Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUMKIMIIA ORGANIK II

PERCOBAAN VIII

ISOLASI MINYAK ATSIRI DARI BAHAN BAKU SEREH DAPUR

(Cymbopogon Citratus)

OLEH

NAMA : ANNA SULASTRI

STAMBUK : F1C1 15 088

KELOMPOK : V (LIMA)

ASISTEN : RISNAWATI

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negeri tropis yang kaya sumber daya alam. Kekayaannya

yang menonjol itu telah dikenal dunia sejak lama. Selama berabad-abad, salah satu

yang menarik dunia barat untuk datang adalah rempah-rempah. Sampai hari ini

Indonesia masih memainkan peran penting dalam perdagangan rempah-rempah,

termasuk minyak atsiri yang dihasilkannya beserta turunan-turunannya. Minyak atsiri

dan turunan-turunannya adalah bagian utama dalam dunia flavour dan fragrance.

Industri flavour dan fragrance adalah bidang industri yang cukup besar. Minyak

sereh wangi adalah salah satu minyak atsiri yang penting. Senyawa-senyawa

penyusun minyak atsiri dan turunannya dipergunakan secara luas dalam industri

farmasi dan makanan. Indonesia termasuk produsen terbesar minyak sereh wangi

dunia.

Minyak sereh wangi adalah minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan

uap daun tanaman sereh wangi. Secara botani, sereh wangi merupakan tanaman

stolonifera, terdiri dari dua tipe yang dapat dibedakan berdasarkan morfologis dan

fisiologis. Kedua tipe tanaman sereh wangi itu adalah Cymbopogon nardus Rendle,

lenabatu (Andropogon nardus ceylon de Jong) dan Cymbopogon winterianus

Jowitt, mahapengiri (Andropogon nardus Java de Jong). Mahapengiri dapat dikenal

dari bentuk daunnya yang biasanya lebih pendek dan lebih lebar daripada lenabatu.

Komponen penyusun minyak sereh yaitu sitronelal, sitronelol dan geraniol

dapat diubah menjadi turunan-turunannya yang digunakan secara luas dalam industri

parfum. Minyak sereh dapat ditingkatkan nilai ekonominya dengan cara mengisolasi
komponen utamanya yaitu sitronelal, sitronelol dan geraniol dan mengkonversi

komponen utamanya yaitu sitronelal menjadi turunannya. Berdasarkan uraian diatas

maka perlu dilakukan percobaan tentang isolasi minyak atsiri dari bahan baku sereh

dapur (Cymbopogon citratus).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan tentang isolasi minyak atsiri dari bahan

baku sereh dapur (Cymbopogon citrates) adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara isolasi minyak atsiri dari bahan baku sereh dapur ?

2. Bagaimana cara uji kualitatif dan kuantitatif dari minyak atsiri yang diperoleh dari

hasil percobaan ?

C. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai pada percobaanisolasi minyak atsiri dari bahan

baku sereh dapur (Cymbopogon citrates) adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui cara isolasi minyak atsiri dari bahan baku sereh dapur.

2. Untuk mengetahui cara uji kualitatif dan kuantitatif dari minyak atsiri yang

diperoleh dari hasil percobaan.


D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh pada percobaanisolasi minyak atsiri dari bahan baku

sereh dapur (Cymbopogon citrates) adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui cara isolasi minyak atsiri dari bahan baku sereh dapur.

2. Dapat mengetahui cara uji kualitatif dan kuantitatif dari minyak atsiri yang

diperoleh dari hasil percobaan.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sereh dapur (Cymbopogon citratus)

Sereh wangi (Cymbopogon citratus) merupakan tanaman berupa rumput-

rumputan tegak, dan mempunyai akar yang sangat dalam dan kuat, batangnya tegak,

membentuk rumpun. Tanaman ini dapat tumbuh hingga tinggi 1 sampai 1,5 meter.

Daunnya merupakan daun tunggal, lengkap dan pelepah daunnya silindris, gundul,

seringkali bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah, dengan panjang

hingga 70-80 cm dan lebar 2-5 cm. Tanaman sereh wangi(Cymbopogon winterianus

Jowitt) dapat hidup pada daerah yang udaranya panas maupun dingin, sampai

ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Cara berkembang biaknya dengan

anak atau akarnya yang bertunas. Tanaman ini dapat dipanen setelah berumur 4-8

bulan. Panen biasanya dilakukan dengan cara memotong rumpun didekat tanah

(Soebardjo, 2010).

