Bimbingan Kab Sorong-1
Bimbingan Kab Sorong-1
"
Saat di telusur : semua petugas ketika ditanya akan menjawab sama melakukan identifikasi pasien
menggunakan 2 identitas.
Susun Kebijakan dan prosedur untuk pelaksanaan identifikasi yg konsisten pada semua situasi dan
lokasi. Pada saat ditelusur petugas dpt menunjukkan/ memperagakan pelaksanaan identifikasi Buat
SPO cara melakukan identifikasi (cara verbal , cara visual dan indikasi kpn dipakai verbal dan kapan
dipakai visual)
Pelaksanaan perintah lisan dilakukan sesuai standar dan terbukti di rekam medis dan wawancara
Perhatikan kebijakan yang sudah dibuat sesuai standar kebijakan. Ada bukti keakuratan dari komunikasi
lisan melalui telpon
Kebijakna yang ada agar dikoreksi lagi yang memnuat proses identifikasi, lokasi, pemberian label dan
penyimpanan obat-obat yang perlu diwaspadai atau High Alert
Kebijakan menyatakan sesuai standar dan pada telusur elektrolit konsentrat disimpan di tempat sesuai
kebijakan
Ada bukti ceklist untuk verifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien. Semua
dokumen serta peralatan tersedia, tepat dan berfungsi baik.
Proses time out terbukti dilaksanakan, dan menjadi pedoman kerja dokter operator dan tim.
Semua ketentuan standar diatas diatur dalam kebijakan, keseragaman proses termasuk prosedur atau
tindakan yeng dilaksanakan diluar kamar operasi
Ada pedoman Hand Hygiene yang sudah secara umum atau sesuai WHO Patient safety
Pedoman diterapkan
Ada SPO risiko pasien jatuh, dan ada bukti asesmen ulang pada pasien yang kondisinya mengharuskan
Ada pedoman rumah sakirt untuk langkah-langkah yang ditetapkan dalam mengurangi risiko jatuh
Ada bukti monitoring dari langkah-langkah dan hasil evaluasinya bahwa ada pengurangan cedera akibat
jatuh
Kebijakan dan prosedur yg sdh dibuat diesempurnakan yang mendukungpengurangan risiko cedera
pasien akibat jatuh.
dr. Sri Rachmani S, M.Kes, MH.Kes. RSUD Kab Sorong
HPK. 1.
Para pemimpin rumah sakit memahami hak pasien dan
keluarga sesuai dengan undang-undang dan peraturan
dan dalam hubungannya dengan komunitas yang
2 dilayaninya (lihat juga TKP.6, EP 1).
HPK. 1.5.
Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan
kelompok lain di identifikasi rumah sakit untuk
2 dilindungi (lihat juga PP.3.8).
Staf memahami tanggung jawab mereka dalam proses
3 perlindungan.
Pasien diinformasikan tentang kerahasiaan informasi
dan tentang pembukaan dan kerahasiaan informasi
mengenai pasien dalam undang-undang dan peraturan
HPK. 1.6. 1
Pasien diminta persetujuannya untuk membuka
informasi yang tidak tercakup dalam undang-undang
2 dan peraturan
Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi
3 kesehatan pasien.
Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk
mendukung dan mendorong keterlibatan pasien dan
keluarganya dalam proses pelayanan (lihat juga APK.2,
EP 4; APK.3.5, EP 1; PP.7.1, EP 5; PPK.2, EP 5; PPK.5, EP
HPK. 2. 1 2; HPK.2 dan APK.3, EP 3)
Susun Kebijakan Direktur RS tentang Penetapan hak pasien dan keluarga yang mendukung dan
melindungi hak pasien dan keluarga
Susun Dokumen Regulasi RS Pedoman / Panduan / Kebijakan tentang Persetujuan umum atau general
consent (diminta pd saat pertama pasien datang dan setiap kali masuk rawat inap). Persetujuan umum
berisi a.l persetujuan melepas informasi, hak dan tanggung jawab pasien, serta memberikan semua
persetujuan diluar informed consent.
Bukti dokumen pelaksanaan dan penerapan terkait dengan hak pasien dan keluarga dalam kondisi
tertentu, Informasi apa saja yang boleh disampaikan kepada keluarga atau pihak lain : Formulir pemberian
Informasi dan hak privasi pasien.
Dokumentasikan sosialisasi tentang kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan Hak pasien dan
keluarga.
