kelompok memiliki tugas yang berbeda-beda, jika

pada STAD menggunakan test individu di akhir pembelajaran, maka pada TGT
15

menggunakan turnamen/permainam akademik yang telah disiapkan oleh guru.

Dalam kelompok-kelompok kecil tersebut siswa diberi permainan, berupa

pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu soal. Tiap siswa akan mengambil

sebuah kartu yang diberi angka dan berusaha untuk menjawab pertanyaan sesuai

dengan angka di kartu soal. Permainan/turnamen ini memungkinkan siswa untuk

menyumbangkan skor maksimal bagi kelompoknya dan berperan untuk

mengulang materi pelajaran (http://www.geocities.com/kump_kon/koperatif.htm).

Pembelajaran kooperatif kombinasi Student Teams Achievement Division

(STAD) dan Teams Games Tournamens (TGT) terintegrasi ketrampilan generik

dimulai dengan guru menerangkan materi pelajaran kemudian siswa berdiskusi

untuk menemukan konsep-konsep dan mengerjakan lembar kerja siswa secara

kelompok. Setelah itu siswa berlatih soal dengan menggunakan kartu yang telah

diberi nomor untuk individu maupun kelompok. Permainan dilakukan dengan

cara kartu soal dikocok kemudian dibagikan kepada setiap anggota kelompok.

Setiap siswa diharuskan untuk mengerjakan soal yang ada didalam kartu soal

tersebut. Jika siswa kesulitan dalam mengerjakan soal, siswa dapat meminta

bantuan teman didalam satu kelompok.

Siswa yang sudah paham akan menjadi tutor bagi siswa yang belum paham,

jadi memperoleh bantuan dari teman sebaya yang memiliki orientasi dan bahasa

yang sama. Dalam proses tutorial ini siswa kelompok atas akan meningkat

kemampuan akademiknya karena sebagai tutor membutuhkan pemikiran yang

lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat dalam materi. Sementara
16

itu siswa kelompok bawah akan meningkat pemahamannya terhadap materi

pelajaran.

Setiap minggu pada suatu lembar penilaian diumumkan tim-tim dengan

skor tertinggi dan siswa yang mencapai skor tertinggi. Kelompok yang mendapat

skor tertinggi akan mendapatkan penghargaan. Pembelajaran kooperatif ini jika

dilakukan dengan sempurna dan baik, setiap siswa akan mempunyai

tanggungjawab terhadap tugasnya masing-masing.

Dengan model pembelajaran kooperatif kombinasi Student Teams

Achievement Division (STAD) dan Teams Games Tournamens (TGT) terintegrasi

ketrampilan generik diharapkan siswa dapat lebih mudah dalam menemukan dan

memahami konsep dari materi pelajaran, sehingga tercapai hasil belajar yang

optimal. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, model STAD digunakan

untuk menemukan konsep materi pelajaran, sedangkan model TGT digunakan

untuk pemahaman konsep dan mengulang materi. Jadi dengan model

pembelajaran ini diharapkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran akan

meningkat sehingga ketuntasan belajar akan tercapai.


17

F. Peran Ketrampilan Generik Pendukung Model Pembelajaran Kooperatif

Kombinasi STAD Student Teams Achievement Division (STAD) dan Teams

Games Tournamens (TGT)

Pada awal abad 21 saat ini, sebenarnya telah terjadi pergeseran paradikma

pembelajaran dari ketrampilan proses sains menuju kemampuan berpikir generik

sains yang selanjutnya dikenal dengan ketrampilan generik.

Ketrampilan generik adalah suatu kemampuan dasar yang bersifat fleksibel,

multi tugas, dan berorientasi kreativitas yang labih luas.Tim Penulis Pekerti

(2001) menyatakan kemampuan generik adalah suatu kemampuan yang bersifat

umum, dasar yang fleksibel, tidak hanya penting diperlukan untuk bidang yang

sedang ditekuni tetapi bidang lain.

Pada penelitian ini ketrampilan generik sebagai pendukung pembelajaran

kooperatif kombinasi Student Teams Achievement Division (STAD) dan Teams

Games Tournamens (TGT) yaitu kemampuan dalam:

1. Pengamatan langsung

Pengamatan langsung merupakan kemampuan dalam mengamati

objek secara langsung. Pengamatan langsung dapat diperoleh melalui kejadian

sehari-hari atau terjadi saat melakukan praktikum. Contoh pengamatan

langsung pada materi hidrokarbon adalah pengamatan reaksi pembakaran

hidrokarbon menjadi H2O dan gas CO2.


18

2. Pengamatan tak langsung

Keterbatasan panca indera menyebabkan gejala atau fenomena

perilaku alam tidak dapat diamati secara langsung, sehingga diperlukan suatu

peralatan. Contoh: pada reaksi redoks, pengamatan tak langsungnya transfer

elektron dari logam yang teroksidasi ke logam yang tereduksi.

3. Pengamatan tentang skala

Ilmu kimia adalah ilmu berdasarkan percobaan. Oleh sebab itu

siswa dituntut untuk mampu memahami skala atau ukuran kimia secara benar.

Contoh: jika kita akan membuat molekul H2O dari atom hidrogen dan

oksigen, maka dapat digambarkan bahwa 2 atom H ditambah 1 atom O

menghasilkan 1 molekul H2O.

4. Bahasa simbolik

Ilmu kimia sangat kaya akan simbol-simbol yang digunakan dalam

berbagai fungsi dan tujuan sebagai bahasa untuk menyatakan suatu besaran

atau kuantitatif maupun kualitatif dan sebagai alat untuk mengungkap hukum

atau prinsip kimia. Bahasa simbolik dapat berfungsi sebagai bahasa

komunikasi,menyatakan suatu besaran, dan mengungkap hukum-hukum alam

Contoh: simbol karbon adalah C, rumus molekul heksana C6H14 .

5. Logical frame

Logical frame adalah kemampuan untuk berpikir sistematis yang

berdasarkan pada keteraturan fenomena gejala alam kemampuan ini akan

membantu mahasiswa untuk berfikir sistematik. Contoh: golongan metana,


19

etana, propana, n-butana, n-heksana, dan homolognya akan mempunyai titik

didih yang beraturan karena semakin besar jumlah atom karbon pada senyawa

berantai lurus, semakin tinggi titik didihnya. Titik didih semakin tinggi ini

disebabkan oleh adanya gaya van der waals yang semakin besar.

6. Konsistensi logis

Konsistensi logis adalah kemampuan mengungkap adanya

konsistensi logis mengenai data-data fisik dari beberapa senyawa kimia.

Contoh: sifat fisik yang mirip antara alkana, alkena dan alkuna yang memiliki

atom karbon yang sama menunjukan adanya konsistensi logis dari sifat fisik

hidrokarbon.

7. Hukum sebab-akibat

Hukum sebab-akibat adalah kemampuan untuk memahami dan

menggunakan hukum sebab-akibat. Hukum ini banyak sekali muncul dalam

ilmu kimia dan banyak pula gejala yang merupakan akibat dari berbagai

kejadian. Sebuah aturan dapat dinyatakan sebagai hukum sebab-akibat apabila

ada kedapat-ulangan (reproducibility) dari akibat sebagai fungsi dari

penyebabnya. Contohnya perubahan konsentrasi satu zat dalam kesetimbangan akan

berakibat mengeser kesetimbangan.

8. Pemodelan

Dalam mempelajari ilmu kimia beberapa materi kimia dipelajari

secara abstrak. Hal ini merupakan kesulitan baik bagi dosen maupun bagi

mahasiswa. Misalkan, bagaimana membayangkan bentuk atom yang


20

berukuran sangat kecil dan tidak dapat dilihat walaupun dengan mikroskop

elektron. Meskipun demikian, hal ini harus dipelajari karena diperlukan untuk

menentukan sifat fisik dan kimia atom tersebut. Contoh lain adalah gambar

pencemaran udara karena CO2, CO, maupun gas belerang.

9. Logical inference

Logical inference adalah kemampuan untuk dapat mengambil

kesimpulan baru sebagai akibat logis dari hukum-hukum terdahulu tanpa

harus melakukan percobaan baru. Jadi hukum yang terakhir dapat muncul

hanya berdasarkan konsekuensi logis dari beberapa hukum yang sudah ada.

Contoh: Boyle melakukan percobaan tentang gas pada temperatur tetap

P T sedangkan Gay Lussac melakukan percobaan pada voleme tetap

P
= kons tan dari kedua percobaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
T

PV
= kons tan .
T

Contoh lain adalah I. C2H2, C3H4, C4H6, II. C2H4, C3H6, C3H8,

III. C2H4, C3H6, C4H8, IV. C2H6, C3H8, C4H10. Dari data di atas yang

kesemuaannya merupakan hidrokarbon tak jenuh adalah I dan III

10. Abstraksi

Abstraksi yaitu kemampuan siswa untuk mengambarkan hal-hal

yang abstrak ke dalam bentuk nyata. Umumnya kemampuan ini sulit untuk

diajarkan.Contoh; keberadaan elektron disekitar atom dapat kita gambarkan


21

dengan menggambar daerah dekat inti atom dengan arsiran yang lebih tebal,

semakin menjauhi inti arsiran semakin tipis (Tim Penulis Pekerti, 2001).

Berdasarkan keterangan di atas maka penyusunan model pembelajaran

kooperatif kombinasi Student Teams Achievement Division (STAD) dan Teams

Games Tournamens (TGT) terintegrasi ketrampilan generik berpegang prinsip

belajar dan mengajar yang berpusat pada siswa, siswa cenderung aktif dan

pemanfaatan media seperti kartu soal, gambar, CD dan media komputer.

G. Pokok Materi Hidrokarbon (alkana, alkena, dan alkuna)

1. Alkana

a. rumus umum alkana CnH2n.+2

b. tatanama alkana

1. alkana rantai lurus: rantai lurus diberi nama normal yang disingkat n

H 3C C CH3
H2 n- propana

2. alkana rantai bercabang

a) hanya satu cabang

Penomoran rantai utama dimulai dari ujung rantai yang letak

cabangnya paling dekat. Contoh:

H3C C CH C C CH3
H2 H2 H2
C2H5 2-etil heksana

b) lebih dari satu cabang

Gugus alkil yang sama digabung dalam menyebutkan. Contoh:


22

CH 3
H
H 3C C C C C CH 3
H2 H2
C 2H 5 CH 3 2-etil,2,3-dimetil heksana

catatan:2 gugus alkil sama, diberi awalan di-

3 gugus alkil sama, diberi awalan tri-, dst

c. sifat- sifat alkana

1) sifat fisik

Titik didih dan titik leleh alkana semakin meningkat dengan

makin panjangnya rantai C.

C1-C4 = berwujud gas, C5-C17 = bewujud cair, C18 keatas = bewujud

padat

2) sifat kimia:

a) reaksi substitusi (reaksi pengantian) .

b) reaksi pembakaran

Reaksi pembakaran alkana menghasikan CO2 dan H2O,

sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan CO (jelaga) dan

H2O.

d. isomer alkana

Isomer merupakan senyawa yang mempunyai rumus molekul

(jumlah atom C) sama tetapi berbeda rumus strukturnya. Pada alkana hanya
23

ada isomer kerangka yaitu keisomeran karena perbedaan letak atom C

diantara senyawa-senyawa dengan rumus molekul sama.

2. Alkena dan alkuna

a. rumus umum alkena CnH2n dan rumus umum alkuna CnH2n-2.

b. tatanama alkena dan alkuna

Alkena adalah hidrokarbon alifatik dan alisiklik tak jenuh

dengan ikatan rangkap. Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang

sesuai dengan menganti akhiran ana menjadi ena, alkuna akhiran

ana diganti una, penamaan alkena dan alkuna yaitu nomor cabang

+ nama alkil + nama rantai utama.

c. sifat- sifat alkena dan alkuna

2) sifat fisis dan wujud zat alkena dan alkuna hampir sama dengan

3) sifat kimia alkena dan alkuna

a) adisi hidrogenasi pada etuna dengan hidrogen berlebih menghasilkan

etana.

b) adisi klorin berlebih pada propuna menghasilkan 1,2-dikloropropana

c) adisi HCl berlebih pada propena menghasilkan 2-kloro propana.

d) reaksi pembakaran menghasilkan H2O, CO2 atau CO

e) reaksi polimerisasi adalah penggabungan molekul-molekul sederhana menjadi

besar. Molekul sederhana yang mengalami polimerisasi disebut

minomer, sedangkan hasilnya disebut polimer.


24

d. isomer alkena

Isomer pada alkena tidak hanya karena cabang-cabangnya tetapi

juga karena ikatan rangkapnya. Isomer karena posisi cabang disebut

isomer struktur sedang isomer karena perbedaan penempatan gugus-gugus

disekitar ikatan rangkapnya disebut isomer geometris.

e. Isomer alkuna

Seperti hanya alkana, keisomeran alkuna terjadi karena posisi

cabang (isomer struktur) dan tidak mempunyai isomer geometris.


25

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan data

pengamatan langsung terhadap siswa mengenai jalannya proses pembelajaran di

kelas. Dari data tersebut, kemudian dianalisis melalui beberapa tahapan dalam

siklus-siklus tindakan.

A. Subjek Penelitian dan Lokasi

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X-2 SMA Negeri 16 Semarang

Tahun Ajaran 2006/2007 dengan jumlah siswa sebanyak 37 terdiri dari 17 siswa

putra dan 20 siswa putri.

B. Faktor yang diteliti

Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam

memahami konsep materi yang diajarkan, serta untuk mengetahui keaktifan siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi pusat

perhatian (Arikunto, 2002:99). Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi

fokus perhatian adalah hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan hidrokarbon
26

dan aktifitas siswa selama pembelajaran. Hasil belajar ini dapat diukur dengan

menggunakan tes yang dilakukan setiap akhir siklus, sedangkan aktifitas siswa

dapat diamati mengunakan lembar observasi.

D. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada

siklus I dan II mengunakan lembar kegiatan diskusi dan lembar aktifitas

siswa.

2. Hasil tes pembelajaran siswa pada akhir siklus I dan II.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Metode observasi

Metode observasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan data

yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta

pencatatan secara sistematis. Untuk mengukur tolok ukur keberhasilan

penelitian, permasalahan dan faktor yang dijadikan pertimbangan untuk

tindakan berikutnya (Arikunto, 2002:30). Observasi ini meliputi aktivitas

belajar siswa dan kegiatan diskusi selama pembelajaran, yang dilakukan oleh

dua observer.
27

2. Metode tes

Metode ini merupakan teknik penilaian yang biasa digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa dalam pencapaian suatu kompetensi tertentu

(Sanjaya, 2006:187). Tujuan metode ini untuk mengetahui sejauh mana

tingkat pemahaman siswa mengenai materi setelah diberi pembelajaran

menggunakan model kolaborasi STAD dan TGT terintegrasi ketrampilan

generik. Data-data yang diperoleh dari hasil tes dianalisis untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa.

3. Metode angket

Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang

yang akan diukur (responden) (Arikunto, 2002:28). Angket yang digunakan

dalam penelitian ini ada dua macam yaitu angket motivasi dan angket refleksi

siswa. Penyebaran angket motivasi sebelum mulai pembelajaran sedangkan

angket refleksi disebar pada akhir pembelajaran.

4. Metode dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan mengambil dokumentasi/data-data

yang mendukung penelitian meliputi nama-nama siswa sebagai subyek

penelitian dan data nilai ulangan umum mata pelajaran kimia yang diambil

dari daftar nilai. Daftar ini akan digunakan untuk analisis tahap awal.
28

F. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan secara diskriptif terhadap data kualitatif dan

kuantitatif. Data kualitatif terdiri dari hasil aktivitas siswa selama pembelajaran

berlangsung dan kegiatan diskusi sedangkan data kuantitatif berupa data hasil tes

tiap siklusnya, dimana pada penelitian mengunakan model pembelajaran

kooperatif kombinasi STAD dan TGT terintegrasi ketrampilan generik, hasil tes

yang diperoleh mencakup nilai kognitif dan psikomotorik siswa tiap siklusnya

dan angket. Dari data-data tersebut akan dianalisis mengunakan rumus-rumus

sebagai berikut:

1. Rata-rata kelas

Untuk mengetahui rata-rata kelas pada masing-masing siklus menurut

Sudjana (1999) menggunakan rumus sebagai berikut:

X
X =
N

Dimana:


X = nilai rata-rata kelas

X = jumlah nilai siswa

N = jumlah siswa
29

2. Ketuntasan belajaran secara individual

Siswa dikatakan tuntas secara individual apabila mencapai nila lebih

besar dari 6.5.

3. Ketuntasan belajar secara klasikal

Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa

secara klasikal menurut Sudjana(1999) adalah sebagai berikut:

nl
P= x100%
n

Keterangan;

P = persentase ketuntasan klasikal

nl = jumlah siswa tuntas secara individual

n = jumlah siswa

Menurut Mulyasa hasil belajar dikatakan tuntas apabila sekurang-

kurangnya 85% siswa memperoleh nilai 65 atau sekurang-kurangnya

ketuntasan belajar klasikal sebesar 85%.

4. Data observasi

Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan

menggunakan rumus:

N1
X1 = x 100 %
N
30

Keterangan:

X1 = persentase semua aspek yang diamati

N1 = jumlah skor perolehan semua aspek

N = jumlah skor maksimal semua aspek

5. Data angket

Data yang diperoleh dari hasil angket dianalisis dengan menggunakan

rumus:

N1
X1 = x 100 %
N

Keterangan:

X1 = persentase aspek yang diamati

N1 = jumlah siswa yang menjawab ya

N = jumlah siswa

Tabel 2. Kategori skor hasil observasi dan angket

Nilai Interval Kriteria


A 80%-100% Sangat baik
B 70%-79% Baik
C 60%-69% Cukup
D kurang dari 60% Kurang baik

6. Penguasaan ketrampilan generik

N1
X1 = x 100 %
N
31

Keterangan:

N1 = jumlah siswa yang memperoleh skor 3.5-5 tiap soal

N = jumlah siswa

X1 = presentase penguasaan ketrampilan generik siswa

Tabel 3. Kriteria penguasaan ketrampilan generik tiap soal

No Interval kriteria
1 3.5-5 Menguasai ketrampilan generik
2 0-3.4 Belum menguasai ketrampilan generik

G. Prosedur Kerja PTK

Prosedur kerja dalam penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang terdiri

dari dua siklus. Sebelum pelaksanaan siklus I diadakan pre tes terlebih dahulu

untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Siklus I terdiri dari tiga kali

pertemuan membahas tentang materi alkana sedangkan siklus II terdiri dari empat

kali pertemuan membahas tentang materi alkana khususnya keisomeran dan sifat-

sifat alkana, ditambah materi alkena dan alkuna. Tiap siklus meliputi

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi sesuai gambar 1.


32

Observasi awal di SMA N 16 Semarang

Analisis Penyebab Masalah


Hasil beajar kimia yang rendah
Minimnya buku ajar dan kurang optimalnya dalam pemanfaatannya
Pemahan konsep dan daya serap siswa terhadap kimia kurang
Adanya anggapan bahwa kimia sulit dan kurangnya semangat siswa
dalam proses belajar mengajar
Kurang peran aktif siswa dalam pembelajaran

Perencanaan Siklus I Pelaksanaan Tindakan Siklus I


Merumuskan masalah Guru melaksanakan pembelajaran
Solusi pemecahan masalah pada pokok materi Hidrokarbon
melalui model pembelajaran menggunakan model
kooperatif kombinasi STAD pembelajaran kooperatif
dan TGT terintegrasi kombinasi STAD dan TGT
ketrampilan generik. terintegrasi ketrampilan generik.
Menyusun rencana Guru memimpin diskusi dan
pembelajaran tanya jawab

Refleksi Siklus I
Mengkaji hasil pengamatan selama Observasi Siklus I
siklus I untuk menentukan tindakan Guru memberikan test, kuis dan
perbaikan pada siklus II gemas/turnamen.
Mengobservasi kegiatan siswa
kemudian menganalisisnya

Perencanaan Siklus II
Menyusun rencana Pelaksanaan Tindakan Siklus II
pembelajaran melalui Guru melaksanakan pembelajaran
model pembelajaran pada pokok materi Hidrokarbon
kooperatif kombinasi menggunakan model pembelajaran
STAD dan TGT kooperatif kombinasi STAD dan TGT
Terintegrasi Ketrampilan Terintegrasi Ketrampilan Generik.
Generik. Guru memimpin diskusi dan tanya
jawab

Refleksi Siklus II Observasi Siklus II


Mengkaji hasil pengamatan Guru memberikan test, kuis dan gemas/turnamen.
selama siklus II Mengobservasi kegiatan siswa kemudian
menganalisisnya

Gambar 1. Skema Alur Penelitian


33

H. Langkah-Langkah Penelitian

1. Pelaksanaan siklus I

a. Perencanaan

1) Berdasarkan wawancara dan observasi awal sebelum pelaksanaan

penelitian, diperoleh permasalahan yang terdapat pada kelas X-2 yaitu

rendahnya hasil beajar siswa dan kurang aktifnya siswa dalam proses

pembelajaran yang salah satu disebabkan oleh pengunaan model

pembelajaran yang kurang melibatkan peran aktif siswa dan

pembelajaran masih bersifat satu arah.

2) Menentukan pokok materi yang akan diajarkan yaitu materi

hidrokarbon.

3) Merancang skenario pembelajaran kooperatif kombinasi Student

Teams Achievement Division (STAD) dan Teams Games Tournamens

(TGT) terintegrasi ketrampilan generik yang meliput:

a) Rencana Pembelajaran (RP) dengan pokok materi alkana.

b) Lembar observasi afektivitas siswa.

c) Lembar observasi diskusi.

d) Panduan penilaian kognitif dan psikomotorik.

e) Lembar kerja siswa.

f) Menyiapkan kartu-kartu soal.

g) Membuat test siklus I.


34

b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini meliputi:

1) Informasi awal jalannya pembelajaran mengunakan model pembelajaran

kooperatif kombinasi Student Teams Achievement Division (STAD)

dan Teams Games Tournamens (TGT) terintegrasi ketrampilan

generik.

