Anda di halaman 1dari 8

Kelainan Enzim G6PD pada Membran Sel Eritrosit

Abstrak

Sel merupakan unit terkecil dari kehidupan.Membran sel adalah satu dari beberapa bagian sel
yang penting.Membran sel memiliki struktur penyusun yaitu protein,lipid dan
karbohidrat.Membran sel memiliki berbagai macam fungsi,dua diantaranya adalah pelindung
bagian dalam sel dan untuk mengatur transportasi sel.Sel darah merah (eritrosit) adalah sel
yang penting bagi tubuh manusia.Sel darah merah memiliki membran sel yang
penting.Namun,sel darah merah juga dapat memiliki gangguan seperti kelainan enzim G6PD
(Glukosa-6-fosfat dehidrogenase).

Kata kunci : sel,eritrosit,G6PD

Abstract

Cell is the smallest unit of life. Membran cell is one of the few parts of the cell that has a
important function.Membran cell has containts structure,that is protein,lipid and
carbohidrat.Membran cell has many function,two of them are protect the cell inside and to
control the cell transportation.Red blood cells has important membran cell.But,red blood cells
can have a trouble like enzim G6PD abnormality.

Keywords : cell,eritrosit,G6PD

Pendahuluan

Sel adalah unit terkecil dari kehidupan.Sel terdiri dari beberapa bagian dan organel-organel
yang ada di dalamnya.Membran sel merupakan salah satu bagian dari sel.Membran sel
merupakan bagian yang sangat penting karena dapat melindungi bagian dalam sel.Jika
membrane sel mengalami kerusakan,maka bagian dalam sel juga akan rusak karena

1
pelindungnya rusak.Sel darah merah adalah sel yang penting didalam tubuh kita.Membran sel
pada sel darah merah juga sangat penting.Gangguan yang akan disinggung adalah kelainan
enzim G6PD (Glukosa-6-fosfat dehidrogenase) yang ada pada membran sel darah merah.

Pembahasan

Istilah yang tidak diketahui:

Poliklinik : Balai pengobatan umum tidak untuk perawatan atau pasien menginap.1
Enzim : Suatu kelompok protein yang menjalankan dan mengatur perubahan-perubahan
kimia dalam sistem biologi.2

Membran sel adalah lapisan terluar dari sel hidup yang mengendalikan lalu-lalang zat ke dalam
dan ke luar sel.3

Struktur membran sel terdiri dari :

1. Fosfolipid adalah lipid yang sering ditemukan dalam membran.Lipid lainnya adalah
kolesterol dan glikolipid.4
Glikolipid adalah lipid dengan karbohidrat yang melekat (gula),glikolipid konsentrasinya
lebih rendah dari fosfolipid dan kolesterol.Glikolipid adalah sumber antigen golongan
darah dan juga dapat bertindak sebagai reseptor untuk racun termasuk kolera dan
tetanus.5
2. Protein dibagi menjadi protein integral,protein transmembran,dan protein perifer.
Protein integral membentuk mayoritas protein membran.Protein integral bisa juga
muncul sebagian pada satu atau beberapa protein.Memiliki beberapa fungsi yaitu
beberapa protein integral berfungsi sebagai enzim permukaan sel,protein integral yang
berikatan dengan karbohidrat dapat membentuk sisi reseptor untuk memberi pesan
kimia dari sel lain,sebagai pemberi tanda atau antigen yang menjadi identitas jenis sel.
Protein transmembran menyebar ke seluruh lapisan ganda dan membentuk saluran
(pori-pori) untuk transport zat yang melewati membran.
Protein perifer terikat longgar pada permukaan membran dan dapat dengan mudah
terlepas dari membran tersebut.Fungsinya tidak begitu diketahui seperti fungsi protein
2
integral.Protein ini kemungkinan terlibat dalam struktur pendukung dan perubahan
bentuk membran saat pembelahan atau pergerakan sel.4
3. Karbohidrat
Karbohidrat juga berkaitan dengan molekul lipid atau protein.Glikolipid dan glikoprotein
yang dihasilkan dipercaya dapat memberikan sisi pengenalan permukaan untuk interaksi
antar sel,seperti mempertahankan sel-sel darah merah agar tetap terpisah atau
memungkinkan penggabungan sel-sel yang sama untuk membentuk sebuah jaringan.4

Fungsi membran sel:5

1. Mengontrol atau mengendalikan pertukaran zat antara sitoplasma dengan


lingkungannya(transportasi sel).
2. Menjadi tempat reaksi,seperti reaksi terhadap cahaya matahari dan reaksi oksida dalam
respirasi.
3. Sebagai reseptor atau penerima rangsang dari luar, seperti hormon dan bahan kimia
lainnya, baik zat tersebut berasal dari lingkungan luar sel ataupun bagian lain dari dalam
sel itu sendiri.
4. Sebagai pelindung sel agar isi sel tidak keluar meninggalkan sel.