Pada saat telusur : Staf memahami dan mengerti kebijakan dan prosedur yang terkait dengan hak pasien
dan keluarga dan dapat melaksanakan tanggung jawabnya.
Susun Kebijakan dan SPO yang mendukung pelaksanaan hak pasien dan keluarga dalam pelayanan
Rumah Sakit :
SPO Pelayanan Kerohanian
SPO memberikan perlindungan terhadap kebutuhan privasi pasien
SPO memberikan perlindungan terhadap harta benda milik pasien
SPO memberikan perlindungan terhadap kekerasan fisik
SPO memberikan perlindungan terhadap kelompok berisiko seperti : anak-anak, individu yang cacat &
lanjut usia
SPO memberikan perlindungan terhadap kerahasiaan informasi tentang pasien
SPO pemberian second opinion di dalam atau di luar RS
SPO pemberian bantuan hidup dasar (Basic Life Support)
SPO penolakan resusitasi (Do Not Resusitation/DNR)
SPO penolakan tindakan atau pengobatan
SPO pengkajian nyeri
SPO pelayanan tahap terminal (End of Life).
SPO penyelesaian keluhan /Complain
SPO pemberian informasi pelayanan
Susun Kebijakan/Panduan tentang pelayanan kerohanian : Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan
kerohanian rutin dan atas permintaan
Bukti Pelaksanaan : proses identifikasi terhadap nilai-nilai dan kepercayaan / agama pasien dan
keluarganya,
Susun Dokumen bukti penerapan/implementasi tentang Pelaksanaan pelayanan kerohanian.
Bukti dokumentasi Pelaksanaan pelayanan kerohanian sesuai dengan permintaan pasien : Formulir
permintaan pelayanan kerohanian
Susun Prosedur/SPO pelayanan kerohanian dan untuk melayani permintaan pasien/keluarga dibidang
kerohanian
Ada bukti pelaksanaan: Dokumentasi pengisian formulir Permintaan pelayanan Kerohanian dalam
Dokumen rekam medis rawat inap
Susun Prosedur Pelayanan yang memperhatikan kebutuhan privasi pasien : SPO memberikan
perlindungan terhadap kebutuhan privasi pasien
Bukti bahwa pemberian asuhan klinis/medis, pengobatan dan transportasi yang memperhatikan privasi
pasien :
Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi, tatalaksana antar pasien akan dibatasi dengan tirai.
Saat pemindahan pasien antar unit, pasien diselimuti.
Susun Kebijakan/Panduan ttg melindungi barang milik pasien dari pencurian, kehilangan, dan tingkat tg
jawab RS.
SPO memberikan perlindungan terhadap harta benda milik pasien
Ada bukti Pelaksanaan pemberian informasi ttg tanggung jawab RS terhadap barang milik pasien :
Formulir pemberian informasi
Susun Kebijakan / Ketetapan bahwa RS melindungi barang milik pasien bila RS mengambil alih tanggung
jawab, dan bila pasien tidak dapat melakukan tanggung jawabnya.
Susun Kebijakan Ketentuan dan penetapan ttg tatacara RS melindungi pasien dari kekerasan fisik.
Setiap pasien / pengunjung/ karyawan yang berada dalam rumah sakit harus menggunakan tanda
pengenal berupa gelang identitas pasien, kartu visitor/pengunjung atau name tag karyawan.
Susun Kebijakan Ketentuan ttg prioritas RS melindungi bayi,anak-anak,manula dan lainnya yang tidak/
kurang mampu melindungi dirinya sendiri.
Susun Kebijakan/Panduan tentang Perlindungan terhadap anak-anak, individu cacat, lanjut usia dan
lainnya yg berisiko terhadap kekerasan fisik.
Ada daftar kelompok yang berisiko tersebut.
Ada bukti Identifikasi terhadap terhadap kelompok yang berisiko
Ada data identifikasi kelompok yang dilindungi RS meliputi daftar anak -anak, manula, individu yang cacat
dan kelompok lainnya
Bukti implementasi : Staf memahami pelaksanaan identifikasi dan tanggung jawab mereka dalam
memberikan perlindungan
Bukti Implementasi SPO: Pelaksanaan pemberian penjelasan kepada pasien ttg rahasia kedokteran dan
proses untuk membuka rahasia tersebut seperti yang diatur UU dan Peraturan yang berlaku
Ada dokumen Permintaan persetujuan pasien untuk membuka informasi yang tidak tercakup dalam UU
dan Peraturan (dapat jd bagian Persetujuan Umum): Termasuk didalam formulir persetujuan umum
/General consent
Susun Prosedur tentang hak pasien untuk mencari second opinion dan kompromi dalam pelayanan, di
dalam atau diluar rumah sakit
Susun Program pelatihan bagi staf agar dapat melaksanakan kebijakan dan prosedur serta peran mereka
dalam memdukung partisipasi pasien dan keluarganya dalam proses asuhan.
