Anda di halaman 1dari 34

Standar internasional dan lambang gambar listrik

Standar-standar Internasional

Standar Instalasi perumahan (residensial) Industri dan bangunan komersial


sekala kecil < 1000 V
Bab 1
perangkat hubung bagi TR - IEC 947-1

pemutus daya IEC 898 (CEE 19) IEC 947-2 (IEC 157-1)
Standar internasional sakelar IEC 669-1 (CEE 24) IEC 947-3 (IEC 408)

dan kontaktor
IEC 1095
IEC 947-4 (IEC 158-1)
pengasut motor IEC 947-4 (IEC 292)
lambang gambar listrik pemutus daya arus sisa
dengan pengaman arus lebih integral IEC 1008 (CEE 27)

arus sisa dioperasikan IEC 755 (pemutus daya jenis industri


Dipersentasikan pemutus daya dengan pengaman IEC 1009 untuk pengaman kontra arus
Tiyono arus lebih integral diferensial)

DTETI FT UGM standar instalasi IEC 364

panel distribusi IEC 439

pengaman lebur IEC 269

BAB I / 1 BAB I / 2

Standar internasional dan lambang gambar listrik


Standar internasional dan lambang gambar listrik
Untuk pemutus daya
Perbedaan antara IEC 947 dan IEC 898
Perbedaan utama antara IEC 157-7 dan IEC 947-2
IEC 157-1 standar IEC 947-1/2 keterangan
kapasitas pemutusan tertinggi
kapasitas pemutusan siklus P1 ekivalen
standard IEC 947-2 Icu (sequence 3)

dipasang dan digunakan oleh orang yang berpengalaman dan professional kapasitas pemutusan siklus P2
untuk semua gawai dan lebih ketat dari P2
dalam bidangnya. kapasitas pemutusan layanan
pd IEC 157-1 karena uji ini termasuk uji
Ics (sequence 2)
kenaikan suhu pd In
Setiap uji dilakukan dengan gawai yg baru Uji dilakukan menurut sequence lebih ketat karena uji komulatif pd satu
standard IEC 898 mencakup pemutus daya untuk aplikasi domestik terutama (operasi, ketahanan, beban lebih, gawai,tapi lebih mendekati kondisi real
digunakan oleh pengguna yang tidak berpengalaman di bidang listrik. kapasitas pemutusan)
verifikasi (beban 3 kutub) pd dua titik : verifikasi (beban 3 kutub) dengan : t

Ind = 1.05 Ir pd dua titik : t = 1 jam ( 63A)


Id = 1.35 Ir ( 63A) atau Ind = 1.05 Ir atau
Id = 1.25 Ir (> 63A) Id = 1.30 Ir t = 2 jam (> 63A) Ir Ind Id I

tidak ada verifikasi Verifikasi trip : lebih menjamin operasi unit pelepasan
unit trip arus lebih setiap kutub individual (sequence 3,4,5)
semua kutub dibebani (sequence 2)
tidak dispesifikasikan Uji untuk isolasi standar instalasi mensyaratkan
dengan simbol : pemutus daya-diskonektor
untuk menjamin fungsi isolasi

tidak dispesifikasikan Uji ketahanan tegangan impulsa memungkinkan koordinasi isolasi


Uimp keseluruhan instalasi
koordinasi hanya antara pengaman Termasuk koordinasi dalam appendix dengan memperhitungkan dua pemutus
lebur dan pemutus daya tenaga tersusun secara seri
tidak dispesifikasikan pemutus daya dg proteksi standarisasi pemutus daya arus sisa
arus sisa (dalam apendik) jenis industri

BAB I / 3 BAB I / 4

Standar internasional dan lambang gambar listrik Standar internasional dan lambang gambar listrik

Pemutus daya Lambang gambar untuk diagram saluran arus kuat


Keterangan simbol :
No Lambang Keterangan
I = arus setelan Arus searah
Ind = arus non-triping konvensional 1. atau Catatan :
Id = arus triping konvensional Tegangan dapat ditunjukkan di sebelah kanan lambang
Ics = arus kapasitas pemutusan layanan 2. 2M 220/110 V
dan jenis sistem di sebelah kiri.
Arus bolak-balik
~
Catatan beberapa istilah :
3 Catatan :
arus sisa (residual current): jumlah aljabar nilai arus sesaat, yang mengalir melalui semua . 1. Nilai frekwensi dapat ditambahkan di sebelah kanan

~
penghantar aktif suatu sirkit pada suatu titik instalasi listrik 4. lambang
50 Hz
pemutus daya (circuit breaker): pemutus yang dibuat untuk memutuskan sirkit dalam keadaan 2. Tegangan dapat juga ditunjukkan di sebelah kanan
tidak normal secara otomatis, misalnya jika arus yang melaluinya melebihi nilai tertentu lambang
5. 3N
~ 50 Hz 400/230 V 3. Jumlah fase dan adanya netral dapat ditunjukkan di
sebelah kiri lambang.

6. 3N
~ 50 Hz / TN - S Arus bolak-balik, fase tiga, 50 Hz, sistem mempunyai
satu titik dibumikan langsung dan netral serta
penghantar pengaman terpisah sepanjang jaringan

BAB I / 5 BAB I / 6

Standar internasional dan lambang gambar listrik Standar internasional dan lambang gambar listrik

Lambang gambar untuk diagram saluran arus kuat Lambang gambar untuk diagram saluran arus kuat

No Lambang Keterangan No Lambang Keterangan

7. Penghantar
Kelompok penghantar
12.
3N
~ 50 Hz 400 V Sirkit fase-tiga, 50 Hz, 400 V, tiga penghantar berpenam-
pang 120 mm2, dengan netral berpenampang 50 mm2
Saluran 3 x 120 + 1 x 50 PUIL2000 : Fasa R =merah; S = kuning; T = hitam; N = biru; G = lorek hijau-kuning

Kabel
8. Sirkit Penghantar dalam suatu kabel:
13.
Catatan : (a) (a) tiga penghantar dalam suatu kabel
1. Jika sebuah garis melambangkan sekelompok peng- (b) dua dari lima penghantar dalam suatu kabel
3 hantar, maka jumlah penghantarnya ditunjukkan dgn
9. (b)
menambah garis-garis pendek atau dengan satu garis
pendek dan sebuah bilangan Penghantar netral N berwarna hitam (PUIL sblm th 2000)
110 V 14. dan berwarna biru (sejak PUIL 2000)
2. Penjelasan tambahan dpt ditunjukkan sbg berikut :
10.
2 x 120 mm2 Al - di atas grs: jenis arus, sistem distribusi, frekwensi
dan tegangan 15. Penghantar pengaman G atau PE
- di bwh grs: jumlah penghantar sirkit diikuti dgn tanda
kali dan luas penampang setiap penghantar 16. Penghantar pengaman dan penghantar netral digabung
2N 220 V Sirkit arus searah, 220 V (antara penghantar sisi dan kawat PUIL2000 : Fasa R =merah; S = kuning; T = hitam;
11. tengah 110 V), dua penghantar sisi berpenampang 50 mm2 N = biru; G = lorek hijau-kuning
2 + 50 + 1 x 25 dan kawat tengah 25 mm2

BAB I / 7 BAB I / 8
Standar internasional dan lambang gambar listrik Standar internasional dan lambang gambar listrik

Lambang gambar untuk diagram instalasi pusat dan gardu listrik Lambang gambar untuk diagram instalasi pusat dan gardu listrik

No Lambang Keterangan No Lambang Keterangan

1. (a) sakelar penghubung 5. (a) sakelar pengubah aliran


(b) sakelar pemutusan
(b) sakelar pengubah aliran dengan kedudukan netral
(c) sakelar berselungkup: sakelar bersekat pelindung
(a) (b) (c)
(a) (b)
Sakelar dengan pemutusan
2. MCB / Multi-9 ; untuk arus sd. 100A
6. Pemutus daya MCCB : untuk arus 100 A sd. 1250 A.
(a) secara termis ACB : untuk arus di atas 1250 A.
(a) (b) (b) secara elektromagnetis Proteksi untuk 3 ens tersebut ?

Sakelar dengan pelayanan


3. 7. Pemisah
(a) Relai termis
(a) (b) (b) Relai elektromagnetis

8. (a) Pengaman lebur


4. (a) sakelar, lambang umum
3 (b) Sakelar pemisah dengan pengaman lebur
(b) sakelar kutub tiga
(a) (b) (a) (b)

BAB I / 9 BAB I / 10

Standar internasional dan lambang gambar listrik Standar internasional dan lambang gambar listrik

Lambang gambar untuk diagram instalasi pusat dan gardu listrik Lambang gambar untuk diagram instalasi pusat dan gardu listrik

No Lambang Keterangan No Lambang Keterangan

9. (a) klakson
Pengaman lebur dengan sirkit alarm terpisah 14. (b) sirene
(c) peluit yang bekerja secara listrik
(a) (b) (c)

10. Kotak kontak 15. bel

11. Tusuk kontak 16. pendengung (buzzer)

12. Kontak tusuk 17. 11 12 13 14 15 16 jalur terminal; blok terminal

18. perangkat hubung bagi / panel


13. (a) lampu; lambang umum; lampu isyarat
(b) lampu kedip; indikator
(a) (b) 19 bumi; pembumian

BAB I / 11 BAB I / 12

Standar internasional dan lambang gambar listrik Standar internasinoal dan lambang gambar listrik

Lambang gambar untuk diagram instalasi pusat dan gardu listrik Lambang gambar untuk diagram instalasi pusat dan gardu listrik

No Lambang Keterangan No Lambang Keterangan

20. Hubungan rangka atau badan


26. transformator

21. Pembumian rangka


27. auto transformator
22. Penyekat atau dielektrika

Sekat pelindung; selungkup 28. sel atau akumulator


23. Catatan : Penjelasan macam selungkup dapat ditambah-
kan dgn catatan atau dgn lambang kimiawi logam 29. baterai sel atau baterai akumulator

24. Garis batas; garis pemisah; sumbu lambang umum dari :


30. (a) instrumen penunjuk langsung atau pesawat ukur;
(a) Generator - G contoh: voltmeter
25. G M
(b) Motor - M V W Wh (b) instrumen pencatat; contoh: wattmeter
(a) (b) (c) instrumen penjumlah; contoh: Wh-meter
(a) (b) (c)

BAB I / 13 BAB I / 14

Standar internasinoal dan lambang gambar listrik Standar internasinoal dan lambang gambar listrik

Soal-soal Jawaban
1. Diketahui pemutus daya dengan spesifikasi 20 A untuk instalasi tegangan rendah dan 1. a. In = 20 A, pemutus daya tidak akan trip.
mengacu ke standar IEC 947-2. Ditanyakan : b. In > 105%, pemutus daya akan trip lebih dari 1 jam
a. Bila pemutus daya tersebut dialiri arus operasi tepat 20 A, berapa lamakah pemutus c. In > 130%, pemutus daya akan trip kurang dari 1 jam
daya tersebut trip ? 2. Pemutus daya harus lolos uji dengan spesifikasi sebagai berikut:
b. Bila pemutus daya tersebut dialiri arus operasi In x 105% (beban lebih), berapa U
6kV
lamakah pemutus daya akan trip ?
c. Bila pemutus daya tersebut dialiri arus operasi In x 130% (beban lebih), berapa .5U
lamakah pemutus daya akan trip ?
2. Apakah yang dimaksud dengan uji ketahanan tegangan impuls pada IEC 947-2 ?
3. Apakah temperatur mempengaruhi kapasitas pemutusan ? 1,2 S 50 S t
4. Bagaimanakah lambang untuk pemutus daya dengan fasilitas:
a. unit trip termal Artinya, isolasi pemutus daya harus tahan sampai 6kV dengan durasi 1.2 S sampai 3 kV
b. unit trip magnetis dengan durasi 50 S.
c. unit diskoneksi 3. Tidak, kapasitas pemutusan hanya ditentukan oleh kapasitas arus hubung singkat.
Sedangkan faktor suhu hanya akan mempengaruhi arus pengenal pemutus daya. Sebagai
contoh pemutus daya NC100 dengan arus pengenal 20 A, arus pelayanan maksimum yang
diijinkan adalah 18,5 A. Pemutus daya tidak mempunyai kompensasi suhu.
4. Lambang pemutus daya yang dimaksud:

BAB I / 15 BAB I / 16
Sistem pembumian

Aturan umum

memenuhi standar umum yg berlaku


Contoh : beberapa negara Eropa mengharuskan sistem TT untuk aplikasi bangunan
domestik dan sekolahan.
Sistem IT untuk beberapa bidang aplikasi khusus

Bab 2 tidak ada sistem yang paling baik,setiap sistem mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Semuanya bagus bila kita mengikuti aturannya.
Sistem Pembumian pertimbangan penting yang harus diperhatikan :
- kepentingan kontinyuitas layanan sumber daya
- tingkat kwalifikasi bagian perawatan
1 Aturan umum
perhatikan karakteristik beban, misalnya : motors sensitif terhadap tingkat arus yg tinggi,
2 Perbedaan beberapa jenis sistem pembumian beberapa beban memiliki tingkat isolasi yg rendah.

akhirnya : pikirkan kemungkinan kombinasi beberapa sistem pembumian.


Dengan menggunakan transformator TR/TR dimungkinkan mengadaptasi sistem
pembumian yang sesuai dengan kebutuhan beban.

BAB II / 1 BAB II / 2

Sistem pembumian Sistem pembumian


Alasan pembumian Aturan umum menurut IEC 364 312.2
sistem
kemungkinan kegagalan isolasi dalam pengawatan atau perlengkapan dapat T T
menyebabkan bahaya seketika seperti tegangan kejut, kebakaran, atau kondisi
tegangan menjadi tidak stabil
T N
I T
tiga alasan utama :
meniadakan bahaya tegangan kejut: bahaya tegangan kejut terjadi apabila penghantar
aktif berkontak dengan bagian konduktif terbuka atau bagian konduktif yang tak Huruf pertama Huruf kedua
berhubungan. Bahaya tegangan kejut dapat dikurangi, dengan cara menjaga potensial suatu situasi suplai/bumi : situasi instalasi
bagian sistem pada nilai pasti terhadap bumi,
bagian konduktif terbuka/bumi :
meniadakan bahaya kebakaran: arus gangguan dapat menyebabkan bahaya kebakaran T = sambungan langsung T = bagian konduktif tebuka langsung dibumikan
akibat efek panas dari arus ini pada suatu penghantar (H=I2R joule). Sehingga, dengan titik dengan bumi N = bagian konduktif tebuka disambungkan ke titik
digunakannya perangkat pengaman, maka dapat mengisolasi peristiwa gangguan. I = tidak dibumikan atau suplai yang dibumikan.
Mekanisme perangkat pengaman adalah adanya arus gangguan akan mengoperasikan dibumikan dengan
perangkat pengaman dan mengisolasi gangguan. impedansi
meniadakan ketidakstabilan tegangan: untuk sistem tanpa pembumi, gangguan atau arus
bocor bumi dapat menyebabkan potensial sistem pembumian mengambang atau berubah- sistem TN
ubah terhadap bagian instalasi lainnya. Maka, dengan membumikan instalasi akan huruf tambahan
memastikan bahwa suplai aktif dan netral dijaga pada potensial tetap dan stabil terhadap S = fungsi kawat pengaman (PE) terpisah dari netral (N) atau terpisah dari
bumi. penghantar bertegangan yang dibumikan
C = fungsi kawat pengaman (PE) dijadikan satu kawat dengan netral N (PEN)

BAB II / 3 BAB II / 4

Sistem pembumian Sistem pembumian

perbedaan tipe Perbedaan tipe

sistem TT ( Terra Terra atau sistem pembumian pengaman = PP), titik sumber
simbol konduktor menurut IEC 617-11 (1983)
langsung dibumikan, bagian konduktif terbuka pada instalasi disambungkan ke
elektroda bumi secara listrik yg independen terhadap elektroda bumi sisi sumber.
penghantar netral (N)
L1 L1
L2 L2
penghantar pengaman (PE)
L3 L3
N
kombinasi penghantar pengaman
dan netral (PEN)

PE PE

Bagian Konduktif Terbuka Bagian Konduktif Terbuka


Pembumian Pembumian
sistem sistem

BAB II / 5 BAB II / 6

Sistem pembumian Sistem pembumian

Perbedaan tipe Perbedaan tipe

Sistem TN-C (Terra Neutral Combined) (atau sistem pembumian sistem TN-S (Terra Neutral Separated) (PNP-PE&N), kawat netral terpisah
netral pengaman = PNP-PEN). Fungsi netral dan kawat pengaman (PE) dengan kawat pengaman
dikombinasikan dalam satu penghantar ke seluruh sistem
L1 L1 L1

L2 L2
L2
L3 L3

N PE
L3
PE
PEN

Pembumian Bagian kondukif terbuka Pembumian Bagian konduktif terbuka


sistem sistem

kawat netral dan pengaman terpisah bila kawat netral tidak


untuk seluruh sistem. didistribusikan,
kawat fase dan pengaman dipisah
Pembumian Bagian konduktif terbuka
sistem
untuk seluruh sistem.

BAB II / 7 BAB II / 8
Sistem pembumian Sistem pembumian

Perbedaan tipe Soal-soal

312.2.3 sistem IT 1. Apakah fungsi pembumian ?


