Anda di halaman 1dari 9

SISTEM ENERGI LISTRIK DC PADA PERANGKAT TELEKOMUNIKASI

Ardian Trilaksono1, Karnoto, ST.MT. 2


1

Mahasiswa dan 2Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
Email :iantrilaksono@gmail.com

Abstrak
Sebagai perusahaan yang besar PT. Telkom memiliki banyak perangkat Mechanical Electrical sebagai
sumber energi yang digunakan untuk operasi network element perangkat ICT Telkom. Perangkat-perangkat tersebut
memerlukan sumber energi listrik DC. Rectifier merupakan suatu perangkat energi untuk mengubah arus listrik
bolak-balik / AC (Alternating Current) menjadi arus searah / DC (Direct Current). Rectifier merupakan bagian
yang vital dalam sistem catu daya DC, karena fungsinya sebagai pencatu perangkat yang membutuhkan tegangan
DC dan juga untuk mencharge / recharge batere bila kapasitas menurun setelah pemakaian. Sehingga apabila
rectifier ini rusak maka akan menimbulkan kerusakan yang fatal dan kerugian yang besar.
Pada Laporan kerja praktek ini, penulis untuk mengetahui dan memahami prinsip kerja sistem DC,
bagian-bagian dan fungsi pada PT. Telkom . Dengan laporan ini diharapkan memberikan informasi baru tentang
sistem DC di Industri fungsi kerja sistem DC Power pada industri khususnya di PT.Telkom . Catuan input tegangan
AC 380 Volt. 50 Hz dari PLN atau genset masuk, kemudian didistribusikan ke masing-masing unit Rectifier yang
mengubah menjadi tegangan DC = 48V untuk catuan beban dan paralel untuk memelihara kapasitas
batere.Perangkat rectifier yang digunakan adalah merk Bening type D400 G48/30,dengan kapasitas per modul 60 A
/ -48 Vdc, sebanyak 50 modul
Kata kunci: Sistem DC, Rectifier

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem Energi Telekomunikasi adalah
sistem yang mengintegrasikan beberapa
Perangkat
Energi
yang
memungkinkan
terselenggaranya catuan tanpa terputus ke
perangkat Network Element Telekomunikasi.
Bahwa untuk dapat menghasilkan output daya
secara terus menerus no break system
Kehandalan sistem operasi perangkat energi
harus tetap terjaga sesuai tolak ukur avaibility
dan relibiality.

1.2 Tujuan
Dengan tujuan yang jelas, maka mahasiswa
dituntut dapat melaksanakannya sesuai dengan
apa yang diharapkan, yaitu :
a) Memahami prinsip kerja sistem DC
dalam dunia industri.
b) Memahami penggunaan listrik DC dalam
catu daya beban pada PT. Telkom
c) Memahami penggunaan baterai dalam
sistem DC.
d) Mempelajari teknologi jaringan dan catu
daya di PT. Telkom Unit Infratel WITEL
Yogyakarta.

1.3 Pembatasan Masalah


Mengingat begitu kompleksnya hal
hal yang berkenaan dengan sistem informasi,
dan banyaknya sistem network element yang
digunakan PT. Telkom Unit Infratel WITEL
Yogyakarta maka penulis pada kerja praktek ini
hanya akan membatasi masalah pada tinjauan
mengenai pemeliharaan / pengamatan
PLN,
DEG, Rectifier, Suhu Ruang Perangkat dan
Level BBM Genset di STO Pugeran yang
dalam struktur, STO Pugeran masih berada
dibawah manajemen Infratel Area Yogyakarta.
II. DASAR TEORI
2.1 Sistem
Energi
Telekomunikasi

pada

Perangkat

Sistem Energi Telekomunikasi adalah


sistem yang mengintegrasikan beberapa
Perangkat
Energi
yang
memungkinkan
terselenggaranya catuan tanpa terputus ke
perangkat Network Element Telekomunikasi.
Bahwa untuk dapat menghasilkan output daya
secara terus menerus no break system
Kehandalan sistem operasi perangkat energi
harus tetap terjaga sesuai tolak ukur avaibility
dan relibiality.

