Anda di halaman 1dari 9

Penatausahaan Asset Pemerintah Daerah Melalui Sistem

Informasi Manajemen Barang Daerah (Simbada) Di


Kabupaten Malang
(Studi Pada Bidang Asset Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset
Kabupaten Malang)

Luhur Nurmala Rizqi, Tjahjanulin Domai, Abdul Wachid


Jurusan Administrasi Publik, FIA, UniversitasBrawijaya,Malang
Email:-

Abstract
In carrying out the administration of local government assets that are still there are problems
particularly in local government asset data collection is done manually by the Revenue Service Sector
Asset Finance and Asset Management (DPPKA). So that the necessary changes in the administration of
assets, is now using a work called Local Assets Management Information Systems (SIMBADA). The
purpose of this study was to identify and analyze the administration of local government assets through
(SIMBADA) in Malang Regency and constraints. This research uses descriptive qualitative research
approach. The result of this research is in the area of administration of assets owned by SIMBADA
conducted by Field Asset has not reached the maximum, there is still a problem in the application.
Therefore DPPKA Asset particular field need cooperation among stakeholders, improve surveillance,
monitoring and evaluation as well as more frequent conduct technology development (BINTEK).

Keyword:Assets Administration, Information Management Systems, Assets

Abstrak
Dalam melaksanakan penatausahaan asset pemerintah daerah yang masih terdapat permasalahan
khususnya dalam pendataan asset pemerintah daerah yang dilakukan secara manual oleh Bidang Asset
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Asset (DPPKA). Sehingga diperlukan perubahan dalam
proses penatausahaan asset, kini menggunakan alat kerja yang disebut Sistem Informasi Manajemen
Barang Daerah (SIMBADA). Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengidentifikasi dan menganalisis
penatausahaan asset Pemerintah Daerah melalui (SIMBADA) di Kabupaten Malang dan kendala-
kendalanya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.Hasil
dari penelitian ini adalah dalam penatausahaan asset milik daerah melalui SIMBADA yang dilakukan
oleh Bidang Asset belum tercapai maksimal, masih terdapat masalah didalam penerapannya. Oleh karena
ituDPPKA khususnya bidang Asset perlu melakukan kerjasama antara pihak yang terkait, meningkatkan
pengawasan, monitoring dan evaluasi serta lebih sering melakukan bina teknologi (BINTEK).

Kata Kunci: Penatausahaan asset/barang milik daerah, Sistem Informasi Manajemen, Asset

Pendahuluan merupakan peraturan turunan dari UU No.


Sehubungan dengan diterbitkannya 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Negara, yang menimbulkan optimisme
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik baru dalam penataan dan pengelolaan asset
Daerah atau Asset Daerah. Terjadi adanya daerah yang lebih tertib, akuntabel, dan
perubahan paradigma baru dalam transparan untuk kedepannya. Pengelolaan
pengelolaan barang milik daerah atau asset asset daerah yang professional dan modern
daerah yang ditandai dengan di diharapkan akan mampu untuk
keluarkannya PP No. 6 Tahun 2006 yang meningkatkan kepercayaan masyarakat dan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 93


