PENDAHULUAN
1
kontinyuitasnya karena ATC tersebut harus tetap hidup selama 24 jam setiap
harinya.
Agar Proyek Akhir ini dapat mencapai hasil yang di harapkan maka
penulis perlu membuat ruang lingkup masalah yang akan di bahas.Adapun
ruang lingkup masalah pada penulisan proyek akhir ni adalah sebagai berikut :
1. Masalah dibatasi hanya pada sistem back-up atau suplai listrik cadangan pada
gedung JATSC (Jakarta Traffic Service Center).
2. Masalah dibatasi hanya pada cara kerja, analisa keandalan atau stabilitas
sistem back-up.
2
1.2.4 Tujuan dari penelitian dalam proyek akhir ini yaitu :
1. Mengetahui cara kerja sistem back up suplai listrik cadangan di gedung JATSC.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Jaringan Technical
Jaringan Technical diperuntukan untuk mensuplai peralatan yang
menunjang operasional penerbangan dan keselamatan bandara, khususnya
untuk peralatan pendukung yang menunjang operasional Bandara Sokarno-
Hatta adalah peralatan Comunication, Surveilance, Navigation, Automation
yang memerlukan catu daya listrik tanpa gangguan dan pemutusan sehingga
peralatan tersebut harus di back up oleh Genset agar tidak terjadinya
kehilangan catu daya untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan
penerbangan.
2. Jaringan Priority
Jaringan Priority diperuntukan untuk mensuplai peralatan operasional
bandara yang berfungsi untuk mensupport jaringan Technical, Peralatan priorty
adalah peralatan yang bersifat boleh mengalami kehilangan catu daya dengan
waktu yang tidak lama. Peralatan Priority adalah peralatan yang menunjang
operasional bandara seperti komputer kantor, Stop kontak, ac, chiler, Pompa
distribusi, Penerangan. Peralatan priorty yang berfungsi untuk menurunkan
suhu ruangan agar tidak terjadinya panas berlebih pada peralatan technical
yang dapat menyebabkan kinerja peralatan technical menurun.
4
2.2.1 Suplai Daya Listrik Dari Jaringan PLN
Untuk menyalurkan tenaga listrik ke konsumen, PLN membangun gardu
distribusi di pusat-pusat beban. Di gardu distribusi ini terjadi penurunan
tegangan dari tegangan transmisi ketegangan menengah distribusi. Dalam
ketentuan pelanggan atau konsumen itu harus memiliki gardu distribusi sendiri.
1. Bobot mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta
kompresi yang tinggi.
2. Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar 200 bar.
5
3. Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin besar
pula, hal tersebut menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar.
Ada 2 komponen utama pada Genset, yaitu:
1) Prime Mover atau penggerak mula, dalam hal ini mesin diesel/engine.
2) Generator
6
2) Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputar
menyebabkan torak naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi
pembakaran. Kedua proses ini (1 dan 2) termasuk proses pembakaran.
3) Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, disini kedua katup
yaitu katup isap dan katup buang tertutup, sedangkan poros engkol terus
berputar dan menarik kembali torak ke bawah.
Sistem start ini dipakai untukmesin diesel dengan daya yang relatif kecil
yaitu < 30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah
dengan menggunakan penggerak engkol atau poros hubung yang akan
digerakan oleh tenaga manusia. Jadi sistem start ini sangat bergantung pada
faktor manusia sebagai operatornya.
2) Sistem Start Elektrik
Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu <
500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari
7
baterai/accu 12 atau 24 Volt untuk menstart diesel. Saat start, motor DC
mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang
dipakai untuk menggerakan diesel sampai mencapai putaran tertentu. Baterai
atau accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk menstart sebanyak 6 kali
tanpa diisi kembali, karena arus start yang dibutuhkan motor DC cukup besar,
maka dipakai dinamo yang berfungsi sebagai generator DC. Pengisian ulang
baterai atau accu digunakan alat bantu berupa battery charger dan pengaman
tegangan. Pada saat diesel tidak bekerja, maka battery charger mendapat
suplai listrik dari PLN, sedangkan pada saat diesel bekerja maka suplai dari
battery charger didapat dari generator. Fungsi dari pengaman tegangan
adalah untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga apabila
tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12 atau 24 Volt, yang
merupakan tegangan standarnya, maka hubungan antara battery charger
dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengamantegangan.