Transportasi Sel

Fungsi lain yang penting dari membran sel adalah transportasi molekul dan ion masuk dan
keluar dari sel. Membran semipermeabel yang memungkinkan molekul tertentu untuk bebas
bergerak di atasnya. Sebagian besar hidrofobik kecil (tidak ada afinitas untuk air) molekul
melewati membran ini secara bebas. Beberapa molekul bersifat hidrofilik kecil juga dapat
berhasil. Tetapi yang lain harus dilakukan melintasi membran. Mutasi molekul melintasi
membran mungkin atau mungkin tidak memerlukan penggunaan energi sel. Gerakan melintasi
membran plasma tersebut dapat dibagi menjadi transportasi pasif, aktif .
Transportasi pasif tidak memerlukan sel untuk mengeluarkan energi. Hal ini dapat terjadi dalam
bentuk difusi sederhana, difusi terfasilitasi atau osmosis.

3
1. Transport Pasif
Macam-macam transport pasif adalah:6

Difusi
Secara umum,hanya molekul yang kecil,molekul yang bersifat nonpolar yang dapat
melewati sepanjang bilayer atau membrane ganda fosfolipid.Molekul-molekul
bergerak secara random,dan cenderung berdifusi melewati membran dari bagian
yang berkonsentrasi tinggi ke bagian yang konsentrasinya rendah.Pada keadaan
setimbang,jumlah yang sama melewati membran pada kedua arah.
Osmosis
Osmosis adalah transfer cairan pelarut melalui membran semipermeabel yang tidak
mengizinkan zat terlarut untuk melewatinya.Air adalah pelarut fisiologis yang paling
penting.Dengan osmosis,air melewati membran plasma dari daerah konsentrasi
tinggi air ke daerah konsentrasi yang lebih rendah dari air.Membran plasma adlaah
permeabel terhadap air tapi bukan untuk zat terlarut tertentu dalam larutan dalam
air.Saluran protein memungkinkan air untuk melewati inti hidrofobik dari fosfolipid
membran.Gerakan air melalui osmosis terjadi dari daerah konsentrasi air tinggi ke
daerah dengan konsentrasi air lebih rendah.
Difusi Terfasilitasi

Difusi terfasilitasi saluran protein


Beberapa protein membran membentuk saluran yang menyebabkan molekul polar
atau bahan yang termuati melewati membran.Pada contoh difusi terfasilitasi
ini,saluran menyebabkan ion-ion yang khusus lewat.Saluran ion ini dijembatani,dan
membuka serta menutup melalui berbagai macam mekanisme.Molekul rangsang
menyebabkan saluran membuka.

Difusi terfasilitasi protein pembawa

Beberapa protein membran berfungsi sebagai pembawa yang mengikat molekul


pada satu sisi dari membran,berubah bentuk,dan kemudian menyimpan molekul

4
pada sisi yang lain dari membran.Pada contoh difusi terfasilitasi ini,glukosa yang
merupakan protein pembawa menggerakkan glukosa menurunkan gradien
konsentrasinya dan merupakan proses yang tidak membutuhkan energi.

2. Transport Aktif

Jenis transport aktif:6

Transport Aktif Primer


Menjaga konsentrasi ion internal yang memiliki konsentrasi kalium yang
tinggi,tapi konsentrasi natrium yang rendah.Protein membrane,pompa Na-
K,menjaga gradien ion agar tetap berhubungan.Pompa mendorong natrium
keluar dari sel dan membawa kembali ion kalium yang telah mengalir
keluar.Oleh karena ion-ion ini tidak dapat secara spontan bergerak melawan
gradien konsentrasinya,jadi harus dipompa yang merupakan suatu proses yang
membutuhkan suatu energi.Pada tahap pertama dari siklus,3 ion natrium dan 1
molekul ATP terikat pada pompa.ATP melepaskan energy ke dalam pompa
seperti saat terpisah menjadi ADP dan Pi (Fosfat Inorganik).Oleh karena pompa
ini menggunakan energi secara langsung dari ATP,transport ion dikategorikan
sebagai transport aktif primer.Setelah ATP terpisah menjadi ADP dan Pi,ADP
dilepaskan.Pelepasan ADP menyebabkan pompa berubah bentuk dan mengantar
ion natrium ke sisi yang lain dari membran.Pada waktu yang bersamaan,sisi
ikatan ion akan membuka pada permukaan ekstraseluler pompa.Pada sisi
ekstraseluler membran,pompa melepaskan 3 ion natrium dan mengambil 2 ion
kalium.Pada sisi ekstraseluler membran,pompa melepaskan 3 ion natrium dan
mengambil 2 ion kalium.Seperti saat ion kalium terikat,pompa melepaskan
Pi.Pelepasan Pi menyebabkan pompa kembali berubah bentuk dan
menghantarkan ion-ion kalium ke dalam sel.
Transport Aktif Sekunder
Pada transport aktif sekunder,bahan seperti glukosa dipompa dari area yang

5
berkonsentrasi lebih rendah ke area yang berkonsentrasi tinggi.Proses ini
membutuhkan energi,oleh karena molekul glukosa ditransport melawan gradien
konsentrasinya.Energi yang mengarahkan glukosa melewati membran melawan
gradien konsentrasinya tidak datang secara langsung dari ATP.Sebaliknya,energi
berasal dari energi yang disimpan dalam gradien ion natrium diciptakan dengan
menggunakan ATP).Oleh karena ATP tidak sebagai bahan bakar untuk memompa
secara langsung,proses ini disebut transport aktif sekunder.

