Anda di halaman 1dari 24

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Minat Berwirausaha

1. Pengertian Minat

Minat merupakan keinginan untuk melakukan sesuatu yang timbul

dari dalam diri seseorang dan minat dipandang sebagai salah satu faktor

keberhasilan dan prestasi kerja seseorang dalam menekuni suatu bidang

tertentu. Menurut Sardiman (1986:76) Minat diartikan sebagai suatu

kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara

situasi yang dibutuhkannya dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-

kebutuhannya sendiri.

Menurut Walgino (2004:234) mengungkapkan minat (interest)

adalah motif yang timbul karena organisme tertarik pada obyek sebagai

hasil eksplorasi, sehingga organisme mempunyai minat terhadap obyek

yang bersangkutan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat

mempengaruhi seseorang dalam melakukan sesuatu, jika seseorang

memiliki ketertarikan terhadap obyek tertentu maka akan bersemangat

dalam melakukan hal tersebut. Dari beberapa pengertian diatas peneliti

penyimpulkan pengertian minat yaitu keinginan, rasa suka individu

terhadap sesuatu dan kondisi tertentu yang dibutuhkan tanpa ada yang

menyuruh

9
10

2. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Minat

Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow dalam educational

psychology, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh

berkembang suatu minat, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1) Faktor internal

Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri.

Contoh: siswa kesulitan dalam belajar PAI (membaca tulisan Arab;

maka ia akan belajar sendiri berulang-ulang, sehingga kesulitan itu

dapat teratasi).

2) Faktor eksternal

a) Keluarga

Keluarga memegang peranan penting sebab keluarga adalah

sekolah pertama dan terpenting. Dalam keluargalah seseorang dapat

membina kebiasaan, cara berfikir, sikap dan cita-cita yang mendasari

kepribadiannya.

b) Teman Pergaulan

Lingkungan pergaulan ini mampu menumbuhkan minat

seseorang sebagaimana lingkungan keluarga. Bahkan terkadang

teman bermain/sepergaulan mempunyai pengaruh yang lebih besar

dalam menanam benih minat atau cita-cita.

c) Pemberian metode dalam proses belajar

Pemberian metode dalam proses belajar termasuk aspek

penting yang menentukan keberhasilan belajar. Metode mengajar


11

ialah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran

kepada pelajar. Karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi

edukatif, metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang

dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan

pelajar pada saat berlangsungnya pengajaran.

(http://pinarac.wordpress.com/2012/04/06/macam-macam-minat-

dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-minat-belajar/)

3. Bentuk- Bentuk Minat

Menurut Alma (Hoerlock, 2002:18) Minat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu minat primitif dan minat kultural:

1) Minat primitif

Minat primitif disebut juga minat yang bersifat biologis, seperti halnya

kebutuhan makan, minum, kebebasan dalam bergaul dan ain

sebagainya.

2) Minat kultural

Minat kultural disebut juga sebagai minat sosial atau minat yang dapat

diperoleh dari hasil belajar. Jadi minat kultural disini nilainya lebih

tinggi dari nilai minat primitif.

4. Macam - Macam Minat

Menurut Purwanto (2003:36) Minat adalah pengarahan perbuatan

kepada tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Untuk dapat

mengarahkan ke perbuatan itu, minat dapat diungkapkan dengan berbagai

cara sebagai berikut:


12

1) Minat yang diekspresikan (Ekspressed Interest)

Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata

tertentu. Misalnya: seseorang mungkin mengatakan bahwa dia tertarik

dalam menciptakan suatu model pesawat udara

2) Minat yang diwujudkan (Manifest Interest)

Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi

melaliu tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu

aktivitas tertentu. Misalnya siswa dapat ikut serta menjadi anggota

kegiatan ekstrakulikuler.

3) Minat yang diinventariskan (Inventoried Interest)

Seseorang yang memiliki minat dapat diukur dengan menjawab

sejumlah pertanyaan tertentu atau pilihan untuk aktivitas kelompok

tertentu.

5. Pengertian Wirausaha

Kita ketahui bahwa semakin lama kita mendapati bahwa lapangan

pekerjaan semakin sulit kita dapatkan, sehingga banyak sekali

pengangguran yang semakin tahun semakin bertambah, maka diperlukan

keatifitas dan ide untuk baru menciptakan sesuatu yang baru dan nantinya

dapat bermanfaat bagi kita dan orang lain, yaitu dengan menjadi wirausaha

muda. Menurut Kasmir (2006:16) Wirausahawan adalah orang yang

berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai

kesempatan. Menurut Suryana (2006:15) Kewirausahaan adalah


13

kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber

untuk menciptakan peluang agar meraih sukses dalam berusaha.