Ada prosedur yang disusun bagaimana pasien dan keluarganya memahami kapan mereka mendapat
penjelasan tentangkondisi medis dan diagnosa pasti
Ada prosedur yang disusun bagaimana pasien dan keluarganya memahami kapan mereka mendapat
penjelasan tentang rencana pelayanan dan pengobatannya
Ada prosedur yang disusun bagaimana pasien dan keluarganya memahami hak mereka kapan persetujuan
akan diminta dan proses bagaimana cara memberikan persetujuan tersebut
Ada bukti pasien dan keluarganya memahami hak mereka untuk berpartisipasi dalam keputusan pelayanan
bila pasien menghendakinya. Contoh : Informed consent
Bukti Penjelasan kepada pasien /keluarga sehingga memahami dan mengetahui bagaimana dan siapa
yang akan menjelaskan ttg hasil pelayanan dan pengobatan yang tidak diantisipasi/tidak terduga :
Pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan sesuai kebutuhan, dan diberikan
oleh petugas dengan kompetensi yang sesuai .
Susun Prosedur untuk menjelaskan kepada pasien / keluarga agar mengetahui ttg hak mereka untuk
menolak / tidak melanjutkan pengobatan
Tersedia Formulir penolakan tindakan atau pengobatan
Penjelasan yang disampaikan kepada pasien / keluarga agar juga mengetahui ttg konsekuensi dari
keputusan mereka
Formulir penolakan tindakan atau pengobatan .
Bukti ada penjelasan yang disampaikan kepada pasien /keluarga agar mengetahui ttg tanggung jawab
terkait dengan keputusan penolakan tidakan atau pengobaytan tersebut.
Bukti ada penjelasan yang disampaikan kepada pasien /keluarga agar mengetahui tersedianya alternatif
pelayanan dan pengobatan.
Rumah sakit mempunyai kebijakan, mengikuti peraturan daerah, adat, kebudayaan setempat.
Ada bukti pelaksanaan pengisian assesmen nyeri disesuaikan dengan kepribadian, budaya, sosial pasien
sehingga pemeriksaan dan pengelolaan nyeri bisa akurat
Ada bukti pada proses asuhan pasien yang sedang menghadapi kematian.
Susun prosedur bagaimana pasien menyampaikan keluhan, konflik atau perbedaan pendapat nya.
Susun prosedur untuk melakukan penyelidikan dan telaah terhadap keluhan, konflik dan perbedaan
pendapat. Ada Ketetapan RS tentang siapa/staf yang bertanggung jawab menyelesaikan keluhan, konflik
atau perbedaan pendapat dengan pasien.
Ada proses sosialisasi kepada staf cara/prosedur mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien.
Ada poses sosialisasi kepada staf untuk memahami peran mereka bagaimana prosedur melindungi hak
pasien dan keluarga.
Susun informasi tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien, yang diberika atau di informasikan kepada
setiap pasien
Hak dan tanggung jawab dapat diakses oleh pasien dengan ditempel atau bisa diperoleh dari staf, bisa
dalam bentuk leaflet
Ada prosedur untuk menjelaskan kepada pasien bila komunikasi tertulis tidak efektif dan tidak sesuai.
Tentuka unit atau staf apa yang mendapatkan tugas menjalankan prosedur ini
Susun Kebijakan dan prosedur yang menjabarkan dengan jelas tentang proses informed consent
Latih staf yang ditunjuk untuk dapat melaksanakan kebijakan dan prosedur tersebut.
Susun prosedur cara menjelaskan rencana pengobatan pasien dari elemen a s/d h, implementasikan.
Pasien mengetahui identitas dokter dan praktisi lain yang bertanggung jawab atas pasien tersebut
Susun Prosedur untuk menanggapi permintaan tambahan informasi dari pasien tentang tanggung jawab
praktis untuk pelayanannya
Susun prosedur untuk informed consent yang diberikan oleh orang lain, bukan oleh pasien, sesuia dengan
undang-undang, budaya dan adat istiadat. Persetujuan oleh orang lain tersebut dicatat dalam rekam
medis.
