Mahasiswa dan 2Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
Email :iantrilaksono@gmail.com
Abstrak
Sebagai perusahaan yang besar PT. Telkom memiliki banyak perangkat Mechanical Electrical sebagai
sumber energi yang digunakan untuk operasi network element perangkat ICT Telkom. Perangkat-perangkat tersebut
memerlukan sumber energi listrik DC. Rectifier merupakan suatu perangkat energi untuk mengubah arus listrik
bolak-balik / AC (Alternating Current) menjadi arus searah / DC (Direct Current). Rectifier merupakan bagian
yang vital dalam sistem catu daya DC, karena fungsinya sebagai pencatu perangkat yang membutuhkan tegangan
DC dan juga untuk mencharge / recharge batere bila kapasitas menurun setelah pemakaian. Sehingga apabila
rectifier ini rusak maka akan menimbulkan kerusakan yang fatal dan kerugian yang besar.
Pada Laporan kerja praktek ini, penulis untuk mengetahui dan memahami prinsip kerja sistem DC,
bagian-bagian dan fungsi pada PT. Telkom . Dengan laporan ini diharapkan memberikan informasi baru tentang
sistem DC di Industri fungsi kerja sistem DC Power pada industri khususnya di PT.Telkom . Catuan input tegangan
AC 380 Volt. 50 Hz dari PLN atau genset masuk, kemudian didistribusikan ke masing-masing unit Rectifier yang
mengubah menjadi tegangan DC = 48V untuk catuan beban dan paralel untuk memelihara kapasitas
batere.Perangkat rectifier yang digunakan adalah merk Bening type D400 G48/30,dengan kapasitas per modul 60 A
/ -48 Vdc, sebanyak 50 modul
Kata kunci: Sistem DC, Rectifier
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem Energi Telekomunikasi adalah
sistem yang mengintegrasikan beberapa
Perangkat
Energi
yang
memungkinkan
terselenggaranya catuan tanpa terputus ke
perangkat Network Element Telekomunikasi.
Bahwa untuk dapat menghasilkan output daya
secara terus menerus no break system
Kehandalan sistem operasi perangkat energi
harus tetap terjaga sesuai tolak ukur avaibility
dan relibiality.
1.2 Tujuan
Dengan tujuan yang jelas, maka mahasiswa
dituntut dapat melaksanakannya sesuai dengan
apa yang diharapkan, yaitu :
a) Memahami prinsip kerja sistem DC
dalam dunia industri.
b) Memahami penggunaan listrik DC dalam
catu daya beban pada PT. Telkom
c) Memahami penggunaan baterai dalam
sistem DC.
d) Mempelajari teknologi jaringan dan catu
daya di PT. Telkom Unit Infratel WITEL
Yogyakarta.
pada
Perangkat
Keterangan :
1. Trafo PLN dan Panel TM
2. DEG ( batere starter dan AMF)
3. Sistem alih sumber catuan ( COST/ATS)
4. MDP
5. SDP
6. Rectifier
7. Batere
8. Inverter / converter
9. UPS
10. PQE (AVR, Cap Bank)
11. Grounding system
12. Sistem kabel power
13. DCPDB / batere panel
14. AC Perangkat
A.
TRAFO PLN
B.
C.
PANEL
ATS
(AUTOMATIC
TRANSFER SWITCH)
D.
Merupakan pusat pembagi catuan arus bolakbalik untuk beban Essential dan Non
Essential.
F. RECTIFIER
Secara umum perangkat Rectifier merubah
catuan arus bolak- balik (220/380 Volt AC)
menjadi catuan arus searah (48 Volt DC).
Yang dimaksud dengan perangkat Rectifier
tersebut di atas adalah adalah Rectifier untuk
mencatu beban trasmisi.
Rectifier merupakan suatu rangkaian alat
listrik untuk mengubah arus listrik bolakbalik / AC (Alternating Current) menjadi arus
searah / DC (Direct Current). Rectifier
merupakan bagian yang vital dalam sistem
catu daya, karena fungsinya sebagai pencatu
perangkat yang membutuhkan tegangan DC
dan juga untuk mencharge bettery. Sehingga
G.
BATERAI
H.
INVERTER
4.2 Baterai
Baterai berfungsi sebagai back up catuan arus
searah pada sistem operasi floating atau
sebagai catuan utama pada sistem operasi
charge-discharge.