3) Sistem Start Kompresi
Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu > 500
PK. Sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi untuk start dari
mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan udara kedalam suatu
botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga menjadi udara
panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel Injection Pump serta
disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi. Akibatnya akan terjadi
pengkabutan dan pembakaran diruang bakar. Pada saat tekanan di dalam
tabung turun sampai batas minimum yang ditentukan, maka kompressor akan
secara otomatis menaikkan tekanan udara di dalam tabung hingga tekanan
dalam tabung mencukupi dan siap dipakai untuk melakukan starting mesin
diesel.
2.2.4 Generator
Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis
menjadi tenaga listrik melalui proses induksi elektromagnetik. Generator ini
memperoleh energi mekanis dari prime mover. Generator arus bolak-balik
(AC) dikenal dengan sebutan alternator. Generator diharapkan dapat
mensuplai tenaga listrik pada saat terjadi gangguan, dimana suplai tersebut
8
digunakan untuk beban prioritas. Sedangkan genset (generator set)
merupakan bagian dari generator. Genset merupakan suatu alat yang dapat
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Genset atau sistem
generator penyaluran adalah suatu generator listrik yang terdiri dari panel,
berenergi solar dan terdapat kincir angin yang ditempatkan pada suatu tempat.
Genset dapat digunakan sebagai sistem cadangan listrik atau “off- grid”
(sumber daya yang tergantung atas kebutuhan pemakai). Genset sering
digunakan oleh rumah sakit dan industri yang mempercayakan sumber daya
listrik yang mantap, seperti halnya area pedesaan yang tidak ada akses untuk
secara komersial menghasilkan listrik.
2.3 AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Trasfer Switch)
Bila anda memiliki backup power atau memiliki catu daya lebih dari satu
semisal anda menggunakan sumber dari PLN dan di Back-up oleh Genset
(generator-set) tentu sering sekali harus secara bergantian untuk
menggunakannya, pada kebiasaannya banyak menggunakan handle Cam
Switch atau sering dinamakan COS (Change Over Switch) untuk memindah
kontak sumber daya tersebut, pada pabrik pabrik zaman dulu juga seringnya
menggunakan saklar cam untuk memindahkan daya, Hal tersebut berarti di
anggap secara manual dan membutuhkan operator dalam mengoperasikan
pemindah daya tersebut, dalam perkembangan tekhnologi dunia elektrikal
akhirnya merekayasa hal tersebut kemudian di jalankan secara Automatic yang
disingkat ATS yang di fungsikan secara Automatic untuk memindahkan daya
sesuai dengan kebutuhan tanpa menggunakan tenaga manusia untuk
mengoprasikannya, pada kebiasaanya ATS akan di sertakan pula AMF atau
sering di jelaskan sebagai kontrol kendali terhadap generator back-up atau
perintah kendali hidup mati mesin Generator, dalam beberapa jenis ATS di
bedakan menurut kapasitas daya yang di butuhkan atau berdasarkan Phasa
dan Ampere yang melalui panel tersebut, namun untuk perinsip kerjanya sama.
Jadi, AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan downtime dan
meningkatkan keandalan sistem catu daya listrik. AMF dapat mengendalikan
transfer Circuit Breaker (CB) atau alat sejenis, dari catu daya utama (PLN) ke
9
catu daya cadangan (genset) dan sebaliknya, ATS merupakan pelengkap dari
AMF dan bekerja secara bersama-sama.
10
listrik bisa tersambung ke sisi pengguna.
1. Baterai / Accu
2. Rectifier (penyearah)
11
Rectifier adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengubah tegangan
bolak-balik menjadi tegangan searah yang digunakan untuk mencharge
baterai/accu, berfungsi untuk suplai tegangan ketika sumber tegangan dari catu
daya utama padam. Adapun komponen yang digunakan sebagai penyearah
adalah dioda. Rangkaian penyearah suplai daya dapat dibagi menjadi beberapa
rangkaian dasar diantaranya:
12
Penyearah Gelombang Penuh (Full wave Rectifier)
3. Inverter
13
Inverter digunakan untuk megubah daya arus searah menjadi daya arus
bolak-balik pada tegangan dan frekuensi yang dapat dikendalikan. Tegangan
bolak-balik yang dihasilkan berbentuk gelombang persegi (non sinusoida) dan
frekuensi yang dihasilkan ditentukan oleh frekuensi penyalaan pada komponen
elektronika daya utama pada inverter. Prinsip kerja secara sederhana dapat
dijelaskan dengan menggunakan saklar mekanik.
