Anda di halaman 1dari 10

STUDI EVALUASI PERENCANAAN KEBUTUHAN DAYA PADA INSTALASI LISTRIK

DI GEDUNG HARCO GLODOK JAKARTA

Oleh:

Januar Akbar1), Didik Notosudjono2), Agustini Rodiah Machdi3)

ABSTRAK

Gedung Harco Glodok Jakarta adalah salah satu bangunan komersial yang bergerak bidang jasa perbelanjaan
di Jakarta. Gedung Harco Glodok Jakarta terdiri dari 17 lantai, termasuk lantai basement, lantai utama dan
lantai parkir. Beban-beban listrik yang terpasang pada gedung Harco Glodok Jakarta antara lain beban
penerangan (lampu-lampu) serta beban tenaga (stop kontak) dan beban tenaga motor-motor listrik (AC, lift,
eskalator dan lain-lain), yang tentunya membutuhkan suplai daya listrik yang cukup besar. Daya listrik yang
terpasang di Gedung Harco Glodok Jakarta sebesar 5.981,954 kW. Daya yang disuplai sebesar 6.660 kVA
dari PLN dan kapasitas total daya pada transformator sebesar 8.750 kVA dan generator-set berkapasitas
sebesar 8.000 kVA. Dimana sistem back up suplai daya listriknya di suplai penuh oleh generator-set.

Kata Kunci : Kebutuhan Daya, Drop Voltage, Perbaikan Faktor Daya

1. PENDAHULUAN yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah


sirkuit/rangkaian. Sumber energi seperti tegangan
1.1 Latar Belakang listrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan
Kebutuhan daya dan tarif dasar tenaga listrik beban yang terhubung dengannya akan menyerap
memiliki peran yang sangat penting dalam suatu daya listrik tersebut.
industri. Hal ini bisa lihat dalam kehidupan
sehari–hari, hampir setiap bangunan Mengingat bahwa tenaga listrik sangat penting
membutuhkan energi listrik seperti pelayanan dalam proses produksi, maka sumber tenaga
sosial, rumah tangga, bisnis, industri, perkantoran, listrik ini harus dijaga dari adanya berbagai
mall dan sebagainya. macam gangguan tenaga listrik yang digunakan
berasal dari:
Management Gedung Harco Glodok Jakarta 1. Suplai jaringan dari PLN.
berupaya untuk melalukan efisiensi penghematan 2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
energi listrik terutama pada pembayaran energi atau Generator Set.
listrik, Sebelum melalukan studi evaluasi Namun, untuk menentukan pilihan dalam
kebutuhan daya listrik maka dilakukan analisis penyedian suplai tenaga listrik perlu
ulang terlebih dahulu pada sistem yang sudah ada. dipertimbangkan kondisi kelompok beban listrik
terpasang. (PUIL,2000:8)
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penulisan tugas akhir ini 2.2 Sistem Instalasi listrik
adalah untuk mengevaluasi perencanaan Sistem instalasi tenaga listrik adalah proses
pembagian daya listrik yang sesuai standar PUIL penyaluran daya listrik yang dibangkitkan dari
2000, dengan mengevaluasi berdasarkan sumber tenaga listrik ke alat-alat listrik atau beban
perhitungan pembagian daya yang dilakukan yang disesuaikan dengan ketentuan yang telah
selama proses evaluasi kebutuhan daya listrik di ditetapkan dalam peraturan dan standar listrik
Gedung Harco Glodok Jakarta menjadi lebih yang ada,misalnya IEC (International
efektif dan efisien. Electrotechnical Commission), PUIL (Persyaratan
Umum Instalasi Listrik), IEEE, SPLN dan
2. TEORI DASAR sebagainya. (PUIL,2000:8)
Sistem instalasi listrik pada dasarnya dapat dibagi
2.1 Daya Listrik menjadi 2 bagian:
Daya Listrik dalam bahasa Inggris disebut a. Instalasi Listrik Penerangan
dengan Electrical Power adalah jumlah energi b. Instalasi Listrik Tenaga

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 1


Sistem instalasi listrik dapat dilihat pada gambar cadangan (genset) dan sebaliknya. Dan ATS
2.1 di bawah ini : (Sumber : P.Van Harten, 1992; merupakan pelengkap dari AMF dan bekerja
141) secara bersama-sama. (Guntoro Hanif. 2009.
Sub Distribusi Panel
(SDP)
Penerangan
Ke Panel
Distribusi ”Teori Dasar Listrik”. Dunia Listrik)
- switches +
fuses