2) Guru membagi siswa dalam kelompok yang heterogen, tiap kelompok

terdiri dari 4-5 anak. Dalam pembagian kelompok dilakukan oleh

peneliti dan guru kolaboran dengan pertimbangan nilai kimia siswa

sebelum pelaksanaan penelitian.

3) Guru memberi tugas dan membagi LKS untuk tiap kelompok, LKS ini

digunakan sebagai panduan mereka berdiskusi.

4) Guru menerangkan materi alkana yang meliputi tatanama alkana,

keisomeran, sifat-sifat, sumber dan pemanfaat dalam kehidupan

sehari-hari.

5) Guru mengadakan demonstrasi di depan kelas dengan bantuan beberapa siswa

untuk membuktikan reaksi pembakaran senyawa hidrokarbon.

6) Guru memberi contoh menyelesaikan soal-soal alkana

7) Guru membimbing siswa melakukan diskusi kelompok dalam menyelesaikan

soal-soal tentang alkana.


35

8) Guru memandu siswa melakukan diskusi klasikal untuk membahas

soal yang sudah dikerjakan secara kelompok

9) Melakukan kuis dan turnamen/games dengan kartu soal untuk menambah skor

individu maupun kelompok.

10) Guru mencocokan jawaban kartu yang telah dikerjakan siswa dengan

cara menyuruh seorang siswa menjawab soal sesuai nomor yang

diinginkan guru, kemudian menyuruh seorang siswa dari kelompok

lain untuk menanggapinya jawaban tersebut.

11) Guru membahas kesulitan dalam kartu soal.

12) Guru membantu siswa dalam menarik kesimpulan bersama.

13) Tes akhir siklus I.

c. Tahap pengamatan (observasi)

Pada tahap ini aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung di pantau oleh observer dengan menggunakan pedoman

lembar observasi aktivitas siswa dan lembar kegiatan diskusi.

d. Tahap refleksi

Semua informasi yang terkumpul selama pelaksanaan penelitin

dievaluasi dengan teliti, dirangkum dalam jurnal harian, kemudian

diverisifikasi, dan dicari masalah yang belum terselesaikan, dicari sebab-

sebabnya kemudian dilakukan perbaikan untuk siklus II.


36

2. Pelaksanaan siklus II

Untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus I guru merancang kembali

rencana pada siklus II. Semua tindakan yang dilakukan pada siklus II ini sama

dengan semua tindakan pada siklus I, hanya saja pada siklus II materi yang

dipelajari adalah keisomeran dan sifat-sifat alkana yang menyebabkan banyak

siswa yang tidak tuntas ditambah materi alkena dan alkuna.

I. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian menurut Mulyasa (2004:99) yaitu:

a. Secara klasikal siswa dalam kelas tersebut telah memperoleh nilai

65 telah mencapai 85%.

b. Secara individu apabila seorang siswa telah mendapat nilai

65 untuk rentang ideal 100 atau minimal telah menyerap materi

65%.

Apabila dua hal tersebut telah dipenuhi, maka pelajaran kimia dengan

pokok meteri hidrokarbon dinyatakan sudah tuntas.


37

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan selama dua siklus maka

peneliti memperoleh data yang dianalisis untuk membuktikan indikator yang

diajukan. Analisis data penelitian meliputi data hasil belajar kognitif,

psikomotorik dan data observasi aktifitas siswa maupun diskusi selama kegiatan

pembelajaran berlangsung dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif

kombinasi Student Teams Achievement Division (STAD) dan Teams Games

Tournamens (TGT) terintegrasi ketrampilan generik.

A. Pre tes

Sebelum pelaksanaan siklus I diadakan pre tes terlebih dahulu terhadap

kelas X-2 mengenai materi hidrokarbon. Tujuan pre tes ini adalah untuk

mengetahui kondisi dan kemampuan awal siswa sebelum menerima pembelajaran

kooperatif kombinasi Student Teams Achievement Division (STAD) dan Teams

Games Tournamens (TGT) terintegrasi ketrampilan generik untuk materi

hidrokarbon. Berdasarkan analisis data pre tes diperoleh hasil belajar kognitif dan

psikomotorik sesuai tabel 4.


38

Tabel 4. Hasil Pre Tes

No. Hasil Pre Tes Kognitif Psikomotorik

1. Nilai siswa terendah 7.7 15.2

2. Niai siswa tertinggi 50 50

3. Rata-rata kelas 27.99 27.85

4. Persentase ketuntasan 0% 0%

Berdasarkan tabel diatas ternyata semua siswa belum mengalami

ketuntasan secara klasikal dengan rata-rata kelas sebesar 27.99 untuk aspek

kognitif (lampiran 23) dan 27.85 untuk aspek psikomotorik (lampiran 26). Hal ini

disebabkan siswa belum memperoleh materi yang diteskan.

Pada soal pre tes ini melibatkan beberapa ketrampilan generik yaitu bahasa

simbolik, logical frame, abstraksi, dan logical inference. Penguasaan ketrampilan

generik dari hasil pre tes masih sangat rendah. Siswa yang dapat menguasai

ketrampilan simbolik 18.92%-24.33%, kemampuan berfikir sistematikn (logical

frame) 8.11%-13.51%, kemampuan mengambil kebutusan (logical inference)

8.4%-18.92%, sedangkan kemampuan mengambarkan bentuk abstrak ke dalam

bentuk nyata (abstraksi) sebesar 13.51%. Hal ini disebabkan siswa belum

terbiasa dengan tipe soal yang melibatkan ketrampilan generik. Langkah

selanjutnya adalah pelaksanaan siklus I.

Data hasil penguasaan ketrampilan generik siswa pada pre tes dapat dilihat

pada tabel 5.
39

Tabel 5. Penguasaan Ketrampilan Generik Siswa pada Pre Tes

No Jenis Materi % siswa


Soal ketrampilan yang
generik menguasai
Menentukan rumus umum, rumus
bahasa
1 molekul, deret homolog dan reaksi-reaksi 24.32%
simbolik
senyawa alkena dan alkuna.
Menentukan rumus umum , rumus
bahasa
2 molekul, deret homolog dan reaksi-reaksi 21.62%
simbolik
senyawa alkana.
bahasa Tatanama dan.isomer senyawa alkena
3 18.92%
simbolik dan alkuna.
bahasa
4 21.62%
simbolik Tatanama dan isomer senyawa alkana.
Menyebutkan sifat-sifat senyawa alkena
5 logical frame 13.51%
dan alkuna.
bahasa Tatanama dan isomer senyawa alkana.
6 16.22%
simbolik
bahasa Tatanama dan.isomer senyawa alkena dan
7 8.11%
simbolik alkuna.
8 logical frame Menyebutkan sifat-sifat senyawa alkana. 8.11%
Menggolongkan senyawa hidrokarbon,
logical menentukan rumus umum, rumus
9 18.92%
inference molekul, dan deret homolog senyawa
alkena dan alkuna.
Menggolongkan senyawa hidrokarbon,
logical menentukan rumus umum, rumus
10 21.62%
inference molekul, dan deret homolog senyawa
alkana.
Manfaat dan sifat-sifat senyawa alkena
11 abtraksi 13.51%
dan alkuna.
logical
12 8.11%
inference Manfaat dan sifat-sifat senyawa alkana
logical Manfaat dan sifat-sifat senyawa alkena
13 10.80%
inference dan alkuna.
40

B. Siklus I

Pelaksanaan siklus I dimulai pada tanggal 12 April sampai 26 April 2007

yang terdiri dari 3 kali pertemuan. Siklus I ini membahas materi alkana yang

meliputi tatanama alkana, keisomeran, sifat-sifat alkana, sumber dan manfaatnya

dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan analisis data siklus I diperoleh hasil

belajar kognitif dan psikomotorik sesuai 6.

Tabel 6. Hasil Siklus I

No. Hasil Siklus I Kognitif Psikomotorik

1. Nilai siswa terendah 53.3 55


2. Nilai siswa tertinggi 93.3 90
3. Rata-rata kelas 71.13 66.14
4. Persentase ketuntasan 72.9 % 62.16 %
Pada siklus I hasil belajar kognitif dan psikomotorik siswa tampak

adanya peningkatan dibandingkan hasil pre tes. Nilai rata-rata kognitif siswa

sebelum dan sesudah siklus I adalah 27.99 menjadi 71.13, sedangkan ketuntasan

belajar klasikal dari 0 % menjadi 72.9 % (lampiran 24). Untuk nilai rata-rata

psikomotorik sebelum dan sesudah siklus I adalah 27.85 menjadi 66.14,

sedangkan ketuntasannya 0 % dari menjadi 62.16 % (lampiran 27). Peningkatan

hasil belajar kognitif dari pre tes ke siklus I dapat dilihat pada gambar 2,

sedangkan untuk hasil belajar psikomotorik dari pre tes ke siklus I dapat dilihat

pada gambar 3.
41

Grafik Hasil Penilaian Kognitif

80

60

40
pre
20 test
siklus I
0
nilai nilai rata-rata ketuntasan
terendah tertinggi kelas klasikal

Gambar 2. Hasil belajar kognitif dari pre test ke siklus I.

Grafik Hasil Penilaian Psikomotorik


90
80
70
60
50
40
30
20
10
pre test
0
siklus I nilai terendah nilai tertinggi rata-rata kelas ketuntasan
klasikal

Gambar 3. Hasil belajar psikomotorik dari pre test ke siklus I.

Peningkatan hasil belajar pada siklus I ini belum dapat mencapai

indikator keberhasilan penelitian seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan

karena siswa masih kurang dapat menerima pembagian kelompok yang

heterogen, siswa kurang berperan aktif selama proses pembelajaran, tingkat

kerjasama antar siswa dalam kelompok masih kurang dan rendahnya kesadaran

siswa untuk menyumbangkan nilai bagi kelompoknya. Siswa juga masih bingung

dan belum terbiasa dengan aturan permainan yang dilakukan dalam model
42

pembelajaran kooperatif kombinasi Student Teams Achievement Division (STAD)

dan Teams Games Tournamens (TGT) terintegrasi ketrampilan generik. Pada

siklus I ini siswa belum paham mengenai materi keisomeran dan sifat-sifat

alkana.

Penguasaan ketrampilan generik pada siklus I yang meliputi bahasa

simbolik, kemampuan berfikir sistematik (logical frame), dan kemampuan

mengambil keputusan (logical inference) mengalami peningkatan dibandingkan

pada hasil pre tes. Peningkatan ini belum maksimal karena pada sub materi sifat-

sifat dan manfaat senyawa alkana, penguasan ketrampilan dalam mengambil keputusan

(logical inference) dan bahasa simbolik hanya 45.9%. Hal ini disebabkan siswa

belum terbiasa dengan tipe soal yang diberikan pada model pembelajaran

kooperatif kombinasi Student Teams Achievement Division (STAD) dan Teams

Games Tournamens (TGT) terintegrasi ketrampilan generik dan kurang dapat

memaksimalkan ketrampilan generik yang dimilikinya. Berdasarkan analisis data

siklus I diperoleh ketrampilan generik yang dimiliki siswa sesuai tabel 7.

Tabel 7. Penguasaan Ketrampilan Generik Siswa pada Siklus I

Jenis % siswa
No
Ketrampilan Materi yang yang
Soal
Generik menguasai
Menentukan rumus umum, rumus
1 bahasa simbolik molekul, deret homolog dan reaksi- 78.4%
reaksi senyawa alkana
2 bahasa simbolik Tatanama dan isomer senyawa alkana. 70.3%
3 bahasa simbolik Tatanama dan isomer senyawa alkana. 45.9%
Menyebutkan sifat-sifat senyawa
4 logical frame 75.6%
alkana.
43

Menggolongkan, menentukan rumus


logical
5 umum, rumus molekul dan deret 72.9%
inference
homolog alkana.
logical 45.9%
6 Manfaat dan sifat-safat senyawa alkana.
inference

Hasil observasi pengamatan afektif siswa selama siklus I diketahui bahwa

keaktifan siswa sebesar 71.4% dengan kriteria baik (lampiran 31). Untuk aspek

ketepatan mengikuti pelajaran, kelengkapan literatur, perhatian terhadap

pelajaran, sikap siswa terhadap guru dan temannya mendapat skor 4. Sedangkan

untuk aspek ketepatan mengumpulkan tugas, keaktifan mengerjakan tugas, dan

kejujuran saat mengikuti tes mendapat skor 3. Data hasil pengamatan afektifitas

siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 8. Hasil Pengamatan Afektif Siswa Siklus I

Skor Skor Skor


No. Aspek yang diamati Pengamat Pengamat Rata-
I II rata
Siswa yang mengikuti pelajaran
1 4 4 4
tepat waktu
Siswa yang membawa kelengkapan
2 4 4 4
belajar atau literatur.
Siswa yang memperhatikan
3 4 3 3
pelajaran dengan baik.
Siswa yang tepat waktu dalam
4 mengumpulkan tugas dan aktif 3 3 3
mengerjakan tugas.
5 Siswa yang jujur saat mengikuti test. 3 3 3
Siswa yang hormat dan bersikap
6 4 4 4
sopan kepada guru.
7 Siswa yang ramah kepada teman. 4 4 4
44

Persentase hasil diskusi siswa selama siklus I sebesar 62.5% dengan kriteria

cukup (lampiran 29). Berdasarkan analisis lembar observasi diskusi diperoleh

data sesuai tabel 9.

Tabel 9. Hasil Pengamatan Kegiatan Diskusi Siklus I

Skor Skor Skor


No. Aspek yang diamati Pengamat Pengamat Rata-
I II rata
Siswa yang menyampaikan
1 mengeluarkan pendapat dengan baik 3 3 3
selama diskusi berlangsung
Siswa yang menangapi pendapat denga
2 3 3 3
baik selama diskusi
Siswa yang bertanya kepada teman
3 4 4 4
selama diskusi
Siswa yang menjawab teman selama
4 2 2 2
diskus
Siswa yang bekerjasama dalam
5 4 4 4
kelompok dengan baik
Siswa yang membantu memecahkan
6 3 3 3
masalah selama diskusi
Siswa yang membantu dalam
7 3 3 3
pengambilan kesimpulan
Siswa yang mengkomunikasikan hasil
8 3 3 3
diskusi dengan baik
Dari data pengamatan diskusi dapat dilihat bahwa siswa kurang dapat

mengoptimalkan kegiatan diskusi, mereka cenderung asyik dengan diri sendiri

dan kurang berperan aktif dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa masih

belum dapat menerima pembagian kelompok yang heterogen dan belum terbiasa

dengan model pembelajaran yang diterapkan.

Berdasarkan uraian diatas, masih perlu diadakan perbaikan untuk proses

pembelajaran selanjutnya. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan antara lain lebih


45

mengoptimalkan kegiatan diskusi, memotivasi siswa untuk lebih berperan aktif

dalam diskusi dan bekerjasama dengan anggota kelompoknya pada proses

pembelajaran dan permainan.

C. Siklus II

Tindakan siklus II dimulai tanggal 1 Mei sampai 10 Mei 2007 yang

terdiri dari 4 kali pertemuan. Materi pada siklus ini adalah alkana khususnya

keisomeran dan sifat-sifatnya ditambah materi alkena dan alkuna yang meliputi

tatanama, keisomeran, sifat-sifat, sumber dan manfaatnya bagi kehidupan sehari-

hari. Sebelum pelaksanaan siklus II dimulai, dengan mengunakan metode yang

sama pada siklus I peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran pada pokok

materi keisomeran dan sifat-sifat alkana yang belum mencapai ketuntasan pada

siklus I. Berdasarkan analisis data siklus II diperoleh hasil belajar kognitif dan

psikomotorik sesuai tabel dibawah ini.

Tabel 10. Hasil Siklus II

No. Hasil Siklus II Kognitif Psikomotorik

1. Nilai siswa terendah 62.5 61.5

2. Niai siswa tertinggi 98.8 96.5

3. Rata-rata kelas 81.54 77.25

4. Persentase ketuntasan 91.9 % 89.19 %

Setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus II terlihat adanya

peningkatan hasil belajar dari siklus I. Perolehan nilai aspek kognitif siswa adalah
46

81.54 dengan ketuntasan klasikal sebesar 91.9 % (lampiran 25), sedangkan rata-

rata aspek psikomotorik siswa sebesar 77.25 dengan ketuntasan klasikal 89.19 %.

(lampiran 26).

Menurut Mulyasa hasil belajar dikatakan tuntas apabila sekurang-

kurangnya 85 % siswa memperoleh nilai 65. Berdasarkan hasil siklus II

ketuntasan belajar yang dicapai adalah 91.9 % dengan rata-rata kelas sebesar

81.54 untuk aspek kognitif, sedangkan untuk aspek psikomotorik rata-rata

kelasnya sebesar 77.25 dengan ketuntasan 89.19 % (lampiran 28). Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan indikator yang diinginkan telah tercapai.

Pencapaian indikator pada siklus II ini disebabkan adanya perbaikan

dalam penerapan model pembelajaran. Pada siklus II lebih mengoptimalkan

kerjasama dan peran aktif siswa dalam pembelajaran. Siswa juga sudah bisa

menerima pembagian kelompok yang heterogen, siswa berani menyampaikan ide-

idenya dan sudah paham serta terbiasa dengan pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif kombinasi Student Teams Achievement Division (STAD) dan Teams

Games Tournamens (TGT) terintegrasi ketrampilan generik. Peningkatan hasil

belajar kognitif siklus I ke siklus II dapat dilihat pada gambar 4, sedangkan untuk

hasil belajar psikomotorik dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada gambar 5.
47

Grafik Hasil Penilaian Kognitif


100

80

60

40
siklus I
siklus II 20

0
nilai nilai rata-rata ketuntasan
terendah tertinggi kelas klasikal

Gambar 4. Hasil belajar kognitif dari siklus I ke siklus II.

Grafik Hasil Penilaian Psikomotorik siklus I


siklus II
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
nilai terendah nilai tertinggi rata-rata kelas ketuntasan
klasikal

Gambar 5. Hasil belajar psikomotorik dari siklus I ke siklus II.

Penguasaan ketrampilan generik pada siklus II yang meliputi bahasa

simbolik, kemampuan berfikir sistematik (logical frame), kemampuan

mengambarkan hal-hal yang abstrak ke dalam bentuk nyata (abstraksi), dan

kemampuan mengambil keputusan (logical inference) mengalami peningkatan

dibandingkan pada hasil siklus I yaitu 45.9% untuk ketrampilan logical inference
48

dan bahasa simbolik. Pada siklus ini lebih 80% siswa dapat menguasai

ketrampilan kemampuan berfikir sistematik (logical frame), kemampuan

mengambarkan hal-hal yang abstrak ke dalam bentuk nyata (abstraksi), simbolik,

kemampuan mengambil keputusan (logical inference) mengalami peningkatan.

Hal ini disebabkan siswa sudah terbiasa dengan tipe soal pada model

pembelajaran kooperatif kombinasi Student Teams Achievement Division (STAD)

dan Teams Games Tournamens (TGT) terintegrasi ketrampilan generik dan dapat

memaksimalkan penggunaan ketrampilan generiknya untuk menjawab tiap soal.

Berdasarkan analisis data siklus II diperoleh ketrampilan generik yang dimiliki

siswa sesuai tabel 11.

Tabel 11. Penguasaan Ketrampilan Generik Siswa pada Siklus II


Jenis
No % siswa yang
Ketrampilan Materi
Soal menguasai
Generik
bahasa Isomer dan reaksi-reaksi senyawa
1 81.1%
simbolik alkana
Menentukan rumus umum,rumus
bahasa
2 molekul,deret homolog danreaksi- 94.6%
simbolik
reaksi alkena dan alkuna
bahasa Tatanama dan reaksi-reaksi senyawa
3 94.6%
simbolik alkena dan alkuna
Menyebutkan sifat-sifat senyawa
4 logical frame alkena dan akuna 91.9%

bahasa Tatanama dan isomer senyawa alkena


5 83.8%
simbolik dan akuna
Menggolongkan senyawa hidrokar
logical bon, menentukan rumus umum rumus
6 86.5%
inference molekul dan deret homolog senyawa
alkena dan akuna
Manfaat dan reaksi-reaksi senyawa
7 abtraksi 86.5%
alkena dan akuna
logical Manfaat dan reaksi-reaksi senyawa
8 89.2%
inference alkena dan akuna
49

Sikap siswa selama pembelajaran siklus II ini dapat dilihat pada hasil

pengamatan afektif yang mengalami peningkatan dari 71.14% menjadi 91.43 %

(lampiran 36) dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil observasi afektif

kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran, kelengkapan buku catatan,

sikap hormat kepada guru dan ramah kepada teman memperoleh skor 5. Aspek

perhatian dalam mengikuti pelajaran, kedisiplinan mengumpulkan tugas dan

kejujuran dalam mengerjakan test mendapat skor 4. Hal ini dapat dilihat pada

tabel 12.

Tabel 12. Hasil Pengamatan Afektif Siswa Siklus II

Skor Skor Skor


No. Aspek yang diamati Pengamat Pengamat Rata-
I II rata
Siswa yang mengikuti pelajaran
1 tepat waktu 5 5 5

Siswa yang membawa


2 kelengkapan belajar atau literatur. 5 5 5

Siswa yang memperhatikan


3 pelajaran dengan baik. 4 4 4

Siswa yang tepat waktu dalam


4 mengumpulkan tugas. 4 4 4

Siswa yang jujur saat mengikuti


5 test. 4 4 4

Siswa yang hormat dan bersikap


6 5 5 5
sopan kepada guru.
7 Siswa yang ramah kepada teman. 5 5 5
50

Hasil pengamatan diskusi pada siklus II juga mengalami peningkatan

dari ketuntasan sebesar 62.5 % menjadi 82.5 % dengan kriteria baik (lampiran

34). Siswa lebih banyak yang berani mengomunikasikan idenya, menanggapi

pendapat orang lain serta meningkatnya kemauan untuk bertanya kepada temanya

bila mengalami kesulitan. Kerjasama kelompok semakin meningkat baik selama

diskusi dalam menyelesaikan masalah maupun kesiapan mengikuti permainan

untuk menambah poin bagi kelompoknya.

