Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

GEOLOGI STRUKTUR

SUMMARY JURNAL INTERNASIONAL

”FAULT DAMAGE ZONES”

Oleh

Erni Irmawati

12.2019.1.00385

TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

2020
Journal of Structural Geology 26 (2004) 503–517

Fault damage zones

Young-Seog Kima,*,David C.P. Peacockb, David J. Sandersonc


a
School of Earth and Environmental Sciences (BK21), Seoul National University, Seoul 151-747, South Korea

b
Robertson Research International Ltd, Llandudno LL30 1SA, UK

c
Department of Earth Science and Engineering, Imperial College, London SW7 2BP, UK

Diterima 25 November 2002

1. Pendahuluan

Damage Zones atau zona kerusakan menunjukkan bentuk geometris yang sangat
mirip di berbagai skala dan jenis sesar, termasuk sesar geser, normal dan naik. Ada
serangkaian deskripsi mendetail mengenai sesar geser dalam beberapa tahun terakhir
contohnya milik Kim dan kawan-kawan (2003) yang menjelaskan detail deskripsi
mengenai zona kerusakan pada batuan karbonat di sekitar sesar geser dengan nilai
maksimum pergeseran < 1 m. Terlepas dari minat pembelajaran baru mengenai zona
kerusakan, belum terdapat publikasi mengenai general account dan klasifikasi sistematik
zona kerusakan. Jurnal ini mengembangkan hasil dari jurnal sebelumnya menjadi
klasifikasi umum dari zona kerusakan di sekitar sesar. Pembahasan ditekankan kepada
sesar geser, tetapi skema klasifikasi ini diperluas ke sesar normal dan reverse fault.

Zona kerusakan adalah volume batuan dinding yang terdeformasi di sekitar


permukaan sesar yang dihasilkan dari inisiasi, penyebaran, interaksi dan pengendapan
dari pergerakan di sepanjang sesar (misalnya Cowie dan Scholz, 1992; McGrath dan
Davison, 1995). Pengembangan struktur yang berbeda dalam zona kerusakan
memberikan informasi yang berharga tenang persebaran dan pertumbuhan sesar
(McGrath dan Davison, 1995; Vermilye dan Scholz, 1998, 1999; Kim et al., 2001a,b), fluid
flow (aliran fluida) (Sibson, 1996; Martel dan Boger, 1998), dan tentang earthquake
initiation and termination (pengenalan dan penanganan gempa bumi) (Sibson, 1985;
King, 1986; Aki, 1989; Thatcher and Bonilla, 1989).

Pada jurnal ini, contoh dari skala eksposur zona kerusakan di sekitar sesar geser di
dapatkan dari:

 Crackington Haven, north Cornwall, UK (Kim, 2000; Kim dkk., 2000, 2001a),

 Rame Head, south Cornwall, UK (Kim dkk., 2001b),

 Kilve, Somerset, UK (Peacock dan Sanderson, 1995a; Kelly, 1998),

 Rush, near Dublin, Irlandia (Dewey, 1996), dan

 Gozo, kepulauan Maltese (Kim dkk., 2003)

Contoh-contoh yang disajikan ditampilkan dengan dextral sense untuk memudahkan


perbandingan (yaitu sesar sinistral yang telah tercermin).

Berbagai faktor memiliki kemungkinan besar untuk mengendalikan sifat zona


kerusakan di sekitar sesar, termasuk litologi, dip struktur pelapisan relatif terhadap arah
sesar, dan sistem stress. Namun, jurnal ini berfokus pada pentingnya lokasi di sekitar
sesar sebagai klasifikasi zona kerusakan berbasis lapangan. Klasifikasi sederhana zona
kerusakan disajikan yang berdasarkan pada geometris sesar, lokasi zona kerusakan, dan
pada struktur dalam zona kerusakan. Contoh-contoh di lapangan yang diuraikan
kemungkinan besar memiliki elemen deformasi mode campuran (lihat Martel dan Boger,
1998), tetapi kita telah memilih contoh-contoh sesar yang kita anggap didominasi oleh
deformasi mode II atau mode III.