Sistem IT(atau sistem penghantar pengaman = HP), semua bagian bertegangan 2. Apakah bagian konduktif terbuka ?
diisolasi dari bumi atau disambungkan ke bumi lewat suatu impedansi, bagian 3. Jelaskan sistem pembumian TT!
konduktif terbuka instalasi listrik dibumikan secara independen atau secara kolektif 4. Jelaskan sistem pembumian IT!
terhadap sistem pembumia. (lihat IEC 364-4-41, subclause 413.1.5) 5. Jelaskan sistem pembumian TN!
L1 L1
L2 L2
L3 L3

Impedance 1)
Impedance 1)

PE PE

Pembumian Bagian konduktif terbuka Pembumian Bagian konduktif terbuka


sistem sistem

1) sistem terisolasi dari bumi


kawat netral boleh didistribusi atau tidak

BAB II / 9 BAB II / 10

Sistem pembumian

Jawaban
1. a. Meniadakan bahaya tegangan kejut.
b. Meniadakan bahaya kebakaran.
c. Meniadakan ketidakstabilan tegangan.
2. BKT adalah bagian konduktif yang gampang tersentuh dan biasanya tak bertegangan,
tetapi dapat bertegangan jika terjadi gangguan.
3. Sistem TT atau sistem pembumian pengaman (PP) adalah, dengan cara membumikan
netral sistem listrik di sumbernya dan membumikan bagian konduktif terbuka
perlengkapan listrik dan instalasi listriknya sedemikian sehingga apabila terjadi
kegagalan isolasi tercegahlah bertahannya tegangan sentuh yang terlalu tinggi pada Bab 3
bagian konduktif terbuka tersebut dengan bekerjanya alat pengaman arus lebih.
4. Sistem IT atau sistem penghantar pengaman (HP) adalah, sistem pengaman yang
sirkitnya tidak dibumikan atau dibumikan melalui resistansi yang cukup tinggi, sedangkan
bagian konduktif terbuka perlengkapan, bagian konduktif terbuka dari bangunan yang
Fungsi utama perangkat hubung bagi
terjangkau tangan, pipa air atau sejenisnya dihubungkan satu dengan yang lainnya dan
dibumikan sedemikian rupa sehingga bila terjadi kegagalan isolasi tercegahlah
bertahannya tegangan sentuh yang terlalu tinggi pada bagian konduktif terbuka tersebut.
5. Sistem TN atau sistem pembumian netral pengaman (PNP) adalah, dengan cara
menghubungkan bagian konduktif terbuka perlengkapan dengan penghantar netral yang
dibumikan sedemikian rupa sehingga bila terjadi kegagalan isolasi tercegahlah
bertahannya tegangan sentuh yang terlalu tinggi pada bagian konduktif terbuka tersebut
dengan bekerjanya alat pengaman arus lebih.

BAB II / 11 BAB III / 1

Fungsi perangkat hubung bagi Fungsi perangkat hubung bagi

Fungsi isolasi (sesuai IEC 364 - 462)


Fungsi perangkat hubung bagi (PHB)
PHB secara umum mencakup keseluruhan perlengkapan dengan 3 fungsi dasar :
Tujuan : mengisolasi dan memisahkan sirkit atau gawai dari sisa instalasi berikutnya.
isolasi
- memutuskan catu atau bagian diskrit dari instalasi dengan memisahkan instalasi atau kondisi harus dipenuhi :
bagian dari setiap sumber energi listrik untuk alasan keamanan (contoh bila bekerja pd IEC 364. 537.2 and IEC 947-3,
penghantar) pemutusan kutub banyak (kecuali PEN),
dapat dikunci atau digembok,
- saklar tanpa beban (off load switch), isolator pengecekan pembukaan kontak : IEC 947-3
pengendali - visual,
- menghidupkan atau mematikan selama kondisi pengoperasian normal, untuk tujuan - atau mekanikal (positive break indication).
pengoperasian dan pemeliharaan.
gawai yang dimaksud :
- kontaktor, sakelar, sakelar darurat
disconnector
pengaman
- pengaman kabel, perlengkapan dan manusia terhadap kondisi abnormal seperti beban switch disconnector
lebih, hubung pendek dan gangguan bumi, dengan memutuskan arus gangguan
sehingga gangguan terisolasi. circuit-breaker disconnector
- pemutus daya, sakelar, pengaman lebur
instalasi :
Pada bagian awal dari setiap sirkit

BAB III / 2 BAB III / 3

Fungsi perangkat hubung bagi Fungsi Perangkat Hubung Bagi

Fungsi pengendali Sakelar emergensi

Tujuan : menghidupkan atau mematikan suatu bagian dari instalasi dalam operasi normal. kendali pemutusan :
kondisi harus dipenuhi : Pemutusan darurat (umumnya pada awal setiap sirkit).
IEC 364 465 and 537-2, Tujuan: memutuskan sirkit atau gawai yg menjadi berbahaya untuk digunakan
(bahaya tersengat listrik, kebakaran)
pengoperasian bisa dengan :
emergency stop.
- manual (handle), Tujuan: menghentikan gerakan yang membahayakan.
- listrik (kendali jarak jauh).
kondisi harus dipenuhi :
gawai yang dimaksud IEC 364 464 and 537-4
sakelar, gawai yang dimaksud
sakelar pemilih, saklar (semua penghantar beraliran listrik dimatikan)
kontaktor, kontaktor,
rele impuls, pemutus daya.
pemutus daya, pemutusan untuk tujuan layanan mekanis.
PC 16 A, Tujuan: menghentikan dan mempertahankan pada status shutdown mesin selama
piranti benda padat - semikonductor. kegiatan perawatan pada bagian-bagian mesin, tanpa memastikan mesin
Umumnya menggunakan gawai fungsi kendali :
instalasi:
pada awal instalasi, sakelar, pemutus daya, kontaktor untuk kapasitas pemutusan 16 A,
pada tingkat beban. disconnectors (bila dilengkapi dengan kontak pra-pemutus).

BAB III / 4 BAB III / 5


Fungsi perangkat hubung bagi Fungsi perangkat hubung bagi
Fungsi pengaman listrik Pengaman listrik

pengaman harta benda dan peralatan:


pengamanan manusia:
tujuan: melindungi kabel dan perlengkapan : terhadap bahaya arus listrik sebagai akibat gagalnya isolasi.
beban lebih, terjadinya arus lebih sebagai akibat kesalahan operasi,
arus hubung-pendek, terjadi sebagai akibat ganguan antara penghantar kondisi harus dipenuhi : IEC 364 532
tergantung pada sistem pembumian :
kondisi harus dipenuhi : - TT 532.1.2, 413.1.4,
sesuai IEC 364 473-1-1 - TN 532.1.1, 413.1.3,
pada awal setiap sirkit, turunannya (dengan reduksi arus IB) - IT 532.1.3, 413.1.5.
mengubah penampang, metode instalasi, lingkungan, gawai yang dimaksud
turunan yang dibolehkan:
- sesuai IEC 364 473-1-1-2, 473-1-2. pemutus daya,
pengaman lebur,
gawai yang dimaksud
gawai arus sisa, sakelar arus sisa

pemutus daya, permanent insulation monitor (PIM)

pengaman lebur

BAB III / 6 BAB III / 7

Fungsi Perangkat Hubung Bagi Fungsi perangkat hubung bagi

Definisi dan fungsi gawai Elemen dasar dan fitur utama pemutus daya
berdasarkan letaknya pd instalasi dan kebutuhan spesifik, switchgear harus dipilih disesuaikan
dengan fungsi yg diharapkan dan merupakan hal yg esensial yang membedakan beraneka untuk dapat melakukan pilihan yang tepat, perlu diketahui kriteria dasar yang
kemampuan dari berbagai gawai tersebut : berlaku pada pemutus daya, apapun ukuran rangkanya :
pengaman kendali simbol nilai nominal
listrik
Peralatan Definisi grafik nilai ini menentukan famili pemutus daya yang dipilih :
deteksi pemutus manual remote isolasi
- ACB (air circuit breaker) untuk In antara 800 - 6300 A
Gawai switching mekanikal, pada posisi terbuka memenuhi Umumnya dipasang di sisi sumber panel distribusi utama, dilengkapi dengan unit-
Isolator persyaratan sebagai fungsi-fungsi isolasi.
unit trip elektronis yang dapat disetel.
Gawai switching mekanikal, mampu pada arus bentukan ( making), - MCCB (moulded case circuit breaker) untuk In antara 16 - 1250 A
arus layanan dan pemutusan pada kondisi sirkit normal termasuk
Sakelar kondisi operasi beban lebih, dan waktu-arus tertentu saat kondisi Umumnya dipasang di panel sub distribusi, cabang panel utama atau panel
sirkit abnormal seperti gangguan hubung pendek.
distribusi akhir untuk perlengkapan listrik dengan daya besar.
Gawai switching mekanikal, hanya memiliki posisi terbuka, - MCB (miniature circuit breaker) untuk In antara 1 - 100 A
yang dioperasikan selain dengan tangan, mampu meneruskan,
Kontaktor dan memutuskan arus di bawah kondisi sirkit normal termasuk Umumnya dipasang di panel distribusi akhir untuk perlengkapan listrik dengan
kondisi operasi beban lebih.
daya kecil.
Sebuah gawai dgn cara meleburkan 1 atau lebih komponen yang
Pengaman dirancang khusus dan sebanding, akan membuka sirkit yg disisipinya kapasitas pemutusan
lebur dgn jalan memutuskan arus saat arus tsb melebihi nilai yg diberikan
tanpa memperhatikan nilai nominal, kriteria penting lainnya yang harus
dgn waktu yang cukup. Pengaman lebur terdiri dr komponen-
komponen yg membentuk gawai yg lengkap. diperhatikan adalah tingkat arus hubung pendek pada instalasi
Sebuah gawai mekanis yang mampu meneruskan dan memutuskan
Pemutus arus di bawah kondisi sirkit normal, juga meneruskannya dalam pelepas magnetik
daya jangka waktu yang telah ditetapkan dan memutuskan arus di bawah dinyatakan pada kurva trip (dibahas pd slide berikut), harus dipilih secara hati-hati
kondisi sirkit yang tak normal seperti hubung singkat.
dengan memperhatikan instalasi berikutnya dan aplikasi yg khusus.

BAB III / 8 BAB III / 9

Fungsi perangkat hubung bagi Fungsi perangkat hubung bagi

Soal-soal Jawaban
1. Sebutkan fungsi perangkat hubung bagi (PHB) ! 1. Fungsi PHB :
2. Apa fungsi pemutus daya ? a. isolasi sumber daya
3. Apa fungsi kontaktor dan sakelar ? b. kendali operasi
4. Apa fungsi pengaman lebur ? c. pengaman kabel, peralatan dan orang
2. Fungsi pemutus daya adalah melindungi kabel dan peralatan terhadap:
a. gangguan hubung pendek
b. beban lebih
c. membuka dan menutup sirkit pada kondisi normal,
d. menyalurkan arus layanan tanpa panas lebih.
3. Fungsi kontaktor adalah diskonektor untuk berdaya besar (lebih dari 5 ampere) dan
umumnya memiliki jumlah kutub (pole) 3 atau lebih, sedangkan sakelar berfungsi
sebagai diskonektor untuk berdaya kecil ( kurang dari 5 ampere).
4. Fungsi pengaman lebur adalah membatasi arus beban lebih.

BAB III / 10 BAB III / 11

Pemilihan gawai pengaman

Karakteristik pokok pemutus daya

karakteristik listrik :
tegangan operasi nominal Ue,
tegangan isolasi, Ui
arus nominal In,
arus-trip: Irth = arus pengaman beban lebih (thermis),
Bab 4 Irm = arus pengaman hubung singkat (magnetis),
ketahanan arus dalam waktu pendek Icw, katagori A and B,
A = pemutus daya khususnya bukan ditujukan untuk menjaring di bawah kondisi
hubung pendek terhadap gawai pengaman hubung pendek lainnya yang dipasang
Pemilihan gawai pengaman seri dengan beban,
B = pemutus daya khususnya dimaksudkan untuk mampu menjaring di bawah kondisi
hubung pendek terhadap gawai pengaman hubung pendek lainnya yang di pasang
seri dengan beban
kapasitas pemutusan :
Icu = kemampuan memutuskan arus paling besar, nilai Icu berubah-ubah terhadap
besarnya tegangan operasi nominal Ue (kA rms)
Ics = kemampuan layanan pemutusan (% Icu)
kapasitas penutupan (rated making capacity Icm),
ketahanan elektrodinamik (electrodynamic withstand).

BAB IV / 1 BAB IV / 2
Pemilihan gawai pengaman Pemilihan gawai pengaman

Karakteristik fundamental pemutus daya Jenis unit trip

karakteristik mekanis : ada dua jenis unit trip :


Unit trip mekanis (umumnya disebut trip unit
pemutusan kutub banyak (simultan atau tidak), thermis / magnetis)
indikasi visible break atau positive break , elektronis (juga sering disebut unit
kemungkinan penguncian. trip benda padat-semikonduktor)
Unit trip Unit trip
thermis/magnetis elektronik kedua jenis unit trip mempunyai
fungsi utama yg sama :
dilengkapi dengan proteksi arus
lebih
pengaman memutuskan sirkit yg mengalirkan
Rele thermis Waktu lama arus abnormal.
beban lebih

Rele magnetis pengaman Waktu singkat


hubung-pendek

BAB IV / 3 BAB IV / 4

Pemilihan gawai pengaman Pemilihan gawai pengaman


Kurva trip proteksi beban lebih Kurva trip pengaman beban lebih

skematik kurva trip thermis prinsip kerja bimetal strip skematik kurva trip magnetis prinsip kerja kumparan magnet
time arus dianggap sebagai
arus hubung pendek.
I > In
tripping
harus tripping
tripping telah terjadi harus
1h mungkin tripping
mungkin terjadi
terjadi
terjadi
tripping
tripping tidak
tidak boleh boleh
terjadi Pada saat terjadi arus lebih dalam terjadi
waktu yang cukup, pembengkokan
cukup kuat menyebabkan trpping.

Ir Int It I
Imnt Imt
Im
definisi
Ir = k x In Int = k1 x Ir It = k2 x Ir Imnt dan Imt MCCB MCB
= setelan arus beban lebih = arus tidak trip = arus trip kurva-kurva; B, C, D, K, Z, MA
Im tetap tetap atau dapat diatur
k = tergantung pada k1 tergantung pd standar k2 tergantung pd standar TMD / unit trip elektronik
pemutus daya. 1h In 63A Imnt = arus pemutusan magnetis Imnt k1 * Lr Lm-20% (TMD), -15%
2h In 63A non-triping MG
Imt = arus pemutusan magnetis Imt k2 * Lr Lm+20% (TMD), +15%

triping
BAB IV / 5 BAB IV / 6

Pemilihan gawai pengaman Pemilihan gawai pengaman

Pemilihan gawai pengaman Prinsip kerja unit trip elektronis

ambang batas trip Im : pemutus daya dengan unit trip elektronis, unit trip tradisional thermis/magnetis
ditetapkan oleh standar untuk aplikasi tempat tinggal; (I.E.C. 898) diganti dengan unit trip elektronis.
diindikasikan oleh pabrik-pabrik untuk pemutus daya jenis industri sesuai dengan
standar yang bersangkutan (IEC 947-2).
sensor Unit kendali aktuator
jenis pengaman pengaman
rele pengaman beban lebih hubung pendek CT Unit trip MITOP
pemutus thermal- Ir = ln setelan rendah setelan standar sirkit setelan tinggi atau FTST
domestik magnetik tipe B tipe C tipe D
IEC 898 3 ln lm < 5 ln 5 ln lm < 10 ln 10 ln lm < 20 ln (1) (flux transfer shunt trip)
modul thermal- Ir = ln setelan rendah setelan standar setelan tinggi
pemutus (2) magnetik tetap tipe B or Z tipe C tipe D or K
daya 3.2 ln tetap < 4.8 ln 7 ln tetap < 10 ln 10 ln tetap < 14 ln
industri
pemutus (2) thermal- lr = ln tetap tetap : lm 5 to 10 ln
daya magnetik dapat diatur : dapat diatur :
industri 0.7 ln lr < ln - setelan rendah : 2 to 5 ln
IEC 947-2 - setelan standar : 5 to 10 ln pembaca pembanding
elektronik lama tunda sinyal sinyal CT
tunda pendek, dapat diatur 1.5 Ir lm < 10 Ir
0.4 In lr < In dgn seketika (I) dibuat tetap CT dengan
i = 12 t 15 ln setting

tabel daerah tripping-arus untuk gawai proteksi beban lebih dan hubung pendek untuk pemutus daya TR.
(1) 50 ln dalam IEC 898, dengan mempertimbangkan tidak terlalu realistik oleh manufaktur di Eropa (M-G = 10 s/d 14 ln).
(2) untuk penggunaan di industri, IEC standards tidak merinci nilainya. Nilai diatas diberikan hanya untuk penggunaan
secara umum.
CT = current transformer
BAB IV / 7 BAB IV / 8

Pemilihan gawai pengaman Pemilihan gawai pengaman

perbedaan kurva thermis-magnetis dan kurva elektronis Pengaman lebur


t (s) t (s) ada empat jenis utama pengaman lebur sesuai dengan aplikasinya.
tabel jenis pengaman lebur
Area aplikasi
Jenis pengaman lebur Standar IEC
nominal tegangan

miniature IEC 127 32 mA - 6,3 A < 500 VAC


domestic IEC 241 5 A - 200 A (2) < 500 VAC
LV industrial (HBC) IEC 269(1) 60 A - 6 kA < 1000 VAC
HV IEC 282 > 1000 VAC
I (A) I (A)
(1) IEC 269 menetapkan talk ada ketentuan mekanik.
lr lm PdC lr lm l PdC (2) umumnya < 30 A
kurva unjuk kerja pemutus daya. kurva unjuk kerja pemutus daya
dgn pengaman thermal-magnetik dengan unit trip elektronik.

lr : setelan arus - trip rele beban lebih (thermal atau tunda lama) .
lm : setelan arus - trip rele hubung pendek (magnetik atau tunda pendek) .
I : setelan arus - trip rele hubung pendek seketika.
PdC : kapasitas pemutusan.