Gambar Daun Sereh

Sereh wangi (Cymbopogon citratus) adalah salah satu tanaman penghasil

minyak atsiri. Di Indonesia, spesies yang lebih dikenal dengan sebutan West Indian
Lemongrass ini umumnya masyarakat menggunakan sebagai campuran bumbu dapur

dan rempah-rempah karena mempunyai aroma khas seperti lemon. Aroma ini

diperoleh dari senyawa sitral yang terkandung dalam minyak atsiri sereh. Minyak

atsiri yang terkandung dalam sereh dapur memiliki khasiat sebagai anti jamur dan

anti bakteri (Ella dkk., 2013).

B. Minyak atsiri sereh sapur (Cymbopogon citratus)

Minyak atsiri merupakan minyak mudah menguap yang dihasilkan akar,

daun, buah, batang maupun bunga dari berbagai macam tumbuh-tumbuhan. Pada

umumnya minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara penyulingan, karena prosesnya

tidak rumit dan tidak mahal. Cara proses penyulingan ini dimana uap air dialirkan

kedalam tumpukan bahan tumbuh- tumbuhan sehingga minyak atsiri tersuling

bersama-sama dengan uap air. Setelah pengembunan minyak atsiri akan membentuk

lapisan yang terpisah dengan air selanjutnya minyak dihasilkan kemudian

dikumpulkan. Minyak atsiri yang dihasilkan dari proses penyulingan, bukanlah

suatu senyawa murni, melainkan minyak tersebut merupakan suatu campuran

dengan dengan beberapa senyawa organik lainya. Beberapa senyawa kimia yang

mudah menguap terdapat pada minyak atsiri antara lain alkohol, aldehid, keton dan

ester sering terdapat didalam tumbuh-tumbuhan walau dalam jumlah sangat kecil.

Penyelidikan kimia menunjukkan bahwa sebagian besar komponen-komponen

minyak atsiri merupakan senyawa yang hanya mengandung atom karbon dan atom

hidrogen, atau senyawa yang ngandung atom karbon, hidrogen dan oksigen yang

tidak bersifat aromatis. Senyawa-senyawa ini secara umum disebut terpenoid

(Achmad, 1986).
C. Kandungan minyak atsiri sereh dapur (Cymbopogon citratus)

Kandungan utama dari minyak atsiri yaitu sitronellal, sitronellol, geraniol,

dan sitral. Jumlah kandungan senyawa yang terkandung berkaitan juga dengan

spesies tanamannya. Komposisi kimia penyusun utama dari minyak sereh wangi

adalah golongan monoterpen, alkohol dan aldehida, sehingga minyak atisiri memiliki

sifat fisik dan kimia yang termasuk dalam kelas alkohol.Geraniol merupakan

pesenyawaan yang terdiri dari dua molekul isopropen, sedangkan sitronellol

merupakan hasil kondensasi dari sitronellal termasuk dalam grup aldehida. Dengan

kandungan minyak seperti ini maka daya menguapnya termasuk dalam golongan

cepat sampai sedang (top to middle note). Kandungan sitronellal dan sitral memiliki

potensi efek biologis sebagai analgesik,yaitu memberikan efek menenangkan dan

pengurangan rasa sakit. Komponen kimia dalam minyak sereh wangi cukup

kompleks, namun komponen yang paling penting adalah sitronellal dan geraniol.

Kedua komponen tersebut menentukan intensitas bau, serta harga minyak sereh

wangi. Biasanya jika kadar geraniol tinggi maka kadar sitronellal juga tinggi.

Menurut Suradikusumah (1989) kandungan minyak atsiri batang sereh wangi adalah

0,4% dengan komponen utama sitronellal 66-85%. Berdasarkan penelitian pada daun

tanaman sereh wangi, ditemukan kandungan minyak atsiri sebesar 1% dengan

komponen utama sitronellal dan geraniol. Terdapat sebelas komponen dari minyak

sereh yang dapat diidentifikasi dengan analisis kromatografi gas dan spektrometri

massa. Komponen-komponen tersebut adalah a-pinen, limonen, linalool, sitronellal,

sitronellol, geraniol, sitronelil asetat, -kariofilen, geranil asetat, d-kadinen dan

elemol, dengan komponen utamanya adalah sitronellal (Budi, 1992).