2. Klasifikasi zona kerusakan berdasarkan lokasinya

Pertumbuhan sesar biasanya menghasilkan suatu inti sesar atau patahan (fault core)
yang terdiri dari permukaan slip dan materi batuan, dan dalam volume yang lebih luas
berupa deformasi penyebaran yang disebut zona kerusakan (McGrath and Davison,
1995; Caine dkk., 1996; Vermilye dan Scholz, 1998, 1999). Pada jurnal ini zona kerusakan
dibagi menjadi kerusakan tip, linking dan zona wall, berdasarkan posisinya dan di sekitar
zona patahan. Zona kerusakan tip berkembang sebagai respon terhadap konsentrasi
stress pada patahan tip (misalnya Cowie dan Scholz, 1992). Zona kerusakan linking
disebabkan oleh interaksi dan patahan linkage segmen di wilayah yang relatif kecil, dan
dapat mengembangkan pola fraktur yang luas yang bergantung pada sifat interaksi
antara kedua segmen patahan. Zona kerusakan wall dapat mewakili zona kerusakan
mode II dan mode III pada dinding batuan seraya kerusakan menyebar melalui batuan.

Skema klasifikasi ini menjadi lebih rumit ketika fault planes dan zona kerusakan
dipertimbangkan dalam bentuk tiga dimensi, dengan setiap jenis zona kerusakan terjadi
di berbagai lokasi di zona patahan (McGrath dan Davison, 1995; Martel dan Boger, 1998;
Kim dkk., 2003). Kemungkinan terdapat tumpang tindih antara kelas yang berbeda,
terutama dengan zona kerusakan tip yang biasanya berkembang menjadi zona
kerusakan linking, dan keduanya berkembang menjadi zona kerusakan wall berkembang
lagi sebagai patahan.

3. Mode II zona kerusakan tip di sekitar sesar geser

Zona rekahan dalam volume batuan di sekitar tip (ujung) patahan telah dijelaskan
dalam beberapa Jurnal. Cowie dan Scholz (1992) beranggapan bahwa sebuah batu akan
mengalami tekanan tertinggi di sekitar ujung patahan, dan bahwa kerusakan yang
dihasilkan oleh konsentrasi stress ini dapat lebih parah daripada kerusakan akibat
pergeseran di fault plane. Akan tetapi, Martel (1997) berpendapat bahwa stress tidak
perlu tinggi di sekitar suatu patahan.

Dua mode slip terjadi di sekitar garis ujung dari sesar geser. Mode II terjadi pada
ujung lateral, dan Mode III slip terjadi di atas dan di bawah dip tips dari sesar geser.

Tip mode II dari patahan adalah di mana garis ujung normal ke arah pergerakan.
Berbagai zona kerusakan dapat terjadi pada ujung mode II patahan tip sepanjang sesar
geser. Zona kerusakan tip ini dapat dibagi menjadi empat sub-divisi sederhana, yang
masing-masing didominasi oleh wing cracks, horsetail fractures, synthetic branch faults
dan antithetic faults.
Wing cracks terjadi ketika ada penurunan cepat pada patahan tip akibat slip. Mereka
dapat terbentuk di bawah tekanan diferensial rendah dan membatasi (Petit dan
Barquins, 1988) atau di bawah tekanan yang efektif rendah (Kim, 2000). Horsetail
fractures atau pinnate fractures secara geometris dan mekanis mirip dengan wing
cracks, tetapi lebih halus dan lebih dekat dengan ruang yang relatif rendah dengan sudut
yang relatif rendah untuk patahan utama. Oleh karena itu Horsetail fractures cenderung
ditujukan untuk mengembangkan ketika slip mati secara bertahap ke patahan tip dari
wing cracks. Dua tipe zona kerusakan tip menyebar seperti mode I rusak, patahan
cenderung tumbuh di sepanjang jalan melengkung atau berliku yang secara lokal sejajar
dengan arah tekanan kompresif maksimum pada saat kesalahan.

