Anda di halaman 1dari 24

PERGERAKAN LONGSOR SECARA CEPAT

(ROCKFALL)

Oleh
MUTIARA JAMILAH
21110114120002
DOSEN PENGAMPUH : Warsito Atmodjo, Ir.,M.Si.
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015

DAFTAR I
ABSTRAK...................................................................................... 2
BAB I........................................................................................... 3
PENDAHULUAN.............................................................................3
BAB II........................................................................PEMBAHASAN
................................................................................................... 5
BAB III.............................................................................. PENUTUP
.................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................21
DAFTAR GAMBARY
Gambar i . contoh gambar rockfall............................................................7
Gambar ii . kejadian rockfall yang terlihat atas utara barat garpu dari rio chama sebagai
september26 1998................................................................................ 8
Gambar iii. Gambar di atas menunjukkan daerah yang sama , tetapi tujuh tahun
kemudian pada 2005............................................................................9
Gambar iv Foto di atas yang diambil oleh john rawinski , dan yang diterbitkan di the U. S.
Forest Services: monitoring dan evaluasi laporan `........................................10
Gambar v Hongkong..........................................................................11
Gambar vi Malaysia 2004.....................................................................12
Gambar vii Jatuhan Batuan rockfaal........................................................13
Gambar viii runtuhan batuan rockfall...........................................14
Gambar ix ROCKFALL...................................................................15
Gambar x ROCKFALL...................................................................16
Gambar xi ROCKFALL...................................................................18
Gambar xii ROCKFALL..................................................................19

ABSTRAK

Longsor tipe jatuhan batuan (rockfall) adalah fanomena bencana geologi yang setiap saat
bisa terjadi, terutama di lareng-lereng pegunungan. Di musim hujan, resiko bencana akan Iebih
tinggi. Air hujan akan memicu longsor apalagi jika batuan yang sudah terpatah-patahkan dan
dipengaruhi olah pelapukan.
Fenomena ini berbeda dangan fenomena Iongsor batuan tipe Iainnya, separti Iongsor
batuan tipe geseran bidang, karena tidak sapenuhnya mengikuti konsep-konsep konvensional
dalam Geoteknik. Jenis batuan, struktur massa batuan, Iereng, dan palapukan adalah diantara
faktor-faktor yang sangat berperan dalam longsor tipe ini. Batuan yang belum terkompaksi
dengan baik dan bersifat lepas bisa menimbulkan Iongsor tipe jatuhan. Struktur massa batuan
yang sudah sangat tarpotong-potong oleh retakan, sehingga batuan manjadi blok-blok batuan
yang labih kecil, juga mengakibatkan longsor tipe jatuhan. Konfigurasi Ierang bisa menimbulkan
ketidak-stabilan batuan. Kondisi-kondisi ini bisa diperburuk oleh adanya pelapukan batuan yang
merubah sifat-sifat baatuan.
Berdasarkan faktor-faktor tersabut di atas, potensi untuk terjadinya Iongsor tipe ini sangat
nyata. Baberapa kejadian Iongsor tercatat selama penelitian. Dari kejadian Iongsor dapat dilihat
bahwa mekanisme Iongsor sangat dipengaruhi oleh kondisi batuan, lereng, volume blok batuan
yang jatuh, dan jebakan. Batuan yang jatuh bisa memantul dan melawati jarak yang cukup jauh.
Hal ini tantu saja sangat barbahaya, dan harus segera dilakukan pananggulangannya. Maka
tulisan ini ditujukan untuk mengidentifikasi dan msngevaluasi mekanisme Iongsor tipe jatuhan
batuan.

