Anda di halaman 1dari 14

ISTILAH ISTILAH BROADCASTING

Akting : Sebuah proses pemahaman dan penciptaan tentang perilaku dan karakter
pribadi dari seseorang yang diperankan.
Audio Visual : Sebutan bagi perangkat yang menggunakkan unsur suara dan
gambar.
Art Director : Sebutan bagi pengarah seni artistik dari sebuah produksi.
Asisten Produser : Seseorang yang membantu produser dalam menjalankan
tugasnya.
Audio Mixing : Proses penyatuan dan penyelarasan suara dari berbagai macam
jenis dan bentuk suara.
Angle : Sudut pengambilan gambar.
Animator : Sebutan bagi seseorang yang beprofesi sebagai pembuat animasi.
Audio Effect : Efek suara.
Ambience : Suara natural dari objek gambar.
Broadcaster : Sebutan bagi seseorang yang bekerja dalam industri penyiaran.
Background : Latar belakang.
Blocking : Penempatan objek yang sesuai dengan kebutuhan gambar.
Bridging scene : Adegan perantara diantara adegan adegan lainnya.
Back Light : Penempatan lampu dasar dari sudut belakang objek.
Breakdown Shoot : Penentuan gambar yang sesuai dengan naskah atau urutan
acara.
Bumper In : Penanda bahwa program acara TV dimulai kembali setelah iklan
komersial.
Bumper Out : Penanda bahwa program acara TV akan berhenti sejenak karena
iklan komersial.
Credit Title : Urutan nama tim produksi dan pendukung acara.
Chroma Key : Sebuah metode elektronis yang melakukan penggabungan antara
gambar video yang satu dengan gambar video lainnya dimana dalam prosesnya
digunakan teknik Key Colour yang dapat diubah sesuai kebutuhan foreground dan
background.
Cutting on Beat : Teknik pemotongan gambar berdasar tempo.
Clip Hanger : Sebutan bagi adegan atau gambar yang akan mengundang rasa
ingin tahu penonton tentang kelanjutan acara, namun harus ditunda karena ada
jeda iklan komersial.
Cut : Pemotongan gambar.
Cutting : Proses pemotongan gambar.
Camera Blocking : Penempatan posisi kamera yang sesuai dengan kebutuhan
gambar.
Clear Com : Sebutan bagi penggunaan head-set audio yang dihubungkan dengan
ruang master control.
Channel : Saluran.
Crazy Shot : Gambar yang direkam melalui kamera yang tidak beraturan.
Compotition : Komposisi.
Continuity : Kesinambungan.
Cross Blocking : Penempatan posisi objek secara silang sesuai dengan kebutuhan
gambar.
Crane : Katrol khusus untuk kamera dan penata kamera yang dapat bergerak
keatas dan kebawah.
Clip On : Mikrofon khusus yang dipasang pada objek tanpa terlihat.
Casting : Proses pemilihan pemain lakon sesuai dengan karakter dan peran yang
akan diberikan.
Close Up : Pengambilan gambar dari jarak dekat.
Desain Compugrafis : Rancangan grafis yang digambar melalui tekhnologi
komputer.
Durasi : Waktu yang diberikan atau dijalankan.
Dimmer : Digunakan untuk mengontrol naik turunnya intensitas cahaya.
Disc Jokey : Sebutan bagi pembawa acara musik yang menayangkan video Klip.
Dissolve : Tekhnik penumpukan gambar pada editing maupun syuting multi
kamera.
Depth of Field : Area dimana seluruh objek yang diterima oleh lensa dan kamera
muncul dengan fokus yang tepat. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh jarak antara
objek dan kamera, focal length dari lensa dan f-stop.
Dialogue : Percakapan yang muncul dalam adegan.
Dramatic Emotion : Emosi gambar secara dramatis.
Editing : Proses pemotongan gambar.
Ending Title : Urutan nama yang dicantumkan pada akhir movie.
Engineering : Sebutan bagi pengerjaan dan pembagian kerja dalam masalah
teknis penyiaran.
Establish Shot : Gambar yang natural dan wajar.
Extreme Close Up : Pengambilan gambar dari jarak sangat dekat.
Focus : Penyelarasan gambar secara detail, tajam, dan jernih hingga mendekati
objek aslinya.
Final Editing : Proses pemotongan gambar secara menyeluruh.
Floor Director : Seseorang yang bertanggung jawab membantu
mengkomunikasikan keinginan sutradara, dari master kontrol ke studio produksi.
Filter Camera : Filter yang digunakan untuk kamera.
Footage : Gambar gambar yang tersedia dan dapat digunakan.
Hunting Location : Proses pencarian dan penggunaan lokasi terbaik untuk syuting.
