PENDAHULUAN
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat
disebebkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan,
perbaikan dan penembukan yang lebih cepat. Idealnya, jahitan tidak boleh menganggu proses
reparasi dan harus dapat mempertahankan fiksasi sementara mengurangi tegangan pada
permukaan luka. Berbagai benang jahitan digolongkan sebagai dapat atau tidaknta diserap,
yaitu berdasarkan derajat kelembamannya. Benang yang diserat yang lazim digunakan
anatara lain catgut dan chromatized catgut, sedangkan tipe tidak bisa diserap terbuat dari silk,
Teknik menjahit yang sesuai dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang baik dalam
pembedahan kulit. Hasil postoperasi dengan desain tertutup yang cantik dapat
membahayakan jika tehnik jahitan yang dipilih tidak benar atau jika jahitannya terlalu sedikit.
Sebaliknya, jika jahitannya terlalu banyak juga tidak bisa dibenarkan. Selain itu, insisi yang
kurang baik pada kulit dengan tujuan untuk meregangkan garis tegangan kulit dan
pengangkatan jaringan yang terlalu banyak serta perkiraan batas yang tidak adekuat dapat
membatasi tindakan ahli bedah dalam penutupan luka dan penjahitan. Pegang jaringan secara
ANATOMI KULIT
Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis, yang merupakan
lapisan terluar, dan aksesori-aksesorinya (rambut, kuku, kelenjar sebasea, dan kelenjar
keringat) berasal dari lapisan ektoderm embrio. Epidermis mengandung populasi sel
yang heterogen dalam jenis, fungsi, asal perkembangan yang berbeda. Dermis berasal
dari mesoderm. Dermis merupakan suatu stroma jaringan ikat fibroelastik padat yang
mengandung jaringan saraf dan vaskular yang luas maupun kelenjar khusus dan alat
tambahan yang berasal dari epidermis. Dibawah dermis ada lapisan subkutis dengan
Kulit adalah organ terbesar pada tubuh manusia, dengan berat sekitar 5 kg dan luas
2m2 pada seseorang dengan berat badan 70 kg. Bila diamati lebih teliti, terdapat variasi
kulit sesuai dengan area tubuh. Kulit yang tidak berambut disebut kulit glaburosa,
ditemukan pada telapak tangan, dan telapak kaki. Pada kedua lokasi tersebut, kulit
Gambar 2. Dermatoglyphics
Kulit glabrosa kira-kira 10 kali lebih tebal dibandingkan dengan kulit yang paling
tipis, misalnya didaerah lipatan. Secara histologik, kulit glabrosa kaya akan kelenjar
keringat tetapi miskin akan kelenjar sebasea. Kulit yang berambut selain memiliki
banyak folikel jua memiliki kelenjar sebasea. Kulit kepala memiliki folikel rambut yang
besar dan terletak dalam hingga ke lapisan lemak kulit (sub kutis), sedangkan kulit dahi
memiliki rambut yang halus (velus) tetapi dengan kelenjar sebasea yang berukuran besar.
I. Epidermis
bervariasi antara 0,04 1,5 mm. Penyusun terbesar epidermis adalah keratinosit.
Terselip diantara keratinosit adalah sel langerhans dan melanosit, dan kadang-
Keratinosit tersusun dalam beberapa lapisan, lapisan yang paling bawah disebut
granulosum. Ketiga lapisan epidermis ini dikenal sebagai stratum malpighi. Lapisan
teratas adalah stratum korneum yang tersusun dari keratinosit yang telah mati
(korneosit).