stake holder lainnya kepada pemerintah daerah terutama pada bagian
untuk pengelolaan asset daerah. penatausahaan.Sistem Informasi memegang
Pada dewasa ini telah banyak peranan penting dalam proses pengelolaan
timbul permasalahan-permasalahan yang asset Pemerintah Daerah, karena dengan
berkaitan dengan pengelolaan Barang Milik adanya sistem informasi barang daerah
Negara (BMN). Permasalahan ini tidak pengelolaan asset akan lebih tertata,
hanya di alami oleh pemerintah pusat, akuntabel dan transparan serta dapat
namun di tingkat daerah juga masih banyak mengurangi beban kerja pada Bidang Asset
permasalahan dalam proses pengelolaan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
asset daerah, seperti yang terjadi di dan Asset (DPPKA).
pemerintah Kabupaten Malang. Namun dalam pelaksanaannya
Permasalahan-permasalahan tersebut antara program SIMBADA masih belum
lain yaitu terdapat adanya perubahan dari maksimal dalam proses pengelolaan asset
beberapa peraturan perundang-undangan di daerah, SIMBADA belum mampu menjadi
bidang BMN. Namun, pada dasarnya alat kerja secara keseluruhan bagi proses
terdapat ciri yang menonjol dari produk- pengelolaan asset atau barang milik daerah
produk hukum tersebut yaitu meletakkan yang terdapat 13 tahap pengelolaan asset,
landasan hukum dalam bidang administrasi tapi jika dibandingkan dengan sistem
keuangan negara dan melakukan pemisahan pengelolaan yang lama (manual) sudah
secara tegas antara pemegang kewenangan lebih bagus dan cukup membantu dalam
administratif dan pemegang kewenangan pengelolaan asset Pemerintah Daerah
perbendaharaan. Kemudian sejalan dengan terutama dalam bidang penatausahaan.Oleh
kebijakan nasional yaitu adanya otonomi karena itu, dalam penelitian ini, penulis
daerah serta bergulirnya perubahan struktur berusaha mengulas lebih dalam tentang
kabinet yang memunculkan penghapusan penatausahaan asset Pemerintah Daerah
suatu kementerian di satu sisi dan pendirian melalui Sistem Informasi Barang Daerah
kementerian pada sisi yang lain membawa atau SIMBADA di Kabupaten Malang,
implikasi adanya mutasi barang milik serta kendala dalam proses Penatausahaan
negara atau daerah. asset Pemerintah Daerah melalui Sistem
Permasalahan dalam pengelolaan Informasi Manajemen Barang Daerah di
asset daerah tidak hanya dipengaruhi oleh Kabupaten Malang.
perubahan dari peraturan perundang- Dengan memperhatikan latar
undangan yang disebutkan diatas, namun belakang diatas, maka dapat diambil
juga dipengaruhi karena banyaknya asset rumusan masalah sebagai berikut:
daerah yang dimiliki oleh Pemerintah 1.Bagaimana penatausahaan asset
Daerah. Hal tersebut seperti yang di alami pemerintah daerah melalui Sistem
oleh pemerintah Kabupaten Malang dalam Informasi Manajemen Barang Daerah
hal penatausahaan asset daerah, masih (SIMBADA) di Kabupaten Malang?
banyak asset atau barang milik daerah yang 2.Apa saja kendala yang mempengaruhi
belum masuk dalam data inventarisasi proses penatausahaanasset Pemerintah
barang milik daerah.Permasalahan tersebut Daerah melalui Sistem Informasi
muncul akibat sistem pengelolaan asset Manajemen Barang Daerah (SIMBADA) di
yang masih bersifat manual mulai dari Kabupaten Malang?
pendataan hingga inventarisasi yang
merupakan kegiatan dari Penatausahaan. Kajian Pustaka
Oleh karena itu, disini Pemerintah 1. Administrasi Publik
Kabupaten Malang khususnya Dinas Pengertian administrasi publik sendiri
Pendapatan Pengelolaan Kekayaan dan menurut para ahli dikutip dalam Pasolong,
Asset berinovasi merubah pola sistem (2007,h.2-3), diuraikan sebagai
pengelolaan yang lama (manual) dengan berikut:Simon mendefinisikan administrasi
menerapkan sebuah Sistem Informasi sebagai kegiatan-kegiatan kelompok
Manajemen Barang Daerah atau kerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan
SIMBADA dalam proses pengelolaan asset bersama.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 94