Headset : Digunakan untuk dapat mendengarkan suara sutradara.
Hand held : Tekhnik penggunaan kamera dengan tangan tanpa tripod.
Image : Simbol yang sesuai objek.
Jumping Shot : Proses pengambilan gambar secara tidak berurutan.
Jimmy Jib : Katrol kamera otomatis yang digerakkan dengan remote.
Job Description : Deskripsi tentang jenis pekerjaan.
Jeda Komersial : Saat penayangan iklan komersial diantara acara televisi.
Job Title : Penamaan jabatan pada pekerjaan.
Konservatif : Serba teratur, tertib, dan apa adanya.
Kreator : Sebutan bagi seseorang yang menciptakan karya kreatif.
Lighting : Penataan cahaya.
Lighting Effect : Efek dari penataan cahaya.
Lensa Wide : Digunakan untuk memperbesar sudut pandang pengambilan gambar
dari kamera.
Lensa Super Wide : Digunakan untuk sangat memperbesar sudut pandang
pengambilan gambar dari kamera.
Long Shot : Gambar yang direkam dari jarak yang jauh. Biasanya digunakan
dengan cara pengambilan gambar dari sudut panjang dan lebar.
Master Control : Perangkat teknis utama penyiaran untuk mengontrol proses
distribusi audio dan video dari berbagai input pada produksi untuk siaran live show
maupun recorded.
Magazine Show : Rancangan acara dengan format majalah.
Main Object : Target pada objek utama.
Medium Close Up : Pengambilan gambar dari jarak cukup dekat.
Medium Shot : Gambar yang diambil dari jarak sedang.
Medium Long Shot : Pengambilan gambar dari jarak yang panjang dan jauh.
Monitor : Digunakan untuk memantau gambar.
Master Video : Video utama berisikan rekaman acara televisi yang siap untuk
ditayangkan maupun disimpan.
Multi Camera : Sistem dari tata produksi audio visual yang syuting secara
bersamaan dengan menggunakan sejumlah kamera.
Middle Close Up : Pengambilan gambar dari jarak sedang.
Master Shot : Gambar pilihan utama dari sebuah adegan yang kemudian dijadikan
referensi atau rujukan saat melakukan editing.
Noise : Gangguan pada sirkulasi signal audio maupun video yang mengganggu
program acara.
News Director : Direktur pemberitaan yang bertanggung jawab atas seluruh isi
pemberitaan yang disiarkan secara aktual berdasarkan fakta.
Off Line : Proses editing awal untuk memilih gambar terbaik dengan time code dari
berbagai stock shot sesuai dengan kebutuhan adegan. Hasil dari gambar tersebut
ditransformasikan dalam bentuk workprint dengan EDL (edit decision List).
On Line : Proses akhir editing untuk menyempurnakan, mempercantik dan
memperindah gambar setelah melalui proses off line.
Operet : Istilah populer untuk acara yang menggabungkan antara unsur fiksi,
nonfiksi dan musik ke dalam suatu alur cerita.
Opera Musikal : Format acara yang menggabungkan unsur drama dengan musik.
Opening Scene : Adegan yang dirancang khusus untuk membuka acara atau
cerita. Biasanya adegan ini dikemas kreatif dan menarik untuk mendpatkan
perhatian penonton.
Opening Shot : Komposisi sudut pengambilan gambar pada awal adegan atau
acara yang dirancang khusus untuk menarik perhatian penonton.
OB Van : Outside Broadcasting Van, mobil khusus yang membawa perangkat
tekhnis penyiaran audio dan video untuk memproduksi program diluar studio. Dapat
juga digunakan untuk master control bagi siaran langsung.
Power Pack : Tempat khusu berbentuk boks yang berguna untuk pembagian arus
daya listrik.
Panning : Pergerakkan horizontal kamera dari kiri kekanan maupun sebaliknya.
Property : Berbagai aksesori.
Program Directing : Penyutradaraan program televisi.
Programming : Tekhnik penyusunan program acara televisi yang ditayangkan
secara berurutan.
Praproduksi : Berbagai kegiatan persiapan sebelum pelaksanaan produksi dimulai.
Paskaproduksi : Proses penyelesaian akhir dari produksi.Biasanya istilah ini
digunakan pada proses editing.
Produser : Pimpinan produksi yang bertanggung jawab kepada seluruh kegiatan
pengkoordinasian pelaksanaan praproduksi, produksi sampai paskaproduksi.
Rating : Perhitungan secara statistikal untuk mengukur tingkat popularitas program
acara televisi terhadap penonton.
