Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan dibidang transportasi mempunyai peranan yang sangat
besar dalam menunjang keberhasilan pembangunan suatu bangsa sehingga
kelancaran arus transportasi antar suatu daerah dengan daerah lainnya sangat
dibutuhkan oleh masyarakat. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting
dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian yang salah satu tujuannya
adalah memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi aspek
kehidupan bangsa dan negara. Hampir seluruh kehidupan manusia tidak terlepas
dari keperluan akan angkutan, baik itu angkutan darat, angkutan laut, serta
angkutan udara yang keseluruhannya merupakan transportasi dalam kehidupan.
Pengangkutan tumbuh dan berkembang sejalan dengan majunya tingkat
budaya dan kehidupan manusia. Masyarakat yang maju ditandai oleh
mobilitasnya yang tinggi, yang memungkinkan dengan tersedianya fasilitas
pengangkutan yang cukup.
Propinsi Sulawesi Selatan sebagai pusat pemerintahan tingkat I
merupakan pusat pelayanan Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang terbagi atas
beberapa kabupaten, dan Kota Makassar merupakan sentra-sentra kegiatan
pendidikan, industri, perdagangan/pariwisata dan perkembangan pelayanan dan
jasa di Indonesia Timur. Sebagai kota metropolitan yang merupakan pusat
pelayanan Kawasan Timur Indonesia dengan luas lahan adalah 17.717 Ha, yang
terbagi atas 40 Ha luas kepulauan dan 7.577 Ha luas daratan.
Kota Makassar telah berkembang pesat dan untuk itu, diperlukan
peningkatan-peningkatan dalam berbagai sektor yang berkaitan dengan masalah
angkutan dalam hal ini angkutan darat yang menuju dan keluar Makassar sebagai
faktor penunjang dalam peningkatan potensi daerah Sulawesi Selatan.
Terminal Malengkeri merupakan terminal penumpang tipe B yang
berlokasi di Jalan Sultan Alauddin dengan luas lahan 26.151 m2, melayani 12

1
2

trayek yaitu AKDP, ANGKOT, dan ANGKUDES dengan total armada adalah
3.275 unit kendaraan jenis Mobil Penumpang Umum (MPU). Dari pengamatan
langsung di lapangan diperoleh sejumlah permasalahan pada kawasan Terminal
Malengkeri diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Prasarana/infrastruktur jalan dalam terminal yang sudah rusak berat menuntut
penanganan cepat karena memperlambat arus lalu lintas dalam kawasan
terminal.
2. Pola sirkulasi masing-masing jenis kendaraan, baik kendaraan umum ataupun
kendaraan pribadi yang tidak terarah bahkan cenderung berbaur satu sama
lain, sehingga tidak tercipta suatu sirkulasi yang jelas dan memberi kesan
semrawut pada terminal.
3. Antrian panjang pada jalur kedatangan baik untuk kendaraan umum jenis
AKDP, ANGKOT dan ANGKUDES maupun kendaraan pribadi jenis mobil
dikarenakan tidak adanya pemisahan pada gate kedatangan untuk jenis
kendaraan roda 4 (empat). Kondisi ini menimbulkan kemacetan yang cukup
lama.
4. Waktu tunggu penumpang keberangkatan jenis trayek tertentu yang
cenderung lama dikarenakan supir angkutan harus menunggu kendaraan terisi
penuh.
5. Tata layout bangunan dalam terminal tidak mencerminkan standar terminal
penumpang tipe B pada umumnya.
6. Fasilitas terminal yang tidak memenuhi standar pelayanan terminal
penumpang tipe B.
7. Manajemen operasional terminal yang tidak berjalan sebagaimana mestinya
mengakibatkan setiap aktivitas yang terbentuk dalam terminal berjalan
sendiri-sendiri tanpa melalui pengawasan dari pihak pengelola.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas, maka diperoleh beberapa pertanyaan dalam
penelitian yaitu sebagai berikut :
3

1. Bagaimana pola sirkulasi Terminal Malengkeri yang ada saat ini?


2. Bagaimana kondisi fasilitas Terminal Malengkeri dikaitkan dengan standar
kebutuhan fasilitas terminal penumpang tipe B?
3. Bagaimana menghitung kapasitas terminal yang sesuai dengan kebutuhan
demand (permintaan) pada Terminal Malengkeri?
4. Bagaimana merumuskan konsep perancangan yang tepat untuk kebutuhan
perancangan kembali Terminal Malengkeri sesuai dengan peran dan
fungsinya sebagai terminal penumpang tipe B?

