Pokok Pembahasan
I. Arti dan Makna Bhinneka Tunggal Ika
II. Sejarah Singkat Bhinneka Tunggal Ika
III.Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
IV.Fakta-Fakta Menarik Bhinneka Tunggal Ika
V. Bhinneka Tunggal Ika dan Nasionalisme
VI.Penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam Kehidupan
Sehari-hari
I. Arti dan Makna Bhinneka Tunggal Ika
Jika pada mulanya Bhinneka Tunggal Ika dipakai untuk menyatakan semangat
toleransi keagamaan, antara agama Hindu dan Budha. Setelah dijadikan semboyan
bangsa Indonesia, konteks “Bhinneka” atau perbedaannya menjadi lebih luas,
tidak hanya berbeda agama saja, tetapi juga suku, bahasa,ras, golongan, budaya,
adat istiadat bahkan bisa ditarik kedalam perbedaan dalam lingkup yang lebih
kecil, seperti perbedaan pendapat, pikiran/ide, kesukaan, maupun hobi.
Menurut jurnal dari Letkol Czi Dr. Syafril Hidayat, psc, M.Sc
tentang Bhinneka Tunggal Ika, dalam buku Bung Hatta Menjawab
(1979), Mohammad Hatta menuliskan bahwa usai merdeka,
semboyan ini dicantumkan dengan lambang yang dibuat oleh Sultan
Abdul Hamid (di Pontianak) dan diresmikan pemakaiannya oleh
Kabinet RIS pada tanggal 11 Februari 1950 sebagai semboyan
lambang negara.
Melalui semboyan ini, Indonesia kemudian menjadi Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Bhinneka tunggal Ika sendiri diteliti
pertama kali oleh Prof. H. Kern (1888). Semboyan ini sendiri pada
mulanya tertera dalam lontar yang tersimpan di Perpustakaan Kota
Leiden (Purusadasanta atau Sutasoma).
Semboyan ini kemudian diteliti kembali oleh Muhammad Yamin di
tahun-tahun berikutnya dan kemudian ia tuliskan didalam bukunya
6000 tahun Sang Merah Putih pada tahun 1954.
II. Sejarah Singkat Bhinneka Tunggal Ika
Common Denominator
Tidak Formalistis
Bersifat Konvergen
Semangat Gotong-Royong
IV. Fakta-Fakta Menarik Bhinneka Tunggal Ika
Istilah Bhinneka Tunggal Ika diambil Dalam buku karangan Mohammad Hatta
dari Lontar Sutasoma karya Mpu yang berjudul Bung Hatta Menjawab,
Tantular, seorang pujangga yang hidup dituliskan bahwa Bung Karno lah yang
pada abad ke-14 di Majapahit dan mengusulkan istilah “Bhinneka Tunggal
masih kerabat kerajaan pada masa Ika”, maksudnya bukan Bung Karno yang
pemerintahan Raja Rajasanegara. menciptakan, namun ialah yang
Istilah Bhinneka Tunggal Ika sendiri mengusulkan ditambahkannya frasa
diambil dari salah satu penggalan tersebut ke dalam pita yang di
kakimpoi alias Syair Sutasoma. cengkeram oleh Burung Garuda.
IV. Fakta-Fakta Menarik Bhinneka Tunggal Ika
Kesatuan Sejarah
Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dari suatu proses sejarah,
yaitu sejak zaman prasejarah, zaman Sriwijaya, Majapahit kemudian
datang penjajah, tercetus Sumpah Pemuda 1928 dan akhirnya
memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Kesatuan Nasib
Bangsa Indonesia terbentuk karena kesamaan nasibnya yaitu merasakan
penderitaan penjajahan selama tiga setengah abad lamanya hingga
kemudian memperjuangkan kemerdekaan secara bersama dan akhirnya
mendapatkan kegembiraan dalam bentuk kemerdekaan.
V. Bhinneka Tunggal Ika dan Nasionalisme
Kesatuan Wilayah
Bangsa Indonesia hidup di wilayah Indonesia, tersebar
masyarakatnya dari sabang sampai merauke. Kesatuan asas
kerohanian bangsa sendiri sebagai salah satu cita-cita, filsafat
dan pandangan hidup yang berakar pada pandangan hidup
Pancasila.
Kesatuan Kebudayaan
Walau bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan
mulai dari rumah adat, pakaian adat, acara adat, bahasa dan
keanekaragaman lainnya, namun keseluruhannya merupakan satu
kebudayaan yaitu kebudayan nasional kesatuan republik
Indonesia.
VI. Penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam Kehidupan Sehari-hari
Perilaku Inklusif
Implementasi pertama adalah bahwa seseorang
diharuskan tidak melihat dirinya lebih diutamakan dari
kepentingan yang lain. Sama halnya dengan kelompok,
dimana kepentingan bersama lebih diutamakan daripada
kepentingan pribadi atau golongan.
Berlaku adil
terhadap
siapapun (di
sekolah, rumah,
masyarakat)
Menghindari
Tidak pertikaian/perke
diskriminasi lahian yang dapat
terhadap merugikan diri
siapapun sendiri dan orang
lain
Contoh perilaku yang mencerminkan
“Bhinneka Tunggal Ika”
Saling
menghormati Hidup rukun di
walaupun lingkungan
berbeda agama, keluarga, sekolah
suku, ras dan dan masyarakat
budaya
Tidak menghina
atau
merendahkan
orang lain
TERIMA KASIH