Rundown : Susunan isi dan alur cerita dari program acara televisi yang dibatasi
oleh durasi, jeda komersial, segmentasi, dan bahasa naskah.
Run Through : Latihan akhir bagi seluruh pendukung acara televisi yang
disesuaikan dengan urutan acara sesuai dalam rundown.
Reportase : Sebuah laporan perjalanan atau liputan lapangan yang digunakan
untuk mendukung data data aktual dan faktual.
Retake : Pengulangan pengambilan adegan gambar.
Shot : Ambil Gambar.
Simply Shot : Gambar yang diambil dari sudut yang mudah.
Skill : Keahlian.
Set Up : Proses persiapan akhir sebelum produksi televisi dimulai dari set artistik,
performer hingga masalah tekhnis siaran.
Stand By : Komando akhir yang menunjukkan bahwa seluruh komponen produksi
telah siap untuk melaksanakan syuting.
Single Camera : Sistem dari tata cara produksi audio visual yang hanya
menggunakan satu kamera.
Script Format : Format penulisan naskah acara baik untuk fiksi maupun nonfiksi.
Script Marking : Penandaan pada naskah untuk menjadi catatan pada sutradara
maupun pendukung produksi lainnya.
Stock Shot : Berbagai bentuk gambar yang diciptakan untuk dijadikan pilihan pada
saat gambar gambar tersebut memasuki proses editing.
Suspense : Istilah yang digunakan untuk menunjukkan adegan adegan yang
menegangkan dan mengundang rasa was was bagi penonton.
Sound : Penataan suara.
Sound Effect : Efek suara yang diciptakan atau digunakan untuk mendukung
suasana dari adegan.
Steady Shot : Gambar sempurna dan tidak terlalu banyak bergerak, yang dapat
dinikmati dengan posisi diam.
Switcher : Istilah populer bagi perangkat tekhnis untuk memindah-mindahkan
pemilihan gambar dari berbagai stock shot maupun input kamera. Alat ini digunakan
untuk syuting multi kamera.
Switcherman : Seseorang yang bertugas melaksanakan proses pemindahan
gambar sesuai dengan komando sutradara.
Studio : Lokasi khusus tempat pelaksanaan kerja produksi berlangsung. Dapat
untuk melaksanakan syuting (shooting studio) maupun untuk editing (post
production studio).
Selling Point : Berbagai komponen yang mempunyai nilai jual untuk mendapatkan
perhatian penonton maupun sponsor.
Sound Mixer : Mixer pengendali dari berbagai input suara yang dipilah melalui
sejumlah jalur (track).
Slow Motion : Pergerakkan gambar yang diperlambat sesuai dengan kebutuhan
alur cerita.
Technical Director : Pengarah / Direktur tehnik.
Trend Setter : Gaya hidup ataupun budaya pop yang menjadi acuan dan ukuran
sesuai dengan masa atau zaman.
Take : Istilah yang digunakan untuk dan pada saat pengambilan gambar
berlangsung. Dapat juga digunakan sebagai catatan pada naskah.
Two Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk
mengarahkan kamera kepada dua objek yang dituju.
Three Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk
mengarahkan kamera kepada tiga objek yang dituju.
Trik : Tata cara kreatif untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Team builder : Seseorang yang mampu membangun sebuah kerjasama antara
anggota team dengan baik untuk mencapai tujuan.
Theme Song : Lagu khusus yang diciptakan atau dipakai sebagai pendukungikatan
emosi dari program acara kepada penonton.
VTR : Video Tape Recording.
Very Long Shot : Gambar yang diambil sangat jauh.
Voice Over (VO) : Suara dari announcer atau penyiar untuk mendukung isi cerita
namun tidak tampak dilayar televisi.
Video Klip : Video musik.
Video Jockey : Julukan bagi presenter acara musik televisi yang menayangkan
berbagai video klip.
Vision Mixer : Sebutan lain untuk istilah populer switcher.
Wireless Camera : Kamera yang menggunakan transmisi signal untuk
mengirimkan hasil gambar tanpa menggunakan kabel.
White Balance : Prosedur untuk mengkoreksi warna gambar dari kamera dengan
mengubah sensitivitas CCD ke dalam spektrum cahaya. Umumnya prosedur ini
menggunakan cahaya putih sebagai dasar.
Webisode : Istilah episode televisi yang ditayangkan melalui video web streaming
internet.
Wardrobe : Berbagai aksesori pendukung kostum bagi peran peran tertentu