BAB IV / 9 BAB IV / 10
Pemilihan gawai pengaman Pemilihan gawai pengaman

Pengaman lebur Pengaman lebur : IEC 269


pengaruh kawasan
IEC 269
secara praktis persamaan standar nasional dicari untuk setiap kawasan yang huruf pertama = kawasan pemutusan
IEC 269 par. 571 mendefinisikan
berpengaruh kecuali untuk Jepang pengaman lebur industri dg kode 2 huruf - g : pengaman lebur tujuan umum,
untuk kawasan Eropa, walaupun setiap negara memiliki standar sendiri dan diulang seperti tabel di bawah. - a : pengaman lebur tujuan back-up,
kebiasaan. Ada dua kawasan utama yang berpengaruh, ditentukan oleh standar huruf kedua = kelompok pemakaian
BS dan DIN (berbeda dalam dimensi khusus) menentukan karakteristik arus-waktu
tabel pengaruh kawasan
kelas pengaman lebur sesuai IEC 269
USA, North Am. (1) UK Europe + others (2) Japan pemutusan : tipe 2nd letter : penggunaan sirkit
(kawasan pemutusan) (sirkit terproteksi) distribusi kendali motor
VDE0636
standar gaya ANSI C97.1.1 BS88 DIN JIS
g = pengaman lebur gG
penggunaan umum
posisi/IEC269 tidak berbeda sama sama berbeda (memutuskan seluruh arus In gM
pada bc)

(1) termasuk
a = pengaman lebur
Canada. Standar ANSI menetapkan klas pengaman lebur tanpa batas. tujuan back up aM
(2)setiap negara memiliki standar sendiri dan kebiasaan: (pemutusan hanya 5 In)
- Eropa bgn selatan (Spanyol, Portugis, Itali, Perancis) : menggunakan kartrid pengaman lebur
- Erope bgn utara (German, Skandinavia) pengaman lebur

BAB IV / 11 BAB IV / 12

Pemilihan gawai pengaman Proteksi pengasutan motor

Kawasan peleburan - Arus konvensional Proteksi dengan koordinasi


t t
1h kombinasi pengaman lebur + pemutus daya (MA) + kontaktor +
kurva waktu rele thermis rele thermis
pra-busur api minimum
kurva waktu kombinasi
pra-busur api minimum standar IEC 158-1 C3 note 1 :
kurva dikuatkan BC
kurva pengaman
pengaman lebur ts ts
lebur meleleh
meleleh

I
Inf I2 4ln x ln
kawasan peleburan dan bukan peleburan kawasan peleburan terstandarisasi utk pengaman
untuk pengaman lebur jenis gG dan gM lebur jenis aM (seluruh arus nominal) 1 to 1 to
10s 10s
kelas arus nominal* arus bukan lebur arus lebur waktu
In (A) konvensional konvensional lf konvensional (h)
lnf l2
gG ln 4 A 1.5 ln 2.1 ln 1
20 to 20 to
gM 4 < ln < 16 A 1.5 ln 1.9 ln 1
30 ms 30 ms
16 < ln 63 A 1.25 ln 1.6 ln 1 IB motor Istart-up IA IB motor Istart-up CB combination
63 < ln 160 A 1.25 ln 1.6 ln 2 br. br.
cap. cap.
160 < ln 400 A 1.25 ln 1.6 ln 3
400 < ln 1.25 ln 1.6 ln 4
kawasan lebur dan bukan lebur untuk klas pengaman lebur gG dan gM jenis TR (IEC 269-1 dan 269-2-1)

BAB IV / 13 BAB IV / 14

Proteksi pengasutan motor Proteksi pengasutan motor

Prinsip dan fungsi dasar Prinsip dan fungsi dasar


pengaman dan kendali motor dapat dilakukan dengan satu, dua atau tiga gawai yang
menangani fungsi berikut : proteksi motor dan kendalil dapat dilakukan dengan satu, dua atau tiga gawai
dua tipe koordinasi yang menangani fungsi berikut :
koordinasi tipe 1
kerusakan kontaktor dan rele dapat diterima dg dua kondisi :
- tidak ada resiko terhadap pemakai,
- tidak ada kerusakan selain kontaktor dan rele. Pengaman
koordinasi tipe 2 thermis
kerusakan yang dapat ditoleransi adalah pengelasan kontaktor dan pengasut, pada kondisi
mudah untuk dipisahkan.
IEC
947-2 } Pengaman
Diikuti suatu test setelah terjadi kerusakan pd koordinasi tipe 2, fungsi pengaman dan kendali hubung pendek
gawai berfungsi normal kembali. Konsekwensi, kapasitas pemutusan ditentukan oleh hasil test.
IEC kendali
cara memilih tipe koordinasi 947-4
koordinasi tipe 1 :
IEC
- dipelihara yang berkwalifikasi, dis-koneksi
947-3
- pengurangan biaya dan volume gawai.
- kontinuitas pelayanan tidak dibutuhkan.
koordinasi tipe 2 :
- staf pemelihara terbatas
- dibutuhkan spesifikasi koordinasi tipe 2 M
koordinasi tipe 3
- koordinasi penuh sesuai IEC 947-6-2

BAB IV / 15 BAB IV / 16

Proteksi pengasutan motor Pengaman pengasutan motor

kombinasi dan koordinasi Kategori penggunaan dan kelas rele thermis

perbedaan jenis proteksi kategori penggunaan Gawai kontrol


kategori penggunaan harus diketahui kategori beban fungsi terkontrol Aplikasi tipikal
untuk menjamin bhw gawai dapat tahan non-induktif menghidupkan distribusi sistem
AC21/AC1 pf = 0.8
jumlah dan rating siklus operasi. pemanas
Kategori penggunaan tergantung dari AC22/AC2 motor slip-ring pengasutan mesin gambar-
pf = 0.65 mematikan saat berputar kawat
jenis beban dan bila bebannya motor pengereman regeneratif
juga tergantung dari kategori layanan inching
(S1 to S8). AC23/AC3 motor sangkar pengasutan kompresor
Standard IEC 947-4-1 mendefinisikan pf = 0.45 untuk mematikan saat berputar elevator
le < 100A pengaduk
kategori penggunaan dan beberapa atau pompa
informasi yg terkait : pf = 0.35 untuk eskalator
le > 100A kipas angin
- adaptasi gawai kendali pd jumlah konveyor
aplikasi tipikal, air-conditioner
- kapasitas pemutusan dan kondisi AC24/AC4 motor sangkar pengasutan mesin pencetak
penutupan gawai kendali, pf = 0.45 untuk mematikan saat berputar wire-drawing
le < 100A pengereman regeneratif mesin-mesin
- nilai uji terstandarisasi untuk gawai atau pembalikan arah putar
ketahanan berbeban, tergantung pada pf = 0.35 untuk inching
le > 100A
aplikasinya.
dis-konektor pemutus daya pemutus daya pemutus daya kelas rele thermis kelas waktu trip at 7.2 le (arus penggunaan)
+ pengaman lebur aM ME + unti trip MA a.l. : integral kelas rele thermis harus dipilih sesuai dg 10 4 sampai 10 detik
+ kontaktor dgn + kontaktor + kontaktor dgn waktu pengasutan motor. 20 6 sampai 20 detik
pengaman thermal pengaman thermal 30 9 sampai 30 detik

BAB IV / 17 BAB IV / 18
Proteksi pengasutan motor Pemilihan gawai pengaman

Proteksi preventif motor TR


Soal-soal
Motor kadangkala merupakan gawai yg sangat penting untuk aplikasi industri. 1. Apakah yang disebut dengan arus kapasitas pemutusan ?
berhentinya motor sebagai akibat gangguan listrik bisa mengakibatkan 2. Apakah yang disebut dengan ketahanan elektrodinamik ?
konsekwensi yang serius. 3. Sebutkan unit trip pemutus daya dan fungsinya !
pemutus daya atau kontaktor 4. Faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam memilih pemutus daya ?
monitor isolasi dirancang untuk 5. Bila sebuah motor sangkar dengan In = 15 A digunakan untuk kompresor, ingin dipasang
mencegah kecelakaan pengaman lebur. Tentukan jenis pengaman lebur yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
kebanyakan gangguan listrik pd motor
6. Bila motor pada kasus nomor 5, ingin dipasang rele termis, tentukan klas gawai tersebut !
berupa gangguan isolasi fase ke bumi
yg terjadi pada saat pengasutan motor 7. Bila umur motor pada kasus nomor 5 adalah 3 tahun, berapa tahanan isolasi minimum
setelah motor dalam kondisi dingin. motor (fase ke rangka) yang diperbolehkan ?
fitur isolasi
- motor baru : 1000 M
- waktu beroperasi : 10 - 100 M
closing - nilai operasi minimum : 500 M
lockout

BAB IV / 19 BAB IV / 20

Pemilihan gawai pengaman

Jawaban
1. Kemampuan memutuskan arus paling besar, nilai ini berubah-ubah terhadap besarnya
tegangan operasi nominal Ue (kA rms)
2. Ketahanan elektrodinamik artinya: gawai tidak mengalami deformasi rel (perubahan
bentuk) dan terputusnya kabel yang disebabkan oleh arus beban lebih maupun hubung
pendek.
3. Unit trip pemutus daya, ada 2 macam yaitu:
a. unit trip termal, yaitu berfungsi sebagai pengaman arus lebih. BAB 5
b. unit trip magnetis, yaitu berfungsi sebagai pengaman arus hubung pendek.
4. Faktor yang perlu diperhatikan adalah:
a. jenis beban: motor, lampu, dll. Kalkulasi kebutuhan daya listrik
b. tegangan operasi, Ue
c. arus operasi, In
d. kapasitas pemutusan, Icu
e. arus termal Irm dan arus termal Irth
5. Karena saat pengasutan motor sangkar mencapai 4In, maka jenis pengaman lebur yang
sesuai adalah tipe aM-16A.
6. Klas AC3
7. 10 M

BAB IV / 21 BAB V / 1

Kalkulasi kebutuhan daya listrik Kalkulasi kebutuhan daya listrik

Kalkulasi kebutuhan daya listrik


Kalkulasi kebutuhan daya listrik

contoh aplikasi faktor Ku and Ks


studi usulan kebutuhan instalasi listrik yg mencakup pemahaman tentang regulasi, faktor keserentakan untuk panel distribusi
aturan dan kaidah yang berlaku. Table B16 menunjukkan nilai hipotetis ks untuk panel distribusi yang mencatu sejumlah sirkit
yg tidak ada indikasi jumlah total beban yang didistribusikan di antaranya.
pemahaman tentang modus operasi sumberdaya listrik - konsumsi sumber daya Bila sirkit sebagian besar bebannya berupa lampu, disarankan mengambil nilai ks mendekati
listrik peralatan : kebutuhan pada keadan mantap (steady state demand), kondisi pd satu.
saat pengasutan (starting).
jumlah Faktor keserentakan
sirkit (ks)
identifikasi beban yg berbeda : motor, pemanas, beban lampu, faktor daya,
assemblies entirely tested
effesiensi. 2 dan 3 0.9
4 and 5 0.8
pertimbangkan beban sendiri-sendiri (individual loads) tidak perlu dihitung 6 s/d 9 0.7
beroperasi pd rating daya penuh pada waktu yg bersamaan. 10 dan lebih 0.6
perakitan diuji sebagian
dlm kasus tertentu 1.0
table B16 : faktor keserentakan untuk
panel distribusi (IEC 439)

BAB V / 2 BAB V / 3

Kalkulasi kebutuhan daya listrik Kalkulasi kebutuhan daya listrik

Kalkulasi kebutuhan daya listrik Kalkulasi kebutuhan daya listrik

contoh aplikasi faktor Ku and Ks contoh aplikasi faktor Ku and Ks (lanjutan)


faktor keserentakan sesuai fungsi sirkit faktor ks yg digunakan untuk sirkit yg
mencatu beban dapat dilihat pd tabel B17.
lantai 6 pemakai 0.78
Fungsi sirkit faktor ke-4 36 kVA
keserentakan (ks)
lanati 4 pemakai
lampu 1 0.63
ke-3 24 kVA
pemanas dan
air conditioning 1
lantai 5 pemakai 0.53
soket sadap (outlet) 0.1 to 0.2 (1) ke-2 30 kVA
lif dan derek katering (2)
- utk motor sangat kuat 1
lantai 6 pemakai 0.49
- utk motor sangat kuat 36 kVA
ke-1
kedua 0.75
- utk motor lainnya 0.60
lantai 4 pemakai 0.46
(1) Dlm kasus tertentu, khususnya instalasi industri, faktor ini dapat lebih
dasar 24 kVA
tinggi.
(2) Arus yang diambil adalah arus nominal motor, naik menjadi sepertiga
arus pengasutan.

table B17 : faktor keserentakan sesuai fungsi sirkit


gbr B15 : aplikasi faktor keserentakan (ks) pada
blok apartemen 5 lantai

BAB V / 4 BAB V / 5
Kalkulasi kebutuhan daya listrik Kalkulasi kebutuhan daya listrik

Kalkulasi kebutuhan daya listrik Kalkulasi kebutuhan daya listrik


contoh aplikasi faktor Ku and Ks (lanjutan)
level 1 level 2 level 3
contoh aplikasi faktor ku dan ks contoh aplikasi faktor Ku and Ks (lanjutan)
daya faktor kebutuhan faktor kebutuhan faktor kebutuhan faktor kebutuhan
Contoh perkiraan kebutuhan maksimum kVA penggunaan
nyata pengguna-daya nyata Ku daya nyata Ku daya nyata Ku daya nyata
kVA
kVA an maksimum kVA kVA
untuk seluruh tingkat instalasi, dari titik kVA jumlah konsumen faktor
beban ke titik sumber. bengkel mesin bubut n1 5 0.8 4 kotak
distribusi
hilir keserentakan (ks)
A n2 5 0.8 4
Dalam contoh ini, daya nyata keseluruhan n3 5 0.8 4 sirkit panel 2 sampai 4 1
yang terpasang adalah 126,6 kVA yang n4 5 0.8 4 0.75 14.4
daya distribusi
bengkel A
5 sampai 9 0.78
menyatakan nilai aktual maksimum n1 2 0.8 1.6
main 10 sampai 14 0.63
(perkiraan) ke terminal TR dari transformator 0.9 18.9 general
Mesin bor duduk n2 2 0.8 1.6 soket
distribution
board 15 sampai 19 0.53
TT/TR 65 kVA. 5 soket-sadap 10/16A18 1 18 0.2 3.6 sadap MGDB
0.49
30 lampu fluoresen
sirkit
20 sampai 24
Catatan: untuk memilih ukuran kabel sirkit 3 1 3 1 3 pene-
rangan
0.46
25 sampai 29
distribusi instalasi, arus I (dlm ampere) 0.44
bengkel kompresor sirkit 30 sampai 34
melalui sirkit ini ditentukan dari persamaan: B
15 0.8 12 1 12 daya
panel
0.42
soket
distribusi
65 35 sampai 39
3 soket-sadap 10/16A 10,6 1 10.6 0.4 4.3 sadap
sirkit
bengkel B
15.6 0.9
10 lampu fluoresen 1 1 1 1 1 pene-
0.9 TR/TT 40 sampai 49 0.41
i = kVA x 103 = 98,76 A rangan

50 dan lebih 0.40

dimanaUkVA3 adalah nilai daya nyata bengkel ventilation n1 2,5 1 2.5 panel

C kipas angin n2 2,5 1 2.5 sirkit


distribusi
bengkel C tabel B14 : faktor keserempakan pada
maksimum 3 fase yang diperlihatkan dalam 1 35 daya
blok apartemen.
diagram sirkit, dan U adalah tegangan fase oven n1 15 1 15
37.8
n2 15 1 15
ke fase (dalam volt) 5 soket- soket 0.9
sadap

sadap 10/16A 18 1 18 0.28 5


sirkit
20 lampu pene-

fluoresen 2 1 2 1 2 rangan

BAB V / 6 BAB V / 7

Kalkulasi kebutuhan daya listrik Kalkulasi kebutuhan daya listrik

Kalkulasi kebutuhan daya listrik Kalkulasi kebutuhan daya listrik

pemanas dan penerangan pemanas dan penerangan


peralatan pemanas jenis resistif dan lampu pijar (konvensonal atau halogen) perlengkapan pemanas jenis resistif dan lampu pijar (konvensonal atau
halogen)
Daya yg diserap peralatan pemanas atau lampu pijar sama dengan daya nominal Pn
yg dinyatakan oleh pabrik (a.l cos p.f. = 1). daya Kebutuhan arus
Besarnya arus : nominal 1-phase 1-phase 3-phase 3-phase
kW 127 V 230 V 230 V 400 V
3-fase: 0.43 0.25 0.14
0.1 0.79
0.2 1.58 0.87 0.50 0.29
la = Pn 0.5 3.94 2.17 1.26 0.72
3U 1 7.9 4.35 2.51 1.44
1-fase: 1.5 11.8 6.52 3.77 2.17
2 15.8 8.70 5.02 2.89
la = 2.5 19.7 10.9 6.28 3.61
Pn
3 23.6 13 7.53 4.33
U 3.5 27.6 15.2 8.72 5.05
dimana U tegangan antar terminal perlengkapan. 17.4 10 5.77
4 31.5
untuk lampu pijar, penggunaan gas halogen memberikan lebih sumber cahaya yang 4.5 35.4 19.6 11.3 6.5
terkonsentrasi. Cahaya yang dihasilkan lebih terang dan usia lampu menjadi dua kali. 5 39.4 21.7 12.6 7.22
Catatan: pada waktu penyalaan, filemen yang dingin meningkat sangat cepat sehingga 6 47.2 26.1 15.1 8.66
arus puncak menjadi tinggi. 7 55.1 30.4 17.6 10.1
8 63 34.8 20.1 11.5
* la dalam amper. U dalam volt. Pn dalam watt. Bila Pn dalam kW, kalikan persamaan 9 71 39.1 22.6 13
10 79 43.5 25.1 14.4
di atas dengan 1,000.