Dari pengertian pengertian diatas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa minat berwirausaha yaitu keinginan dalam diri individu yang

berjiwa berani dalam menciptakan ide dan berani dalam menanggung

resiko yang nantinya akan dihadapi dan nantinya agar meraih sukses untuk

kehidupan yang lebih baik.

6. Karakteristik kewirausahaan

Menurut M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:6-7)

dalam Suryana (2006:23)

1) Rasa tanggung jawab yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas


usaha- usaha yang dilakukannya.
2) Memilih resiko yang moderat artinya selalu menghindari
resiko, baik yang rendah maupun resiko yang tinggi
3) Percaya diri terhadap kemempuan sendiri untuk memperoleh
kesuksesan
4) Menghendaki umpan balik segera
5) Semangat dan kerja keras
6) Berorientasi ke depan yaitu berorientasi masa depan dan
memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan
7) Memiliki keterampilan berorganisasi yaitu memeiliki
keterampilan dan mengorganisaikan sumber daya untuk
menciptakan nilai tambah
8) Menghargai prestasi, yaitu lebih menghargai prestasi dari pada
uang

7. Manfaat Kewirausahaan

Menurut Sunyoto (2013:3) Manfaat kewirausahaan adalah seebagai

berikut:

1) Menembah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat


mengurangi pengangguran
2) Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi,
distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan
14

3) Memberi contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun, dan


memiliki pribadi unggul yang patut diteladani
4) Berusaha mendidik karyawannya menjad orang yang mandiri,
disiplin, tekun dan jujur dalam menghadapi pekerjaan
5) Berusaha mendidik masyarakat agar hidup secara efisien, tidak
berfoya-foya dan tidak boros.

8. Nilai Nilai Hakiki Kewirausahaan

Menurut Suryana (2011:39-43) nilai-nilai hakiki kewirausahaan

adalah sebagai berkut:

1) Percaya diri
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan
keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan
tugas atau pekerjaaan yang dihadapi.
2) Berorientasi pada tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif
berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan,berinisiatif dll.
3) Keberanian mengambil resiko
Kemampuan dan kemauan mengambil resiko merupakan salah
satu nilai utama dalam keirausahan yaitu dengan perhitungan
dan realistis.
4) Kepemimpinan
Seseorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat
kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan.
5) Berorientasi kemasa depan
Pandangan yang jauh ke masa depan, maka selalu berusaha
untukberka rsa dan berkarya.
6) Keorisinelan : kreativitas dan inovasi
Wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif dan yakin
dengan adanya cara- cara baru yang lebih baik.

9. Keuntungan Wirausahawan

Menurut Suparyanto (2012:13-15) keuntungan menjadi

wirausahaan sebagai berikut:

1) Keuntungan usaha menjadi milik sendiri


Sebagai seorang wirausaha dapat memiliki posisi ganda, yaitu
sebagai pemilik perusahaan dan sebagai direktur perusahaan
tersebut.
2) Memperoleh status dan kepuasan
15

Rasa banggan yang tidak berlebiahan akan memotivasi


aktivitas usaha agar lebih maju.
3) Tidak diperintah orang lain
Sehubngan dengan posisinya sebagai pemilik sekaligus
perusahaan, maka tidak ada orang lain yang akan
memerintahnya
4) Berhak mengambil keputusan
Kecepatan dan ketepatan mengambil keputusan adalah suatu
hal yang sangat penting bagi perusahaan.
5) Dapat memilih jenis usaha sendiri
Seorang wirausaha mempunyai wewenang untuk memilih jenis
usaha
6) Mempunyai kesepakatan berjiwa sosial
Sebagai pemilik dan direktur perusahaan maka seorang
wirausahawan mempunyai banyak peluang untuk hidup
bermasyarakat.
10. Kerugian menjadi Wirausaha
Menurut Suparyanto (2012:13-15) kerugian menjadi wirausahaan
sebagai berikut:
1) Jam kerja panjang dan tidak pasti
Salah satu kerugian yang dapat dialami oleh wirausahaa
adalah harus bekerja diperusahaan sendiri dengan jam
panjang
2) Pendapat tidak stabil
Seorang wirausaha akan memperoleh pendapat yang berbeda
dari wakttu ke waktu.
3) Menaggung resiko
Wirausahawan sebagai pemilik perusahaan apabila
mengambil keputusan tidak tepat maka dapat berakibat
kerugian bagi perusahaan tersebut.
4) Belajar tak ada akhir
Seseorang wirausaha dituntut untuk mendapatkan profit dan
kesinambungan usaha sehingga mendorong untuk untuk terus
mencari strategi yang jitu.
5) Sering terlibat masalah keuangan
Wirausahawan harus harus mampu mengalokasikan uang
yang ada untuk berbagai kepentingan. Besarnya uang dan
jadwal pengeluaran harus diperhitungkan secara cermat.

