Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

RANGKUMAN TENTANG MATERI BHINNEKA TUNGGAL IKA DARI REFRENSI 5 (LIMA)


BUKU DAN 3 (TIGA) JURNAL

Diajukan Kepada Universitas Sangga Buana ( USB ) – YPKP Bandung


Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Mata Kuliah:


Setiabudi Hartono, SH.,MH.

Disusun Oleh:
Fatthur Ichza Septiawan
2112211027

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANGGA BUANA (USB) - YPKP
BANDUNG
2021
Pengertian Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan negara Indonesia, yang tertulis pada pita burung Garuda
Pancasila. Secara konstitusional, semboyan negara diatur dalam pasal 36A Undang-Undang
Dasar (UUD) 1945 yakni “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika”1.
Kata Bhinneka Tunggal Ika diambil dari kutipan kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular.
Semboyan negara ini diambil dari bahasa Jawa kuno. Kata "Bhinneka" artinya beraneka ragam
atau berbeda-beda, kata "Tunggal" artinya satu. Sedangkan "Ika" artinya itu. Secara harfiah
Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan menjadi “Beraneka Satu Itu”, yang bermakna meskipun
berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan.
Semboyan ini dipakai sebagai gambaran persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Indonesia sendiri terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa
daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Fungsi mendasar Bhinneka Tunggal Ika
adalah landasan persatuan dan kesatuan. Pada dasarnya setiap kelompok memiliki kekurangan
dan keunggulan masing-masing. Peran semboyan negara untuk membentuk dan menamkan pada
masyarakat tentang keberagaman sehingga tidak memicu konflik.

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika


Bhinneka Tunggal ika adalah karya sastra agama atau Kakawin Jawa Kuno yang bernama
Kakawin Sutasomo yang dikarang oleh Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit dibawah
kekuasaan Prabu Rajasanagara atau yang dikenal Raja Hayam Wuruk pada sekitar abad ke-14.
Pada mulanya kalimat Bhinneka Tunggal Ika dalam sastra tersebut adalah bentuk rasa toleransi
dari Mpu Tantular yang merupakan penganut Buddha Tantrayana yang hidup dilingkungan
kerajaan majapahit yang beragama Hindu-siwa.
Kerajaan Majapahit pada waktu itu dikenal memiliki keragaman masyarakat dari kepercayaan
yang dianut dan orientasi bangunan yang berupa candi. Masyarakat Majapahit tidak hanya
menganut agama Hindu dan Buddha, tetapi juga ada yang memuja roh-roh leluhur. Mpu Tantular
adalah sosok yang terbuka pada agama lain terutama Hindu-Siwa. Ia adalah sosok yang memiliki
pandangan tentang nilai-nilai agama secara luas. Hal tersebut terlihat dari kakawin Sutasomo,
karyanya yang terkenal dan karya lain yaitu kakawin Arjunawijaya. Semboyan Bhinneka
Tunggal Ika diyakini merupakan hasil pemikiran cemerlang dari sosok Mpu Tantular, yang
hingga pada masa itu kerajaan Majapahit mampu menyatukan Nusantara.2
Sedangkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika pada lambang Pancasila yang dirancang oleh Sultan
Hamid II (1913-1978) pertama kali resmi digunakan dalam sidang kabinet Republik Indonesia
Serikat (RIS) pada 11 Februari 1950. Tokoh yang pertama kali mengusulkan penggunaan kata
Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan Republik Indonesia kepada Presiden Soekarno adalah
Mohammad Yamin. Menurutnya, kutipan dalam karya Mpu Tantular tersebut sangat cocok
1
I Nyoman P., Kajian Analitik Semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Jakarta: Gramedia, 2001), hlm. 14.
2
Irawan Djoko Nugroho, Meluruskan Sejarah Majapahit (Jakarta:Ragam Media,2010), hlm. 100.
untuk diimplementasikan dengan kehidupan pada saat itu, tidak hanya tentang perbedaan
kepercayaan, tetapi juga tentang perbedaan sudut pandang ideologi, suku, ras, golongan dan
etnik. Sebelum itu, ketika sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) berlangsung pada Mei-Juni tahun 1945, Mohammad Yamin beberapa kali
menyebut kalimat Bhinneka Tunggal Ika. Mohammad Yamin dikenal merupakan tokoh bahasa
dan kebudayaan yang memiliki ketertarikan dengan hal-hal yang berkaitan dengan Majapahit. I
Gusti Bagus Suwira yang berasal dari Buleleng menyambung kalimat Bhinneka Tunggal Ika
yang dilontarkan oleh Mohammad Yamin dengan kalimat Tan Hana Dharma Mangrwa yang
berarti tidak ada kerancuan dalam kebenaran. Hingga akhirnya kalimat Tan Hana Dharma
Mangrwa dijadikan sebagai motto Lembaga Pertahanan Nasional dan Bhinneka Tungga Ika
menjadi semboyan Bangsa Indonesia.
Tetapi sebelum diusulkan menjadi semboyan negara, pada tahun 1888 Bhinneka Tunggal Ika
diselidiki oleh Prof. Kerf dan disimpan di perpustakaan Leiden, Belanda. Tanpa semua sadari
saat bangsa ini memerlukan sesuatu sebagai identitas negara ternyata sang semboyan negara itu
telah ada sejak berabad-abad yang lalu hasil dari pemikiran cendekiawan yang hebat. Dan sudah
melalui perjalanan panjang hingga diikrarkannya Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan
bangsa Indonesia.
Istilah ‘Bhinneka Tunggal Ika’ diambil dari kitab Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular.
“Bhinna ika tunggal ika, tan hana dharma mangrwa”, yang berarti berbeda-beda itu, satu itu, tak
ada pengabdian yang mendua. Begitulah isi kutipan istilah Bhinneka Tunggal Ika dalam kitab
Kakawin Sutasoma. Saat itu, konteks Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan pada keberagaman
agama dan aliran kepercayaan penduduk Majapahit. Namun, semenjak dijadikan semboyan
negara Indonesia, arti atau maknanya makin diperluas.3
Semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ ini diusulkan pertama kali oleh Mohammad Yamin pada
sidang BPUPKI pertama. Kemudian, Ir Soekarno juga mengusulkan semboyan ini saat
merancang lambang negara Indonesia, yakni Burung Garuda Pancasila. Akhirnya Bhinneka
Tunggal Ika resmi menjadi semboyan negara Indonesia yang dicantumkan bersamaan dengan
Burung Garuda Pancasila. Arti Bhinneka Tunggal Ika Bhinneka Tunggal Ika berarti berbeda-
beda tetapi tetap satu jua. Artinya walau masyarakat Indonesia berasal dari suku, agama dan ras
yang berbeda, tetapi tetap satu dalam persatuan dan kesatuan sebagai Bangsa Indonesia.