Tabel 13. Hasil Pengamatan Kegiatan Diskusi Siklus II.

Skor
Skor Skor
No. Aspek yang diamati Rata-
Pengamat I pengamat II
rata
Siswa yang menyampaikan/mengeluarkan
1 pendapat dengan baik selama diskusi 4 4 4
berlangsung
Siswa yang menangapi pendapat denga
2 4 4 4
baik selama diskusi
Siswa yang bertanya kepada teman
3 4 4 4
selama diskusi

Siswa yang menjawab teman selama


4 4 4 4
diskusi

Siswa yang bekerjasama dalam kelompok


5 5 5 5
dengan baik

Siswa yang membantu memecahkan


6 4 4 4
masalah selama diskusi

Siswa yang membantu dalam


7 4 4 4
pengambilan kesimpulan

Siswa yang mengkomunikasikan hasil


8 4 4 4
diskusi dengan baik
51

Dari hasil penelitian yang diperoleh ternyata hasil belajar siswa meningkat

setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif kombinasi Student Teams

Achievement Division (STAD) dan Teams Games Tournamens (TGT) terintegrasi

ketrampilan generik. Hal ini terjadi karena siswa ikut berperan aktif selama

pembelajaran berlangsung, Siswa akan mendapat motivasi dari teman satu

kelompoknya karena semua anggota kelompok bertanggung jawab atas

kelompoknya tersebut. Dalam pembelajaran ini siswa dalam kelompok akan

berperan sebagai tutor bagi teman satu kelompoknya yang mengalami kesulitan.

Dengan adanya kerjasama antar anggota kelompok, berarti siswa telah

melakukan ketrampilan sosial dalam proses pembelajaran. Sehingga diharapkan

akan terjalin sikap saling membantu antar anggota kelompok dalam

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Dengan kerjasama ini

masing-masing kelompok akan berusaha memahami materi pelajaran dan

mengatasi masalah yang timbul selama proses pembelajaran dengan ataupun

tanpa bantuan guru, sehingga kemandirian siswa dapat berkembang.

Peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif kombinasi Student Teams Achievement Division (STAD) dan Teams

Games Tournamens (TGT) terintegrasi ketrampilan generik, juga diikuti

tanggapan yang positif terhadap pelaksanaan model tersebut. Hal ini dapat dilihat

dari hasil angket refleksi (lampiran 38) siswa yang menyatakan suasana

pembelajaran menyenangkan dan senang dengan model ini sebesar 100%, yang

termotivasi dengan penerapan model ini sebesar 97.3%, yang mengganggap


52

pembelajaran lebih efektif dan dapat dengan mudah menerima pelajaran sebesar

94.6%.

Uraian diatas menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran

kooperatif kombinasi Student Teams Achievement Division (STAD) dan Teams

Games Tournamens (TGT) terintegrasi ketrampilan generik dalam pembelajaran

kimia materi hidrokarbon kelas X-2 SMAN 16 Semarang tahun ajaran 2006/2007

dapat meningkatkan hasil belajar siswa sekurang-kurangnya 85 % memperoleh

nilai 6.5. Dengan demikian indikator penelitian ini dapat dipenuhi.


53

BAB V

PENUTUP

A Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil simpulan bahwa

penggunaan model pembelajaran kooperatif kombinasi Student Teams

Achievement Division (STAD) dan Teams Games Tournamens (TGT) terintegrasi

ketrampilan generik dapat meningkatkan hasil belajar siswa sekurang-kurangnya

85 % siswa memperoleh nilai 6.5 pada materi hidrokarbon kelas X-2 SMAN 16

Semarang tahun ajaran 2006/2007. Peningkatan ini dapat dilihat dengan adanya

peningkatan ketuntasan klasikal dari 72.9 % menjadi 91.9 % untuk aspek kognitif

dan 62.16 % menjadi 89.19 untuk aspek psikomotorik, sedangkan peningkatan

rata-rata kelas dari 71.13 menjadi 81.54 untuk aspek kognitif dan 66.14 menjadi

77.25 untuk rata-rata kelas aspek psikomotorik. Pada aspek afektif juga

mengalami peningkatan dari 71.4% menjadi 91,43% dengan kriteria sangat baik.

Hal ini didukung dengan peningkatan penguasaan ketrampilan generik siswa pada

tiap siklusnya yang meliputi bahasa simbolik, kemampuan berfikir sistematik

(logical frame), kemampuan mengambarkan hal-hal yang abstrak ke dalam

bentuk nyata (abstraksi), dan kemampuan mengambil keputusan (logical

inference). Pada siklus I penguasaan logical frame dan bahasa simbolik masih

rendah hanya 45.9% sedangkan siklus II lebih dari 80% siswa telah menguasai

semua ketrampilan generik diatas.


54

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka diajukan saran-saran sebagai

berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif kombinasi Student Teams Achievement

Division (STAD) dan Teams Games Tournamens (TGT) terintegrasi

ketrampilan generik dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran

kimia di sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam

penerapannya guru harus mengatur waktu secara tepat agar tidak ada waktu

yang terbuang sia-sia.

2. Selama proses pembelajaran guru hendaknya menggunakan model mengajar

yang bervariasi, menarik perhatian siswa, melatih keaktifan siswa.


55

DAFTAR PUSTAKA

Anggraito, Ulung, Agung N, & Dyah Palupi. 2006. Peningkatan Aktivitas Siswa
dalam Kerja Ilmiah melalui Pembentukan Kelompok Kooperatif STAD dan
Penilaian Autentik. Dalam Jurnal Penelitian Pendidikan Volume 22 Nomor
1. Semarang: Lembaga Penelitian UNNES.

Anonim. 2006. Pembelajaran Kooperatif. http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/perdy-karuru.htm

Anonim. 2006. PembelajaranKooperatif. http://www.geocities.com/kump_kon/koperatif.htm

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 SMA, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus


dan Penilaian. Jakarta: Depdiknas

Djamarah, Syaiful. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fajar, Arnie. 2004. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Ibrahim, Muslim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri


Malang.

Kurniasari, Ani.2006. Komparasi Hasil Belajar antara Siswa yang diberi Metode
TGT dengan STAD Kelas X Pokok Bahasan Hidrokarbon. Skripsi.
Semarang: FMIPA UNNES.

Lamba, Hendrik A. 2006. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model STAD dan


Gaya Kognitif terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA. Dalam Jurnal Ilmu
Pendidikan Jilid 13 Nomer 2. Malang: Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan dan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia.

Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung:PT.Remaja Rosda


Karya.
Purba, Michael. 2004. Kimia untuk Kelas X Jilid 1B. Jakarta: Erlangga.

Priyono, Andreas. 2001. Petunjuk Praktis Classroom-Based Action Reasearch.


Depdiknas
56

Retnowati, Pricillia. 1999. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 1. Jakarta: Erlangga

Sudjana.1999. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda


Karya

Suyitno, Amin. 2005. Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas untuk Penyusunan
Skripsi. Semarang: FMIPA UNNES.

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Tim Penulis Pekerti Bidang MIPA.2001.Hakikat Pembelajaran Mipa dan Kiat


Pembelajaran Kimia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PAU-PPAI.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Jilid 2. Jakarta: Balai Pustaka.
57

Lampiran 1
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Nama Guru : Siti Mursidah


Kelas : X-2
Semester : 2 (dua)
Pokok Bahasan : Hidrokarbon

No Tanggal Kegiatan
1. Maret 2007 Observasi kondisi awal
Menyiapkan dokumen kondisional
a. Rencana pembelajaran
b. Lembar observasi siswa
c. Lembar kerja siswa
d. Petunjuk demostrasi
e. Kisi-kisi soal
2. 10 April 2007 Pre-test
3. 12 April 2007 Pelaksanaan Siklus I
4. 24 April 2007 Pelaksanaan Siklus I
5. 26 April 2007 Pelaksanaan Siklus I
6. 1 Mei 2007 Test Siklus I dan Pelaksanaan Siklus II
7. 3 Mei 2007 Pelaksanaan Siklus II
8. 8 Mei 2007 Pelaksanaan Siklus II
9. 22 Mei 2007 Test Siklus II

Semarang, Mei 2007


Guru

Siti Mursidah
NIM. 4301403070
58

Lampiran 2
DAFTAR NAMA SISWA
KELAS X2 SMA N 16

TAHUN PELAJARAN 2006/2007

No. Nama Siswa P/L


1 Abdul Jamil L
2 Achmad Khoerus Sodikin L
3 Achmad Sodiq L
4 Adi Suryo Leksono L
5 Ajeng Chariswanti P
6 Amirul Husni Latif L
7 Andi Prastyo L
8 Anik Richaniah P
9 Anita Hidayanti P
10 Anneke Richa Octamila P
11 Anni Ayuk Susanti P
12 Bagas Nufrian L
13 Bramadita L
14 Brona Ardi Putra L
15 Budi Santoso L
16 Distiq Juwita Tanaya Imriyani P
17 Dwi Yudha Hermawan L
18 Eka Nurul Fatimah P
19 Faruk Haydar Gibran L
20 Giyanto L
21 Heni Rahmania P P
22 Ika Marlinda P
23 Ikke Nurmaiyanti P
24 Khoriatul Khasanah P
25 Lilis Tianni P
26 Linatantri Martikasari P
27 Lindiani P
59

28 M. Saifudin L
29 Nurul Sakdiyah P
30 Puji Lestari P
31 Reza Adam L
32 Ricky Ary Wiyantoro L
33 Rubianto L
34 Setyawati P
35 Silvi Kurniawati P
36 Tianah P
37 Vina Mufarokah P
60

Lampiran 3

Kelompok Model Pembelajaran Kooperatif Kombinasi Student


Teams Achievement Division (STAD) dan Teams Games Tournamens
(TGT) Terintegrasi Ketrampilan Generik

KELOMPOK I KELOMPOK II

1. Nurul Sakdiyah 1. Lindiani


2. Giyanto 2. Brona Ardi. P
3. Acmad Khoerus. S 3. Anneka Richa. O
4. Lilis Tianni 4. Anni Ayuk Susanti
5. Heni Rahmania. P 5. Budi Santoso

KELOMPOKIII KELOMPOK IV

1. Ajeng Chariswati 1. Khoriatul Khasanah


2. Achmad Sodiq 2. Dwi Yudha. H
3. Amirul Husni. L 3. Ika Malinda
4. Andi Prastyo 4. Bagas Nufrian
5. Vina Mufarokah 5. Ikke Nurmaiyanti

KELOMPOK V KELOMPOK VI

1. Ricky Ary. W 1. Anik Richaniah


2. Distiq Juwita. T.I 2. Linatantri. M
3. Setiyawati 3. Reza Adam
4. Bramadita 4. M. Saifudin
5. Noviana Endah. C 5. Puji Lestari

KELOMPOK VII KELOMPOK VIII

1. Abdul Jamil 1. Faruk Haydar


2. Silvi Kurniawati 2. Eka Nurul Fatimah
3. Adi Suryo.L 3. Tianah
4. Anita Hidayati 4. Rubianto
61

Lampiran 4
RENCANA PEMBELAJARAN
Mata pelajaran : Kimia
Kelas/ semester : X /2
Materi pokok : Alkana
Metode : Pembelajaran Kooperatif Kombinasi STAD dan TGT Terintegrasi
Ketrampilan Generik

1. Standar Kompetensi ke: 4

Memahami senyawa organik dan makromolekul, menentukan hasil reaksi dan


mensintesis makromolekul serta kegunaanya.

2. Kompetensi Dasar ke: 4.2

Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan struturnya dan hubungannya


dengan sifat-sifat senyawa.

3. Indikator

a. Penggolongan senyawa hidrokarbon.


b. Rumus umum, molekul dan deret homolog.
c. Tatanama senyawa alkana sesuai IUPAC.
d. Isomer senyawa alkana.
e. Sifat-sifat alkana.
f. Kegunaan senyawa alkana dalam kehidupan.
g. Reaksi-reaksi pada senyawa alkana.
4. Materi pembelajaran

h. Rumus umum alkana CnH2n.+2


i. Tatanama alkana
Alkana rantai lurus
Rantai lurus diberi nama normal yang disingkat n
62

H3C C CH3
H2 n- propana
H3C C CH2 C C CH3
H2 H2 H2 n-heksana
Alkana rantai bercabang
Hanya satu cabang
Penomoran rantai utama dimulai dari ujung rantai yang letak cabangnya paling
dekat.

Contoh:
H3C C CH C C CH3
H2 H2 H2
C2H5 2-etil heksana
Lebih dari satu cabang
Gugus alkil yang sama digabung dalam menyebutkan.
Contoh:
CH3
H
H3C C C C C CH3
H2 H2
C2H5 CH3 2-etil,2,3-dimetil heksana
Catatan:2 gugus alkil sama, diberi awalan di-
3 gugus alkil sama, diberi awalan tri-
4 gugus alkil sama, diberi awalan tetra-
j. Deret Homolog
Deret homolog adalah satu golongan senyawa yang suku-sukunya
berurutan berbeda dengan CH2. Deret homolog memiliki sifat-sifat:
1) Sifat kimia mirip
2) Rumus umum sama
3) Suku-suku berurutan berbeda CH2
4) Perbedaan Mr antara dua suku berurutan sebesar 14
63

5) Makin panjang rantai karbon makin tinggi titik didih dan


titik leleh.
k. Sifat- sifat alkana
3) Sifat Fisik
Titik didih dan titik leleh alkana semakin meningkat dengan
makin panjangnya rantai C.

C1-C4 = berwujud gas


C5-C17 = bewujud cair
C18 keatas = bewujud padat
4) Sifat kimia:
Reaksi substitusi (reaksi pengantian) .
Contoh:
H3C CH3 + Cl2 H3C CH2 + HCl

Cl

etana etil klorida


Reaksi pembakaran
Reaksi pembakaran alkana menghasikan CO2 dan H2O, sedangkan
pembakaran tidak sempurna menghasilkan CO ( jelaga) dan H2O.
C3H8 + O2 3CO2 + 4H2O
l. Isomer alkana
Isomer merupakan senyawa yang mempunyai rumus molekul (jumlah atom C)
sama tetapi berbeda rumus strukturnya.

Contoh:
H3C C C CH3
H2 H2 n-butana
64

H
H3C C CH3

CH3 2-metil propana


Jadi isomer butana ada 2 yaitu n-butana dan 2-metil propana

Pada alkana hanya ada isomer kerangka yaitu keisomeran karena


perbedaan letak atom C diantara senyawa-senyawa dengan rumus
molekul sama.
5. Stategi pembelajaran
Pertemuan ke :1
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
No Kegiatan Waktu Aspek life skil yang
(menit) dikembangkan
1. Pendahuluan
Apersepsi : mengingatkan 5 Akademik skill
tentang kekhasan atom
karbon
Motivasi: mengingatkan
siswa akan pentingnya 3 Kesadaran
belajar materi alkana. kompetensi diri
Persiapan diskusi
(penyampaian materi
diskusi, pembagian LKS/
panduan diskusi).
2. Kegiatan inti
Menjelaskan materi
tentang tatanama alkana 20 Akademik skill
. Sosialdan personal
65

kuis. 10 skill
3. Penutup
Kesimpulan 5 Mengambil
kesimpulan,
komunikasi lisan.
Mengingatkan saiswa
untuk menyiapkan diri 2
untuk pembeajaran
berikutnya
Pertemuan ke :2
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
No Kegiatan Waktu Aspek life skil yang
(menit) dikembangkan
1. Pendahuluan
Apersepsi : mengingatkan 5 Akademik skill
tentang tatanama dan
isomer alkana
Motivasi: mengingatkan
siswa akan pentingnya 3 Kesadaran
belajar materi alkana. kompetensi diri
Persiapan diskusi
(penyampaian materi 5
diskusi, pembagian LKS/
panduan diskusi).
2. Kegiatan inti
Menjelaskan materi
tentang isomer dan sifat- 30
sifat alkans alkana Akademik skill
66

Turnamens/gemas 20 Sosial dan personal


skill
Mengambil
diskusi. 20 kesimpulan,
komunikasi lisan.
3. Penutup Mengambil
Kesimpulan 5 ksimpulan
Mengingatkan saiswa
untuk menyiapkan diri
untuk pembeajaran 2
berikutnya
Pertemuan ke :3
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
No Kegiatan Waktu Aspek life skil yang
(menit) dikembangkan
1. Pendahuluan
Apersepsi : mengingatkan 5 Akademik skill
tentang kekhasan atom
karbon
Motivasi: mengingatkan
siswa akan pentingnya 3 Kesadaran
belajar materi alkana. kompetensi diri
Persiapan diskusi
(penyampaian materi
diskusi, pembagian LKS/
panduan diskusi)
2. Kegiatan inti Akademik skill
Turnames/games tentang 20 Sosialdan personal
67

alkana skill
Mengambil
Diskusi dan pembahasan. 10 kesimpulan,
komunikasi lisan.

3. Penutup Mengambil
Kesimpulan 5 kesimpulan
Mengingatkan saiswa
untuk menyiapkan diri 2
untuk test siklus I

6. Media pembelajaran : LKS (Lembar Kerja Siswa) dan kartu soal.


7. Penilaian : tes tertulis.
8. Sumber Belajar : - Purba,M.2004.Kimia untuk kelas X jilid
1B.Jakarta:Erlangga
- Retnowati,P.1999.Seribu Pena Kimia SMU
Kelas1.Jakarta:Erlangga.

Semarang, April 2007


Guru Pamong, Guru praktikum,

Dewi Nurliyanti Siti Mursidah


NIP. 500130851 NIM. 4301403070
68

Lampiran 5
RENCANA PEMBELAJARAN

Mata pelajaran : Kimia


Kelas/ semester : X /2
Materi pokok : Alkena dan Alkuna
Metode : Pembelajaran Kooperatif Kombinasi STAD dan TGT Terintegrasi
Ketrampilan Generik

1. Standar Kompetensi ke: 4


Memahami senyawa organik dan makromelekul, menentukan hasil reaksi dan
mensintesis makromolekul serta kegunaanya.

2. Kompetensi Dasar ke: 4.2


Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan struturnya dan hubungannya
dengan sifat-sifat senyawa.

3. Indikator
a. Penggolongan senyawa hidrokarbon.
b. Rumusumum, molekul dan deret homolog.
c. Tatanama senyawa alkena sesuai IUPAC.
d. Isomer senyawa alkena dan alkuna.
e. Sifat-sifat alkena dan alkuna.
f. Kegunaan senyawa alkena dalamkehidupan.
g. Reaksi-reaksi pada senyawa alkena.
4. Materi pembelajaran
a. Rumus umum alkena CnH2n.
b. Deret homolog alkena sama dengan alkana, akhiran ana diganti
dengan ena.
c. Tatanama alkena
69

Alkena adalah hidrokarbon alifatik dan alisiklik tak jenuh


dengan ikatan rangkap dua. Nama alkena diturunkan dari nama alkana
yang sesuai dengan menganti akhiran ana menjadi ena.Sedangkan
tatanama senyawa alkena bercabang dengan melingkari cabang-
cabang yang terikat pada rantai utama sebagai alkil, atom C yang
paling dekat dengan alkil diberi nomor 1,2,3 dan seterusnya. Alkil-
alkil ditulis sesuai dengan alfabetik. penulisan nama alkana nomor
cabang + nama alkil + nama rantai utama.
d. Rumus umum alkuna CnH2n-2
e. Deret homolog alkena sama dengan alkana, akhiran ana diganti
dengan una.
f. Tatanama alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon alifatik dan alisiklik tak jenuh
dengan ikatan rangkap tiga. Nama alkuna diturunkan dari nama alkana
yang sesuai dengan menganti akhiran ana menjadi una.Sedangkan
tatanama senyawa alkuna bercabang dengan melingkari cabang-
cabang yang terikat pada rantai utama sebagai alkil, atom C yang
paling dekat dengan alkil diberi nomor 1,2,3 dan seterusnya. Alkil-
alkil ditulis sesuai dengan alfabetik. penulisan nama alkana nomor
cabang + nama alkil + nama rantai utama.
g. Sifat- sifat alkena dan alkuna
4) Sifat fisis alkena dan akuna hampir sama dengan. Alkena dan
alkuna mempunyai titik didih dan titik leleh yang hampir sama dengan
alkana yang sesuai. Begitu juga dengan wujud zatnya C2-C4 berwujud
gas, kemudian C5-C17 berwujud cair, selanjutnya berwujud padat.
Untuk alkena suku tinggi hanya larut dalam senywa nonpolar.
5) Sifat kimia alkena dan alkuna
a) Reaksi adisi
Contoh adisi hidrogen pada etena menghasilkan etana.
70

H2C CH2 + H2 H3C CH3

Contoh: adisi hidrogenasi pada etena dengan hidrogen


berlebih menghasilkan etena.

HC CH +2H2 H2C CH2

H H

Contoh adisi klorin pada propena menghasilkan

1,2-dikloropropana.

H
H2C C CH2 + Cl2 H2C C CH2
H

Cl Cl

Contoh: adisi klorin berlebih pada propuna menghasilkan

1,2-dikloropropana

H
H3C C CH + 2Cl2 H3C C CH2

Cl Cl

Hidrohalogenasi

Contoh: adisi HCl berlebih pada propEna menghasilkan 2-


kloro propana.

H
H3C C CH2 + HCl H3C C CH2
H
Cl H

b) Reaksi pembakaran
Seperti alkana, alkena dan alkuna suku rendah mudah
terbakar, jika dibakar di udara terbuka, alkena menghasilkan
jelaga lebih banyak dari alkana. Ini terjadi karena alkena
mempunyaikadarkarbon lebih tinggi dari alkana, seingga
71

pembakarannya membutuhkan banyak oksigen. Pembakaran


sempurna akan menghasilkan CO2 dan H2O.

Pembakaran sempurna akan menghasilkan CO2 dan H2O.

Contoh: C2H4 + 3O2 2CO2 + 2H2O

Pembakaran sempurna alkuna menghasilkan gas CO2 dan


uap air.

Contoh: : C2H2 + 2,5O2 2CO2 + 2H2O

c) Reaksi polimerisasi (hanya terjadi pada alkena)


Polimerisasi adalah penggabungan molekul-molekul
sederhana menjadi besar. Molekul sederhana yang
mengalami polimerisasi disebut minomer, sedangkan
hasilnya disebut polimer.

