ID Tribologi Daerah Pelumasan Dan Keausan PDF
ID Tribologi Daerah Pelumasan Dan Keausan PDF
Syafaat)
TRIBOLOGI,
DAERAH PELUMASAN DAN KEAUSAN
I. Syafaat
Tribologi ialah ilmu yang mempelajari gesekan, aus dan pelumasan.
Jurusan Teknik Mesin Dengan tribologi pemborosan energi dapat dihemat. Seiring dengan
Fakultas Teknik peradaban manusia yang makin meningkat maka perkembangan ilmu ini
Universitas Wahid Hasyim juga meningkat. Dimulai dari bangsa Mesir sampai dengan peneliti-peneliti
Semarang sekarang. Daerah pelumasan dibagi menjadi 3 rejim, yaitu: (Elasto)
Jl Menoreh Tengah X/22 Hydrodynamic Lubrication, Boundary Lubrication, Mixed Lubrication.
Semarang
Proses aus terjadi pada Boundary lubrication. Keausan terdiri atas keausan
adesif, keausan abrasif, keausan lelah permukaan dan keausan kimiawi.
Usaha yang dilakukan untuk mengurangi aus diantaranya dengan
pelumasan dan coating atau pelapisan logam pada permukaan.
Kata kunci : tribologi, pelumasan, keausan.
21
Momentum, Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 : 21 - 26
orang menarik dengan daya 800 N sekali geser, maka bergesekan. Misalnya pada fenomena anomali
bisa dihitung koefisien geseknya adalah kekasaran permukaan (surface roughness) dan gaya
gesekan. Secara sederhana kita akan mengambil
jumlah orang x daya per orang 172 x 800 kesimpulan bahwa semakin kecil kekasaran
= = = 0,23
berat patung 6 x10 5 permukaan, artinya permukaan semakin licin, semakin
kecil pula gaya gesekan yang timbul. Namun ternyata,
Jadi monumen Colossus yang memiliki tinggi 59 kaki bila kekasaran permukaan dikurangi terus sampai
atau sekitar 21 meter ini adalah salah satu bukti lebih kecil dari nilai kekasaran tertentu (kira-kira 0.5
sejarah tentang adanya tribologi pada masa dahulu. micron,) gaya gesekan berbalik menjadi lebih besar.
Sebuah benang merah dalam akar sejarah tribologi Fenomena ini gagal dijelaskan oleh hukum Amontons-
adalah timbulnya gesekan dari dua permukaan yang Coulomb.
bersentuhan. Dari adanya gesekan ini timbullah ide Penggunaan pelumas sudah sejak lama, tetapi
untuk melakukan pelumasan agar suatu benda Newton merupakan orang pertama yang mengkaji
bergerak lebih mudah. tentang hal ini. Di awal abad ke-19, Beauchamp
Tower (1899), Osborne Reynolds (1886), Stokes serta
Gesekan dan Misterinya Petrof juga ikut berperan dalam perkembangan
Karena tribologi dan gesekan tidak bisa tribologi. Hal ini tidak lain karena semakin maju
dipisahkan, penting untuk menelusuri sejarah manusia peradaban manusia dengan ditandainya perkembangan
modern mencoba membedah fenomena gesekan. di dunia industri. Selain hukum Amontons-Coulomb,
Adalah si jenius Leonardo da Vinci (1452-1519) yang teori modern tentang friksi dikembangkan oleh
mula-mula merumuskan cara mengurangi gesekan Bowden dan Tabor dengan teorinya yang disebut
dalam bentuk yang riil dan terstruktur. da Vinci Adhesive Friction Theory. Teori ini menjelaskan
meninggalkan sketsa ball bearing kayu yang sangat secara ilmiah hukum 1 dan 2 dari teori Amontons-
mirip dengan ball bearing logam yang dipakai saat ini. Coulomb tetapi tetap saja gagal menjelaskan
Di dunia modern sekarang, hampir semua alat yang fenomena gesekan secara tuntas. Hasilnya, gesekan
bergerak memakai bantalan. yang merupakan sistem sangat sederhana (hanya
Diilhami oleh da Vinci, hukum-hukum fisika melibatkan dua permukaan) tetap menjadi misteri
mengenai gesekan dirumuskan oleh dua ilmuwan yang membuat peneliti terus mengembangkan model-
secara terpisah yaitu Amontons (1699) dan model yang telah dan akan diciptakan untuk
selanjutnya Coulomb (1751) dan disebut Hukum mengungkap misteri tersebut.