5. Transformator
15
1. Dapat memberikan energi listrik sementara ketika terjadi kegagalan daya
pada listrikutama.
2. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera menghidupkan
genset (sistem daya darurat) sebagai pengganti listrikutama.
3. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera melakukan
backup data dan mengamankan sistem operasi (OS) dengan melakukan
shutdown sesuai prosedur ketika listrik utama padam.
4. Mengamankan sistem komputer dari gangguan-gangguan listrik yang
dapat mengganggu sistem komputer baik berupa kerusakan software,
data maupun kerusakanhardware.
5. UPS secara otomatis dapat melakukan stabilisasi tegangan ketika terjadi
perubahan tegangan pada input sehingga tegangan output yang
digunakan oleh sistem komputer berupa tegangan yang stabil.
6. UPS dapat melakukan diagnosa dan manajemen terhadap dirinya sendiri
sehingga memudahkan pengguna untuk mengantisipasi jika akan terjadi
gangguan terhadapsistem.
7. User friendly dan mudah dalam installasi.
8. User dapat melakukan kontrol UPS melalui jaringan LAN (Local Area
Network) dengan menambahkan beberapa accessories yang diperlukan.
9. Dapat diintegrasikan dengan jaringan internet.
16
kapasitas yang terlalu kecil terhadap kebutuhan daya yang harus disuplai pada
saat terjadi gangguan tenaga listrik dapat berakibat pendeknya waktu
pelayanan UPS. Tetapi pemilihan kapasitas UPS yang terlalu besar tentunya
tidak efektif jika biaya juga menjadi dasar pertimbangan penggunaan UPS.
Penggunaan UPS penting atau harus diaplikasi pada suatu kondisi:
1. Ketika gangguan suplai tenga listrik menyebabkan bahaya pada
kehidupan dan kepemilikan seperti pada rumah sakit pada bagian
intesive care unit –nya, monitor keamanan industrial, proses sistem
kontrol, dan sistem alarm.
2. Ketika gangguan listrik ini menyebabkan kerugian waktu, kerugian
biaya .
3. Ketika gangguan listrik ini dapat menyebabkan gangguan atau
kerusakan data pada jaringan komputer, jaringan radio, atau data-data
yang sangat penting dan rahasia.
17
dilakukan untuk menghindari interupsi atau pemutusan. Sebelum
manual by pass di close, rectifier atau inverter harus di off – kan
terlebih dahulu.
18
Automation. Agar tidak terjadinya kehilangan catu daya pada peralatan tersebut
yang dapat mengakibatkan kecelakaan antar pesawat satu pesawat yang
lainnya jika peralatan tersebut mengalami kehilangan catu daya. UPS yang
digunakan untuk membackup peralatan Technical antara lain :
19
BAB III
METODE PENELITIAN
Lokasi yang dipilih dalam pelaksanaan tugas akhir ini adalah di Perum
LPPNPI Kantor Cabang Utama JATSC Bandara Soekarno - Hatta. Hal ini
dikarenakan saran dari mentor yang berada di JATSC serta kesesuaian antara
data dan judul proyek akhir yang diambill.
20
3.1.3 Teknik Pengumpulan Data
Start
Padam
Selesai
21
Berdasarkan kerangka kerja penelitian yang telah digambarkan di atas,
maka dapat diuraikan pembahasan masing-masing tahap dalam
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Start
Pada tahap ini, penelitian akan mulai dilaksanakan.
2. Studi Literatur dan Observasi Lapangan
Studi literatur dilakukan dengan melakukan pencarian landasan-
landasan teori yang diperoleh dari berbagai buku, jurnal dan lain-lain
untuk melengkapi perbendaharaan konsep dan teori tentang keandalan
sistem distribusi. Pada tahap observasi dilakukan pengamatan secara
langsung di lapangan tempat peneliti melakukan penelitian.
