PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan tentang kekerasan pada anak
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Abuse adalah kata yang biasa diterjemahkan menjadi kekerasan,
penganiayaan, penyiksaan, atau perlakuan yang salah, perilaku tidak layak yang
mengakibatkan kerugian atau bahaya secara fisik, psikologis, atau finansial, baik
dialami individu atau kelompok.4
Kekerasan pada anak adalah istilah yang sering digunakan untuk
menyebutkan kekerasan terhadap anak, kadang-kadang disebut juga sebagai child
maltreatment. Dalam Encyclopedia Article from Encarta, kekerasan pada anak
didefinisikan sebagai perbuatan disengaja yang menimbulkan kerugian atau
bahaya terhadap anak-anak secara fisik ataupun emosional. Istilah kekerasan pada
anak meliputi berbagai macam tingkah laku,dari tindakan ancaman fisik secara
langsung oleh orang tua atau orang dewasa lainnya sampai pada penelantaran
kebutuhan-kebutuhan dasar anak.4
Kekerasan pada anak didefinisikan juga sebagai tindakan melukai yang
berulang-ulang secara fisik dan emosional terhadap anak melalui desakan hasrat,
hukuman badan yang tidak terkendali, degradasi, dan cemoohan permanen atau
kekerasan seksual serta penelantaran sehingga anak kehilangan kesempatan untuk
mengembangkan potensi-potensi uniknya sebagai manusia secara optimal.4
Kekerasan pada anak terjadi tidak terbatas pada golongan atau kelas sosial
tertentu. Pada masyarakat kelas bawah hingga menengah, kekerasan pada anak
terjadi disebabkan oleh kemiskinan, sedangkan pada masyarakat kelas menengah
ke atas disebabkan oleh ambisi orang tua untuk membentuk anak mereka menurut
kehendak mereka berdasarkan pemahaman bahwa kehendak orangtua adalah yang
terbaik untuk anak-anak mereka.4
2
2.2 Klasifikasi
Terdapat 4 tipe utama yang terdapat dalam kekerasan pada anak, yaitu
physical abuse (kekerasan fisik), sexual abuse (kekerasan seksual), emotional
abuse (kekerasan emosional), dan neglect (kelalaian).4
Anggota keluarga dekat adalah pelaku pada 55% kasus penyiksaan. Ayah
adalah pelaku yang paling sering (21%), ibu (21%), teman kencan ibu (9%),
pengasuh bayi (8%) dan ayah tiri (25%). Usia rata-rata pelaku adalah 25 tahun.
Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk melihat keluarga atau orang tua
yang berisiko melakukan physical abuse diantaranya adalah:6
1) Masalah pribadi perkawinan
2) Tekanan ekonomi
3) Orang tua yang mengalami kekerasan dimasa kecil
3
4) Nilai moral yang terlalu tinggi
5) Riwayat penggunaan obat-obatan dan alkohol
6) Memandang anak sebagai penjahat
7) Bermusuhan,curiga dan takut pada orang lain
8) Tidak merespon kesakitan anak
9) Memikulkan kesalahan anak
10) Sedikit atau sama sekali tidak tertarik pada perkembangan anak
4
2.2.3 Emotional Abuse ( kekerasan emosi)
Emotional abuseI didefinisikan sebagai setiap tindakan atau tingkah laku
yang mengganggu perkembangan mental dan sosial anak. Emotional abuse sering
juga disebut verbal abuse ( kekerasan verbal). Emotional abuse hampir selalu
terjadi bersamaan dengan bentuk kekerasan yang lain.
Emotional abuse meliputi penghardikan, penyampaian kata-kata kasar dan
kotor, memarahi, mengomel, membentak dan memaki anak dengan cara
berlebihan serta merendahkan martabak anak,memperlihatkan buku,gambar atau
film pornografi pada anak.
2.3 Solusi mencegah terjadinya Kekerasan pada Anak
Agar anak terhindar dari bentuk kekerasan seperti diatas perlu adanya
pengawasan dari orang tua, dan perlu diadakannya langkah-langkah sebagai
berikut :
a) Orang tua menjaga agar anak-anak tidak menonton / meniru adegan
kekerasan karena bisa menimbulkan bahaya pada diri mereka. Beri penjelasan
pada anak bahwa adegan tertentu bisa membahayakan dirinya. Luangkanlah
waktu menemani anak menonton agar para orang tua tahu tontonan tersebut buruk
atau tidak untuk anak.
b) Jangan sering mengabaikan anak, karena sebagian dari terjadinya
kekerasan terhadap anak adalah kurangnya perhatian terhadap anak. Namun hal
ini berbeda dengan memanjakan anak.
c) Tanamkan sejak dini pendidikan agama pada anak. Agama mengajarkan
moral pada anak agar berbuat baik, hal ini dimaksudkan agar anak tersebut tidak
menjadi pelaku kekerasan itu sendiri.
d) Sesekali bicaralah secara terbuka pada anak dan berikan dorongan pada
anak agar bicara apa adanya/berterus terang. Hal ini dimaksudkan agar orang tua
bisa mengenal anaknya dengan baik dan memberikan nasihat apa yang perlu
dilakukan terhadap anak, karena banyak sekali kekerasan pada anak terutama
pelecehan seksual yang terlambat diungkap.
e) Ajarkan kepada anak untuk bersikap waspada seperti jangan terima ajakan
orang yang berkurang dikenal dan lain-lain.
5
f) Sebaiknya orang tua juga bersikap sabar terhadap anak. Ingatlah bahwa
seorang anak tetaplah seorang anak yang masih perlu banyak belajar tentang
kehidupan dan karena kurangnya kesabaran orang tua banyak kasus orang tua
yang menjadi pelaku kekerasan terhadap anaknya sendiri.
6
BAB III
KESIMPULAN
Kekerasan pada anak merupakan hal yang sangat sering terjadi,hal ini
terjadi bisa saja dengan sengaja maupun tidak sengaja,kekerasan pada pada anak-
anak paling banyak dilakukan oleh orang tua (ayah dan ibu),pengasuh anak/bayi.
Orang tua merupakan faktor penentu pencegah anak sebagai korban kekerasan.
Upaya pencegahan itu tentu berawal dari rumah tanggan, bagaimana orang tua
memperlakukan anaknya dengan sebaik-baiknya dengan menempatkan anak
sebagai aset masa depan baik bagi orang tua maupun bagi masyarakat.
7
DAFTAR PUSTAKA