Anda di halaman 1dari 4

DOA WIRID ASMAK ASIF

BIN BARKHOYA
Suatu ketika Nabi Sulaiman mendapat kabar dari burung hud-hud ada kerajaan yang masih
belum menyembah Allah. Maka Nabi Sulaiman atas ijin Allah SWT diminta bertemu Ratu Balqis
dengan menunjukkan kelebihannya.

Maka bertanyalah Nabai kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara mereka yang sanggup
mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum orangnya datang berserah diri.

Ifrit dari golongan Jin berkata: Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu
kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu. Sesungguhnya aku benar-benar kuat
untuk membawanya lagi dapat dipercaya.

Ada yang lebih cepat lagi menghadirkan Ratu balqis? Tanya Nabi Sulaiman kemapa jamaan
yang hadir saat itu. Datanglah Asif Bin Barkhoya, yang dikenal berilmu tinggi (ilmunya dari Kitab
Allah):
Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip!

Nah, silahkan buktikan ya asif.

Seketika Nabi Sulaiman berkedip dan tiba-tiba singgasana Ratu Balqis sudah berada
dihadapannya.

Ini adalah salah satu kurnia Tuhan kepadaku apakah aku bersyukur atas kurnia-Nya itu atau
mengingkari-Nya, barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya
sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan kurnia Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat
dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia. Kata Sulaiman.
Siapa sebenarnya Asif Bin Barkhoya?

Konon, sejumlah sufi mengenal beliau bahkan mengamalkan wiridan yang diamalkan oleh Ashif.
Dia adalah murid (ada yang mengatakan menteri Nabi Sulaiman AS). Dia dikenal setelah
memindahkan singgasana Ratu Balqis dengan singkat mengalahkan kecepatan dan
kemampuan Jin Ifrit.
Inilah contoh nyata dan tak terbantahkan dari Al-Quran mengenai kebenaran akan kemampuan
orang-orang yang mempunyai kelebihan atas ijin Allah SWT.

Mereka ini ikhlas beribadah kepada Allah. Mereka ini mendalami al-Kitab yang Allah turunkan
kepada kita sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa. Oleh sebab itu kenapa kita lebih suka
minta tolong pada jin?

Dari kisah Ashif Bin Barkhoya ini seharusnya menyadarkan kita bahwa kalau kita mau
mendalami kitab suci, maka insya alah kita diberikan Allah dengan sejumlah kelebihan yang
tidak disangka-sangka.
Asif Bin Barkhoya bukanlah seorang ilmuwan dan saintis, tetapi beliau adalah ahli sufi, ahli
tasawuf dan pengamal tarekat dengan ilmu-ilmu laduni yang tak terkira banyaknya.
Biografi Asif hanya dapat diperoleh melalui kitab-kitab pengajian tasawuf dan kelas-kelas tarekat
sama ada di Timur Tengah, Pattani, Malaysia atau Indonesia. Bagi siapa yang pernah menyertai
kumpulan-kumpulan tarekat Shatriyah atau Ahmadiah, sudah pasti guru-guru tarekat
menceritakan tentang Asif ini.
Bagaimana Asif Memindahkan Istana Balqis?
Sebelum menjawab persoalan di atas adalah lebih baik kita renung semula ayat al-Quran
berikut:
Hai pembesar-pembesar siapakah diantar kamu sekelian sanggup membawa singgahsananya
kepada ku sebelum mereka datang kepada ku sebagai orang-orang yang berserah diri.
Berkata Ifrit (yang cerdik) itu dari golongan jin, aku akan datang kepada ku dengan membawa
singgahsana itu kepada mu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku
benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercayai. Berkatalah seorang yang
mempunyai ilmu dari al-Kitab; Aku akan membawa singgahsana itu kepada mu sebelum
matamu berkedip.
Maka tatkala Sulaiman melihat singgahsana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata; Ini
termasuk kurniaan Tuhanku untuk menguji aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
nikmat-Nya) . Dan barang siapa bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan)
dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi
Maha Mulia. (An-Namli, ayat 38-40)
Cara Asif memindahkan Istana Balqis cukup mudah iaitu dengan niat di dalam hati saja.
Walaupun Asif hanya sekadar berniat, tetapi niat yang dicetuskan dalam hati Asif tidak sama
dengan cara kita orang biasa.
Niat yang ada dihati Asif sejenis doa yang berkaitan amalan-amalan tarekat dalam ilmu tasawuf.
Dalam kitab Lumatul Aurad karangan Wan Ali Bin Abdul Rahman Al-
Kelantani menjelaskan ketika Asif berniat menghadirkanistana Balqis, Asif telah berkata
dalam niatnya kalimah Yaa zaljalaa..liwal ikram.
Ulama-ulama tasawuf keseluruhannya menyetujui bahwa martabat teknologi yang dimiliki Asif
adalah antara tertinggi dikalangan manusia biasa (tidak termasuk Nabi & Rasul). Teknologi
kaormah Asif sudah berada di puncak teknologi tasawuf yang dinamakan capaian akhir Kun
fayakun.
DISKUSI SEPUTAR DOA ASIF:
Jati diri Ashif ibnu Barkhiya banyak diceritakan dalam kitab-kitab klasik, salah satunya dalam
Ihya Ulum al-Din karya sufi besar Imam Al-Ghazali. Ada yang mengatakan bahwa Ashif adalah
sepupu Nabi Sulaiman AS, ada juga yang bilang bahwa dia adalah juru tulis Nabi Sulaiman.