Dimock & Dimock, mengatakan bahwa, Azaz Transparansi, Azaz Efisiensi,
administrasi adalah suatu ilmu yang Azaz Akuntabilitas dan Azaz
memepelajari apa yang dikehendaki Kepastian Nilai.
rakyat melalui pemerintah, dan cara b. Prinsip-Prinsip Manajemen Asset
mereka memperolehnya. Administrasi atau Barang Milik Daerah
juga mementingkan aspek-aspek konkrit Prinsip pokok yang harus
dari metode-metode dan prosedur- diperhatikan dalam manajemen asset
prosedur manajemen. daerah adalah Pemerintah Daerah
2. Peranan Administrasi Publik harus melakukan manajemen asset
Peranan administrasi publik Menurut tersebut sejak tahap perencanaan
Widjaja (2005,h.4) peranan administrasi sampai pada tahap pada tahap
publik tidak cukup hanya dalam konsep dan penghapusan asset. Semua tahap
teori semata, tetapi benar-benar dapat tersebut harus terdokumentasi dengan
mewujudkan suatu disiplin ilmu(ilmu baik. (Mahmudi 2010,h.157-158).
administrasi) yang mampu memecahkan Prinsip-prinsip manajemen asset
masalah yang semakin kompleks dan rumit, daerah meliputi:
khususnya dalam pelaksanaan 1) Pengadaan asset tetap harus
penyelenggaraan otonomi daerah. Dari dianggarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa 2) Pada saat pembelian harus
peran administrasi publik sangat diperlukan dilengkapi dokumen transaksi
untuk keseimbangan wewenang dalam 3) Pada saat digunakan harus
rangka otonomi daerah yang bertujuan pada dilakukan pencacatan/administrasi
pelayanan dan kesejahteraan umum sebagai secara baik
salah satu bentuk pencerminan negara 4) Pada saat penghentian harus dicatat
demokrasi. dan diotorisasi
3. Barang/Asset Milik Daerah
Barang/asset milik daerah menurut 4. Sistem Informasi Manajemen
Mahmudi (2010,h.146) adalah semua a. Pengertian Data
kekayaan daerah baik yang dibeli atau Menurut Antony dan Dearden dikutip
diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan oleh Jogyanto (2005,h.8), Data adalah:
dan Belanja Daerah (APBD) maupun yang Bentuk jamak dari bentuk tunggal
berasal dari perolehan lain yang sah baik datum atau data-item.dan Data
yang bergerak maupun yang tidak bergerak Merupakan kenyataan yang
beserta bagian-bagiannya ataupun yang menggambarkansuatu kejadian-
merupakan satuan tertentu yang dapat kejadian dan kesatuan nyata.
dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang b. Pengertian sistem
termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan Ada berbagai pendapat yang
kecuali uang dan surat-surat berharga mendefinisikan pengertian sistem,seperti
lainnya. dibawah ini:
a. Azaz-Azaz Pengelolaan Barang Sistem adalah suatu jaringan kerja
Milik Daerah dari prosedur-prosedur yang saling
Barang/Asset Milik Daerah kumpul bersama-sama untuk
merupakan salah satu unsur penting melakukan suatu kegiatan atau
dalam rangka penyelenggaraan untuk menyelesaikan suatu sasaran
pemerintahan dan pelayanan yang tertentu.(Jogiyanto,2005,h.1).
masyarakat harus dikelola dengan baik Masih menurut Jogiyanto
dan benar, yang pada gilirannya dapat menerangkan:
mewujudkan pengelolaan barang/asset Sistem adalah kumpulan dari
milik daerah dengan memperhatikan elemen-elemen yang berinteraksi
azaz-azaz yang sudah diatur dalam untuk mencapai suatu tujuan
Peraturan Menteri Dalam Negeri tertentu.(Jogiyanto,2005,h.2).
No.17 Tahun 2007 yaitu Azaz c. Sistem Informasi Manajemen
fungsional, Azaz Kepastian Hukum,

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 95


Sistem informasi manajemen 4) Menetapkan investasi yang akan
merupakan penerapan sistem informasi diarahkan pada sistem informasi.
didalam organisasi untuk mendukung 5) Organisasi menggunakan sistem
informasi-informasi yang dibutuhkan informasi untuk mengolah
oleh semua tingkatan manajemen. transaksi-transaksi, mengurangi
Menurut Cushing dikutip oleh biaya dan menghasilkan
Jogyanto, Sistem Informasi pendapatan sebagai salah satu
Manajemen (SIM) adalah: produk atau pelayanan mereka.
Suatu sistem informasi manajemen f. Analisis Sistem
adalah Kumpulan dari manusia dan Analisis sistem (system analisis)
sumber daya modal di dalam suatu dapat didefinisikan sebagai berikut:
organisasi yang bertanggung jawab Analisis Sistem yaitu Penguraian dari
mengumpulkan dan mengolah data suatu sistem informasi yang utuh
untuk mengahasilkan informasi yang kedalam bagian-bagian
berguna untuk semua tingkatan komponennya dengan maksud untuk
manajemen di dalam kegiatan mengidentifikasi dan mengevaluasi
perencanaan dan permasalahan-
pengendalian.(Jogiyanto,2005,h.14). permasalahan,kesempatan-
Menurut Davis dikutip oleh kesempatan,hambatan-hambatan
Jogyanto (2005,h.15), Sistem yang terjadi dan kebutuhan-
Informasi Manajemen, adalah Sistem kebutuhan yang diharapkan sehingga
Informasi Manajemen merupakan dapat diusulkan perbaikan-
suatu sistem yang melakukan fungsi- perbaikannya.
fungsi untuk menyediakan semua (Jogiyanto,2005,h.129).
informasi yang mempengaruhi semua g. Langkah-Langkah Analisis Sistem
operasi organisasi. Didalam tahap analisis sistem
d. Pengembangan Sistem terdapat langkah-langkah dasar yang
Pengembangan sistem (system harus dilakukan oleh analisis sistem
development) dapat berarti menyusun sebagai berikut:
suatu sistem yang baru menggantikan 1) Identify,yaitu mengidentifikasi
sistem yang lama secara keseluruhan masalah.
atau memperbaiki sistem yang telah 2) Understand, yaitu memahami
ada. Menurut Jogyanto (2005,h.35), kerja dari sistem yang ada.
Sistem yang lama perlu diperbaiki atau 3) Analyze, yaitu menganalisis
diganti sistem.
e. Peranan Sistem Informasi Bagi 4) Report, yaitu membuat laporan
Manajemen hasil analisis. (Jogyanto,
Beberapa manfaat atau peranan 2005,h.130)
serta fungsi sistem informasi menurut h. Sistem Informasi Manajemen
Jogyanto (2005,h.18) antara lain Barang Daerah (SIMBADA)
adalah: Sistem Informasi saat ini memegang
1) Meningkatkan aksesibilitas data peranan penting dalam pelaksanaan
yang tersaji secara tepat waktu administrasi kantor, karena dengan
dan akurat bagi para pemakai, adanya sistem informasi tersebut dapat
tanpa mengharuskan adanya menunjang kinerja serta tugas pokok dan
prantara sistem informasi. fungsi dari kantor pemerintahan. Salah
2) Mengembangkan proses satunya adalah Pemerintah Daerah
perencanaan asset atau barang dalam proses pengelolaan asset atau
milik daerah yang efektif. barang milik daerah yang menerapkan
3) Mengidentifikasi kebutuhan- program Sistem Informasi Manajemen
kebutuhan akan keterampilan Barang Daerah atau yang biasa dikenal
pendukung sistem informasi. dengan SIMBADA. Program

