Anda di halaman 1dari 2

TARI PENDET

Tari Pendet diciptakan oleh seorang maestro tari dari


Bali yaitu I Wayan Rindi (1967), I Wayan Rindi
menjadikan tari pendet sebagai penggubah tarian sakral
yang bisa di pentaskan di pura setiap upacara
keagamaan. Asal usul tari pendet diciptakan adalah
untuk tari pemujaan yang banyak dipentaskan di Pura,
tempat ibadah umat Hindu di Bali, Indonesia. Inti
Gerakan Tari pendet adalah untuk simbol
penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman,
beberapa seniman di pulau Bali merubah Tari Pendet
menjadi tarian ucapan selamat datang, tetapi Tari
pendet tetap mengusung unsur sakral dan religius yang
menjadi ciri tari pendet.
Sejarah Perkembangan.
Sebelumnya Tari Pendet telah lahir sejak tahun 1950 sebelum pada 1961, I Wayan Beratha mengolah
kembali tari pendet tersebut dengan pola seperti sekarang, termasuk menambahkan jumlah penarinya
menjadi lima orang. Berselang setahun kemudian, I Wayan Beratha dan kawan-kawan menciptakan tari
pendet massal dengan jumlah penari tidak kurang dari 800 orang, untuk ditampilkan dalam upacara
pembukaan Asian Games di Jakarta. 1967 koreografer bentuk modern Tari Pendet. Pada tahun 1967 I
Wayan Rindi seorang koreografer menciptkan bentuk modern tari Pendet ini adalah (?-1967), merupakan
penari yang dikenal luas sebagai penekun seni tari dengan kemampuan menggubah tari dan melestarikan
seni tari Bali melalui pembelajaran pada generasi penerusnya. Semasa hidupnya ia aktif mengajarkan
beragam tari Bali, termasuk tari Pendet kepada keturunan keluarganya maupun di luar lingkungan
keluarganya. Disamping itu tari Pendet tetap mengandung anasir sakral-religius dengan menyertakan
muatan-muatan keagamaan yang kental.
Ciri-ciri Tari Pendet
1. Tata Busana Tari Pendet
Perkembangan busana memberikan ciri khas bahwa tari Pendet Balih-balihan merupakan tarian hiburan
atau tarian Ucapan Selamat Datang. Busana di buat semenarik mungkin agar dapat memikat daya tarik
penonton. Tata busana pada tari Pendet yang saya tonton adalah sebagai berikut:
Tapih berwarna hijau dengan motif crapcap
Cara penggunaan tapih sama halnya seperti memakai kain biasa, hanya saja ujung tapih ditaruh dibelakang
dan harus menutupi mata kaki penari.
Kamen berwarna merah dengan motif mas masan dengan pemakaian kamen biasa.
Cara penggunaan kamen pada tarian ini sama dengan penggunaan kamen pada umumnya.
Angkin prada berwarna kuning dan memakai motif tumpeng
Selendang berwarna merah tanpa motif yang dililit di badan penari
2. Tata Rias Tari Pendet
Tata rias pada dasarnya diperlukan untuk memberikan tekanan atau aksentuasi bentuk dan garis-garis
muka sesuai dengan karakter tarian. Pada Tari Pendet ini menggunakan rias putri halus.
Alat alat tata rias yang dipakai dalam Tari Pendet adalah sebagai berikut:
Susu Pembersih (cleaning milk) sesuai dengan jenis kulit.
Penyegar (face tonic) fungsinya untuk menyegarkan kulit.
Alas bedak (Foundation) antara lain: krayolan, ratu ayu, sari ayu, viva, ultima, latulip.
Bedak tabur dan bedak padat (apabila dibutuhkan).
Menggunakan eyeshadow warna kuning, merah dan biru berfungsi untuk mempertajam arsiran pada
kelopak mata.
Pensil alis warna hitam.
Eyeliner sebagai penegas garis mata.
Maskara dan Bulu mata.
Blush on berwarna merah di pipi.
Lipstik merah.
Pada Tari Pendet yang saya tonton ini sudah menggunakan rias pentas atau panggung. Tarian ini
dipentaskan pada siang hari namun penggunaan eyeshadow terlalu gelap (penggunaan warna biru
yang lebih dominan) sehingga bukan kesan indah yang di dapat melainkan kesan seram.
Hiasan kepala yang dipakai dalam Tari Pendet ini adalah :
Rambut disasak, menggunakan pusung gonjer
Menggunakan bunga kamboja ( jepun), bunga mawar merah dan bunga mas (bunga sandat dan
semanggi.
Menggunakan subeng.

Nama : Lila Dwi Ayu Nur. S.


Kelas : VII -D
No. Absen : 16

Anda mungkin juga menyukai