Akting : Sebuah proses pemahaman dan penciptaan tentang perilaku dan karakter
pribadi dari seseorang yang diperankan.

Audio Visual : Sebutan bagi perangkat yang menggunakkan unsur suara dan
gambar.

Art Director : Sebutan bagi pengarah seni artistik dari sebuah produksi.

Asisten Produser : Seseorang yang membantu produser dalam menjalankan


tugasnya.

Audio Mixing : Proses penyatuan dan penyelarasan suara dari berbagai macam jenis
dan bentuk suara.

Angle : Sudut pengambilan gambar.

Animator : Sebutan bagi seseorang yang beprofesi sebagai pembuat animasi.

Audio Effect : Efek suara.

Ambience : Suara natural dari objek gambar.

Broadcaster : Sebutan bagi seseorang yang bekerja dalam industri penyiaran.

Background : Latar belakang.

Blocking : Penempatan objek yang sesuai dengan kebutuhan gambar.

Bridging scene : Adegan perantara diantara adegan adegan lainnya.

Back Light : Penempatan lampu dasar dari sudut belakang objek.

Breakdown Shoot : Penentuan gambar yang sesuai dengan naskah atau urutan
acara.

Bumper In : Penanda bahwa program acara TV dimulai kembali setelah iklan


komersial.
Bumper Out : Penanda bahwa program acara TV akan berhenti sejenak karena iklan
komersial.

Credit Title : Urutan nama tim produksi dan pendukung acara.

Chroma Key : Sebuah metode elektronis yang melakukan penggabungan antara


gambar video yang satu dengan gambar video lainnya dimana dalam prosesnya
digunakan teknik Key Colour yang dapat diubah sesuai kebutuhan foreground dan
background.

Cutting on Beat : Teknik pemotongan gambar berdasar tempo.

Clip Hanger : Sebutan bagi adegan atau gambar yang akan mengundang rasa ingin
tahu penonton tentang kelanjutan acara, namun harus ditunda karena ada jeda
iklan komersial.

Cut : Pemotongan gambar.

Cutting : Proses pemotongan gambar.

Camera Blocking : Penempatan posisi kamera yang sesuai dengan kebutuhan


gambar.

Clear Com : Sebutan bagi penggunaan head-set audio yang dihubungkan dengan
ruang master control.

Channel : Saluran.

Crazy Shot : Gambar yang direkam melalui kamera yang tidak beraturan.

Compotition : Komposisi.

Continuity : Kesinambungan.

Cross Blocking : Penempatan posisi objek secara silang sesuai dengan kebutuhan
gambar.

Crane : Katrol khusus untuk kamera dan penata kamera yang dapat bergerak keatas
dan kebawah.

Clip On : Mikrofon khusus yang dipasang pada objek tanpa terlihat.

Casting : Proses pemilihan pemain lakon sesuai dengan karakter dan peran yang
akan diberikan.

Close Up : Pengambilan gambar dari jarak dekat.

Desain Compugrafis : Rancangan grafis yang digambar melalui tekhnologi komputer.

Durasi : Waktu yang diberikan atau dijalankan.

Dimmer : Digunakan untuk mengontrol naik turunnya intensitas cahaya.

Disc Jokey : Sebutan bagi pembawa acara musik yang menayangkan video Klip.

Dissolve : Tekhnik penumpukan gambar pada editing maupun syuting multi kamera.

Depth of Field : Area dimana seluruh objek yang diterima oleh lensa dan kamera
muncul dengan fokus yang tepat. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh jarak antara
objek dan kamera, focal length dari lensa dan f-stop.

Dialogue : Percakapan yang muncul dalam adegan.

Dramatic Emotion : Emosi gambar secara dramatis.


Editing : Proses pemotongan gambar.

Ending Title : Urutan nama yang dicantumkan pada akhir movie.

Engineering : Sebutan bagi pengerjaan dan pembagian kerja dalam masalah teknis
penyiaran.

Establish Shot : Gambar yang natural dan wajar.

Extreme Close Up : Pengambilan gambar dari jarak sangat dekat.

Focus : Penyelarasan gambar secara detail, tajam, dan jernih hingga mendekati
objek aslinya.

Final Editing : Proses pemotongan gambar secara menyeluruh.

Floor Director : Seseorang yang bertanggung jawab membantu mengkomunikasikan


keinginan sutradara, dari master kontrol ke studio produksi.