CME (Civil Mechanical Electrical) adalah


salah satu unit O & M infratel witel Yogyakarta
di STO Pugeran yang berfungsi untuk
Menyediakan dan mengelola O & M sistem
energi serta support perangkat network element
sistem ICT
dan perangkat - perangkat
telekomunikasi serta pendukungnya.
Catu daya adalah suatu sistem yang
berguna untuk menyalurkan listrik ke load /
beban dan merupakan sistem yang sangat
penting dalam bidang telekomunikasi karena
sistem inilah yang memberi catuan kepada
perangkat agar bisa beroperasi dan melayani
masyarakat dalam berkomunikasi.
Apabila catu daya pada perusahaan
mengalami masalah maka akan menimbulkan
kerugian sangat besar karena perangkatperangkat tidak dapat beroperasi sehingga
tidak dapat melayani hubungan komunikasi
masyarakat.
Load atau beban yang dikenal dalam
catu daya terdiri dari 2 jenis yaitu essential
load (beban penting) yaitu beban yang tidak
boleh terputus catuannya karena apabila
terputus maka dapat mengganggu hubungan
komunikasi
seperti
komputer
sentral,
perangkat radio, perangkat multimedia, dan
lain lain.Sedangkan non essential load
(beban tidak penting) yaitu beban yang apabila
terputus cataunnya maka tidak mengganggu
hubungan komunikasi seperti penerangan.

2.1.1 Konfigurasi Element Perangkat Energi

Gambar 3.1 Konfigurasi Catu Daya

Keterangan :
1. Trafo PLN dan Panel TM
2. DEG ( batere starter dan AMF)
3. Sistem alih sumber catuan ( COST/ATS)
4. MDP
5. SDP
6. Rectifier
7. Batere
8. Inverter / converter
9. UPS
10. PQE (AVR, Cap Bank)
11. Grounding system
12. Sistem kabel power
13. DCPDB / batere panel
14. AC Perangkat

Perangkat Sistem Catu Daya


Telekomunikasi
2.1.2

A.

TRAFO PLN

Untuk mencatu perangkat telekomunikasi


diperlukan catuan arus bolak balik (ac
input ). Sumber arus bolak balik diperoleh
dari PLN atau Diesel Genset.
Pemakaian daya lebih dari 200 KVA,
ssesuai aturan dari PLN, PT.TELKOM
harus menyediakan Trafo Tegangan
Menengah lengkap dengan panelnya.
Keuntungan dari penggunaan trafo ini yaitu
catuan tersebut tidak menjadi satu dengan
catuan Perumahan penduduk sehingga
output tegangan relatif stabil.
Fungsi trafo Tegangan Menengah
adalah untuk mengubah tegangan 20KV,
menjadi tegangan rendah 220/380 Volt
yang dipakai untuk mencatu perangkat
network element.
Sumber listrik utama di STO Pugeran
adalah PLN. Untuk itu PLN menyediakan
trafo yang ditempatkan di ruang khusus.
Ttrafo PLN berfungsi untuk memasok catuan
arus bolak-balik ke perangkat. Output
tegangan pada trafo ini yaitu 380 V dengan
daya 500 KVA

Gambar 3.4 Disel Engine Generator set


DEG
Gambar 3.3 Trafo Tegangan Menengah

B.

DIESEL ENGINE GENERATOR SET


(DEG)
Diesel merupakan suatu mesin bahan
bakar internal kompresi tinggi, yang
bahan bakarnya dinyalakan oleh panas
akibat udara kompresi tinggi yang
menghasilkan daya mekanik untuk
menggerakkan generator arus bolak
balik.
Diesel engine generator set (DEG) atau
yang lebih dikenal genset merupakan
sumber catuan cadangan di STO Pugeram
Genset ini akan digunakan apabila terjadi
pemadaman listrik oleh PLN atau jika
terjadinya gangguan yang menyebabkan
catuan listrik dari PLN terputus.
Kegunaan Diesel di PT.Telkom
1. Sebagai sumber catuan cadangan arus
bolak-balik bila di lokasi setempat
terdapat
catuan
PLN
(single
standby/double standby).
2. Sebagai sumber catuan utama arus
bolak- balik bila dilokasi setempat tidak
ada catuan PLN.
3. Sebagai sumber catuan cadangan arus
bolak balik, Diesel Generator
digunakan
hanya
sebagai
standby,sedangkan sumber catuan utama
adalah PLN

Gambar 3.5 Tangki Solar Harian

Gambar 3.6 Tangki solar Utama


Di PT. Telkom STO Pugeran,menggunakan
genset merk Caterpillar type 3412 kapasitas
220/380 V,810 KVA.
Genset ini memerlukan solar sebanyak 120
liter/jam ketika beroperasi. Tangki solar
harian yang terdapat dalam ruangan tersebut
memiliki kapasitas 1000 liter sedangkan
tangki utama yang berada di luar ruangan
memiliki kapasitas 8000 liter.
Genset ini dapat memasok listrik sebesar 810
KVA dengan arus 1100A tetapi biasanya
hanya digunakan < 50% saat terjadi
pemadaman. Selain itu, ruangan genset di
STO Pugeran juga dilengkapi dengan
peredam yang berguna untuk meredam suara
genset saat dioperasikan.