Fungsi Bhinneka Tunggal Ika

3
Citra Hepatica Muslimah, Persepsi Bhinneka Tunggal Ika pada Mahasiswa PPKn Angkatan 2008/2009,dalam
jurnal,(Universitas Ahmad Dahlan:2013), hlm. 8.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika menjelaskan dengan tegas jika adanya keanekaragaman di
berbagai aspek kehidupan yang menjadikan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang satu dan
utuh. Keanekaragaman ini seharusnya tidak menjadi ancaman, tetapi menjadi pemersatu
memperkuat jalinan kehidupan di antara masyarakat Indonesia.4
Fungsi Bhinneka Tunggal Ika Fungsi mendasar dari semboyan negara “Bhinneka Tunggal Ika”
ialah menjadi landasan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Fungsi mendasar inilah yang
membuat masyarakat bisa hidup saling menghormati dan menghargai keberagaman yang ada.
Bhinneka Tunggal Ika bukanlah sekadar semboyan, tetapi juga digunakan sebagai pedoman
kehidupan dan sarana untuk mencapai cita-cita Bangsa Indonesia. Pedoman hidup artinya
dijadikan petunjuk untuk hidup harmonis dan nyaman. Sarana berarti dijadikan cara untuk
menggapai cita-cita Bangsa Indonesia untuk tetap hidup dalam persatuan.

Impelementasi Bhinneka Tunggal Ika


1. Perilaku influsif
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika memandang dirinya sebagai individu atau kelompok
masyarakat. Kelompok ini menjadi satu kesatuan dalam masyarakat luas.
2. Sifat pluralistik
Bangsa Indonesia bersifat plural ditinjau dari keragaman agama, budaya, dan suku. Meski
berbeda diperlukan menjalin kerukunan, toleran, dan saling menghormati. Sehingga tidak
ada orang yang memandang remeh pihak lain. Contoh saling membantu ketika terkena
musibah.
3. Tidak mencari menangnya sendiri
Penerapan semboyan untuk menghormati dan menghargai pihak lain. Menghargai ini bisa
menerima dan memberi pendapat dalam kehidupan yang beragam.5
4. Musyawarah
Musyawarah membentuk kesatuan dan mencapai mufakat. Dalam hal ini ada istilah common
denominator, yakni inti kesamaan yang dipilih untuk mencapai mufakat. Beberapa
kelompok bisa menemukan solusi dari musyawarah.
5. Rasa kasih sayang dan rela berkorban
Bhineka Tunggal Ika perlu dilandasi rasa kasih sayang kehidupan bangsa dan negara. Tanpa
kasih sayang dan rela berkorban tanpa pamrih kesatuan tidak terwujud.
6. Toleran dalam perbedaan
Toleran menjadi pandangan untuk menumbuhkan rasa saling menghormati, menyebarkan
kerukunan, dan menyuburkan toleransi pada individu.