a. Stratum basalis
Lapisan ini terletak paling dalam dan terdiri atas satu lapis sel yang tersusun
berderet-deret di atas membran basal dan melekat pada dermis di bawahnya. Sel-
selnya kuboid atau silindris. Intinya besar, jika dibanding ukuran selnya, dan
sitoplasmanya basofilik. Pada lapisan ini biasanya terlihat gambaran mitotik sel,
proliferasi selnya berfungsi untuk regenerasi epitel. Sel-sel pada lapisan ini
bermigrasi ke arah permukaan untuk memasok sel-sel pada lapisan yang lebih
superfisial. Pergerakan ini dipercepat oleh adalah luka, dan regenerasinya dalam
b. Stratum spinosum
seperti struktur mirip taji (spina) pada permukaan keratinosit yang disebut
desmoglein dan desmokolin. Struktur ini memberi kekuatan pada epidermis untuk
c. Stratum granulosum
Lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel gepeng yang mengandung banyak granula
d. Stratum korneum
Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel-sel mati, pipih dan tidak berinti serta
kan sisik zat tanduk yang terdehidrasi yang selalu terkelupas. Korneosit lebih
Waktu yang diperlukan bagi korneosit untuk melepaskan diri dari epidermis kira-
kira 14 hari.
II. Dermis
tersebut mampu dilaksanakan dengan baik karena berbagai element yang berada
pada dermis, yakni struktur fibrosa dan filamentosa, ground substanc, dan selular
yang terdiri atas endotel, fibroblas, sel radang, kelenjar, folikel rambut dan saraf.
III. Subkutis
Subkutis yang terdiri atas jaringan lemak mampu mempertahankan suhu tubuh,
dan merupakan cadangan energi, juga menyediakan bantalan yang meredam trauma
yang memberikan efek kosmetis. Sel-sel lemak terbagi-bagi dalam lobus, satu sama
I. ALAT JAHITAN
Instrumen bedah dirancang dan diproduksi dengan tepat. Mereka dapat berupa barang
sekali pakai atau non-pakai (misalnya dapat digunakan kembali, dapat dipulihkan). Alat
non-disposable harus tahan lama, dan mudah dibersihkan dan disterilkan. Mereka harus
tahan terhadap berbagai macam efek fisik dan kimiawi, yaitu cairan tubuh, sekresi, bahan
pembersih, dan metode sterilisasi (suhu tinggi dan kelembaban). Mereka umumnya
terbuat dari stainless steel berkualitas tinggi. Paduan kromium dan vanadium
memastikan daya tahan tepi, kekasaran dan tidak berkarat. (basic surgical teqniue)
Instrumen bedah THT berbeda dengan instrumen umum dengan berbagai cara.
Mereka harus mampu memanipulasi struktur yang tidak terlihat dengan mata telanjang.
Pada saat yang sama, mereka harus menangani cukup besar agar dokter bedah dapat
bertahan dengan nyaman dan aman. Mereka juga harus memperhitungkan getaran alami
tangan dokter bedah. Beberapa dari berbagai instrumen yang digunakan dalam bedah
1. Forseps
Banyak tang THT adalah alat genggam, instrumen berengsel yang digunakan untuk
menggenggam dan memegang benda. Ada dua jenis dasar forceps telinga bagian
dalam: cangkir dan buaya. Cup forceps memiliki dua gelas kecil yang berlawanan di
ujung poros, yang dapat menangkap jaringan dan ossicles (tulang kecil) dari telinga
tengah. Kaleng forkep alligator memiliki dua proyeksi logam lurus-datar pada ujung
distal, yang saling melawan dan bisa menangkap jaringan. Jika pegangannya miring,
namanya juga mengandung arah sudut (atas, bawah, kanan atau kiri). Forigep buaya
digunakan untuk memanipulasi dan mengeluarkan jaringan dari telinga dan saluran
lebih berat, dan mungkin dilengkapi dengan kontrol tangan dan jempol.
2. PICK
Picks digunakan untuk memanipulasi jaringan. Mereka menampilkan dua jenis poros:
lurus dan miring. Picks bisa tajam atau kusam, dan berbagai panjang dan sudut. Jika
poros miring, nama pilih termasuk arah sudut (atas, bawah, kanan atau kiri). Jika pick
ditekuk ke kanan, Sebagai contoh, maka pick adalah pick yang tepat. Sudut umum
adalah 45 dan 90 .