H
H2C C Cl + H2C C Cl ....CH2 C C CH.....
H H H2
n
Cl Cl

h. Isomer alkena
Isomer pada alkena tidak hanya karena cabang-cabangnya
tetapi juga karena ikatan rangkapnya. Isomer karena posisi cabang
disebut isomer struktur sedang isomer karena perbedaan penempatan
gugus-gugus disekitar ikatan rangkapnya disebut isomer geometris.
Contoh isomer struktur pada butena

H2C C C CH3
H H2 1-butena

H3C C C CH3
H H ..2-butena
72

Contoh isomer geometri

H3C CH3

C C
H
H Cis-2-butena

H3C H

C C
CH3
H Trans-2-butena

i. Isomer alkuna
Seperti hanya alkana, keisomeran alkuna terjadi karena posisi cabang

(isomer struktur) dan tidak mempunyai isomer geometris.


Contoh:

H3C C C C CH3
H2 ..2-pentuna
H
HC C C CH3

CH3 3-metil1-butuna
5. Stategi pembelajaran
Pertemuan ke :4
Alokasi waktu : 1 x 45 menit

No Kegiatan Waktu Aspek life skil yang


(menit) dikembangkan
1. Pendahuluan
Apersepsi : mengingatkan 5 Akademik skill
tentang tatanama alkana
Motivasi: mengingatkan
siswa akan pentingnya
73

belajar materi alkana. 3 Kesadaran


2. Kegiatan inti kompetensi diri
Menjelaskan materi
tatanama alkena dan 20 Akademik skill
alkuna Sosial skill
Akademik dan
Tanyajawab dan diskusi. 10 personal skill

3. Penutup
Kesimpulan 5 Mengambil
kesimpulan,
komunikasi lisan.
Mengingatkan siswa untuk
menyiapkan diri untuk 2
materi berikutnya
Pertemuan ke :5
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
No Kegiatan Waktu Aspek life skil yang
(menit) dikembangkan
1. Pendahuluan
Apersepsi : mengingatkan 5 Akademik skill
siswa bahwa materi
tatanama dan isomer
alkena dan alkuna
Motivasi: mengingatkan 3
siswa akan pentingnya Kesadaran
belajar materi alkanaa. kompetensi diri
74

2. Kegiatan inti Akademik skill


Menjelaskan materi sifat- 20 Sosial skill
sifat alkena dan alkuna
Akademik dan
personal skill
Kuis. 10

3. Penutup 5 Mengambil
Kesimpulan kesimpulan,
komunikasi lisan.

Mengingatkan saiswa 2
untuk menyiapkan diri
untuk materi selanjutnya
Pertemuan ke :6
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
No Kegiatan Waktu Aspek life skil yang
(menit) dikembangkan
1. Pendahuluan
Apersepsi : mengingatkan 5 Akademik skill
tentang tatanama
alkenadan alkuna
Motivasi: mengingatkan
siswa akan pentingnya 3 Kesadaran
belajar materi alkana. kompetensi diri
2. Kegiatan inti
Menjelaskan materi 25 Akademik skill
isomer alkena dan alkuna Sosial skill
75

Akademik dan
Turnames/ games. 20 personal skill

Pembahasan dan diskusi 10 Mengambil


kesimpulan,
komunikasi lisan.
3. Penutup
Kesimpulan 5 Mengambil
kesimpulan

Mengingatkan siswa untuk


menyiapkan diri untuk 2
gemas berikutnya
Pertemuan ke :7
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
No Kegiatan Waktu Aspek life skil yang
(menit) dikembangkan
1. Pendahuluan
Apersepsi : mengingatkan 5 Akademik skill
siswa bahwa materi
tatanama dan isomer
alkena dan alkuna
Motivasi: mengingatkan 3
siswa akan pentingnya Kesadaran
belajar materi alkanaa. kompetensi diri

2. Kegiatan inti Akademik skill


76

20 Sosial dan personal


Turnamens II/ games. skill
Mengambil
Diskusi 10 kesimpulan,
komunikasi lisan.

3. Penutup 5 Mengambil
Kesimpulan kesimpulan

Mengingatkan saiswa 2
untuk menyiapkan diri
untuk test siklus II
6. Media pembelajaran : LKS (Lembar Kerja Siswa) dan kartu soal.
7. Penilaian : tes tertulis.
8. Sumber Belajar : - Purba,M.2004.Kimia untuk kelas X jilid
1B.Jakarta:Erlangga
- Retnowati,P.1999.Seribu Pena Kimia SMU
Kelas1.Jakarta:Erlangga.

Semarang, Mei 2007


Guru Pamong, Guru praktikum,

Dewi Nurliyanti S.Pd Siti Mursidah


NIP. 500130851 NIM. 4301403070
77

Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI DISKUSI SISWA

Siswa yang
Jumlah
No Aspek yang diamati terlibat dalam Skor
siswa
diskusi
Siswa yang menyampaikan/ mengeluarkan
1. pendapat dengan baik selama diskusi
berlangsung
Siswa yang menangapi pendapat denga
2.
baik selama diskusi
Siswa yang bertanya kepada teman selama
3.
diskusi
Siswa yang menjawab teman selama
4.
diskusi
Siswa yang bekerjasama dalam kelompok
5.
dengan baik
Siswa yang membantu memecahkan
6.
masalah selama diskusi
Siswa yang membantu dalam pengambilan
7.
kesimpulan
Siswa yang mengkomunikasikan hasil
8.
diskusi dengan baik

Keterangan:
Skor 1: jumlah siswa 8 : sangat kurang
Skor 2: jumlah siswa 9-15 : kurang
Skor 3: jumlah siswa 16-22 : cukup
Skor 4: jumlah siswa 23-31 : baik
Skor 5: jumlah siswa 32-37 : sangat baik

Semarang, April 2007


Pengamat,
78

Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI AFEKTIF SISWA

Siswa yang
Jumlah
No Aspek yang diamati terlibat dalam Skor
siswa
diskusi
Siswa yang mengikuti pelajaran tepat
1.
waktu
Siswa yang membawa kelengkapan belajar
2.
atau literatur.
Siswa yang memperhatikan pelajaran
3.
dengan baik.
Siswa yang tepat waktu dalam
4.
mengumpulkan tugas.
5. Siswa yang jujur saat mengikuti test.
Siswa yang hormat dan bersikap sopan
6.
kepada guru.
7. Siswa yang ramah kepada teman.

Keterangan:
Skor 1: jumlah siswa 8 : sangat kurang
Skor 2: jumlah siswa 9-15 : kurang
Skor 3: jumlah siswa 16-22 : cukup
Skor 4: jumlah siswa 23-31 : baik
Skor 5: jumlah siswa 32-37 : sangat baik

Semarang, April 2007


Pengamat,
79

Lampiran 8
PEDOMAN PENILAIAN SIKLUS I

No soal Nilai Kognitif (%) Nilai Psikomotorik (%)


1 60% 40%
2 60% 40%
3 30% 70%
4 80% 20%
5 100% 0%
6 70% 30%
total 400% 205%

PEDOMAN PENILAIAN SIKLUS II

No soal Nilai Kognitif (%) Nilai Psikomotorik (%)


1 60% 40%
2 50% 50%
3 90% 10%
4 30% 70%
5 100% 0%
6 50% 50%
7 60% 40%
total 440% 260%
80

Lampiran 9

Petunjuk Demonstrasi

A. Tujuan
Tujuan dari demonstrasi ini adalah untuk membuktikan bahwa
pembakaran senyawa Hidrokarbon akan menghasilkan gas CO2 dan H2O.

B. Latar Belakang Materi


Senyawa organik adalah senyawa yang berasal dari makhluk hidup.
Umumnya senyawa organik mengandung unsur karbon (C). Pembakaran senyawa
organik akan menghasilkan jelaga yang berwarna hitam. Jelaga ini merupakan
hasil penguraian karbon pada senyawa organik. Karena Hidrokarbon termasuk
senyawa organik, sehingga dalam pembakarannya juga akan menghasilkan jelaga.

C. Alat dan Bahan


Alat:
Beker glass 250 ml
Bahan:
Kertas kobalt
Korek api
Lilin

D. Cara Kerja
1. Nyalakan lilin yang terletak diatas meja.
2. Tutup lilin yang menyala dengan beker glass secara perlahan-lahan.
3. Amati apa yang terjadi!
4. Ambil beker glass yang menutupi lilin.
5. Amati yang terjadi pada diding-dinding beker glass.
6. Tempelkan kertas kobalt disekitas diding bagian.
7. Lihat perubahan yang terjadi.

E. Pertanyaan
1. Apa yang terjadi saat lilin ditutup dengan beker glass?
2. Apabila beker glass diambil, kemudian diding bagian dalam
ditempelkan kertas kobalt. Akan terjadi perubahan dari biru
menjadi..Megapa terjadi seperti itu?
3. Dari kegiatan ini dapat diambil kesimpulan apabila llin dibakar akan
menghasilkan .dan..
81

Lampiran 10
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA

Nama :
Kelas :
No Urut :

Pilihlah salah satu jawaban pernyataan di bawah ini dengan menyilang huruf
pada lembar angket ini!
1. Saya membaca terlebih dahulu materi pelajaran untuk hari berikutnya di rumah.
A Selalu B. kadang-kadang C. tidak pernah
2. Saya membuka kembali catatan pelajaran kimia hari ini di rumah.
A. Selalu B. kadang-kadang C. tidak pernah
3. Saya membuat catatan penting selama guru menjelaskan materi pelajaran kimia di
kelas.
A. Selalu B. kadang-kadang C. tidak pernah
4. Saya meminjam catatan teman karena malas memperhatikan pelajaran kimia.
A. Selalu B. kadang-kadang C. tidak pernah
5. Saya mengerjakan sendiri setiap latihan atau PR yang diberikan oleh guru.
A. Selalu B. kadang-kadang C. tidak pernah
6. Saya menyontek pekerjaan teman apabila ada latihan atau PR karena malas
membaca buku.
A. Selalu B. kadang-kadang C. tidak pernah
7. Saya memperhatikan setiap penjelasan guru dan menjaga ketenangan kelas saat
pelajaran kimia berlangsung.
A. Selalu B. kadang-kadang C. tidak pernah
8. Saya membuat gaduh suasana kelas saat pelajaran kimia berlangsung.
A. Selalu B. kadang-kadang C. tidak pernah
9. Saya membaca buku lain selain buku pegangan sekolah untuk menambah
pengetahuan tentang kimia.
A. Selalu B. kadang-kadang C. tidak pernah
10. Saya cukup senang dengan metode ceramah yang digunakan guru dalam
menjelaskan pelajaran kimia.
A. Selalu B. kadang-kadang C. tidak pernah
11. Saya merasa perlu metode lain untuk menjelaskan pelajaran kimia di kelas agar
siswa lebih aktif dan proses belajar menjadi menyenangkan.
A. Selalu B. kadang-kadang C. tidak pernah
12. Saya mencari alasan agar dapat menghindar dari pelajaran kimia di kelas dengan
pergi ke UKS atau kantin sekolah.
A. Selalu B. kadang-kadang C. tidak pernah
82

Lampiran 11
ANGKET REFLEKSI SISWA

Nama :
Kelas/No. Absen :
Petujuk Pengisian:
Bacalah pernyataan berikut baik-baik kemudian beri tanda cek(V) pada
kolom yang sesuai dengan pendapat Anda.

No Aspek yang diamati ya tidak


1. Suasana pembelajaran menyenangkan.

2. Proses pembelajaran berlangsung efektif

3. Guru selalu meningkatkan minat dan motivasi

dalam mengikuti pembelajaran setra memicu

rasa ingin tahu siswa.

4. Guru menghubungkan materi dengan kehidupan

yang terkait.

5. Guru sudah melibatkan ketrampilan generik

dalam pembelajaran.

6. Saya senang dengan metode yang digunakan

7. guru.

Alokasi waktu yang tersedia terpakai secara

8. optimal.

Saya dapat dengan mudah menerima peajaran

yang dipelajari
83

Lampiran 12

Desain Games Model Pembelajaran Kooperatif Kombinasi Student Teams

Achievement Division (STAD) dan Teams Games Tournamens (TGT)


Terintegrasi Ketrampilan Generik.
1. Games terdiri dari soal-soal di kartu soal yang sesuai dengan materi yang
didiskusikan dalam kelompok dan disusun untuk mengetes pengetahuan
siswa.
2. Games dimainkan oleh beberapa anak yang mewakili kelompoknya.
3. Masing-masing kelompok diberi modal skor 20 point.
4. Guru mengocok kartu soal dengan tipe A, B, C, dan D
5. Masing-masing ketua kelompok mengambil satu kartu soal untuk
didiskusikan dan dikerjakan bersama dalam kelompok.
6. Guru menunjuk seorang siswa dari kelompok tertentu untuk membacakan soal
dan menjawabnya.
7. Jika jawaban benar mendapat point 10.
8. Guru menunjuk seorang siswa dari lain kelompok yang memiliki tipe soal
yang sama untuk menanggapi dan merespon jawaban tersebut.
9. Jika respon benar mendapat nilai 5, dan jika salah dikurangi 5.
10. Guru menjelaskan jawaban yang benar.
11. Games selesai jika waktu yang disediakan habis.
12. Anggota kelompok yang tidak mendapatan giliran untuk menjawab mewakili
kelompoknya dalam games, wajib meresume dan mengerjakan soal-soal
dalam kartu soal yang diambil ketua kelompok.
84

Lampiran 13
Desain Turnament Model Pembelajaran Kooperatif Kombinasi Student

Teams Achievement Division (STAD) dan Teams Games Tournamens


(TGT) Terintegrasi Ketrampilan Generik.

1. Turnament terdiri dari soal-soal di kartu soal yang sesuai dengan materi yang
didiskusikan dalam kelompok dan disusun untuk mengetes pengetahuan
siswa.
2. Semua siswa turut berpartisipasi dalam turnament.
3. Setiap siswa diberi odal 20 point
4. Guru mengocok kartu soal.
5. Guru membagikan kartu soal untuk dikerjakan oleh masing-masing siswa.
6. Siswa yang sudah selesai boleh mengambil kartu yang lain sampai batas
waktu yang ditentukan.
7. Semua siswamendapat kesempatan untuk menjawab soal pada kartu
sebanyak-banyaknya.
8. Guru menunjuk seorang siswa untuk menjawab kartu soal yang telah
dikerjakan.
9. Setiap jawaban benar mendapat tambahan skor 10.
10. Jawaban salah -5
85
86
87
88
89

Lampiran 17

SOAL PRE TEST


Alkana, Alkena dan Alkuna
Waktu: 90menit
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dilengkapi dengan alasannya!

1. Pada pembakaran sempurna 2 liter alkena CxHy, dibutuhkan 9 liter gas


oksigen dan terbentuk 6 liter gas CO2 serta sejumlah air. Rumus senyawa
alkena tersebut adalah C3H6.

Benar/ salah

Jawaban Pertanyaan:

2. Satu liter gas CxHy dibakar sempurna menghasilkan 3 liter CO2. Jika pada
pembakaran ini diperlukan 5 liter gas O2 pada STP, rumus molekul gas
tersebut adalah C3H8.
Benar /salah

Jawaban Pertanyaan:

3. Perhatikan stuktur dibawah ini.


H
H3C C C C CH3

CH3
90

I. Nama senyawa di atas sesuai IUPAC adalah 2-metil,3-pentuna


II. Jika direaksikan dengan H2 menghasilkan 2-metil pentana

Benar/salah
Jawaban Pertanyaan:

4. Perhatikan struktur dibawah ini !.


3 2
4 H
1
H3C C C CH3
H2
CH3

I. Nama IUPAC adalah 3-metil butana.


II. Berisomer dengan 2,2-dimetil pentana.
Benar/ salah

Jawaban Pertanyaan:

5. Senyawa 2-pentuna mempunyai titik didih dan titik leleh lebih tinggi daripada
senyawa 2-butuna, pada suhu kamar keduannya berwujud cair .

Benar/ salah
91

Jawaban Pertanyaan:

6. Isomer adalah senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi rumus
strukturnya berbeda, senyawa C5H12 mempunyai 3 isomer.
Benar/ salah

Jawaban Pertanyaan:

7. Isomer stuktur karena perbedaan letak cabang atau ikatan rangkapnya


sedangkan isomer geometris karena perbedaan letak gugus-gugus disekitar
ikatan rangkapnya. Jumlah isomer (struktur dan geometri) dari C4H8 adalah
3. Salah satu isomernya 3-butana. Benar/ salah

Jawaban Pertanyaan:
92

8. Perhatikan tabel yang memuat data mengenai titik didih dan titik leleh.
Nama senyawa Titik didih Titik leleh
o
( C) (oC)
Etana (Mr = 18) -88,6 -183,2
Propana (Mr = 30) -42,1 -187,7
Butana (Mr = 44) -0,5 -138,3
Pentana (Mr = 58) 36,1 -129,7

Berdasarkan data diatas semakin besar massa molekul relatif, titik didih dan
titik lelehnya makin tinggi. Dalam suhu kamar etana, propana dan butana
berwujud gas sedangkan pentana berwujud cair.
Benar/ salah

Jawaban Pertanyaan:

9. I. C2H2, C3H4, C4H6


II. C2H4, C3H6, C3H8
III. C2H4, C3H6, C4H8
IV. C2H6, C3H8, C4H10
Dari data di atas yang kesemuaannya merupakan hidrokarbon tak jenuh adalah I
dan III.

Benar/ salah

Jawaban Pertanyaan:
93

10. Diantara senyawa berikut ini:


I. C5H12, C6H14
II. C3H6, C4H10
III. C3H8, C4H10
IV. C4H6, C5H8
Dari data diatas yang merupakan pasangan hidrokarbon jenuh adalah I dan II.

Benar/ salah
Jawaban Pertanyaan:

11. Asetilena salah satu senyawa alkuna yang digunakan dimanfaatkan dalam
proses pengelasan besi dan baja.Gas ini diperoleh dari reaksi antara karbid
dengan air.

Benar/ salah

Jawaban Pertanyaan:

12. Berikut ini pernyataan tentang propana


I. Merupakan hidrokarbon alifatik jenuh.
II. Bereaksi dengan Br2 menghasilkan bromopropana.
III. Sebagai sumber nitrogen
IV. Larut dalam pelarut CCl4 dan tidak larut dalam air
Benar/ salah
94

Jawaban Pertanyaan:

13. Pernyataan berikut mengenai etena


I. Dapat mengalami reaksi polimerisasi menghasilkan poli-etana
II. Dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan plastik.
Benar/salah

Jawaban Pertanyaan;
95

Lampiran 18

SOAL TEST SIKLUS I


Materi: Alkana
Waktu: 45 menit

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dilengkapi dengan alasannya!

1. Satu liter gas CxHy dibakar sempurna menghasilkan 3 liter CO2. Jika pada
pembakaran ini diperlukan 5 liter gas O2 pada STP, rumus molekul gas tersebut
adalah C3H8.
Benar /salah

Jawaban Pertanyaan:

2. Perhatikan struktur dibawah ini !.


3 2
4 H
1
3HC C C CH3
H2
CH3

I. Nama IUPAC adalah 3-metil butana.


II. Berisomer dengan 2,2-dimetil pentana.

Benar/ salah
96

Jawaban Pertanyaan:

3. Isomer adalah senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi rumus
strukturnya berbeda, senyawa C5H12 mempunyai 3 isomer.
Benar/ salah

Jawaban Pertanyaan:

4. Perhatikan tabel yang memuat data mengenai titik didih dan titik leleh.
Nama senyawa Titik didih Titik leleh
o
( C) (oC)
Etana (Mr = 18) -88,6 -183,2
Propana (Mr = 30) -42,1 -187,7
Butana (Mr = 44) -0,5 -138,3
Pentana (Mr = 58) 36,1 -129,7
97

Berdasarkan data diatas semakin besar massa molekul relatif, titik didih dan
titik lelehnya makin tinggi. Dalam suhu kamar etana, propana dan butana
berwujud gas sedangkan pentana berwujud cair.
Benar/ salah

Jawaban Pertanyaan:

5. Diantara senyawa berikut ini:


I. C5H12, C6H14
II. C3H6, C4H10
III. C3H8, C4H10
IV. C4H6, C5H8
Dari data diatas yang merupakan pasangan hidrokarbon jenuh adalah I dan II.

Benar/ salah

Jawaban Pertanyaan:
98

6. Berikut ini pernyataan tentang propana


I. Merupakan hidrokarbon alifatik jenuh.
II. Bereaksi dengan Br2 menghasilkan bromopropana.
III. Sebagai sumber nitrogen
IV. Larut dalam pelarut CCl4 dan tidak larut dalam air
Benar/ salah

Jawaban Pertanyaan:
99

Lampiran 19 SOAL SIKLUS II


Alkena dan Alkuna
Waktu: 45 menit

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dilengkapi dengan alasannya!


1. Perhatikan struktur dibawah ini!
H3C C C C CH3
H2 H2 H2
I. berisomer dengan 2-2dimetil propana
II. direaksikan dengan Br2 menghasilkan bromo pentana
Benar/ salah

Jawaban Pertanyaan:

2. Pada pembakaran sempurna 2 liter alkena CxHy, dibutuhkan 9 liter gas


oksigen dan terbentuk 6 liter gas CO2 serta sejumlah air. Rumus senyawa
alkena tersebut adaah C3H6.
Benar/ salah

Jawaban Pertanyaan:

3. Perhatikan stuktur dibawah ini.


H3C C C C CH3
H2 H2 H2
I. Nama senyawa di atas sesuai IUPAC adalah 2-metil,3-pentuna
II. Jika direaksikan dengan H2 menghasilkan 2-metil pentana
Benar/salah
100

Jawaban Pertanyaan:

4. Senyawa 2-pentuna mempunyai titik didih dan titik leleh lebih tinggi daripada
senyawa 2-butuna, pada suhu kamar keduannya berwujud cair .
Benar/ salah

Jawaban Pertanyaan:

5. Isomer stuktur karena perbedaan letak cabang atau ikatan rangkapnya


sedangkan isomer geometris karena perbedaan letak gugus-gugus disekitar
ikatan rangkapnya. Jumlah isomer (struktur dan geometri) dari C4H8 adalah
3. Salah satu isomernya 3-butana.

