Anda di halaman 1dari 2

Bhinneka Tunggal Ika : Pengertian, Fungsi, Dan

Makna Beserta Sejarahnya Secara Lengkap


By bitarPosted on 26/12/2016
Bhinneka Tunggal Ika : Pengertian, Fungsi, Dan Makna Beserta Sejarahnya Secara Lengkap Jika kamu orang
indonesia pasti anda tahu semboyan dari Bhinneka Tunggal Ika ?? Semboyan dari Bhinneka Tunggal Ika yaitu berbeda-
beda tapi tetap satu jua. Tapi apakah anda tahu dari pengertian, fungsi, sejarah, dan makna Bhinneka Tunggal Ika. Jika
anda belum mengetahuinya anda tepat sekali karena disini akan mengulas secara lengkap.

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika


Secara etimologi atau asal-usul bahasa, kata-kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno yang
bila dipisahkan menjadi Bhinneka = beragam atau beraneka, Tunggal = satu, dan Ika = itu. Artinya, secara harfiah, jika
diartikan menjadi beraneka satu itu. Maknanya, bisa dikatakan bahwa beraneka ragam tetapi masih satu jua. Semoboyan ini
diambil dari kitab atau kakawin Sutasoma karangan Empu Tantular, yang hidup pada masa Kerajaan majapahit sekitar abad
ke-14 M.

Hal ini menunjukkan persatuan dan kesatuan yang terjadi diwilayah Indonesia, dengan keberagaman penduduk Indonesia
yang terdiri dari bermacam-macam suku, bahasa daerah, ras, agama, dan kepercayaan, lantas tidak membuat Indonesia
menjadi terpecah-belah. Melalui semboyan ini, Indonesia bisa dipersatukan dan semua keberagaman tersebut menjadi satu
bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika


Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah kutipan yang diambil dari Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular yang
ditulis atau dikarang pada tahun ke-14 Masehi atau lebih tepatnya pada zaman Kerajaan Majapahit yang notabene
menganut kepercayaan Hindu. Empu Tantular adalah seorang penganut Budha pada masa Majapahit, tapi itu tidak
membuat hidupnya menjadi tidak aman atau tidak tentram. Sebaliknya, Empu Tantular menjalani suatu kehidupan yang
aman dan tentram di bawah kepercayaan Hindu yang dianut oleh kerajaan. Dalam kitab tersebut, Empu Tantular
menulis Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa
kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnka tunggal ika tan hana dharma mangrwa (Bahwa agama Buddha dan Siwa (Hindu)
adalah zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai kebenaran Jina(Buddha) dan Siwa yaitu tunggal. Terpecah belah, tetapi satu jua,
artinya tak ada dharma yang mendua).

Anda mungkin juga menyukai