PLN
Gardu Trafo PLN 2.6. Sistem Pengaman Genset
NYFGby Main Distribusu Panel

- Switchers +
(MDP)
NYFGby/NYY
Sistem pengaman harus dapat bekerja cepat dan
- Switches +
Trafo Step Down
Fuses + kWh meter
Fuses + Relays
tepat dalam mengisolir gangguan agar tidak
Sub Distribusi Panel Lift
terjadi kerusakan fatal. Proteksi pada mesin
(SDP) AC
Power/Tenaga Pompa
generator ada dua macam yaitu : (Guntoro Hanif.
2009. ”Teori Dasar Listrik”. Dunia Listrik)
 Pengaman alarm
Gambar 2.1 Sistem Instalasi Listrik  Pengaman trip
(Sumber : P.Van Harten, 1992; 141)
2.7. Rugi-Rugi Daya Dan Tegangan Pada
2.3 Pengertian MCB Jaringan Tegangan Rendah
MCB disebut juga pengaman otomatis. Pengaman Drop tegangan dan rugi Daya pada saluran
otomatis memutuskan sirkit secara otomatis distribusi tergantung pada luas penampang,
apabila arusnya melebihi setting dari MCB panjang saluran distribusi dan besar tahanan dari
tersebut. Pengaman otomatis dapat langsung penghantarnya. Persamaan-persamaan yang
dioperasikan kembali setelah mengalam dipakai dalam menentukan drop tegangan adalah :
pemutusan (trip) akibat adanya gangguan arus Drop tegangan
hubung singkat dan beban lebih. (Guntoro Hanif. ∆V = I x R (V) …………..(2.7)
2009. ”Teori Dasar Listrik”. Dunia Listrik.) ℓ
R =𝜌 𝐴 (Ω)…………. (2.8)
Karakteristik MCB dapat dilihat pada gambar 2.3
dibawah ini : (Guntoro Hanif. 2009. ”Teori Dasar Rugi-rugi daya
Listrik”. Dunia Listrik.) (∆P)= I2 x R (W) ……….…(2.9)
Keterangan :
R = Tahanan ( Ohm)
𝝆 = Tahanan jenis (Ω mm2/m)
= 0,0175 Ω mm2/m (0,0175 x 10-6 Ωm)
ℓ = Panjang penampang (m)
A = Luas penampang
Gambar 2.3. Karakteristik MCB penghantar (mm2)
(Sumber: Guntoro Hanif. 2009. ”Teori Dasar
Listrik”. Dunia Listrik) 2.8. Klasifikasi Beban
Rencana perkembangan sekarang dan masa yang
2.4 Transformator akan datang perlu diperhatikan untuk itu dalam
Transformator adalah suatu peralatan listrik dalam perhitungan akan kebutuhan daya listrik harus
sistim bolak-balik (AC) yang digunakan untuk memperhatikan tipe beban dan sifat beban
menaikan dan menurunkan tegangan atau arus tersebut. Pada umumnya tipe-tipe beban terbagi
dari satu nilai kenilai lain yang diinginkan. menjadi beberapa bagian : (Sumber : (AS. Pabla.
Transmisi daya listrik biasanya dilakukan dengan Ir. Abdul Hadi; 1994, 6)
sistem tegangan tinggi karena dapat menekan  Perumahan (Domestik)
rugi-rugi daya, rugi-rugi tegangan ( drop tegangan  Komersial (Comercial)
), dan penampang konduktor yang digunakan akan  Industri ( industrial)
lebih kecil sehingga biaya lebih murah. (Abdul
Kadir,1989;25)

2.5 AMF (Automatic Main Failure) dan


ATS (Automatic Transfer Switch)
AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan
downtime dan meningkatkan keandalan sistem
catu daya listrik. AMF dapat mengendalikan
transfer Circuit Breaker (CB) atau alat sejenis,
dari catu daya utama (PLN) ke catu daya

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 2


Tabel 2.2 berikut : (Kho Dickson. 2016. “Pengertian Daya
Faktor-Faktor Karakteristik Beban Listrik Rumus dan cara Menghitung”. Teknik
Faktor-faktor Beban Elektronika)
Faktor P = S x Cos  atau Line to netral / 1 phasa
Jenis Daya Faktor Faktor P = V x I x Cos .................... (2.23)
Divers
Beban (kW) Kebutuhan Beban Keterangan :
itas
0,4 s/d 10- P = daya nyata (Watt)
Domestik 70-100% 1,2-1,3 V = tegangan (Volt)
1,5 15%
0,5 s/d I = arus yang mengalir pada penghantar
Komersial 90-100% 25-30% 1,1-1,2 (Ampere)
2
Industrial Cos 𝜑 = faktor daya
100-500 70-80% 60-65% - 2. Daya semu
Besar
Industrial Daya semu untuk sistem fasa tunggal, sirkit dua
>500 85-90% 70-80% - kawat adalah hasil perkalian sakelar arus efektif
berat
(Sumber : AS. Pabla. Ir. Abdul Hadi; 1994, 6) dan beda tegangan efektif. Jadi daya semu S
dinyatakan oleh persamaan 2.23 sebagai berikut :
2.9. Perkiraan Beban (Ir. Hasan Basri; 1997,8)
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓
Apabila pembangkitan daya tidak mencukupi Daya Semu = atau Line to netral / 1
cos 
kebutuhan konsumen, maka hal ini akan ditandai phasa S = V x I .......... (2.24)
oleh turunnya frekuensi dalam sistem. Sebaliknya,
apabila pembangkitan daya lebih besar daripada Keterangan :
kebutuhan konsumen, maka frekuensi sistem akan S = daya semu (VA)
naik. (Sumber : (Ir. Djiteng Marsudi; 2005, 152) V = tegangan (Volt)
I = arus yang mengalir pada
2.10. Karakteristik Beban penghantar (Ampere)
Karakteristik beban diperlukan agar sistem 3. Daya reaktif
tegangan dan pengaruh thermos dari Daya reaktif merupakan daya yang diperlukan
pembebannan dapat dianalisa dengan baik. oleh rangkaian megnetisasi untuk suatu peralatan
Analisa tersebut dalam menentukan keadaan awal listrik, Terdapat pada persamaan sebagai berikut :
yang akan diperoyeksikan dalam perencanaan (Kho Dickson. 2016. “Pengertian Daya Listrik
selanjutnya. (Hasan Basri, 1997:6) Rumus dan cara Menghitung”. Teknik
Dalam pengoptimalan kapasitas suatu peralatan Elektronika)
diturunkan devinisi beberapa faktor, faktor-faktor Line to netral / 1 phasa Q = V x I x Sin Ø
yang dimaksud adalah : ................................................ (2.25)
A. Faktor Kebutuhan (Demand Factor) Line to line / 3 phasa Q = 3 x V x I x Sin Ø
B. Faktor Beban (Load faktor)
........................................ (2.26)
C. Faktor Kapasitas
Keterangan :
D. Faktor Diversitas
Q = daya reaktif (VAR)
E. Faktor Kebersamaan
V = tegangan (Volt)
I = arus (Ampere)
2.11. Kapasitor Daya
Sin 𝜑 = faktor daya
Kapasitor merupakan peralatan yang amat
sederhana yang terdiri dua pelat metal yang
2.13 Segi Tiga Daya
dipisahkan satu sama lain dengan bahan isolasi.
Persamaan pada 2.30 menunjukan daya semu
Fungsi utana dari pemakaian kapasitor adalah
dengan daya aktif dan daya reaktif. . (Ir. Hasan
mengatur tegangan aliran daya reaktif pada titik
Basri; 1997,9).
dimana kapasitor tersebut terpasang.
S= P 2  Q 2 ……………….(2.30)
2.12 Faktor Daya Q
Daya listrik umumnya yang dibangkitkan oleh Atau P = S cos  ; Q = S sin  dan tan  =
pusat tenaga listrik dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, P
yaitu : Pada segitiga daya yang terdiri dari dua beban,
yang pertama beban induktif dengan sudut fasa
1. Daya aktif
Dengan daya aktif bersumber dara trafo dan  1 (mengikut) yang terdiri dari P1, Q1 dan S1
ganset terdapat pada persamaan 2.23 sebagai yang kedua beban kapasitif yang terdiri dari P1,