11. Menumbuhkan Jiwa Wirausaha

Menurut Suryana (2011) Cara menumbuhkan jiwa wirausaha

adalah sebagai berikut:


16

1) Melalui pendidikan formal. Kini berbagai lembaga


pendidikan baik menengah maupun tinggi menyajikan
berbagai program atau paling tidak mata kuliah
kewirausahaan
2) Melalui seminar-seminar kewirausahaan. Berbagai seminar
kewirausahaan seringkali diselenggarakan dengan
mengundang pakar dan praktisi kewirausahaan sehingga
melalui media ini kita akan membangun jiwa kewirausahaan
di diri kita
3) Melalui pelatihan. Berbagai simulasi usaha biasanya
diberikan melalui pelatihan baik yang dilakukan dalam
ruangan (indoor) maupun di luar ruangan outdoor). Melalui
pelatihan ini, keberanian dan ketanggapan kita terhadap
dinamika perubahan linghkungan akan diuji dan selalu
diperbaiki dan dikembabngkan
4) Otodidak. Melalui berbagai media kita bisa menumbuhkan
semangat berwirausaha. Misalnya melalui biografi pengusaha
sukses (sucess story), media televisi, radio majalah koran dan
berbagai media yang dapat kita akses untuk
menumbuhkembangkan jiwa wirausaha yang ada di diri kita.
Melalui berbagai media tersebut ternyata setiap orang dapat
mempelajari dan menumbuhkan jiwa wirausaha.

12. Indikator Minat Berwirausaha

Menurut Pintrich dan Schunk (1996:304) Indikator minat

berwirusaha adalah sebagai berikut:

1) Sikap umum terhadap aktivitas (general attitute toward the


activity) yaitu perasaan suka tidak suka , setuju tidak setuju
dengan aktivitas umumnya terhadap sikap positif atau
menyukai aktivitas.
2) Kesadaran spesifik untuk menyukai aktivitas (spesivic
conciused for or living the activity) yaitu memutuskan
untuk menyukai suatu aktivitas atau obyek
3) Merasa senang dengan aktivitas (enjoyment of the activity)
yaitu individu merasa senang dengan segala hal yang
berhubungan dengan aktivitas yang diminatinya.
4) Aktivitas tersebut mempunyai arti atau penting bagi
individu (personal importence or significance of the activity
to the individual).
5) Adanya minat intrinsik dalam isi aktivitas (instrinsic interes
in the content of the activity) yaitu emosi yang
menyenangkan untuk berpusat pada aktivitas itu sendiri.
17

6) Berpartisipasi dalam aktivitas (resported choise of or


participant in the activity) yaitu individu memilih atau
berpartisipasi dalam aktivitas.

B. Sikap Mandiri
1. Pengertian Sikap

Dalam kehidupan sehari hari manusia memiliki permasalah yang

berbeda beda, tergantung bagaimana manusia itu menyelesaikannya ada

dengan cara positif dan negatif. Sikap yang diambil nantinya harus tepat

dan tidak merugikan orang lain. Slameto (2010:188) sikap merupakan

sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu

bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam

kehidupan. Menurut Mappiare (1982:58) berpendapat bahwa Sikap

adalah kecenderungan yang relatif stabil yang dimiliki seseorang dalam

meraeksi (baik reaksi yang positif maupun negatif) terhadap dirinya

sendiri, orang lain, benda situasi/kondisi sekitarnya.

Sikap ditentukan oleh evaluasi seesorang terhadap hasil yang

diasosiasikan dengan tingkah laku dan seberapa kuat asosiasi tersebut.

Bahwa sikap sebagai suatu kesiapan untuk selalu menanggapi dengan cara

tertentu dan menekankan implikasi perilakunya dalam buku Riyanti

(2009:47).

Kusuma (2004:24) berpendapat bahwa:


Individu mempunyai sikap mandiri akan lebih berani memutuskan
hal- hal yang berkenan dengan dirinya. Bebas dari pengaruh orang
lain, mapu berinisiatif dan mengembangkan kreatifitas serta
merangsangnya, untuk berprestasi secara baik. Sikap mandiri
adalah sikap yang berdiri sendiri yang tidak tergantung pada orang
lain penuh kreasi dan motivasi, serta mampu bertanggung
jawabkan tindakan yang diperbuat.
18

Dari pengertian beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

sikap adalah perilaku individu yang mampu melakukan sesuatu dengan

sendiri tanpa perlu adanya bantuan orang lain dan memiliki rasa percaya

diri dalam dirinya untuk melakukan apa yang sedang dibutuhkan dalam

kehidupan.

a. Komponen Sikap
Menurut Azwar (2003:7) Sikap dapat terbentuk dari tiga

komponen:

1) Komponen kognitif yang berhubungan dengan kepercayaan atau

keyakinan, ide, konsep. Keyakinan dan pendapat yang dimiliki

tersebut akan mempengaruhi seseorang terhadap sesuatu atau

lingkungannya.