Pada umumnya jenis betere yang digunakan
tipe veneted (memakai elektrolit) dengan
elektrolit asam sulfat (H2SO4) dan dipasang
2 bank dengan jumlah masing masing bank
sebanyak 24 sel untuk sistem catuan 48 Vdc
atau 12 sel untuk sistem catuan 24Vdc.untuk
jenis rectifier tertentu,jumlah tiap bank batere
sebanyak 25 sel (sistem catuan sentral trunk
EWSD).
Baterai adalah catuan listrik yang
bekerja jika listrik dari PLN terputus. Karena
batere terhubung pararel dengan sumber DC
dan beban, batere akan langsung berfungsi
mencatu beban ketika catuan PLN pada
terputus. Baterai ini tahan sampai 10 jam.
Baterai yang digunakan di STO Pugeran yang
terdiri dari VARTA / 12 OPZS 1200 dengan
jumlah 24 sel dalam 1 banknya
Baterai ini memiliki satuan sel untuk satu
blok baterai. Sedangkan baterai dihitung 1
bank jika terdiri dari 25 sel,persel 1200 AH .
Baterai memiliki tegangan sebesar 2 volt.
Terdapat 7 bank baterai.
7bank x 1200 AH = 8600AH
8600 AH x 10% = 860 A (I10)
Menurut jenis elektrolit yang
dipergunakan terdiri dari 2 jenis yaitu betere
basah dan betere kering, Pemeriksaan
elektrolit bisa dilaksanakan terhadap betere
basah. Untuk betere kering dengan elektrolit
berbentuk pasta,kondisi elektrolitnya tidak
bisa diperiksa.
Untuk
sistem
chargedischarge,pengaturan operasional betere
sebagai berikut :
= 10
jam (I10)
Baterai
juga
perlu
perawatan
/maintenance. Beberapa diantaranya
pemeliharaan mingguan seperti :
1. Pengukuran arus dan tegangan. Arus
dalam satu sel kurang lebih 2 V, dan
satu bank kurang lebih -48 VDC.
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan
yang
didapat
setelah
melaksanakan kerja praktek mengenai
pembangkit secara keseluruhan maupun
spesifikasi pembahasan Sistem DC adalah
:
1. perangkat rectifier yang digunakan
adalah merk Bening type D400
G48/30,dengan kapasitas per modul
60 A / -48 Vdc, sebanyak 50 modul
2. Sistem
energi
Telekomunikasi
adalah
sistem
yang
mengintegerasikan
beberapa
perangkat
energi
yang
memungkinkan
terselenggaranya
catuan tanpa terputus ke perangkat
Network Element Telekomunikasi
3. Batere berfungsi sebagai back up
catuan arus searah pada sistem
operasi floating atau sebagai catuan
utama pada sistem operasi chargedischarge
4. Baterai dihubung seri agar dapat
mecapai tegangan 48 VDC sesuai
dengan kebutuhan beban
5. Menurut jenis elektrolit yang
dipergunakan terdiri dari 2 jenis
yaitu betere basah dan betere kering,
Pemeriksaan
elektrolit
bisa
dilaksanakan terhadap betere basah.
Untuk betere kering dengan
elektrolit berbentuk pasta,kondisi
elektrolitnya tidak bisa diperiksa.
6. Catuan input tegangan AC 380 Volt.
50 Hz dari PLN atau genset masuk,
kemudian
didistribusikan
ke
masing-masing unit Rectifier yang
mengubah menjadi tegangan DC =
48V untuk catuan beban dan paralel
untuk memelihara kapasitas batere.
4.2 Saran
1. PT.Telkom melakukan pemeliharaan
secara rutin dan menyeluruh pada setiap
[3]
Tim
Pengembang
C&ME
PT
Telkom.Materi SOP & SMP
Energi
Telkom
Wildi, Theodore. 2002.
Electrical
machines, drives, and power system 5th
[4]
http://searchglobalonline.blogspot.com/20
13/03/pengertian-inverter-danrectifier.html
BIODATA PENULIS
Ardian
Trilaksono
dilahirkan di Tegal, 08
Agustus
1992.
Menempuh pendidikan
dasar di MKK 1
TEGAL. Melanjutkan
ke SMP N 2 TEGAL
dan pendidikan tingkat
atas di SMA N 2
TEGAL dan sekarang
sedang
melanjutkan
studi S-1 di jurusan Teknik Elektro Universitas
Diponegoro Semarang, konsentrasi Ketenagaan
Listrik.
Semarang, juni 2014
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
[5]
http://prakerinok.blogspot.com/2008/06/c
mecatu-daya.html
[6]
http://ilmulistrik.com/rectifier-sistem-dcgardu-induk.html
[7]
http://electrozone94.blogspot.com/2013/1
0/penyearah-rectifier.html
www.telkom.co.id