,,
,,
susun prosedur untuk menjelaskan tentang lingkup dari persetujuan umum, kepada pasien dan
keluarganya
Buat ketetapan Rumah sakit bagaimana persetujuan umum digunakan dan didokumentasikan dalam rekam
medis
implementasi dari informed consent pra anastesi, sedasi moderat dan dalam.
Implementasi informed consent pelaksanaan tindakan dan pengobatan yang berisiko tinggi ( cth :
Kemoterapi, Hemodialisa)
Nama jelas petugas yg memberikan penjelasan tercatat dalam rekam medis pasien (bukti implementasi)
Daftar dapat dikembangkan atas kerjasama dokter dan profesional lain yg memberikan pengobatan dan
melakukan tindakan.
HPK 7 dst Khusus untuk RS yang ada Penelitian, pemeriksaan atau clinical trial.
HPK 10 dst, Khusus untuk RS yang menerima Donasi Organ dan Transplantasi
dr. Sri Rachmani S, M.Kes, MH.Kes - Bimbingan Reguler - RSUD Kab Sorong
Semua tahapan manajemen obat dan penggunaan obat di RS, ada dalam
Kebijakan Pengelolaan Penggunaan obat RS
Susun Daftar stok obat RS atau yang siap tersedia dari sumber luar
Susun Panduan dan prosedur tentang tatacara untuk mengatasi bila obat
tidak tersedia dan tatacara pemberitahuannya kepada dokter pembuat
resep dan saran subtitusinya
Susun prosedur dan buat form monitoring bagaimana obat digunakan dan
KTD yg tidak diantisipasi, bila obat yang baru ditambahkan dalam daftar.
Susun prosedur untuk mendapatkan obat pada saat dimana farmasi tutup
atau persediaan terkunci
Ada SPO pelabelan obat-obat dan bahan kimia sesuai standar dan
peraturan, implementasikan dan dokumentasikan.
Ada SPO inspeksi penyimpanan obat secara berkala, sesuai kebijakan RS,
pastikan obat disimpan secara benar, dokumentasikan monitoringnya
Susun Pedoman/Panduan/SPO yang menjabarkan cara identifikasi dan
penyimpanan obat yang dibawa oleh pasien, implementasikan dan
dokumentasikan.
Dokumentasikan dengan mencatat dalam rekam medis obat yang diresepkan dan dipesan untuk setiap pasien
Ada bukti pemberian obat dicatat untuk setiap dosis
Ada prosedur untuk menyimpan informasi obat dalam rekam medis
pasien saat dipulangkan atau di pindahkan
Staf yang menyiapkan produk steril, diberikan pelatihan tehnik aseptik, tersertifikasi.
Susun Kebijakan Setelah obat disiapkan diberi label yang tepat, nama
obat, dosis / konsentrasi, tanggal penyiapan, tanggal kedaluwarsa dan
nama pasien
"
"
"
Susun prosedur verifikasi obat : dengan resep atau pesanan obat, jumlah
dosis obat, route pemberian.
"
"
Ada bukti obat diserahkan tepat waktu. (catatan dlm asuhan pasien)
Ada bukti obat diberikan sebagaimana diresepkan dengan dicatat dalam
rekam medis pasien
"
Susun prosedur baku pelaporan tepat waktu tentang kesalahan obat dan
KNC.
Susun Sistem untuk memperbaiki proses pemberian obat agar tidak terjadi
kesalahan obat dan KNC, dengan menggunakan laporan sebagai informasi.
Cth: FMEA atas informasi KNC pelayanan obat.
dr. Sri Rachmani S, M.Kes, MH.Kes - Bimbingan Reguler - RSUDKab Sorong
Susun Uraian tugas atau Job Description dari masing-masing Staf RS yang tidak di
ijinkan praktek mandiri dan mutakhir, . Siapkan dokumen/file kepegawaian sbg
bukti salah satu staf
Susun Dokumen bukti Uraian tugas (Job Description Mereka yg tercakup dalam
maksud dan tujuan ( a s/d d )
Buat evaluasi dan monitoring uraian tugas semua jajaran dan staf RS secara rutin
dan terus menerus sesuai Kebijakan RS
"
"
Susun prosedur evaluasi staf klinis baru saat mulai menjalankan tugas tanggung
jawab pekerjaannya. Dan di implementasikan oleh unit kerja dimana staf klinis
ditempatkan
"
Susun prosedur evaluasi staf non klinis baru saat mulai menjalankan tugas
tanggung jawab pekerjaannya.
