A. LANDASAN TEORI
1. Minat Berwirausaha
a. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah kepada
upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja teknologi dan produk
baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan
yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar (Inpres
No. 4 tahun 1995)
Peter F. Drucker dalam Muhammad Anwar H.M. (2017:2) “mengatakan
bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda”. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang
wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan
suatu yang baru, berbeda dari yang lain, atau mampumenciptakan sesuatu
yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Secara etimologi,
kewirausahaan merupakan nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
(statup phase) atau suatu proses dalam mengerjakan suatu yang baru
(creative) dan sesuatu yang berbeda (innovative).
Pengertian wirausaha menurut Muhammad Anwar H.M. (2017:8) “adalah
Wirausaha bila ditinjau dari etimologinya berasal dari kata “wira” dan
“usaha” kata wira berarti “teladan” atau patut dicontoh, sedangkan “usaha”
berarti “kemauan keras” memperoleh manfaat”. Jadi seorang wirausaha
dapat diartikan sebagai berikut: “seseorang yang berkemauan keras dalam
melakukan tindakan yang bermanfaat dan patut menjadi teladan hidup”.
Atau lebih sederhana dirumuskan sebagai, “Seseorang yang berkemauan
keras dalam bisnis yang patut menjadi teladan hidup”. Untuk menjadi
seorang wirausahawan yang berhasil, seorang wirausaha harus mempunyai
tekad dan kemauan yang keras untuk mencapai tujuan usahanya.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang wirausaha harus
mampu melihat adanya peluang, menganalisa peluang dan mengambil
keputusan untuk mencapai keuntungan yang berguna bagi dirinya sendiri
atau linkungan sekitarnya dan kelanjutan usahanya sebelum peluang tersebut
dimanfaatkan oleh orang lain. Wirausaha yang berhasil biasanya memacu
sebuah mimpi dan berusaha merealisasikannya karena adanya kepercayaan
yang tinggi akan kesuksesan yang dapat diraih.
Mutis (2005:21) memberikan cirri-ciri pribadi wirausaha yang paling
sering diungkapkan adalah:
1) Adanya kebutuhan untuk mencapai sesuatu.
2) Adanya kebutuhan akan control, orientasi intuitif yang kreatif.
3) Melihat ke masa depan.
4) Kecenderungan untuk mengambil resiko.
5) Mempunyai kebebasan mental.
6) Mempunyai jiwa kepemimpinan.
7) Pemberontak sosial.
2. KONTEKS KELUARGA
a. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan
dan kedekatan emosional serta mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari
keluarga. “Keluarga juga didefinisikan sebagai kelompok individu yang
tinggal bersama dengan atau tidak adanya hubungan darah pernikahan,
adopsi dan tidak hanya terbatas keanggotaan dalam suatu rumah tangga”
Friedmen (2010:3).
U.S Bureau of the consus dalam Friedmen (2010:5) “menggunakan
definisi keluarga yang berorientasi tradisional, yaitu keluarga terdiri atas
individu yang bergabung bersama oleh ikatan pernikahan, darah atau adopsi
dan tinggal dalam satu rumah tangga yang sama”. Berdasarkan hal diatas
maka dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah kelompok individu yang
tinggal bersama dalam suatu rumah tangga dimana hubungan terjalin karena
kedekatan emosional diantra masing-masing anggotanya dengan atau tanpa
adanya hubungan darah, pernikahan dan adopsi.
“Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga
terhadap anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga memandang
bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan
dan bantuan jika diperlukan” (Friedmen 2010:8)
“Pada hakekatnya keluarga diharapkan mampu berfungsi untuk
mewujudkan proses pengembangan timbal balik rasa cinta dan kasih sayang
antara anggota keluarga, antar kerabat, serta antar generasi yang merupakan
dasar keluarga yang harmonis” (Soetjiningsih 1995:2). Hubungan kasih
sayang dalam keluarga merupakan suatu rumah tangga yang bahagia.
“Dalam kehidupan yang diwarnai oleh rasa kasih sayang maka semua pihak
dituntut agar memiliki tanggung jawab, pengorbanan, saling tolong
menolong, kejujuran, saling mempercayai, saling membina pengertian dan
damai dalam rumah tangga” (Soetjiningsih, 1995:4).
Pola keluarga pada saat ini dimana suami sebagai pencari nafkah,
sedangkan istri yang mengurus rumah tangga dan anak-anak, sudah banyak
berubah. “Pada saat ini banyak istri yang bekerja, disamping bertujuan untuk
membantu perekonomian keluarga juga untuk mengembangkan kariernya.
Hal ini akan menyebabkan tanggung jawab itri menjadi sangat berart baik
fisik maupun mental, tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan cara suami ikut
membantu dengan penuh kesadaran untuk ikut serta mengatasi tugas istri”.
(Soetjiningsih, 1995:6).
B. KERANGKA PIKIR
Keluarga memiliki peran utama dalam perkembangan psikologi anak, karena
keluarga merupakan madrasah awal, pekerjaan orang tua secara umum dapat
memberi gambaran kepada anak tentang upaya untuk mencari pendapatan.
Dalam mendidik anak, para orang tua mengajarkan anaknya untuk memotivasi
dirinya untuk bekerja keras, dan diberikan kesempatan untuk bertanggung
jawab atas apa yang ia lakukan. Orang tua yang berwirausaha dalam bidang
tertentu dapat menimbulkan minat anaknya untuk berwirausaha dalam bidang
yang sama. Oleh karena itu peranan keluarga sangat penting untuk
menumbuhkan rasa berwirausaha. Agar setelah lulus mahasiswa sudah
memperoleh pengalaman tentang berwirausaha
Minat berwirausaha merupakan keinginan, ketertarikan, serta kesediaan
bekerja keras atau kemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan
hidupnya dan menciptakan usaha baru tanpa merasa takut dengan resiko yang
akan terjadi seta senantiasa belajar dari kegagalan dalam berwirausaha. Minat
berwirausaha akan mendorong seseorang untuk belajar dan membekali diri
dengan berbagai macam keterampilan berwirausaha sehingga mempunyai
keberanian untuk membuka atau memulai usahanya dalam berbagai kesempatan
Penelitian ini diajukan untuk menganalis pengaruh Konteks Keluarga
Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pada Mahasiswa STIE
Muhammadiya Pringsewu). Secara skematis, model kerangka konseptual
penelitian ini terlihat pada gambar berikut:
Minat Berwirausaha
Konteks Keluarga
Indikator Minat
Indikator Konteks
Berwirausaha:
Keluarga:
1. Perasaan Senang
1. Nilai Keluarga
2. Ketertarikan
2. Keterampilan Keluarga
3. Perhatian
3. Pola Interaksi
4. Keterlibatan
C. HIPOTESIS
Hipoesis adalah jawaban semntara terhadap rumusan masalah penelitian
yang dibentuk dalam kalimat pertanyaan yang baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data (Sugiyono, 2014:93).
Dari model kerangka konseptual diatas maka dapat diambil hipotesis dari
penelitrian ini adalah sebagai berikut:
1. Ada pengaruh konteks keluarga terhadap minat berwirausaha? (studi kasus
pada mahasiswa STIE Muhammadiyah Pringsewu 2018).