Benar/ salah
Jawaban Pertanyaan:

6. I. C2H2, C3H4, C4H6


II. C2H4, C3H6, C3H8
III. C2H4, C3H6, C4H8
IV. C2H6, C3H8, C4H10
101

Dari data di atas yang kesemuaannya merupakan hidrokarbon tak jenuh adalah I
dan III. Benar/ salah

Jawaban Pertanyaan:

7. Asetilena salah satu senyawa alkuna yang digunakan dimanfaatkan dalam


proses pengelasan besi dan baja.Gas ini diperoleh dari reaksi antara karbid
dengan air
Benar/ salah

Jawaban Pertanyaan:

8. Pernyataan berikut mengenai etena


a. Dapat mengalami reaksi polimerisasi menghasilkan poli-etana
b. Dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan plastik.
Benar/salah

Jawaban Pertanyaan;
102

Lampiran 20
JAWABAN PRE TEST

No Jawaban Skor
Soal
1 Benar (Bahasa simbolik) 1
CxHy + O2 CO2 + H2O 1
2L 9L 6L
2CxHy + 9 O2 6 CO2 + 6 H2O 1
Jumlah atom C diruas kiri dan ruas kanan sama :
2xX=3x2
X=3 1
Jumlah atom H diruas kiri dan ruas kanan sama : 2 Y = 6 x
2

Y=6 1
Jadi rumus senyawanya C3H6
2 Benar (Bahasa simbolik) 1
CxHy + O2 CO2 + H2O 1
1L 5L 3L
1CxHy + 5 O2 3 CO2 + H2O 1
Jumlah atom C diruas kiri dan ruas kanan sama :
1xX=3x1
X=3 1
Jumlah atom H diruas kiri dan ruas kanan sama :
1xY=4x2

Y=8 1
Jadi rumus senyawanya C3H8
3 Salah (Bahasa simbolik) 1
I.
H
H3C C C C CH2 2

CH3

Namanya seharusnya 4-metil2-pentuna


Alasannya: pemberian nomer dimiulai dari ikatan rangkap yang
paling dekat ujung.
103

II .
H 3C C C
H
C CH2 2H 2 H 3C C C
H
C CH2 2
H2 H2
CH3 CH3

2-metil pentana
Reaksi diatas menghasilkan 2-metilpuntana karena H2 akan
mengadisis ikatan rangkap pada alkuna. Hal ini mengakibatkan
ikatan rangkap putus menjadi ikatan tunggal (alkana).

4 Salah (Bahasa simbolik) 1


I.
H
H3C C C CH3
H2 1

CH3

namanya 2-metil butana 1


Alasannya: pemberian nomer rantai harus dari cabang yang
paling dekat ujung.
II . 2-metil butana
H
H3C C C CH3
H2
1
CH3 C=5
2,2-dimetil pentana
CH3

H3C C C C CH3
H2 H2

C =7 CH3
Alasannya: 2-metil butana tidak berisomer dengan 2,2-dimetil
pentana, karena keduanya mempunyai jumlah atom C yang tida
sama yaitu pada 2-metil butana C=5, sedangkan pada 2,2-dimetil
pentana C=7.Isomer 2-metil butana adalah 2,2-dimetil propana 1
5 Salah (logical frame) 1

I. 2-pentuna
H3C C C C CH3 2
H H H2 C=5
2-butana
104

H3C C C CH3
H H C=4
Karena jumlah atom C pada 2-pentena lebih banyak (rantainya
lebih panjang) dari 2-butena maka tiik didih dan titik lelehnya
lebih tinggi.
II. C2-C4 = gas
C5-C17 = cair 2
>C17 = padat
Karena 2-pentena (C = 5) maka wujudnya cair sedangkan 2-
butena (C = 4) wujudnya gas.
6 Benar (Bahasa simbolik) 1
Alasan mempunyai 3 isomer yaitu; 1

H
H3C C C CH3
H2 1

CH3

1
CaC2(g) 2H2O(l) Ca(OH)2(aq) C2H2(g)
n-pentana
H 1
H3C C C CH3
H2
CH3
2-metil butana
CH 3

H 3 C C CH 3

CH 3

2,2-dimetil pentana
7 Salah (Bahasa simbolik) 1
Isomer C4H8 ada 6
I. isomer struktur
H2C C C CH3 2
H H2 1-butena
H3C C C CH3
H H 2-butena
105

H2C C CH3

CH3 2-metil propena 2


II. isomer geometris
H 3C CH3

C C

H H cis-2-butena
H H
3C

C C

H 3 trans-2-butena
CH

3-butana bukan salah satu isomer C4H8


8 Benar (logical frame) 1
I. Semakin besar Mr (Massa Molekul Relatif) maka
semakin panjang rantai C (jumlah atom C-nya makin 2
banyak) titik didih dan titik leleh semakin tinggi.
II. H3C CH3 etana C = 2
H3C C CH3
H2 propana C= 3
H3C C C CH3
H2 H2 butana C = 4 2
H3C C C C CH3
H2 H2 H2
pentana C = 5
C1-C4 = gas
C4-C17 = cair
>C17 = padat
Sehingga etana, propana dan butana berwujud gas sedangkan
pentane berwujud cair
9. Benar (logical inference) 1
I. C2H2, C3H4, C4H6
II. C2H4, C3H6, C3H8
III. C2H4, C3H6, C4H8
IV. C2H6, C3H8, C4H10

Harus memenuhi rumus umum alkena dan alkuna yaitu CnH2n atau 1
CnH2n-2
C = 2 C2H2x2= C2H4 1
C = 2 C2H2x2-2= C2H2
C = 3 C3H2x3= C3H6 1
C = 3 C2H2x3-2= C3H4
C = 4 C4H2x4= C4H8 1
C = 4 C4H2x4-2= C4H6
106

Karena yang memenuhi rumus alkena dan alkuna adalah senyawa-


senyawa pada I dan III maka jawaban benar.
10 Salah (logical inference) 1
Harus memenuhi rumus umum alkana CnH2n+2
III. C5H12, C6H14 (benar)
C = 5 C5H2x5+2= C5H12 1
C = 6 C6H2x6+2= C6H14

IV. C3H6, C4H10 (salah)


C = 3 C3H2x3+2= C3H8 1
C = 4 C4H2x4+2= C4H10

V. C3H8, C4H10 (benar) 1


C = 3 C3H2x3+2= C3H8
C = 4 C4H2x4+2= C4H10

VI. C4H6, C5H8 (salah)


C = 4 C4H2x4+2= C4H10 1
C = 5 C5H2x5+2= C5H8
Karena II tidak memenuhi rumus alkana maka bukan hidrokarbon
jenuh. Seharusnya I dan II
11 Benar (Abstraksi) 1

I. reaksi karbid dan air menghasilkan asetilena

CaC2(g) 2H2O(l) Ca(OH)2(aq) C2H2(g) 2


Asetilena
II. Asetilena (etena) dalam industri dimanfaatkan sebagai
bahan bakar proses pengelasan. 2

12 Salah (logical inference) 1


I. Propana termasuk hidrokarbon alifatik jenuh karena
ikatan antar atom C-nya tunggal dan rantainya terbuka.

H3C C CH3 1
H2 Rantanya terbuka
Ikatannya tunggal
107

II.

H3C C CH3 Br2 H3C C CH HBr 1


H2 H2
Br
Bromo propana
III. Propana bukan sumber niterogen, karena dalam propana 1
tidak ada unsure nitrogen. Propana sumber hidrogen dan
oksigen.
IV. Hidrokarbon termasuk senyawa nonpolar, CCl4
senyawa nonpolar sedangkan air adalah senyawa polar. 1
Dalam kasus ini terjadi peristiwa like disolved like,
suka sama suka. Jadi senyawa polar akan melarutkan
senyawa polar sedangkan senyawa nonpolar akan
melarutkan senyawa nonpolar
13 Benar (logical inference) 1
I. H3C CH2
etena
Reaksi polimerisasi adalah reaksi pengabungan molekul-
molekul kecil menjadi molekul-molekul yang lebih 1
besar.Polimerisasi etena menghasilkan n-etena atau polietena

H3C CH H3C CH2 ......... H2C C 2


H2
n
etena polietena
II. Polietena merupakan bahan dasar pembuatan plastik 1
yang bersal dari polimerisasi etena.
108

Lampiran 21
JAWABAN SIKLUS I

No
Jawaban Skor
Soal
1 Benar (Bahasa simbolik) 1
CxHy + O2 CO2 + H2O 1
1L 5L 3L
1CxHy + 5 O2 3 CO2 + H2O 1
Jumlah atom C diruas kiri dan ruas kanan sama :
1xX=3x1
1
X=3
Jumlah atom H diruas kiri dan ruas kanan sama :
1xY=4x2
1
Y=8
Jadi rumus senyawanya C3H8
2 Salah (Bahasa simbolik) 1
I.
H
H3C C C CH3
H2 1

CH3

namanya 2-metil butana 1


Alasannya: pemberian nomer rantai harus dari cabang yang
paling dekat ujung.
II . 2-metil butana
H
H3C C C CH3
H2
1
CH3 C=5
2,2-dimetil pentana
CH3

H3C C C C CH3
H2 H2
CH3C =7
Alasannya: 2-metil butana tidak berisomer dengan 2,2-dimetil
109

pentana, karena keduanya mempunyai jumlah atom C yang tida


sama yaitu pada 2-metil butana C=5, sedangkan pada 2,2-dimetil 1
pentana C=7.Isomer 2-metil butana adalah 2,2-dimetil propana
3 Benar (( Bahasa simbolik) 1
Alasan mempunyai 3 isomer yaitu; 1
H
H3C C C CH3
H2
1
CH3

1
CaC2(g) 2H2O(l) Ca(OH)2(aq) C2H2(g)
n-pentana
H
H3C C C CH3
H2 1
CH3
2-metil butana
CH 3

H 3 C C CH 3

CH 3

2,2-dimetil pentana
4 Benar 1
I. Semakin besar Mr (Massa Molekul Relatif) maka semakin
panjang rantai C (jumlah atom C-nya makin 2
banyak) titik didih dan titik leleh semakin
tinggi.
II. H3C CH 3 etana C = 2
H3C C CH3
H2 propana C= 3
H3C C C CH3 2
H2 H2 butana C = 4
H3C C C C CH3
H2 H2 H2
pentana C = 5
C1-C4 = gas
C4-C17 = cair
>C17 = padat
Sehingga etana, propana dan butana berwujud gas sedangkan
pentane berwujud cair
110

5. Salah (logical frame) 1


Harus memenuhi rumus umum alkana CnH2n+2
I. C5H12, C6H14 (benar)
C = 5 C5H2x5+2= C5H12 1
C = 6 C6H2x6+2= C6H14
II. C3H6, C4H10 (salah)
C = 3 C3H2x3+2= C3H8
C = 4 C4H2x4+2= C4H10 1
III. C3H8, C4H10 (benar)
C = 3 C3H2x3+2= C3H8
C = 4 C4H2x4+2= C4H10 1
IV. C4H6, C5H8 (salah)
C = 4 C4H2x4+2= C4H10
C = 5 C5H2x5+2= C5H8
Karena II tidak memenuhi rumus alkana maka bukan hidrokarbon
jenuh. Seharusnya I dan II 1
6. Salah (logical inference) 1
III. Propana termasuk hidrokarbon alifatik jenuh karena ikatan
antar atom C-nya tunggal dan rantainya
terbuka.
1
H3C C CH3
H2 Rantanya terbuka
Ikatannya tunggal
IV.

H3C C CH3 Br2 H3C C CH HBr


H2 H2 1
Br
Bromo propana
V. Propana bukan sumber niterogen, karena dalam propana
tidak ada unsure nitrogen. Propana sumber 1
hidrogen dan oksigen.
VI. Hidrokarbon termasuk senyawa nonpolar, CCl4 senyawa
nonpolar sedangkan air adalah senyawa polar.
Dalam kasus ini terjadi peristiwa like disolved like, 1
suka sama suka. Jadi senyawa polar akan melarutkan
senyawa polar sedangkan senyawa nonpolar akan
melarutkan senyawa nonpolar
111

Lampiran 22
JAWABAN SIKLUS II

No Jawaban Skor
Soal
1. Benar (Bahasa Simbolik) 1
H 3C C C C CH 2
H2 H2 H2 n-pentana, jumlah atom C=5
I.
CH3

H 3C C CH3

CH3 2-2 dimetil propane, jumlah atom C=5 2


Rumus molekul keduannya sama yaitu C5H12 maka 2-2dimetil propane
adalah isomer n-pentana.

II. reaksi n-pentana dengan Br2 disebut reaksi substitusi atau reaksi
pengantian yang akan menghasilkan bromo pentana seperti reaksi
berikut.
2
H 3C C C C C H 2 + B r2 H 2C C C C CH2 + HBr
H2 H2 H2 H2 H2 H2
Br

Bromo pentana
2 Benar ( Bahasa Simbolik) 1
CxHy + O2 CO2 + H2O 1
2L 9L 6L
2CxHy + 9 O2 6 CO2 + 6 H2O 1
Jumlah atom C diruas kiri dan ruas kanan sama :
2xX=3x2
X=3 1
Jumlah atom H diruas kiri dan ruas kanan sama : 2 Y = 6 x 2

Y=6
Jadi rumus senyawanya C3H6 1
3 Salah (Bahasa Simbolik) 1

I.
H 2
H3C C C C CH2

CH3

Namanya seharusnya 4-metil2-pentuna


112

Alasannya: pemberian nomer dimiulai dari ikatan rangkap yang paling


dekat ujung. 2
II .
H H
H 3C C C C CH2 2H 2 H 3C C C C CH2
H2 H2
CH3 CH3

2-metil pentana
Reaksi diatas menghasilkan 2-metilpuntana karena H2 akan mengadisis
ikatan rangkap pada alkuna. Hal ini mengakibatkan ikatan rangkap putus
menjadi ikatan tunggal (alkana).
4 Salah (Logical frame) 1

VII. 2-pentuna
H3C C C C CH3 2
H H H2 C=5
2-butana
H3C C C CH3
H H C=4
Karena jumlah atom C pada 2-pentena lebih banyak (rantainya lebih
panjang) dari 2-butena maka tiik didih dan titik lelehnya lebih tinggi.
VIII. C2-C4 = gas
C5-C17 = cair
>C17 = padat 2
Karena 2-pentena (C = 5) maka wujudnya cair sedangkan 2-butena
(C = 4) wujudnya gas.
5 Salah ( Bahasa Simbolik) 1
Isomer C4H8 ada 6
V. isomer struktur
H2C C C CH3 2
H H2 1-butena
H3C C C CH3
H H 2-butena
H2C C CH3

CH3 2-metil propena


VI. isomer geometris
CH3 2
H 3C

C C

H H cis-2-butena
H H
3C

C C

H trans-2-butena
CH 3

3-butana bukan salah satu isomer C4H8


6. Benar (logical inference) 1
113

I. C2H2, C3H4, C4H6


II. C2H4, C3H6, C3H8
III. C2H4, C3H6, C4H8
IV. C2H6, C3H8, C4H10

Harus memenuhi rumus umum alkena dan alkuna yaitu CnH2n atau 1
CnH2n-2
C = 2 C2H2x2= C2H4 1
C = 2 C2H2x2-2= C2H2
C = 3 C3H2x3= C3H6 1
C = 3 C2H2x3-2= C3H4
C = 4 C4H2x4= C4H8 1
C = 4 C4H2x4-2= C4H6
Karena yang memenuhi rumus alkena dan alkuna adalah senyawa-
senyawa pada I dan III maka jawaban benar.

7. Benar (Abstraksi) 1

I. reaksi karbid dan air menghasilkan asetilena

CaC2(g) 2H2O(l) Ca(OH)2(aq) C2H2(g) 2


Asetilena
II. Asetilena (etena) dalam industri dimanfaatkan sebagai bahan bakar
2
proses pengelasan.
8. Benar (logical inference) 1
I. H3C CH2
etena
Reaksi polimerisasi adalah reaksi pengabungan molekul-molekul
kecil menjadi molekul-molekul yang lebih besar.Polimerisasi etena 1
menghasilkan n-etena atau polietena

......... H2C C 2
H3C CH H3C CH2
H2
n
etena polietana
II. Polietena merupakan bahan dasar pembuatan plastik yang bersal 1
dari polimerisasi etena.
114

Lampiran 23

ANALISIS HASIL BELAJAR KOGNITIF

PRE-TEST

Mata Pelajaran : Kimia


Pokok Materi : Hidrokarbon
Kelas : X2
Semester : 2 (dua)
No Kode Nilai Tuntas Tidak Tuntas
1 UR-01 21.5 V
2 UR-02 20 V
3 UR-03 18.5 V
4 UR-04 15.4 V
5 UR-05 22.3 V
6 UR-06 30.8 V
7 UR-07 15.4 V
8 UR-08 21.5 V
9 UR-09 41.5 V
10 UR-10 18.5 V
11 UR-11 46.9 V
12 UR-12 20 V
13 UR-13 9.2 V
14 UR-14 27.7 V
15 UR-15 30.8 V
16 UR-16 23 V
17 UR-17 16.9 V
18 UR-18 20 V
19 UR-19 22.3 V
20 UR-20 7.7 V
21 UR-21 43.1 V
22 UR-22 48.5 V
23 UR-23 46.9 V
24 UR-24 26 V
25 UR-25 43.8 V
26 UR-26 40 V
27 UR-27 36.9 V
28 UR-28 20 V
115

29 UR-29 23 V
30 UR-30 47.7 V
31 UR-31 18.5 V
32 UR-32 13.8 V
33 UR-33 16.9 V
34 UR-34 51.5 V
35 UR-35 18.5 V
36 UR-36 47.7 V
37 UR-37 43.1 V
Jumlah 1035.63
Rata-rata 27.99

Jumlah siswa : 37
Siswa yang tuntas : 0
Siswa yang tidak tuntas : 37
0
Ketuntasan klasikal : 37 = 0%
37
116

Lampiran 24

ANALISIS HASIL BELAJAR KOGNITIF

SIKLUS I

Mata Pelajaran : Kimia


Pokok Materi : Hidrokarbon
Kelas : X2
Semester : 2 (dua)
No Kode Nilai Tuntas Tidak Tuntas
1 UR-01 66.7 V
2 UR-02 80 V
3 UR-03 78.3 V
4 UR-04 71.7 V
5 UR-05 88.3 V
6 UR-06 68.3 V
7 UR-07 56.7 V
8 UR-08 86.7 V
9 UR-09 66.7 V
10 UR-10 85 V
11 UR-11 66.3 V
12 UR-12 66.3 V
13 UR-13 63.3 V
14 UR-14 67 V
15 UR-15 63.3 V
16 UR-16 86.7 V
17 UR-17 70 V
18 UR-18 76.7 V
19 UR-19 73.3 V
20 UR-20 68.1 V
21 UR-21 53.3 V
22 UR-22 73.3 V
23 UR-23 56.7 V
24 UR-24 95 V
25 UR-25 56.7 V
26 UR-26 60 V
27 UR-27 66.7 V
28 UR-28 78.3 V
117

29 UR-29 93.3 V
30 UR-30 66.7 V
31 UR-31 66.7 V
32 UR-32 66.7 V
33 UR-33 53.3 V
34 UR-34 60 V
35 UR-35 93.3 V
36 UR-36 66.7 V
37 UR-37 63.3 V
Jumlah 3631.8
Rata-rata 71.13

Jumlah siswa : 37
Siswa yang tuntas : 27
Siswa yang tidak tuntas : 10
27
Ketuntasan klasikal : 100% = 72.97%
37
118

Lampiran 25

ANALISIS HASIL BELAJAR KOGNITIF

SIKLUS II

Mata Pelajaran : Kimia


Pokok Materi : Hidrokarbon
Kelas : X2
Semester : 2 (dua)

No Kode Nilai Tuntas Tidak Tuntas


1 UR-01 82.9 V
2 UR-02 84 V
3 UR-03 78.6 V
4 UR-04 60 V
5 UR-05 87.2 V
6 UR-06 82.9 V
7 UR-07 63.1 V
8 UR-08 85.7 V
9 UR-09 80 V
10 UR-10 87.1 V
11 UR-11 85.7 V
12 UR-12 81.4 V
13 UR-13 68.6 V
14 UR-14 85.7 V
15 UR-15 77.1 V
16 UR-16 94.3 V
17 UR-17 97.1 V
18 UR-18 85.7 V
19 UR-19 78.6 V
20 UR-20 71.4 V
21 UR-21 77.1 V
22 UR-22 88.6 V
23 UR-23 82.9 V
24 UR-24 98.6 V
25 UR-25 77.1 V
26 UR-26 81.4 V
27 UR-27 81.4 V
28 UR-28 81.4 V
29 UR-29 98.6 V
119

30 UR-30 81.4 V
31 UR-31 62.9 V
32 UR-32 85.7 V
33 UR-33 80 V
34 UR-34 87.1 V
35 UR-35 92.9 V
36 UR-36 81.4 V
37 UR-37 67.1 V
Jumlah 3023.03
Rata-rata 81.7

Jumlah siswa : 37
Siswa yang tuntas : 34
Siswa yang tidak tuntas :3
34
Ketuntasan klasikal : 100% = 91.9%
37
120

Lampiran 26

ANALISIS HASIL PSIKOMOTORIK

PRE-TEST

Mata Pelajaran : Kimia


Pokok Materi : Hidrokarbon
Kelas : X2
Semester : 2 (dua)
No Kode Nilai Tuntas Tidak Tuntas
1 UR-01 23.9 V
2 UR-02 21.7 V
3 UR-03 15.2 V
4 UR-04 15.2 V
5 UR-05 28.3 V
6 UR-06 32.6 V
7 UR-07 15.2 V
8 UR-08 23.9 V
9 UR-09 39.1 V
10 UR-10 19.6 V
11 UR-11 47.8 V
12 UR-12 17.4 V
13 UR-13 10.9 V
14 UR-14 23.9 V
15 UR-15 21.7 V
16 UR-16 21.7 V
17 UR-17 17.4 V
18 UR-18 19.6 V
19 UR-19 23.9 V
20 UR-20 10.9 V
21 UR-21 47.8 V
22 UR-22 42.5 V
23 UR-23 47.8 V
24 UR-24 28.3 V
25 UR-25 41.3 V
26 UR-26 41.3 V
27 UR-27 39.1 V
28 UR-28 19.6 V
29 UR-29 21.7 V
30 UR-30 43.5 V
121