BAB V / 8 BAB V / 9

Kalkulasi kebutuhan daya listrik Kalkulasi kebutuhan daya listrik

Kalkulasi kebutuhan daya listrik Kalkulasi kebutuhan daya listrik


lampu fluoresen
pemanas dan penerangan tabung fluoresen kompak
lampu fluoresen dan perlengkapan yang saling berhubungan Tabung fluoresen kompakmmenawarkan fitur ekonomi dan tahan lama yang sama dengan
- lampu tabung fluoresen standar tabung konvensional.
Daya Pn (watt) yang diindikasikan pada tabung lampu fluoresen tidak mencakup Tabung fluoresen umumnya digunakan di tempat umum yang diterangi secara permanen
(sebagai contoh : gang antar 2 gedung, jalan masuk, bar, dll...) dan dapat diletakkan dalam
daya yang didisipasikan pada balas. situasi diterangi oleh lampu pijar yang lain.
Arus yang digunakan oleh seluruh sirkit diberikan :
Pbalas + Pn Jenis lampu Daya lampu daya Arus pd
Ia = yg diserap (W) 220/240V (A)
U x cos lampu bola dgn 9 9 0.090
balas integral 13 13 0.115
dimana U = tegangan diaplikasikan ke lampu, dengan (kecuali selain yang p.f. = 0.5 (1) 18 18 0.160
diindikasikan) : 25 25 0.205
p.f. = 0.6 tanpa koreksi faktor daya (PF)* kapasitor, lampu elektronik 9 9 0.070
p.f. = 0.95 (1) 11 11 0.090
p.f. = 0.86 dengan koreksi PF* (tunggal atau tabung ganda), 15 15 0.135
p.f. = 0.96 untuk balas elektronik. 20 20 0.155
lampu dgn jenis 5 10 0.185
Bila balas tak ada rugi-rugi daya, maka digunakan 25% Pn starter tunggal 7 11 0.175
Table B10 memberikan nilai PF untuk berbagai macam balas. (tanpa 9 13 0.170
balas) p.f =0.35 11 15 0.155
jenis 10 15 0.190
ganda 13 18 0.165
18 23 0.220
p.f =0.45 26 31 0.315
(1) pf kira-kira 0.95 (nilai nol untuk V dan I berarti hampir sefase) tetapi faktor daya 0.5 yang terdapat pada
arus impulsif, menandakan puncaknya tertinggal setengah siklus.

tabel B11 : kebutuhan arus dan konsumsi daya lampu fluoresen kompak (pd 220V/240V-50Hz).

BAB V / 10 BAB V / 11

Kalkulasi kebutuhan daya listrik Kalkulasi kebutuhan daya listrik

Kalkulasi kebutuhan daya listrik Kalkulasi kebutuhan daya listrik

lampu fluoresen perhitungan kebutuhan daya sesungguhnya untuk beban berbeda-beda


Susunan lampu daya daya arus(A) pd 220/240V pnajang
starter dan balas tabung yg diserap PF tanpa PF dg balas tabung motor induksi : daya sesungguhnya dalam kVA (Pa) yg dicatu ke motor adalah
(W) (1) (W) koreksi koreksi elektronik (cm)
tabung tunggal 18 27 0.37 0.19 60 keluaran fungsi, efiesiensi motor dan faktor daya.
dengan starter 36 45 0.43 0.24 120
58 69 0.67 0.37 150
tabung tunggal tanpa 20 33 0.41 0.21 60
Pn
starter (2) dengan 40 54 0.45 0.26 120
motor 3-fase Ia = Ia = kebutuhan arus
bidang starting di luar 65 81 0.80 0.41 150
3.U. .p.f Pn = daya nominal (kW)
2x18 55 0.27 60 Pa = daya sesungguhnya (kVA)
2x36 90 0.46 120 Pn
2x58 138 0.72 150 motor 1-fase Ia =
tabung kembar tnp starter 2x40 108 0.49 120 U. .p.f
tabung tunggal dgn 32 36 0.16 120
balas frekwensi tinggi 50 56 0.25 150
p.f. = 0.96 keluaran kW
tabung kembar dengan 2x32 72 0.33 120 = per unit efisiensi
balas frekwensi tinggi 2x50 112 0.50 150 masukan kW
p.f. = 0.96
(1) Daya dalam watt seperti yang tertulis pada tabung
(2) Digunakan secara eksclusif selama operasi pemeliharaan
kW (masukan)
tabel B10 : kebutuhan arus dan konsumsi daya pada umumnya-tabung lampu fluoresen (pd 220V/240V - 50 p.f = faktor daya
Hz). kVA (masukan)

BAB V / 12 BAB V / 13
Kalkulasi kebutuhan daya listrik Kalkulasi kebutuhan daya listrik

Kalkulasi kebutuhan daya listrik-motor induksi Soal-soal


1. Sebutkan faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam merancang instalasi listrik ?
arus pengasutan motor (Id) sesuai dg tipe motor 2. Apakah faktor ks ?
3. Diketahui sebuah gedung apartemen 5 lantai 220V/380V, tiap lantainya terdiri dari :
pengasutan langsung ke jala-jala, motor sangkar - Lantai 4: 6 konsumen, 36 kVA
Id = 4.2 to 9 In (motor 2-pole) - Lantai 3: 4 konsumen, 24 kVA
Id = 4.2 s/d 7 In (>motor 2 kutub) - Lantai 2: 5 konsumen, 30 kVA
- Lantai 1: 6 konsumen, 36 kVA
untuk motors rotor-lilit dan motor DC - Lantai G: 4 konsumen, 24 kVA
Id tergantung dari nilai resistans pengasutan pd sirkit rotor Tentukan :
Id = 1.5 s/d 3 In (nilai rata-rata 2.5 In) a. Kebutuhan daya maksimum kVA tiap lantai ?
b. Besarnya arus per fase tiap lantai ?
pengasutan Star-Delta 3 In

BAB V / 14 BAB V / 15

Kalkulasi kebutuhan daya listrik

Jawaban
1. a. Kalkulasi kebutuhan daya maksimum
b. Luas penampang penghantar
c. Kalkulasi arus hubung singkat
2. Faktor ks adalah faktor yang digunakan untuk menentukan prosentase suplai untuk sirkit
beban mungkin terjadi pada umumnya.
3. Kalkulasi kebutuhan beban maksimum tiap lantai adalah sebagai berikut:

Bab 6

Penentuan luas penampang penghantar arus

BAB V / 16 BAB VI / 1

Penentuan luas penampang penghantar arus Penentuan luas penampang penghantar arus

Ko-ordinasi antara konduktor dan gawai proteksi Diagram logika pemilihan ukuran kabel dan gawai pengaman

kaidah yg harus diikuti untuk waktu


nilai nominal gawai sirkit
mendapatkan pengaman kabel yg
Jaringan sisi atas hubung singkat MVA pada
memadai. kVA yang disuplai
sirkit awal
atau sisi bawah
daya yg diperkirakan (kw) arus beban maksimum arus hubung singkat
IEC 364-4-433-2 1h
IB Isc
arus nominal gawai peng- nilai nominal arus pemutusan-
spesifikasi
pengaman dengan menggunakan aman (CB/pengaman lebur) hbg sgkt CB /pengaman lebur
In Iscb
pemutus daya pemilihan C.B atau
pemilihan pengaman lebur
pengaman dengan menggunakan gawai proteksi
pengaman lebur
kondisi
instalasi luas penampang verifikasi syarat
Ib = arus pemakaian penghantar sirkit ketahanan thermal
In (atau Ir) = arus nominal gawai proteksi
Iz = arus beban lebih IB Ir I1 I2 Iz arus = I verifikasi tegangan
In drop maksimum skema IT atau TN

I1 = setelan arus beban lebih non triping


operasi daerah daerah verifikasi panjang
I2 = setelan arus beban lebih triping permanen beban lebih hubung pendek sirkit maksimum
skema TT
Penentuan luas
penampang konfirmasi luas penampang kawat,
dan pemilihan pengaman listrik
penghantar

BAB VI / 2 BAB VI / 3

Penentuan luas penampang penghantar arus Penentuan luas penampang penghantar arus
Perbedaan pengaman dg pengaman lebur atau pemutus daya Metodologi dan definisi

daya nyata yang daya


hubung singkat
jaringan
dihantarkan
pd awal sirkit estimasi kebutuhan daya
sisi atas
sisi bawah
arus operasional IB
arus
hubung singkat
kalkulasi arus layanan IB
IB
I CC
arus nominal
gawai pengaman
protective device
breaking capacity
pemilihan gawai pengaman dan unit trip
In or Ir Pdc
pemilihan
kalkulasi ukuran kabel
pemilihan gawai
gawai pengaman
pengaman verifikasi tegangan jatuh
pengaman lebur pemutus daya
Iz = 1.31 In
Iz = 1.21 In
In 10A
In > 10A 25A Iz = In atau Ir
kalkulasi arus hubung pendek
Iz = 1.10 In In > 25A
Iz 1 Iz 2 pemilihan kapasitas pemutusan
Iz 1 Iz 2
Iz =
K
penampang penghantar Iz =
K verifikasi tekanan thermis kabel
kondisi K1. K 2.K 3 = K
instalasi pengecekan sistem IT atau TN diskriminasi
tegangan drop
maksimum
pengecekan cascading
panjang pipa
sistem TT maksimum
verifikasi panjang maksimum sirkit (IT, TN)
penentuan penampang konfigurasi pemilihan penampang pipa
penghantar dan pengaman listrik
konfirmasi luas penampang kabel

BAB VI / 4 BAB VI / 5
Penentuan luas penampang penghantar arus Penentuan luas penampang penghantar arus

Tipe sistem pengawatan Sistem pengkawatan instalasi

metoda instalasi sistem pengawatan dalam hubungannya dg tipe penghantar metoda instalasi sistem pengawatan dalam hubungannya lokasi
atau kabel yang digunakan harus sesuai dengan tabel 52G IEC 364-5-521-1, penempatannya harus sesuai dengan tabel 52Gdari IEC 364-5-521.2
termasuk pengaruh luar yg tercakup oleh kebutuhan standar produk yg terkait. table 52G - pembangunan sistem pengawatan
tabel 52G
Metoda instalasi
tanpa dgn dalam cable trunking cable cable ladder pd dgn
Metoda instalasi Lokasi penempatan perleng-perleng saluran (including skirting ducting cable tray isolator kawat
kawat tanpa lang- dalam kotak kabel pipa kabel bertangga pada kapan kapan trunking, flush floor cable brackets bantu
dgn
dan kabel perleng- sung saluran (termsk kotak saluran rak kabel isolator kawat trunking)
kapan dijepit 21, 25 22, 73, 12, 13, 14,
selongsong, kabel pengikat kabel bantu bangunan kosong
73, 74
0
74
- 23
15, 16 - -
kotak lantai)
12, 13, 14,
saluran kabel 43 43 41, 42 31, 32 4, 23
15, 16 - -
penghantar telanjang - - - - - - + -
dikubur dlm tanah 62, 63 0 61 - 61 0 - -
penghantar dg isolasi - - + + + - + - dilekatkan di struktur 52, 53 51 1, 2, 5 33 24 0 - -
12, 13, 14,
kabel bersarung inti
diletakkan di permukaan - 11 3 31, 32, 71, 72 4
15, 16
18 -
(termasuk banyak + + + + + + 0 + 12, 13, 14,
terlapis baja
di atas - - 0 34 - 15, 16
18 17
dan terisolasi inti dibenamkan - 0 - -
tunggal 0 + + + + + 0 + 81 81 0 0
mineral) Nilai angka dalam kotak menyatakan nomor reference dalam tabel 52H
+ : diijinkan - : tidak diijinkan
- : tidak diijinkan 0 : tidak digunakan, atau tidak biasa dipakai dalam praktek
0 : tidak digunakan, atau tidak biasa digunakan dalam praktek Note : utk arus kapasitas lihat IEC 364-5-523

BAB VI / 6 BAB VI / 7

Penentuan luas penampang penghantar arus Penentuan luas penampang penghantar arus

Metoda penentuan luas penampang minimum konduktor Faktor koreksi dan tabel

arus layanan I sirkit (kabel) pd udara bebas


arus nominal gawai proteksi I K2 : table 52-X3 (IEC 364) Kt = K2.K3
jenis material : tembaga atau aluminium K3 : table 52-D1 (IEC 364)
jenis sirkit : inti tunggal, inti banyak
cara instalasi sirkit (kabel) dalam tanah
pengelompokkan sirkit (penghantar terparalel) K4 :
suhu ruang (30C : utk kabel udara bebas, 20C utk kabel tertanam) K5 : tabel 52-E2 dan tabel 52-E3
dalam tanah atau tidak dalam tanah (udara) K6 : under table K4 Kt = K4.K5.K6.K7
jenis isolasi (PVC, XLPE atau EPR) K7 : table 52-D2 (untuk suhu ruang dalan tanah lebih dari 20oC)
resistivitas thermis tanah (IEC364-5-523 2.5k.m/w, plg banyak digunakan)
variasi kondisi instalasi sepanjang rute kode huruf menyatakan metoda instalasi dan tipe kawat (tabel 52-B1, table 52-B2)

BAB VI / 8 BAB VI / 9

Penentuan luas penampang penghantar arus Penentuan luas penampang penghantar arus

Distribusi radial dengan prafabrikasi bus trunking Prafabrikasi bus trunking

metoda penentuan luas penampang bus trunking faktor koreksi K1


arus layanan I B
rating arus gawai proteksi (In atau Ir) suhu KB KL KN KS
suhu ruang 25 or 40A 25 or 40A 40 or 100A 100 or 800A
metoda instalasi C
penentuan faktor K1 dan K 2 (lihat halaman berikutnya) 20 1.17 1.13 1.19 1.06
In atau Ir 25 1.13 1.09 1.13 1.04
Inc = ( Inc = arus bus trunking)
K1.K2 30 1.09 1.05 1.06 1.02
dalam pemilihan prefabricated bus trunking.
35 1.04 1.00 1.00 1.00
Arusnya harus lebih besar dari Inc.
40 1.00 0.95 0.92 0.97
45 0.95 0.90 0.84 0.94
50 0.90 0.85 0.75 0.91

BAB VI / 10 BAB VI / 11

Penentuan luas penampang penghantar arus Penentuan luas penampang penghantar arus

Prafabrikasi bus trunking Prefabrikasi bus trunking

faktor koreksi K2 bagaimana menentukan dan memilih bus trunking


metoda horizontal di udara bebas
Inc (A) reference of Canalis
KB KLA KN KN KSA KSA 25 KB2 KLA25
25 or 40A 25 or 40A 63A to 100A 63A to 100A 100 to 800A 100 to 800A 40 KB4 KLA40 KN.4
vertical horizontal vertical horizontal 63 KN.6
100 KN.10 KSA10
160 KSA16
250 KSA25
315 KSA31
400 KSA40
K2 = 1 K2 = 0.9 K2 = 1 K2 = 1.1 500 KSA50
630 KSA63
800 KSA80

BAB VI / 12 BAB VI / 13
Penentuan luas penampang penghantar arus Penentuan luas penampang penghantar arus

Tegangan jatuh pada instalasi pelanggan kalkulasi tegangan jatuh pd kondisi beban mantap

IEC 364-5-525 : masih dalam pertimbangan gunakan rumus


direkomendasikan bahwa tegangan jatuh antara titik awal instalasi pelanggan dan sirkit tegangan jatuh ( U) dlm volt
perlengkapan harus kurang dari 4% dari tegangan nominal instalasi.
pertimbangan lain termasuk waktu pengasutan motor dan perlengkapan dengan Fase tunggal : fase/fase U = 2 IB L (R cos + X sin )
arus masuk tinggi.
kondisi sementara seperti tegangan transien dan perubahan tegangan pada Fase tunggal : fase/netral U = 2 IB L (R cos + X sin )
operasi abnormal dapat diabaikan.
3 fase seimbang : 3 fase (dg atau tanpa netral) U = 3 IB L (R cos + X sin )

tegangan jatuh dalam %


R X
=%
L

IB : arus operasi, ampere


L : panjang kabel, km
R : resistans penghantar, ohm/km
X : reaktans penghantar, ohm/km
sudut fase
Un: tegangan nominal, volt

BAB VI / 14 BAB VI / 15

Penentuan luas penampang penghantar arus Penentuan luas penampang penghantar arus

Tabel sederhana Tabel sederhana

perhitungan dihindari dg mengunakan tabel dibawah, pendekatan yang perhitungan dihindari dg mengunakan tabel di bawah, pendekatan yang
memadai tegangan jatuh fase-fase untuk setiap km kabel per ampere. memadai tegangan jatuh phase ke netral untuk setiap km kabel per ampere.
tegangan jatuh U dalam volt/ampere/km
Tabel di bawah memberikan pendekatan yg cukup memadai jatuh tegangan setiap
Luas Sirkit fase tunggal
penampang
km kabel untuk 1 A arus sesuai dengan :
daya listrik penerangan
dalam mm2 operasi normal pengasutan
tipe yg digunakan :
Cu Al cos = 0,8 cos = 0,35 cos = 0,45 cos =1 daya listrik dengan cos sekitar 0.8 atau beban lampu dg cos sekitar 1;
1,5 24 10,6 13,6 30 tipe phase-tunggal atau tiga-phase. Jatuh tegangan pd sirkit diformulasikan :
2,5 14,4 6,4 8,24 18 U (volts) = K x IB x L,
4 9,1 4,1 5,2 11,2 K : diberikan dalam tabel,
6 10 6,1 2,9 3,52 7,5
10 16 3,7 1,7 2,17 4,5
IB : arus operasi dalam amper,
16 25 2,36 1,15 1,40 2,8 L : panjang kabel dalam km.
25 35 1,5 0,75 0,95 1,8
35 50 1,15 0,6 0,72 1,29 menghitung tegangan jatuh saat pengasutan motor.
50 70 0,86 0,47 0,55 0,95
70 120 0,64 0,37 0,43 0,64
sesuai IEC 947-4-1
95 150 0,48 0,30 0,35 0,47 ambil cos 0.35 untuk In 100A
120 185 0,39 0,26 0,31 0,37 ambil cos 0.45 untuk In > 100A
150 240 0,33 0,24 0,28 0,30
185 300 0,29 0,22 0,25 0,24
240 400 0,24 0,2 0,23 0,19
300 500 0,21 0,19 0,21 0,15