Ashif, tulis Al-Ghazali, dahulunya adalah seorang pemboros. Dia sering melakukan maksiat
namun kemudian bertoba. Diceritakan bahwa Allah berfirman kepada nabi Sulaima, Hai
pemimpin ahli ibadah, sampai kapan sepupumu akan berbuat maksiat kepada-Ku sedangkan
Aku sangat mengasihinya? Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, jika ia sampai terkena tiupan
badai-Ku maka akan aku tinggalkan dirinya agar menjadi contoh bagi orang-orang yang
semasanya dan yang bagi umat sesudahnya.
Ketika Ashif dan Sulaiman bertemu, Sulaiman menyampaikan apa yang diwahyukan Allah
tentang dirinya. Mendengar penjelasan tersebut Ashif keluar dan menaiki bukit pasir, disana ia
menengadahkan kepala ke langit dan berseru, Tuhanku junjunganku, Engkau ya Engkau, aku
ya aku, bagaimana aku akan bertobat sedangkan Engkau tidak menerima tobatku? Bagaimana
aku akan meminta perlindungan dari dosa sedangkan Engkau tidak menjagaku? Aku pasti
kembali.
Kemudian Allah berfirman. Engkau benar hai Ashif, engkau ya engkau, Aku ya Aku, Aku
menerima tobatmu dan aku telah mengampunimu karena sesungguhnya Aku Maha Penerima
Tobat dan Maha Penyayang.
Al-Ghazali berkata, sebetulnya perkataan Ashif tersebut adalah bentuk ungkapan rayuan kepada
Allah. Kadang seorang hamba seolah memberitahukan kepada Allah padahal sebenarnya dia
menginginkan sesuatu untuk dirinya, kadang seolah dia menjauh dari Allah padahal sebenarnya
dia ingin menuju Allah. Hal semacam ini sering terjadi pada hamba-hamba-Nya sejak dahulu
hingga masa yang akan datang, sesuai dengan apa yang ditentukan-Nya sejak masa azali.
Demikianlah akhirnya Ashif mau menerima pertolongan dari Allah sehingga dirinya berubah
drastic, dari seorang yang selalu melakukan maksiat menjadi orang yang taat, hidupnya yang
selama ini jauh dari jalan Allah, kini selalu patuh kepada perintah-Nya. Allah pun selalu
membantunya dalam melakukan ibadah, ketaatan, pengakuan terhadap dosanya, serta
tobatnya.