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 3


Q1 dan S2 dengan sudut fasa  2 (mendahului). Motor listrik adalah peralatan listrik yang
Kedua beban yang paralel ini menghasilkan segi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
tiga daya dengan sisi-sisinya P1 + P2, Q1+ Q2 dan Sedangkan alat yang berfungsi sebaliknya adalah
sisi miringnya SR. sudut fasa antara tegangan dan generator yang dimana mengubah energi mekanik
arus yang diberikan oleh beban gangguan ini menjadi energi listrik. Penggunaan motor listrik
adalah  R. (Ir. Hasan Basri; 1997,9). dapat kita temukan pada kehidupan sehari-hari
seperti penggunaan pada peralatan rumah tangga.
2.14 Perbaikan Faktor Daya
Untuk memperbaiki faktor daya dilakukan 2.18 Kabel
melalui perbaikan faktor daya dengan daya aktif Kabel adalah Penghantar yang terbungkus isolasi,
dengan daya semu tetap. Cara perbaikan faktor ada yang berinti tunggal atau banyak, ada yang
daya dengan daya aktif tetap. Dengan cara ini kaku atau berserabut, ada yang dipasang di udara
yang akan mengalami perubahan adalah daya atau di dalam tanah, dan masing-masing
semu sedangkan daya aktifnya tetap. digunakan sesuai dengan kondisi pemasangannya.
Besarnya faktor daya sebelum memakai Kabel instalasi yang bisa digunakan pada instalasi
penerangan, jenis kabel yang banyak digunakan
kapasitor bank adalah s1, cos 1, sedangkan P1 =
dalam instalasi rumah tinggal untuk pemasangan
P2, sehingga besarnya daya reaktif yang
tetap ialah NYA dan NYM pada penggunaan
disediakan oleh pembangkit tenaga listrik adalah
kabel NYA menggunakan pipa untuk melindungi
seperti persamaan 2.31 sebagai berikut : (Hasan
secara mekanis ataupun melindungi dari air dan
Basri, 1997 : 90 )
kelembaban dapat merusak kabel.
Q1 = P1 x tan 1( kVAr ) .......(2.31)
Sedangkan setelah memakai kapasitor
2.19 Green Building
bank, besarnya daya reaktif yang disediakan oleh
Green building merupakan konsep desain yang
pembangkit tenaga listrik adalah seperti
dapat membuat bangunan menjadi sebuah
persamaan 2.32 sebagai berikut : (Hasan Basri,
sarana/masukan energi bagi sistem lain; dimana
1997 : 90 )
keberadaannya mampu memperbaiki dan
Q2 = P2 x tan 2 ( kVAr )...... (2.32) membangkitkan sistem di sekitarnya secara
berkesinambungan. Hal ini berarti, bangunan itu
2.15 AC (Air Conditioner) tidak hanya merupakan produk hasil akhir, namun
Fungsi Air Condition (AC) adalah untuk dapat mengolah keluaran energinya sehingga
mendinginkan dan menyaring udara baik udara bermanfaat bagi sistem lain dalam lingkungan itu.
segar yang berasal dari luar maupun dari dalam (Anonim. 2010. “Green Building”. Wordpress)
ruangan yang disirkulasikan. AC juga memiliki
daya kemampuan untuk mengeluarkan asap rokok 2.20 Penghematan Energi
dari dalam ruangan. Untuk menghasilkan program efisiensi energi
Faktor pertimbangan dan pemilihan sistem yang sukses, audit energi mutlak dilaksanakan.
penyegaran udara meliputi: Proses energi audit juga merupakan langkah awal
 Faktor kenyamanan dalam mengidentifikasi potensi-potensi
 Faktor ekonomis penghematan energi. Audit ini akan menghasilkan
 Faktor operasi dan perawatan data-data penggunaan energi yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam program efisiensi
2.16 Suplai Daya Listrik energi.. Proses ini juga menjadi dasar dari
Kapasitas suplai daya sangat tergantung pada penentuan target efisiensi yang akan menjadi
jumlah kebutuhan daya dari beban terpasang dan acuan dalam penyusunan rencana aksi yang akan
kondisi beban saat beban puncak (maksimum). berisi berbagai rekomendasi penghematan energi.
Kebutuhan tenaga listrik pada suatu industri harus
disesuaikan dengan keadaan produktivitas 2.21 Tarif Daya Listrik
perusahaan itu sendiri, yang paling penting adalah Tarif listrik pada umumnya ditentukan dua
kontinuitas dan keandalan yang tinggi dalam komponen yaitu : biaya tetap dan biaya variable.
pelayanaanya. Suplai daya terdiri dari : (Guntoro Biaya tetap adalah biaya daya terpasang atau lebih
Hanif. 2009. ”Teori Dasar Listrk”. Dunia Listrik) dikenal sebagai biaya beban, dihitung dalam
 Suplai daya dari PLN rupiah per VA atau kVA. Biaya variable
 Suplai daya dari generator set (GENSET) merupakan biaya dikenakan sesuai jumlah
pemakaian daya listrik per hari (kWh) dipakai
2.17 Motor Listrik pelanggan. Ditetapkan tarif dasar listrik sesuai

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 4


peraturan mentri ESDM Nomor : 07 Tahun 2010 , (V), arus (A) dan frekuensi (F), faktor daya (Q),
tabel 2.3 sebagai berikut : (Sutarto Djoko. 2010. dan kWh baik untuk sumber daya listrik PLN
“Tarif Dasar Listrik”. Diptara) maupun generator.