BAB VI / 16 BAB VI / 17

Penentuan luas penampang konduktor Penentuan luas penampang penghantar arus

Tabel sederhana kalkulasi tegangan jatuh pada suhu t

Rumus menghitung resistansi pada suhu 20oC:


perhitungan dihindari dg mengunakan tabel di bawah, pendekatan yang
memadai tegangan jatuh fase ke fase untuk setiap km kabel per ampere.
R20 = . L/A
Luas Sirkit tiga-phase imbang Rumus menghitung resistans pada suhu t :
penampang daya listrik penerangan
dalam mm2
operasi normal pengasutan
Al cos = 0,35
234,5 + t L
Cu cos = 0,8 cos = 0,45 cos =1
11,8
Rt = R20 x ------------ x ------- untuk tembaga
1,5 20 9,4 25
2,5 12 5,7 7,13 15 254,5 1000
4 8 3,6 4,5 9,5
6 10 5,3 2,5 3,04 6,2 228 + t L
10 16 3,2 1,5 1,87 3,6
16 25 2,05 1 1,22 2,4
Rt = R20 x ------------ x ------- untuk aluminium
25 35 1,3 0,65 0,82 1,5 248 1000
35 50 1 0,52 0,62 1,1
50 70 0,75 0,41 0,47 0,77 dimana Rt = resistans L meter kabel pada suhu toC dalam ohm
70 120 0,56 0,32 0,37 0,55
95 150 0,42 0,26 0,31 0,4
R20 = resistans pada 20oC, ohm/km
120 185 0,34 0,23 0,27 0,31 t = resistans penghantar dalam oC
150 240 0,29 0,21 0,24 0,27 L = panjang penghantar dalam m
185 300 0,25 0,19 0,22 0,2 = 17,86 mm2 ohm/km
240 400 0,21 0,17 0,2 0,16
300 500 0,18 0,16 0,18 0,13
A = luas penampang penghantar mm2

BAB VI / 18 BAB VI / 19

Penentuan luas penampang penampang Penentuan luas penampang konduktor

Tegangan jatuh selama pengasutan motor Tegangan jatuh selama pengasutan motor

hal penting : faktor K2 menentukan tegangan jatuh pd saat pengasutan sisi atas dari
jatuh tegangan saluran saat pengasutan motor : pada penyulang motor.
- kemungkinan pengasutan motor akan susah,
pengasutan
- tidak boleh melebihi 10% dari U pengasutan.
tegangan jatuh pd saat pengasutan sisi atas dari penyulang motor : star delta langsung
- periksa gangguan yg ditimbulkan oleh penyulang yg berdekatan Id/In 2 3 4 5 6 7 8
a.l. : UABd = UABp x K2 UACd = UABd + BCd I source/Id 2 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
4 1,25 1,5 1,75 2 2,25 2,5 2,75
6 1,17 1,34 1,50 1,67 1,84 2 2,17
A A 8 1,13 1,25 1,38 1,5 1,63 1,75 1,88
I source
Up Up 10 1,10 1,23 1,34 1,45 1,56 1,67 1,78
15 1,07 1,14 1,20 1,27 1,34 1,4 1,47
B
Ud
Up
Id
In C C
M

BAB VI / 20 BAB VI / 21
Penentuan luas penampang penghantar arus Penentuan luas penampang konduktor

Penghantar netral Kawat netral (lanjutan)

IEC 364.5.524-2, IEC 364.5.524-3 kawat netral diamankan terhadap arus lebih sesuai dg aturan 473.3.2 dari
IEC 364.4.473
penghantar netral, bila ada, harus memiliki luas penampang yang sama dengan
penghantar fase : tabel penghantar netral
- fase-tunggal, sirkit 2-kawat untuk semua luas penampang,
Cu L.penampang fase 16 25 35 50 70 95 120 150 185 240 300 400
- fase banyak dan fase tunggal, sirkit tiga-kawat, bila ukuran kawat fase lebih kecil
atau sama dengan 16 mm2 untuk tembaga atau 25 mm2 untuk aluminium. Cu L.penampang netral Sfase 16 25 25 35 50 70 70 95 120 150 185
Al L.penampang fase 25 35 50 70 95 120 150 185 240 300 400
untuk sirkit fase banyak dimana setiap kawat fase memilki luas penampang lebih
besar 16 mm2 untuk tembaga atau 25 mm2 untuk aluminium, kawat netral boleh Al L.penampang netral Sfase 25 35 35 50 70 70 95 120 150 185
memilki luas penampang lebih kecil dari kawat fase bila kondisi di bawah dipenuhi.
- arus maksimum termasuk harmonisanya, selama layanan normal kawat netral
dengan luas penampang yg telah dikurangi, masih mampu mengalirkan arus
secara normal.

BAB VI / 22 BAB VI / 23

Penentuan luas penampang penghantar arus Sistem pembumian

Identifikasi kawat netral dan kawat pengaman (PE) Ketentuan penghantar netral menurut PUIL 1987

514.3 identifikasi penghantar netral dan pengaman Penghantar netral harus mempunyai KHA sebagai berikut:
penghantar netral saluran dua kawat harus mempunyai KHA sama dengan penghantar
514.3.1 identifikasi penghantar netral dan pengaman secara terpisah harus mengacu fase.
pada IEC 446 penghantar netral saluran fase banyak harus mempunyai KHA sesuai dengan arus
maksimum yang mungkin timbul dalam keadaan tidak seimbang yang normal.
514.3.2 penghantar PEN, bila diisolasi, harus diberi marka dg metoda berikut: bila saluran fase banyak melayani sebagian besar dari beban di antara penghantar fase
- hijau/kuning sepanjang kawat tersebut, dg tembahan, marka biru muda pada dan netral, maka penampang dari penghantar netral harus:
terminalnya atau tidak kurang dari penghantar fase bila penghantar fase mempunyai penampang tidak
- biru muda sepanjang kawat tersebut, dg tambahan, marka hijau/kuning pada lebih dari 16 mm2
terminalnya. tidak kurang dari setengah penampang penghantar fase bila penghantar fase
mempunyai penampang sama atau lebih dari 25 mm2
catatan : pemilihan metode diharapkan dibuat oleh komite nasional KHA penghantar netral (saluran fase banyak) harus paling sedikit sama dengan
penghantar fasenya, pengecualian diperbolehkan sesuai dengan tabel sebelum slide ini.

BAB VI / 24 BAB VI / 25

Sistem pembumian Ketentuan pengawatan

Ketentuan gawai saklar pada


penghantar netral dan nol menurut PUIL 1987 pengenal penghantar dengan warna

Alat pengaman arus lebih tidak boleh dipasang pada penghantar nol Pengenal
Pemasangan sakelar ada penghantar netral diijinkan hanya jika sakelar ini Pengganti inti Dengan Dengan Dengan
bersama-sama dengan sakelar pada penghantar yang aktif bekerja serentak atau rel huruf lambang warna
memutuskan semua penghantar suatu sirkit A. Instalasi arus bb
Penghantar nol (penghantar yang dibumikan dengan tugas rangkap, yaitu sebagai fase satu L 1/R merah
penghantar pengaman dan penghantar netral) tidak boleh diputuskan atau fase dua L 2/S kuning
dihubungkan dengan sakelar secara tersendiri. Bila penghantar nol tersebut
fase tiga L 3/T hitam
dihubungkan atau diputuskan bersama-sama dengan penghantar fasenya, maka
netral N biru
pada saat dihubungkan, penghantar nolnya harus terhubung lebih dahulu dan
pada saat diputuskan penghantar nol harus terputus paling akhir. Bila digunakan, B. Instalasi perlgkp listrik
sakelar yang dapat membuka dan menutup dengan cepat (dengan sentakan) fase satu U/X merah
maka penghantar nol dan fase boleh dihubungkan dan diputuskan serentak. fase dua V/Y kuning
fase tiga W/Z hitam
C. Instalasi arus searah
positif L+ +
negatif L- -
kawat tengah M biru
D. Penghantar HB loreng hijau-
pembumian kuning

BAB VI / 26 BAB VI / 27

Ketentuan pengawatan Ketentuan pengawatan


kemampuan hantar arus (KHA)
pengenal penghantar dengan warna Tabel 710-1. KHA terus-menerus yang diperkenankan dan pengamanan untuk kabel berisolasi PVC
tunggal pada suhu keliling 30oC dan suhu penghantar maksimum 70oC

J e n is Luas K HA K H A n o m in a l
p e n g h a n ta r penam pang t e ru s m e n e ru s a la t p e n g a m a n
n o m in a l D a la m D i u d a ra P em as angan P em as angan
p ip a d a la m p ip a d a la m p ip a
(m m 2 ) (A ) (A ) (A ) (A )
0 .5 2 .5 - 2 -
0 .75 7 - 6 -
1 11 19 10 20
1 .5 15 24 16 25
2 .5 20 32 20 35
NYFA 4 25 42 25 50
NYFAW 6 33 54 35 63
NYFAZ 10 45 73 50 80
NYFAD 16 61 98 63 100
NYA 25 83 129 80 125
NYA F 35 103 158 100 160
NYA Fw 50 132 197 125 200
NYFAFw 70 165 245 160 250
N Y F A Zw 95 197 290 200 300
NYFADw 120 235 345 250 355
NYL 150 - 390 - 425
185 - 445 - 425
240 - - - 500
300 - - - 600
400 - - - 850
500 - 825 - 850
Sumber: PUIL 1987

BAB VI / 28 BAB VI / 29
Ketentuan pengawatan Ketentuan pengawatan
kemampuan hantar arus (KHA) Syarat pemasangan penghantar TR
Tabel 710-4. KHA terus-menerus yang diperkenankan dan pengamanan untuk kabel instalasi berisolasi
dan berselubung PVC, serta kabel fleksibel pada suhu keliling 30oC dan suhu penghantar maksimum KHA penghantar (terus menerus atau intermiten),
70oC kondisi suhu
Je n is lu a s K HA K H A n o m in a l tegangan jatuh yang diijinkan kurang dari 4%
pe ngh an tar penam p ang te ru s m e n e ru s a la t p e n g a m a n daerah penggunaan (di udara terbuka, dalam pipa, di dalam tembok, di dalam air, bawah
(m m 2 ) (A ) (A )
tanah, atau daerah bahaya ledakan)
1.5 19 20
N Y IF 2.5 25 25
kuat terhadap gaya elektrodinamik dan pembeban mekanis, dan dilindungi terhadap bahaya
N Y IF Y 4 34 35 kerusakan mekanis
N Y IP L Y w 6 44 50 kemungkinan perluasan
N Y M / N Y M -0 10 61 63 tegangan isolasi penghantar (220, 380, 480, atau 600 V)
N Y IR A M Z 16 82 80 penempatan isolator untuk penghantar berinti tunggal harus ditempatkan dengan jarak
N Y IR U ZY 25 108 100 minimum 3 cm untuk antar penghantar, atau dengan jarak 1 cm antara penghantar dan
N Y IR U ZY r 50 167 125 dinding
N H Y IR U ZY 70 207 160 jarak minimum penghantar arus kuat dan arus lemah (telekomunikasi) adalah minimum 1
N H TIR U ZY r 95 249 224
meter untuk di luar bangunan
NY B UY 120 291 25 0
N Y L R ZY 150 33 4 300
resistansi isolasi dalam ruang kering harus mempunyai nilai minimal 1000 ohm per volt
k abel 18 5 380 355 tegangan nominal
fle k s ib e l 240 45 0 35 5 resistansi isolasi dalam ruang lembab (seperti kamar mandi, tempat mencuci, ruang
b e ris o la s i 30 0 520 425 pendingin, ruang kompresor, kandang, ruang bawah tanah, ruang pompa air) harus
PVC 40 0 - - mempunyai nilai minimal 100 ohm per volt tegangan nominal
500 - -
Sumber: PUIL 1987

BAB VI / 30 BAB VI / 31

Ketentuan pengawatan Ketentuan pengawatan


nomenklatur kabel nomenklatur kabel
N = penghantar berisolasi dan kabel standar atau penghantar berisolasi dan kabel H = lapisan penghantar di atas konduktor dan di atas isolasi untuk membatasi medan
berpenghantar tembaga listrik
NA = penghantar dari aluminium, contoh: NAYFGbY, NOAKuDEY K = selubung dari timah hitam, contoh: NKA
A = selubung pelindung luar (jute), contoh: NKRA, NGKA KL = selubung aluminium dengan permukaan yang licin, contoh: NKLY
AA = dua lapisan selubung pelindung luar, contoh: NTFAA KWK= selubung dari pita tembaga yang terpasang dan dilas memanjang
B = perisai dari pita baja, contoh: NYBY L = perisai dari jalinan kawat baja bulat, contoh: NTRLA
B = selubung dari timah hitam, contoh: NYBUY MK = kabel dengan selubung timah hitam untuk pemasangan dalam kapal laut, contoh: MK
C = penghantar konsentris tembaga, contoh: NYCY NF = kabel udara berisolasi dipilin, contoh: NF2X, NFY, NFAY
selubung penghantar di bawah selubung luar, contoh: NHSSHCou NI = kabel bertekanan gas, contoh: NIKLDEY
CE = penghantar konsentris pada masing-masing inti, pada kabel berurat banyak, contoh NO = kabel bertekanan minyak, contoh: NOKDEFOA
NYCEY NP = kabel dalam pipa bertekanan gas
CW= penghantar konsentris pada masing-masing inti, yang dipasang secara berlawanan O = perisai terbuka dari kawat-kawat baja, contoh: NKROA
arah, contoh: NYCWY Q = jalinan dari kawat-kawat baja berselubung seng, contoh: NYKQ
D = spiral anti-tekanan R = perisai dari kawat-kawat baja bulat, contoh: NYRGbY
E = kabel dengan urat yang masing-masing berselubung logam, contoh: NEKBA RR = dua lapisan perisai dari kawat-kawat baja bulat, contoh: NKRRGbY
F = perisai dari kawat baja pipih, contoh: NYFGbY S = - perisai dari tembaga
G = spiral dari kawat baja putih, contoh: NYKRG - pelindung listrik dari pita tembaga yang dibalutkan pada semua inti kabel bersama-
G = selubung isolasi dari karet, contoh: NGA sama, contoh: N2XSY
selubung isolasi dari karet, contoh: NGG SE = pelindung listrik dari pita tembaga yang menyelubungi masing-masing inti kabel,
2G = selubung isolasi dari karet butil dengan daya tahan lebih tinggi terhadap panas, contoh: N2XSEY
contoh: N2GAU T = tali penggantung dari baja
Gb = spiral dari pita baja, contoh: NYFGbY 2X = selubung isolasi dari XLPE, contoh: NF2X, N2XSY
BAB VI / 32 BAB VI / 33

Ketentuan pengawatan Penentuan luas penampang penghantar arus


nomenklatur kabel
Soal-soal
Y = selubung isolasi dari PVC, contoh: NYA 1. Bila suatu instalasi listrik menggunakan penghantar NYA dan dipasang di luar gedung.
selubung isolasi dari PVC, contoh: NYY Bagaimana cara instalasi penghantar NYA yang benar?
2Y = selubung isolasi dari polyethylene 2. Bila diketahui In fase tunggal perlengkapan adalah 12 A, tegangan operasinya adalah 220 V,
Z = perisai dari kawat-kawat baja yang masing- dan dilengkapi PEN. Tentukan:
NKZAA a. KHA masing-masing penghantar.
Z = penghantar berisolasi dengan beban tarik, contoh: NYMZ b. Warna penghantar
Z = selubung logam dari pita seng, contoh: NYRUZY c. Luas penampang penghantar.
d. Panjang maksimum penghantar berdasarkan KHA yang telah ditentukan, bila susut
tegangan yang diijinkan adalah 4%.

BAB VI / 34 BAB VI / 35

Penentuan luas penampang penghantar arus

Jawaban

Bab 7

Beban lebih dan arus hubung pendek

BAB VI / 36 BAB VII / 1


Arus hubung pendek Arus hubung pendek

Aturan umum Aturan umum


sesuai dengan aturan artikel IEC 364-434.2, 434.3 dan IEC 364-533.2, arus
prospektif hubung pendek maksimum pada posisi awal sirkit dan arus apapun jenis arus hubung-pendek (min. or max.), gawai pengaman harus
prospektif hubung pendek minimum pada posisi akhir sirkit harus ditentukan memutuskan arus tersebut (Isc) dalam waktu t < 5 dt yang bersesuaian
untuk setiap sirkit. dengan tekanan thermis yang dapat ditahan oleh kabel yg dilindungi.

arus prospektif hubung pendek maksimum menentukan : I2dt k2.S2


kapasitas pemutusan tertinggi(Icu) pemutus daya (Icu prospektif Icc),
kapasitas penutupan gawai proteksi. S2
t = k2
ketahanan thermis dan elektrodinamis pipa kabel dan perangkat hubung bagi . I2
t = durasi dalam dt
prospektif arus hubung pendek minimum menentukan : S = luas penampang dalam mm2
pemilihan unit trip (kurva) dan pengaman lebur bila : I = nilai r.m.s arus hubung-pendek dalam ampere
pengaman terhadap manusia tergantung sistem pembumian (TN-IT), k = faktor yg tergantung kepada resistivitas, faktor temperatur dan kapasitas panas
kabel terlalu panjang, dari pada material konduktor, dan temperatur awal dan akhir.
sumber dg impendansi besar (gen-set).

dalam semua kasus, pengaman harus disesuaikan dengan kemampuan


tekanan thermis kabel.
I2dt K2 S2

BAB VII / 2 BAB VII / 3

Arus hubung pendek Arus hubung pendek

Aturan umum Prosedur perhitungan arus hubung pendek

nilai k untuk beberapa material umum, untuk perhitungan pengaruh arus sisi atas
hubung-pendek. daya hubung pendek Scc

batas batas nilai nominal Usc (%)


transformator TT/TR
Material konduktor Material isolasi temperatur temperatur
awal C akhir C k Isc pd terminal
tembaga pve 70 160/140 115/103 transformator
karakteristik penghantar kapasitas pemutusan pemutus daya
60C karet 60 200 141 - faktor daya, busbars : utama
inst. trip setting
85C karet 85 220 134 - faktor kebetulan, panjang,
- faktor tugas lebar, Isc dr keluaran perangkat
90C thermosetting 90 250 143 - faktor pengembangan ketebalan. kendali utama TR main LV
kertas resap 80 160 108 yg dpt diduga kabel : kapasitas pemutusan switchboard
jenis isolasi inst. trip setting distribution
mineral inti tunggal atau inti banyak, circuit breaker
Isc pd kepala perangkat
- penghantar 70 160 115 panjang,
kendali kedua
luas penampang.
- sleeves and seals 105 250 135 - feeder lingkungan : kapasitas pemutusan pemutus daya
- nilai nomi- suhu ruang, distribusi
nal arus metode instalasi, inst. trip setting kedua
Aluminium pvc 70 160/140 76/68 - jatuh jumlah sirkit yg berdekatan. Isc pd kepala perangkat
tegangan kendali akhir
60C karet 60 200 93
kapasitas pemutusan pemutus daya
85C karet 85 220 89 distribusi
inst. trip setting akhir
90C thermosetting 90 250 94 nilai nominal Isc pd ujung
kertas resap 80 160 71 beban keluaran akhir

note : diberikan 2 nilai batas temperatur akhir dan k, nilai terrendah berhubungan kabel yang
memiliki luas penampang lebih besar dari 300 mm.