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 96


SIMBADA tersebut dimulai sejak tahun publik tidak cukup hanya dalam konsep dan
2009. teori semata, tetapi benar-benar dapat
mewujudkan suatu disiplin ilmu(ilmu
Metode Penelitian administrasi) yang mampu memecahkan
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian masalah yang semakin kompleks dan rumit,
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. khususnya dalam pelaksanaan
Menurut Bodgan dan Taylor dikutip oleh penyelenggaraan otonomi daerah.
Moleong (2001,h.3) bahwa penelitian Selanjutnya, untuk penatausahaan asset atau
kualitatif digunakan untuk menghasilkan barang milik daerah melalui sistem
data deskriptif berupa data-data tertulis atau informasi manajemen barang daerah adalah
lisan dari orang-orang dan perilaku yang sebagai berikut:
dapat diamati.
Pada penelitian ini yang menjadi 1. Identifikasi Penatausahaan Asset
lokasi penelitian adalah Kabupaten Malang Pemerintah Daerah Melalui Sistem
dan yang menjadi situs penelitian adalah Informasi Manajemen Barang Daerah
Bidang Asset Dinas Pendapatan, Identifikasi penatausahaan asset
Pengelolaan, Keuangan dan Asset merupakan langkah awal dalam proses
Kabupaten Malang. Sumber data diperoleh analisis penatausahaan asset Pemerintah
dari data primer dan data sekunder. Daerah melalui SIMBADA. Hal tersebut
Pengumpulan data dilakukan melalui sesuai dengan pendapat Jogyanto
wawancara, observasi dan dokumentasi. (2005,h.129) langkah awal dalam proses
Analisis data menggunakan interactive analisis suatu sistem informasi adalah
model of analysis yang dikembangkan oleh identifikasi (Identify).
Miles dan Hubberman (Sugiyono, Menurut pendapat diatas, maka
2009,h.196) melalui tiga tahap yaitu reduksi yang akan dilakukan peneliti pertama kali
data, penyajian data dan verifikasi. adalah dengan mengidentifikasi masalah
dari proses penatausahan asset atau barang
Pembahasan milik daerah melalui SIMBADA. Dari hasil
Kajian terhadap pengelolaan asset atau temuan peneliti dilapangan, bahwa dalam
barang milik daerah, khususnya disini identifikasi pengelolaan asset atau barang
penatausahaan asset atau barang daerah, daerah secara keseluruhan, SIMBADA
tidak terlepas dari bagian administrasi, yang belum dapat diterapkan dalam seluruh
secara etimologis, administrasi dapat proses pengelolaan asset atau barang milik
diartikan sebagai kegiatan dalam mengelola daerah, disini SIMBADA masih diterapkan
informasi, manusia, harta benda, hingga dalam proses penatausahaan asset atau
tercapainya tujuan yang terhimpun dalam barang milik daerah. Meskipun masih
organisasi. Administrasi dipergunakan diterapkan dalam satu bagian proses
dalam proses atau kegiatan. Herbert A. pengelolaan asset atau barang milik daerah,
Simon mendefinisikan administrasi sebagai dengan pengelolaan yang baik dalam hal
kegiatan-kegiatan kelompok kerjasama penatausahaan melalui SIMBADA akan
untuk mencapai tujuan-tujuan bersama secara tidak langsung mempengaruhi proses
(Pasolong, 2007,h.2).Berdasarkan teori dari pengelolaan asset atau barang milik
diatas,penatausahaan asset atau barang daerah yang lainnya. Seperti halnya
milik daerah merupakan peranan dari menurut pendapat Barry E.Chusing dalam
administrasi publik, sebab dalam proses Jogyanto (2005,h.14) Sistem Informasi
penatausahaan asset atau barang milik Manajemen adalah kumpulan dari manusia
daerah ada peran penting bagi para dan sumber-sumber daya modal didalam
pengambil kebijakan dalam menentukan suatu organisasi yang bertanggung jawab
strategi penatausahaan asset atau barang mengumpulkan dan mengolah data untuk
milik daerah dalam rangka penyelenggaraan menghasilkan informasi yang berguna
otonomi daerah. Sepertinya halnya menurut untuk semua tingkatan manajemen di dalam
(Widjaja 2005,h.4) peranan administrasi kegiatan perencanaan dan
pengendalian.Dari pendapat diatas dapat