Filter Camera : Filter yang digunakan untuk kamera.

Footage : Gambar gambar yang tersedia dan dapat digunakan.

Hunting Location : Proses pencarian dan penggunaan lokasi terbaik untuk syuting.

Headset : Digunakan untuk dapat mendengarkan suara sutradara.

Hand held : Tekhnik penggunaan kamera dengan tangan tanpa tripod.

Image : Simbol yang sesuai objek.

Jumping Shot : Proses pengambilan gambar secara tidak berurutan.

Jimmy Jib : Katrol kamera otomatis yang digerakkan dengan remote.

Job Description : Deskripsi tentang jenis pekerjaan.

Jeda Komersial : Saat penayangan iklan komersial diantara acara televisi.

Job Title : Penamaan jabatan pada pekerjaan.

Konservatif : Serba teratur, tertib, dan apa adanya.

Kreator : Sebutan bagi seseorang yang menciptakan karya kreatif.

Lighting : Penataan cahaya.

Lighting Effect : Efek dari penataan cahaya.

Lensa Wide : Digunakan untuk memperbesar sudut pandang pengambilan gambar


dari kamera.

Lensa Super Wide : Digunakan untuk sangat memperbesar sudut pandang


pengambilan gambar dari kamera.

Long Shot : Gambar yang direkam dari jarak yang jauh. Biasanya digunakan dengan
cara pengambilan gambar dari sudut panjang dan lebar.

Master Control : Perangkat teknis utama penyiaran untuk mengontrol proses


distribusi audio dan video dari berbagai input pada produksi untuk siaran live show
maupun recorded.

Magazine Show : Rancangan acara dengan format majalah.

Main Object : Target pada objek utama.


Medium Close Up : Pengambilan gambar dari jarak cukup dekat.
Medium Shot : Gambar yang diambil dari jarak sedang.

Medium Long Shot : Pengambilan gambar dari jarak yang panjang dan jauh.

Monitor : Digunakan untuk memantau gambar.

Master Video : Video utama berisikan rekaman acara televisi yang siap untuk
ditayangkan maupun disimpan.

Multi Camera : Sistem dari tata produksi audio visual yang syuting secara
bersamaan dengan menggunakan sejumlah kamera.

Middle Close Up : Pengambilan gambar dari jarak sedang.

Master Shot : Gambar pilihan utama dari sebuah adegan yang kemudian dijadikan
referensi atau rujukan saat melakukan editing.

Noise : Gangguan pada sirkulasi signal audio maupun video yang mengganggu
program acara.

News Director : Direktur pemberitaan yang bertanggung jawab atas seluruh isi
pemberitaan yang disiarkan secara aktual berdasarkan fakta.

Off Line : Proses editing awal untuk memilih gambar terbaik dengan time code dari
berbagai stock shot sesuai dengan kebutuhan adegan. Hasil dari gambar tersebut
ditransformasikan dalam bentuk workprint dengan EDL (edit decision List).

On Line : Proses akhir editing untuk menyempurnakan, mempercantik dan


memperindah gambar setelah melalui proses off line.

Operet : Istilah populer untuk acara yang menggabungkan antara unsur fiksi,
nonfiksi dan musik ke dalam suatu alur cerita.

Opera Musikal : Format acara yang menggabungkan unsur drama dengan musik.

Opening Scene : Adegan yang dirancang khusus untuk membuka acara atau cerita.
Biasanya adegan ini dikemas kreatif dan menarik untuk mendpatkan perhatian
penonton.

Opening Shot : Komposisi sudut pengambilan gambar pada awal adegan atau acara
yang dirancang khusus untuk menarik perhatian penonton.

OB Van : Outside Broadcasting Van, mobil khusus yang membawa perangkat tekhnis
penyiaran audio dan video untuk memproduksi program diluar studio. Dapat juga
digunakan untuk master control bagi siaran langsung.

Power Pack : Tempat khusu berbentuk boks yang berguna untuk pembagian arus
daya listrik.

Panning : Pergerakkan horizontal kamera dari kiri kekanan maupun sebaliknya.

Property : Berbagai aksesori.

Program Directing : Penyutradaraan program televisi.

Programming : Tekhnik penyusunan program acara televisi yang ditayangkan secara


berurutan.

Praproduksi : Berbagai kegiatan persiapan sebelum pelaksanaan produksi dimulai.