BAB VII / 4 BAB VII / 5

Arus hubung pendek Arus hubung pendek

Definisi Definisi
Tabel 1. Resistivitas penghantar dengan radius < 150 mm2
arus hubung pendek adalah arus lebih yang dihasilkan oleh gangguan
dengan mengabaikan impendansi antara titik-titik pd potensial yang berbeda
dalam kondisi layanan nomal. Arus Resistivitas Nilai resistivitas Penghantar
2
U U ( mm /m) yang
Zt = R2 + X2 Icc3 = =
Z R2 + X2 Tembaga Aluminium dimaksud
Arus hubung pendek 1=1,25 20 0,0225 0,036 Ph-N
Zt Zt maksimum
A
Arus hubung pendek 1=1,5 20 0,027 0,043 Ph-N
minimum
U Arus gangguan dlm sistem 1=1,25 20 0,0225 0,036 Ph-N
ZI
TN dan IT PE-PEN
U ZI
Tegangan jatuh 1=1,25 20 0,0225 0,036 Ph-N
Arus lebih untuk uji 1=1,5 20 0,027 0,043 Ph-N-PE
kekuatan termal bila tergabung
B dalam satu
R = /A dlm /m X = L = [15,7 + 144.44 Log (d/r)] m /km penghantar
= lihat Tabel 1 = 0,3 / km (saluran TR) 1=1,25 20 0,0225 0,036 PE terpisah
= 0,4 / km (saluran TM atau TT)
r = radius penghantar (mm), d = jarak antar penghantar (mm)

BAB VII / 6 BAB VII / 7

Arus hubung pendek Arus hubung pendek


Macam-macam arus hubung pendek Macam-macam arus hubung pendek

gangguan tiga-fase gangguan fase-netral


ZL ZSC ZL ZSC

U/ 3 U/ 3
~ V I sc3
Zsc
ZLn
~ V I sc1
Zsc + Z Ln
ZL ZLn
Icc3
ZL

gangguan fase-fase gangguan fase-bumi


ZL ZSC ZL ZSC

U/ 3
~ U I sc2
U ~ V I sc(0)=
Zsc + Z (0)
2. Zsc
ZL ZSC Z(0)
Z(0)
Icc 3

BAB VII / 8 BAB VII / 9


Arus hubung pendek Arus hubung pendek

Akibat hubung pendek Bagaimana menghitung arus hubung pendek seimbang


Akibat hubung pendek tergantung pada variabel macam dan durasi gangguan, di titik
instalasi dimana gangguan itu terjadi serta daya hubung pendek.
digunakan untuk menghitung arus gangguan pd suatu titik instalasi dengan derajat
pada lokasi gangguan, adanya busur api listrik menyebabkan:
ketelitian tinggi.
kerusakan isolasi
C . Un C . Un
melelehnya penghantar Isck = = C=1
api dan bahaya kebakaran 3 R2 + X2 3 . Zk
k k
pada sirkit yang tergantung:
gaya elektrodinamik, yang menyebabkan:
- perubahan bentuk busbar metoda komposisi :
- terputusnya kabel biasanya digunakan bila karakteristik catu daya tidak diketahui
suhu yang berlebihan akan terus meningkat akibatnya rugi dalam Joule semakin U
IscB = IscA .
besar pula, dengan resiko kerusakan isolasi U + Zc . IscA
di sirkit jaringan lainnya atau yang berdekatan dengan jaringan:
tegangan menurun selama waktu yang dibutuhkan untuk menghapuskan gangguan, metoda konvensional :
yang bervariasi dari beberapa milidetik ke beberapa ratus milidetik digunakan bila impendansi atau Isc pd sisi atas instalasi sirkit yg diberikan tidak
mematikan sebagian jaringan, tingkat bagian tersebut tergantung pada rancangan diketahui, untuk menghitung Isc pd titik akhir sirkit.
jaringan dan tingkat diskriminasi yang diberikan oleh gawai pengaman
ketidakstabilan dinamis dan/atau rugi sinkronisasi mekanis
gangguan kendali/pengamatan sirkit, dll

BAB VII / 10 BAB VII / 11

Arus hubung pendek Arus hubung pendek

Contoh : metoda impendansi Contoh : metoda impendansi


tentukan resistansi dan reaktansi setiap bagian instalasi Diagram spesifikasi Resistansi m Reaktansi m
Diagram Bagian instalasi Resistansi (milliohms) Reaktansi (milliohms) Ssc = 500 MVA R1 = Uo2/Ssc . cos ; cos = 0.15 X1 = Uo2/Ssc . sin ; sin = 0,98
R1 = 0,05 X1 = 0,33
jaringan sisi atas Uo2 Transformator : R2 = (Wc . Uo2)/S2 X2 = V((Usc.Uo2/S)2 - R22)
R diabaikan X= (1)
Psc Psc S = 630 kVA U1=20kV R2 = 2,75 X2 = 10,31
transforrmator Usc = 4%, Uo = 410 VAC
R diabaikan Uo2
X = Usc (2) Wc = 6500 W
Sn, Usc, U utk S > 100 kVA Sn
3 kabel, @ A = 150mm2 R3 = L/3A; = 0,0225 mm2/m X3 = 0,08 L
pemutus tenaga R diabaikan X diabaikan Cu, L = 3 m R3 = 0,15 X3 = 0,24
A
bar R= L (3) X = 0.15 milliohms/m Pemutus daya cepat R4 = diabaikan X4 = diabaikan
A
Bus bar (Cu) : R5 = L/3A; = 0,0225 mm2/m X5 = 0,15 L
kabel (4) R= L (3) X = 0.08 milliohms/m L = 2 m; 3 rel R5 = 0,1 X5 = 0,3
A @ A = 150 mm2
Uo 3 kabel, @ A = 35mm2 R6 = L/3A; = 0,0225 mm2/m X6 = 0,08 L
Isc = kA
3 Rt2 + Xt2 Cu, L = 30 m R6 = 6,43 X6 = 2,4
B

(1) Psc : daya hubung pendek jaringan sisi atas dlm VA (biasanya 500MVA) Motor R7 = 0,2 X7 X7 = e Uo2/P
(2) Usc : tegangan hubung pendek (%) Sn : daya nyata transformator dlm kVA M P = 50 kW R7 = 168 X7 = 840
(3) = 22.5 (Cu) = 36 (Al) L = panjang dlm m A = luas penampang dlm mm2 e = 25%
(4) jika ada beberapa kabel paralel sefase, bagilah resistans dan reaktans satu kabel
Wc = rugi-rugi Cu pd trafo
dengan jumlah kabel e = reaktansi putaran mesin
(5) Uo = tegangan trafo fase ke fase tanpa beban

BAB VII / 12 BAB VII / 13

Arus hubung pendek Arus hubung pendek

Contoh : metoda impendansi Luas penampang kawat sesuai Isc

Gangguan Resistansi (m ) Reaktansi (m ) Isc (kA)


kapasitas menghantarkan arus selama hubung singkat dan untuk waktu yang
2 2 2 2
A RTA = R1.(Uo/U1) +R2+R4+R5 XTA = X1.(Uo/U1) +X2+X4+X5 IscA = Uo/V3(RTA +XTA ) sangat singkat tergantung dari :
=3 = 10,85 = 21,03 isolasi konduktor (PVC, XLPE),
B RTB = RTA + R6 XTB = XTA + X6
2
IscB = Uo/V3(RTB +XTB )
2 material konduktor : tembaga atau aluminium,
= 9,43 = 13,25 = 14,55 temperatur awal konduktor sebelum arus hubung pendek,
REVERSE RM = R6 + R7 XM = X6 + X7
2
IM = Uo/ V3(RM +XM )
2 temperatur akhir konduktor setelah arus hubung pendek,
CURRENT = 174,43 = 842,4 = 0,275 waktu operasi dari pada arus hubung singkat.
MOTOR
kapasitas menghantarkan arus selama hubung pendek diberikan dalam tabel.
Contoh dapat diambil dari manual pabrik kabel.

BAB VII / 14 BAB VII / 15

Arus hubung pendek Arus hubung pendek

Tabel + rumus Tabel + rumus

tembaga
c - i
i =k. isolasi waktu operasi Isc (S)
t suhu C
penghantar 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.8 1 2
t = waktu operasi dari pada Isc
awal i akhir c rapat arus A/mm 2
c = suhu awal
i = suhu akhir kertas resap 20 446 315 257 223 199 158 141 99
Polythylene 30 150 424 300 245 212 189 150 134 95
Isc BD 70 335 237 194 168 150 118 106 75
S=
i
i = kerapatan arus dalam A/mm2 20 458 324 265 229 205 162 145 102
PVC 30 160 436 309 252 218 195 154 138 98
70 351 248 203 175 158 124 111 79
cara mudah menghitung luas penampang konduktor
XLPE 20 537 394 321 278 249 197 116 124
Isc t k = 11 untuk Cu 30 250 538 380 310 269 241 190 170 120
EPR
S= . 90 439 311 254 220 196 155 139 98
k ( c- i) k = 7 untuk Al

BAB VII / 16 BAB VII / 17


Arus hubung pendek Arus hubung pendek

Tabel + formula Beberapa kasus transformator kerja paralel

aluminium apa yg terjadi dg kapasitas pemutusan setiap pemutus tenaga


insulation operating time of the Isc (S)
temperatures C
of conductors 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.8 1 2
initial i final c density of current A/mm2
impregnated paper 20 294 208 170 147 131 104 93 66
Polyethylene 30 150 278 197 161 139 125 99 88 63
BD 70 221 157 128 111 99 78 70 49 D1 D2 D1 D2 D3

20 304 215 175 152 135 107 96 68


PVC 30 160 285 201 164 142 127 101 90 64
70 231 163 133 115 103 82 73 52 D4 D4

XLPE 20 367 259 212 183 164 130 116 82


30 250 354 250 204 177 158 125 112 79
EPR
90 288 203 166 144 129 102 91 65

BAB VII / 18 BAB VII / 19

Arus hubung pendek Arus hubung pendek

Kasus generator Kasus generator

karakteristik generator set : dalam %


arus hubung-pendek yg rendah tergantung pada transient reactance (2 s/d 5 ln), 2
ketahanan thermal terbatas. Un
bila tidak ada informasi = 20 %
Sn
karakteristik pengaman :
pengaman waktu lama beraksi cepat (<15s) untuk beben lebih 1.5 ln, dalam %
pengaman waktu singkat rendah (< 2ln).
2
Un
bila tidak ada informasi = 30 %
250 KVA
400
Sn
G

reaktans dalam %
2
Un
X x.x bila tidak ada informasi = 6 %
load shedding
Sn

non-priority priority

nilai arus hubung-pendek Icc3 pd terminal genarator set


Sn 1
Icc3 = . = transient reactance dinyatakan dalam (30%)

BAB VII / 20 BAB VII / 21

Arus hubung pendek Arus hubung pendek

Kasus generator Limitasi arus : mengapa

perhitungan arus hubung-pendek tiga-fase minimum sistem (TN - IT) keuntungan memasang pemutus daya dg kemampuan pembatas
arus :
level R X Z Icc
pemutus tenaga pembatas arus diharapkan mengurangi pengaruh-
generator Ra X'd pengaruh yg tidak diinginkan akibat arus hubung pendek pada instalasi.
22,5 L pemanasan kabel dikurangi sehingga umur kabel lebih panjang.
duct 0,08 L
S V . 1.05
total R X R +X
2 2 gaya elektrodinamik berkurang, sehingga sedikit kemungkinan kontak-
2
3 R2 + X kontak deformasi atau patah.
pengaruh terhadap peralatan pengukuran dekat sirkit listrik dikurangi.
teknik kaskade menawarkan solusi penghematan cukup substansial
perhitungan arus hubung-pendek minimum fase-netral sistem (TN - IT)
pada perlengkapan, pelingkup dan dirancang dgn menggunakan nilai
level R X Z Icc nominal gawai lebih rendah pada sisi bawahnya.
2X'd + Xo
generator Ra
3
22,5 L (1+m)
duct 0,08 x L x 2
SPN
V . 1.05
2 2
total R +X 2 2
3 R +X
SPH
m=
SPE

BAB VII / 22 BAB VII / 23

Arus hubung pendek Arus hubung pendek

Prinsip limitasi arus Limitasi arus : bagaimana

limiter block beroperasi dengan cara yang sama dengan kutub utama
Arus prospektif
i u pemutus daya tetapi tidak dihubungkan secara mekanis ke kutub utama atau
ke mekanisme trip pemutus daya .
U busur Arus yg dibatasi Hal ini menyebabkan kontak limiter block menutup kembali setelah gangguan
diputuskan . Isolasi gangguan dilakukan oleh kontak utama pemutus daya .

Tegangan busur Fm
Fr

Fm

I I

I I
t
Tegangan jaringan

BAB VII / 24 BAB VII / 25


Arus hubung pendek Arus hubung pendek

Apa itu limitasi arus : aplikasi dan penggunaan tabel Definisi : diskriminasi

kemampuan limitasi arus dari kA peak tanpa diskriminasi (selektivitas), adalah koordinasi gawai pengaman otomatis
55 limitasi
pemutus daya : sedemikian rupa sehingga gangguan yg terjadi pada suatu titik dalam jaringan
kemampuan limitasi arus suatu pemutus dengan
listrik dipadamkan oleh gawai pengaman yg diinstal langsung di atas
25
daya adalah suatu karakteristik dimana limitasi gangguan tersebut dan hanya oleh gawai tersebut saja.
hanya arus gangguan lebih kecil dari
nilai prospektif yang diijinkan mengalir
tanpa diskriminasi diskriminasi
pada kondisi hubung pendek.
kA rms
0 30
Isc
contoh :
prospective
Isc peak gangguan prospektif = 30 kA rms, CB1 CB1
55 kA peak
nilai dibatasi = 25 kA peak
prospective Isc
I 2t CB2 CB2
total energi yang diteruskan
9 x 106 selama 1/2 siklus tanpa limitasi
limited Isc peak

6 x 106 energi yang diteruskan selama


limited Isc 1/2 siklus dengan limitasi
CB1 dan CB2 buka hanya CB2 buka
t
kenapa diskriminasi diperlukan ?
Diskriminasi menjamin kontinuitas pelayanan sumber daya, terutama sangat
0 30
kA rms diperlukan di industri, instalasi komersial atau institusional.

BAB VII / 26 BAB VII / 27

Arus hubung pendek Arus hubung pendek

Diskriminasi arus Diskriminasi penuh atau terbatas

dg membandingkan karakteristik kurva operasi : diskriminasi penuh diskriminasi terbatas


i2 dt i2 dt
kurva limitasi dari pemutus tenaga kurva energi tidak trip dari pemutus
D2
sisi bawah (D1) : tenaga sisi atas (D2)
D2
2 2
i dt i dt

tripping D1 D1

no-tripping I Is I

D2 D2

D1 D1
Icc

BAB VII / 28 BAB VII / 29

Arus hubung pendek Arus hubung pendek

Diskriminasi logik Diskriminasi antara pengaman lebur TM dan pemutus tenaga TR

kawasan pemilih interlok


TM arus aman
pemutus- IF 1.35
daya ICB
imag +20% 10%
D
D1 rele
logik

TM/TR
transformator I
D 20% F 10%
I

D2 rele Icc waktu aman


t tF t CB 2
logik Icc> tF
arus pemutusan e.g. 0,1 =2
minimum pemutus 0,05
daya TT tD
10ms

D3 rele I
logik

III

BAB VII / 30 BAB VII / 31

Arus hubung pendek Arus hubung pendek

Definisi : kaskade Contoh 1 - kaskading

kaskade adalah penggunaan kemampuan pembatasan arus (Icu) dari pemutus Kaskading 2 tingkat : Dengan instalasi pemutus daya NS250L (dengan
daya, sehingga diperkenankan memasang pemutus daya sisi bawah dengan Jaringan 380 V kapasitas pemutusan 150 kA) pada sisi atas.
kapasitas pemutusan lebih rendah.
60A Isc=80kA Pada arus hubung pendek di rel 30 kA, dapat
prinsip kaskade telah termaktub pada standar IEC 364-434.3 dipasang NC45H (dengan kapasitas pemutusan
10 kA)
kaskade hanya bisa diuji melalui uji laboratorium dan kombinasi kaskade hanya
bisa ditetapkan oleh pabrik pembuatnya.
20A 30A 20A
komentar: pemutus daya sisi atas bertindak selaku back-up terhadap gangguan
hubung pendek. Sehingga diperkenankan pemutus daya dengan kapasitas Isc=30kA
pemutusan lebih rendah dari arus hubung pendek prospektif pada titik instalasi
dimana pemutus tenaga tersebut dipasang.