3. Gunting
Gunting bisa jadi besar untuk memotong kulit saluran telinga, nasal cartridge atau oral
faring untuk tonsilektomi, atau mungkin juga Kecil untuk memotong struktur telinga
tengah. Ada dua jenis pegangan yang berbeda tindakan; yang paling umum memiliki
cincin jari bagian atas pegangan yang dipegang di a posisi stasioner untuk mantap
bekerja kepala gunting. Tipe kedua adalah sebuah tindakan terbalik, di mana jari
bagian bawah Cincin dipegang teguh. Ini sangat halus instrumen yang memungkinkan
4. Elevator
annulus (tulang kanalis telinga oleh ligamen kecil). Instrumen ini bisa tunggal
berakhir atau berakhir ganda Ada dua jenis telinga elevator: lurus dan bayonet (anulus
atau gimmick). Gaya bayonet membuat instrumen dari menghalangi ahli bedah garis
5. Cermin Laring
Cermin laring digunakan untuk memvisualisasikan dasar lidah dan faring dan daerah
laryngeal dari belakang dari tenggorokan Pegangannya bulat dan cermin tersedia
secara berbeda diameter. Untuk mencegah cermin dari fogging, cermin dicelupkan ke
Baik pahat dan osteotom biasa digunakan memotong atau mencukur tulang, dan
pegangannya mungkin bulat atau datar Ini tidak berengsel, padat Instrumen stainless
7. TONSIL SNARE
Tonsil snares digunakan untuk menghapus amandel pada akhir prosedur untuk
amandel melalui guillotine tindakan. Instrumen ini memiliki pegangan pegangan yang
menempel pada kanula logam dan batang geser bagian dalam. Batang dalam memiliki
dua lubang kecil di ujung kabel jerat ditempatkan. Catatan: Kabel snare tidak boleh
Ada tiga hal yang menentukan pmilihan jenis benang jahit, yaitu jenis bahan,
Menurut bahan asalnya, dikenal benang alami seperti catgut yang sebenarnya
terbuat dari usus domba. Ada dua macam catgut yaitu catgut murni tanpa campuran
dan catgut kromik yang bahannya bercampur larutan asam kromat. Catgut murni
cepat diserap kira-kira dalam waktu satu minggu, sedangkan cagut kromik diserap
Benang alami lainnya terbuat dari sutera atau kapas. Kedua bahan ini dapat
bereaksi dengan jaringan tubuh meskipun minimal karena juga mengandung bahan
kimia alami. Daya tegangannya cukup dan dapat diperkuat bila dibasahi terlebih
Disamping itu, ada benang yang terbuat dari bahan sintetik, seperti misalnya
asam poliglikolat maupun poliglaktin-910 yang inert dan memiliki daya tegang yang
besar. Benang ini dapat dipakai pada semua jaringan, termasuk kulit. Benang sintetik
lain yaitu yang terbuat dari poliester, nilon atau polipropilen pada umumnya dilapisi
oleh bahan pelapis teflon atau dakron. Dengan lapisan ini permukaan lebih mulus
sehingga tidak mudah bergulung atau terurai. Benang ini mempunyai daya tegang
yang kuat dan dipakai untuk jaringan yang memerlukan kekuatan pertautan yang
besar.1
Gambar
(absorbel) dan tak terserap (nonabsorbel) bergantung pada berapa lama benang harus
mampu serap terbuat dari bahan yang pada umumnya tidak menimbulkan reaksi
Ukuran benang
- Kekuatan benang bervariasi bergantung pada bahan dan diameter benang tersebut
- Ukuran benang jahit berkisar dari 12/0 (untuk menjahit mata, yang tidak terlihat oleh
mata telanjang) hingga 5/0 (diameternya 0,1mm digunakan untuk menjahit kulit
- Jarum atraumatik, memiliki penampang sirkular dan digunakan untuk menjahit otot,
- Jarum cutting, memiliki badan jarum berbentuk segitiga dengan tepi yajam pada sisi
- Jarum reverse-cutting, memiliki tepi tajam pada sisis luar kelengkungannya yang
menjauh dari tepi luka, menurunkan resiko jahitan tertarik keluar dari jaringan.
