Skripsi Ui
Skripsi Ui
SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUM
JAKARTA
AGUSTUS 2011
NPM : 0806315162
Tanda tangan :
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar sarjana pada Program
Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Penguji : , PA
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : Agustus 2011
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, karena akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Status Gizi Anak Usia Sekolah (7-12
tahun) dan Hubungannya dengan Tingkat Asupan Kalsium Harian di Yayasan Kampung Kids
Pejaten Jakarta Selatan Tahun 2009
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar sarjana
kedokteran pada Program Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih atas segala
bimbingan dan bantuan yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini kepada Dr. dr.
Saptawati Bardosono, MSc yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran dalam
mengarahkan saya. Selain itu, saya juga mengucapkan terimakasih kepada anak naka di
Yayasan Kmapung Kids yang telah banyak membnatu hingga dapat terselesaikannya
penelitian ini. Saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada keluarga serta teman
teman yang telah mendukung saya baik secara moral amupun material.
Disadari dalam penyusunan skripsi ini banyak kekurangan, semoga amal baik dari
semua pihak yang membantu senantiasa mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Semoga skripsi ini membawa manfaat.
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : Agustus 2011
Yang menyatakan,
Status gizi seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah asupan
nutrien, baik makronutrien dan mikronutrien. Dalam penelitian ini, saya ingin
mengetahui bagaimana tingkat status gizi dan hubungannya dengan asupan kalsium
harian pada anak usia sekolah di Yayasan Kampung Kids. Penelitian ini menggunakaan
desain cross sectional analitik. Data diambil pada 18 Oktober 2009 dengan jumlah
repsonden sebesar 73 responden. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat asupan kalsium
harian pada anak usia sekolah di Yayasan Kampung Kids yang tergolong kurang
sebanyak 64 responden (87,67%), normal sebanyak 8 responden (10,96%) dan
tergolong lebih 1 orang (1,37%). Berdasarkan tingkat status gizi, sebanyak 35
responden (47,9%) memiliki status BB/U kurang, sebanyak 37 responden (50,7%)
memiliki status BB/U baik dan sebanyak 1 responden (1,4%) memiliki status BB/U
yang tergolong lebih. Sedangkan berdasarkan indikator TB/U, sebanyak 21 responden
(28,8%) memiliki status TB/U kurang dan sebanyak 52 responden (71,2%) memiliki
status TB/U baik. Berdasarakan BMI (BB/TB), sebanyak 27 responden (37%) memiliki
status BMI kurang dan sebanyak 46 responden (63%) memiliki status BMI yang
tergolong baik. Dengan menggunakan uji two-sample Kolmogorov-Smirnov test dan uji
Fishers Exact Test, didapatkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara status
gizi berdasarkan BB/U (p=1,000), TB/U (p=1,000), dan BB/TB (p=1,000) dengan
tingkat asupan kalsium harian.
Kata kunci: status gizi, asupan kalsium harian, anak sekolah, BB/U, TB/U, BMI.
The nutritional status is influenced by many factors, such as the balanced intake of
macronutrient and micronutrient. In this study, I would like to do research about the
nutritional status level and its association with the calcium daily intake level at school aged
children at Yayasan Kampung Kids. The design of this study was analytical cross sectional.
This study was held on 18th October 2009 and involving about 73 respondent. The result
showed that the number of students with low calcium daily intake level were 64 people
(87,67%), with normal calcium daily intake level were 8 people (10,96%), and with high
calcium daily intake level only 1 people (1,37%). According to the level of nutritional status
(weight for age), children in Kampung Kids, there were 35 people (47,9%) categorized
underweight, there were 37 people (50,7%) in normal range, and there was 1 people (1,4%)
categorized overweight. In addition, according to the height for age status, there were 21
people (28,8%) categorized short stature but most of them ( 71,2%) were in normal range
and for weight for height status (BMI), most of them also were in normal range (63%) and
the less were categorized into underweight (37%). The data retrieved and then processed by
using Two-sample Kolmogorov-Smirnov Test and Fishers Exact Test, which gave result that
werent have significant correlation between nutritional status indicators (weight for age, p=
1,000), height for age (p=1,000), and weight for height (p=1,000) and the calcium daily
intake level among school aged children at Yayasan Kampung Kids.