2) Komponen Afektif

Komponen afektif merupakan emosional atau perasaan yang

bersifat emosi, yang dimiliki seseorang untuk menyukai atau tidak

menyukai sesuatu.

3) Komponen Konatif yang berhubungan dengan kecenderungan

seseorang untuk bertindak mengahadapi sesuatu dengan cara

tertentu.

b. Faktor Faktor Pembentukan Sikap

Menurut Azwar (2003:7) Faktor-faktor pembentukan sikap:

1) Pengalaman pribadi
19

Dasar pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi harus

meninggalkan kesan yang kuat. Sikap mudah terbentuk jika

melibatkan faktor emosional.

2) Kebudayaan

Pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat

individu tersebut dibesarkan. Contoh pada sikap orang kota dan

orang desa terhadap kebebasan dalam pergaulan

3) Orang lain yang dianggap penting

Orang lain tersebut adalah orang orang yang diharapkan

persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan opini, orang

yang tidak ingin dikecewakan, dan yang berarti khusus. Misalnya:

orang/tua, suami/istri, teman dekat, guru, pemimpin. Umumnya

individu tersebut akan memiliki sikap yang searah (konformis)

dengan orang yang dianggap penting.

4) Media massa

Media massa berupa media cetak dan elektronik. Dalam

penyampaikan pesan. Media massa membawa pesan-pesan sugestif

yang mempengaruhi opini kita. Jika pesan sugestif yang

disampaikan cukup kuat, maka akan memberi dasar afektif dalam

menilai sesuatu hal sehingga akan membentuk sikap tertentu.

5) Institusi / Lembaga Pendidikan dan Agama

Institusi yang berfungsi meletakkan dasar pengertian dan

konsep moral dalam diri individu. Pemahaman baik dan buruk,


20

salah atu benar, yang menentukan sistem kepercayaan seseorang

sehingga akan ikut berperan dalam menentukan sikap seseorang.

6) Faktor emosional
Suatu sikap yang didasari oleh emosi yang berfungsi

sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego. Dapat bersifat sementara atau menetap

(persisten/tahan lama). Contoh: prasangka (sikap tidak toleran,

tidak fair).

2. Pengertian Mandiri

Kemandirian individu dapat dilihat dari pola pikir dan cara

menyelesaiakan tugas, yaitu dengan cara mengerjakan dengan teliti dan

dikerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain. Sikap mandiri menurut

Bernadib (2002:19) Perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi

hambaan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat meakukan

sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain.

Menurut Sumaharnijaya (2001:26)


Mandiri sebagai adanya hak dan kewajiban yang dimiliki, mampu
menentukan nasibnya sendiri, tidak tergantung pada orang lain
sampai batas kemampuan, mampu bertanggung jawab atas segala
tindakan dan perasaan, mampu membuang perilaku yang
mengingkari diri sendiri

Dari pengertian beberapa ahli diatas diperjelas menurut Kartono

(2005:71) menyatakan bahwa sikap mandiri adalah hasyat untuk

mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri

Menurut beberapa pengertian ahli diatas peneliti menyimpulkan

bahwa sikap mandiri adalah karakter yang ada dalam diri individu yang
21

memiliki kemampuan menciptakan kerja maupun melakukan sesuatu

sendiri tanpa menggantungkan kepada orang lain.

a. Faktor yang mempengaruhi sikap mandiri

Menurut Masrun, dkk (2006:42) menjelaskan bahwa faktor yang

mempengaruhi sikap mandiri sebagai berikut:

1) Faktor yang bersifat kodrati dalam antara lain:


a) Usia, banyak peneliti menunjukkan bahwa usia merupakan
variabel yang mempengaruh terhadap kepribadian
seseorang. Bertambahnya usia melalui proses belajar
individu makin tidak tergantung dengan orang lain dan
mampu secara mandiri menentukan hidupnya sendiri.
Kemandirian remaja kurang bersamaan dengan perubahan
fisik dan psikisnya, dimana remaja ingin melepaskan diri
dari ikatan orang tuanya, terlihat adanya perubahan-
perubahan kepribadian yang tampak dalam cara hidup
untuk menyesuaikan diri pada lingkungan masyarakat
yang lebih luas.
b) Jenis kelamin, pria dan wanita sebagai manusia selain
mempunyai perasaaan juga mempunyai perbedaan, baik
ditinjau dari faktor biologis, psikis, maupun sosialnya. Pria
lebih mandiri di banding dengan wanita disebabkan oleh
perbedaan perlakuan yang diberikan orang tua.
c) Urutan kelahiran, orang tua sering memperlakukan anak
berdasarkan urutan kelahirannya, anak sulung biasanya
lebih diarahkan untuk dapat bertanggung jawab dan
melakukan sendiri apa yang dapat dilakukan.
2) Faktor yang bersifat permanen antara lain meliputi:
a) Pendidikan, pendidikan yang dialami seseorang tidak
harus dari sekolah. Sebagai manusia yang belum dewasa,
anak belum dapat mandiri dan secara pribadi masih
mempunyai moral yang heteronom, masih membutuhkan
pendapat orang lain yang lebih dewasa sebagai pedoman
baik sikap dan tingkah lakunya. Pendidikan adalah usaha
manusia dengan penuh tanggung jawab membimbing anak
kearah kedewasaan.
b) Pekerjaan, orang yang mandiri bila dihadapkan pada
situasi kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan dirinya.
Maka orang tersebut cenderung akan mencari pekerjaan
lain yang biasa mendapat kebebasan dan kemandirian.

b. Indikator Sikap Mandiri


22

Menurut Masrun, dkk (2006:77) Indikator sikap mandiri adalah

sebagai berikut:

1) Bebas, yaitu ditunjukkan dengan tindakan yang dilakukan


atau kehendak sendiri bukan karena orang lain.
2) Progresif dan Ulet, yaitu ditunjukkan dengan usaha untuk
mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan
mewujudkan harapan-harapannya.
3) Inisiatif, adanya kemapuan berfikir dan bertindak secara
orisinil, kreatif dan penuh inisiatif.
4) Pengendalian diri dari dalam, adanya perasaan mampu
untuk mengatasi masalahnya, mampu mengendalikan
tindakannya, serta mampu mempengaruhi lingkungan atas
usahanya.
5) Kemampuan diri, mencakup aspek percaya diri terhadap
kemampuannya sendiri, menerima dirinya, dan memperoleh
kepuasan dari usahanya.

Sumaharnijaya (2001:76) menekankan kemandirian adalah

Sikap mental berdiri sendiri tercermin dari rasa tanggung jawab,


percaya diri, penuh inisiatif, dan tidak mengelak diri dari
keharusan mengambil resiko yang sepantasnya serta tidak
mengelak dari keharusan untuk bersaing.

Dijelaskan pula mengenai aspek kemandirian, yaitu:

1) Tidak tergantung pada orang lain


2) Mempunyai kemauan yang keras
3) Tidak suka memunda waktu
4) Mempunyai ide atau gagasan dan berusaha untuk
mempertahankan argumen logisnya.

C. Pergaulan Teman Sebaya

1. Pengertian Pergaulan

Menurut Ahmadi dan Uhbiyati (2001:1) Pergaulan adalah kontak

langsung antara satu individu lain atau antara pendidik dengan anak

didik. Menurut Santrock (2007:55) Mengatakan bahwa kawan-kawan


23

sebaya adalah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat

kematangan yang kurang lebih sama.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pergaulan merupakan

hubungan langsung atau interaksi antara individu satu dengan individu

yang lain yang dapat mempengaruhi diri individu.

a. Macam Macam Pergaulan

Menurut Ahmadi (2001:3) macam macam pergaulan

dibedakan dalam berbagai dasar sebagai berikut:

1) Menurut siapa yang terlibat dalam pergaulan

a) pergaulan anak dengan anak

b) pergaulan anak dengan orang dewasa

c) pergaulan orang dewasa dengan orang dewasa

2) Dipandag dari bidangnya

a) pergaulan yang bersifat ekonomis

b) pergaulan yang bersifat semi

c) pergaulan yang bersifat paedagogik

3) Ditinjau dari pergaulan

a) Pergaulan ekonomis dan tidak ekonomis

b) Prgaulan seni dan bukan seni

c) Pegaulan paedagogis dan tidak paedagogis

2. Pengertian Teman Sebaya

Menurut Santrock (2007:55) Mengatakan bahwa kawan-kawan

sebaya adalah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat
24

kematangan yang kurang lebih sama. Menurut Watuna (2012) teman

sebaya adalah sekelompok remaja yang terkenal karena kesamaan latar

belakang sosial, sekolah, daerah dan sebagainya. Karena kesamaan-

kesamaan itu, anggota-anggota sebuah geng memiliki keterikatan

emosional untuk selalu bersama.

(http://ruangkonselingwatuna.blogspot.com/2012/01/temansebaya.html)

Dari beberapa pengertian diatas tentang pengertian teman sebaya

adalah sekelompok remaja atau sekelompok individu yang memiliki

kesamaan umur dan memiliki pola pikir yang sama. Oleh karena itu teman

sebaya memiliki andil yang cukup besar dalam mempengaruhi teman-

temannya.