Synthetic branch faults dijelaskan oleh Chinnery (1966a,b) dan pola kerusakan ini
terjadi di sekitar patahan laut mati. Struktur-struktur yang sama juga dapat disebut
sebagai splay faults (Anderson, 1951) dan second order shears (McKinstry, 1953). Branch
faults mempunyai sentuhan slip yang sama seperti patahan utama dan kemungkinan
terhubung dengan segmen patahan sekitarnya. Branch faults kemungkinan terkombinasi
dengan struktur lainnya di zona kerusakan tip untuk memproduksi pola patahan yang
rumit. Contohnya, jika branch faults dikombinasi dengan antithetic faults, blok-blok
antara patahan dapat mengalami rotasi blok.

Antithetic faults terekspos dengan baik pada zona kerusakan di Gozo, dan zona
kerusakan tip yang sama terjadi di Klive dan Dasht-e Bayaz, Iran. Zona kerusakan ini
biasanya terdiri dari beberapa patahan antithetic yang memudar, meningkatkan panjang
dan jarak dari ujung patahan. Distribusi tekanan pada mode II umumnya asimetris di
seluruh patahan, sehingga zona kerusakan adalah asimetris.

Terdapat empat alasan terhadap kepedulian skema kalsifikasi ini. Pertama, beberapa
zona kerusakan tip menunjukkan tipe patahan minor yang berbeda-beda, yang paling
umum menampilkan kombinasi synthetic horsetail fractures atau branch faults dengan
antithetic faults. Kedua, beberapa zona kerusakan tip menunjukkan percampuran
deformasi mode (II dan III) (Martel dan Boger, 1998). Ketiga, retakan berkembang di
zona kerusakan, misalnya dengan extension fractures mengembangkan shear sebagai
kenaikan slip pada patahan utama. Keempat, walaupun area di lapangan untuk meneliti
jurnal ini memperlihatkan wing cracks, horsetail fractures, dan antithetic faults, struktur
lainnya (deformation bands) kemungkinan mendominasi di zona kerusakan.
Bagaimanapun, peneliti percaya bahwa ini sangat berguna untuk menyatakan struktur
dominan dalam zona kerusakan.

4. Zona kerusakan linking pada sistem sesar geser

Zona kerusakan linking biasanya menunjukkan kompleksitas dan keretakan yang


relatif dibandingkan dengan zona kerusakan jenis lainnya (Zheng, dkk., 1991; Kim, dkk.,
2003). Mereka berkembang di antara interaksi tips adjacent faults (misalnya, Kim, dkk.,
2001a). Pada bagian ini akan membahas mengenai linkage antara tips mode II sesar
geser.

4.1 Langkah Ekstensional

Beberapa jenis perkembangan struktur pada langkah ekstensional, termasuk:

 Extension fractures (kekar atau urat) berlangsung melewati jangkauan skala.


Linkage antara segmen patahan utamanya dikontrol oleh extension fractures
kira-kira paralel sampai ke orientasi lokal, dan extension fractures didominasi
oleh perkembangan pada extensional quadrants dari segmen-segmen patahan.

 Pull-aparts merupakan tipe extension fracture yang terbuka di antara dua


segmen patahan (misalnya, Aydin dan Nur, 1982; Royden, 1985; Peacock dan
Sanderson, 1995b) sesuai pada peningkatan slip pada segmen patahan (Segall
dan Pollard , 1983). Bentuk dari pull-aparts dikontrol oleh ikatan geometris
secondary fractures yang membentuk batas pull-aparts seperti kekar atau urat,
synthetic faults dan antithetic faults (Kim, dkk., 2003).

 Rotated blocks dapat ditemukan pada langkah ekstensional. Contohnya, blok


berotasi seperti slip membangun di sepanjang batas patahan.

 Strike-slip duplexes (Woodcock dan Fischer, 1986; Swanson, 1988) atau isolated
lenses (Kim, dkk., 2001b) dengan blok fault-bond tunggal dapat terlihat.
Keduanya mirip dengan sidewall ripouts (Swansons, 1989) dan open eye-
structures (Fossen dan Hesthammer, 1977). Perkembangan struktur ini
terbentuk pada langkah-langkah patahan antara dua langkah segmen patahan.