3. Data kapasitas genset dan UPS
Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan data dengan studi
literatur dan metode observasi untuk melakukan pengamatan dan
analisa terhadap objek penelitian sehingga mendapatkan data dan
informasi yang dibutuhkan peneliti.
4. Data total beban terpasang dan beban harian
Berdasarkan hasil dari pengolahan data, dilakukan penganalisaan.
5. Selesai
Penelitian telah selesai dilaksanakan dan dibuat laporan dalam bentuk
proyek akhir.
22
sebagai back-up daya listrik, dan dua unit UPS (Uninterruptible
Power System) yang berkapasitas 200 KVA.
Dimana:
P = Daya (Watt)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
P = Daya ( Watt)
CosPower Factor ( 0,8)
23
BAB IV
PEMBAHASAN
V (Tegangan)
Waktu (t)
5 detik 10 menit
Gambar 4.1 Grafik Peralihan Listrik saat PLN OFF
Keterangan = Pengambilan beban oleh Genset
Waktu Starter genset
Pengambilan beban oleh PLN
Pengambilan beban oleh UPS
Pengambilan beban penuh oleh genset
24
Apabila sumber daya listrik utama yaitu PLN mengalami
gangguan atau pemutusan aliran listrik (OFF) secara tiba-tiba, secara
otomatis ACB Trafo membuka, maka waktu delay 5 detik yang telah
disetting pengiriman perintah dari AMF (Automatic Main Failure) yang
ada di panel PK (Panel Kontrol) Genset untuk start ketiga genset, agar
generator-generator tersebut ON. Setelah waktu delay tersebut sudah
dirasa cukup, maka ketiga genset tersebut ON (start) berdasarkan
perintah dari AMF tersebut, Genset-genset tersebut tidak langsung
menyalurkan daya, tetapi memerlukan waktu running selama ±5 detik
dan melakukan sinkronisasi terlebih dahlu yang telah diatur oleh Module
dari Genset yang telah deprogram, setelah ketiga genset sinkron, secara
otomatispun ACB genset menutup. Setelah ketiga genset ini sudah siap
untuk menyalurkan daya listrik, daya listrik terlebih dahulu masuk ke
PKG (Panel Kontrol Genset), kemudian daya listrik disalurkan ke PUTR
dan dari PUTR (Panel Utama Tegangan Rendah) ini barulah daya listrik
disalurkan ke beban terpasang melalui panel-panel yang ada disetiap
lantai yang ada di JATSC. Setelah daya masuk ke beban, selama ±10
menit genset menyesuaikan dengan kondisi beban.
25
ACB Trafo untuk menutup, dan memerintahkan ACB Genset untuk
membuka, kemudian AMF juga memerintahkan Genset untuk cooling
down dalam waktu ±15 menit.
26
(R. UPS Lantai Atas)
13. GB 4 Dari SDPB 1 34,1
27
𝑃 = √3 × 𝐼 × 𝑉 × 𝐶𝑜𝑠 𝜑
= 531 𝑘𝑊
Output
(kW) (kVA)
Genset 1000 1.250 Kapasitas
MTU
Daya Genset (P)