3. SISTEM KELISTRIKAN GEDUNG 3.3 Metode Perancangan Sistem Kelistrikan


HARCO GLODOK JAKARTA Sistem kelistrikan di gedung Harco mengunakan
back-up daya sendiri yaitu listrik dari PLN dan
3.1. Waktu dan Tempat generator-set.
Penelitian analisa distribusi daya listrik yang 3.3.1 Sistem Daya Listrik (PLN)
dilaksanakan mulai pada tanggal 29 Juli 2016 Sistem daya dari PLN sebagai sumber daya listrik
yang berlokasi di jl. Hayam Wuruk, Glodok No. utama dengan kapasitas daya 6.660 kVA.
3-6 Jakarta. Penyaluran daya listrik dari PLN ini dilakukan
melalui panel distribusi tegangan menengah 20
3.2 Sumber Bahan Analisa kV (EXISTING).
Adapun sumber bahan analisa yang ada di gedung 3.3.2 Sistem Daya Listrik Generator-Set
Harco Glodok Jakarta, untuk memenuhi Disamping mendapatkan suplai daya listrik dari
kebutuhan daya listrik di gedung tersebut PLN, gedung Harco Glodok Jakarta juga dapat
memerlukan suatu analisa, agar sistem mendapatkan sumber daya listrik dari generator-
pensuplaian daya listrik dapat dioptimalkan set degan kapasitas 2000 kVA, yang berfungsi
dengan baik serta handal dalam pengoperasiannya sebagai sistem suplai back-up daya listrik dari
dalam mensuplai kebutuhan daya listrik beban- PLN padam.
beban peralatan. Ada beberapa jenis sistem
sumber daya listrik yaitu: 3.4 Data Daya Listrik Gedung Harco
 Sumber daya listrik dari gardu distribusi PLN Glodok Jakarta
 Sumber daya listrik dari pembangkit sendiri Di bawah ini adalah macam-macam jenis beban
berupa generator-set yang didistribusikan ke 10 lantai termasuk lantai
3.2.1 Sumber Daya Listrik PLN basement, dengan data daya listrik dan
Sumber daya listrik dari PLN yang ada di gedung ruangannnya dari beban stop kontak, AC, pompa
Harco Glodok Jakarta yang memiliki suplai daya air, lift, penerangan di dalam dan di luar ruangan
listrik dari PLN sebesar 6.660 kVA dan serta beban tenaga dan beban lainnya yaitu :
mengunakan trafo distribusi yang berkapasitas 1. Skedul Beban Panel Lantai LG
dengan total daya sebesar 8750 kVA. Sumber 2. Skedul Beban Panel Lantai GF 1
daya listrik PLN ini diperoleh dari jaringan 3. Skedul Beban Panel Lantai GF 2
tegangan menengah 20 kV yang diturunkan 4. Skedul Beban Panel Lantai UG
menjadi tegangan rendah 380/220 V tiga phasa 5. Skedul Beban Panel Lantai 1
dengan mengunakan trafo step down tiga phasa 6. Skedul Beban Panel Lantai 2
pada hubungan segi tiga-bintang (∆-Y). 7. Skedul Beban Panel Lantai 3
3.2.2 Sumber Daya Listrik Generator-Set 8. Skedul Beban Panel Lantai 5
Generator-set adalah suatu alat yang mengubah 9. Skedul Beban Panel Lantai 6
energi mekanik menjadi energi listrik. Secara 10. Skedul Beban Panel Lantai P1
umum ada dua macam generator, yaitu generator 11. Skedul Beban Panel Lantai P2
sinkron dan generator asinkron. Sedangkan yang 12. Skedul Beban Panel Lantai P3
paling banyak digunakan adalah generator sinkron 13. Skedul Beban Panel Lantai P4
karen muda dalam pengontrolannya, generator 14. Skedul Beban Panel Lantai 7
sinkron dapat dioperasikan sebagai mesin tunggal, 15. Skedul Beban Panel Lantai 8
tetapi mesin ini akan tergabung dalam suatu 16. Skedul Beban Panel Lantai 9
sistem interkoneksi. 17. Skedul Beban Panel Lantai 10
3.2.3. Perlengkapan Hubung Bagi (Panel)
Pengaturan pembagian dari kedua jenis 3.5 Beban terpasang
pembangkit listrik yaitu PLN dan generator diatur Beban terpasang disini adalah kapasitas daya
oleh pusat pengatur beban. Pengaturan terpasang yang terdapat di gedung Harco Glodok
pengoperasian tersebut bertujuan untuk Jakarta. Beban ini disuplai dari panel PUTR
meningkatkan keandalan, keamanan dan stabilitas (Panel Utama Tegangan Rendah). Beban
penyaluran daya listrik. Peralatan pusat terpasang terdiri dari panel utama terbagi menjadi
pengaturan beban terdiri dari alat ukur tegangan beberapa jalur untuk mensuplai beban pada
gedung Harco Glodok Jakarta.