4.2 Langkah kontraksional

 Rotated blocks, ketika blok menampilkan synthetic sense dari rotasi dengan
dextral master faults. Beberapa patahan dari langkah di antara master faults
menunjukkan bentuk sigmoidal, yang berarti menyebarkan shear sederhana
dalam langkah-langkahnya atau fraktur tersebut jalur penyebarannya
dipengaruhi oleh interaksi fraktur sekitarnya (Olsen dan Pollard, 1991).

 Connecting faults, menghubungkan dua segmen patahan lewat contractional


overstep (Burgmann and Pollard, 1994; Peacock and Sanderson, 1995a). Urat,
antithetic faults dan terjadi celah dalam fault step.

 Strike-slips duplexes (Woodcock and Fischer, 1986; Swanson, 1988; Cruikshank


et al., 1991b) atau isolated lenses muncul pada contractional steps di Rame
Head (Kim, dkk., 2001b), meskipun mereka lebih umum berkembang dalam
extensional steps. Contoh dari skala besar yang mungkin terjadi muncul di
sepanjang patahan Coyote Creek, yang memperlihatkan beberapa lipatan axes
dan uplift lokal (Sharp dan Clark, 1982; Segall dan Pollard, 1980). Cruikshank,
dkk (1991b) menyarankan bahwa kinematik dari struktur ini mirip dengan
duplexes di sepanjang sesar naik (Boyer dan Elliot, 1982).

5. Zona kerusakan wall (wall damage zones) di sekitar sesar geser

Zona kerusakan wall (wall damage zones) dapat terdistribusi di sepanjang jejak
patahan dengan hasil kerusakan baik dari pengabaian zona kerusakan tip dan
perkembangan struktur baru pada dinding patahan. Peneliti telah melakukan observasi
tiga kelompok zona kerusakan tersebut.

5.1 Zona kerusakan wall wedge-shape (wedge-shape wall damage zones)


Beberapa wedge-shape wall damage zones berulang sepanjang fault trace dengan
ukuran wedges umumunya naik dari inti ke ujung patahan. Perulangan zona kerusakan
ini adalah hasil dari penyebaran progresif dari mode II ujung patahan (Kim, dkk., 2001a)
atau bisa jadi percampuran dari mode II dan III (Martel dan Boger, 1998).

Terdapat dua kemungkinan alasan mengapa zona kerusakan wall berbentuk wedge
tidak sering diamati diseluruh panjang jejak patahan. Pertama, zona ujung bentuk
wedge hanya berkembang pada ujung lateral (mode II), bagian yang tidak melewati
pusat permukaan patahan hanya akan membentuk di dekat ujung jejak patahan yang
diamati. Kedua, patahan biasanya berkembang melewati segmen linkage (Segall dan
Pollard, 1980; Peacock dan Sanderson, 1991, 1994a; Cartwright, dkk., 1995, 1996; Kim,
dkk., 2000) daripada penyebaran radiasi pada planes (Kim, dkk., 2001a).

5.2 Zona kerusakan wall yang panjang dan relatif sempit (Long, relatively narrow wall
damage zones)

Extension fractures atau urat pada dinding zona kerusakan ditemukan di Black Pool,
north Devon, UK (Beach, 1975) dan pada Gozo, kepulauan Maltase (Kim, dkk., 2003).
Jenis kerusakan dinding ini terlihat pada skala besar di danau basin zona patahan,
Montana, USA (Dobbin dan Erdman, 1955; Wilcox, dkk., 1973; Harding, dkk., 1985).

Geometri dari jenis zona kerusakan ini sebagian dikontrol oleh sudut antara
extension fracture (misalnya, kekar dan urat) dan patahan. Cox dan Scholz (1988b)
berpendapat bahwa extension fractures umumnya terbentuk pada 45˚ pada master
fault, meskipun jenis sudut ini secara luas (Martel dan Boger, 1998) dengan sudut yang
berdasarkan pada jenis patahan dan sistem tekanan (Peacock dan Sanderson, 1995b).