Keberagaman Bhinneka Tunggal Ika

4
Rizal Mustansyir, Bhinneka Tunggal Ika:Dalam Perspektif Filsafat Analitik, dalam jurnal, hlm. 10.
5
Rizal Habi Nugroho, Peranan Pancasila Dan Bhineka Tunggal Ika Dalam Menanggulangi Politik Identitas, dalam
jurnal.
Keberagaman dan Contoh Bhineka Tunggal Ika Dalam kehidupan sehari-hari ada berbagai
keragaman yang membuat masyarakat bisa bersatu dan kompak, ada berbagai macam
keberagaman, yaitu:
1. Keberagaman Suku
Dari ensiklopedia Indonesia, suku bangda adalah kelompok sosial dalam sistem sosial
atau kebudayaan yang memiliki garis keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya.
Kelompok suku ini mmeiliki kesamaan dalam sejarah, sejarah atau keturunan, bahasa,
sistem nilai, adat istiadat, serta tradisi. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa
merupakan sekelompok manusia yang memiliki kesatuan budaya dan terikat kesadaran
akan identitas.
Contoh suku di Indonesia garis keturunan ayah (paternalistik) adalah suku Jawa dan suku
Batak. Suku yang mengikuti garis maternalistik (ibu/perempuan) contohnya Suku
Minangkabau.
2. Keberagaman Agama Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan dasar dan
ideologi negara. Di Indonesia, agama berperan penting dalam kehidupan masyarakat.
Negara memberikan jaminan untuk beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-
masing. Jaminan beragama ada di pasal 29 ayat (2) UUD negara RI tahun 1945. Di
Indonesia ada 6 agama resmi yang diakui Pemerintah yaitu Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Budha, dan Konghucu.
3. Keberagaman Ras Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ras adalah
goolongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik, dan rumpun bangsa. Ras dikelompokan dari
bentuk badan, muka, hidung, dan warna kulit. Contoh ras di Indonesia adalah ras
Mongoloid, di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi.
Ras Melanesoid banyak tinggal daerah Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur. Selain
itu di Indonesia ada keturunan ras Ras Asiatic Mongoloid seperti orang-orang Tionghoa,
Jepang, dan Korea.
4. Keberagaman Antargolongan Golongan merupakan kelompok dalam masyarakat yang
beragam. Dalam sosiologi dikenal istilah Stratifikasi Sosial. Istilah ini adalah
pengelompokan masyarakat dalam kelas-kelas sosial tertentu. Meski terjadi keberagaman
antar golongan, adanya semboyan negara dapat menorong kerukunan, persatuan dan
kesatuan bangsa. Keberagaman antargolongan bisa menumbuhkan kesadaran bagi setiap
warga negara. Contoh keberagaman golongan adalah bantuan perusahaan memberi
bantuan pada pengusaha kecil yang terdampak Covid-19. Kelompok mahasiswa
memberikan buku gratis dan ilmu pada anak yatim piatu.
5. Integrasi Nasional Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa. Dalam jurnal "Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Benteng Terhadap Risiko
Keberagaman Bangsa Indonesia" yang diterbitkan Institut Agama Islam Negeri Kudus,
identitas nasional sebagai wujud usaha mempersatukan keberagaman serta pencegahan
konflik. 6
Bentuk Identitas Nasional Dan Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
6
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika (Perguruan Tinggi:
Direktorat Jederal Pendidikan Tinggi, 2017)
Bentuk identitas nasional seperti:
- Ideologi negara adalah Pancasila.
- Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia.
- Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya.
- Semboyan negara adalah Bhinneka Tunggal Ika. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih.
- Hukum dasar negara (konstitusi) adalah UUD 1945.
- Bentuk negara dan pemerintahan adalah Republik.
- Beragam kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional.
Prinsip Bhinneka Tunggal Ika Bhinneka Tunggal Ika memiliki empat prinsip penting, yakni:
1. Common denominator
Artinya semboyan negara ini dijadikan cara untuk mencari prinsip yang sama dalam setiap
keberagaman agama, budaya, ras dan bahasa.
2. Bersifat inklusif
Artinya Bhinneka Tunggal Ika menjadi pedoman untuk masyarakat agar bisa hidup
harmonis dan saling menjaga toleransi, sehingga persatuan dan kesatuan Indonesia semakin
kuat.
3. Bersifat universal dan menyeluruh
Artinya semboyan negara ini harus diterapkan di seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali
demi menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
4. Sifatnya kovergen
Artinya keberagaman suku, agama, ras dan bahasa seharusnya tidak untuk dibesar-besarkan,
melainkan harus dijadikan dasar untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan.