Dan ditengah kesungguhannya kembali kepada-Nya itulah Allah mengajarkan Al-Ismullah Al-
A`zhom (kalimat keagungan) yang jika digunakan untuk berdoa maka akan dikabulkan.

Sebagian penafsir Al-Quran dalam sejumlah kitab klasik disebutkan bahwa Ashif lah yang
menghadirkan singgasana Ratu Balqis di Yaman untuk Nabi Sulaiman di Baitul Maqdis,
Palestina. Dalam tafsir al-Thabari dijelaskan sebagai berikut:
Ibnu Humaid telah bercerita kepada kami, beliau berkata, Salamah telah bercerita kepada kami
dari Ibnu Ishaq dari sebagian ahli ilmu dari Wahab ibn Munabah, beliau berkata, mereka
mengatakan bahwa Ashif Ibnu Barkhiya berwudhu kemudian dia melakukan shalat sunah dua
rakaat, setelah itu dia berkata kepada Nabi Sulaiman, Wahai Nabi Allah, arahkan pandanganmu
kearah yang jauh! Nabi Sulaiman pun mengarahkan pandangannya ke arah Yaman. Setelah itu
Ashif berdoa memohon bantuan Allah, maka tiba-tiba singgasana Ratu Balqis yang berada di
Yaman muncul di hadapan Nabi Sulaiman dan ketika melihat kejadian tersebut beliau berkata
(firman Allah),Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku (QS Al-Naml:40)

Dalam ayat lain Allah juga berfirman: Berkata Sulaiman, Hai pembesar- pembesar, siapakah
diantara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang
kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri. Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin,
Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri
dari tempat dudukmu, sesungguhnya aku benar-benar kuat membawanya lagi dapat dipercaya.
Berkatalah seseorang yang mempunyai ilmu dari Alkitab, Aku akan membawa singgasana itu
kepadamu sebelum matamu berkedip. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak
dihadapannya, ia pun berkata, Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku
bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar,
maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia (QS.Al-Naml:38-40).
Berkenaan dengan firman Allah, Berkatalah seseorang yang mempunyai ilmu dari Alkitab Ibnu
Katsir mengatakan sebagai berikut:

Orang itu adalah Ashif seorang juru tulis Nabi Sulaiman. Demikian pula dengan yang
diriwayatkan oleh Muhammad ibn Ishaq dari Yazid ibn Ruman bahwa orang itu adalah Ashif ibn
Barkhiya. Dia adalah seorang yang jujur dan mengetahui Al-ismullah Al- A`zhom.
Qatadah berkata, dia adalah seorang mukmin dari golongan manusia, dia bernama Ashif.
Demikian pula dengan apa yang dikatakan oleh Abu Shalih, Dlahak dan Qatadah, dia (Ashif) itu
dari golongan manusia. Qatadah menambahkan, (tepatnya) dari kaum Bani Israil.
Sedangkan Imam Al- Qurthubi mengatakan dalam tafsirnya sebagai berikut: Kebanyakan ahli
tafsir berpendapat bahwa orang yang diberikan Al-ism `Al-A`zhom itu adalah Ashif ibn Barkhiya
dari kaum Bani Israil, dia adalah seorang yang jujur dan selalu menjaga Ismullah Al-A`zhom
yang jika digunakan untuk meminta maka akan diberikan dan jika digunakan untuk berdoa maka
akan dikabulkan.

Siti Aisyah berkata, Nabi bersabda, sesungguhnya Ismullah Al-A`zhom yang digunakan oleh
Ashif ibn Barkhiya yaitu: Ya Hayyu ya Qayum (Wahai Dzat Yang Maha Hidup, Wahai Dzat
Yang Maha Berdiri Sendiri).