5.3 Zona kerusakan wall asimetrik (Wall damage zones that are asymmetric across faults)

Zona kerusakan dinding yang parah dapat terjadi akibat gesekan karena slip yang
menumpuk akibat patahan. Sebagai contoh, patahan dengan beberapa milimeter
hingga beberapa sentimeter pergeseran di Gozo (Kim, dkk., 2003) memiliki sedikit
relativitas, pergeseran fraktur yang sedikit pada dinding batuannya, sedangkan
Crackington Haven (Kim et al., 2000) dan Rame Head (Kim et al., 2001b) memiliki
relativitas pergerakan yang lebih besar (sekitar 10 cm hingga beberapa meter), dan
menunjukkan lebih banyak struktur zona kerusakan dinding.

Block rotation biasanya terlihat di sekitar slip faults besar (Dibblee, 1977). Rotasi
antithetically blocks dapat terbentuk apabila zona patahan kontrak di ketebalannya
(Martel, dkk., 1988; Gross, dkk., 1997). Joint drags (Dewey, 1966) juga dapat menjadi
contoh dari jenis zona kerusakan ini. Jenis yang sama dari rotated blocks juga diamati di
antara patahan sub-parallel (Nicholson, dkk., 1986; Ron, dkk., 1986; McGrath dan
Davison, 1995; Watterson, dkk., 1998) dan pada fault steps (Terres dan Sylvester,
1981).

6. Model untuk zona kerusakan di sekitar sesar geser (Model for damage zones around
strike-slip faults)

Pada bagian ini akan menjelaskan mengenai model untuk zona kerusakan di sekitar
ujung garis sesar geser, misalnya mode II, mode III dan campuran dari mode tersebut. Ini
adalah interpretasi tiga dimensi berdasarkan pada penelitian dua dimensi menunjukkan
jarak corak zona kerusakan yang biasa ditemukan di sekitar zona sesar geser, area yang
terdistribusi oleh zona kerusakan di sekitar linked strike-slip fault, berdasarkan observasi
pada zona kerusakan. Pergeseran pada mode II ujung dari sesar geser biasanya
utamanya diakomodasi oleh extension fractures, dengan dilatasi pada satu bagian dari
ujung patahan dan kontraksi pada bagian lainnya (Pollard and Segall, 1987). Di bagian
depan ujung patahan. Gangguan tekanan biasanya berasal dari zona keruskan wedge-
shaped dengan antithetic fault. Sebaliknya, pada pergeseran dari ujung sesar geser
mode III muncul menghasilkan gangguan tekanan simetris (Pollard dan Segal, 1987),
dengan synthetic dan antithetic fractures terakomodatif pergeseran yang biasanya
hampir simetris melewati patahan. Pada cross-sectional pandangan dari sesar geser,
mode III ujung patahan umumnya menunjukkan cone-shaped simetris, gangguan
tekanan, dan pola patahan yang menyerupai struktur bunga bifurkasi. (McGrath dan
Davidson, 1995; Kim, dkk., 2003).
Berdasarkan dari contoh yang ada pada jurnal ini, peneliti berpendapat bahwa pola
dari zona kerusakan tergantung pada lokasi tiga dimensional di sekitar patahan, dan
gangguan tekanan yang dikontrol oleh tip mode, jumlah dari pergeseran, dan interaksi
antara segmen sesar. Faktor lainnya mungkin saja mempengaruhi kealamian zona
patahan, termasuk litologi, tekanan fluida dan suhu, dan tidak ada model sederhana
yang dapat mendeskripsikan semua kompleksitas pada deformasi yang terjadi di sekitar
patahan.