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 5


4.1.2 Beban Rata-Rata
4. STUDI EVALUASI PERENCANAAN
Beban rata-rata yang akan dihitung ini
KEBUTUHAN DAYA PADA INSTALASI
berdasarkan standarisasi dari faktor karakteristik
LISTRIK DI GEDUNG HARCO
beban yang dapat dilihat pada persamaan 2.11
GLODOK JAKARTA
halaman 40, pada faktor beban komersial
diasumsikan sebesar 30 % = 0,3 Maka dapat
4.1 Analisa Kebutuhan Daya Listrik
dihitung beban rata-rata dari beban kebutuhan
Untuk menghitung dan menganalisa kapasitas dari
daya maksimum dari panel PUTR (Panel Utama
suatu peralatan listrik, terlebih dahulu harus
Tegangan Rendah), yaitu :
mengetahui perkiraan keadaan beban yang ada di
gedung Harco Glodok Jakarta. Keadaan beban 𝑩𝒆𝒃𝒂𝒏 𝑹𝒂𝒕𝒂−𝑹𝒂𝒕𝒂
Faktor Beban (FB) = 𝑩𝒆𝒃𝒂𝒏 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍
listrik di gedung Harco Glodok Jakarta antara
lain: Pada panel didapat beban daya maksimum sebesar
 Beban maksimum 4.923.062 Watt, untuk mengetahui besaran daya
 Beban rata-rata rata-rata maka harus disesuaikan dengan hasil
4.1.1 Beban Maksimum akhir dari perhitungan daya maksimum tiap
Untuk menentukan seberapa besar daya listrik perlantainya. Pada tabel 4.2 Hasil analisis
yang dibutuhkan pada masing-masing panel, perlu perhitungan total kebutuhan daya maksimum (Dk)
diketahui beban maksimum yang terjadi pada yang terpasang di gedung Harco Glodok Jakarta,
masing-masing panel, dibutuhkan faktor dengan menggunakan persamaan 2.11 adalah :
kebutuhan (Fk), faktor difersitas dan faktor  Beban Rata-Rata = Faktor Beban x Total
kebersamaan. Untuk komersial faktor kebutuhan Daya Maksimum
yaitu berkisar dari 90-100%, dan faktor difersitas = 0,3 x 4.923. 062 Watt
1,1-1,2 sesuai dengan pada tabel 2.2. = 1.476.919 Watt
Kebutuhan daya maksimum (beban puncak) pada
tiap-tiap kelompok panel dapat dihitung dengan 4.2 Analisa Beban terpasang
menggunakan persamaan 2.19 dan 2.22 (bab 2 hal Dalam perhitungan dan analisa ini menggunakan
; 46) yaitu : faktor daya (cos ) rata-rata sebesar 0,9 lagging.
1
Fc = 𝐹𝑑 Pemakaian faktor daya ini dimaksudkan untuk
∑𝑛
𝑖=1 𝑇𝐷𝑇𝑖 𝑥𝐹𝑑𝑑𝑖 kebutuhan daya semu yang cukup besar, maka cos
Fd = 𝐷𝑘 φ = 0,9 lagging.
Keterangan : Kapasitas daya terpasang dari transformator dan
TDTi = jumlah daya tersambung dari suatu generator masing-masing. Untuk mengetahui
kelompok atau beban i, seberapa besar beban terpasang dapat
Fddi = Faktor kebutuhan dari suatu kelompok menggunakan persamaan 2.23 adalah :
atau beban i 𝑫𝒂𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒕𝒊𝒇
Dk = kebutuhan maksimum (puncak) Daya Semu =
𝐜𝐨𝐬 
tiap kelompok beban.
Daya yang terpasang pada lantai satu DP-PEN 1 Daya aktif beban terpasang yang ada di gedung
adalah 5280, maka daya aktif dapat dihitung Harco Glodok Jakarta pada tabel 4.2 sebesar
dengan persamaan 2.19 dan 2.22 hal 44 adalah 5.981.954 Watt = 5.981,954 kW (beban
sebagai berikut : terpasang)
 Beban Penerangan Lampu Down Light dan 𝟓.𝟗𝟖𝟏,𝟗𝟓𝟒 𝐤𝐖
 Beban Terpasang = 𝟎,𝟗
=
Exit Lamp
Diketahui : 6.646,615 kVA
Daya aktif beban maksimum yang ada di gedung
∑𝐧𝐢=𝟏 𝐓𝐃𝐓𝐢 = 5280 Watt Harco Glodok Jakarta pada tabel 4.2 sebesar
Faktor Kebutuhan Fddi = 90 % = 0,9 4.923.062 Watt = 4.923,062 kW (beban
maksimum)
Faktor Diversitas Fd = 1,1
𝟒.𝟗𝟐𝟑,𝟎𝟔𝟐 𝐤𝐖
𝟏 𝟏  Beban Maksimum =
Faktor Kebersamaan Fc =𝐅𝐝= 𝟏,𝟏 = 0,9 𝟎,𝟗
= 5.470,068 kVA
∑𝐧𝐢=𝟏 𝐓𝐃𝐓𝐢 𝐱𝐅𝐝𝐝𝐢 𝟓𝟐𝟖𝟎𝐱 𝟎,𝟗 Daya aktif beban rata-rata yang ada di gedung
Dk = 𝟏 = 𝟏
𝐅𝐜 𝟎,𝟗
Harco Glodok Jakarta sebesar 1.476.919 Watt =
1.476,919 kW (beban rata-rata)
= 4320 Watt