Keywords: nutritional status, calcium daily ntake school aged children, weight for age,
height for age, and BMI.
Tabel 2.1. Interpretasi Indikator Status Gizi Berdasarkan Persentil .......... ....................12
Tabel 2.2 Klasifikasi Status Gizi berdasarkan BMI........................................................13
Tabel 2.3 Angka Kecukupan Kalsium yang Dianjurkan...............................................17
Tabel 4.2.1. Sebaran Karakteristik Responden Berdasarkan Ukuran Antropometri dan
Indikator Status Gizi (BB/U, TB/U, dab BB/TB) ............................ ..............27
Tabel 4.2.2. Sebaran Responden berdasarkan Indikator Status Gizi....................................28
Tabel 4.2.3. Sebaran Responden berdasarkan Tingkat Asupan Kalsium Harian .............29
Tabel 4.2.4. Hubungan Indikator Status Gizi (BB/U) Terhadap Tingkat Asupan Kalsium
Harian Responden ............................................................................. .............30
Tabel 4.2.5. Hubungan Indikator Status Gizi (TB/U) Terhadap Tingkat Asupan Kalsium
Harian Responden ........................................................................................ ..30
Tabel 4.2.6. Hubungan Indikator Status Gizi (BMI) Terhadap Tingkat Asupan Kalsium
Harian Responden .......................................................................................... 31
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
BB : Berat Badan
TB : Tinggi Badan
BMI : Body Mass Index
BB/U : Berat Badan terhadap Umur
TB/U : Tinggi Badan Terhadap Umur
BB/TB : Berat Badan Terhadap Tinggi Badan
2. Pemeriksaan biokimiawi
4. Pemeriksaan antropometris
5. Data psikososial12
3. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah
setempat
7. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu
generasi ke generasi berikutnya
Tabel 2.1. Interpretasi Indikator Status Gizi Body Mass Index (BMI) dan
TB/U berdasarkan Persentil
Indeks Nilai Cut Off (Persentil) Status Gizi
Antropometri
BMI terhadap Umur persentil 95 Overweight
BMI terhadap Umur persentil 85 dan <persentil 95 Risiko overweight
BMI terhadap Umur <persentil 5 Underweight
TB/U <persentil 5 Pendek
BMI = BB/TB2
Tabel 2.2 Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Body Mass Index (BMI)16
Status gizi BMI
KKP I <16
KKP II 16,0-16,9
KKP III 17,0-18,4
Normal 18,5-<25
Obesitas I 25-29,9
Obesitas II 30-40
Obesitas III >40
2.4 Kalsium
Kalsium merupakan mineral terbanyak yang dikandung tubuh, yaitu sekitar
1,5-2 % dari berat badan orang dewasa. dari jumlah itu, 99% terkandung di jaringan
Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil susu seperti keju, ikan yang
dimakan langsung dengan tulang, kacang-kacangan dan hasil kacang, sayuran hijau dan
susu nonfat.
Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan. Tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Semua orang dewasa
terutama sesudah usia 50 tahun, kehilangan kalsium dari tulangnya sehingga tulang
menjadi rapuh dan mudah patah. Hal ini yang disebut dengan osteoporosis. Kekurangan
kalsium dapat pula menyebabkan riketsia yang terjadi karena kekurangan vitamin D dan
ketidakseimbangan konsumsi kalsium terhadap fosfor. Riketsia akibat kekurangan
kalsium ini banyak terjadi pada anak setelah berhenti menyusu ASI ataupun susu formula
atau diet kurang kalsium kira kira <200mg/day.11 Mineralisasi matriks tulang terganggu
sehingga kandungan kalsium dalam tulang menurun. Kadar kalsium darah yang rendah
dapat menyebabkan tetani atau kejang karena ia dapat menyebabkan kepekaan serabut
saraf dan pusat saraf terhadap rangsangan meningkat.
Konsumsi kalsium hendaknya tidak melebihi 2500 mg sehari. Kelebihan
kalsium dapat menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal.3
2.5 Anak Sekolah Dasar
Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 7-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat
dibanding balita, mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan
orang tua. Biasanya pertumbuhan anak putri lebih cepat dari pada anak putra. Kebutuhan
gizi anak sebagian besar digunakan untuk aktivitas pembentukan dan pemeliharaan
jaringan.