31 UR-31 15.2 V
32 UR-32 19.6 V
33 UR-33 17.4 V
34 UR-34 50 V
35 UR-35 17.4 V
36 UR-36 47.4 V
37 UR-37 39.1 V
Jumlah 1030.3
Rata-rata 27.85

Jumlah siswa : 37
Siswa yang tuntas : 0
Siswa yang tidak tuntas : 37
0
Ketuntasan klasikal : 37 = 0%
37
122

Lampiran 27

ANALISIS HASIL PSIKOMOTORIK

SIKLUS I

Mata Pelajaran : Kimia


Pokok Materi : Hidrokarbon
Kelas : X2
Semester : 2 (dua)

No Kode Nilai Tuntas Tidak Tuntas


1 UR-01 70 V
2 UR-02 80 V
3 UR-03 75 V
4 UR-04 70 V
5 UR-05 85 V
6 UR-06 65 V
7 UR-07 60 V
8 UR-08 80 V
9 UR-09 60 V
10 UR-10 75 V
11 UR-11 65 V
12 UR-12 60 V
13 UR-13 60 V
14 UR-14 80 V
15 UR-15 55 V
16 UR-16 85 V
17 UR-17 80 V
18 UR-18 80 V
19 UR-19 60 V
20 UR-20 65 V
21 UR-21 55 V
22 UR-22 70 V
123

23 UR-23 60 V
24 UR-24 90 V
25 UR-25 60 V
26 UR-26 65 V
27 UR-27 65 V
28 UR-28 75 V
29 UR-29 90 V
30 UR-30 60 V
31 UR-31 65 V
32 UR-32 70 V
33 UR-33 55 V
34 UR-34 60 V
35 UR-35 85 V
36 UR-36 60 V
37 UR-37 60 V
Jumlah 2447.18
Rata-rata 66.14

Jumlah siswa : 37
Siswa yang tuntas : 23
Siswa yang tidak tuntas : 14
23
Ketuntasan klasikal : 37 = 62.16%
37
124

Lampiran 28

ANALISIS HASIL PSIKOMOTORIK

SIKLUS II

Mata Pelajaran : Kimia


Pokok Materi : Hidrokarbon
Kelas : X2
Semester : 2 (dua)

No Kode Nilai Tuntas Tidak Tuntas


V
1 UR-01 76.9
V
2 UR-02 80.8
V
3 UR-03 73.1
4 UR-04 61.5 V
V
5 UR-05 84.6
V
6 UR-06 76.9
7 UR-07 63.5 V
V
8 UR-08 80.8
V
9 UR-09 73.1
V
10 UR-10 84.6
V
11 UR-11 76.9
V
12 UR-12 73.1
V
13 UR-13 69.2
V
14 UR-14 84.7
V
15 UR-15 69.2
V
16 UR-16 88.5
V
17 UR-17 88.5
V
18 UR-18 84.7
V
19 UR-19 76.9
20 UR-20 63.5 V
V
21 UR-21 69.2
V
22 UR-22 76.9
125

V
23 UR-23 76.9
V
24 UR-24 96.5
V
25 UR-25 73.1
V
26 UR-26 73.1
V
27 UR-27 84.6
V
28 UR-28 73.1
V
29 UR-29 96.5
V
30 UR-30 76.5
31 UR-31 61.5 V
V
32 UR-32 84.6
V
33 UR-33 76.9
V
34 UR-34 76.9
V
35 UR-35 84.6
V
36 UR-36 76.9
37 UR-37 69.2 V
Jumlah 2858.25
Rata-rata 77.25

Jumlah siswa : 37
Siswa yang tuntas : 33
Siswa yang tidak tuntas : 4
33
Ketuntasan klasikal : 100% = 89.19%
37
126
127
128
129
130
131
132
133
134

Lampiran 33
ANALISIS HASIL OBSERVASI KEGIATAN DISKUSI SISWA

SIKLUS I

Pengamat 1
No Aspek yang diamati Skor
Siswa yang menyampaikan/ mengeluarkan pendapat
1. 3
dengan baik selama diskusi berlangsung
Siswa yang menangapi pendapat denga baik selama
2. 3
diskusi
3. Siswa yang bertanya kepada teman selama diskusi 4
4. Siswa yang menjawab teman selama diskusi 2
Siswa yang bekerjasama dalam kelompok dengan
5. 4
baik
Siswa yang membantu memecahkan masalah selama
6. 3
diskusi
Siswa yang membantu dalam pengambilan
7. 3
kesimpulan
Siswa yang mengkomunikasikan hasil diskusi
8. 3
dengan baik
Jumlah 25

N1
X1 = x100 %
N

25
X 1 = x 100 %
40
= 62.5 %
Dengan kriteria cukup
135

ANALISIS HASIL OBSERVASI KEGIATAN DISKUSI SISWA

SIKLUS I

Pengamat 2
No Aspek yang diamati Skor
Siswa yang menyampaikan/ mengeluarkan pendapat
1. 3
dengan baik selama diskusi berlangsung
Siswa yang menangapi pendapat denga baik selama
2. 3
diskusi
3. Siswa yang bertanya kepada teman selama diskusi 4
4. Siswa yang menjawab teman selama diskusi 2
Siswa yang bekerjasama dalam kelompok dengan
5. 4
baik
Siswa yang membantu memecahkan masalah selama
6. 3
diskusi
Siswa yang membantu dalam pengambilan
7. 3
kesimpulan
Siswa yang mengkomunikasikan hasil diskusi
8. 3
dengan baik
Jumlah 25
N2
X 2 = x 100 %
N
25
X 2 = x 100 %
40
= 62.5 %
Dengan kriteria cukup
X X2
Xtotal = 1
2
62.5% 62.5%
Xtotal =
2
= 62.5 %
Dengan kriteria cukup
136

Lampiran 34
ANALISIS HASIL OBSERVASI KEGIATAN DISKUSI SISWA

SIKLUS II

Pengamat 1
No Aspek yang diamati Skor
1. Siswa yang menyampaikan/ mengeluarkan pendapat
4
dengan baik selama diskusi berlangsung
2. Siswa yang menangapi pendapat denga baik selama
4
diskusi
3. Siswa yang bertanya kepada teman selama diskusi 4
4. Siswa yang menjawab teman selama diskusi 4
5. Siswa yang bekerjasama dalam kelompok dengan
5
baik
6. Siswa yang membantu memecahkan masalah selama
4
diskusi
7. Siswa yang membantu dalam pengambilan
4
kesimpulan
8. Siswa yang mengkomunikasikan hasil diskusi
4
dengan baik
Jumlah 33

N1
X1 = x100 %
N
33
X1 = x100 %
40
= 82.5 %
Dengan kriteria baik
137

ANALISIS HASIL OBSERVASI KEGIATAN DISKUSI SISWA

SIKLUS II
Pengamat 2
No Aspek yang diamati Skor
1. Siswa yang menyampaikan/ mengeluarkan pendapat
4
dengan baik selama diskusi berlangsung
2. Siswa yang menangapi pendapat denga baik selama
4
diskusi
3. Siswa yang bertanya kepada teman selama diskusi 4
4. Siswa yang menjawab teman selama diskusi 4
5. Siswa yang bekerjasama dalam kelompok dengan
5
baik
6. Siswa yang membantu memecahkan masalah selama
4
diskusi
7. Siswa yang membantu dalam pengambilan
4
kesimpulan
8. Siswa yang mengkomunikasikan hasil diskusi
4
dengan baik
Jumlah 33
N2
X 2 = x 100 %
N
33
X 2 = x 100 %
40
= 82.5 %
Dengan kriteria baik
X X2
Xtotal = 1
2
82.5% 82.5%
Xtotal =
2
= 82.5 %
Dengan kriteria baik
138

Lampiran 35
ANALISIS HASIL OBSERVASI AFEKTIF SISWA

SIKLUS I

Pengamat 1
No Aspek yang diamati Skor
1. Siswa yang mengikuti pelajaran tepat waktu 4
Siswa yang membawa kelengkapan belajar atau 4
2.
literatur.
3. Siswa yang memperhatikan pelajaran dengan baik. 3
Siswa yang tepat waktu dalam mengumpulkan 3
4.
tugas.
5. Siswa yang jujur saat mengikuti test. 3
Siswa yang hormat dan bersikap sopan kepada 4
6.
guru.
7. Siswa yang ramah kepada teman. 4
Jumlah 25

N1
X1 = x100 %
N

25
X 1 = x 100 %
35
= 71.43 %
Dengan kriteria cukup
139

ANALISIS HASIL OBSERVASI AFEKTIF SISWA

SIKLUS I

Pengamat 2
No Aspek yang diamati Skor
1. Siswa yang mengikuti pelajaran tepat waktu 4
Siswa yang membawa kelengkapan belajar atau 4
2.
literatur.
Siswa yang memperhatikan pelajaran dengan 3
3.
baik.
Siswa yang tepat waktu dalam mengumpulkan 3
4.
tugas.
5. Siswa yang jujur saat mengikuti test. 3
Siswa yang hormat dan bersikap sopan kepada 4
6.
guru.
7. Siswa yang ramah kepada teman. 4
Jumlah 25

N2
X 2 = x 100 %
N
25
X 2 = x 100 %
35
= 71.43 %
Dengan kriteria baik
X1 X 2
Xtotal =
2
71.43% 71.43%
Xtotal =
2
= 71.43 %
Dengan kriteria cukup
140

Lampiran 36
ANALISIS HASIL OBSERVASI AFEKTIF SISWA

SIKLUS II

Pengamat 1
No Aspek yang diamati Skor
1. Siswa yang mengikuti pelajaran tepat waktu 5
Siswa yang membawa kelengkapan belajar atau 5
2.
literatur.
Siswa yang memperhatikan pelajaran dengan 4
3.
baik.
Siswa yang tepat waktu dalam mengumpulkan 4
4.
tugas.
5. Siswa yang jujur saat mengikuti test. 4
Siswa yang hormat dan bersikap sopan kepada 5
6.
guru.
7. Siswa yang ramah kepada teman. 5
Jumlah 32

N1
X1 = x100 %
N

32
X 1 = x 100 %
35
= 91.43 %
Dengan kriteria sangat baik
141

ANALISIS HASIL OBSERVASI AFEKTIF SISWA

SIKLUS II

Pengamat 2
No Aspek yang diamati Skor
1. Siswa yang mengikuti pelajaran tepat waktu 5
Siswa yang membawa kelengkapan belajar 5
2.
atau literatur.
Siswa yang memperhatikan pelajaran dengan 4
3.
baik.
Siswa yang tepat waktu dalam 4
4.
mengumpulkan tugas.
5. Siswa yang jujur saat mengikuti test. 4
Siswa yang hormat dan bersikap sopan 5
6.
kepada guru.
7. Siswa yang ramah kepada teman. 5
Jumlah 32

N2
X 2 = x 100 %
N
32
X 2 = x 100 %
35
= 91.43 %
Dengan kriteria baik
X1 X 2
Xtotal =
2
91.43% 91.43%
Xtotal =
2
= 91.43 %
Dengan kriteria sangat baik
142
143

Lampiran 38
ANALISIS ANGKET REFLEKSI SISWA

Siswa yang menjawab Ya


No Aspek yang Diamati Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah %
Suasana pembelajaran
1. 35 89.2% 37 100%
menyenangkan.

Proses pembelajaran
2. 30 81.08% 35 94.6%
berlangsung efektif

Guru selalu meningkatkan minat

dan motivasi dalam mengikuti


3. 31 83.8% 36 97.3%
pembelajaran setra memicu rasa

ingin tahu siswa.

Guru menghubungkan materi


4. 29 78.84% 34 91.9%
dengan kehidupan yang terkait.

Guru sudah melibatkan

5. ketrampilan generik dalam 25 67.6% 35 94.6%


pembelajaran.

Saya senang dengan metode


6. 34 91.9% 37 10%
yang digunakan guru.

Alokasi waktu yang tersedia


7. 29 78.84% 34 91.9%
terpakai secara optimal.

Saya dapat dengan mudah


8. menerima peajaran yang 28 75.6 % 35 94.6%
dipelajari
144

Lampiran 39

NILAI KELOMPOK
SIKLUS I

KELOMPOK I KELOMPOK V
70 72
KELOMPOK VI
KELOMPOK II

80 86
KELOMPOK III KELOMPOK VII

80 92
KELOMPOK IV KELOMPOK VIII

84
72
145

Lampiran 40

NILAI KELOMPOK
SIKLUS II

KELOMPOK I KELOMPOK V
90 96
KELOMPOK VI
KELOMPOK II

91 80
KELOMPOK III KELOMPOKVII

72 93
KELOMPOK IV KELOMPOKVIII

100
72
146

Lampiran 41

KELOMPOK:

ANGGOTA:

1.

2.

3.

4.

5.
147

ALKANA
Senyawa alkana merupakan hidrokarbon alifatis jenuh dengan ikatan
kovalen tunggal.
Contoh: CH4
Rumus bangunnya metana
H

H C H

H Ikatan kovalen tunggal


C3H8 Rumus bangunnya:
H H H

H C C C H

H H H

Bisa ditulis : n-propana


H3C C CH3
H2

Untuk Alkana Rantai Lurus


n = jumlah atom C
Nama
(suku ke-) Rumus Molekul
Alkana
1 CH4 metana

2 C2H6 etana

3 C3H8 propana

4 C4H10 butana

5 C5H12 pentana

6 C6H14 heksana

7 C7H16 heptana

8 C8H18 oktana
148

9 C9H20 nanona

10 C10H22 dekana

11 C11H24 undekana

12 C12H26 dodekana

C.H..

Jadi Rumus Umum Alkana

TATANAMA ALKANA

1. Alkana rantai lurus


Rantai lurus diberi nama normal yang disingkat n.
Contoh:
H3C C C CH3
H2 H2 C=4 n-butana

H3C C C C C CH3
H2 H2 H2 H2 C = 6 n- heksana

H3C C C C CH3
H2 H2 H2 ..

H3C C C C C C C CH3
H2 H2 H2 H2 H2 H2

. n- dekana
n-oktana
n-propana
149

2. Alkana rantai bercabang


Gugus alkil (R) merupakan senyawa alkana yang kehilangan satu atom H, dengan
rumus umum

CnH2n+1

Penamaan gugus alkil mengikuti nama alkananya, dengan menganti akhiran


ana pada alkana menjadi il pada gugus alkil.
a. Aklkana dengan satu cabang
Mencari rantai terpanjang sebagai rantai utamanya
Menentukan jenis dan nomor cabangnya, penomeran rantai
utama dimulai dari letak cabang yang paling dekat dengan
ujung rantai.

2
4 3 1
H
H3C C C CH3
H2

CH3 Rantai utama


Gugus metil
Jadi namanya : 2-metil butana atau isobutana
Khusus senyawa yang memiliki cabang gugus metil pada atom C ke-2
diberi nama dengan :
Iso+ Nama alkana ( menurut jumlah atom C )

Nama senyawa alkana

Nomor C cabang + nama alkil + nama alkana rantai terpanjang


150

CATATAN
Penomoran rantai utama dimulai dari ujung rantai yang letak cabangnya paling
dekat.

b. Alkana yang mempunyai lebih dari satu cabang


Jika semua gugus alkil berbeda
Contoh;

1 2 3 4 5 6 7 8 9
H H H
H3C C C C C C C C CH3
H2 H2 H2 H2
rantai utama
CH3 CH2 CH2

CH3 CH2
metil propil
CH3

etil

Memiliki nama 3-etil,2-metil,4-propil nanona

INGAT.!!!!!!!!!!!!
Penamaan nama cabang diurutkan berdasarkan abjad
Jika gugus alkilnya sama.
Gugus alkil yang sama digabung dalam menyebutkan.
Contoh:
151

CH3
H H
H3C C C C C CH3
H2
CH3 CH3 CH2

CH3

Nama: 4-etil,2,3,3-trimetil heksana


Catatan: 2 gugus alkil sama, diberi awalan di-
3 gugus alkil sama, diberi awalan tri-
4 gugus alkil sama, diberi awalan tetra-

DERET HOMOLOG

Deret homolog adalah satu golongan senyawa yang suku-sukunya


berurutan berbeda CH2. Deret homolog memiliki sifat-sifat:
6) Sifat kimia mirip
7) Rumus umum sama
8) Suku-suku berurutan berbeda CH2
9) Perbedaan Mr antara dua suku berurutan sebesar 14
10) Makin panjang rantai karbon makin tinggi titik didih.

Latihan..!!!!!!
1) Tulislah nama IUPAC senyawa
a
H3C C C CH2
H2 H2
H3C CH2
152

b
H
H3C C C C CH3
H2 H2
CH3

c
C2H5
H
H3C C C C C CH3
H2 H2
CH3 C2H5
2) Tuliskan rumus struktur senyawa yang namanya:
a 3-etil,2-metil heptana
b 4-metil,2,5-dimetil oktana
c 2,3,3-trimetil heksana
3) Periksalah apakah penamaan berikut ssuai atau tidak dengan tata nama
IUPAC.
a 2-etil propana
b 3-metil butana
c 2,3-dimetil propana
d 2-metil,3-etil pentana

KEISOMERAN ALKANA
Isomer ..??? merupakan senyawa yang mempunyai rumus molekul (jumlah
atom C) sama tetapi berbeda rumus strukturnya.

Contoh:
H3C C C CH3
H2 H2 n-butana
153

H
H3C C CH3

CH3 2-metil propana


Jadi isomer butana ada 2 yaitu n-butana dan 2-metil propana

Pada alkana hanya ada isomer kerangka yaitu keisomeran karena perbedaan letak
atom C diantara senyawa-senyawa dengan rumus molekul sama.

Tuliskan isomer dan nama IUPAC dari C5H12 .?

SIFAT-SIFAT ALKANA
1. Sifat Fisik
Titik didih dan titik leleh alkana semakin meningkat dengan makin
panjangnya rantai C.

C1-C4= berwujud gas


C5-C17= bewujud cair
C18 keatas = bewujud padat

2. Sifat Kimia
a. Pembakaran
Reaksi pembakaran alkana menghasikan CO2 dan H2O, sedangkan
pembakaran tidak sempurna menghasilkan CO ( jelaga) dan H2O.

Contoh: pembakaran sempurna


C3H8 + O2 3CO2 + 4H2O
154

b. Substitusi atau pengantian


Atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom lain khisusnya halogen.
Pengantian atom H oleh atom-atom lain disebut substitusi. Halogenasi adalah
pengantian atom H oleh atom halogen.

Contoh:

H3C CH3 + Cl2 H3C CH2 + HCl

Cl

etana etil klorida

SUMBER DAN MANFAAT ALKANA

Alkana adalah komponen dari minyak bumi dan gas alam. Beberapa keunaan
alkana adalah:

Sebagai pelarut, contohnya eter dan nafta.


Sebagai bahan bakar, contohnya elpiji dan bensin.
Sebagai bahan baku industri, contohnya plastik, karet sintetis lilin dan
deterjen.
Sebagai bahan baku senyawa organik, contohnya alkohol dan asam cuka.
Sebagai sumber hidrogen, contohnya indstri amonia dan pupuk.
155

Lampiran 42

KELOMPOK:

ANGGOTA:

1.

2.

3.

4.

5.
156

ALKENA

Alkena merupakan senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan ikatan


rangkap dua C=C-.
N=jumlah atom C Rumus Molekul Nama Alkena
(suku ke)
2 C2H4 etena
3 C3H6 .
4 . Butena
5 C5H10 .
6 ..
7 C7H14 ..
8 . .

C.H.
JadiRumus Umum Alkena..

TATA NAMA ALKENA

1. Cari rantai C yang terpanjang sebagai rantai utama. Bila terdapat dua atau
lebih rantai terpanjang harus dipilih yang mempunyai cabang terbanyak.
2. Lingkari cabang-cabang yang terikat pada rantai utama sebagai alkil.
3. Atom C yang paling dekat dengan alkil diberi nomor 1,2,3 dan seterusnya.
4. Alkil-alkil ditulis sesuai dengan alfabetik.
5. penulisan nama alkana nomor cabang + nama alkil + nama rantai
utama.
Contoh:
H2C C C C CH3
H H
2-metil,1,3-pentadiena

C2H5
H
H3C C C C C C CH3
H2 H H H
CH3 4-etil,6-metil,2-heptena
157

H2C C C C CH3
H H

CH3 2-metil-1,3-pentadiena

Catatan : Pemberian nomor atom C tidak dimulai dari letak


cabang metilnya yang lebih dekat ujung rantai, tetapi
dimulai dari letak ikatan rangkapnnya yang paling
dekat ujung rantai terpanjang.

C2H5
H H
H3C C C C C C C C CH3
H H H H2 H2
CH3 CH3
namanya:..
Gambarkan struktur dibawah ini;
2,3,4-trimetil 2-heksena
3-etil pentena
2-metil,1,4 pentadiena
3-heksena

KEISOMERAN ALKENA

Isomer pada alkena tidak hanya karena cabang-cabangnya tetapi juga


karena ikatan rangkapnya. Isomer karena posisi cabang disebut isomer struktur
sedang isomer karena perbedaan penempatan gugus-gugus disekitar ikatan
rangkapnya disebut isomer geometris.
Contoh isomer struktur Pada butena
H2C C C CH3
H H2 1-butena
H3C C C CH3
H H ..2-butena
Contoh somer geometris:

H3C CH3

C C
H
H Cis-2-butena
158

H3C H

C C
CH3
H Trans-2-butena
Apakah smua alkena mempunyai keisomeran
geometris??????