= Daya Semu (S) × 0,8
= 1.250 𝑘𝑉𝐴 × 0,8
= 1.000 kW
28
Gambar 4.3 Single line diagram sistem power no break
29
NB T7.01 ASC 1
NB T7.02 ASC 2
ASC
T7.04 (PLN) NB T7.03 DER 1
NB T7.08 PR 2
MDS NB1 PR
NB T7.09 FDPT/ASC
NB T7.11 TWR 2
TWR
NB T7.12 SPARE
NB T7.01 ASC 1
NB T7.02 ASC 2
NB T7.03 DER 1
NB T7.04 DER 2
NB T7.05 CR 1
NB T7.06 CR 2
NB T7.07 PR 1
PANEL
NB T7.08 PR 2
STS
500 A MDS NB2 NB T7.09 FDPT/ASC
NB T7.10 TWR 1
NB T7.11 TWR 2
NB T7.12 SPARE
NB T7.13 EP 2000 7E
4 Battery data
4.1 Number of battery cells 2 x 108 up to 2 x 144
4.2 Charging voltage 2 x 240V ... 2 x 330V
4.3 max. DC – current Depending to number of
battery cells
4.4 max. battery charging current 4A
4.5 Nominal battery charging power 2Kw
4.6 Default charging current I10 – Normal
4.7 Float charging voltage 2.23 . 2.3V per Cell
4.8 Discharge undervoltage Discharge undervoltage
1.65V per Cell
4.9 Voltage tolerance ±1%
4.10 Ripple <=1%
4.11 Charging characteristic I–U
5 Inverter data
5.1 Rated input active power 160 kW(cos phi 0.8ind.)
5.2 Rated output active power 231kW(cos phi 1)
5.3 Rated output voltage 3 x 400V with neutral
conductor
(adjustable 3 x 380V ... 3 x
415V)
5.4 Rated output current 289A (cos phi 0.8ind.)
116A (cos phi 1)
5.5 Rated output frequence 50Hz
5.6 Transformer Without transformer
5.7 Voltage tolerance ±1% static
±1% at 50% unsymmetrical
load
±2% at 100% unsymmetrical
load <=5% dynamical with
100% load step
5.8 Response time <20 milliseconds
5.9 Angular deviation <1° at symetrical load
<2° at 50% unsymmetrical
load
<3° at 100% unsymmetrical
load
5.10 Frequence tolerance Mains commutated: ±1%
(Sync:. ±5% adjustable)
32
Self commutated: ±0.1%
5.11 Distortion factor (EN 62040-1) <=2% at linear load
<=5% at non linear load
5.12 Crest factor <=3
5.13 Overload 150% for 1minute; 125% for
10 minutens
5.14 Short-cicuit behaviour 200% for 3seconds
Switch-off after max. 4
seconds if the bypass
voltage is not avail-
able. Inverter itself is short-
circuit proof (EN 62040-1-1)
6 Output Data
6.1 Bypass operation see 3. Power input bypass
(Bypass data)
6.2 Inverter operation see 5. Inverter data
4.2.1 Cara Kerja UPS 200 kVA Keadaan Darurat (Otonomi Baterai)
33
pln) ketika catu daya utama sudah hidup kembali dan UPS akan memutus
secara otomatis dari keaadaan darurat menjadi keadaan normal kembali.
UPS Benning 200 KVA digunakan sebagai back up untuk
peralatan Technical No Break di gedung JATSC.
1. MenghitungTotal Daya Technical No Break Yang Terpasang
Berdasarkan table 4.1 Total arus terukur untuk jaringan Technical No Break
yaitu 163.81, maka daya yang terukur dapat dihitung :
S = VxI
= 380 V x 163,81 A
= 62247 VA
2. Menentukan Kapasitas Daya UPS 200 KVA
P S Cos
200.000 0,80
P = 2 x 160 kW
P = 320 kW
34
Gambar 4.5 Baterai Dynasty type UPS12-600MRX
I = = = 303,86 A
b. Kapasitas dan Kemampuan UPS apabila beban
maksimal
Battery Capacity(VAh)
Runtime = x 60 menit
Total Load (VA )
870912VAh
= x 60 menit
40000 VA
= 130, 68 menit
diefesiensi baterai sebesar 20 % sehingga menjadi 106 menit.
Jadi kemampuan UPS 2 x 200 KVA adalah 2 jam 13 menit.
c. Kapasitas dan Kemampuan UPS terhadap beban
terukur
Battery Capacity(VAh)
Runtime = x 60 menit
Total Load (VA )
870912VAh
= x 60 menit
62247 VA
= 839,47 menit
36
Dari total kapasitas daya UPS 2x220 KVA , kedua nya mampu mem-
back up kebutuhan suplai listrik untuk beban Technical Non Break di
gedung JATSC dimana untuk kemampuan baterai pada total
Untuk durasi waktu back up UPS pada saat peralihan dari PLN ke
genset dibutuhkan sekitar 10 menit 5 detik. Dan dari kemampuan baterai
UPS didapatkan hasil bahwa UPS mampu mem-back up selama 8 jam 48
menit dimana berarti suplai listrik emergency yang tersedia di gedung
JATSC mampu mencukupi kebutuhan listrik disana.
37