Ada satu pendapat yang mengatakan (bahwa Ismullah Al-A`zhom) itu adalah, Ya Ilahana Ilahu
kulli Syay`in Ilahan Wahidan, La Ilaha Illa Anta (Ya Tuhan Kami, Tuhan segala tiap-tiap sesuatu,
Tuhan Yang Esa, tiada tuhan melainkan Engkau) datangkanlah singgasananya kepadaku.
Maka singgasana itu muncul di hadapannya.

Mujahid berkata, Kemudian dia berdoa: Ya Ilahana Ilahu kulli Syay`in ya Dzal Jalali waal-ikram
(Wahai Tuhan kami, Tuhan segala sesuatu, Engkaulah pemilik keagungan dan kemuliaan).
Al- Suhaili berkata, orang yang diberikan pengetahuan tentang kitab adalah Ashif ibn Barkhiya
putra dari uwak Nabi Sulaiman dan dia dikaruniai Ismullah Al-A`zhom dari salah satu nama-
nama Allah.

Dan menurut pendapat kebanyakan orang, dia adalah seorang yang shalih dari golongan Bani
Israil bernama Ashif ibn Barkhiya. Diceritakan bahwa dia melaksanakan shalat sunah dua rakaat
kemudian berkata kepada Nabi Sulaiman, Wahai Nabi Allah, arahkan pandanganmu.
Kemudian beliau mengarahkan pandangannya kearah Yaman, tiba-tiba singgasana Ratu Balqis
terlihat jelas dan belum sempat beliau mengalihkan pandangannya kembali, singgasana itu
sudah berada di hadapannya.

Al-Kalabi mengatakan: Ashif bersujud dan berdoa dengan Ismullah Al-A`zhom, maka tiba-tiba
singgasana Ratu Balqis itu hilang dari tempatnya dan masuk kedalam bumi dan muncul di sisi
singgasana Nabi Sulaiman. Dikatakan bahwa jarak antara kedua tempat tersebut sekitar dua
bulan perjalanan.

Banyak orang yang berbeda pendapat tentang doa yang dibaca Ashif. Mujahid dan Muqatil
berkata, doa yang dibaca adalah: Ya Dzal Jalali wa Al-Ikram (Wahai Dzat Yang Agung dan
Mulia). Al-Kalabi mengatakan bahwa doa yang dibaca adalah: Ya Hayyu Ya Qayyum (Wahai
Dzat Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya).
Diriwayatkan dari Siti Aisyah, diriwayatkan dari Al-Zuhri beliau berkata:Ya Ilahana wa ilahu Kulli
syay`in ilahan wahidan, la Ilaha Illa Anta, (Wahai Tuhan kami, Tuhan segala sesuatu; Tuhan
Yang Esa Tiada Tuhan melainkan Engkau).
Nah, terlepas dari mana yang benar-benar dibaca Asif, maka saya memiliki keyakinan bahwa
inilah wirid doa asmak yang diamalkan oleh Ashif Bin barkhoya.

bismillahirrohmanirrohim
ALLOHUMMA INNI AS ALUKA BI ANNAKA ANTAALLAH LAA ILAHA ILLAA ANTAL
HAYYUL QOYYUM ATHTHOOHHIRUL MUTHOHHIR NUURUSSAMAWAATI WAL ARDH.
ALLAHUMMA INNI ASALUKA ROBBAS SAMAWAATI WAL ARDHIIN ALIMUL GHOIBI
WASY SYAHAADATIL KABIIRIL MUTAAL AL HANNANUL MANNAAN DZAL JALAALI WAL
IKROM AN TAFAL BII KADZAA WAL KADZAA FAINNAHU YUSTAJAABU LAKA
INSYAALLAHU TAALA BAAROKALLAHU FIKUM. AHYAN SYAROOHIYAN ADUUNAY
ASHBAAUT ALI SYADAAY.
dibaca 17 x usai sholat fardhu selama 40 hari.

@@@

Anda mungkin juga menyukai