- Jarum taper cut memiliki sifat gabungan atara jarum bulat dan jarum cutting
Berbeda dengan bidang bedah lainnya, situasi dalam operasi periodontal ditandai oleh satu ciri khas: karena
panjang ruang interdental, terutama di antara gigi posterior, jarum panjang dan radius besar diperlukan yang
dapat dengan mudah ditangkap lagi setelah menjadi diperkenalkan ke ruang interdental di sisi yang berlawanan.
Pada saat yang sama, penting agar jarum ini tersedia dengan benang berukuran kecil (6/0, 7/0). Jarum yang
menggambarkan tiga per delapan lingkaran sangat sesuai untuk tujuan ini (Gambar 1 dan 2).
Pilihan bahan jahitan adalah salah satu faktor penentu keberhasilan pengobatan keseluruhan
secara keseluruhan. Sebagai prinsip dasar, bahan jahitan atraumatik digunakan untuk operasi
periodontal. Dalam operasi ini, jarum dan benang membentuk satu unit sehingga jaringan
tidak lagi mengalami trauma karena tertusuk dan benang dilewatkan (Gambar 1 dan 5).
Gambar 1. Bahan jahitan Atraumatic Jarum dengan ketebalan delapan kelengkungan lingkaran dan radius
yang relatif besar, dikombinasikan dengan ukuran benang 6/0 atau 7/0, biasanya digunakan dalam operasi
periodontal.
Gambar 5.
Bcdah plaslik ntcrupakatr sualu tcknik bcdah untuk nrcrckonstruksi alau rnenrperbaiki fungsi
dan penampilan bcrbagai bagian tubuh. Prinsip dan tcknik pada pembedahan ini sarna dcngan
berbagai disiplin lainnya. Dalaur lapangan THT yang luas, lerclapal pcuckanan khusus dalanr
penatalaksanaan masalah kosmetik, rckonstruksi dan fungsional pada daerah wajah, leher dan
kepala. (boeis)
Pada waktu menutup luka diusahakan jangan terbentuk dead space yaitu rongga yang terisi
cairan darah atau serum. Darah yang terkumpul (hematoma) atau cairan (seroma) yang
menganggu penyembuhan atau mempermudah terjadinya infeksi. (kumpulan kuliah ilmu
bedah)
Caranya adalag dengan memasang jahitan yang baik atau pemasangan draindan pemakaian
balut tekan dengan verban elastis. Setelah luka ditutup dengan rapi, dipasang bahan yang
mencegah perlengketan tetapi memungkinkan drainase. Kain tule yang mengandung vaselin.
Lebih baik bila mengandung juga bahan antiseptik atau antibiotik. Selanjutnya ditutup
dengan kasayang absorben dan diplester atau balut tekan. (ilmu bedah biru)
Perbedaan dibuat antara bahan yang mudah diserap dan tidak dapat menyerap. Bahan yang
mudah diserap sering merupakan polimer atau kopolimer asam laktat dengan asam glikolat,
yang diproses dalam proporsi yang berbeda dan berbagai bentuk molekul untuk
monofilamen, polifilamen Jahitan Vicryl, jahitan poliester polifester, catgut, sutra (dikepang)
6e. Memindai citra mikroskopis elektron dari bahan dari Gambar 6d.
6h.
Benang teflon
Bahan yang paling terkenal, Vicryl, terbuat dari asam poliglikolat dan polilaktida dalam
Tujian penutupan adalah pemulihan integritas fisik dan mengembalikan fungsi jaringan yang
mengalami cedera, dengan deformitas serta jaringan parut jangka panjang yang minimal.
Tepi-tepi luka dapat disatukan kembali dengan benang jahit, staples, klip, atau plester kulit,
tergantung dari letak dan dalamnya luka. Hal itulah yang dimaksudkan sebagai penutupan
Teknik menjahit yang buruk dapat menyebabkan terjadinya luka dengan kekuatan regangan
yang menurun sehingga lebih cenderung untuk menjadi terbuka. Faktor-faktor yang sangat
penting meliputi :
Kekencangan jahitan : jahitan yang terlalu kencang dapat mengakibatkan nekrosis
Ukuran jaringan yang dijepit : pada umumnya, jepitan jaringan yang lebih lebar dalam
jahitan akan menghasilkan luka yang lebih kuat daripada jepitan yang kecil.