D. Destilasi uap

Metode destilasi yang umum digunakan dalam produksi minyak atsiri adalah

destilasi air dan destilasi uap-air. Karena metode tersebut merupakan metode yang

sederhana dan membutuhkan biaya yang lebih rendah jika dibandingkan dengan

destilasi uap. Faktor yang mempengaruhi mutu minyak atsiri meliputi jenis metode

destilasi yang dilakukan, ukuran bahan, jumlah bahan, lamanya proses destilasi,

besarnya tekanan serta mutu uap yang dipakai. Menurut Harris (1987) dalam Zulnely

(2008) pada penyulingan sistem kukus (destilasi uap-air) letak bahan baku yang

diambil minyaknya terpisah dengan air pembawa, sehingga penguapan air dan

minyak dari tumbuhan yang disuling tidak bersamaan, selain itu pada destilasi uap-

air mempunyai suhu proses yang relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan

destilasi air. Perbedaan suhu yang relatif lebih tinggi tersebut yang menyebabkan

proses ekstraksi minyak atsiri pada destilasi uap-air akan berjalan lebih baik

dibandingkan pada destilasi air (Yuliarto dkk., 2012).

Destilasi merupakan proses pemisahan komponen yang mudah menguap dari

komponen yang tidak menguap atau proses pemisahan dari suatu campuran yang

bersifat mudah menguap. Destilasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

Simple distilation, fraksional distilation, flash distillation dan molekuler distilation.

Destilasi yang digunakan pada penyuling di Blitar adalah water distilation. Proses

destilasi minyak Atsiri dengan water distilation menghasilkan kualitas minyak Atsiri

yang cukup rendah, kadar minyaknya sedikit, terkadang terjadi proses hidrolisis

asam, dan produk minyaknya bercampur dengan hasil sampingan. Untuk itu, perlu

dilakukan pengambilan minyak Atsiri dengan menggunakan metode destilasi uap.


Kualitas produk minyak Atsiri yang dihasilkan menggunakan metode destilasi ini,

jauh lebih sempurna dibandingkan dengan cara water distillation, sehingga harga

jualnya pun jauh lebih tinggi (Salviana, 2012).

E. Uji kualitatif dan kuantitatif

1. Bobot jenis (SII : 0069-75)

SNI 06-3953-1995. Minyak sereh yang diuji memiliki nilai bobot jenis I

adalah 0,8896 dan nilai bobot jenis II adalah 0,89106. Nilai kedua bobot jenis

tersebutberada pada rentang 0,880- 0,922 yang tercantum pada SNI 06-3953-

1995. Menurut Utami (2011), pada prinsipnya bobot jenis adalah perbandingan

antara kerapatan minyak pada suhu 15oC terhadap kerapatan air pada suhu

yang sama. Bobot jenis ditentukan dengan menggunakan piknometer.

2. Indeks bias

Indeks bias minyak atsiri adalah perbandingan antara sinus sudut jatuh dan

sinus sudut bias jika seberkas cahaya dengan panjang gelombang tertentu jauh

dari udara ke minyak dengan sudut tertentu yang dipertahankan pada suhu

tetap. Penentuan indeks bias dimaksudkan untuk kemurnian minyak. Alat

untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer (Utami, 2011).

F. Analisis Gas Chromatography (GSC)

Minyak atsiri yang diperoleh, kemudian dianalisis menggunakan alat GC-MS

untuk mengetahui komponen senyawa golongan kimia penyusun minyak atsiri

tumbuhan sembukan (Paederia foetida L.) dan spektrum massa yang diperoleh dari

tumbuhan sembukan (Paederia foetida L.) (Pratama dkk., 2016).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan isolasi minyak atsiri dari bahan baku daun sereh dapur

(Cymbopogon citratus) dilaksanakan pada hari Senin, 1 Mei 2017, pada pukul

13.00-15.25 WITA bertempat di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan isolasi minyak atsiri dari bahan

baku daun sereh dapur (Cymbopogon citratus) adalah satu set rangkaian alat

destilasi uap, timbangan analitik, oven, spatula, selotip, isolasi bening, plastisin,

pisau, hot plate, gelas kimia 100 mL, botol semprot dan piknometer.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan isolasi minyak atsiri dari

bahan baku daun sereh dapur (Cymbopogon citratus) adalah daun sereh dapur

(Cymbopogon citratus) , akuades dan MgSO4.