Gesekan Amontons-Coulomb. Hukum ini sederhana
dan berisi empat butir postulat [1]: Rejim Pelumasan
1) Gaya gesekan pada permukaan yang bersentuhan Pada awal permulaan abad ini perilaku gesekan
berbanding lurus dengan gaya tegak lurus pada dalam sistem tribo telah diselidiki oleh para ahli,
permukaan tersebut. diantaranya Stribeck (1902), Hersey (1915), dan
2) Gaya gesekan tidak bergantung pada luas proyeksi McKee (1927). Biasanya gaya gesek dalam sistem
permukaan yang bersentuhan. pelumasan di tribologi digambarkan sebagai fungsi
3) Gaya gesekan tidak berhubungan dengan dari satu atau lebih parameter operasional. Daerah
kecepatan sliding permukaan. pelumasan terbagi dalam 3 bagian. Yaitu:
4) Gaya gesekan statis lebih besar daripada gaya 1. (Elasto) Hydrodynamic Lubrication ((E)HL);
gesekan dinamis 2. Boundary Lubrication (BL);
Postulat 1 dan 2, terbukti melalui penelitian 3. Mixed Lubriation (ML).
(emprically proved) akurat untuk gesekan benda Uraian berikut ini akan membahas tentang ketiga
padat. Sementara itu, postulat 3 dan 4 dalam beberapa daerah tersebut berdasar hasil penemuan Stribeck dan
kasus tidak sesuai dengan hasil percobaan. Selama pengembangan oleh peneliti lainnya.
lebih dari dua ratus tahun hukum gesekan di atas
(terutama hukum 1 dan 2) dipakai secara luas dan 1. (Elasto) Hydrodynamic Lubrication ((E)HL)
hampir semua disain alat mekanik modern Di daerah ini tidak ada kontak antar permukaan.
menerapkan hukum ini. Yang unik, Hukum Beban yang ada ditahan semuanya oleh lapisan
Amontons-Coulomb tidak memiliki pembuktian pelumas diantara dua permkaan yang bersinggungan.
ilmiah yang akurat. Kehebatan hukum ini terletak Koefisien gesek () bernilai 0,01. Untuk kasus ini,
pada hasilnya yang sesuai dengan eksperimen pada penggunaan teori tentang dinamika fluida bisa
banyak kasus. Seolah-olah dua orang ilmuwan itu diterapkan, diantaranya dengan persamaan Navier-
berkata, "Kami memang tidak tahu apa yang Stokes atau persamaan Reynolds (1886) untuk
sebenarnya terjadi. Tapi buktinya hukum ini sesuai menghitung tekanan dan ketebalan lapisan pelumas.
dengan percobaan". Banyak peneliti telah mengembangkan tentang
Pada kenyataannya, sampai sekarang tak pengujian algoritma untuk memecahkan persamaan
seorangpun yang berhasil menguak misteri yang dalam semua model yang berhubungan dengan
terjadi di lapisan molekul dua permukaan yang masalah lapisan pelumas. Pelumasan hidrodinamik
22
Sejarah Tribologi, Daerah Pelumasan dan Keausan (I. Syafaat)
pada pelat dengan proses pengerjaan dingin diselidiki tentang bantalan jurnal. Di sini Z adalah viskositas
oleh Cheng (1970), Atkins (1970), Wilson and dari pelumas dalam cP (centi Poise), n adalah besaran
Walowit (1971) dan Lught (1992). Garis kontak dan putaran poros tiap menit dan pproj adalah beban per
titik kontak pada pelumasan hidrodinamik diselidiki unit pada daerah proyeksi dalam lbs/inch2.