BAB I.
PENDAHULUAN
Longsor tipe jatuhan batuan (rockfall) adalah fenomena bencana dimana blok batuan
jatuh dengan bebas. Fenomena unik ini tidak mengikuti kaidah-kaidah konvensional dalam
geoteknik. Mekanisme longsor tipe ini tergantung pada tinggi lereng, sudut kemiringan lereng
dan kondisi permukaan lereng. Runtuhan tipe jatuhan berbeda dengan runtuhan bidang yang bisa
didekati oleh konsep runtuhan Coulomb, yaitu kuat geser tergantung pada kohesi, gaya normal,
dan friksi.
Keruntuhan batuan pada suatu lereng bisa mengikuti berbagai mekanisme, tergantung
pada kondisi geologi dan struktur massa batuan. proses luarpun, seperti pelapukan, juga bisa
mempengaruhi mekanisme runtuhan batuan ini. Hoek dan Bray (1994) rnemberikan empat
mekanisme runtuhan batuan pada lereng, yaitu runtuhan bidang, runtuhan baji, runtuhan rotasi,
dan runtuhan jungkir (toppling).
Mekanisme runtuhan bidang tergantung pada kehadiran retakan dalam batuan. Runtuhan
bidang teriadi jika suatu massa batuan mempunyai satu bidang retakan terpotong oleh suatu
lereng, dan arah kemiringan lereng paralel dengan arah kemiringan bidang retakan, maka arah
runtuhannya akan mengikuti arah bidang tersebut (Hoek dan Bray,1994). Sedangkan runtuhan
baji terjadi jika ada dua bidang retakan saling berhadapan, kemudian terpotong oleh lereng, maka
massa batuan akan runtuh mengikuti garis perpotongan kedua bidang retakan tersebut
(Priest,1985, 1993, Hoek dan Bray, 1994). Runtuhan rotasi terjadl pada lereng batuan yang
lunak, atau batuan sudah sangat terpotong-potong oleh retakan. Prinsip runtuhannya mengadopsi
runtuhan tanah dalam Mekanika Tanah (Hoek dan Bray, 1994). Runtuhan toppling terjadi bila
arah kemiringan bidang retakan tegak lurus terhadap kemiringan lereng. Blok batuan yang
terpotong retakan yang hampir vertikal mempunyai tinggi lebih besar dari dua sumbu lainnya,
dan gaya bekerja pada bagian atas blok batuan, maka blok batuan terangkat pada tumpuan kaki
blok batuannya, sehingga blok batuan mengalamijungkiran (Hoek dan Bray,1994).
Rockfall sendiri adalah mekanisme runtuhan yang berbeda dari mekanisme-mekanisme
runtuhan disebutkan di atas. Runtuhan baji bisa berkembang jadi runtuhan jatuhan ketika blok
batuan sudah terlepas dari tubuh batujn induknya. Begitu juga runtuhan jungkir bisa berkembang
jadi runtuhan jatuh ketika suatu blok batuan sudah terpisah dari blok-blok batuan ainnya dan
terlepas dari tubuh batuan induknya. Rockfalljuga bisa terjadi pada runtuhan batuan yang hancur,
atau batuan yang lepas seperti di sekitar puncak pegunungan .
Menurut Hoek (2000) runtuhan batuan tipe jatuhan tergantung Utamanya pada
konfigurasi lereng, walau pemicunya bisa akibat banyak faktor. Biasanya longsor ini dimulai
oleh adanya kejadian pada cuaca, atau akibat biologi, yang menyebabkan terjadinya perubahan
gaya-gaya yang bekerja pada suatu batuan (Hoek, 2000). Kejadian-kejadian seperti ini adalah

naiknya tekanan air pori akibat infiltrasi dari air hujan, erosi permukaan, pelapukan, dan
pengaruh akar pohon (Hoek, 2000).
Sepertinya runtuhan tipe jatuhan batuan sangat dipengaruhi oleh kondisi batuan dan
pelapukan. Pelapukan menyebabkan terjadinya perubahan Sifat fisik pada batuan, sehingga pada
gilirannya menyebabkan terjadinya perubahan sifat mekanik batuan.