SIFAT-SIFAT ALKENA
1. Sifat fisik
Alkena mempunyai titik didih dan titik leleh yang hampir sama dengan alkana
yang sesuai. Begitu juga dengan wujud zatnya, etena, propena dan butena
berwujud gas, kemudian C5-C17 berwujud cair, selanjutnya berwujud padat.
Untuk alkena suku tinggi hanya larut dalam senyawa nonpolar.
2. Sifat kimia
a. Reaksi adisi
Contoh adisi hidrogen pada etena menghasilkan etana.

H2C CH2 + H2 H2C CH2

H H
etena etana
Contoh adisi halogenasi:
Adisi klorin (halogen) pada propena menghasilkan 1,2-
dikloropropana.
H
H3C C CH2 +Cl2 H3C C CH2
H
Cl Cl
Propena 1,2-dikloro propana
Hidrohalogenasi
Contoh: adisi HCl berlebih pada propena menghasilkan 2-kloro
propana.
H
H3C C CH2 +HCl H3C C CH2
H
Cl H
159

Propena 2-kloro propana


Berlaku hukum Markovnikov yaitu atom H dari asam akan
menempel pada atom C yang berikatan memiliki H lebih banyak.

b. Reaksi pembakaran
Seperti alkana, alkena suku rendah mudah terbakar, jika dibakar
diudara terbuka, alkena menghasilkan jelaga lebih banyak dari alkana.
Ini terjadi karena alkena mempunyaikadarkarbon lebih tinggi dari
alkana, seingga pembakarannya membutuhkan banyak oksigen.
Pembakaran sempurna akan menghasilkan CO2 dan H2O.
Contoh: C2H4 + 3O2 2CO2 + 2H2O

c. Reaksi polimerisasi
Polimerisasi adalah penggabungan molekul-molekul sederhana
menjadi besar. Molekul sederhana yang mengalami polimerisasi
disebut minomer, sedangkan hasilnya disebut polimer.

Contoh:
CH2=CH2 + CH2=CH2 .-CH2CH2-..
n

etena etena polietena

MANFAAT ALKENA
Kegunaan alkena yang utama adalah membuat bahan sintetis seperti plastik.

Latihan:
1. Satu liter gas CxHy dibakar sempurna menghasilkalkan 4 liter CO2. Jika pada
pembakaran ini diperlukan 6 liter O2 pada STP, berapa rumus CxHy?
2. Tuliskan isomer geometri dari senyawa 2,3-dikloro 2-pentena !
3. Tuliskan reaksi dan hasil reaksinya
Pembakaran butena
160

.
2-pentena direaksikan dengan HCl
.
2-butena direaksikan dengan H2
.
4. Tuliskan isomer dari C4H8!
5. Tuliskan isomer struktur dari C5H10

ALKUNA

Alkuna merupakan hidrokarbon alifatik tak jenuh yang mengandung ikatan


rangkap tiga. Jika:
Ada dua ikatan rangkap tiga: alkadiuna
Ada tiga ikatan rangkap tiga: alkatriuna
N=jumlah atom C Rumus Molekul Nama Alkena
(suku ke)
2 C2H2 etuna
3 C3H4
4 .. butuna
5 C5H8 ..
6 C6H10
7 . heptuna
8 . ..

Rumus umum alkuna adalah .. C.H

TATANAMA ALKUNA

Tata nama alkuna hampir sama dengan alkena, baik penomeran cabangnya
maupun penomeran posisi ikatan rangkap tiga, yaitu yang berada diposisi paling
rendah. Pemberian nama alkuna dengan mengganti akhiran ana pada alkana
menjadi una untuk alkuna.
161

Contoh :
H
H3C C C C C C

CH3 ..2-metil1,4-heptadiuna
CH3

C 2H 5 C C C CH3

CH3 .2,2-dimetil3-heksuna

H
H3C C C C C C

CH3 3-metil, 1,4-heksadiuna

KEISOMERAN ALKUNA

Seperti hanya alkana, keisomeran alkuna terjadi karena posisi cabang


(isomer struktur) dan tidak mempunyai isomer geometris.
Contoh:
H3C C C C CH3
H2 ..2-pentuna
H
HC C C CH3

CH3 3-metil1-butuna

SIFAT-SIFAT ALKUNA
1. Sifat fisik
Alkuna mempunyai titik didih dan titik leleh yang hampir sama dengan alkana
yang sesuai.Begitu juga dengan wujud zatnya.Alkuna suku tinggi juga larut
dalam senywa nonpolar.
2. Sifat kimia
Reaksi alkuna mirip dengan alkena, untuk menjenuhkan ikatan rangkap,
alkuna membutuhkan peraksi dua kali lebih banyak dibandingkan alkena.
a. Reaksi adisi
Hidrogenasi
Contoh: adisi hidrogenasi pada etena dengan hidrogen berlebih
menghasilkan etena.
HC CH +2H2 H2C CH2

H H
162

etuna etana
Halogenasi
Contoh: adisi klorin berlebih pada propuna menghasilkan1,2-
dikloropropana
H
H3C C CH + 2Cl2 H3C C CH2

Cl Cl
propuna 1,2-dikloro propana
b. Reaksi pembakaran
Pembakaran sempurna alkuna menghasilkan gas CO2 dan uap air.
Contoh: : C2H2 + 2,5O2 2CO2 + 2H2O

MANFAAT ALKUNA

Alkuna merupakan bahan baku pembuatan bahan-bahan tiruan/ sintetis.Etuna


(asetilena) digunakan sebagai bahan bakar pada proses pengelasa. Gas asetilena
dihasilkan dari reaksi antara karbit dengan air.
Bagaimana reaksinya...?
CaC2(g) + 2H2O(l) Ca(OH)2(aq) + C2H2(g)

Latihan.!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

1. Tulislah rumus struktur dengan rumus molekul untuksenyawa:


3,4-dimetil,1-pentuna

2,5-dimetil,3-heksuna

2. Tuliskan isomer dan nama IUPAC untuk molekul C5H8.

3. Tulislah reaksi dan hasilnya dari:


Butuna dengan gas H2
..
pembakaran pentuna

propuna dengan HBr

163

Lampiran 43 KARTU INDIVIDU SOAL SIKLUS I

1. I. Merupakan hidrokarbon alfatik 2. Perhatikan senyawa berikut


H
jenuh H 3C C C C CH 3
II.bereaksi dengan Br2 H2 H2
menghasilkan bromo etana C 2H 5
III.memiliki rumus C2H6
IV.sebagai sumber nitrogen
Pernyataan yang benar mengenai I. Memiliki nama IUPAC 2-etil pentana
II. Berisomer dengan n-heptena
etana adalah I dan IV.

3. Senyawa C3H12 mempunyai 4. Semakin tinggi massa


3 isomer molekul relatif (Mr)
semakin tinggi titik
didihnya.

7. I. C4H10, C5H10 8. I. memiliki rumus C2H6


II. C4H10, C5H12 II. larut dalam pelarut CCl4 dan
tidak larut dalam air
III.C3H8, C2H6 III.bereaksi dengan Cl2
IV.C3H6, C4H10 menghasikan kloroetana
Yang merupakan IV.memiliki 2 isomer
hidrokarbon jenuh adalah I Pernyataan yang benar mengenai
etana adalah I dan II
dan IV

9. C5H12, C6H14, C7H16, C8H18 10. Penamaan senyawa


suku lebih tinggi adalah berikut sesuai dengan
C9H20. Hidrokarbon tersebut IUPAC
dalam kehidupan I. 3-metil butana
dimanfaatkan sebagai II.2-etil propana
sumber bensin.

6. C4H10 + Br2 .. + 5. Senyawa 2,2-dimetil butana


HBr berisomer dengan 2-etil
butana
Reaksi di atasa merupakan
reaksi subtitusi yang
menghasilkan bromobutana
164

Lampiran 44
JAWABAN KARTU SOAL INDIVIDU ALKANA
1. (salah)
I. etena merupakan hidrokarbon alifatik jenuh karena ikataan antar atom C-nya
tunggal dan rantainya terbuka.
II. Etena mengalami reaksi substitusi dengan brom menghasilkan
bromoetana.C2H6 + Br2 C2H5Br + HBr
III. Etena memiliki C = 2 jadi rumusnya C2H6 sesuai rumus umum alkana
CnH2n+2 = C2H22+2 C2H6
IV. Etena bukan sumber nitrogen kerana pada etana tidak mengandung unsur
nitrogen.
Pernyataan yang benar seharusnya I,II dan III
2. (salah)
I. dalam penamaan sebagai rantai utama adalah rantai terpanjang, jadi
seharusnya namanya 3-metil heksana
II. 3-metil heksana (C=7) mempunyai rumus molekul C7H16, pada n-heptana
(C=7) rumus molekulnya C7H16. karena memiliki rumus molekul yang sama
maka keduanya saling berisomer
3. (benar)
H
H3C C C CH3
H2
C2H5 n-pentana
H
H3C C C CH3
H2
CH3 2-metil butana
CH3

H3C C CH3

CH3 2,2-dimetil propana


4.(benar)
Karena semakin besar harga Mrnya maka rantai karbonnya semakin panjang atau
jumlah atom C-nya makin banyak, Semakin panjang rantai karbon titik didih dan titik
leleh semakin tinggi.
5. (salah)
CH3

H3C C C CH3
H2
C2H5 2,2-dimetil butane C = 6
165

H
H3C C C CH3
H2
C2H5 2-etil butane C = 6
Karena keduanya memiliki rumus molekul yang sama yaitu C6H14 maka keduanya
berisomer
6. (benar)
Reaksi diatas merupakan reaksi pengantian satu atom H pada butana dengan satu
atom Br sehingga disebut reaksi substitusi yang menghasilkan bromo butana
7. (salah)
Pada IV memenuhi rumus umum hidrokarbon jenuh (CnH2n+2), tetapi pada I (C5H10)
tidak memenuhi rumus tersebut seharusnya C5H12. Seharusnya jawaban yang
memenuhi rumus alkana adalah II dan III.

8. (Salah)
I. etana memiliki C = 2, sehingga dengan rumus CnH2n+2 maka etena C2H6
II. semua alkana larut dalam CCl4 karena alkana dan CCl4 sama-sama non polar
sehingga saling melarutkan (like dissolve like = polar melarutkan polar, non
polar melarutkan non polar)
III. etana bereaksi dengan Cl2 menghasilkab kloro etana (mengalami reaksi
substitusi)
C2H6 + Cl2 C2H5Cl + HCl
IV. etena tidak mempunyai isomer bangun/struktur karena jumlah
C-nya yang hanya 2
Jadi pernyataan yang benar adalah I,II dan III
9. (benar)
suku lebih tinggi dari C =8 adalah C = 9 dengan rumus molekul C9H20.
C5-C12 dalam kehidupan dimanfaatkan sebagai bensin (bahan bakar)
10. (salah)
I.
H
H3C C C CH3
H2
CH3
Penomran dimulai dari ujung yang paling dekat cabang, jadi namanya 2-metil butana
II.
H
H3C C CH3

C2H5

Pemilihan rantai utama adalah rantai yang paling panjang, jadi namany
166

Lampiran 45
KARTU KELOMPOK SOAL SIKLUS I

SOAL A
1. Berikut ini pernyataan tentang propana.
(a) merupakan hidrokarbon alifatik jenuh
(b)memiliki rumus molekul C3H6
2. Pada pembakaran sempurna 2 liter suatu akana yang berwujud gas membutuhkan
13 liter oksigen dan menghasilkan 8 liter karbondioksida. Rumus molekul C4H10.
3. Perhatikan struktur dibawah ini
H
3H C C C CH3
H2
C 2H 5
(a)Memiliki nama IUPAC 2-etil butana
(b)Berisomer dengan n-heksana
4. n-heksana mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari pada n- butana. Pada suhu
kamar n-heksana berwujud cair sedangkan n- butana berwujud gas.
5. C2H6, C3H8, C4H10 suku lebih tinggi adalah C5H12. Hidrokarbon tersebut
merupakan penghasil nitrogen

SOAL B
1. C3H8 + Br2 + .
Reaksi diatas merupakan reaksi pembakaran yang menghasilkan
bromopropana.
2. (a) CH4 ,(b) C3H6 ,(c) C2H2 ,(d) C2H6. Yang merupakn pasangan
hidrokarbon jenuh (a) dan (d).
3. Berikut ini pernyataan tentang propana.
a. memiliki 3 isomer
b. larut dalam CCl4 dan tidak larut dalam air
4. Heksana dan heptana dalam kehidupan sehari-hari dimanfaatkan
bensin ( bahan bakar kendaraan).
5. C6H14 mempunyai 4 isomer
167

SOAL C
1. Berikut ini pernyataan tentang butana
(a) dibakar menghasilkan CO2 dan H2O
(b) direaksikan dengan Cl2 menghasikan klorobutana
2. Dua liter gas CxHy dibakar sempurna menghasilkan 6 liter
CO2. jika pada pembakaran ini diperlukan 10 liter gas O2
(STP), rumus molekul alkana tersebut adalah C3H8.
3. C5H12 mempunyai 3 isomer
4. n-pentana mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari n-
butana. Pada suhu kamar keduanya berwujud gas.
5. C3H8, C4H10, C5H12 suku lebih rendah adalah C2H6.
Hidrokarbon tersebut merupakan penghasil nitrogen

SOAL D
1. C3H8 + O2 . +
Reaksi diatas merupakan reaksi substitusi yang CO2 dan H2
2. (a) C2H6 ,(b) C4H8 ,(c) C5H12 ,(d) C5H10. Yang merupakan
hidrokarbon jenuh adalah (a) dan (c).
3. Berikut ini pernyataan tentang propana
I. memiliki 3 isomer
II.berwujud gas pada suhu kamar
4. Perhatikan Stuktur dibawah ini
H
3H C C C CH3
H2
CH3
a. Memiliki nama IUPAC 3-metil butana
b. Berisomer dengan 2,2-dimeti propana
5. n- butana berisomer dengan 2,2-dimetil propana
168

Lampiran 46
JAWABAN KARTU SOAL KELOMPOK SIKLUS I
SOAL A
1. (salah)
(a) propana termasuk hidrokarbon alifatik jenuh karena memiliki rantai terbuka dan
ikatan antar atom C-nya tunggal.
(b) Propana memiliki C = 3, dengan rumus alkana CnH2n+2 maka rumus propana
C3H8
2. (benar)
2CxHy + 13 O2 8 CO2 +10 H2O
jumlah atom C diruas kiri harus sama dengan C diruas kanan
2 . x = 8 .1
x=4
jumlah atom H diruas kiri harus sama denga H diruas kanan
2 . y = 10 .2
y = 10
Jadi rumus molekul adalah C4H10
3. (salah)
I. penamaan salah seharusnya 3-metil pentana karena dalam pemberian nama dicari
rantai terpanjangnya
II. 3-metil pentana berisomer dengan n-heksana, karena memiliki rumus molekul
yang sama yaitu C6H14
4. (benar)
(a) n-pentana memiliki rantai C yang lebih panjang daripada n-butana.
(b) Alkana C1-C4 = gas
C5-C17 = cair
>C18 = padat
Jadi n-butana berwujud gas sedangkan n-pentana berwujud cair.
5. (salah)
Deret sesudahnya C5H12 sesuai rumus CnH2n+2, tetapi hidrokarbon bukan penghasil
nitrogen karena dalam suatu hidrokarbon tidak terdapat unsur nitrogen hanya oksigen
dan karbon.
SOAL B
1. (salah)
Reaksi diatas adalah reaksi pengantian sehingga disebut substitusi. Hasil reaksi ini
bromopropana dan HBr
C3H8 + Br2 C3H7Br + HBr
2. (benar)
Karena (a) dan(d) memenuhi rumus umum alkana yaitu CnH2n+2, sedangkan yang lain
tidak
169

3. (salah)
H3C C CH3
H2
Propana larut dalam CCl4 karena keduannya sama-sama senyawa polar sehingga
berlaku hukum like dissolve like(polar melarutkan polar/ non polar melarutkan non
polar ) tetapi propana tidak memiliki isomer (C=3),
4. (benar)
Senyawa alkana yang dimanfaatkan untuk bensin yaitu yang memiliki C5-C12,
heksana mempunyai C=6 dan heptana C=7, Jadi keduanya dapat dimanfaatkan
sebagai bahab bakar kendaraan.
5. ( benar)
3HC C C C C CH3
H2 H2 H2 H2 n-heksana
H
3HC C C C CH3
H2 H2
CH3 2-metil pentana
H
3HC C C C CH3
H2 H2
CH3 3-metil pentana
CH3

3HC C C CH3
H2
CH3 2,2-dimetil butana
SOAL C
1. (benar)
butana( alkana ) jika dibakar menghasilkan CO2 dan H2O
C4H10 + O2 CO2 + H2O
Butana direaksikan dengan CL2 mengalami reaksi substitusi
C4H10 + Cl2 C4H9Cl + HCl
2. (benar)
2CxHy + 10 O2 6CO2 + 8 H2O
Jumlah atom C diruas kanan harus sama dengan jumlah C diruas kiri
2.x=6.1
x=2
jumlah atom H diruas kanan harus sama dengan H diruas kiri
2.y=8.2
y=8
jadi rumus molekulnya C3H8
170

3. (benar)
H3C C C C CH3
H2 H2 H2 n-pentana
H
H3C C C CH3
H2
CH3 2-metil butana
CH3

H3C C CH3

CH3 2,2-dimetil propane


4. (salah)
semakin panjang rantai karbon semakin tinggi titik didihnya, n-pentana (C=5) rantai
C-nya lebih panjang dari n-butana(C=4). Pada suhu kamar
n-pentana berwujud cair sedangkan n-butana gas
C1-C4=gas
C5-C17=cair
>C17=padat
5. (salah)
Dari deret homolog diatas suku lebih rendahnya C2H6 sesuai rumus akana CnH2n+2,
alkana-alkana tersebut bukan penghasil nitrogen karena pada alkana tersebut tidak
mengandung unsur nitrogen tetapi penghasil hidrogen dan oksigen.
SOAL D
1. (salah)
Reaksi diatas bukan reaksi substitusi, karena tidak terjadi pengantian tetapi terjadi
pembakaran yang menghasilkan CO2 dan H2O bukan H2
C3H8 + O2 CO2 + H2O
2. (benar)
Karena (a) dan (c) memenuhi rumus umum alkana CnH2n+2 (hidrokarbon jenuh)
sedangkan yang lain tidak memenuhi rumus tersebut.
3. (salah)
3HC C CH3
H2 propana
Karena propana (C=3) pada suhu kamar berwujud gas (C1-C4) tetapi tidak
mempunyai isomer
4. (salah)
I. penamaan dimulai dari ujung yang paling dekat cabang, sehingga penamaan
yang benar 2-metil butana
II. 2-metil butana memiliki rumus molekul C5H12, sedangkan pada 2,2-dimetil
propana memiliki rumus C5H12, karena memiliki rumus molekul yang sama
meskipun rumus strukturnya berbeda keduanya saling berisomer.
5. (salah)
n-butana memiliki rumus molekul C4H10 sedangkan 2,2-dimetil propana (C5H12)
karena rumus molekulnya berbeda maka keduannya tidak berisomer.
171

Lampiran 47 KARTU SOAL INDIVIDU SIKLUS II

1 Pernyataan berikut mengenai


etena
I. Dapat mengalami reaksi Jumlah isomer dari C4H8
polimerisasi menghasilkan adalah 3.
poli-etena
II. memiliki rumus C2H4
2

Pada Pada pembakaran I. C2H2, C3H4 4


sempurna 2 liter alkena CxHy, II.C2H5, C3H6
dibutuhkan 9 liter gas oksigen III. C2H4, C3H8
dan terbentuk 6 liter gas CO2 IV. C2H6, C3H8
serta sejumlah air. Rumus V. C2H2, C3H6
senyawa alkena tersebut Dari data yang kesemuanya
adalah C3H6.
3 merupakan hidrokarbon tak jenuh

Suatu hidrokarbon mempuyai 2-pentuna termasuk


rumus empiris sebagai CH. hidrokarbon tak jenuh bila
Mr senyawa itu adalah 26, direaksikan dengan HCl
rumus molekul senyawa menghasilkan
tersebut adalah C2H2 2-kloropentana.Pada suhu
kamar berwujud cair.
5 6

Salah satu senyawa alkuna oktuna dan heptuna pada


yang sering digunakan pada T kamar berwujud
adalah asetilena yaitu gas gas. Bila keduanya
ini diperoleh dari mengalami adisi
mereaksikan karbid dengan
menghasilkan alkana
7 air
8
172

Berikut ini beberapa suku dari Perhatikan struktur senyawa berikut


suatu homolog C2H4, C3H6,
3H C C C C CH3
C4H8. Suku lebih tinggi dari H H2
deret tersebut adalah C 2H 5
C5H10.Rumus umum hmolog I. memiliki nama IUPAC 2-etil 2-
di atas adalah CnH2n-2. pentena
II. berisomer dengan 1-hepsena

9 10

I. C4H10, C5H10
Pernyataan struktur berikut
I. Nama IUPAC 2,2-dimetil
II. C4H10, C5H12
3- butuna III.C3H8, C2H6
II. Berisomer dengan IV.C3H4, C4H6
Yang merupakan hidrokarbon tak
1-heksuna jenuh adalah I dan IV
tak jenuh
11 12

14
Perhatikan senyawa-senyawa
Penamaan senyawa berikut berikut:
a. 2-metil-2-butena
sesuai dengan IUPAC b. 3-pentena
I. 3- butuna c. 3-etil-1-butena
II.2-etil1-propena Pasangan yang saling
berisomer adalah a dan b
13

Butuna dan Propena pada Pernyataan struktur berikut


pada T kamar berwujud I. Nama IUPAC 2-metil4-
gas. Bila keduanya pentuna
mengalami adisi II. Berisomer dengan
menghasilkan alkana 1-heksuna
16
15

Berkut ini pernyataan yang Berikut ini pernyataan


tepat tentang 3-heksuna tentang 1-propena
I. jika direaksikan dengan
I. Memiliki rumus umum
HCl menghasilkan 2-kloro
C6H10 propana
II. Beisomer dengan 3-metil II. termasuk hidrokarbon
2-pentuna alifatik tak jenuh
17 18
173