oleh Lubrecht (1987) dan Venner (1991). Schipper juga memperkenalkan bilangan
Bagaimanapun, masih banyak masalah praktek di L = i . + / ( p.Ra ) = H / Ra . Dengan bilangan L ini,
lapangan yang harus dilakukan dengan kontak fisik
secara eksperimental yang tidak dapat diselesaikan efek kontak pelumasan dari kekasaran permukaan
dengan teknik yang berdasar pada pelumasan lapisan dalam aspek tribologi bisa tercakup. Penggunaan dari
secara penuh (full film lubrication). L sebagai penggantian H dihasilkan dalam
generalisasi kurva Stribeck. Pada Gambar 2
2. Boundary Lubrication (BL) generalisasi kurva tersebut dapat dilihat tiga rejim.
Pada daerah ini terjadi kontak fisik antara Rejim batas (boundary regime) adalah keadaan di
permukaan yang saling berinteraksi. Beban yang ada bagian sebelah kiri kurva. Koefisien gesek di sini
ditanggung oleh puncak dari kekasaran permukaan disebut BL. Di sebelah kanan dari kurva adalah
atau asperiti yang saling bersinggungan. Koefisien bagian (elasto) hydrodynamic. Daerah diantara kedua
gesek di rejim BL dengan besaran 0.1< <0.3. Pada rejim tersebut adalah daerah campuran (mixed
daerah ini aus akan terjadi. regime). Dalam daerah ini koefisien gesek tergantung
pada besarnya bilangan L. Pada gambar tersebut garis
3. Mixed Lubrication (ML) titik-titik merupakan transisi antara rejim pelumasan,
Rejim ML adalah daerah yang terletak antara BL masing-masing adalah transisi BL/ML pada LBL dan
dan (E)HL. Beban kontak ditanggung sebagian oleh transisi ML/(E)HL pada LEHL.
pelumas dan sebagian lagi oleh interaksi puncak
kekasaran permukaan. Besaran koefisien gesek yaitu
0,01 < <0,1. Di tahun 1988 Schipper telah membuat
model berdasar daerah mixed lubrication. Kebanyakan
model adalah kombinasi dari dua daerah/rejim
walaupun dalam kenyataannya prediksi gesekan dari
operasi yang bekerja di bawah kondisi ML masih
perlu penelitian lebih lanjut [6].
23
Momentum, Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 : 21 - 26
a. Adhesive wear
Keausan adhesif adalah salah satu jenis keausan
yang disebabkan oleh terikat dan berpindahnya
partikel dari suatu permukaan material yang lemah ke Gambar 6.(i) Perbedaan coating yang baik dan buruk [4]
material yang lebih keras. Pada Gambar 5 proses itu dan (ii) skematis alat pengujian BUT [7].
bermula ketika benda dengan kekerasan yang lebih
tinggi menyentuh permukaan yang lemah kemudian Hasil pengujian terlihat dalam Gambar 6.i Gambar ini
terjadi pengikatan. Pengikatan ini terjadi secara memperlihatkan tiga buah spesimen tersebut. Gambar
spontan dan dapat terjadi dalam suhu yang rendah atau 6.i (a) adalah performa coating yang baik, (b)
moderat. Adhesive wear sering juga disebut galling, hilangnya warna pada permukaan akibat tingginya
scoring, scuffing, seizure, atau seizing [4,7]. derajat scratching karena galling dan (c) fracture
karena tingginya gaya gesek yang disebabkan galling.
Di bagian sebelah bawah, Gambar 6.ii ialah gambar
skematis alat uji. Gambar 7 memperlihatkan
berpindahnya metal coating ke permukaan tool karena
galling.
24
Sejarah Tribologi, Daerah Pelumasan dan Keausan (I. Syafaat)
Gambar 8. Proses cutting [3]. Gambar 10. Ilustrasi dari proses subsurface pertumbuhan
retak [3].
