Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ENTERPREUNERSHIP

MOTIVASI WIRAUSAHA

Disusun oleh :

AMBAR SUKMANINGTYAS ( 18075000005 )

NOVISING DEWI ASTUTI ( 18075000006 )

IRUL YULINDA ( 18075000008 )

PASCASARJANA

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

2019
MOTIVASI WIRAUSAHA

A. Motivasi Wirausaha

Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan


atau menggerakkan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal
yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia,
supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal
(Hasibuan, 2016). G.R. Terry dalam Hasibuan (2016)
mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat
pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan
tindakan-tindakan. Menurut Wahjosumidjo dalam Rusdiana (2014),
motivasi merupakan proses psikologi yang mencerminkan interaksi
sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri
seseorang. Proses psikologi timbul akibat faktor dari dalam diri
seseorang berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan,
sedangkan dari luar diri seseorang berbagai faktor lain yang sangat
kompleks.

Menurut Wibowo (2011), wirausaha adalah orang yang terampil


memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya, dengan
tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Scarborough dan
Zimmerer dalam Wibowo (2011) mengatakan bahwa wirausaha
merupakan orang memiliki karakter wirausaha, dan mengaplikasikan
hakikat kewirausahaan itu dalam hidupnya. Dengan kata lain,
wirausaha adalah orang yang memiliki jiwa kreativitas, dan inovatif
yang tinggi dalam hidupnya. Menurut Lupiyoadi (2007) dalam Astiti
(2014), mengatakan bahwa wirausaha adalah orang kreatif dan
inovatif serta mampu mewujudkannya untuk peningkatan
kesejahteraan diri, masyarakat dan lingkungannya. Seorang
wirausaha tidak pernah lupa memikirkan kesejahteraan masyarakat
sehingga mereka selalu berfikir kritis untuk selalu mencari inovasi
dalam penciptaan produk untuk masyarakat.

Menurut Wikanso (2013), motivasi adalah sesuatu yang dapat


mempengaruhi atau mendorong seseorang yang merupakan energi
pada diri seseorang untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Motivasi dapat pula dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin
melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk
meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi,
motivasi itu dapat dirangsang dari luar tetapi motivasi itu adalah
tumbuh di dalam diri seseorang.

Masih menurut Wikanso (2013), dalam konteks entrepreneur,


maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak
di dalam diri seorang entrepreneur yang menimbulkan kegiatan
entrepreneur yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
entrepreneur dan yang memberi arah pada kegiatan entrepreneur
tersebut sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Motivasi
berwirausaha adalah dorongan kuat dari dalam diri seseorang untuk
memulai mengaktualisasi potensi diri dalam berfikir kreatif dan
inovatif untuk menciptakan produk baru dan bernilai tambah guna
kepentingan bersama. Wirausaha akan muncul ketika seseorang
berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Membuat
seseorang menjadi berani mengembangkan usaha dan idenya
melalui motivasi berwirausaha yang kuat. Dua hal tersebut harus
saling berhubungan agar tercipta wirausaha yang kuat dan tangguh
serta berkualitas (Astiti, 2014).

B. Jenis dan Sumber Motivasi

Menurut Siregar dan Nara (2011), motivasi dapat dibedakan menjadi


dua, yaitu:

1. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari


dalam diri individu tanpa adanya rangsangan dari luar.
2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal
dari luar misalnya pemberian hadiah dan faktor-faktor eksternal
lainnya yang memiliki daya dorong motivasional.

C. Faktor yang Mendorong Timbulnya Motivasi Berwirausaha

Motivasi merupakan salah satu faktor keberhasilan wirausaha


dalam menyelesaikan tugasnya. Semakin besar motivasi maka
semakin besar kesuksesan yang dicapai. Faktor-faktor pendorong
disebut juga faktor penyebab kepuasan. Adanya kepuasan akan
menambah semangat untuk melaksanakan aktivitas (Herzberg dalam
Rusdiana, 2014).
Menurut Uno (2008), tiga faktor yang menentukan motivasi dalam
berwirausaha yaitu:

1. Keinginan dan minat memasuki dunia usaha.


2. Harapan dan cita-cita menjadi wirausaha.
3. Dorongan lingkungan.

D. Locus Of Control

Di antara teori kepribadian kewirausahaan, locus of control


telah menerima perhatian yang cukup besar. Konsep ini
dikembangkan pada 1950-an oleh Julian Rotter yang merupakan
psikolog Amerika yang mengerjakan teori pembelajaran sosial. Locus
of control mengacu pada persepsi individu tentang penyebab kondisi
kehidupan mereka. Lokus kontrol eksternal menggambarkan
seseorang yang percaya bahwa sebagian besar kondisi kehidupan
mereka ditentukan oleh kekuatan di luar kendali mereka, seperti
dewa, pemerintah, struktur kekuasaan, institusi, dan juga nasib atau
keberuntungan. Locus of control internal menggambarkan seseorang
yang percaya bahwa mereka adalah tuannya sendiri dan dapat
bertindak untuk mengubah kondisi kehidupan mereka sendiri. Mereka
dipandang sebagai sebuah kontinum dan sebagian besar individu
terletak di antara dua ekstrem kontrol eksternal lengkap dan total
orientasi kontrol internal.