Beban arus per fasa R,S,T di PT. Telkom


STO pugeran average 500 A , per fasa
dengan tegangan 220/380 V.

C.

PANEL
ATS
(AUTOMATIC
TRANSFER SWITCH)

ATS (Auto Transfer Switch) atau sistem


pembebanan Diesel Genset dapat dilakukan
dengan 2(dua) cara yakni: Auto maupun
Manual.
Kontrol kendali Automatic sistem
transfering / ATS, di PT. Telkom STO
Pugeran menggunakan modul AMF (
Automatic Main Filure ) merk SEG type
NB.21.
Sistem kontrol operasi Engine
termonitor dengan sistem remote alarm under
WEB.yang disebut OSASE.

D.

MAIN DISTRIBUTION PANEL (MDP)

Merupakan pusat pembagi catuan arus bolakbalik untuk beban Essential dan Non
Essential.

E. SUB DISTRIBUTION PANEL (SDP)


Merupakan panel pembagi bantu yang
mendapat input dari MDP dan biasaya SDP
dipasang berdekatan dengan masing- masing
perangkat.

F. RECTIFIER
Secara umum perangkat Rectifier merubah
catuan arus bolak- balik (220/380 Volt AC)
menjadi catuan arus searah (48 Volt DC).
Yang dimaksud dengan perangkat Rectifier
tersebut di atas adalah adalah Rectifier untuk
mencatu beban trasmisi.
Rectifier merupakan suatu rangkaian alat
listrik untuk mengubah arus listrik bolakbalik / AC (Alternating Current) menjadi arus
searah / DC (Direct Current). Rectifier
merupakan bagian yang vital dalam sistem
catu daya, karena fungsinya sebagai pencatu
perangkat yang membutuhkan tegangan DC
dan juga untuk mencharge bettery. Sehingga

apabila rectifier ini rusak maka akan


menimbulkan kerusakan yang fatal dan
kerugian yang besar.
Di PT. Telkom STO Pugeran, perangkat
rectifier yang digunakan adalah merk Bening
type D400 G48/30,dengan kapasitas per
modul 60 A / -48 Vdc, sebanyak 50 modul.
Dengan demikian kapasitas arus yang
tersedia adalah 3000 Adc , yang digunakan
untuk mencatu perangkat Network Element /
Telekomunikasi / ICT sebesar 1500 Adc.

Gambar 3.12 Rectifier

G.

BATERAI

Pada umumnya jenis betere yang digunakan


tipe veneted (memakai elektrolit) dengan
elektrolit asam sulfat (H2SO4) dan dipasang
2 bank dengan jumlah masing masing bank
sebanyak 24 sel untuk sistem catuan 48 Vdc
atau 12 sel untuk sistem catuan 24Vdc.untuk
jenis rectifier tertentu,jumlah tiap bank batere
sebanyak 25 sel (sistem catuan sentral trunk
EWSD).
Batere merupakan
suatu
alat
yang
menghasilkan energi listrik dengan proses
reaksi kimia. Baterai dapat berupa susunan
beberapa sel atau satu sel saja. Tiap sel dari
baterai terdiri dari elektroda positif
(anoda) dan elektroda negatif atau katoda,
dan larutan elektrolit.

Gambar 3.13 Bagian Sel batere


Pada Telkom batere adalah catuan listrik
yang bekerja jika listrik dari PLN terputus.
Jika listrik padam, baterai langsung

berfungsi. Baterai ini tahan sampai 10 jam.


Baterai yang digunakan di STO Pugeran
sebagian besar bermerk VARTA / 12 OPZS
1200

Gambar 3.14 Beterai


Baterai ini memiliki satuan sel untuk satu
kotak baterai. Sedangkan baterai dihitung 1
band jika terdiri dari 25 sel. Baterai memiliki
tegangan sebesar 2 volt dan kapasitas sebesar
1200 AH per selnya. Dengan tegangan
48VDC.

H.