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 97


disimpulkan, bahwa dalam sistem informasi Kemudian dalam mekanisme
disini terutama SIMBADA meski hanya penatausahaan asset atau barang milik
diterapkan pada bagian penatausahaan melalui SIMBADA daerah seharusnya
dalam proses pengelolaan asset dapat memperhatikan prinsip-prinsip manajemen
mempengaruhi bagian-bagian yang lain asset daerah seperti menurut Mahmudi
apabila diterapkan dengan maksimal. (2010,h.157) yaitu:
Kemudian peran dari SIMBADA 1. Pada saat pembelian harus dilengkapi
merupakan sebagai alat bantu untuk proses dengan dokumen transaksi
pengidentifikasian asset atau barang milik 2. Pada saat digunakan harus dilakukan
daerah khususnya dalam hal penatausahaan. pencacatan/administrasi secara baik
Seperti pendapat dari Davis dalam 3. Pada saat penghentian harus dicatat
Jogyanto(2005,h.15) Sistem Informasi dan diotorisasi
Manajemen merupakan suatu sistem Disini dalam mekanisme
manusia/mesin yang menyediakan penatausahaan asset atau barang milik
informasi untuk mendukung operasi daerah prinsip-prinsip diatas yang harus
manajemen dan fungsi pengambilan diterapkan dalam hal penatausahaan, karena
kuputusan dari suatu organisasi. Disini pencacatan dalam pembukuan merupakan
diharapkan dengan adanya SIMBADA bagian kegiatan dari penatausahaan asset
proses pengelolaan asset atau barang milik atau barang milik daerah yang akan diinput
daerah khususnya pada bagian dalam SIMBADA. Dalam penatausahaan
penatausahaan dapat diperoleh data yang asset atau barang milik daerah SIMBADA
akurat, transparan dan akuntabel seperti berfungsi sebagai alat kerja untuk
pada azaz-azaz dalam pengelolaan asset pendataan asset atau barang daerah yang
atau barang milik daerah yang diatur dalam lebih cepat dan akurat. Meskipun, tidak
Peraturan Menteri Dalam Negeri tahun semua mekanisme pengelolaan asset atau
2007 barang milik daerah menggunakan
Meskipun pada faktanya, masih SIMBADA. Namun, fungsi dari sistem
terdapat adanya kekurangan serta kendala informasi itu sendiri merupakan suatu alat
dalam proses penatausahaan melalui pengolah data yang membantu suatu
SIMBADA organisasi menjalankan tugas pokok dan
fungsinya, seperti yang disampaikan oleh
2. Mekanisme Penatausahaan Asset Leitch dan Davis dalam Jogyanto
Pemerintah Daerah Melalui Sistem (2005,h.11) Sistem informasi adalah suatu
Informasi Manajemen Daerah sistem didalam suatu organisasi yang
Mekanisme penatausahaan asset atau mempertemukan kebutuhan pengolahan
barang milik daerah seharusnyamengacu transaksi harian, mendukung operasi
pada prinsip-prinsip manajemen aset daerah ,bersifat manajerial dan kegiatan strategi
yang dikemukakan oleh Mahmudi dari suatu organisasi dan menyediakan
(2010,h.157) Prinsip pokok yang harus pihak luar tertentu dengan laporan-laporan
diperhatikan dalam manajemen asset daerah yang diperlukan.
adalah Pemerintah Daerah harus melakukan
manajemen asset tersebut sejak tahap 3. Pengawasan, monitoring serta
perencanaan sampai tahap penghapusan evaluasi terhadap Sistem Informasi
asset. Semua tahap tersebut harus Manajemen Barang Daerah dalam
terdokumentasi dengan baik. Dari pendapat proses penatausahaanasset
tersebut, dalam proses mekanisme Pemerintah Daerah Kabupaten
penatausahaan asset atau barang milik Malang
daerah melalui SIMBADA seharusnya Pengawasan, monitoring serta evaluasi
dilakukan secara tertib, agar dengan adanya dilakukan agar dapat diketahui
SIMBADA dapat menciptakan pengelolaan penatusahaan asset atau barang milik
asset atau barang milik daerah yang lebih daerah melalui SIMBADA sesuai dengan
baik. kebijakan dan aturan yang telah dibuat
sudah berjalan dengan baik atau belum.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 98