Ketika diterapkan pada pengusaha, mereka yang memiliki lokus


eksternal mungkin percaya bahwa peluang bertahan hidup atau
keberhasilan mereka ditentukan oleh kekuatan pasar dan
kelembagaan yang tidak dapat mereka kendalikan. Sebaliknya,
pengusaha dengan locus of control internal percaya bahwa
kesuksesan ditentukan oleh upaya dan kemampuannya sendiri.
Gagasan utama adalah bahwa locus of control internal dikaitkan
dengan niat untuk menjadi dan wirausaha, dan masuknya wirausaha.
Locus of control juga telah dianggap sebagai ciri budaya sehingga
budaya beberapa negara menghasilkan lebih banyak daripada yang
lain (Mueller dan Thomas, 2001). Ini telah digunakan untuk
menjelaskan mengapa beberapa negara memiliki kewirausahaan
yang lebih inovatif daripada yang lain.

Lokus kontrol diyakini berkembang sebagai hasil pengasuhan


keluarga (Schultz dan Schultz, 2005). Anak-anak yang menerima
hadiah yang dijanjikan dari upaya mereka dan disiplin yang konsisten
untuk kesalahan lebih mungkin mengembangkan lokus internal.
Beberapa berpendapat bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh ibu
tunggal lebih mungkin untuk mengembangkan locus of control
eksternal. Lokus kontrol cenderung bergeser dari eksternal ke
internal seiring bertambahnya usia.

Pengembangan sifat dapat terganggu di masyarakat yang


mengalami kerusuhan yang disebabkan oleh kekuatan luar (mis.,
Pendudukan militer atau depresi ekonomi).

Satu masalah dengan jenis teori ini adalah bahwa ada banyak
individu dengan locus of control internal yang memilih karier selain
kewirausahaan. Misalnya, teori niat (mis., Teori Perilaku Berencana)
menyarankan bahwa sifat memengaruhi niat, yang sepenuhnya
memediasi hubungan dengan perilaku wirausaha.

E. Moderate Risk Taking (Pengambilan Risiko Sedang)

Wirausaha sering dikenal sebagai orang yang mampu


membuka usahanya sendiri dan menciptakan lapangan pekerjaan
bagi orang lain. Menurut KBBI, wirausahawan merupakan orang yang
pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru
dalam berproduksi, menyusun operasi untuk mengadakan produk
baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkanya.
Seorang wirausaha harus mampu menciptkan sesuatu yang berbeda
dan mampu menangkap peluang yang ada. Salah satu karakteristik
seorang wirausaha yaitu berani mengambil resiko. Apakah yang
dimaksud dengan resiko? Bagaimana pandangan wirausaha
mengenai resiko? dan apakah pengambilan resiko itu sama
pengertiannya bagi setiap orang? Resiko dapat diartikan sebagai
suatu ketidakpastian dimasa yang akan datang dan dapat diartikan
juga sebagai suatu konsekuensi yang memunculkan dampak yang
merugikan.

Resiko bagi para wirausaha bukanlah sebagai suatu hambatan


untuk meraih kesuksesan tetapi dijadikan sebagai suatu tantangan.
Wirausaha adalah orang yang lebih menyuka ihal-hal yang
menantang untuk lebih mencapai kesuksesan dalam hidupnya.
Pengambilan resiko menurut perspektif wirausaha yaitu dengan
mengambil resiko yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
Karena seorang wirausaha selalu ingin berhasil mereka menjauhi
resiko yang tinggi, dan menghindari resiko yang lebih rendah karena
bagi mereka tidak ada tantangan.

Dalam pengambilan resiko para wirausaha selalu


memperhitungkan matang-matang keputusan yang akan diambil.
Pengambilan resiko berkaitan erat dengan kepercayaan diri. Semakin
besar keyakinan pada kemampuan diri sendiri, semakin besar pula
keyakinan dalam mempengaruhi hasil dan keputusan,serta semakin
siap pula mencoba apa yang menurut orang lain penuh dengan
resiko.

Yang membedakan seorang wirausaha dengan yang lainnya


adalh kesiapan dalam pengambilan resiko. Kebanyakan orang lebih
suka berada dalam titik yang aman dan nyaman dengan tidak
mengambil hal yang beresiko atau lebih memilih resiko yang lebih
rendah. Berbeda dengan wirausaha resiko dijadikan sebagai
tantangan untuk mencapai kesuksesan, bukan suatu hambatan yang
menjadikan kita gagal.

Anda mungkin juga menyukai