INVERTER

Inverter adalah suatu perngkat yang


berfungsi untuk mengkonversi catuan
tegangan DC menjadi tegangan AC secara
kontinyu. Perangkat Inverter ini digunakan
untuk mencatu perangkat komputer atau
komputer data.

2.1.3 Prinsip Kerja Sistem DC Pada


Perangkat Telekomunikasi
Rectifier
adalah
perangkat
untuk
mengubah arus bolak balik (AC) menjadi arus
searah (DC) sesuai dengan kebutuhan beban DC.
Di PT. Telkom STO Pugeran
rectifier berfungsi untuk mencatu beban network
element,yang terdiri dari switching/sentral,
Transmisi, IPDN, Flexi, Speedy. Dengan
teganagan -48 Vdc.
Total kapasitas sebesar 3000
Vdc dengan beban 1500 A. Tipe dan sistem
rectifier yang digunakan oleh PT.Telkom adalah
tipe switch mode,dimana thyristor sebagai
pengubah arus bolak balik (AC) menjadi arus
searah (DC).
Sumber AC baik 1 fasa maupun 3 fasa
masuk melalui terminal input Rectifier itu ke
Trafo step-down dari tegangan 220 V / 380 V
menjadi tegangan 48 V kemudian oleh Diode
penyearah / Thyristor arus bolak balik (AC)
tersebut dirubah menjadi arus searah dengan
ripple / gelombang DC tertentu.
Kemudian untuk memperbaiki ripple /
gelombang DC yang terjadi diperlukan suatu
rangkaian penyaring (filter) yang dipasang
sebelum ke terminal Output. Sistem rectifier
untuk perangkat telekomunikasi / ICT harus
mampu memenuhi karakteristik beban,yang
sangat sensitif.

Kondisi normal output Rectifier DC mencatu


inverter dan selanjutnya output inverter AC
no-break mencatu komputer data, bila PLN
mati maka rectifier juga mati namun catuan
batere langsung secara paralel mencatu
inverter sehingga inverter tetap bekerja.
Gambar 4.19 Konfigurasi panel DC
Beban pada sistem DC :
1. Switching / Sentral
2. Transmisi
3. IPDN
4. Flexi
5. Speedy

Gambar 3.15 Inverter Siemens

1. Pada Kondisi Normal


Catuan input tegangan AC 380 Volt. 50 Hz
dari PLN atau genset masuk, kemudian
didistribusikan ke masing-masing unit Rectifier

yang mengubah menjadi tegangan DC =+/- 48V


untuk catuan beban dan paralel untuk
memelihara kapasitas batere.
2. Pada Kondisi Mains Failure
Semua Unit Rectifier tidak operasi sehingga
batere langsung mencatu Beban melalui panel
batere (sehingga beban tidak terputus).

4.2 Baterai
Baterai berfungsi sebagai back up catuan arus
searah pada sistem operasi floating atau
sebagai catuan utama pada sistem operasi
charge-discharge.
Pada umumnya jenis betere yang digunakan
tipe veneted (memakai elektrolit) dengan
elektrolit asam sulfat (H2SO4) dan dipasang
2 bank dengan jumlah masing masing bank
sebanyak 24 sel untuk sistem catuan 48 Vdc
atau 12 sel untuk sistem catuan 24Vdc.untuk
jenis rectifier tertentu,jumlah tiap bank batere
sebanyak 25 sel (sistem catuan sentral trunk
EWSD).
Baterai adalah catuan listrik yang
bekerja jika listrik dari PLN terputus. Karena
batere terhubung pararel dengan sumber DC
dan beban, batere akan langsung berfungsi
mencatu beban ketika catuan PLN pada
terputus. Baterai ini tahan sampai 10 jam.
Baterai yang digunakan di STO Pugeran yang
terdiri dari VARTA / 12 OPZS 1200 dengan
jumlah 24 sel dalam 1 banknya
Baterai ini memiliki satuan sel untuk satu
blok baterai. Sedangkan baterai dihitung 1
bank jika terdiri dari 25 sel,persel 1200 AH .
Baterai memiliki tegangan sebesar 2 volt.
Terdapat 7 bank baterai.
7bank x 1200 AH = 8600AH
8600 AH x 10% = 860 A (I10)
Menurut jenis elektrolit yang
dipergunakan terdiri dari 2 jenis yaitu betere
basah dan betere kering, Pemeriksaan
elektrolit bisa dilaksanakan terhadap betere
basah. Untuk betere kering dengan elektrolit
berbentuk pasta,kondisi elektrolitnya tidak
bisa diperiksa.
Untuk
sistem
chargedischarge,pengaturan operasional betere
sebagai berikut :

a.Saat discharge,kapasitas yang dipakai


untuk mencatu beban maksimum 30%
dari kapasitas beterai .
b.
c. Waktu discharge dengan I10 Contoh :
30% x kapasitas betere
Arus beban
30% x 1500Ah
13,50A