Asupan
kalsium
Keterangan:
Tidak
diteliti
Diteliti
Keterangan :
N = besar sampel yang diperlukan.
Z = deviat baku tingkat kemaknaan. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan nilai = 0,05 sehingga didapat nilai Z = 1,96.
P = proporsi subyek yang memiliki status gizi kurang bernilai 13 % yang
diperoleh dari Riskesdas 2007
Q = 1-P = 1-0,13 = 0,87
L = tingkat ketetapan yang dikehendaki peneliti. Pada penelitian ini digunakan
nilai L = 0,1.
Dengan memasukan nilai nilai yang telah diketahui kedalam rumus maka didapatkan :
N = Z 2 P Q
L2
= 1,962 . 0,13 . 0,87
0,12
= 43,45 responden
Untuk mengantisipasi adanya drop out, maka ditambahkan 10% menjadi 43,45 +
(10% x 43,45) = 47,8. Dibulatkan menjadi 48 responden. Maka besar sampel yang
diperlukan untuk penelitian ini adalah 48 orang dengan menggunakan metode total
population sampling dalam pemilihan sampel.
Penyusunan proposal
Pencarian sampel
Memenuhi kriteria
inklusi dan tidak Tidak
memenuhi kriteria
eksklusi
Ya Tidak
diikutsertakan dalam
penelitian
Validas
i Data
Pengolahan
Data
Analisi
s Data
Penyusunan laporan
Tabel 4.2.1. Sebaran Karakteristik Responden Berdasarkan Ukuran Antropometri, Usia dan
Jenis Kelamin.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa jumlah total responden sebesar 73 responden,
dengan 42 responden berjenis kelamin laki-laki (57,5%) dan sisanya sebanyak 31 responden
berjenis kelamin perempuan (42,5%). Usia responden berkisar 10 tahun, dengan usia tertua
12 tahun dan usia termuda 7 tahun. Berdasarkan AKG 2004 berat badan normal untuk anak
usia 10 tahun adalah antara 35-37 kg. Dari penelitian ini didapat rata-rata berat badan
responden adalah 27 kg. Hal ini menggambarkan bahwa berat badan responden berada di
bawah berat badan normal anak seusianya. Apabila dilihat dari tinggi badan, rata rata tinggi
badan responden adalah 132 cm. Berdasarkan AKG 2004, tinggi badan ideal untuk anak usia
10 tahun antara 138-145 cm. Hal ini menggambarkan bahwa tinggi badan responden berada
di bawah rentang tinggi badan normal untuk anak seusianya. Hal ini sesuai dengan gambaran
bahwa sekitar 36,1% anak usia sekolah di Indonesia tergolong pendek ketika memasuki usia
sekolah. Hal ini merupakan indikator kurang gizi kronis. Prevalensi anak pendek ini semakin
meningkat sesuai dengan meningkatnya umur dan ditemukan pada laki laki dan perempuan.
Prevalensi anak pendek di Indonesia hanya mengalami perubahan yang sedikit yaitu dari
39,8% pada tahun 1994 menjadi 36,1% pada tahun 1999.21
Gambaran berat badan dan tinggi badan responden yang berada di bawah nilai
rentang normal menggambarkan terdapatnya masalah kesehatan baik akut yaitu yang
digambarkan dengan berat badan yang kurang dan masalah kesehatan kronik yang
digambarkan dengan tinggi badan yang kurang. Berat badan dan tinggi badan yang berada di
bawah rentang nilai normal juga menggambarkan terjadinya gangguan pertumbuhan.
Pertumbuhan seseorang dipengaruhi baik oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
meliputi genetik, keadaan saat lahir dan jenis kelamin. Sedangkan faktor eksternal meliputi
gizi, baik makronutrien dan mikronutrien, obat-obatan, lingkugan dan penyakit.22
Analisis selanjutnya dilakukan terhadap status gizi berdasarkan indikator BB/U, TB/U
dan IMT.
Tabel diatas menunjukkan bahwa responden jika ditinjau dari indikator status gizi
yaitu BB terhadap umur (BB/U) didapatkan rentang 0 sampai 95,17 yaitu artinya status
gizinya terletak dari rentang berat badan kurang sampai berat badan lebih. Apabila dilihat
dari indikator status gizi tinggi badan terhadap umur (TB/U) didapatkan rentang 0,04 sampai
90,72 yang artinya status gizinya terletak dari tinggi badan kurang hingga tinggi badan lebih.