C. Prosedur Kerja

1. Rangkaian alat destilasi uap

Alat Destilasi Uap

- dirangkai

6
1 7
8
2
9
3
4

10

Keterangan :

6. Kaleng 1. Statif
7. Kaleng 2. Klem
8. Hot plate 3. Ember
9. Hot plate 4. Erlenmeyer
10. Pompa air 5. Kondensor
2. Isolasi minyak atsiri sereh dapur (Cymbopogon citratus)

Serbuk daun sereh dapur (Cymbopogon citratus)

- ditimbang 21,6 gram


- dimasukkan ke dalam labu didih 2
liter
- ditambahkan akuades hingga dari
volume labu didih
- dirangkai dengan alat
- didestilasi selama 3 jam
- Diperoleh destilat
- dipisahkan antara air dengan
minyak atsiri menggunakan kolom

Minyak Atsiri Air

- ditambahkan MgSO4
- disaring

Residu Minyak Atsiri

- ditimbang
- dihitung rendemennya

% rendemen = 15,74 %

\
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

a. Data Pengamatan

Pengamatan
No. Perlakuan

Sampel berbentuk
Menimbang 21,6 gram sampel daun serbuk dan berwarna
1.
sereh dapur (Cymbopogon citratus) hijau kecokelatan

Serbuk dauh sereh (Cymbopogon Diperoleh minyak


2.
citratus) di destilasi uap selama 3 jam atsiri berwarna bening

b. Analisis data

Densitas minyak atsiri sereh dapur (Cymbopogon citratus) = 0,85 g/mL

Berat sampel = 21,6 gram

Volume minyak atsiri yang diperoleh = 4 mL

Berat minyak atsiri = V Minyak atsiri x Minyak atsiri

= 4 mL x 0,85 g/mL

= 3,4 gram

Kadar (% rendemen) minyak atsiri sereh dapur (Cymbopogon citratus), yaitu


:

Berat minyak atsiri


% rendemen = = 15,74 %
Berat sampel
3,4 gram
=
21,6 gram
=
B. Biosintesis Geraniol

C. Pembahasan

1. Preparasi sampel

Percobaan isolasi minyak atsiri dari bahan baku sereh dapur (Cymbopogon

citratus) ini menggunakan sampel tanaman sereh dapur bagian daun. Daun sereh

dapur dipilih sebagai sampel yang akan diisolasi karena pada daun memiliki

kandungan sitronellal dan geraniol yang tinggi. Menurut penelitian yang telah

dilakukan, pada daun terdapat kandungan geraniol sebesar 85.279 %, sedangkan

pada batang terdapat 85.165 %. Kandungan sitronellal pada daun adalah sebesar

35.41 % sedangkan pada batang hanya terdapat 35.13 %. Dari data tersebut maka
digunakanlah bagian tanaman daun sereh sebagai bahan dasar pembuatan minyak

sereh wangi.

Preparasi sampel dalam percobaan ini dilakukan dalam beberapa tahap.

Yakni tahap pemetikan, tahap pencucian, tahap pengeringan dan tahap pemotongan.

Pada tahap pemotongan menggunakan pisau atau gunting dikarenakan daun sereh

yang sifat fisiknya cukup tajam. Tujuan dari tahap pemetikan ini, untuk memilih-

milih daun sereh yang layak untuk diisolasi. Tahapan kedua adalah tahap pencucian.

Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menghilangkan zat atau material pengotor pada

sampel yang nantinya dapat mengganggu sampel yang akan diisolasi. Tahapan ketiga

adalah tahap pengeringan sampel. Proses pengeringan sampel ini tidak dilakukan

dibawah sinar matahari langsung karena dikhawatirkan sinar matahari langsung akan

mendegradasi zat yang ada dalam sampel. Dimana diketahui sinar matahari ini

mampu mengubah struktur suatu materi sehingga mengganggu zat yang akan

diisolasi. Untuk itu sampel sebaiknya diangin-anginkan saja. Tahapan terakhir adalah

tahapan pemotongan. Pada tahap ini sampel dipotong menjadi bagian-bagian kecil.

Hal tersebut dilakukan karena sebagaimana telah diketahui bahwa semakin kecil

suatu bahan maka semakin besar luas permukaannya sehingga sampel semakin

mudah untuk diisolasi.

2. Isolasi minyak atsiri dari bahan baku sereh dapur (Cymbopogon citratus)

Metode yang digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri dari daun sereh

dapur adalah metode destilasi uap. Alasan digunakannya destilasi uap adalah karena

sampel yang diisolasi merupakan sampel yang tidak larut dalam air di semua

temperatur, tetapi dapat didestilasi dengan air. Maka digunakanlah destilasi uap.
Dalam metode ini sampel dan pelarut berupa air dipisahkan dengan pemanas yang

berbeda dan kemudian uap dari air dihubungan ke sampel melalui selang. Alasan

digunakannya air sebagai pelarut adalah karena air biayanya murah dan dapat

berepran sebagai hidrodifusi. Hidrodifusi adalah proses pengambilan senyawa dari

suatu sampel tanpa merusak sampel tersebut. Semua proses yang terlewati berada

dalam keadaan vakum. Selanjutnya uap air panas yang mengalir melalui selang akan

menuju sampel yang juga telah dipanaskan. Kemudian bersama uap air, minyak atsiri

akan ikut menuju kondensor dan akan terjadi proses kondensasi. Kondensasi adalah

proses dimana uap air dan uap minyak atsiri tersebut akan berubah menjadi cair lalu

mengalir menuju erlenmeyer sebagai analit.