Jarak antara jahitan : terdapat jarak optimum antara jahitan untuk tipe luka yang
berbeda dan daerah yang berbeda pula, menguranfi jarak antar jahitan sesungguhnya
Jahitan kontinu versus jahitan terputus : luka yang ditutup dengan jahitan kontinu
secara bermakna lebih lemah daripada luka yang ditutup dengan jahitan terputus.
Pemilihan bahan benag : tersedia berbagai macam bahan benang penjahitan luka dan
sejumlah cara untuk membuat klasifikasinya. Setiap jenis bahan benang tersebut
spesifik dan keadaan klinis yang spesifik pula, dapat menjadi sangat penting
khususnya untuk menentukan kekuatan regangan luka, resiko terhadap infeksi, resiko
pemilihan bahan benang secara umum merupakan hal penting kedua setelah teknik
Plester kulit untuk luka superfisial diarea tubuh yang tidak menghasilkan sekresi berlebihan
dan yang tidak berada diatas sendi gerak, penutupan luka dengan plester kulit dapat menjadi
alternatif yang sangat selektif daripada penjahitan, karena resiko infeksi luka yang lebih
rendah. Plester kulit yang digunakan diantara jahitan memberikan tambahan penyangga untuk
luka, kesejajaran tepi kulit yang lebih baik, dan bahkan dapat memberi distribusi regangan
yang lebih baik pula pada luka. Plester tersebut juga dapat digunakan dalam kombinasi
dengan jahitan subkutikuler, baik yang dapat diserap maupun yang tidak dapat diserap, untuk
memastikan bahwa lapisan dermal maupun epidermal ditahan dengan kuat pada posisi yang
Klip dan staples. Penutupan kulit dengan klip dan staples merupakan prosedur yang ;ebih
cepat daripada harus menjahit, tetapi telah tampak bahwa prosedur tersebut dapat
menghasilkan luka dengan penurunan kekuatan regangan, yang tentunya menjadi jauh lebuh
Simple interruptes suter (jahitan satu-satu) cukup kuat dan kurang menyebabkan edema pada
luka. Jahitan ini dapat disesuaikan dengan garis luka yang dijahit, tapi pengerjaannya relatif
lama dan beresiko menimbulkan bekas pasrut berbentuk silang disepanjang garis luka.
Simple running suture ( jahitan jelujur) digunakan pada luka yang panjang yang
ketegangannya telah diminimalkan dengan jahitan subkutan dan aproksimasitepi luka sudah
baik.
Running locked suture ( jahitan jelujur saling mengunci ) baik digunakan pada luka yang
ketegangannya sedang atau luka yang memerlukan hemostasis tambahan karena darah
mengalir keluar dari tepi-tepi luka. Jika terlalu kencang, jahitan ini beresiko menganggu
mikrosirkulasi.
Mattress suture (jahitan matras) (vertikal atau horizontal) berguna untuk memaksimalkan
Subcutivular suture ( jahitan subkutikular0 berguna pada luka yang ketegangannya atau ruang
- Jahitan tidak boleh diangkat terlalu dini untuk mencegah terkuaknya (dehisensi) luka
- Pencabutan jahitan yang tepat tidak terlambat mengurangi resiko terbentuknya parut
bekas jahitan, infeksi dan reaksi jaringa. Rata-rat luka mencapai 8% regang yang
- Makin besar tegangan luka. Makin lama jahitan harus dipertahankan. Sebagai
panduan, pada wajah jahitan sebaiknya diangkat setelah 5-7 hari, dileher 7 hari, di
kulit kepala 10 hari, di badan dan ekstremitas atas 10-14 hari dan diekstremitas
- Untuk mencabut jahitan, angkat benang dengan pngset dan potong pada satu sisi.
Lalu jepit simpul dan tarik perlahan benang ke arah luka atau garis jahitan samapi