Evaluasi juga dilakukan oleh departemen atau unit kerja tempat individu
ditugaskan.
Susun Ketetapan frekuensi evaluasi berkelanjutan staf non klinis yang bekerja
berdasarkan uraian tugas dan dokumentasikan. (minimal ada satu yg
didokumentasikan)
Ada bukti dokumen evaluasi staf non klinis setiap tahun sesuai peraturan RS
Susun File kepegawaian untuk setiap staf, yang berisi : Kualifikasi staf; uaraian
tugas; riwayat pekerjaan; evaluasi kinerja; catatan pendidikan inservice (ada copy
sertfikat) dan selalu mutakhir.
"
"
"
"
"
"
Rencana disusun menggunakan jumlah, jenis dan kualifikasi staf yang dibutuhkan
di identifikasi dengan menggunakan metode penyusunan pegawai/ penempatan
staf yang diakui. Termasuk mengatur penugasan dan penugasan kembali dan
mengatur transfer/alih tugas yg satu terhadap yang lain.
"
"
"
Susun prosedur orientasi tentang rumah sakit dan tanggung jawab yang
diberikan kepada tenaga sukarela. Dokumentasikan bukti pelaksanaannya
Susun prosedur orientasi pada rumah sakit dan tanggung jawab yang
diberikan. Dokumentasikan bukti pelaksanaannya.
"
Susun program pelatihan cardiac life support untuk staf yang memberikan asuhan
pasien dan staf lain yg diidentifikasi oleh RS perlu pelatihan tsb.
Pelatihan diberikan dengan frekuensi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan staf
Fasilitas dan peralatan untuk pendidikan dan pelatihan staf yang dilaksanakan in
service disediakan oleh RS
Waktu yang cukup dan adekuat disediakan RS bagi setiap staf yang berpartisipasi
dalam kesempatan pendidikan dan pelatihan yang relevan
Ada catatan lengkap dari semua peserta pelatihan di dalam rumah sakit
Staf tingkat supervisi yang diperyaratkan untuk setiap jenis dan tingkat peserta
pelatihan, disediakan oleh RS
"
Data program meninformasikan program mutu dan keselamatan RS
Susun kebijakan tentang evaluasi, konseling, dan tindak lanjut terhadap staf yang
terpapar penyakit infeksius, yang dikoordinasikan dengan program pencegahan
dan pengendalian infeksi.
Susun kebijakan dan prosedur identifikasi bagi staf medis yang memperoleh ijin
berdasarkan peraturan perundangan dan dari rumah sakit untuk melakukan
asuhan pasien tanpa supervisi/ mandiri (SPK, RKK)
Susun pengumuman kualifikasi terkini dari staf medis baru yg akan memberikan
asuhan klinis. (SPK dan RKK nya diumumkan)
Susun kebijakan untuk mereview file kredensial setiap staf medis secara berkala
yang seragam sekurang-kurangnya setiap tiga tahun sekali (rekredensial)
Susun kebijakan penetapan tentang perpanjangan SPK dan RKK bagi staf medis
oleh Direktur RS
Bukti pelaksanaan penugasan ulang staf medis berpedoman pada ketentuan a s/d
f pada maksud dan tujuan dan pada review kinerja tahunan para praktisi.
Bukti pengumuman SPK dan RKK setiap staf medis diumumkan keseluruh unit
yan dan keanggota staf medis
Bukti pengumuman SPK dan RKK setiap staf medis diumumkan keseluruh unit
yan dan keanggota staf medis
"
Dokumentasikan informasi dari proses evaluasi tersebut dalam file kredensial staf
medis dan file lainnya bila relevan.
Susun prosedur verifikasi informasi tersebut dari sumber aslinya, sesuai parameter
dalam maksud dan tujuan.
Perawat yang dikontrak mempunyai proses kredensial yang sahih dan lengkap
sebelum diangkat
Susun prosedur proses kredensial yang sahih dan sebanding dengan persyaratan
kredensial perawat, bagi perawat yang bukan pegawai RS tetapi mendampingi
dokter dan memberikan pelayanan kepada pasien RS.
"
Susun prosedur proses kredensial yang sahih dan sebanding dengan
persyaratan kredensial RS, bagi staf lainnya yang bukan pegawai RS tetapi
mendampingi dokter praktek pribadi dan memberikan pelayanan kepada
pasien RS.