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 6


𝟏.𝟒𝟕𝟔,𝟗𝟏𝟗 𝐤𝐖
 Beban Rata-Rata = 𝟎,𝟗
= 8,91 Ampere, maka MCB yang digunakan
adalah 10 A.
= 1.641,021 kVA Dengan cara yang sama untuk mencari pengaman
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat dicari sirkit akhir dengan memperhatikan (PUIL Bab 7,
faktor kapasitas dari transformator dan generator pasal 7.5.1.1.) “Penghantar harus diproteksi
serta faktor kebutuhan untuk panel utama pada dengan gawai proteksi (pengaman lembur atau
gedung Harco Glodok Jakarta, dengan pemutus sirkit) yang harus dapat membuka sirkit
menggunakan persamaan 2.10 halaman 40 dalam waktu yang tepat bila timbul bahaya bahwa
sebagai berikut: suhu penghantar akan menjadi terlalu tinggi.
Faktor kebutuhan/demand Proteksi harus dipilih yang mempunyai nilai arus
𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 pengenal lebih rendah atau sama dari KHA
= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔
penghantar”. Perhitungan arus beban untuk
𝟓.𝟒𝟕𝟎,𝟎𝟔𝟖 𝐤𝐕𝐀
= 𝟔.𝟔𝟒𝟔,𝟔𝟏𝟓 𝐤𝐕𝐀
= 0,82 kapasitas pengaman pada panel lantai satu (DP-
KIOS 1) dapat di hitung dengan persamaan 2.3
Sudah mencapai standar karakteristik beban jenis dengan cara yang sama semua dari lantai LG
beban domestik, untuk mencapai standar sampai 10.
karakteristik beban, maka harus ada perbaikan
faktor daya supaya untuk mencapai standar 4.4 Analisa Kapasitas Transformator dan
karakteristik beban untuk gedung komersial, Kapasitas Generator
karena seperti yang telah dijelaskan pada tabel 2.3 Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan,
bahwa faktor kebutuhan untuk beban industri diketahui kapasitas beban terpasang pada gedung
komersial anatara 90-100% dan dengan Gedung Harco Glodok Jakarta yaitu sebesar
Persamaan 2.14, hal 45 berikut ini : 5.981,954 KW atau 6.646,615 KVA dengan
kapasitas daya terpasang transformator dan
Faktor kapasitas Trafo generator masing-masing sebesar 8750 KVA
𝒃𝒆𝒃𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 untuk transformator dan 8000 KVA untuk
=
𝑲𝒂𝒑𝒂𝒔𝒊𝒕𝒂𝒔 𝒅𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒑𝒂𝒔𝒂𝒏𝒈 𝑫𝒂𝒓𝒊 𝑻𝒓𝒂𝒇𝒐 generator. Sehingga kondisi kapasitas daya
𝟏.𝟔𝟒𝟏,𝟎𝟐𝟏 𝐤𝐕𝐀 terpasang dari transformator dan generator ini
Faktor Kapasitas = masih mencukupi untuk mensuplai daya listrik
𝟖𝟕𝟓𝟎 𝐤𝐕𝐀

= 0,187= 18,7 % (Dari Total kebeban-beban yang terpasang di Gedung Harco


Daya Terpasang) Glodok Jakarta.
4.4.1 Transformator Step Down 8750 KVA
4.3 Analisa Kapasitas Pengaman Transformator 8750 KVA ini di gunakan untuk
(MCCB/MCB) mensuplai seluruh beban yang terpasang pada
Penggunaan pengaman (MCB/MCCB) pada suatu Gedung Harco Glodok (data transformator dari
instalasi listrik sangat diperlukan, mengingat tabel 3.1), kemudian masuk kedalam Panel untuk
keselamatan, keamanan mutlak diperlukan. Besar mensuplai daya listrik pada, lampu-lampu
nilai pengaman yang dipakai tergantung pada penerangan, stop kontak, escalator dan beban
besarnya arus yang mengalir. Perhitungan terpasang pada gedung sebesar 5.981.954 W,
kapasitas pengaman yang terdapat di lantai satu (data dari tabel 3.3).
gedung Harco Glodok Jakarta, dengan asumsi Daya aktif yang bersumber dari Transformator
tegangan kerja 380 Volt untuk tiga fasa dengan 8750 KVA, maka daya aktif dapat dihitung
faktor daya rata-rata (Cos 𝜑) sebesar 0,9 dengan dengan menggunakan persamaan 2.23 adalah :
mengunakan dengan mengunakan persamaan 2.3 P = S x Cos φ
halaman 12. Seperti perhitungan kapasitas P = 8750 KVA x 0,9 = 7875 KW
pengaman yang ada di lantai satu (DP-KIOS 1, Beban yang terpasang pada panel PUTR Gedung
DP-PEN 1) di bawah ini : Harco Glodok adalah 5.981,954 KW
 Panel Pengaman Penerangan dan Stop Kontak menggunakan daya yang bersumber dari PLN
Area Penerangan 1 melalui transformator step-down menghasilkan
Daya yang terpasang pada panel pembagi lantai 1 daya dari persamaan 2.14 sebagai berikut :
adalah 5280 watt, jadi besar nilai MCB pada Faktor Kapasitas =
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔
panel pembagi DP-KIOS 1, DP-PEN 1 adalah : = 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑡𝑜𝑟× 100 %
𝑃 (𝑤𝑎𝑡𝑡) 5.981,954 𝐾𝑊
In= 3 𝑥 𝑉𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜑 [𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒] = 7875 𝐾𝑊 × 100 %

5280 𝑤𝑎𝑡𝑡
= = 75,96 %
√3 𝑥 380 𝑥 0,9

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 7


Jadi daya yang terpakai pada transformator 2,5 mm2 dan 𝝆 = 0,0175 x 10-6 Ωm, maka jatuh
sebesar 75,96 % tegangannya adalah :
4.4.2 Generator- Set 8000 kVA ℓ 30
R =𝝆 = 0,0175 x 10-6 x −6
Daya aktif yang bersumber dari Generator- Set A 2,5 x 10