BAB II.
PEMBAHASAN
Rockfall merupakan salah satu bentuk gerak masa yang lebih berhubungan dengan
batuan sebagai materi (Topal, et al., 2007). Istilah lain menyebutkan bahwa rockfall merupakan
suatu gerak masa (batuan) secara bebas dari suatu tebing atau lereng (Yilmaz et al, 2008;
Whalley, 1984; Flageollet dan Weber, 1996 dalam Guzzetti et al, 2004). Artikel lain
menambahkan bahwa rockfall merupakan suatu proses yang seringkali terjadi di wilayah
perbukitan pegunungan sebagai akibat dari proses cuaca seperti pelapukan dan pemanasan yang
terus menerus (Marquinez, et al., 2003).
Bahaya rockfall adalah suatu kondisi gerak masa atau luncuran batuan yang berpotensi
mengakibatkan dampak negatif bagi perikehidupan manusia dalam kurun waktu tertentu
(Westen, et al., 2010). Definisi tersebut membutuhkan parameter penjelas seperti, besaran
kejadian, frekuensi kejadian dan waktu kejadian sehingga dapat disimulasikan secara matematis.
Faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya dibagi menjadi dua, yaitu:
(1) faktor yang terkait dengan posisi lereng serta kondisi wilayah sekitar
(2) faktor yang terkait dengan sifat batuan dasar dan karakteristik geo-morfologis (Marquinez, et
al., 2003).
Ancaman bahaya rockfall ditengarai dari karakteristik fisik alami wilayah yaitu berupa
kawasan perbukitan. Distribusi terjadinya rockfall dapat diidentifikasi menggunakan kombinasi
antara pendekatan geomorfologis dan pendekatan kuantitatif yaitu dengan analisis probabilitas
keruangan (Sartohadi dkk, 2009).
Daerah yang mempunyai tingkat bahaya rockfall yang tinggi adalah daerah-daerah
dengan bentuklahan asal proses struktural dengan kenampakan detil berupa escarpment. Terdapat
berbagai elemen risiko yang terancam oleh bahaya rockfall, seperti manusia, rumah/bangunan,
infrastruktur dan aset kepemilikan lainnya, seperti kendaraan atau aset aktivitas ekonomi lainnya
(Chau, et al., 2003; Guzzetti, et al., 2004; Alexander, 2005 dalam Galli dan Guzzetti, 2007).
Menurut sifatnya, kejadian bencana rockfall memicu kerusakan dalam skala medium
hingga tinggi, artinya kecepatan kejadian dapat terjadi dalam waktu yang sangat tiba-tiba (cepat)
dan atau secara gradual namun tak terelakkan. Bahaya ini memberikan dampak negatif berupa
kemungkinan retak, runtuh atau hancur pada suatu bangunan yang berada di lokasi rawan
bencana (Westen, et al., 2010). Struktur bangunan bukan hanya satu-satunya elemen yang
terancam oleh bahaya luncuran, hal yang sama dapat terjadi pada elemen non struktural lainnya,
seperti jalan, pipa air, atau infrastruktur lainnya. Elemen lain yang rawan terkena dampak adalah
kendaraan yang sedang melalui wilayah tersebut (Guzzetti, et al., 2004).
Bahaya rockfall juga mengancam wilayah pertanian atau aset non bangunan yang
memiliki nilai ekonomi tinggi bagi masyarakat sekitarnya. Mengingat sifat tersebut, perlu

kiranya untuk mewaspadai potensi terjadinya bencana rockfall. Serta meningkatkan


kewaspadaan tersebut pada saat musim penghujan (Suprojo, 2004).

Longsoran tanah tipe aliran cepat (Rockfall) terdiri dari :


1. Aliran lumpur (Mudflow) : perpindahan dari material lempung dan lanau yang jenuh air
pada teras yang berlereng landai.
2.

Aliran masa tanah dan batuan (Earthflow): perpindahan secara cepat dari material debris
batuan yang jenuh air.

3. Aliran campuran masa tanah dan batuan (Debris avalanche): suatu aliran yang meluncur
dari debris batuan pada celah yang sempit dan berlereng terjal.

Gambar Rockfall

Gambar i . contoh gambar rockfall

Kejadian Rockfall

Gambar ii . kejadian rockfall yang terlihat atas utara barat garpu dari rio chama sebagai
september26 1998.

Gambar iii. Gambar di atas menunjukkan daerah yang sama , tetapi tujuh tahun kemudian
pada 2005

Gambar iv Foto di atas yang diambil oleh john rawinski , dan yang diterbitkan di the U. S.
Forest Services: monitoring dan evaluasi laporan `

Gambar v Hongkong

Gambar vi Malaysia 2004

Gambar vii Jatuhan Batuan rockfaal

Gambar viii runtuhan batuan rockfall

Gambar ix ROCKFALL

Gambar x ROCKFALL

Gambar xi ROCKFALL

Gambar xii ROCKFALL

BAB III.