Eritrosit
Eritrosit (sel darah merah) merupakan cairan bikonkaf dengan diameter sekitar 7 mikron.
Bikonkavitas memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel secara cepat dengan jarak
yang pendek antara membrane dan inti sel. Warnanya kuning kemerah-merahan, karena
didalamnya mengandung suatu zat disebut hemoglobin.Eritrosit tidak memiliki inti sel,
mitokondria, dan ribosom, serta tidak dapat nbergerak. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis,
fosforilasi oksidatif sel, atau pembentukan protein. Eritrosit terdiri dari membrane eritrosit,
system enzim yaitu enzim G6PD (Glucose 6-Phosphatedehydrogenase), dan hemoglobin.
Hemoglobin sendiri terdiri atas dua komponen yaitu heme, yang merupakan gabungan
protofirin dengan besi; dan globin, yaitu bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2
rantai beta.7

Kelainan enzim G6PD (Glukosa-6-fosfat dehidrogenase)


Pada sel darah merah yang mengalami defisiensi G6PD,keadaan stress oksidatif akan
menimbulkan denaturasi hemoglobin.Hemoglobin yang berubah ini akan mengendap sebagai
badan Heinz yang melekat pada membran internal sel darah merah,mengurangi deformabilitas
dan meningkatkan kerentanan terhadap destruksi makrofag dalam limfa.Badan Heinz akan
menimbulkan kerusakan membran sel darah merah yang cukup untuk menyebabkan
hemolisis.8Masalah paling sering dengan defisiensi G6PD adalah hemolitik anaemia, yang
terjadi ketika sel darah merah hancur lebih cepat dari kemampuan tubuh menggantikannya
dengan yang baru. Jenis anemia ini mengarah ke kepucatan, kulit dan mata menjadi kuning,
erin gelap, sesak napas, dan detak jantung yang cepat. Orang dengan defisiensi G6PD, hemolitik

6
anemia paling sering dipicu oleh infeksi bakteri atau virus atau obat tertentu. Keragaman
genetika pada defisiensi G6PD ini penting karena penderitanya mudah menderita anemia
hemolitik bila menggunakan obat yang bersifat oksidan atau bahan tertentu.9

Pembahasan dalam Skenario

Skenario:Seorang ibu membawa anak laki-lakinya yang berusia 1 tahun berobat ke


poliklinik,karena anaknya lemah,dan muka pucat.Setelah diperiksa lebih lanjut anaknya diduga
menderita kelainan enzim G6PD.

Pembahasan : Anak laki-laki tersebut mengalami kelainan enzim G6PD karena badannya pucat
dan lemah.Kelainan ini menimbulkan kerusakan sel darah merah hemolisis(pecah).Anak laki-laki
ini mnegalami anemia yang terjadi karena sel darah merah hancur.

Kesimpulan
Membran sel adalah bagian yang penting dari sel,karena membran sel menjaga keutuhan
organel-organel sel yang ada di dalam sel.Sel darah merah merupakan salah satu sel yang
penting bagi manusia.Ketika sel darah merah mengalami kelainan G6PD,maka membran sel
akan pecah dan sel darah merah akan hancur.

Daftar Pustaka

1. Kamus besar bahasa Indonesia.Diunduh dari http://kbbi.web.id/poliklinik


2. Sumardjo D.Pengantar kimia.Jakarta:EGC;2009.h.389.
3. Fried GH,Hademenos GJ.Schaums biologi.Edisi 2.Jakarta:Erlangga;2006.h.37
4. Sloane E.Anatomi dan fisiologi untuk pemulaJakarta:EGC;2004.h.35-6.

7
5. Struktur dan fungsi bagian-bagian sel.Diunduh dari
http://www.lengkapbiologi.org/2012/10/struktur-dan-fungsi-bagian-bagian-sel.html
6. Priastini R,Hartono B.Buku ajar biologi kedokteran.Edisi 3.Jakarta:Penerbit FK
Ukrida.h.89-105.
7. Fausto MKA. Buku saku dasar patologi penyakit. Jakarta: EGC; 2006. h:.364.
8. Mitchell RN.Buku saku dasar patologis penyakit.Edisi 7.Jakarta:EGC;2009.h.364.
9. Schwartz MW. Pedoman klinis pediatric. Jakarta: EGC; 2005. h: 37.

Anda mungkin juga menyukai