Pola zona kerusakan cenderung menjadi lebih kompleks selama masa evolusi zona
kerusakan terjadi (Kim, dkk., 2003). Jenis-jenis zona kerusakan dapat diproduksi
tergantung pada kondisi tekanan. Kenaikan pergeseran pada segmen interacting faults
akan mengakibatkan mereka bergabung menjadi komposisi zona patahan (Peacock,
1991; Peacock dan Sanderson, 1991; Cartwright, dkk., 1995). Oleh karena ini, regangan
kompleks mungkin terjadi pada zona kerusakan, terutama jika terdapat sejarah
reaktivasi kompleks (Kim, dkk., 2001a).

7. Zona kerusakan di sekitar sesar normal reverse dan naik (Damage zones around
normal, reverse and thrust faults)

Skema klasifikasi yang dikembangkan untuk sesar geser dapat diperuas ke tipe sesar
lainnya. Zona kerusakan yang dipresentasikan dalam jurnal ini berasal dari sesar normal
di batugamping Liassic dan mudrock di pesisir Somerset (Peacock dan Saderson, 1991,
1994a, 1999) dan dari batugamping Cretaceous di Flamborough Head, Yorkshire
(Peacock and Sanderson, 1994b; Peacock and Zhang, 1994). Mereka mengilustrasikan
bagaimana zona kerusakan di sekitar sesar normal dapat juga dibagi menjadi zona tip
(ujung), wall (dinding) dan linking (penghubung). Detail dari pembentukan struktur-
sturktu zona kerusakan bisa saja berbeda, tetapi secara garis besar pola dan
pembentukannya sama dengan yang tergambar pada sesar geser yang di presentasikan
pada jurnal ini.

Pada penggambaran lainnya di jurnal ini, zona kerusakan terdapat pada sesar naik
dan diilustrasikan bagaimana zona kerusakan di sekitar sesar naik juga dapat dibagi
menjadi zona tip (ujung), wall (dinding) dan linking (penghubung). Ujung zona kerusakan
di sekitar sesar naik biasanya berisi permukaan fold axial yang memotong sesar pada
ujugnnya (McConnell, dkk., 1997; Nicol, dkk., 2002). Walaupun detail mengenai struktur
pembentuk zona kerusakan pada sesar naik berbeda dengan sesar geser, tetapi secara
garis besar pola dan evolusi yang terlihat sangat mirip dengan yang di presentasikan
pada jurnal ini.

8. Kesimpulan

Zona kerusakan pada patahan menampilkan variasi geometris dan pola fraktur yang
luas. Mereka dapat dibagi ke dalam tiga zona utama berdasarkan lokasinya:

 Zona kerusakan ujung dapat dibagi pada basis dari mode pergeseran pada ujung
patahan dan berdasarkan pola fraktur dalam zona kerusakan, yang sebagian besar
dikontrol oleh mode pergeseran pada ujung patahan.

 Zona kerusakan pada penghubung terbentuk antara dua sub-paralel, segmen


patahan non-coplanar. Geometri dan struktur dari zona kerusakan ini sangat
dikendalikan oleh apakah langkah-langkah pembentukannya ekstensional atau
kontraksional.

 Zona kerusakan pada dinding kemungkinan merupakan hasil dari penyebaran mode
II dan III tips melewati batuan, atau dari kerusakan produksi pada saat pembentukan
pergeseran pada patahan.

Zona kerusakan di sekitara skala kecil dan besar sesar geser, normal dan naik sangat
sesuai dengan skema klasifikasi ini. Model fisika untuk perkembangan sesar harus
menunjukkan kompleksitas penyebab oleh spatahan yang tidak berkembang oleh
penyebaran yang sederhana dalam pesawat, tetapi disusun oleh proses breakdown yang
lebih rumit (Scholz, 1968; Cox dan Scholz, 1988a,b; Lockner, dkk., 1991; Vermilye dan
Scholz, 1998, 1999). Kerumitan kemungkinan besar terdapat di zona-zona sesar,
terutama di sekitar sesar yang telah reaktivasi dengan sentuhan slip yang berbeda (Kim,
dkk., 2001a). Skema klasifikasi yang di presentasikan pada jurnal telah menjelaskan,
karakteristik dari tiap jenis zona kerusakan.

Anda mungkin juga menyukai