Pergaulan teman sebaya dimana hubungan lansung yang diciptakan

individu satu dengan yang lain untuk menciptakan suasana yang nyaman.

Menurut Daliman (1997:14) Pergaulan teman sebaya adalah kontak

antara orang satu dengan orang lain yang seumuran atau interaksi antara

person lain yang saling pengaruh mempengaruhi secara timbal balik.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan pergaulan

teman sebaya adalah kontak antara individu satu dengan yang lain

memiliki cara pemikiran yang sama dan seumuran, pergaulan teman

sebaya biasanya terdapat dalam lingkungan sekolah, lingkungan

masyarakat, dan dalam pergaulan teman sebaya biasanya memberikan

informasi yang tidak di dapat dalam keluarga karena informasi yang

diberikan lebih luas dan lebih menarik.


25

a. Kelompok Kelompok Teman Sebaya

Menurut Mappiare (1982:158-159) terdapat kelompok-

kelompok yang terbentuk dalam masa remaja adalah

1) Kelompok Chums (sahabat karib)


Chums yaitu kelompok dalam masa remaja bersahabat karib
dengan ikatan persahabatan yang sangat kuat. Anggota
kelompok biasanya terdiri dari 2-3 remaja dengan jenis
kelamin sama, memiliki minat, kemampuan dan
kemampuan-kemampuan yang mirip. Beberapa kemiripan
itu membuat mereka sangat akrab, walaupun kadang-
kadang terjadi juag perselisihan, tetapi dengan mudah
mereka melupakan; sepertihalnya teman sekamar.
2) Kelompok Cliques (kelompok sahabat)
Cliques biasanya terdiri dari 4-5 remaja yang memiliki
minat, kemampuan dan kemauan-kemauan yang relatif
sama. Cliques biasanya terjadi dari penyatan dua pasang
sahabat karib atau dua Chums yang terjadi pada tahun-tahun
pertama masa remaja awal. Dalam Cliques inilah remaja
pada mulanya banyak melakukan kegiatan-kegiatan
bersama; menonton bersama, rekreasi, pesta, saling
menonton, dan sebagainya. Mereka para remaja ini , banyak
menghabiskan waktu dalam kegiatan-kegiatan seperti itu,
sehingga sering menjadi sebab pertentangan dengan orang
tua mereka.
3) Kelompok Crowds (kelompok banyak remaja)
Crowds biasanya banyak terdiri dari banyak remaja, lebih
besar dibanding dengan Cliques. Dengan demikia terdapat
jenis kelamin berdeda serata terdapat beragam kemampuan,
minat dan kemauan diatara para anggota crows. Hal yang
sama dimliki mereka adalah rasa takut diabaikan atau tidak
diterima oleh teman-teman dalam Crowds-nya
4) Kelompok yang Diorganisir
Kelompok yang diorganisir merupaka kelompok yang
sengaja dibentuk dan diorganisir oleh orang dewasa yang
biasanya melalui lembaga-lembaga tertentu, misalnya
sekolah dan yayassan-yayasan eagamaan. Umumnya,
kelompo ini timbul atas dasar kesadaran orang dewa remaja
sangat membutuhkan penyesuaian pribadi dan sosial,
penerimaan dan ikut serta dalam suatu kelompok-klompok.
5) Kelompok Gangs
Gangs merupakan kelompok yang terbentuk dengan
sendirinya yang pada umumnya merupakan akibat pelarian
dari empat jenis kelompok diatas. Mereka memahami
26

teman- teman mereka dan peraturan-peraturan yang ada.


Kebanyakan remaja anggota gangs itu menggabiskan waktu
mengganggur dan kadang-kadang mengganggu remaja lain
dalam kelompok tersebut, yang sering disebabkan balas
dendam yang kurang disadari.

b. Ciri- Ciri Peer Group

Dalam pergaulan peer group mempunyai ciri-ciri, adapun ciri-

ciri tersebut menurut Santosa (2001:87-88)

1) Tidak menyukai struktur organisasi yang jelas


2) Bersifat sementara
3) Peer Group mengajarkan individu tentang kebudayaan yang
luas
4) Anggotanya adalah yang sebaya

c. Fungsi Peer Group

Fungsi Peer Goup/ teman sebaya menurut Santosa (2001:85-87)

adalah sebagai berikut:

1) Mengajarkan kebudayaan
2) Mengajarkan Mobilitas sosial
3) Bembantu peranan sosial yang baru
4) Peer group sebagai sumber informasi bagi orang tua dan guru
bahkan untuk masyarakat
5) Dalam peer Group, individu dapat mencapa ketergantungan
satu sama lain
6) Peer group mengajarkan norma orang dewasa
7) Di salam peer group individu dapat tercapai kebebasan
tersendiri
8) Di dalam peer group, anak-anak mempunyai organisasi-
organisasi sosial yang baru
d. Indikator Pergaulan Teman Sebaya terdiri dari:

Menurut William Schutz (1958) Indikator pergaulan teman sebaya

adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan antar pribadi untuk inklusi


Yaitu kebutuhan untuk mengadakan dan mempertahankan
komunikasi antarpribadi yang memuaskan dengan orang lain,
sehubungan dengan interaksi dan asosiasi. Tingkah laku inklusi
27

adalah tingkah laku yang ditujukan untuk mencapai kepuasan


individu. Misalnya keinginan untuk asosiasi, bergabung dengan
sesama manusia, berkelompok.
2. Kebutuhan antar pribadi untuk control
Adalah kebutuhan untuk mengadakan serta mempertahankan
komunikasi yang memuaskan dengan orang lain berhubungan dengan
kontrol dan kekuasaan. Proses pengambilan keputusan menyangkut
boleh atau tidaknya seseorang untuk melakukan sesuatu perlu ada
suatu kontrol dan kekuasaan. Tingkah laku kontrol yang positif, yaitu:
mempengaruhi, mendominasi, memimpin, mengatur. Sedangkan
tingkah laku kontrol yang negatif, yaitu: memberontak, mengikut,
menurut.
3. Kebutuhan antar pribadi untuk afeksi
Yaitu kebutuhan untuk mengadakan serta mempertahankan
komunikasi antarpribadi yang memuaskan dengan orang lain
sehubungan dengan cinta dan kasih sayang. Afeksi selalu
menunjukkan hubungan antara dua orang atau dua pihak.
Tingkah laku afeksi adalah tingkah laku yang ditujukan untuk
mencapai kebutuhan antarpribadi akan afeksi. Tingkah laku
afeksi menunjukkan akan adanya hubungan yang intim antara
dua orang dan saling melibatkan diri secara emosional.

(http://mitrapustaka.blogspot.com/2011/01/teori-kebutuhan-antar-
pribadi.html)

D. Penelitian yang relevan


Penelitian yang relevan berdasarkan penelitian terdahu yaitu
1. Hasil penelitian Muhammad Irham yang berjudul Pengaruh Sikap

Mandiri dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha

Mahasiswa Jurusan Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008

Universitas Muhammadiyah Surakarta menunjukkan bahwa : 1) Ada

pengaruh yang signifikan sikap mandiri terhadap minat berwirausaha

pada mahasiswa. Berdasarkan uji t diperoleh > yaitu 4,445

> 1,976 dan nilai signifikansi 0,05 yaitu 0,000 dengan sumbangan efektif

sebesar 16,3%; 2) Ada pengaruh signifikan lingkungan keluarga terhadap

minat berwirausaha pada mahasiswa. Berdasarkan uji t >


28

yaitu 3,335 > 1,980 dan nilai signifikasi 0,005 yaitu 0,001 dengan

sumbangan efektif sebesar 10%; 3) Ada pengaruh sikap mandiri dan

lingkungan keluarga pada mahasiswa. Berdasarkan uji t >

yaitu 21,455 > 3,072 dan nilai signifikasi 0,005 yaitu 0,000 dengan

sumbangan efektif sebesar 0,263.

Dari penelitian tersebut terdapat kesamaan yaitu variabel sikap mandiri

dan minat berwirausaha. Perbedaannya adalah variabel bebas lainnya

yaitu pergaulan teman sebaya, tempat penelitian dan subyek penelitian.

2. Hasil penelitian Susanti Dwi Rahayu yang berjudul Pengaruh Pergaulan

Teman Sebaya dan Motivasi Belajar Terhadap Perolehan Indeks Prestasi

Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Akuntansi Angkatan 2010

Universitas Muhammadiyah Surakarta menunjukkan bahwa : 1)

Pergaulan teman sebaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pengaruh indeks prestasi. Berdasarkan uji t > yaitu 3,126 >

1,980 dan nilai signifikasi 0,005 yaitu 0,002 dengan sumbangan relatif

dan sumbangan efektif sebesar 8,42%; 2) Motivasi belajar berpengaruh

positif dan signifikan terhadap perolehan indeks prestasi. Berdasarkan uji

t > yaitu 4,058 > 1,980 dan nilai signifikasi 0,005 yaitu

0,000 dengan sumbangan relatif 69% dan sumbangan efektif sebesar

13,18%; 3) Pergaulan teman sebaya dan motivasi belajar terhadap

pengaruh indeks prestasi. Berdasarkan uji t > yaitu 16,512

> 3,07 dan nilai signifikasi 0,005 yaitu 0,000


29

Dari penelitian tersebut terdapat kesamaan yaitu pergaulan teman sebaya.