Gambar 9. Perpindahan material karena adhesive wear Gambar 11. Model interaksi antara agen korosif dan
yang menghasilkan formasi penggarukan sehingga permukaan yang rusak [3].
menyebabkan abrasife wear [4].
Sebagai contoh, proses oksidasi yang sering terjadi
Debris berasal dari logam lembaran yang teradhesi pada sistem kontak luncur (sliding contact) antar
pada permukaan alat cetak, kemudian karena proses logam. Proses ini lama kelamaan akan menyebabkan
pembentukan yang terjadi, serpihan ini akan perambatan retak dan juga terjadi abrasi. Peningkatan
menggaruk permukaan pelat, sehingga terjadilah suhu dan perubahan sifat mekanis pada asperiti adalah
keausan secara abrasif. Gambar 9 di atas adalah akibat dari keausan kimiawi. Keausan jenis ini akan
ilustrasi keausan jenis adhesif yang terjadi pada sheet menyebabkan korosi pada logam. Interaksi antara
metal forming antara tool dan logam lembaran yang agen korosif dan permukaan yang rusak seperti terlihat
berlanjut dengan keausan abrasif. dalam Gambar 11. Korosi diawali dengan keausan
adhesif yang merusak lapisan film. Sliding yang terus
c. Surface fatigue wear menerus akan menghilangkan lapisan. Karena adanya
Keausan lelah pada permukaan pada hakikatnya bahan yang reaktif maka korosi berlangsung dengan
bisa terjadi baik secara abrasif atau adhesif. Tetapi cepat.
keausan jenis ini terjadi secara berulang-ulang dan
periodik. Hal ini akan berakibat pada meningkatnya Pengurangan Keausan
tegangan geser. Pada Gambar 10 mengilustrasikan Untuk mengurangi keausan yang terjadi, ada
tentang pertumbuhan retak pada permukaan benda. berbagai konsep yang diterapkan para ahli tribologi
Ketidaksempurnaan dalam struktur material salah satu selain dengan pemberian cairan pelumas pada
penyebabnya adalah lokasi yang kosong yang ada permukaan yang bergesekan. Dalam poses
dalam susunan butir pembentuk material. pembentukan lembaran logam, galling yang terjadi
25
Momentum, Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 : 21 - 26
Daftar Pustaka
[1]http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?
artikel&1181306819&7, 21/05/2008.
[2]Hironaka, S. (1984). Boundary lubrication and
lubricants. Three bond technical news. (9), 1-
6.
[3]Stachowiak, G.W. and A.W. Batchelor. (2000),
Engineering Tribology 2nd Ed., Butterworth-
Heinemann.
[4]Carlsson, P. (2005). Surface engineering in sheet
Gambar 12. Skematis galling dalam SMF dan tiga konsep metal forming. Digital comprehensive
yang digunakan untuk mengurangi galling [4]. summaries of Uppsala dissertations from the
faculty of science and technology 7, Uppsala
Gambar 12 menunjukkan tiga konsep yang berbeda Universitet, Uppsala, Sweden.
untuk tujuan tersebut. Gambar (a) adalah ilustrasi [5]Halling, J. (1997). Pengenalan tribologi.
galling; (b) adalah pemberian cairan pelumas pada Penerbit Universiti Teknologi Malaysia.
permukaan pelat; (c) dry lubricant dengan proses [6]Ter Haar, R. (1996). Friction in sheet metal
pelapisan tipis pada pelat dengan logam paduan lain; forming, the influence of (local) contact
dan (d) pelapisan pada alat pembentuk atau tool. conditions and deformation. Ph.D. thesis,
Pelapisan ini bisa dengan metode physical vapor University of Twente, Enschede, the
deposition (PVD) atau dengan cara chemical vapor Netherlands.
deposition (CVD). [7]Lindvall, F.W. (2007). Development of test
method for measuring galling resistance.
Master thesis, Karlstads Universitet, Sweden.
26