Paskaproduksi : Proses penyelesaian akhir dari produksi.Biasanya istilah ini


digunakan pada proses editing.
Produser : Pimpinan produksi yang bertanggung jawab kepada seluruh kegiatan
pengkoordinasian pelaksanaan praproduksi, produksi sampai paskaproduksi.

Rating : Perhitungan secara statistikal untuk mengukur tingkat popularitas program


acara televisi terhadap penonton.

Rundown : Susunan isi dan alur cerita dari program acara televisi yang dibatasi oleh
durasi, jeda komersial, segmentasi, dan bahasa naskah.

Run Through : Latihan akhir bagi seluruh pendukung acara televisi yang disesuaikan
dengan urutan acara sesuai dalam rundown.

Reportase : Sebuah laporan perjalanan atau liputan lapangan yang digunakan untuk
mendukung data data aktual dan faktual.

Retake : Pengulangan pengambilan adegan gambar.

Shot : Ambil Gambar.

Simply Shot : Gambar yang diambil dari sudut yang mudah.

Skill : Keahlian.

Set Up : Proses persiapan akhir sebelum produksi televisi dimulai dari set artistik,
performer hingga masalah tekhnis siaran.

Stand By : Komando akhir yang menunjukkan bahwa seluruh komponen produksi


telah siap untuk melaksanakan syuting.

Single Camera : Sistem dari tata cara produksi audio visual yang hanya
menggunakan satu kamera.

Script Format : Format penulisan naskah acara baik untuk fiksi maupun nonfiksi.

Script Marking : Penandaan pada naskah untuk menjadi catatan pada sutradara
maupun pendukung produksi lainnya.

Stock Shot : Berbagai bentuk gambar yang diciptakan untuk dijadikan pilihan pada
saat gambar gambar tersebut memasuki proses editing.

Suspense : Istilah yang digunakan untuk menunjukkan adegan adegan yang


menegangkan dan mengundang rasa was was bagi penonton.

Sound : Penataan suara.

Sound Effect : Efek suara yang diciptakan atau digunakan untuk mendukung
suasana dari adegan.

Steady Shot : Gambar sempurna dan tidak terlalu banyak bergerak, yang dapat
dinikmati dengan posisi diam.

Switcher : Istilah populer bagi perangkat tekhnis untuk memindah-mindahkan


pemilihan gambar dari berbagai stock shot maupun input kamera. Alat ini digunakan
untuk syuting multi kamera.

Switcherman : Seseorang yang bertugas melaksanakan proses pemindahan gambar


sesuai dengan komando sutradara.

Studio : Lokasi khusus tempat pelaksanaan kerja produksi berlangsung. Dapat untuk
melaksanakan syuting (shooting studio) maupun untuk editing (post production
studio).

Selling Point : Berbagai komponen yang mempunyai nilai jual untuk mendapatkan
perhatian penonton maupun sponsor.
Sound Mixer : Mixer pengendali dari berbagai input suara yang dipilah melalui
sejumlah jalur (track).

Slow Motion : Pergerakkan gambar yang diperlambat sesuai dengan kebutuhan alur
cerita.

Technical Director : Pengarah / Direktur tehnik.

Trend Setter : Gaya hidup ataupun budaya pop yang menjadi acuan dan ukuran
sesuai dengan masa atau zaman.

Take : Istilah yang digunakan untuk dan pada saat pengambilan gambar
berlangsung. Dapat juga digunakan sebagai catatan pada naskah.

Two Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk


mengarahkan kamera kepada dua objek yang dituju.

Three Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk


mengarahkan kamera kepada tiga objek yang dituju.

Trik : Tata cara kreatif untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Team builder : Seseorang yang mampu membangun sebuah kerjasama antara


anggota team dengan baik untuk mencapai tujuan.

Theme Song : Lagu khusus yang diciptakan atau dipakai sebagai pendukungikatan
emosi dari program acara kepada penonton.

VTR : Video Tape Recording.

Very Long Shot : Gambar yang diambil sangat jauh.

Voice Over (VO) : Suara dari announcer atau penyiar untuk mendukung isi cerita
namun tidak tampak dilayar televisi.

Video Klip : Video musik.

Video Jockey : Julukan bagi presenter acara musik televisi yang menayangkan
berbagai video klip.

Vision Mixer : Sebutan lain untuk istilah populer switcher.

Wireless Camera : Kamera yang menggunakan transmisi signal untuk mengirimkan


hasil gambar tanpa menggunakan kabel.

White Balance : Prosedur untuk mengkoreksi warna gambar dari kamera dengan
mengubah sensitivitas CCD ke dalam spektrum cahaya. Umumnya prosedur ini
menggunakan cahaya putih sebagai dasar.

