Kelompok 1 :
1. FADHLAN NASUTION
2. HANDY SYAHPUTRA
3. RIDHO FAHMI SIREGAR
4. M. FIQRI AULIA SIREGAR
5. HABIB HAFIZ SAMOSIR
6. M, AJI SETIAWAN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
Meskipun bidang tribologi baru diberi nama, studi kuantitatif tentang gesekan dapat
ditelusuri sejak tahun 1493, ketika Leonardo da Vinci pertama kali mencatat dua
'hukum' dasar gesekan . [3] Menurut Leonardo, hambatan gesekan adalah sama untuk
dua benda berbeda yang beratnya sama tetapi melakukan kontak pada lebar dan
panjang yang berbeda. Dia juga mengamati bahwa gaya yang diperlukan untuk
mengatasi gesekan berlipat ganda seiring bertambahnya berat badan. Namun, temuan
Leonardo tetap tidak dipublikasikan di buku catatannya. [3]
Dua 'hukum' gesekan yang mendasar pertama kali diterbitkan (pada tahun 1699)
oleh Guillaume Amontons , yang namanya sekarang biasanya dikaitkan. Mereka
menyatakan bahwa: [3]
gaya gesekan yang bekerja antara dua permukaan geser sebanding dengan beban
yang menekan kedua permukaan tersebut
gaya gesek tidak bergantung pada luas permukaan kontak antara kedua
permukaan.
Meskipun tidak dapat diterapkan secara universal, pernyataan sederhana ini berlaku
untuk berbagai sistem. [4] Hukum-hukum ini dikembangkan lebih lanjut oleh Charles-
Augustin de Coulomb (pada tahun 1785), yang memperhatikan bahwa gaya gesekan
statis mungkin bergantung pada waktu kontak dan gesekan geser
(kinetik) mungkin bergantung pada kecepatan geser, gaya normal, dan luas
kontak. [5] [6]
2. Tujuan Tribologi
Salah satu tujuan utama dikembangkannya tribologi adalah untuk mengurangi sampah
akibat proses produksi yang tidak efisien di berbagai industri manufaktur dan kegiatan
di sektor transportasi. Banyak komponen mesin yang cepat aus dan rusak menjadi
barang rongsokan sehingga banyak memakan biaya. Selain itu, proses penggerusan
pada komponen-komponen mesin yang bergesekan menghasilkan partikulat tak kasat
mata dengan berbagai bentuk, ukuran, dan kandungan zat kimia. Partikulat tersebut
masuk ke air dan tanah sebagai polutan dan tanpa disadari dapat masuk ke dalam
tubuh hewan dan manusia. Penggunaan pelumas yang kurang ramah lingkungan, baik
saat digunakan maupun setelah dibuang, juga menyebabkan polusi yang
berkepanjangan. Oleh sebab itu, diperlukan perhatian yang lebih serius untuk
mengatasi isu lingkungan tersebut.
Konsep tribologi hijau lahir sebagai bagian usaha dalam menjaga keseimbangan dan
kelestarian lingkungan, serta memastikan penggunaan energi yang berkelanjutan
dengan menekankan sumber-sumber energi alternatif seperti kincir angin, sel surya,
gelombang laut, dll. Untuk meminimalisasi dampak negatif yang ditimbulkan
terhadap lingkungan dan kesehatan, terdapat tiga area utama dalam tribologi hijau: 1)
biomimetik (meniru sistem dan model yang terdapat di alam untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan teknologi), 2) penggunaan bahan dan metode
pelumasan yang ramah lingkungan, dan 3) penggunaan energi terbarukan.
BAB III
KESIMPULAN
Tribologi dan perawatan memiliki hubungan yang erat dan saling mempengaruhi.
Berikut adalah beberapa kesimpulan yang dapat diambil:
Secara keseluruhan, tribologi dan perawatan merupakan bidang yang saling terkait
dan sama-sama berperan penting dalam memastikan kinerja, keandalan, efisiensi, dan
keberlanjutan sistem mekanis.
DAFTAR PUSTAKA
Priambodo, Ronggo. “Mengenal Tribologi (Ilmu Tentang Gesekan) Dan Aplikasinya Dalam
tribology/.
en.wikipedia.org/wiki/Tribology.