Contoh Sikap Yang Sesuai Dengan Bhinneka Tunggal Ika


Dalam maknanya Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti yang menunjukkan bahwa bangsa
Indonesia mencintai, menghargai dan mengakui adanya keberagaman. Keberagaman tersebut
bukanlah pemicu kehancuran, ketegangan atau keretakan, melainkan sebagai alat pemersatu
bangsa. Berikut ini merupakan beberapa contoh sikap yang sesuai dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika:
1. Jika memiliki perbedaan pendapat saat berdiskusi dengan teman, kita harus menghormati
dan menerima perbedaan itu. Kemudian tetap rukun berteman meski memiliki pendapat
yang berbeda.
2. Tidak memaksakan kehendak pada teman yang memiliki perbedaan dengan kita.
3. Di sekolah kita harus bersikap baik dan menjaga kerukunan dengan semua teman meski
memiliki perbedaan suku, budaya, atau kebiasaan.
4. Bersikap baik dengan teman, misalnya dengan tidak saling mengolok-olok satu sama
lain.
5. Di Indonesia ada beragam agama dan kepercayaan. Kita harus saling menghormati dan
menghargai agama atau kepercayaan yang berbeda dengan yang kita anut.
6. Memberikan kesempatan orang lain untuk beribadah sesuai agama dan kepercayaannya
dan tidak saling menganggu ibadah satu sama lain
7. Saling membantu orang yang kesulitan tanpa memandang perbedaan satu sama lain.
8. Saling bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan atau mengembangkan ide.7

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan yang tertera dalam lambang negara
Indonesia, Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa yang harus
dijunjung tinggi kedudukannya. Bhinneka Tunggal Ika disebut sebagai ikrar pemersatu bangsa
yang menggetarkan jiwa. Semboyan ini menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia, yang memiliki keberagaman suku bangsa, budaya, bahasa daerah, agamadan
kepercayaan, ras maupun antargolongan. Semboyan Bhineka Tunggal Ika menunjukkan bukti
keanekaragaman Indonesia yang patut dijunjung tinggi, serta saling menghargai perbedaan
(Pursika, 2009).
Perbedaan bukan alasan untuk saling memecah belah ikatan persaudaraan. Meski sangat
beragam, bangsa Indonesia tetap satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Di sinilah arti
Bhinneka Tunggal Ika yang sesungguhnya. Bhinneka Tunggal Ika jika diterjemahkan memiliki
arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Ikrar sederhana yang penuh makna ini diambil dari
kitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Bhineka Tunggal Ika diambil dari kitab atau
Kakawin Sutasoma karangan Empu Tantular, yang hidup pada masa Kerajaan Majapahit
sekitar abad ke-14 M. Melalui semboyan ini, Indonesia bisadipersatukan dan semua
keberagaman tersebut menjadi satu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Hal ini menggambarkan persatuan dan kesatuan yang terjadi di wilayah Indonesia, dengan
keberagaman penduduk Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, bahasa daerah, ras,
agama, dan kepercayaan, tidak membuat Indonesia menjadi terpecah. Atas segala macam
perbedaan inilah kemudian Bhinneka Tunggal Ika dibentuk. sejarah terbentuknya Bhinneka
Tunggal Ika jelas penting sekali. Semboyan BhinnekaTunggal Ika dikenal untuk kali
pertama pada masa Majapahit era kepemimpinan Wisnuwardhana sekitar abad ke-14 M.
Bhinneka Tunggal Ika merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuno, yang lebih dikenal
sebagai kitab Sutasoma. Kutipan ini berasal dari pupuh139, bait 5. Hartaka& Suadnyana (2020)
menulis baitnya sebagai berikut:
Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa,
Bhinneki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,
Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa
Artinya:

7
Nurhasanah, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas III Tema 8, (Kemendikbud:Edisi Revisi 2018)
KononBuddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.
Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal.
Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.
Hal tersebut memberi makna inspiratif bagi bangsa Indonesia. Indonesia ketika itu masih
memegang kuat kepercayaan Hindu dan Budha serta menggunakan bahasa Sanskerta dalam
penulisan. Perumusan semboyan ini didasari keberagaman di berbagai pulau dan wilayah
yang tersebar di Indonesia. Seluruh perbedaan budaya, suku, kepercayaan dan masih banyak
lagi, semuanya mengarah pada persatuan. Semangat toleransi dengan menjunjung tinggi
Bhinneka Tunggal Ika, sebagai bentuk sikap menghargai setiap perbedaan. Sebelumnya,
semboyan yang dijadikan semboyan resmi Negara Indonesia sangat panjang yaitu Bhinneka
Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa.8

8
I.N. Pursika,Pendidikan dan Pengajaran Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, vol 42, hal 15.

Anda mungkin juga menyukai