Kemudian dari hasil pengawasan, SIMBADA. Permasalahan-permasalahan
monitoring serta evaluasi akan diketahui yang timbul pada sistem yang lama
kekurangan-kekurangan dari SIMBADA menurut Jogyanto (2005,h.35) dapat
dalam proses penatausahaan asset atau berupa:
barang milik daerah dan akan dilakukan a. Ketidakberesan dalam sistem yang lama
perbaikan dan pengembangan sistem baru menyebabkan sistem yang lama tidak
yang disesuaikan dengan kebutuhan tiap- dapat beroperasi sesuai dengan yang
tiap SKPD di Kabupaten Malang seperti diharapkan.
halnya pendapat Jogyanto (2005,h.35) b. Pertumbuhan organisasi yang
Pengembangan sistem (system menyebabkan harus disusunnya sistem
development) dapat berarti menyusun suatu yang baru.
sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau 4. Dampak dari adanya Sistem
memperbaiki sistem yang telah ada, sistem Informasi Manajemen Barang Daerah
yang lamaperlu diperbaiki atau diganti dalam proses penatausahaan asset
disebabkan beberapa kekurangan dari Pemerintah Daerah Kabupaten
sistem tersebut. Malang
Dalam proses pengawasan dan Penerapan sebuah sistem informasi
monitoring yang dilakukan oleh DPPKA manajemen pasti memberikan dampak bagi
khususnya bidang asset dan didampingi pemakai sistem informasi tersebut, baik
oleh Badan Pengelola Keuangan dan dampak postitif maupun negatif. Seperti
Pembangunan (BPKP) selaku pembuat halnya dampak dari penerapan SIMBADA
aplikasi SIMBADA dapat diketahui dalam proses penatusahaan asset atau
kelemahan serta kekurangan yang ada pada barang milik daerah. Hal tersebut sesuai
aplikasi SIMBADA. Karena, pada setiap dengan pendapat dari Jogyanto (2010,h.18)
sistem informasi pasti mempunyai dalam Peranan Sistem Informasi Bagi
kelemahan serta kekurangan. Oleh karena Manajemen, beberapa manfaat atau peranan
itu dibutuhkan pengawasan dan monitoring serta fungsi sistem informasi antara lain
untuk mengevaluasi kelemahan dan adalah:
kekurangan dari aplikasi SIMBADA. a. Meningkatkan aksesibilitas data yang
Seperti halnya menurut Jogyanto tersaji secara tepat waktu dan akurat
(2005,h.129) Analisis Sistem yaitu bagi para pemakai, tanpa mengharuskan
Penguraian dari suatu sistem informasi adanya prantara sistem informasi.
yang utuh kedalambagian-bagian b. Mengembangkan proses perencanaan
komponennya dengan maksud untuk asset atau barang milik daerah yang
mengidentifikasi dan mengevaluasi efektif.
permasalahan-permasalahan, kesempatan- c. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan
kesempatan, hambatan-hambatan yang akan keterampilan pendukung sistem
terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang informasi.
diharapkan sehingga dapat diusulkan d. Menetapkan investasi yang akan
perbaikan-perbaikannya. diarahkan pada sistem informasi.
Dari pendapat diatas, dapat e. Organisasi menggunakan sistem
disimpulkan bahwa dengan melakukan informasi untuk mengolah transaksi-
analisis sistem yang disini berupa transaksi, mengurangi biaya dan
pengawasan dan monitoring akan diketahui menghasilkan pendapatan sebagai salah
kelemahan serta kekurangan dari aplikasi satu produk atau pelayanan mereka.
SIMBADA dalam proses penatausahaan Dari beberapa manfaat sistem
asset atau barang milik daerah. Kemudian informasi bagi manajemen diatas, dapat
setelah diketahui kelemahan serta disimpulkan bahwa SIMBADA juga
kekurangan dari aplikasi SIMBADA, maka berdampak pada proses penatausahaan asset
akan dapat dijadikan bahan evaluasi untuk atau barang milik daerah, secara garis besar
memperbaiki kembali kelemahan serta dampak positif dari adanya SIMBADA
kekurangan yang ada pada aplikasi dalam proses penatausahaan asset atau