= 10

jam (I10)

d. Untuk Pemulihan kapasitas betere setelah


discharge (saat charging). Sebesar 120% x
kapasitas yang dikeluarkan. Lama charging
tergantung hasil pengamatan besarnya arus
yang dipakai untuk di charging.

Gambar 4.21 konfigurasi betere dengan


beban

Gambar 4.22 Betere pada masing


masing bank

Baterai
juga
perlu
perawatan
/maintenance. Beberapa diantaranya
pemeliharaan mingguan seperti :
1. Pengukuran arus dan tegangan. Arus
dalam satu sel kurang lebih 2 V, dan
satu bank kurang lebih -48 VDC.

2. Pengukuran massa jenis, dengan


menggunakan hydrometer.
3. Pembersihan baterai. Jika ada karat,
gunakan air panas untuk membersihkan.
4. Penambahan/pengisian air. Air yang
digunakan adalah air aquades.

Gambar 4.23 Pengukuran massa jenis


betere

4.2.3.3 Prinsip Kerja

bila sel dihubungkan dengan power


supply maka elektroda positif menjadi
anoda dan elektroda negatif menjadi
katoda dan proses kimia yang terjadi
adalah sebagai berikut:
1) Aliran elektron menjadi terbalik,
mengalir dari anoda melalui power
suplai ke katoda.
2) Ion-ion negatif rnengalir dari katoda ke
anoda
3) Ion-ion positif mengalir dari anoda ke
katoda Jadi reaksi kimia pada saat
pengisian (charging) adalah kebalikan
dari saat pengosongan (discharging).
4)
4.2.3.4 Betere Hubung Seri
Koneksi baterai dengan hubungan seri ini
dimaksudkan untuk dapat menaikkan
tegangan baterai sesuai dengan tegangan
kerja yang dibutuhkan atau sesuai
tegangan peralatan yang ada. Sebagai
contoh kebutuhan tegangan baterai pada
suatu unit catu daya adalah 48Volt, maka
akan dibutuhkan baterai dengan kapasitas
2 Volt sebanyak 168 sel baterai dengan
dihubungkan secara seri.

Gambar 4.25 Baterai dihubung seri


(a)
(b)
Gambar 4.24 (a) Proses Discharging
(b) Proses Charging
a) Proses discharge pada sel berlangsung
menurut skema Gambar 4.8 (a). Bila
sel dihubungkan dengan beban maka,
elektron mengalir dari anoda melalui
beban ke katoda, kemudian ion-ion
negatif mengalir ke anoda dan ion-ion
positif mengalir ke katoda.
b) Pada proses pengisian menurut skema
Gambar 4.8 (b). Dibawah ini adalah

Jadi reaksi kimia pada saat pengisian


(charging) adalah kebalikan dari saat
pengosongan (discharging).
4.2.3 Karakteristik charging
Terdapat 3 pengisian baterai baterai :
4.2.3.1 Karakteristik Floating charge
Floating charge adalah jenis pengisian
untuk menjaga baterai dalam keadaan full
charge dan baterai tidak mengeluarkan atau
menerima arus listrik saat mencapai tegangan
floating dan baterai tetap tersambung ke charger
dan beban.

Tegangan float charge 2.24V

Batas arus standard 0,08C-0,1C


4.2.3.2 Karakteristik charging cycled
Pengisian dengan cara charging cycled
adalah mengisi (charging) kembali baterai
setelah pengosongan (discharge) sebagian atau
pengosongan secara normal.
Tegangan cycle charge 2.40V
Batas arus standard 0,08C-0,1C