3. Uji kualitatif dan kuantitatif minyak atsiri daun sereh dapur (Cymbopogon

citratus)

Uji kualitatif dan kuantitatif minyak atsiri daun sereh dapur (Cymbopogon

citratus) ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak atsiri yang diperoleh benar-

benar murni atau tidak. Beberapa pengujian pun dilakukan. Untuk uji kualitatif

adalah uji besarnya nilai rendamen yang diperoleh dan uji kuantitaif seperti

menghitung indeks bias, kandungan senyawa dengan GC-MS dan densitasnya

menggunakan piknometer. Minyak atsiri yang diperoleh berdasarkan data SNI.

Massa jenis minyak atsiri pada suhu ruang 25o berkisar antara 0.850-0.860 g/mL.

Sehingga dari data tersebut diperoleh massa minyak atsiri secara teorirtis adalah 3,4

gram dari 4 mL sampel yang diperoleh. Karena berat sampel adaah 21,6 gram, maka

kadar minyak atsiri atau rendamennya adalah 15,74%.


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan yang dilakukan maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Minyak atsiri daun sereh dapur (Cymbopogon citratus) dapat diisolasi dengan

metode destilasi uap. Uap air akan mengenai dinding sel dan membawa minyak

atsiri menuju kondensor kemudian mengalami proses kondensasi dari uap

menjadi cair lalu jatuh ke erlenmeyer sebagai analit.

2. Uji kualitatif dan kuantitatif dari isolasi minyak minyak atsiri daun sereh dapur

(Cymbopogon citratus) ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak atsiri

yang diperoleh benar-benar murni atau tidak. Beberapa pengujian pun

dilakukan. Untuk uji kualitatif adalah uji besarnya nilai rendamen yang

diperoleh dan uji kuantitaif seperti menghitung indeks bias, kandungan

senyawa dengan GC-MS dan densitasnya menggunakan piknometer.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ni adaah sebaiknya pihak

laboratorium lebih memperhatikan kelengkapan alat dan bahan praktikum. Sehingga

praktium dapat berjalan sesuai yang diharapkan.


DAFTAR PUSTAKA

Achmad, 1986, Kimia Organik, Jakarta, Erlangga.

Budi, 1992, Buku ajar Vogel Kimia Analisis Kualitatif Organik, EGC, Jakarta.

Ella, M.U., Ketut S., Ni Wayan S., I Putu S. dan Nyoman S.A., 2013, Uji Efektivitas
Konsentrasi Minyak Atsiri Sereh Dapur (Cymbopogon citrates (DC) Staph)
Terhadap Pertumbuhan Jamur Aspergillus Sp. secara In Vitro, E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika, 2(1).

Pratama, D.G.A.Y., I Gusti A.G.B. dan I Wayan G.G., 2016, Isolasi dan Identifikasi
Senyawa Minyak Atsiri dari Tumbuhan Sembukan (Paederia foetida L.)
Dengan Metode Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (GC-MS), Jurnal
Kimia FMIPA, ISSN 1907-9850.

Salviana, S., 2012, Pengembangan Industri Non-Corperate Partisipatif Integratif


Pada Industri Minyak Atsiri Kenanga, Jurnal Teknik Industri, 13(1).

Soebardjo, 2010, Kimia Anorganik (Iwanami Publishing Co. Tokyo), Iwanami,


Tokyo.

Utami, M.R., 2011, Fraksinasi Senyawa Aktif Minyak Atsiri Daun Sirih Merah
(Piper Cf. Fragile. Benth) Sebagai Pelangsing Aroma Terapa Secara In Vivo,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Yuliarto, F.T., Lia U.K. dan R Baskara K.A., 2012, Pengaruh Ukuran Bahan dan
Metode Destilasi (Destilasi Air dan Destilasi Uap-Air) Terhadap Kualitas
Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmannii),Jurnal
Teknosains Pangan, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai