Anda di halaman 1dari 3

Komponen Panel Listrik

Dalam panel listrik, pasti terdapat berbagai komponen penting yang masing-masing memiliki fungsi.
Berikut ini berbagai komponen utama yang ada di panel listrik :

1. MCCB

Fungsi utamanya adalah pemutus dan penyambung aliran listrik. Fungsi lainnya adalah mengamankan
pembatas besaran pemakaian listrik.

2. Bus BAR

Bus BAR adalah plat yang terbuat dari bahan kuningan sebagai terminal konekan kabel arus pembagi.
Komponen inilah yang membagi aliran dari sumber listrik menuju titik-titik yang membutuhkan konsumsi
listrik.

3. Magnetic Kontraktor

Komponen satu ini bisa memutuskan dan menghubungkan suatu aliran listrik 3 fasa. Agar bisa bekerja
secara maksimal, pada magnetic kontraktor ini memiliki kumparan utamad dan kumparan bantu

4. MCB

MCB atau Miniature Circuit Breaker adalah komponen yang fungsinya adalah memutus dan
menghubungkan aliran listrik satu fasa. MCB akan memutus aliran listrik secara otomatis apabila terjadi
konslet pada jalur instalasi listrik atau jika pemakaian listrik melebihi batas MCB tersebut.

5. Pilot Lamp

Pilot lamp adalah lampu indikasi yang berfungsi sebagai penanda adanya aliran listrik pada panel kontrol
listrik tersebut. Biasanya pilot lamp ini dihubungkan dengan incoming aliran listrik pertama masuk pada
panel dengan fuse untuk mencegah konsleting listrik.

6. Ampere Meter

Merupakan sebuah alat ukur arus dari pemakaian yang digunakan pada panel listrik tersebut dan
ditandai dengan satuan ampere.

7. Volt Meter

Volt meter adalah alat ukur besaran tegangan pada panel listrik tersebut. Ditandai dengan satuan volt
dan biasanya untuk 1 fasa memiliki tegangan 220v – 240v.
Di Indonesia, panel industri harus mematuhi sejumlah standar pengaturan dan keamanan yang relevan.
Berikut ini beberapa standar yang perlu dipatuhi dalam panel industri di Indonesia:

1. *SNI (Standar Nasional Indonesia) 04-0220-1991*: Standar ini mengatur panel listrik dan memuat
persyaratan desain, konstruksi, dan pengujian panel listrik. Ini merupakan standar utama untuk panel
industri di Indonesia.

2. *SNI 04-2489-1991*: Standar ini mengenai pelabelan warna kabel listrik dan sistem penandaan dalam
instalasi listrik. Ini penting agar kabel-kabel dan sambungan dalam panel mudah diidentifikasi.

3. *SNI 04-2003-1991*: Standar ini mengatur pemilihan dan pemasangan perangkat pemutus sirkuit
(MCB/MCCB) untuk perlindungan sirkuit dalam panel.

4. *SNI 04-3431-1994*: Standar ini berkaitan dengan perlindungan terhadap kebakaran dalam instalasi
listrik dan mengatur pemasangan perangkat proteksi kebakaran seperti sprinkler dan peralatan
pemadam kebakaran dalam panel.

5. *SNI 04-0288-1994*: Standar ini berkaitan dengan perangkat grounding (tanah) dalam instalasi listrik.
Ini penting untuk menghindari bahaya kejut listrik dan perlindungan dari lonjakan tegangan.

6. *SNI 04-0196-1991*: Standar ini mengatur tentang instalasi grounding untuk instalasi kelistrikan dan
menguraikan tata cara yang benar untuk melakukan grounding yang aman dan efektif.

Berikut beberapa standar yang relevan:

1. IEC 61439-1 dan IEC 61439-2: Standar ini mengatur panel listrik rendah tegangan dan panel
distribusi daya di dalam bangunan industri. Mereka menentukan persyaratan desain, konstruksi,
dan pengujian panel.
2. NFPA 70 (National Electrical Code): Standar ini digunakan di Amerika Serikat dan mengatur
instalasi listrik di berbagai jenis bangunan, termasuk industri. Ini berisi persyaratan untuk
keamanan instalasi listrik.
3. IEC 60947 (Seri Standar untuk Peralatan Kontrol Industri): Seri standar ini mencakup berbagai
peralatan kontrol industri seperti kontaktor, pemutus sirkuit, dan sakelar. Ini penting untuk
memilih peralatan yang mematuhi standar ini dalam desain panel industri.
4. NEMA (National Electrical Manufacturers Association) Standards: NEMA mengeluarkan berbagai
standar yang berlaku untuk peralatan listrik dan panel industri di Amerika Serikat. Standar yang
relevan termasuk
 NEMA ICS 2 (Industrial Control and Systems)
 NEMA ICS 7 (Industrial Control and Systems: Equipment Grounding and Bonding).
5. UL (Underwriters Laboratories) Standards: UL mengeluarkan sertifikasi untuk peralatan listrik
dan panel industri. Panel industri yang mematuhi standar UL sering dianggap lebih aman.
6. ISO 13849-1: Standar ini mengatur desain sistem kontrol keamanan yang terkait dengan mesin
dan proses industri. Ini adalah standar penting jika panel industri digunakan dalam aplikasi yang
memerlukan fungsi keamanan tambahan.
Desain modular dan scalable untuk panel industri adalah pendekatan yang penting untuk memastikan
fleksibilitas, efisiensi, dan kemampuan pengembangan panel sesuai kebutuhan. Berikut ini adalah
beberapa prinsip desain yang dapat membantu menciptakan panel industri yang modular dan scalable:

1. *Identifikasi Kebutuhan Awal*: Mulailah dengan mengidentifikasi kebutuhan awal sistem kontrol atau
distribusi daya. Pertimbangkan jumlah sirkuit, jenis peralatan, dan fitur khusus yang diperlukan.

2. *Pemilihan Modular Components*: Pilih komponen dan peralatan yang dirancang secara modular. Ini
termasuk pemutus sirkuit, kontaktor, sakelar, dan perangkat lainnya. Pastikan komponen ini dapat
dengan mudah ditambahkan atau diganti tanpa perlu mengganti seluruh panel.

3. *Sistem Mounting Din Rail*: Gunakan sistem mounting DIN rail yang memungkinkan pemasangan
peralatan secara modular. DIN rail adalah sistem yang umum digunakan untuk memasang komponen
listrik dalam panel.

4. *Komunikasi yang Fleksibel*: Pastikan panel mendukung protokol komunikasi yang fleksibel seperti
Modbus, Profibus, atau Ethernet/IP. Ini memungkinkan integrasi mudah dengan peralatan lain dan
sistem pengendalian.

5. *Penyusunan Kabel yang Rapi*: Rencanakan penyusunan kabel yang rapi dan teratur dalam panel.
Gunakan pelabelan yang jelas dan kabel yang memiliki panjang yang cukup untuk kemungkinan
perluasan di masa depan.

6. *Ruang Kosong (Blank Spaces)*: Sediakan ruang kosong atau slot kosong dalam panel untuk
penambahan komponen atau modul tambahan. Ini akan mempermudah penambahan peralatan baru
tanpa harus mengganti seluruh panel.

8. *Overdimensioning*: Perhitungkan kemungkinan pertumbuhan sistem. Pilih komponen yang memiliki


kapasitas lebih daripada yang dibutuhkan saat ini untuk mengakomodasi penambahan beban di masa
depan.

9. *Kemudahan Akses*: Pastikan panel memiliki akses yang mudah untuk pemeliharaan dan perbaikan.
Ini termasuk pintu panel yang mudah dibuka dan penandaan yang jelas untuk setiap sirkuit.

Anda mungkin juga menyukai