Webisode : Istilah episode televisi yang ditayangkan melalui video web streaming
internet.

Wardrobe : Berbagai aksesori pendukung kostum bagi peran peran tertentu.

Istilah umum di video shooting

1 - What: Pan

How: Menggerakkan kamera secara horisontal dari kiri atau kanan, biasakan pake
tripod atau pegang seperti pegang gelas kopi panas di depan dada. Silahkan latihan
dulu sebelum shoot beneran supaya pergerakan enak.
Why: Digunakan untuk mengikuti gerakan subjek atau menunjukkan jarak antara
dua objek. Bagus juga untuk membuat gambar panoramic (tp jgn 360 derajat, udah
dibahas).

Rule: Awali gambar dengan gambar diam (jgn langsung gerak) dan diakhiri dengan
gambar diam (kebiasaan gw atleast sekitar 5 detik, supaya pas edit enak).
Penting: Pastikan pemandangan yg kita ambil memang bagus dari awal, tengah dan
akhir, kalo bagian tengah jelek, mendingan gak usah Pan.

2 - What: Tilt

How: Menggerakkan kamere ke atas dan kebawah secara vertikal tanpa


menggerakkan posisi kamera.

Why: Seperti juga Pan, untuk mengikuti subjek memperlihatkan dari bawah sampe
ke atas. Slow tilt biasanya bagus untuk memperlihatkan subjek yg besar, seperti
pohon besar, tower, dll

TIPS: kalo mau membuat objek terlihat lebih besar tilt dr bawah ke atas, kalo mau
keliatan lebih kecil, tilt dr atas ke bawah.

Rule: Awali dgn gambar diam, pastikan pemandangan bagus dari awal, tengah &
akhir, akhiri dengan gambar diam. latihanlan sebelum shoot beneran.

3 - What: Pedestal

How: Mirip Tilt tp beda. sekarang kameranya yg naik-turun bukan arah kameranya,
sebaiknya pake tripod (di putar naik-turun tripodnya).

Why: Intinya adalah menyamakan tinggi/rendah subjek, kalo subjeknya pemain


basket tinggi ya kamera di naikkin, kalo shoot anak kesil atau tanaman bunga,
kamera di rendahin.

7 - What: Handheld

How: Memegang Kamera tanpa tripod, pegang kamera dengan 2 tangan, di depan
dada, seperti memegang cangkir kopi panas. ini membuat kamera seimbang dan
mengurangi getaran.

Why: biasanya karena males bawa tripod !, hand held juga oke kalo ada gerakan2
spontan, misalnya ambil gambar orang main bola, anak kecil lari-lari, atau lagi bikin
film HOROR ! ih seremmmm!

Rule: Kalo lg hend held haram di Zoom in !. mendingan deketin subjeknya, setting
kamera se-wide mungkin. Handheld gak bagus buat shoot subjek tidak bergerak
kaya' gedung, pemandangan dll, lebih baik untuk objek yang bergerak.

8 - What: Zoom

How: ada pencetan/slide di kamera yg bisa mengubah karakter lensa mengubah


gambar mendekati objek/ menjauhi objek.

Why: Untuk membuat objek yg cauh terlihat lebih dekat atau memperlihatkan
ukuran dan perfektif.

Rule: Zoom in dan zoom out secara terus memerus membuat penonton mual.
Jangan zoom kalo memang tidak perlu. pakai tripod kalau mau zoom in. mulai dan
akhiri dengan gambar diam.
Note: digital zoom menyebalkan ! percuma pakai digital zoom, kualitas gambar akan
turun

9 - What: Rack Focus

How: Merubah fakus dari satu orang/ objeck ke objek dibelakangnya. objek yg di
depan akan tampak sedikit blur/out of focus. Jakar kedua objek harus pas.
Why: Biasanya dipake di sinetron kalo lagi dialog atau mau berantem.
Rule: Pake tripod, hand held gak akan oke.

Spice Up Your Video......!

1. Get down to their level


Untuk mengambil gambar anak-anak, hewan, tanaman, jangan memakai pandangan
orang dewasa yang berdiri. Lebih keren kalo shoot diambil dengan jongkok/duduk
dilantai/ tiduran, kotor dikit gak pa pa lah....

2. Plan for your background


Background, background dan background. carilah background yg paling menarik,
otomatis video anda pasti langsung terlihat lebih menarik. cek di kamera, hindari
back ground yg sangat "sibuk" dengan aktivitas maupun warna, subjek anda akan
tenggelam. Hindari juga background yang terlalu terang sehingga subjek jadi
backlit- gelap dan tidak focus.