BAB VII / 32 BAB VII / 33


Arus hubung pendek

Contoh 2 - kaskading

Kaskading 3 tingkat : Pemutus daya A sisi atas digunakan NS250L


Jaringan 380 V

INSTALASI RESIDENSIAL
(dengan kapasitas pemutusan 150 kA) untuk
A arus prospektif hubung pendek 80 kA.
NS250L Isc=80kA
220A sisi atas
Pemutus daya NS100N (dengan kapasitas
B sisi baawah pemutusan 25 kA) dapat digunakan untuk
NS100N Isc=50kA pemutusan daya B untuk arus prospektif hubung
63A
pendek 50 kA, karena kapasitas pemutusan
C
dinaikkan NS250L dengan kaskading di sisi atas
NS60N Isc=24kA menjadi 150 kA.
25A Ir . Harnoko St. ,MT.
NC60N (dengan kapasitas pemutusan 10 kA) Ir. Tiyono, MT
gawai A dikoordinasikan untuk kaskading dengan kedua dapat dipakai untuk pemutus daya C untuk arus
gawai B dan C. prospektif hubung pendek 24 kA pada terminal
keluarannya, karena kapasitas pemutusannya
dinaikkan oleh NS250L dengan kaskading di sisi
atas menjadi 30 A

BAB VII / 34

MENENTUKAN BANYAK TITIK


LAMPU
Ada cara praktis untuk menentukan
banyak lampu, yaitu :
MERENCANA INSTALASI a. Di dalam ruangan tertutup seluas 9m2 ,
PENERANGAN perlu dipasang minimal satu titik
cahaya
b. Di dalam ruangan tertutup seluas20m2
perlu dipasang minimal dua titik cahaya

PENENTUAN BANYAKNYA & MENENTUKAN DAYA LAMPU


KEKUATAN LAMPU (untuk sebuah ruangan tertutup)
Tiap ruangan memiliki jumlah & besar kekuatan
lampu yang berlainan.
Jumlah & kekuatan atau daya lampu yang
diperlukan tergantung pada : Ft =Ot = Fluks cahaya total yang diperlukan oleh
a. Macam penggunaan ruang ruangan tersebut (lumen)
b. Luas/ukuran ruang A= Luas bidang yang diterangi (m2)
E = Kuat penerangan yang diijinkan untuk
c. Keadaan dinding & langit-langit ruangan
ruang tersebut ( lux = lumen/m2 )
tersebut
= Efisiensi sistem penerangan yang digunakan (0 <
d. Macam atau jenis lampu yang dipakai &
sistem penerangannya

PENENTUAN KESEIMBANGAN
PERHIT JUMLAH TITIK
BEBAN
((*))
Harus diusahakan agar beban tiap
np = banyak titik menurut panjang ruangan =
kelompok / grup atau tiap fase seimbang/
nl = banyak titik menurut lebar ruangan = sama.
a = jarak titik lampu (meter) Yang dimaksud sama/ seimbang adalah
p = panjang ruang (meter) besarnya beban dalam VA (Volt Amper).
l = lebar ruang (meter)
c = banyak lampu dlm 1 titik
((*)) kemudian lihat tabel lampu
PENENTUAN UKURAN
KEUNT KESEIMBANGAN
Dengan beban VA seimbang, maka akan
PENGAMAN ARUS DAN KABEL
mempermudah penggantian sekring/MCB,
mempercepat pemulihan pelayanan dan Caranya :
menguntungkan bagi sumber, selain itu : 1. Jumlahkan watt atau volt-amper
seluruh beban
1. Ukuran pengaman arus dapat sama 2. Bagilah beban VA ke dalam tiap fase
2. Ukuran penghantar / kabel dapat sama dan kelompok seimbang mungkin
3. Pembelian pengaman arus dan
penghantar/ kabel lebih sederhana,
artinya tidak bermacam-macam ukuran
yang dibeli

Lanjutan Lanjutan
3. Hitung besar arus masing-masing fase Untuk arus bolak-balik 3 fase :
atau kelompok
Untuk arus bolak-balik 1 fase :
V =tegangan fase- ke -fase
P = daya watt 3 fase
V =tegangan fase- ke -netral
P = daya watt 1 fase

Lanjutan Lanjutan
4. Arus nominal pengaman arus : Bila yang dicari adalah ukuran pengaman
I I beban penuh
maka dipakai faktor keserempakan = k ,
Tentu saja jangan sampai arus nominal sehingga :
pengaman arus terlalu besar bila I k. I beban total
dibandingkan terhadap arus beban.

Lanjutan Cek hasil pemilihan


5. Ukuran kabel / penghantar dapat dicari 6. Ukuran penghantar yang telah didapat
pada tabel-tabel yang berhubungan kemudian dicek lagi .
dengan KHA (=Kapasitas Hantar Harus lebih besar atau sama dari
Arus) penghantar dan ukuran sekering ketentuan batas minimum ukuran
penghantar yang diijinkan
menurut PUIL
Rugi-rugi tegangan tidak boleh
melebihi batas yang ditentukan
( Vsistem )
Lanjutan
Lanjutan
7. Untuk mengecek apakah sesuai dengan
rugi-rugi tegangannya, dipakai rumus :
ii. Arus bolak-balik 1 fase
i. Arus Searah
atau atau

S = luas penampang kabel (mm2)


Vr= rugi-rugi tegangan (Volt)
l = panjang kebel dari PHB sampai ke beban(m)
I = arus beban penuh (A)
= hambatan jenis penghantar

iii. Arus bolak-balik 3 fase Lanjutan MENGHITUNG SUSUT

Perhitungan harus dalam keadaan


berbeban penuh (full load)

3~ tegangan sistem
< >l

Lanjutan Susut tegangan


Contoh
l1 l2 l3 l4 l5 =
I1 I2 I3 I4 I5
IA IB IC ID IE
=
M

Bila luas penampang kabel A sama, maka :

Lanjutan Selesai
Di dalam menghitung arus IA, IB , IC , ID , dan IE ,
dianggap tegangan instalasi tetap nilainya.
1) R = resistans kawat (ohm)
l = panjang kawat (meter)
A = luas penampang kawat (mm2)
resistans-jenis kawat
2) pada daftar / katalog kabel tenaga satuannya
(ohm.meter)
3) I1 = I2 + IA I3 = I4 + IC
I2 = I3 + IB I4 = I5 + ID
Instalasi Sistem Keamanan
Sistem Video

Sistem Keamanan Salah satu cara adalah dengan menggunakan sistem CCTV (Closed
Circuit TeleVision). CCTV adalah alat untuk mengawasi, mengamati dan
merekam kejadian di suatu tempat, ruangan atau area tertentu, alat
ini terdiri dari : kamera, digital
video recorder, dan monitor.
Ir. Tiyono, MT
Muhammad Hasan Habib
12/329833/TK/39075

Komponen Penyusun Sistem Video Komponen Penyusun Sistem Video (2)


BNC (Bayonet Neill Concelman) Connector Kabel Coaxial
Tipe konektor RF yang pada umumnya dipasang pada ujung kabel coaxial, Jenis kabel yang biasa digunakan untuk mengirimkan sinyal video dari kamera
sebagai penghubung dengan kamera CCTV dan alat perekam (DVR) maupun CCTV ke monitor.
secara langsung ke monitor CCTV.

Common Coax Cables and


Specifications Komponen Penyusun Sistem Video (3)
Adaptor dan Power Supply
Perangkat yang menyuplai tegangan kerja ke kamera CCTV, pada umumnya
tegangan yang digunakan yaitu 12 Volt DC.

Komponen Penyusun Sistem Video (4) Komponen Penyusun Sistem Video (5)
Kamera CCTV DVR (Digital Video Recorder)
Alat pengambil gambar yang berfungsi sebagai kamera pengawas. Media penyimpan hasil rekaman video yang telah terpantau oleh kamera CCTV.
Biasanya spesifikasi yang diberikan berupa format lensa CCD (Charge Besar kecilnya kapasitas penyimpanan hasil rekaman tergantung pada harddisk
Coupled Device) yang memiliki ukuran tipikal (1/2 , 1/3 dan yang terpasang (pada umumnya 160 Gygabyte, namun adapula yang diupgrade
1/4 ), TV Lines yang berkaitan dengan resolusi gambar, LUX yang hingga 1 Terabyte). Hasil rekaman video tersebut ada yang berformat QCIF,
berkaitan dengan kesensitifan kamera terhadap cahaya MPEG-4 dan avi. Input DVR terdiri dari 4, 8, 16 dan 32 channel kamera.
Komponen Penyusun Sistem Video (6) Kunci Elektronis (Kunci Sidik Jari)
Monitor Kunci elektronik ini hanya akan terbuka jika sidik jari dikenali oleh sensornya.
Menampilkan output keseluruhan gambar dari kamera sesuai inputan ke DVR. Dalam penggunaanya dapat diatur untuk menunda setelah ada indikasi sensor
Tampilan kamera-kamera dapat dilihat pada monitor dengan pembagian yang tidak mengenali selama 5 x berturut-turut. Sistem ini bisa dijadikan pengganti
berbeda (satu tampilan kamera, matrik 22, matrik 33 dan matrik 44). sistem kunci rumah konvensional.

Kunci Elektronis (Kunci Sidik Jari) [2] Pemasangan dan Pengujian


Spesifikasi kunci sidik jari: CCTV
Sensor scan sidik jari anti gores (tak mudah rusak)
Dilengkapi kunci mekanis dan kode PIN darurat
Power: 6 x baterai AA / 1 x baterai 9 V (standby)
Waktu tunda pengenalan sidik jari setelah sensor gagal mengenali selama 5
menit
Speaker

Langkah-langkah Pemasangan Kamera Langkah-langkah Pemasangan Kamera


CCTV CCTV (2)
3. Prioritaskan penempatan kamera CCTV di bawah atap/ tempat terlindung
Terutama untuk pemasangan CCTV di rumah, prioritaskan letak posisi kamera
1. Tentukan kabel yang sesuai
CCTV dibawah atap karena bisa melindungi kamera CCTV dari hujan, angin,
Dengan melihat tabel spesifikasi, kita dapat memilih
dan sebagainya. Selain itu, penempatan di bawah atap juga biasanya
kabel yang sesuai. Biasanya untuk kabel CCTV, kita
memberikan tampilan view yang lebih baik dan mudah untuk menarik kabel
dapat menggunakan kabel RG59 yang terdiri dari
jaringan.
kabel video dan kabel power (positif dan negatif).
4. Cari titik untuk mulai menarik kabel dari luar ke dalam
Kabel RG59 merupakan kabel standard yang sering
Setelah menentukan titik pemasangan CCTV, berikutnya adalah mencari titik
digunakan untuk instalasi CCTV
masuk untuk menarik kabel dari luar ke dalam.
2. Tentukan lokasi dan area pantauan CCTV
Lokasi pemasangan CCTV bisa kita tentukan
berdasarkan jarak pandang yang hendak
dimonitoring (apakah dekat atau jauh) dan apakah
untuk keadaan gelap atau terang. Dari situ baru kita
tentukan titik pemasangan kamera CCTV.

Langkah-langkah Pemasangan Kamera Pengantar Building Automation System


CCTV (3) (BAS)
5. Penempatan monitor dan DVR Building Automation System adalah sebuah pemrograman, komputerisasi,
Monitor dan DVR adalah alat-alat yang melengkapi sistem CCTV Anda. Jika intelligent network dari peralatan elektronik yang memonitor dan mengontrol
kamera CCTV biasanya ditempatkan diluar, maka DVR dan monitor digunakan sistem mekanis dan sistem penerangan dalam sebuah gedung. Building
untuk membantu pemantauan dari dalam ruangan. Tentukan tempat dimana Automation Systems (BAS) mengoptimasi start-up dan performansi dari peralatan
monitor dan DVR akan diletakkan. HVAC dan sistem alarm.
6. Memulai penarikan kabel
Setelah didapatkan titik kamera CCTV dan lokasi penempatan monitor dan
DVR, maka berikutnya adalah menarik kabel yang menghubungkan antara
CCTV dengan monitor dan DVR.
Pengantar Building Automation System
(BAS)
BAS memiliki keuntungan diantaranya :
menambah dalam jumlah besar interaksi dari mekanikal subsistem dalam
gedung
meningkatkan kenyamanan pemilik
minimasi energi yang digunakan
menyediakan off-site kontrol gedung.
BAS berbasis kontrol komputer untuk mengkoordinasi, mengorganisasi, dan
mengoptimasi kontrol subsistem pada gedung seperti keamanan, kebakaran
atau keselamatan, elevator, dan lain-lain.

Sistem Keamanan BAS (Building Automation System)


Building automation system adalah sebuah pemrograman,
komputerisasi, intelligent network dari peralatan elektronik yang
memonitor dan mengontrol sistem mekanis dan sistem penerangan
dalam sebuah gedung. Building Automation Systems (BAS)
mengoptimasi start-up dan performansi dari peralatan HVAC dan
sistem alarm. BAS menambah dalam jumlah besar interaksi dari
mekanikal subsistem dalam gedung, meningkatkan kenyamanan
pemilik, minimasi energi yang digunakan, dan menyediakan off-
sitekontrol gedung. BAS berbasis kontrol komputer untuk
mengkoordinasi, mengorganisasi, dan mengoptimasi kontrol
subsistem pada gedung seperti keamanan, kebakaran/keselamatan,
elevator, dan lain-lain.

Bagian dari sistem


1. Controller 3. Lighting
Controller yang digunakan biasanya terdiri dari satu atau Lighting dapat dinyalakan maupun dimatikan
lebih PLC (Programmable Logic Controllers), dengan pemrograman dengan Building Automation System berdasarkan waktu harian,
tertentu. PLC dalam BAS digunakan untuk mengontrol atau pengatur waktu dan sensor. Contoh sederhana sistem
tersebut adalah menyalanya lampu pada suatu ruangan setelah
peralatan yang biasanya digunakan dalam sebuah gedung. setengah jam orang terakhir keluar dari ruangan tersebut.
2. Occupancy Sensor 4. Air Handler
Occupancy biasanya didasarkan pada waktu dari skedul Air handler digunakan untuk mengatur keluar masuknya udara
harian. Override switch atau sensor dapat digunakan untuk dalam gedung. Pengaturan ini dilakukan untuk menjaga agar
memantauoccupancy pada beberapa daerah internal gedung. udara tetap sesuai dengan kebutuhan serta kesehatan manusia
yang ada dalam gedung tersebut.

Topologi BAS
5. Central Plant Jaringan otomatis gedung terdiri dari primary dan secondary bus
Central Plant dibutuhkan untuk menyuplai air-handling yang terdiri dari Programmable Logic Controllers, input / output
unit dengan air. dan sebuah user interface (human interface device). Primary dan
6. Alarms and Security secondary bus dapat berupa kabel fiber optik, ethernet, ARCNET,
RS-232, RS-485 atau wireless network. Controller digunakan
Banyak Building Automation System memiliki kemampuan alarm.
dengan software yang akan bekerja dengan standar BACnet,
Jika sebuah alarm dideteksi, alarm tersebut dapat diprogram
LanTalk, dan ASHRAE. Input dan output berupa analog dan digital
untuk memberitahukan seseorang. Pemberitahuan dapat
(binary). Input analog digunakan untuk membaca pengukuran
dilakukan melalui komputer, pager maupun suara alarm. Sistem
sekuriti dapat disambungkan pada building automation system. variabel. Input digital mengindikasikan apabila device menyala atau
Jika occupancy sensor ada, maka sensor tersebut dapat juga tidak. Output analog mengontrol kecepatan atau posisi dari
digunakan sebagai alarm pencuri. peralatan, seperti variable frequency drive, sebuah I-P transducer,
atau sebuah aktuator. Output digital digunakan untuk membuka dan
menutup relay dan switch.
Monitoring dan kontrol AC Monitoring dan Kontrol Pump Room

Monitoring dan kontrol Lighting


Mesin dengan intensitas kerja yang tinggi dan membutuhkan Memudahkan operasi
energi listrik tinggi. seperti Blower, Chiller pada bangunan lighting ( on / off ) secara
gedung atau Mall. otomatis sesuai schedule
Status mesin akan terlihat secara real di layar PC dimana yang dibuat
menjalankan motor dan kemudian mematikan motor secara
manual ( melalui panel kontrol lokal). menampilkan data
pemakain listrik dalam
Kesalahan dan kelalaian atau human error ini akan sangat
memboroskan energi listrik. .Mesin dengan tingkat trouble satu unit panel kontrol
yang tinggi sehingga diharapkan denagn BAS dapat dengan dalam gedung
mudah mencari kerusakan setelah sistem kontrol motor
listrik tidak bekerja secara baik

Monitoring dan Kontrol Genset Monitoring dan Kontrol Tangki


FENOMENA PETIR

BAB 9
PENANGKAL PETIR & GROUNDING
Gesekan/gerakan menghasilkan elektrostatik.
Polarisasi menyebabkan awan bagian atas positif, bagian bawan negatif.
Menimbulkan medan listrik di dalam awan, antar awan, awan dan bumi.

Muncul petir sebagai discharge listrik statis.