8000 KVA, maka daya aktif dapat dihitung = 0,21 Ω


P(Watt)
dengan menggunakan persamaan 2.23 adalah : I =
√ 3 x V x Cosφ
P = S x Cos φ 5.280
=
P = 8000 kVA x 0,9 = 7200 KW √ 3 x 380 x 0,9
Beban yang terpasang pada panel PUTR Gedung = 8,91 A
Harco Glodok adalah 5.981,954 KW Turun tegangan pada penghantar
menggunakan daya yang bersumber dari PLN ∆V = I x R = 8,91 x 0,21 = 1,87 Volt
melalui generator menghasilkan daya dari Persentase turun tegangan
∆𝑉
persamaan 2.14 berikut : (%∆V) = x 100%
𝑉
Faktor Kapasitas 1,87
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = 380 x 100%
= 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓 𝐺𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟−𝑆𝑒𝑡× 100 %
= 0,0049 x 100 %
5.981,954 𝐾𝑊
= 7200 𝐾𝑊 × 100 % = 0,49 %
= 83,08 % Rugi-rugi daya penghantar
Jadi daya yang terpakai pada generator sebesar (∆P) = I2 x R
83,08 % = (8,91)2 x 0,21
= 16,7 Watt
4.5 Analisa Turun Tegangan dan Rugi- Persentase rugi daya
∆P
Rugi Daya Listrik Pada Saluran (%∆P) = P x 100%
Distribusi 16,7
= 5.280 x 100 %
Turun tegangan dan rugi-rugi daya ditentukan
berdasarkan panjang dari panjang penghantar, = 0,0032 x 100 %
luas penampang penghantar dan tahanan jenis = 0,32 %
penghantar. Dalam analisa turun tegangan (Drop
Voltage) dan rugi-rugi daya listrik yang dihitung 4.6 Perbaikan Faktor Daya (cos 𝝋)
hanya dari penghantar-penghantar panel utama Faktor daya (cos 𝜑) yang digunakan pada gedung
(MDP) ke Sub Panel Distribusi (SDP) diambil Harco Glodok Jakarta yaitu sebesar 0,9 lagging
dari data jaringan distribusi di gedung Harco sedangkan faktor daya (cos 𝜑) yang paling baik
Glodok Jakarta, dengan arus beban seimbang adalah mendekati 1 atau sebesar 0,99. Dengan
untuk setiap phasa dan berikut perhitungannya : mengetahui suplai daya semu (KVA) dari PLN
Panel utama sampai dengan Panel operasiaonal yaitu 6.660 KVA, maka daya aktif dengan
dengan asumsi arus seimbang untuk setiap persamaan 2.23 sebagai berikut :
fasanya, maka dengan mengacu pada persamaan P = S x Cos 𝜑
2.3, hal 12 dan 2.8, hal 36 sebagai berikut : P = 6.660 x 0,9
 Untuk arus bolak balik tiga fasa = 5.994 KW
𝑃(𝑊𝑎𝑡𝑡) Dengan menggunakan bahwa cos 𝜑 awal (𝑄1 )
I = [Ampere]
√ 3 𝑥 𝑉 𝑥 𝐶𝑜𝑠𝜑 sebesar 0,9, maka dapat dicari dengan
Drop tegangan ∆V = I x R (V) menggunakan persamaan 2.31 sebagai berikut :

R =𝝆 (Ω) P = 5.994 KW
𝐴
Rugi-rugi daya (∆P) = I x R (W)
2 𝑄1 = P x tan 𝜑1
Keterangan : = 5.994 x tan (cos 1 0,9)
R= tahanan ( Ohm) = 5.994 x tan 25,841°
𝝆 = tahanan jenis (Ω mm2/m) = 5.994 x 0,484
= 0,0175 Ω mm2/m = 2901,096 KVAr
=0,0175 x 10-6 Ωm Sedangkan untuk memperbaiki menjadi cos 𝑄2
ℓ = panjang penampang (m) sebesar 0,99, maka dengan menggunakan
A= luas penampang penghantar (mm2) persamaan 2.32 sebagai berikut :
Panjang penghantar dari panel MDP ke SDP panel P = 5.994 KW
lantai satu = 30 m dengan beban terpasang sebesar 𝑄2 = P x tan 𝜑2
5.280 Watt, luas penampang penghantar NYA 4 x = 5.994 x tan (cos 1 0,99)
= 5.994 x tan 8,109°

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 8


= 5.994 x 0,1424 = 5.981,4 x 0,3416
= 853,545 KVAr = 2.043,246 KVAr
Dari perhitungan di atas diketahui besar kapasitor Hasil perhitungan di dapat besarnya kapasitor
yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor
dengan persamaan 2.33 sebagai berikut : dayanya adalah sebesar 2.043,246 KVAr, dari
𝑄𝑐 = 𝑃𝑥(tan 𝜑1 − 𝑡𝑎𝑛𝑄2 ) hasil perhitungan tersebut, maka dapat dipasang
= 5.994 x tan (cos 1 0,9) – tan (cos 1 dengan kapasitor bank yang berkapasitas 1000 x 3
0,99) = 3000 KVAr. Jadi kapasitor tersebut sudah
= 5.994 x tan 25,841° - tan 8,109° mencukupi untuk memperbaiki faktor dayanya.
= 5.994 x (0,484 – 0,1424)
= 5.994 x 0,3416 5. KESIMPULAN
= 2.047,55 KVAr Hasil analisa dan perhitungan kebutuhan daya
Dari perhitungan di atas maka gedung Harco listrik di Gedung Harco Glodok Jakarta maka
Glodok Jakarta dapat dipasang kapasitor dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
berkapasitas 2.047,55 KVAr, yakni dengan 1. Hasil perhitungan beban terpasang panel
menggunakan 3 buah kapasitor bank berkapasitas utama sebesar 6.646,651 kVA. Gedung Harco
2.500 KVAr, jadi kapasitor tersebut sudah Glodok Jakarta suplai daya listrik dari PLN
mencukupi untuk memperbaiki faktor dayanya. sebesar 6.660 kVA, total daya kapasitas
Sedangkan beban yang terpasang pada gedung terpasang di transformator sebesar 8750 kVA,
Harco Glodok Jakarta adalah sebesar 5.981.954 jadi kondisi tersebut mencukupi untuk
watt atau sebesar 6.646,615 KVA, dengan mensuplai daya listrik.
menggunakan cara dan perhitungan yang sama 2. Hasil perhitungan pengaman MCB/MCCB
seperti di atas maka dapat diketahui daya aktifnya panel pembagi lantai 1 dayanya 5.280 watt,
dengan persamaan 2.23 sebagai berikut : nilai MCB terpasang sebesar 8,91 A, MCB
P = KVA x cos 𝜑 yang digunakan adalah 10 A. Jadi untuk
= 6.646,615 x 0,9 antisipasi penambahan beban, maka
= 5.981,4 KW MCCB/MCB terpasang harus sesuai dengan
Menggunakan cos 𝜑 awal (𝜑1 ) sebesar 0,9 maka pemasangan.
dapat dicari dengan menggunakan persamaan 2.31 3. Hasil perhitungan analisa turun tegangan
sebagai berikut : (Drop Voltage) yang tertinggi pada beban
P = 5.981,4 KW Lift Penumpang sebesar 2,00 V, presentase
Q 1 = P x tan 𝜑1 turun tegangannya 0,53 % dan rugi-rugi daya
penghantar sebesar 228,45 W, presentase rugi
= 5.981,4 x tan (cos 1 0,9) dayanya 0,34 %. Jadi drop voltage pada
= 5.981,4 x tan 25,841° gedung Harco Glodok Jakarta masih di bawah
= 45.981,4 x 0,484 2%, sehingga memenuhi standar yang
= 2.894,997 KVAr ditetapkan oleh PT.PLN sebesar 2%.
Sedangkan untuk memperbaiki menjadi cos 𝜑2 4. Hasil perbaikan faktor daya untuk gedung
sebesar 0,99 dengan menggunakan persamaan Harco Glodok Jakarta dengan perbaikan
2.32 sebagai berikut : faktor daya dari 0,9 lagging menjadi 0,99,
P = 5.981,4 KW yaitu hasil perbaikan kapasitornya sebesar
Q 2 = P x tan 𝜑2 2.043,246 KVAr, maka dapat dipasang
= 5.981,4 x tan (cos 1 0,99) dengan kapasitor bank yang berkapasitas
= 5.981,4 x tan 8,11° 1000 x 3 = 3000 KVAr.
= 5.981,4 x 0,1424
= 851,751 KVAr
Dari perhitungan di atas maka dapat diketahui
besar kapasitor yang dibutuhkan untuk DAFTAR PUSTAKA
memperbaiki faktor daya dengan menggunakan
persamaan 2.33 sebagai berikut : Aldrin Muhammad. 2012. “Sistem Pendingin
Q c = 𝑃 𝑥 (tan 𝜑1 − 𝑡𝑎𝑛 𝜑2 ) Transformator”. All Thewin.
= 5.981,4 x tan (cos 1 0,9) – tan (cos
1 Anonim. 2010. “Jenis Kabel dan Nomenklatur
0,99) Kabel”. Kamus Listrik.
= 5.981,4 x tan 25,841° - tan 8,109°
= 5.981,4 x (0,484 – 0,1424)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 9