Selain itu, apabila dilihat dari indikator status gizi lain, yaitu BMI (BB/TB2) didapatkan
rentang 0,01 hingga 94,14 yang artinya responden ada yang memiliki status BMI overweight
dan ada yang underweight.
Dari tabel 4.2.2 diketahui bahwa berdasarkan indikator berat badan terhadap umur
(BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U) dan BMI, didapatkan lebih dari setengah dari
total sampel memiliki status gizi normal. Walaupun sebagian besar responden memiliki status
gizi normal, jumlah responden dengan status gizi kurang cukup banyak, yaitu 47,9% BB/U,
28,8% TB/U, dan 37% BMI. Hal ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Suharyanto pada anak sekolah di daerah Blora dimana terdapat sebanyak 38,6% anak
sekolah yang mempunyai status gizi kurang.23 Gambaran yang dapat terlihat dari anak yang
kurang gizi adalah kurang bergairah, tertinggal dalam belajar, kurang gesit dalam bergaul,
kurang tanggap atas lingkungan dan rendah dalam indeks prestasi.24 Hal hal yang
Kebutuhan kalsium pada anak laki laki dan perempuan usia 7-9 tahun berdasarkan
AKG 2004 yaitu 600mg/hari dan untuk anak laki laki dan perempuan usia 10-12 tahun yaitu
1000mg/hari. Dari penelitian ini didapatkan bahwa hampir sebagian besar anak laki laki dan
permpuan usia 7-12 tahun yang terdaftar di Yayasan Kampung Kids memiliki asupan kalsium
yang kurang. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aryani dkk pada anak
anak sekolah dasar di Bandung, dimana asupan kalsium harian anak berada dibawah nilai
RDA (Recommended Dietary Allowance).26 Dari penelitian ini, didapatkan rerata asupan
kalsium harian responden 397 mg/hari.
Kalsium merupakan salah satu mineral yang merupakan mikronutrien. Mikronutrien
merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sedikit. Walaupun begitu,
mikronutrien mempunyai peranan penting. Terdapat suatu sistem yang sangat terintegrasi
yang mengontrol aliran mikronutrien dalam pencegahan penyakit dan ini menunjukkan
betapa pentingnya mikronutrien dalam tubuh.27
Unsur mikronutrien, yang salah satunya adalah kalsium, memiliki rentang asupan
yang dibutuhkan dan masih dapat diterima oleh tubuh. Apabila asupan berada dibawah nilai
rentang ini, seperi yang kita dapatkan pada penelitian ini dimana sebanyak 87,67% dari total
sampel memiliki asupan kalsium harian yang kurang, maka dapat menyebabkan gangguan
kesehatan dan penyakit penyakit kronik.28 Nilai asupan harian makanan akan menimbulkan
Tabel 4.2.4. Hubungan Indikator Status Gizi (BB/U) Terhadap Tingkat Asupan
Kalsium Harian Responden
Variabel Status Gizi BB/U Total P Uji
Tingkat Asupan
Kurang Baik Lebih
30 33 1 64 1,000 Two-
Kurang Sample
4 4 0 8 Kolmogorov-
Cukup* Smirnov Test
1 0 0 1
Lebih*
Total 35 37 1 73
* dijadikan 1 kelompok
Pada tabel 4.2.4 diatas menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara status gizi berat badan terhadap umur (BB/U) terhadap tingkat asupan kalsium harian
Tabel 4.2.5. Hubungan Indikator Status Gizi (TB/U) Terhadap Tingkat Asupan
Kalsium Harian Responden
Variabel Status Gizi TB/U Total P Uji
Tingkat Asupan
Kurang Baik
19 45 64 1,000
Kurang Fishers
1 7 8 Exact
Cukup* Test
1 0 1
Baik*
Total 21 52 73
* dijadikan 1 kelompok
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
status gizi tinggi badan terhadap umur (TB/U) responden dengan tingkat asupan kalsium
harian responden. Berdasarkan hasil uji Fisher, nilai p yang didapat adalah 1,000 (p> 0,05).