4.2.3.3 Karakteristik equalizing charge


Equalizing charge adalah jenis
pengisian baterai untuk menyamakan/
meratakan
tegangan
karena
terjadi
perbedaan tegangan tiap sel.
Tegangan cycle charge 2.35V
Batas arus standard 0,08C-0,1C
4.3 Rectifier/battery charger
Rectifier/Rectifier adalah alat yang
digunakan untuk mengubah sumber arus bolakbalik (AC) menjadi sumber arus searah (DC)
yang berfungsi untuk pasokan DC Power baik ke
beban yang menggunakan sumber DC maupun
mengisi baterai agar kapasitas baterai tetap
terjaga penuh sehingga keandalan unit
pembangkit terjamin.
Peralatan Sistem DC pada PT TELKOM .
Arus input modul dengan menyeimbangkan
tegangan saluran 3 fasa 380V AC. Arus input
melewati penyearah full bridge yang difilter
yang mana mengubah tegangan AC menjadi
pulsa tegangan DC. Kemudian melewati
modulator pulsa frekuensi tinggi yang mana
mengubah pulsa tegangan DC menjadi tegangan
gelombang kuadrat frekuensi tinggi. Akhirnya,
rangkaian output rectifier-filter tegangan stabil
dan arus dialirkan.

Gambar 4.11 Sumber tegangan dari charger


220V DC dihubungkan ke busbar. Busbar merah
penghantar positif, busbar biru penghantar
negatif

IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan
yang
didapat
setelah
melaksanakan kerja praktek mengenai
pembangkit secara keseluruhan maupun
spesifikasi pembahasan Sistem DC adalah
:
1. perangkat rectifier yang digunakan
adalah merk Bening type D400
G48/30,dengan kapasitas per modul
60 A / -48 Vdc, sebanyak 50 modul
2. Sistem
energi
Telekomunikasi
adalah
sistem
yang
mengintegerasikan
beberapa
perangkat
energi
yang
memungkinkan
terselenggaranya
catuan tanpa terputus ke perangkat
Network Element Telekomunikasi
3. Batere berfungsi sebagai back up
catuan arus searah pada sistem
operasi floating atau sebagai catuan
utama pada sistem operasi chargedischarge
4. Baterai dihubung seri agar dapat
mecapai tegangan 48 VDC sesuai
dengan kebutuhan beban
5. Menurut jenis elektrolit yang
dipergunakan terdiri dari 2 jenis
yaitu betere basah dan betere kering,
Pemeriksaan
elektrolit
bisa
dilaksanakan terhadap betere basah.
Untuk betere kering dengan
elektrolit berbentuk pasta,kondisi
elektrolitnya tidak bisa diperiksa.
6. Catuan input tegangan AC 380 Volt.
50 Hz dari PLN atau genset masuk,
kemudian
didistribusikan
ke
masing-masing unit Rectifier yang
mengubah menjadi tegangan DC =
48V untuk catuan beban dan paralel
untuk memelihara kapasitas batere.

4.2 Saran
1. PT.Telkom melakukan pemeliharaan
secara rutin dan menyeluruh pada setiap

wilayah / lokasi cabangnya untuk seluruh


perangkat yang digunakan sehingga
Always On dapat lebih terjamin.
2. Pemenuhan alat kerja dan sarana kerja
sesuai kebutuhan di lapangan.
3. Pemenuhan
kebutuhan
dalam
perkembangan teknologi informasi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Wildi, Theodore. 2002.
Electrical
machines, drives, and power system 5th
edition. Ohio: Prentice Hall Columbus.
[2]

[3]

Tim
Pengembang
C&ME
PT
Telkom.Materi SOP & SMP
Energi
Telkom
Wildi, Theodore. 2002.
Electrical
machines, drives, and power system 5th

[4]
http://searchglobalonline.blogspot.com/20
13/03/pengertian-inverter-danrectifier.html

BIODATA PENULIS
Ardian
Trilaksono
dilahirkan di Tegal, 08
Agustus
1992.
Menempuh pendidikan
dasar di MKK 1
TEGAL. Melanjutkan
ke SMP N 2 TEGAL
dan pendidikan tingkat
atas di SMA N 2
TEGAL dan sekarang
sedang
melanjutkan
studi S-1 di jurusan Teknik Elektro Universitas
Diponegoro Semarang, konsentrasi Ketenagaan
Listrik.
Semarang, juni 2014
Mengetahui,
Dosen Pembimbing

[5]
http://prakerinok.blogspot.com/2008/06/c
mecatu-daya.html
[6]

http://ilmulistrik.com/rectifier-sistem-dcgardu-induk.html

[7]
http://electrozone94.blogspot.com/2013/1
0/penyearah-rectifier.html
www.telkom.co.id

Karnoto, ST. MT.


NIP 196907141997021001

Anda mungkin juga menyukai