Anonim. 2013. “Sistem dan Cara Kerja Genset Paramita Beta. 2014. “Buku Pedoman Efisiensi
(Generator Set)”. Genset Diesel. Energi Untuk Desain Bangunan
Gedung di Indonesia”. Scribd.
Badan Standarisasi Nasional SNI 04-0225-2000.
2000. “Persyaratan Umum Instalasi Pratama Maulana Achyar. 2015. “Transformator
Listrik 2000”. Jakarta:Yayasan PUIL. dalam Sistem Transmisi dan Distribusi
Tenaga Listrik”. Documents.
Basri Hasan. 1997. “Sistem Distribusi Daya
Listrik”. Jakarta:ISTN. Ramandhani Robi. 2013. “Motor Listrik Arus
Bolak Balik”. Wordpress.
Erikson. 2012. “Generator Arus Searah”.
Sitoruserik. Rianto Agus. 2007. “Penghematan Energi di
Gedung Bertingkat”. UNS.
Fajar Rahmat. 2013. “Pengertian dan Rumus-
rumus Daya Listrik”. Ghojer Ryan Gusti Nathan. 2013. “Pengertian
Kelistrikan dan Sistem”. Erbelog.
File PT. Jaya Teknik Indonesia, Gedung Harco
Glodok Jakarta. Sumanto.1991.“TRANSFORMATOR”.
Jakarta:Andi Offset.
Guntoro Hanif. 2009. ”Teori Dasar Listrk”.
Dunia Listrik. Sumardjai Pirih. 2008. “Teknik Pemanfaatan
Tenaga Listrik Jilid I,II,III”.
Harten Van P, Setiawan E. 1999. “Instalasi Listrik Jakarta:Bina Cipta.
Arus Kuat Jilid I,II, dan III”.
Bandung:Bina Cipta. Surhadi. 2008. “Teknik Distribusi Tegangan
Listrik Jilid I,II,III”. Jakarta:Bina Cipta.
Harumsari Anisah. 2016. “Moulded Case Circuit
Breaker (MCCB)”. Scribd. Sutarto Djoko. 2010. “Tarif Dasar Listrik”.
Diptara.
Kho Dickson. 2016. “Pengertian Daya Listrik
Rumus dan cara Menghitung”.Teknik Theo. 2012. “Kapasitor Bank Industri”. Electric
Elektronika. Mechanic.

Luqman. 2009. “Motor Asincron 3 Fasa”. BIODATA PENULIS


Wordpress.
1) JANUAR AKBAR, ST.,
Marsudi Djiteng. 2005. “Pembangkit Energi Alumni (2017) Program Studi
Listrik”. Jakarta:Erlangga. Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Pakuan.
Muchlisi Riadi. 2013. “Sistem Pencahayaan PEMBIMBING
Alami.” Jakarta:Kajian Pustaka. 2) Prof. Dr. Ir. H. Didik
Notosudjono, M.Sc. Staf Dosen
Nafiar Rizki. 2015. “Prinsip Kerja / Pembimbing I Program Studi Teknik Elektro
Transformator”. Insinyoer. Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor.
3) Agustini Rodiah Machdi, ST.,MT. Staf
Nugroho Setiyawan Dwi. 2015. “Perencanaan Dosen / Pembimbing II Program Studi Teknik
Instalasi Daya Listrik Pada PT. Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Indofood Sukses Makmur Tbk di Bogor.
Gudang Depo Kertososno”. Unpak.

Nurfitri. 2016.”Perancangan Instalasi Listrik


Pada Gedung Bertingkat Onih Bogor”.
Unpak.

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 10

Anda mungkin juga menyukai