Berdasarkan tabel 4.2.3 dan tabel 4.2.5, diketahui bahwa sebagian besar responden
yaitu sebanyak 64 responden atau sebesar 87,67% dari total jumlah responden memiliki
asupan kalsium harian yang kurang dengan lebih dari separuh total responden (71,2%)
memiliki status gizi berdasarkan indikator TB/U normal, yaitu antara persentil 5-95. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jennings dkk33 yang menyatakan bahwa asupan
Tabel 4.2.6. Hubungan Indikator Status Gizi (BMI) Terhadap Tingkat Asupan Kalsium
Harian Responden
Variabel Status Gizi BMI Total P Uji
Tingkat Asupan
Kurang Baik
24 40 64 1,000 Fishers
Kurang Exact
3 5 8 Test
Cukup*
0 1 1
Baik*
Total 27 46 73
* dijadikan 1 kelompok
Tabel 4.2.6 diatas menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara status gizi BMI dengan asupan harian kalsium responden. Hal ini ditunjukkan dengan
didapatnya nilai p 1,000( p>0,05) dengan menggunakan uji Fisher.
Hasil analisis dimana tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi BMI
dengan asupan harian kalsium responden ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Lorenzen dkk34 yang menyatakan bahwa perbedaan asupan kalsium 600mg/hari
berhubungan dengan berat badan sebesar 4,9 kg. Hal ini merupakan efek kalsium yang dapat
mengurangi absorbsi lemak dan juga berperan dalam pengaturan metabolisme lemak seperti
pada lipolisis, oksidasi lemak dan lipogenesis.
Banyak faktor baik langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi status gizi
seseorang. Faktor yang berhubungan langsung yaitu makanan dan penyakit. Baik asupan
makanan dan penyakit sama kuatnya dalam mempengaruhi status gizi anak. Sedangkan faktor
tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu ketahanan pangan keluarga yang kurang
memadai baik jumlah maupun mutu kemiskinan kadang menjadikan hambatan dalam
penyediaan pangan bagi keluarga, pola pengasuhan anak kurang memadai yang meliputi
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dijabarkan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Sebanyak 57,5% dari total anak usia sekolah yang terdaftar di yayasan Kampung
Kids berjenis kelamin laki laki dan 42,5% berjenis kelamin perempuan dengan
usia berkisar 10 tahun.
2. Sebagian besar anak usia sekolah yaitu usia 7-12 tahun yang terdaftar di Yayasan
Kampung Kids Pejaten memiliki status gizi yang normal berdasarkan indikator
BB/U, TB/U dan BMI.
3. Sebagian besar anak usia usia sekolah yaitu usia 7-12 tahun yang terdaftar di
Yayasan Kampung Kids Pejaten memiliki asupan kalsium harian kurang.
4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan tingkat asupan
kalsium harian pada anak usia sekolah di Yayasan Kampungkids Pejaten.
5.2 Saran
1. Melihat asupan kalsium yang kurang sedangkan kalsium memiliki peran yang
sangat penting terutama pada masa pertumbuhan, sebaiknya perlu dilakukan
perbaikan dalam hal asupan kalsium harian anak dengan peningkatan konsumsi
susu.
3. Walaupun sebagian besar anak memiliki status gizi yang baik, namun ditemukan
anak dengan status gizi kurang, maka sebaiknya perlu dilakukan perbaikan status
gizi dengan perbaikan kualitas makan pagi dan malam dan mengurangi kebiasaan
jajan.
4. Dalam meningkatkan gizi, perlu dilakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang berkualitas seperti pemberian nutrisi yang baik dan benar,
25. Hosegood V, Campbell OM. Body mass index, height, weight, arm circumference,
and mortality in rural Bangladeshi women: a 19-y longitudinal study. Am J Clin Nutr
2003;77:3417.
26. Aryani WD, Oginawati K, Santoso M. Penentuan Total Asupan Harian Unsur Gizi
Mikro Dalam Makanan Anak-Anak Seklah Dasar di Bandung dengan Menggunakan
Metode Spektrofotometri Serapan Atom. [tesis]. Bandung : Institut Teknologi
Bandung; 2005.
Jakarta,.-.-20...
Mengetahui,
. ..
Peserta penelitian Saksi penelitian Peneliti