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 99


barang milik daerah memudahkan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat
pengelola asset atau barang milik daerah diusulkan perbaikan-perbaikannya.
dalam proses pencatatan data, pencacatan (Jogyanto, 2005,h.129)
data lebih cepat dilakukan melalui Selain diperlukan adanya analisis sistem,
SIMBADA. dalam aplikasi SIMBADA juga dibutuhkan
Namun, pada faktanya terdapat adanya pengembangan sistem guna
adanya dampak negatif dari adanya meningkatkan kinerja sistem dalam
SIMBADA yaitu pihak pengelola terlalu penatausahaan asset atau barang milik
percaya dan bergantung dengan data-data daerah di Kabupaten Malang, seperti
yang ada pada SIMBADA, dan tidak menurut Jogyanto (2005,h.35)
memverifikasi secara langsung keberadaan Pengembangan sistem (system
data yang ada di tiap-tiap SKPD dan development) berarti menyusun suatu
dilapangan, sehingga terkadang terjadi sistem yang baru untuk menggantikan
adanya ketidaksesuaian antara data yang sistem yang lama secara keseluruhan atau
ada di SIMBADA dan data lapangan. memperbaiki sistem yang telah ada.
Karena pada dasarnya sistem informasi
merupakan suatu cara untuk membantu b. Kurangnya ketersediaan data asset
suatu organisasi dalam proses pengambilan atau barang milik daerah
keputusan dengan cepat. Seperti menurut Kurangnya ketersediaan data
pendapat Leitch dan Davis dalam Jogyanto dilapangan merupakan salah satu
(2005,h.11)bahwa Sistem Informasi adalah permasalahan dalam penatausahaan asset
suatu sistem di dalam suatu organisasi yang atau barang milik daerah, hal tersebut
mempertemukan kebutuhan pengolahan sesuai dengan pendapat Mahmudi
transaksi harian, mendukung operasi, (2010,h.158) belum dilakukannya
bersifat manajerial dan kegiatan strategis inventarisasi seluruh asset daerah hal ini
dari suatu organisasi dan menyediakan disebabkan karena pencacatan yang tidak
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan tertib, ada catatannya tetapi tidak ada
yang diperlukan. barangnya; adanya data inventaris asset
atau barang milik daerah yang berbeda-
5. Kendala Dalam Proses beda antara yang terdapat disatuan kerja
Penatausahaan Asset Pemerintah dengan data yang terdapat di biro/bagian
Daerah Melalui Sistem Informasi perlengkapan, dan di bagian
Manajemen Barang Daerah keuangan/BPKD; tidak dilakukan
a. Belum Tersedia Sistem Aplikasi pencatatan mengenai mutasi barang dan
Pada Program di SIMBADA tidak adanya pengamanan yang memadai.
Dalam hal sistem aplikasi Kemudian sesuai dengan azaz kepastian
SIMBADA yang belum memadai untuk nilai yaitu pengelolaan asset atau barang
proses pendataan asset atau barang daerah milik daerah harus didukung oleh adanya
dalam penatausahaan asset atau barang ketepatan jumlah dan nilai barang dalam
milik daerah, merupakan kendala yang rangka optimalisasi pemanfaatan dan
wajar dalam sebuah sistem informasi pemindahtanganan asset atau barang milik
manajemen oleh karena itu dibutuhkan daerah serta penyusunan neraca Pemerintah
analisis sistem dan pengembangan sistem Daerah. Oleh karena itu ketersediaan data
agar kelemahan dan kekurangan dari sistem dilapangan merupakan hal yang penting
infomasi manajemen yang ada bisa di dalam proses penatausahaan asset atau
perbaiki. barang milik daerah. Hal tersebut didukung
Analisis sistem merupakan penguraian dari pendapat dari Antony dan Dearden dalam
suatu sistem informasi yang utuh ke dalam Jogyanto (2005,h.9) Data yang diolah
bagian-bagian komponennya dengan melalui suatu model menjadi informasi,
maksud untuk mengidentifikasi dan penerima kemudian menerima informasi
mengevaluasi permasalahan-permasalahan, tersebut, membuat suatu keputusan dan
kesempatan-kesempatan, hambatan- melakukan tindakan.
hambatan yang terjadi dan kebutuhan-