Perbedaannya adalah variabel bebas lainnya yaitu motivasi belajar dan

perolehan indeks prestasi, tempat penelitian dan subyek penelitian.

E. Hubungan antara sikap mandiri dan lingkungan teman sebaya terhadap

minat berwirausaha

a. Hubungan sikap mandiri (X1) dengan minat berwirausaha (Y)

Menurut Kartono (2005:71) menyatakan bahwa sikap mandiri

adalah hasyat untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri.

Berdasarkan definisi diatas dapat dijelaskan bahwa sikap mandiri adalah

kemampuan berdiri sendiri dan dalam melakukan sesuatu sendiri tanpa

bantuan orang lain. Sikap mandiri dalam diri mahasiswa sangat tercermin

dari tingkah laku dan pola pikir dalam menjalankan aktivitas sehari- hari

maupun dalam memecahkan masalah. Dengan adanya kemandirian yang

ada di dalam setiap individu maka keinginan untuk mencoba usaha dan

adanya kreatifitas yang diciptakan maka timbul keinginan untuk

mendapatkan penghasilan untuk dirinya sendiri. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa sikap mandiri memiliki pengaruh terhadap minat

berwirausaha.

b. Hubungan pergaulan teman sebaya (X2) terhadap minat berwirausaha (Y)

Menurut Daliman (1997:14) Pergaulan teman sebaya adalah

kontak antara orang satu dengan orang lain yang seumuran atau interaksi

antara person lain yang saling pengaruh mempengaruhi secara timbal

balik. Pergaulan teman sebaya mempunyai peranan bagi individu dalam


30

menumbuhkan keinginan untuk berwirausaha, karena teman sebaya

memiliki cara berfikir dan cara pandang yang hampir sama, sehingga

disimpulkan pergaulan teman sebaya mempengaruhi minat berwirausaha.

c. Hubungan sikap mandiri (X1) dan pergaulan teman sebaya (X2) terhadap

minat berwirausaha (Y)

Minat berwirausaha akan tercipta apabila sikap mandiri yang

dimiliki individu bersifat baik dan didukung oleh pergaulan teman sebaya

yang memiliki pengaruh positif. Sikap mandiri tercipta ketika seseorang

terbiasa menghadapi sesuatu sendidri tanpa bantuan orang lain sampai

batas kemampuan yang dimiliki, selain itu pergaulan teman sebaya

memiliki faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk mencoba hal

yang baru dan dukungan yang diberikan teman sebaya dapat berdampak

positif, awalnya tidak ada keinginan untuk berwirausaha sehingga muncul

keinginan berwirausaha, Jadi dengan uraian diatas dapat disimpulkan sikap

mandiri dan pergaulan teman sebaya merupakan elemen penting yang

mempengaruhi minat berwirausaha.

F. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur pernalaran yang didasarkan pada

tema masalah penelitian secara sistematis. Menurut Sugiyono menyatakan

bahwa Kerangaka berfikir merupakan model konsep tentang bagaimana teori

terhubung dengan berbagai teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

telah didefinisikan sebagai masalah yang penting.


31

Agar dalam penelitian tidak terjadi penyimpangan dari permasalahan


ini, maka perlu dibuat suatu kerangka pemikiran sebagai pedoman dalam
pembahasan.
Gambar 2.1

Skema Kerangka Berfikir

Sikap Mandiri
(X1)
Minat Berwirausaha
(Y)
Lingkungan Teman
Sebaya (X2)

Keterangan:

1. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel lain. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah minat berwirausaha (Y).

2. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sikap mandiri (X1) dan

lingkungan teman sebaya (X2).

G. Hipotisis

Menurut Sugiyono (2009:93) menyatakan bahwa:

Hipotisis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah


penelitian, oleh karena itu rumusan masalah biasanya disusun dalam
bentuk kalimat pernyataan, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta yang
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotisi sebagai berikut:


32

1. Terdapat pengaruh signifikan antara sikap mandiri terhadap minat

berwirausaha pada mahasiswa pendidikan akuntansi Universitas

Muhammadiyah Surakarta angkatan 2011.

2. Terdapat pengaruh signifikan antara pergaulan teman sebaya terhadap

minat berwirausaha pada mahasiswa pendidikan akuntansi Universitas

Muhammadiyah Surakarta angkatan 2011.

3. Terdapat pengaruh signifikan antara sikap mandiri dan pergaulan teman

sebaya terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa pendidikan

akuntasi Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2011.

Anda mungkin juga menyukai