PENUTUP

KESIMPULAN

Rockfall merupakan salah satu bentuk gerak masa yang lebih berhubungan dengan
batuan sebagai materi (Topal, et al., 2007). Istilah lain menyebutkan bahwa rockfall merupakan
suatu gerak masa (batuan) secara bebas dari suatu tebing atau lereng (Yilmaz et al, 2008;
Whalley, 1984; Flageollet dan Weber, 1996 dalam Guzzetti et al, 2004). Artikel lain
menambahkan bahwa rockfall merupakan suatu proses yang seringkali terjadi di wilayah
perbukitan pegunungan sebagai akibat dari proses cuaca seperti pelapukan dan pemanasan yang
terus menerus (Marquinez, et al., 2003).
Bahaya rockfall adalah suatu kondisi gerak masa atau luncuran batuan yang berpotensi
mengakibatkan dampak negatif bagi perikehidupan manusia dalam kurun waktu tertentu
(Westen, et al., 2010). Definisi tersebut membutuhkan parameter penjelas seperti, besaran
kejadian, frekuensi kejadian dan waktu kejadian sehingga dapat disimulasikan secara matematis.
Faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya dibagi menjadi dua, yaitu:
(1) faktor yang terkait dengan posisi lereng serta kondisi wilayah sekitar
(2) faktor yang terkait dengan sifat batuan dasar dan karakteristik geo-morfologis (Marquinez, et
al., 2003).
Ancaman bahaya rockfall ditengarai dari karakteristik fisik alami wilayah yaitu berupa
kawasan perbukitan. Distribusi terjadinya rockfall dapat diidentifikasi menggunakan kombinasi
antara pendekatan geomorfologis dan pendekatan kuantitatif yaitu dengan analisis probabilitas
keruangan (Sartohadi dkk, 2009).

DAFTAR PUSTAKA
Agustawijaya, D. S., eA01), The Development of Design Citeia for
Linderground Excavations in Coober Pedy And Sofi Rocks, PhDDisertation,University of South Australia, 377 pp.
Agustawijaya, D. S., {2002), Kestabilan Lereng Batuan Vulkanik Muda di
Kawasan Wisata Senggigi, Laporan Penelitian Due-Like, Universitas Mataram.
Agustawijaya, D. S., (2003a) Kuantifikasi dan Model FEM untuk Batuan Lapuk,
Laporan Penelitian Due-Like, Universitas Mataram.
Agustawijaya, D. S., (2003b) Modelled mechanisms in the slakedurabitity fest
for sofr rocks, Dimensi Teknik Sipil, 6. 2, 87-92.
Anonim, (1995) Potential Erosion Map, Direktorat Jenderal Geologi dan
Sumberdaya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi.
Geological Society Engineering Group Working PaO (GSEGWP) (1995) The
description and c/assrfcatrbn of weathered rocks for engineering purposes,
Quarterly Journal of Engineering Geology, 28, 2O7 -242.
Hoek, E.dan Bray, J.A (1994) Rock Slope Engineeing, Chapman & Hall,
London, 358pp.
lnternational Society for Rock Mechanics (ISRM) (1981) Rock Characteization,
Testing and Monitoring, ISRM Suggesfed Methods, Brown,E. T. (Editor).
Pergamon Press, Oxford, 211pp.Priest S,D., 1985, Hemispherical Proiection
in Rock Mechanics,Chapman & Hall, London, 124PP.
Pn'est S.D., 1993, Discontinuity Analysis far Rock Engineeing,Chapman &
Hall, London, 473Pp
Marquinez, J., Duarte, R. M., Farias, P., & Sanchez, M. J. (2003) Predictive GISBased Model of Rockfall Activity in Mountain Cliffs. Natural Hazards 30 , 341 360.
Guzzetti, F., Rechenbach, P., & Ghigi, S. (2004) Rockfall Hazard and Risk
Assessment Along A Transportation Corridor in the Nera Valley, Central Italy.
Environmental Management 2 , 191 - 206.
Westen, C. J., Alkema, D., Damen, M. C., Kerle, N., & Kingma, N. C. (2010)
Multi-hazard risk assessment. Enschede, The Netherlands: ITC.
Topal, T., Akin, M., & Ozden, U. A. (2007) Assessment of rockfall hazard
around Afyon Castle, Turkey. Environmental Geology (53) , 191 - 200

Yilmaz, I., Yildrim, M., & Keskin, I. (2008) A method for mapping the spatial
distribution of Rockfall computer program analyses results using ArcGIS
software. Bulletin Engineering Geology Environment 67 , 547 554
http://www.ukm.my/zuhairi/Pengajaran/internet_projects/stag3072/Kump
%203/Web-pengelasann%202.htm. Geologi Sekitaran Bencana Geologi.
Diakses Pada Tanggal 25 Maret 2015 pukul : 07.10 AM.
http://www.durangobill.com/RioChamaRockfall.html. Gambar Rockfall.Diakses
pada tangga 5 Maret 2015 pukul : 07.46 AM.

Anda mungkin juga menyukai