Beda tegangan 100 s.d. 1000MV. Arus petir 1 s.d. 200 kA.Gradien
tegangan gagal 30kV/cm untuk awan pekat dan gradien tegangan gagal
10kV/cm untuk awan pekat, tekanan rendah. Kecepatan terjadinya juluran
udara yang terionisasi (steamer) 0,15 m/ s.Petir antar awan

SAMBARAN
PETIR ANTAR AWAN
Sambaran petir dapat
menimbulkan kerusakan pada
Petir di dalam awan obyek yang kena sambaran ;
Bangunan, pohon, peralatan
listrik, jaringan listrik dan
manusia
Terjadinya step leader
Sambaran bisa ;
Sambaran langsung
Proses step leader Kena induksi/imbas
Interferensi

PETIR DAN TOWER PENGAMAN PETIR


Tower sebagai bangunan yang Pengaman Petir
terbuat dari logam, sangat rentan Pengaman Eksternal : Penangkal Petir,
terhadap sambaran petir. mempunyai komponen :
Elektroda penangkal (Air Terminal)
Oleh karenanya perlu penangkal Konduktor penyalur (Down Conductor
petir. Penyebar arus (Current Distributor)
Elektrode pentanah (Ground rod)
Penangkal petir hakekatnya
Pengaman internal : Proteksi Petir
perangkat pengundang petir, atau Peralatan (Surge Protective Device =
mengundang muatan untuk segera SPD) :
mengalir ke tanah melalui perangkat Proteksi petir
penangkal petir, sehingga Proteksi surja
Peralatan pengaman

PROTEKSI TOWER Konduktor Pembumian


Penampang Konduktor
Penghantar daya yang Penghantar pembumian
digunakan (mm2) (mm2)
6 mm
16 mm 10 mm
35 mm 16 mm
70 mm 50 mm
120 mm 70 mm
95 mm
Down Conductor and Earth Termination
Ground rod
Resistans Pentanahan

Resistans pembumian petir maks 2 ohm,


Resistans pembumian panel maks 1 ohm
Resistans pembumian IT , elektronik maks
0,5 ohm
GROUND
ENHANCEMENT
MATERIAL (GEM)

TEKNOLOGI PENYAMBUNGAN GROUNDING

POTENTIAL EQUALIZATION CLAMP TEGANGAN LANGKAH

PEC Aplikasi

PROTEKSI PETIR SPD


Contoh proteksi SPD
(Surge Protective Device)

Macam SPD :
Proteksi peralatan

Proteksi incoming power


supply
Proteksi peralatan internal
SHUNT SURGE PROTECTION SERIES SURGE PROTECTION
DEVICES DEVICES
Contoh Prinsip Proteksi
PRINSIP PENANGKAL PETIR
PADA BANGUNAN
1. Tangkap sambaran petir dengan elektroda
penangkal petir.
2. Salurkan energi ke ground dengan down
conductor
3. Salurkan panas ke ground melalui resistans
rendah
4. Satukan semua terminal pentanahan sejenis
5. Amankan saluran masuk jaringan sumber AC
6. Amankan data tegangan rendah atau sirkit
komunikasi

APA YANG PERLU


DIPERHATIKAN
Bahan komponen peralatan penangkal petir
Sambungan-sambungan SELESAI
Biarlah telanjang untuk distribusi panas,
kecuali melintasi tempat
Jaga resistans pentanahan
Hindarkan peralatan elektronis kena imbas
petir
Hindarkan interferensi terhadap petir

TOWER
Selanjutnya untuk contoh

Radio Equipment Mounted on a Tower

ELEKTRODA PENANGKAL DOWN CONDUCTOR

Penangkal petir adala


pengundah petir, agar tidak

Air Terminal and Position Relative to Topmost Elements Down Conductor and Earth Termination
DOWN CONDUCTOR (1)
DISTRIBUTOR ARUS

Mounting Blocks and Metal Grounding Plate

TERMINAL GROUND CABLE SITEM PROTEKSI

Radio Equipment Installed on a Pole


Metal Grounding Plate and Cable Entry to Facility Building

SISTEM PROTEKSI
APLIKASI PERALATAN

Radio Equipment and Lightning Protectors (Surge Arrestors)

APLIKASI PERALATAN
APLIKASI PERALATAN

Lightning Protectors (Surge Arrestors) at Building Entrance Integrated Radio and Antenna Unit Installed at CPE
APLIKASI PERALATAN APLIKASI PERALATAN

Indoor Unit Protection


Baseband Protection

Presentasi Teknik Instalasi Dasarnya :


- PUIL 2000
Motor, sirkit dan kontrol

Peralatan Instalasi Motor Listrik Kekurangan Motor Induksi


- Putarannya sulit diatur.
Motor Induksi - Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 s/d 6 kali arus
Motor Induksi adalah suatu motor yang dicatu oleh arus bolak-balik nominal motor
pada statornya secara langsung dan pada rotornya terdapat arus Motor induksi dapat dibagi menjadi :
karena induksi dari stator
Kelebihan Motor Induksi + Berdasarkan jenis rotornya
- Mempunyai konstruksi yang sederhana. - Motor induksi rotor sangkar tupai (squirrel cage
- Relatif lebih murah harganya bila dibandingkan dengan jenis induction motor)
motor yang lainnya.
- Menghasilkan putaran yang konstan. - Motor induksi rotor lilit (wound rotor induction motor)
- Mudah perawatannya. + Berdasarkan arus dan tegangan :
- Untuk pengasutan tidak memerlukan motor lain sebagai - Tiga fase
penggerak mula.
- Tidak membutuhkan sikat-sikat, sehingga rugi gesekan bisa - Satu fase
dikurangi

Motor Sinkron Aplikasi Motor Sinkron :


Motor sinkron adalah otor yang bekerja dengan - Biasanya untuk alat alat yang membutuhkan
dua sumber arus, yaitu arus bolak-balik (AC) dan kecepatan konstan.
sumber arus searah (DC). Motor akan berputar - Untuk alat pengatur tegangan
sinkron bila putaran medan putar sama dengan - Untuk motor motor dengan kecepatan putaran
putaran rotor. Jadi bila stator dihubungkan yang lebih dari 500 rpm ,dipakai sebagai penggerak
pompa pompa centrifugal , DC generator
dengan sumber tegangan tiga fasa (AC), maka
,compressor compressor centrifugal ,blower ,fan ,dan
pada stator akan terjadi medan putar dan pada mesin mesin penggiling kertas atau karet ,dll.
rotor dimasukan tegangan DC.
- Untuk motor sinkron kecepatan dibawah 500 rpm
,bisa digunakan sebagai penggerak untuk reciprocating
compressor ,centrifugal and screw type pumps ,
penggilingan metal ,dll.
MCB
Motor Satu Fasa
Motor satu fasa umumnya dibuat dengan daya
yang kecil (fractional horse power), konstruksinya
juga relatif sederhana, walaupun demikian motor
jenis ini tidak terlalu mudah untuk dianalisa.
Motor satu fasa banyak digunakan pada peralatan
rumah tangga dan industri, seperti refrigerator, Overload
pompa air, mesin cuci, mesin jahit, dan lain-lain.
Terbagi Menjadi :
- Motor Sinkron 1 Fasa
- Motor Seri 1 Fasa
- Motor Induksi 1 Fasa

Peraturan Instalasi Motor Listrik

Pada pelat nama setiap motor harus terdapat keterangan


atau tanda mengenai : nama pembuat; tegangan
pengenal; arus beban pengenal; daya pengenal; frekuensi
pengenal dan jumlah fase untuk motor arus bolak balik;
putaran per menit pengenal; suhu lingkungan pengenal
dan kenaikan suhu pengenal; kelas isolasi; tegangan
kerja dan arus beban penuh sekunder untuk motor
induksi rotor lilit; jenis lilitan : shunt, kompon, atau seri
untuk motor arus searah; daur kerja
Setiap motor dan lengkapannya yang hendak dipasang
harus dalam keadaan baik serta dirancang dengan tepat
untuk maksud penggunaannya dan sesuai dengan
keadaan lingkungan tempat motor dan lengkapan
tersebut akan digunakan.

Motor harus tahan tetes, tahan percikan air, Gambar Instalasi Motor Listrik
tahan hujan, kedap air, atau memiliki kualitas
lain yang sesuai dengan keadaan lingkungan
tempat motor itu hendak dipasang.
Motor terbuka yang mempunyai komutator atau
cincin pengumpul, harus ditempatkan atau
dilindungi sedemikian rupa sehingga bunga api
tidak dapat mencapai bahan yang mudah
terbakar di sekitarnya
Motor harus dipasang sedemikian rupa sehingga
pertukaran udara sebagai pendinginnya cukup
terjamin

- Skema peralatan kontrol motor

Instalasi Motor 3 fasa Instalasi Motor Induksi 3 fasa


- Operasi Motor

tanpa pengunci dengan pengunci

Nameplate Motor
Secara umum, informasi pada nameplate motor
bisa menjelaskan spesifikasi motor. Umumnya
Faktor yang menentukan pemilihan motor: nameplate terdiri atas tipe motor dan gearbox,
Motor dan Gearbox rasio gearbox, dan daya motor. Penggantian
Untuk beberapa merek motor, mereka selalu menawarkan motor dengan merek lain perlu dikonsultasikan
produk gearbox juga, atau sering disebut . lebih lanjut dengan pihak supplier motor, dengan
Sebenarnya secara desain, gearbox dan motornya dapat memperhatikan desain mesin, kecepatan output
dipisahkan sehingga gearbox merek A dapat dipasang dengan
motor merek B, dengan menggunakan , atau dan daya yang dibutuhkan
langsung dapat disambung jika memiliki posisi joining baut yang Menentukan Daya Motor
sama. Umumnya informasi dalam katalog tentang motor ber-
gearbox ini terdiri dari tipe geared motor, daya motor, rasio Daya motor sangat tergantung pada besar dan
gearbox, faktor keamanan, torsi output, dan kecepatan output jenis beban yang dibawa oleh mesin. Semakin
gearbox. Jika ingin mengganti motor dengan daya lebih besar besar beban yang ditanggung mesin, semakin
dan gearbox tidak diubah, pastikan penghubung antara
gearbox dan motor bersesuaian, dan juga perhitungkan ulang besar daya motor yang dibutuhkan. Beban yang
daya output yang dihasilkan (asumsi daya output dan input dimaksud termasuk rugi gesekan transmisi, dan
sama, dengan perubahan kecepatan rotasi dan torsi motor) juga impact saat loading beban. Satuan daya
apakah sudah sesuai dengan desain sebelumnya
yang umum digunakan adalah kiloWatt dan Horse
Power.

Menentukan Kecepatan Motor


Umumnya tiap motor memiliki kecepatan tertentu sesuai
dengan katalog. Ada motor dengan 2800-an rpm, 1400-
an rpm, dan 900-an rpm, tergantung merek dan jenis
motor. Yang terpenting adalah kecepatan output yang Pengukuran daya masuk
dihasilkan. Dengan motor dan gearbox yang bersesuaian Metode ini menghitung beban sebagai perbandingan antara daya
pada katalog atau melalui perhitungan, kita dapat masuk (diukur dengan alat analisis daya) dan nilai daya pada
memperoleh kecepatan output gearbox. Sedang kecepatan pembebanan
output tergantung pada kapasitas mesin. Kapasitas di sini 100%
adalah seberapa banyak beban yang dipindahkan dalam Persamaannya :
satuan waktu. Semisal, konveyor yang memindahkan botol
dengan diameter 7 cm dengan kebutuhan 120 botol per
menit, maka butuh pergerakan linear konveyor sebesar
840 cm/menit. Jika diameter efektif atau Dimana,
dari sprocket penggerak sebesar 400 mm, maka
dibutuhkan kecepatan putar output motor gearbox - Pi = Daya tiga fase dalam kW
sebesar kurang lebih 42 rpm atau . - V = RMS (akar kwadrat rata-rata) tegangan, nilai tengah garis
Pengaturan kecepatan output dapat dilakukan dengan ke garis 3 fase
mengatur inverter motor untuk motor AC sampai benar- - I = RMS arus, nilai tengah 3 fase
benar diperoleh kecepatan motor yang diharapkan. Atau - PF = Faktor daya dalam desimal
pengaturan atau sejenisnya untuk mengatur
masukan bahan bakar pada motor pembakaran dalam.

Persamaannya :

Keseimbangan beban adalah perbandingan antara daya 3


Dimana, fase dengan
- Pr = Daya masuk pada beban penuh dalam kW daya masukan dalam KW dikalikan 100%
- HP = Nilai Hp pada Persamaannya:
- = Efisiensi pada beban penuh (nilai pada
motor)
Dimana,
- Beban = Daya keluar yang dinyatakan dalam % nilai daya
- Pi = Daya tiga fase terukur dalam kW
- Pr = Daya masuk pada beban penuh dalam kW
berpengaruh dalam penentuan supply listrik yang akan dipergunakan,
Tegangan dalam hal ini akan dapat berupa generator ataupun battery.
(AC dan DC)

Daya motor listrik akan berpengaruh dalam penentuan jenis pengaman


dan penentuan kapasitas kcnduktor yang akan di installkan.
Dalam meng-install motor listrik beberapa Kesalahan dalam informasi daya motor listrik akan berakibat pada
Daya motor
pertimbangan yang diperlukan adalah : kesalahan dalam pemilihan pengaman dan konduktor , secara lebih jauh
akan menyebabkan operasi motor motor listrik akan mengalami
1. Tegangan supply motor listrik (AC atau DC) kerusakan

2. Daya motor listrik3. arus start motor listrik perlu dipertimbangkan mengingat arus start motor
motor listrik berkisar 3 s/d 7 kali arus nominal. oleh karenanya perlu
3. Arus start. Arus start diamankan untuk kelancaran dari operasi perlatan / motor listrik.

4. Jumlah phasa dari motor listrik (untuk AC Jumlah phasa dari motor listrik AC ada dua macam yaitu satu phasa dan
motor). Jumlah phasa tiga phasa, hal ini akanberpengaru.h dalam penentuan supply tegangan
5. Tegangan phasa dari motor listrik (untuk AC (AC motor) yang akan dipergunakan (apakah dengan 3 kabel, 4 kabel atau 5 kabel).

motor) Tegangan phasa dari motor listrik dapat dilihat


Tegangan
pada name plate vang terpasang, hal ini akan berpengaruh dalam
phasa penentuan apakah perlu dipasangkan saklar wye - delta atau suatu
(untuk AC trafo penurun penurun tegangan. Pertimbangan - pertimbangan ini
motor) akan sancta berkaitan erat dengan arus start dari motor yang akan di
install.

Penampang
kabel KHA Pengaman
(mm2) (Ampere) (Ampere)
1 11 2,4,6
1,5 14 10
2,5 20 15 Ukuran Penampang Kabel
4 25 20 dan Pengaman Susut Tegangan pada kabel dapat dihitung
dengan rumus :
6 31 25
10 43 35
16 75 60
25 100 80
35 125 100
50 160 125
70 200 150
95 240 200
120 260 225
150 325 250
185 380 300
240 450 350
300 525 400
400 640 500
500 600
625 700
800 800
1000 1000

G
F

D D D

E E E

C C C

Ir.Harnoko St.,MT.
B B B
Ir. Tiyono, MT

A A A

M M M

H H H

C : Sarana pemutusan
Ukurannya ditentukan sbb :
A : Pengaman beban lebih
Ukuran pengaman beban lebih ini ditentukan
IC Ibeban
sbb: penuh motor dan alat

IA nominal = Ibeban penuh motor D : Pengaman arus hubung singkat


= arus beban penuh motor
Penentuan ukurannya dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
B : Alat kontrol motor
Ukuran alat ini harus memperhatikan arus
asut/start yang diijinkan
E : Rangkaian motor
Ukuran penghantarnya ditentukan sbb :
Persentase Arus Beban Penuh
Jenis Motor
Pemutus Tenaga Sekering KHAE Ibeban penuh motor
Motor induksi sangkar
tupai & motor sinkron
(dengan alat asut Y- , 250 400
reaktor tahanan), motor
satu fase F : Pengaman hubung singkat rangkaian
pengisi
Motor induksi sangkar
tupai & motor asinkron IF max. = setelan maksimum pengaman ( nilai
(dengan alat asut ototrafo) 200 400 nominal) rangkaian akhir motor
& motor induksi sangkar terbesar + jumlah arus beban penuh
tupai berreaktansi tinggi
motor motor lainnya yang disuplai
Motor induksi rotor lilit
150 400 oleh rangkaian pengisi yang
dan motor arus searah
bersangkutan

G : Rangkaian Pengisi ( feeder )


Ukuran penghantarnya ditentukan sbb :
Rangkaian cabang motor dengan tegangan
KHAG Ibeban penuh motor terbesar +
kerja 220 V mensuplay motor motor sebagai
berikut :
jumlah arus motor lainnya
1. Motor induksi sangkar tupai dengan
pengasutan bintang segitiga, arus
H : Pentanahan beban penuh nominalnya 42 A
2. Motor sinkron dengan pengasutan
ototrafo , arus beban penuhnya 54 A
3. Motor induksi rotor lilit, arus beban
penuhnya 68 A
Masing-masing motor diamankan terhadap
Masing
k = 2,50 5,00 ( untuk sekering / patron lebur ) arus hubung singkat dengan pemutus tenaga
= 1,25 3,50 ( untuk pengaman lainnya )

TENTUKAN :
a. KHA hantaran rangkaian cabang
b. Setelah pengaman hubung singkat
rangkaian cabang a. KHAminimum = (1,1) (68) + 42 + 54 =170,8 A
c. Bila rangkaian cabang itu disuplay oleh b. Setelah maksimum alat pengaman masing-
satu saluran utama, yang juga mensuplay masing motor :
rangkaian akhir lain yang mensuplay motor 1. Motor induksi sangkar tupai :
induksi rotor lilit dengan arus beban penuh (250%)(42) = 105A
nominalnya 68A, tentukan setelan 2. Motor sinkron :
pengaman saluran utama terhadap hubung (200%)(54) = 108A
singkat 3. Motor induksi rotor lilit :
(150%)(68) = 102A

238,8 A
Setelan maksimum alat pengaman
rangkaian cabang terhadap hubung 286 A
singkat tidak boleh melebihi :
108 + 42 + 68 = 218 A

218 A 102 A
c. Setelan alat pengaman hubung singkat
74,8 A
masing-masing rangkaian cabang = 218 A 170,8 A
dan 150% x 68 = 102A. M Motor Induksi
Rotor Lilit
Setelan alat pengaman hubung singkat In = 68 A
saluran utama tidak boleh melebihi :
102 A 108 A 105 A
218 A + 68 A = 286 A
74,8 A 59,4 A 46,2 A
Motor Induksi
Motor Motor Induksi
Rotor Lilit M M M
Sinkron Sangkar Tupai
In = 68 A
In = 54 A In = 42 A

Anda mungkin juga menyukai