3. Use cutaways
Biasanya untuk video suatu acara/event seperti kawinan, seminar, ceramah
memerlukan Master Shot (ini adalah video utama mengenai acara, misalnya kalo
kawinan ya ini mengcover semua kegiatan pengantin). Selain master shot, anda
harus juga mengambil Stock-shot misalnya close up para hadirin, gambar gedung,
gambar orang tua pengantin, dll shoot sebanyak mungkin. Pada saat editing, stock
shot dapat menutupi kekurangan di Master Shot. Misalnya ada seminar,
pembicaranya bikin bosen, masukkan stock shot untuk membuat pemirsa video
tidak tidur.

4. Use wide or telephoto angles


Gunakanlah fasilitas wide angle & telephoto lenses. Telephoto biasanya dipakai bila
posisi kamera jauh dari subjek atau untuk membuat 2 objek terlihat lebih dekat satu
sama lain, misalnya untuk adegan tabrakan atau perkelahian. Wide angle juga
dipakai untuk menangkap background sebanyak mungkin dengan subjek dekat
dengan kamera.

5. Use a natural frame


Sesuatu yang di bingkai pasti akan menarik perhatian kita dan mudah memfokuskan
perhatian. Dalam video, kita bisa menggunakan bingkai pada saat shooting maupun
dalam editing. Misalnya kita pakai jendela atau pintu sebagai bingkai pemandangan
yang indah.

6. Depth of field
Ini adalah teknik yg penting untuk meniru videographer professional. Definisi Depth
of Field adalah area di depan kamera nampak sangat fokus. Shallow depth of field
membuat subjek sangat fokus dan background maupun foreground tidak fokus.
Deep depth of field membuat subjek, foreground dan background relatif fokus. Yang
biasanya di anggap bagus atau biasa disebut Film-Look adalah shallow depth of
filed, dengan handycam biasa agak sulit untuk mengejar kualitas gambar film-look.
Biasanya dengan mengatur appeture atau menambah filter khusus.

7. Avoid on-camera zooms


video yg menyebalkan adalah video dengan kamera statis dan melakukan zoom in
dan zoom out terus menerus. Pakailah zoom in, kemudian cut, pindahkan gambar ke
yang lain, baru zoom out.

8. Try moving the camera


Tapi jangan goyang - goyang gambarnya...!. Dua cara dasar menggerakkan kamera
adalah dolly (bukan yg di surabaya !) dan Trucking (gak ada hubungan sm
truk/bus). Dolly adalah gerakan maju-mundur (halah....) kamera relatif kepada
subjek, misalnya bergerak menuju subjek atau bergerak diantara orang2 dan
menuju subjek. Trucking adalah gerakan ke kiri- kanan relatif terhadap subjek,
misalnya jalan miring kaya' kepiting atau naik mobil pelan-pelan, shoot gedung
pernikahan anda.

9. Try an Unusual Camera Angle


Cobalah sudut pengambilan gambar yang tidak biasa. banyak cara yang bisa
dilakukan misalnya: sambil duduk di lantai, pakai tangga untuk top angle, julurkan
tangan anda ke atas untuk "pemandangan dari atas". Gunakan foreground (shoot
dari balik sebuah objek) misalnya tanaman, gelas, jendela, orang, dll. Dalam meng-
edit, sudut pandang yg aneh bisa menjadi tambahan agar membuat video anda
tidak monoton.

10. Watch TV with a critical eye


Menonton TV, musik video, Film adalah cara yg paling mudah untuk belajar
videography. Hal yg perlu di perhatikan antara lain adalah berapa lama sebuah
adegan di tayangkan sebelum di-cut adengan lain, sudut pengambilan gambar,
pencahayaan, bagaimana master shot dan stock shot dipakai dan lain lain.

11. Edit tightly


Hayo di edit ! jangan males ngedit. Tips untuk mengedit:
- Temukan inti dari video anda, pilihlah video yg menarik dan bagus kemudian
buang sisanya.
- Hati-hati terhadap klip yg anda pilih, perhatikan pemirsa video anda. video turis
nudis di Bali tentu bukan konsumsi anak anda, atau video istri anda ngorok saat
tidur, nanti malah berantem.
- Keep it short. jangan panjang-panjang dong, orang ntar bosen, biasanya untuk
sebuah dokumenter, 10 menit sudah cukup.

Anda mungkin juga menyukai