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 100


c. Kurangnya Sumber Daya Manusia asset atau barang milik daerah.
Khususnya Pengelola Asset Daerah Meskipun pada faktanya SIMBADA
yang berlatar belakangTeknologi belum sepenuhnya digunakan secara
Informasi. keseluruhan pada proses pengelolaan
Di samping masalah ketersediaan data asset atau barang milik daerah. Namun,
dilapangan, menurut Mahmudi jika dijalankan dengan tertib dalam hal
(2010,h.158) lemahnya koordinasi dan penatausahaan akan dapat
pengawasan atas pengelolaan asset atau mempengaruhi mekanisme pengelolaan
barang milik daerah merupakan hal yang asset daerah yang lainnya.Kemudian
cukup berpengaruh dalam proses untuk proses pengawasan, monitoring
penatausahaan asset atau barang milik serta evaluasi terhadap SIMBADA
daerah melalui SIMBADA. Dalam hal ini dalam proses penatausahaan asset
kurangnya sumber daya manusia yang daerah dilaksanakan oleh DPPKA
berlatar belakang teknologi informasi khususnya bidang asset selaku pengelola
khususnya bagi operator SIMBADA, asset daerah mendapat pendampingan
menyebabkan lemahnya koordinasi untuk dari Badan Pengelola Keuangan dan
proses pengelolaan asset atau barang milik Pembangunan (BPKP).Dalam penerapan
daerah melalui SIMBADA. Dengan SIMBADA berdampak pada proses
kurangnya kualitas sumberdaya manusia penatausahaan asset daerah, baik
dalam bidang teknologi informasi yang dampak positif maupun negatif. Oleh
notabene merupakan pengetahuan dasar karena itu perlu adanya koordinasi lebih
untuk pengaplikasian dari SIMBADA, baik untuk pengawasan, monitoring
maka akan mengakibatkan lemahnya serta evaluasi baik untuk program
koordinasi dalam proses penatausahaan SIMBADA dan pihak pengelola asset
asset melalui SIMBADA. daerah.
2. Kendala dalam penatausahaan asset atau
Kesimpulan barang milik daerah melalui SIMBADA
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat adalah:
diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Adanya sistem aplikasi yang belum
1. Dalam proses penatausahaan asset atau tersedia di SIMBADA;
barang milik daerah melalui SIMBADA b. b.Kurangnya ketersediaan data di
Pemerintah kabupaten Malang lapangan;
khususnya disini DPPKA Bidang Asset c. c.Kurangnya Sumber Daya Manusia
selaku pengelola asset atau barang milik khususnya pengelola asset atau
daerah berusaha menerapkan program barang milik daerah yang berlatar
SIMBADA dalam proses pengelolaan belakangTeknologi Informasi.

Daftar Pustaka

Jogiyanto.HM.(2005).Sistem Teknologi Informasi: Pendekatan Terintegrasi: Konsep


dasar,teknologi,aplikasi, pengembangan dan pengelolaan. Edisi 2.Yogyakarta: Andi Offset
Mahmudi.(2010). Manajemen Keuangan Daerah.Jakarta: Erlangga
Moleong, Lexy. J. (2001). Metodologi Penelitian kualitatif, cetakan keempatbelas. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya
Pasolong.(2007).Teori Administrasi Publik.Bandung:Alfabeta
Sugiyono.(2009).Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Bandung : Alfabet
Widjaja, HAW.(2005). Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 101

Anda mungkin juga menyukai