Lampiran 48
JAWABAN KARTU SOAL INDIVIDU
SIKLUS II
1. Benar
I. H2C CH2 etena
Reaksi polimerisasi adalah reaksi pengabungan molekul-molekul kecil menjadi
molekul yang lebih besar. Polimerisasi etena menghasilkan polietana bukan poli etena

H 2C CH2 + H 2C CH2 + ..... C CH2


H2
n
II. Rumus umum alkena adalah CnH2n, etena mempunyai C = 2 jadi rumus molekulnya
C2H4
2. Benar
C4H8 adalah butena.
Isomer struktur butena adalah 3 yaitu
H 3C C C CH3
H H 1-butena

H 3C C C CH3
H H 2-butena
H 2C C CH 3

CH 3 2-metil1-butena
3. Benar
Alasan: CxHy + O2 CO2 + H2O
2L 9L 6L
2 CxHy + 9O2 6 CO2 + 6 H2O
Jumlah atom C diruas kiri sama denga diruas kanan: 2 x X =6 x 1
X=3
Jumlah atom H diruas kiri sama denga diruas kanan: 2 x Y=6 x 2
Y= 6
Jadi rumus molekulnya C3H6
4. Benar
alasan; Senyawa hidrokarbon takjenuh ditandai dengan adanya ikatan rangkap baik
rangkap 2 maupun rangkap 3.
Rangkap 2 (alkena) rumus umumnya CnH2n
Rangkap 3 (alkuna) rumus umumnya CnH2n-2
Dari rumus molekul kelima kelompok senyawa tersebut yang sesuai rumus umum
alkena atau alkuna adalah I (C2H2, C3H4) dan V (C2H2, C3H6)
5. Benar
Alasan; rumus empiris CH
(12+1)x n = 26
13 x n= 26
n=2
Jadi rumus molekulnya C2H2
6. Benar
I. 2-pentuna apabila direaksikan dengan HCl akan mengalami reaksi adisi
menghasilkan 2-kloro pentana seperti reaksi dibawah ini.
174

H2C CH 2 +HCl H 3C CH 2

Cl
2-pentuna 2-kloro pentana
II. pada alkuna sifat fisiknya
C2-C4 = berwujud gas
C5-C17 = berwujud cair
>C17 = berwujud padat
Karena 2-pentuna memiliki jumlah atom C sebanyak 5 maka wujudnya adalah cair.
7. Benar
Asetelina atau etuna diperoleh dari reaksi karbit dengan air seperti reaksi dibawah ini.
Alasan reaksi yang terjadi:
CaC2(g) + 2H2O(l) Ca(OH)2(aq) + C2H2 (g)
karbid asetilena
8. benar
pada alkuna sifat fisiknya C2-C4 = berwujud gas
C5-C17 = berwujud cair
>C17 = berwujud padat
Karena oktuna memiliki jumlah atom C sebanyak 10 dan heptuna memiliki atom C
sebanyak 7 maka keduanya berwujud cair.Keduanya apabila mengalami reaksi adisi
dengan H2 akan menghasilkan alkana.
H3C C C C H +2H H3C C C7H15
7 15 2 H2
9. Salah
Deret homolag adalah deret yang mempunyai bada CH2, jadi deret lebih tinggi dari
C4H8 adalah C5H10. Rumus umum deret tersebut adalah CnH2n karena jika C = 2 maka
H-nya 2 kalinya.
10. Salah (simbolik dan logical frame)
I.
H3C C C CH CH3
H
C2H5 namanya 3-metil3-heksena
Alasannya dalam menentukan rantai utama harus dicari rantai terpanjangnya jadi nama
yang benar adalah 3-metil3-heksena bukan 2-etil2-pentana.
II. Pada 3-metil3-heksena memiliki jumlah atom C = 7 sedangkan pada 1-hepsena juga
mempunyai atom C = 7 dan keduanya alkena yang memiliki rumus molekul yang sama
jadi keduanya berisomer.
11. Salah
Keduanya merupakan alkuna sehinnga mempunyai rumus CnH2n-2
I. 2,2-dimetil3-butuna
Penamaan salah seharusnya 3,3-dimetil1-butuna arena dalam penamaan ikatan rangkap
lebih diprioritaskan sehingga mendapat nomer yang kecil.
CH3

HC C C CH3

CH3
jumlah atom C = 7 sehingga rumusnya C7H12
HC C C C C CH3
H2 H2 H2 1-heksuna jumlah atom C = 6jadi rumusnya C6H10
175

Karena keduanya memiliki rumus molekul yang sama maka keduanya tidak berisomer
12. Benar
alasan; Senyawa hidrokarbon takjenuh ditandai dengan adanya ikatan rangkap baik
rangkap 2 maupun rangkap 3.
Rangkap 2 (alkena) rumus umumnya CnH2n
Rangkap 3 (alkuna) rumus umumnya CnH2n-2
Karena senyawa pada I dan II memenuhi kedua rumus tersebut maka keduanya
merupakan hidrokarbon tak jenuh.
13. Salah
H3C C C C CH3
I. 2-butuna H 2
Penamaan salah seharusnya 1-butuna karena dalam penamaan ikatan ranngkap mendapat
prioritas.
II. 2-etil 1-propena
H3C C CH2

C2H5 penamaan salah seharusnya mencari rantai terpanjang sebagai


rantai utamanya sehingga namanya 2-metil1-butena
14. Benar
Semuanya merupakan alkena jadi memiliki rumus molekul CnH2n
a. 2-metil2-butena
H
H3C C C CH3

CH3 jumlah atom C = 5, rumus molekulnya C5H10


b. 2-pentena
H
H 3C C C C CH3
H2 H jumlah atom C = 5, rumus molekulnya C5H10
c. 3-etil-1-butena
H
H 3C C C CH2
H

C 2H 5 jumlah atom C = 6,rumus molekulnya C6H12


Karena a dan b memeliki rumus molekul yang sama maka keduanya berisomer.
15. Benar
Alasan: pada alkuna sifat fisiknya C2-C4= berwujud gas
C5-C17=berwujud cair
>C18=berwujud padat
Butuna memiliki C empat, sedangkan propuna memiliki C tiga sehingga keduanya
berwujud gas.Reaksinya denga H2 menghasilkan akana.
H3C CH CH2
H3C C CH +2H2
H H n-propana
H
H 3C CH C CH 3
H3C C C CH 3 +2H2
H H
butuna n-butana
16. Salah
176

Keduanya merupakan alkuna sehinnga mempunyai rumus CnH2n-2


2-metil4-pentuna
Penamaan salah seharusnya 2-metil4-pentuna karena dalam penamaan ikatan rangkap
lebih diprioritaskan sehingga mendapat nomer yang kecil.
H
HC C C C CH 3
H 2

CH 3

jumlah atom C = 6 sehingga rumusnya C6H10


1-heksuna
HC C C C C CH3
H2 H2 H2
jumlah atom C = 6jadi rumusnya C6H10
Karena keduanya memiliki rumus molekul yang sama maka keduanya berisomer
17. Benar (simbolik dan logical frame)
Karena merupakan alkuna maka rumusnya CnH2n-2, pada 3-heksuna jumlah atom C = 6
sehingga rumus molekulnya C6H10.
4-metil2-pentuna
H
H 3C C C C CH3

CH3
Karena 4-metil2-pentuna juga merupakan alkuna maka berlaku rumus molekul CnH2n-2.
Dengan jumlah C = 6, sehingga rumus molekulnya C6H10 maka keduanya saling
berisomer.
18. Benar
I. Reaksi adisi 1-propena akan menghasilkan 2-kloro propana, ikatan rangkapnya akan
putus. Reaksi adisi dengan asam halida berlaku hukum Markovnikov yaitu atom H dari
asam akan menempel pada atom C yang berikatan rangkap memiliki H yang lebih
banyak. yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.Jadi reaksinya;
H3C C CH2 + HCl H2C CH2
H

H Cl
II. 1-propena masuk dalam golongan alkena yang memiliki ikatan rangkap jadi tergolong
hidrokarbon alifatik tak jenuh.
19. Salah
Deret homolag adalah deret yang mempunyai bada CH2, jadi deret lebih rendah dari
C4H8 adalah C3H6. Rumus umum deret tersebut adalah CnH2n karena jika C = 2 maka H-
nya 2 kalinya.
20. Benar
Alasan: CxHy + O2 CO2 + H2O
2L 8L 6L
2 CxHy + 8O2 6 CO2 + 4 H2O
Jumlah atom C diruas kiri sama denga diruas kanan: 2 x X = 6 x 1
X=3
Jumlah atom H diruas kiri sama denga diruas kanan: 2 x Y= 4 x 2
Y= 4
Jadi rumus molekulnya C3H6
177

Lampiran 49 KARTU SOAL KELOMPOK SIKLUS I

A
1. Pernyataan berikut mengenai etena
a. Dapat mengalami reaksi polimerisasi menghasilkan poli-etena

b. memiliki rumus C2H4


c. jika direaksikan dengan HCl menghasilkan kloro etana
d. termasuk hidrokarbon alifatik tak jenuh
2. Suatu hidrokarbon mempuyai rumus empiris sebagai CH. Mr senyawa
itu adalah 52, rumus molekul senyawa tersebut adalah C4H4
3. Berikut ini beberapa suku dari suatu homolog C2H2, C3H4, C4H6. Suku
lebih tinggi dari deret tersebut adalah C5H8.Rumus umum homolog di
atas adalah CnH2n+2.
4. Senyawa 2-heksena mempunyai titik didih dan titik leleh lebih tinggi
daripada senyawa 2-butena. Pada suhu kamar 2-butena berwujud gas
sedangkan 2-heksena berwujud cair..
5. Jumlah isomer dari C4H8 adalah 3.

B
1. Berkut ini pernyataan yang tepat tentang 2-pentuna
a. Memiliki rumus umum C5H8
b. Beisomer dengan 3-metil1-butuna
c. Bila mengalami reaksi adisi dengan H2 menghasilkan pentana
d. Merupakan hidrokarbon tak jenuh
2. Perhatikan senyawa berikut ini
a. CH3-CH=CH2
b. CH3-CH2-CH=CH2
c. CH3-CH2-CH2-CH=CH2
Suatu hidrokarbon mempunyai rumus empiris CH2. Jika diketahui Mr
senyawa sebesar 5. maka rumus moleku senyawa tersebut adalah (b)
3. Berikut ini beberapa suku dari suatu homolog C2H4, C3H6, C4H8.
Suku lebih tinggi dari deret tersebut adalah C5H10.Rumus umum
hmolog di atas adalah CnH2n-2.
4. Senyawa 2-butena mempunyai titik didih dan titik leleh lebih tinggi
daripada senyawa 2-pentena. Pada suhu kamar keduanya berwujud cair
5. Isomer dari C5H8 adalah 4.
178

1. Pada Pada pembakaran sempurna 2 liter alkena CxHy, dibutuhkan 9 liter gas
oksigen dan terbentuk 6 liter gas CO2 serta sejumlah air. Rumus senyawa
alkena tersebut adaah C3H6.
2 Perhatikan struktur senyawa berikut
H
3H C C C C CH3

C 2H 5
I. memiliki nama IUPAC 4-metil,2-pentuna
II. berisomer dengan 2-pentuna
3. heksena dan pentena pada pada T kamar berwujud gas. Bila keduanya
mengalami adisi menghasilkanheksana dan pentana
4. Suatu hidrokarbon mempuyai rumus empiris sebagai CH. Mr
senyawa itu adalah 26, rumus molekul senyawa tersebut adalah C2H2

5. perhatikan tabel berikut


Nama rumus molekul titik didih Mr
etuna C2H2 -83.8 26
propuna C3H4 -23.1 40
butuna C4H6 8.2 54
Titik didih dari senyawa diatas semakin besar dengan bertambahnya Mr

D
1 Asetilena C2H2 terbakar sempurna, pada keadaan STP volume oksigen yang
diperlukan untuk membakar sempurna 4 liter asetilena adalah 10 liter
2. Perhatikan struktur senyawa berikut
3HC C C C CH 3
H H2
C 2H 5
I. memiliki nama IUPAC 2-metil 2-pentena
II. berisomer dengan 1-hepsena

3. Butuna dan Propuna pada pada T kamar berwujud gas. Bila keduanya
mengalami adisi dengan H2 menghasilkan alkana
4. Salah satu senyawa alkuna yang sering digunakan adaah asetilena merupakan.
Gas ini diperoleh dari mereaksikan karbid dengan air
5. I. C2H2, C3H4, C4H6
II.C2H4, C3H6, C3H8
III. C2H4, C3H6, C4H8
IV. C2H6, C3H8, C4H10
V. C2H6, C3H8, C4H6
Lampiran 50 Dari data yang kesemuanya merupakan hidrokarbon tak jenuh adalah I dan III.
KUNCI JAWABAN KARTU KELOMPOK SIKLUS II
179

Lampiran 50
JAWABAN KARTU SOAL KELOMPOK SIKLUS II
Tipe A
1. Salah
a. H2C CH2 etena
Reaksi polimerisasi adalah reaksi pengabungan molekul-molekul kecil menjadi
molekul yang lebih besar. Polimerisasi etena menghasilkan polietana bukan
poli etena

H2C CH2 + H2C CH2 +..... C CH2


H2
n
b. Rumus umum alkena adalah CnH2n, etena mempunyai C = 2 jadi rumus
molekulnya C2H4
c. Reaksi dengan HCl menghasilkan etena, sesuai reaksi dibawah ini
H2C CH2 +HCl H3C CH2

Cl
d. Alkena mempunyai ikatan rangkap dan rantainya terbuka sehingga termasuk
hidrokarbon alifatik tak jenuh
2. Benar
Alasan; rumus empiris CH
(12+1)x n = 26
13 x n= 26
n=2
Jadi rumus molekulnya C2H2
3. Salah
Deret homolag adalah deret yang mempunyai bada CH2, jadi deret lebih tinggi
dari C5H8 adalah C6H10. Rumus umum deret tersebut adalah CnH2n-2 karena jika C = 2
maka H-nya 2 kalinya dikurangi 2.
4. Benar
H
H3C C C CH3
H 2-butena
H
H3C C C C C CH3
H H2 H2 2-heksena
Karena rantai C-nya lebih panjang 2-heksena maka titik didih dan titik lelehnya
tinggi 2-heksena.
C2-C4 = berwujud gas
C5-C17 = berwujud cair
>C17 = berwujud padat
180

Karena 2-peksena memiliki jumlah atom C sebanyak 6 maka wujudnya adalah


cair sedangkan 2-butena C = 4 maka wujudnya gas.
5. Salah
Butena hanya memiliki 2 isomer struktur yaitu
H2C C C CH3
H H2 1-butena
H 3C C C C CH3
H2 2-butena
Tipe B
1. Benar
H 3C C C C CH 3
2- pentuna
H 2

a. 2-pentuna mempunyai C=5, rumus molekulnya C5H2.5-2 = C5H8


H 3C C C C CH3
b. H2 2-pentuna
H
HC C C CH3

CH3 3-metil 1-butuna


Karena jumlah rumus molekulnya sama yaitu C5H8 maka 3-metil 1-butuna
merupakan isomer dari 2-pentuna
c. Reaksi adisi adalah reaksi pemutusan ikatan rangkap seperti reaksi dibawah ini
H
H 3C C C C C H 3 + 2H 2 H 3C CH C C CH3
H2 H2
H H
Jadi adisi 2-pentuna oleh H2 menghasilkan pentana
d. 2-pentuna memiliki ikatan rangkap sehingga termasuk hidrokarbon tak jenuh.
2. Benar
Alasan; rumus empiris CH
(12+1)x n = 52
13 x n= 52
n=4
Jadi rumus molekulnya C4H4
3. Salah
Suku lebih tinggi dari C4H8 adalah C5H10 tetapi deret tersebut memenuhi rumus
CnH2n bukan CnH2n-2,
4. Salah
H 3C C C CH3
H H 2-butena jumlah atom C=4
H 3C C C C CH3
H H H2 2-pentena jumlah atom C=5
Karena rantai karbonnya lebih panjang 2-pentena maka titik didih dan titik
leleh 2-pentena akan lebih tinggi.
pada alkena sifat fisiknya
181

C2-C4 = berwujud gas


C5-C17 = berwujud cair
>C17 = berwujud padat
Karena 2-pentena memiliki jumlah atom C sebanyak 5 maka wujudnya adalah
cair sedangkan 2-butena berwujud gas.
5. Salah
Karena isomernya hanya 3 yaitu;
HC C C C CH
H2 H2 1-pentuna

H3C C C C CH
H2 2-pentuna
H
HC C C CH3

CH3 3-metil 1-butuna


Tipe C
1. Benar
Alasan: CxHy + O2 CO2 + H2O
2L 9L 6L
2 CxHy + 9O2 6 CO2 + 6 H2O
Jumlah atom C diruas kiri sama denga diruas kanan: 2 x X =6 x 1
X=3
Jumlah atom H diruas kiri sama denga diruas kanan: 2 x Y=6 x 2
Y= 6
Jadi rumus molekulnya C3H6
2. Salah
I. Namanya 4-metil 2heksuna, karena dalam penamaan rantai terpanjanglah yang
berperan sebagai rantai utama.
II
H
H 3C C C C CH3

C 2H 5 4-metil 2-heksuna, jumlah atom C= 7


H 2C C C C CH 3
H H 2 H 2-pentuna, jumlah atom C=5
2

Karena berbeda rumus molekulnya maka keduanya tidak berisomer.


3. Benar
H2C C C C CH3
H H2 H2 pentena
182

H2C C C C CH2 CH3


H H2 H2 heksena
pada alkena sifat fisiknya
C2-C4 = berwujud gas
C5-C17 = berwujud cair
>C17 = berwujud padat
Karena pentena memiliki jumlah atom C sebanyak 5 sedangkan jumlahatom
C= 6 maka keduanya berwujud cair.
Reaksi adisi adalah reaksi pemutusan ikatan rangkap, jadi adisi heksena dan
pentena dengan H2 akan menghasilkan heksana dan pentana seperti reaksi berikut:

H2C C C C CH2 CH3 + H2 H2C C C C CH2 CH3


H H2 H2 H H2 H2

4. Benar
reaksi karbid dan air menghasilkan asetilena

CaC2(g) 2H2O(l) Ca(OH)2(aq) C2H2(g)


Asetilena
Asetilena (etena) dalam industri dimanfaatkan sebagai bahan bakar proses
pengelasan.
5. Benar
Karena akan semakin panjang rantai karbon, Mr akan semakin besar maka titik didih dan
titik leleh akan semakin tinggi.
Tipe D
1. Benar
Alasan; rumus empiris CH
(12+1)x n = 26
13 x n= 26
n=2
Jadi rumus molekulnya C2H2
2. Salah
Namanya 4-metil 2heksana, karena dalam penamaan rantai terpanjanglah yang
berperan sebagai rantai utama.
II
H
H 3C C C C CH3

C 2H 5 4-metil 2-heksuna, jumlah atom C= 7


183

H2C C C C CH3
H H2 H2

H2C C C C CH2 CH3


H H2 H2 2-pentuna, jumlah atom C=5
Karena berbeda rumus molekulnya maka keduanya tidak berisomer.

3. Benar
HC C CH3 propuna

HC C C CH3
H2 butuna
pada alkena sifat fisiknya
C2-C4 = berwujud gas
C5-C17 = berwujud cair
>C17 = berwujud padat
Karena propuna memiliki jumlah atom C sebanyak 5 sedangkan butuna jumlah atom C=
4maka keduanya berwujud gas.
Reaksi adisi adalah reaksi pemutusan ikatan rangkap, jadi adisi butuna dan propuna
dengan H2 akan menghasilkan propana dan butana seperti reaksi berikut:
HC C C CH3 + 2H2 H3C C C CH3
H2 H2 H2

4. Benar
reaksi karbid dan air menghasilkan asetilena
CaC2(g) 2H2O(l) Ca(OH)2(aq) C2H2(g)
Asetilena
Asetilena (etena) dalam industri dimanfaatkan sebagai bahan bakar proses pengelasan

5. Benar
Hidrokarbon tak jenuh memiliki ikatan rangkap baik tiga maupun dua, rumus umumnya
CnH2n dan CnH2n-2. Dari rumus molekul diatas senyawa I dan III dapat memenuhi
CnH2n dan CnH2n-2 sehingga termasuk hidrokarbon tak jenuh.
184
163

Lampiran 43 KARTU SOAL INDIVIDU SIKLUS I

1. I. Merupakan hidrokarbon alfatik 2. Perhatikan senyawa berikut


H
jenuh H 3C C C C CH 3
II.bereaksi dengan Br2 H2 H2
menghasilkan bromo etana C 2H 5
III.memiliki rumus C2H6
IV.sebagai sumber nitrogen
Pernyataan yang benar mengenai I. Memiliki nama IUPAC 2-etil pentana
II. Berisomer dengan n-heptena
etana adalah I dan IV.

3. Senyawa C3H12 4. Semakin tinggi massa


mempunyai 3 isomer molekul relatif (Mr)
semakin tinggi titik
didihnya.

7. I. C4H10, C5H10 8. I. memiliki rumus C2H6


II. C4H10, C5H12 II. larut dalam pelarut CCl4 dan
tidak larut dalam air
III.C3H8, C2H6 III.bereaksi dengan Cl2
IV.C3H6, C4H10 menghasikan kloroetana
Yang merupakan IV.memiliki 2 isomer
hidrokarbon jenuh adalah I Pernyataan yang benar mengenai
etana adalah I dan II
dan IV

9. C5H12, C6H14, C7H16, C8H18 10. Penamaan senyawa


suku lebih tinggi adalah berikut sesuai dengan
C9H20. Hidrokarbon tersebut IUPAC
dalam kehidupan I. 3-metil butana
dimanfaatkan sebagai II.2-etil propana
sumber bensin.

6. C4H10 + Br2 .. + HBr 5. Senyawa 2,2-dimetil butana


berisomer dengan 2-etil
Reaksi di atasa merupakan butana
reaksi subtitusi yang
menghasilkan bromobutana

Anda mungkin juga menyukai