C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Menganalisis pola sirkulasi Terminal Malengkeri yang ada saat ini.
2. Menganalisis kondisi fasilitas Terminal Malengkeri dengan mengacu pada
standar kebutuhan fasilitas terminal penumpang tipe B
3. Menghitung kapasitas terminal yang sesuai dengan kebutuhan demand
(permintaan) pada Terminal Malengkeri
4. Merumuskan konsep perancangan yang tepat untuk kebutuhan perancangan
kembali Terminal Malengkeri sesuai dengan peran dan fungsinya sebagai
terminal penumpang tipe B

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah memberikan
gambaran umum kepada pemberi dan pelaksana kebijakan (decision marker)
mengenai kondisi Terminal Malengkeri saat ini, sehingga dapat diambil langkah
yang tepat dalam proses penanganannya terutama yang terkait dengan kondisi
sarana dan prasarana terminal, tata layout, dan pola sirkulasi lalu lintas dalam
terminal.
4

E. Batasan Penelitian
Dengan mempertimbangkan luasnya permasalahan yang ada, maka
ditetapkan batasan-batasan sehingga penelitian dapat terarah dan terfokus pada
tujuan yang akan dicapai. Adapun batasan-batasan masalah yang akan ditetapkan
adalah sebagai berikut :
1. Batasan Wilayah Penelitian
Wilayah penelitian difokuskan pada lingkungan kerja Terminal
Malengkeri, sedangkan lingkungan sekitarnya hanya sebatas memperhitungkan
volume lalu lintas kendaraan pada ruas jalan yang melalui terminal tersebut, yaitu
Jalan Sultan Alauddin dan Jalan Malengkeri.

Gambar 1.1
Wilayah Penelitian
(Sumber : https://maps.google.com, 2012)

2. Batasan Masalah Penelitian


Perancangan kembali Terminal Malengkeri hanya dibatasi pada konsep
perancangan (desain) tata layout terminal beserta pola sirkulasi lalu lintas dalam
tapak sesuai dengan standar kebutuhan fasilitas terminal penumpang tipe B dan
hasil analisis perhitungan demand terminal.
5

F. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki kesesuaian topik dengan
penelitian ini sehingga dijadikan sebagai sumber acuan dalam pengembangan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Saputro (2007), melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Lokasi dan
Tapak Terminal Tipe C (Studi Kasus : Sub Terminal Delanggu, Kabupaten
Klaten). Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi lokasi dan tapak
Sub Terminal Delanggu. Hasil penelitian ini adalah total kebutuhan luas lahan
yang diperlukan untuk Sub Terminal Delanggu berikut rekomendasi-rekomendasi
yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja terminal tersebut.
Aminah (2009), melakukan penelitian dengan judul Penyusunan Model
Terminal Tipe C (Studi Kasus : Kabupaten Klaten). Tujuan penelitian ini adalah
untuk menyusun suatu model terminal tipe C yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan. Hasil penelitian ini adalah model tapak terminal tipe C yang dapat
diaplikasikan di Kabupaten Klaten.
Rizal (2011), melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kinerja dan
Pengembangan Terminal Penumpang Gamalama (Studi Kasus : Kota Ternate
Maluku Utara). Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kinerja Terminal
Penumpang Gamalama, sehingga menjadi suatu bahan usulan yang dapat
dipertimbangkan bagi instansi yang berwenang terkait dengan peningkatan kinerja
terminal dan bagaimana mengembangkan terminal tersebut kedepannya.
Iskandar (2011), melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kebutuhan
Fasilitas Terminal Tipe A Asal Tujuan dan Tipe A Transit (Studi Kasus Terminal
Tritonadi dan Terminal Kota Klaten) dari hasil penelitian ini didapat bahwa untuk
terminal tipe A asal tujuan (Terminal Tirtonadi) membutuhkan luasan sebesar
96.166 m2 (9,62 ha), sedangkan untuk terminal tipe A transit (Terminal Kota
Klaten) membutuhkan luasan 7.558 m2 (0,75 ha).
Dinata (2006), melakukan penelitian dengan judul kajian dan rencana
pengembangan Terminal AKAP Mayang Terurai (studi kasus : Kota Pekanbaru
Propinsi Riau). Tujuan penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis fasilitas
6

yang ada dalam Terminal Mayang Terurai Kota Pekanbaru dalam memenuhi
kebutuhan operasional terminal AKAP, menghitung potensi perananan terminal
saat ini dan saat yang akan datang serta menyusun relevansi rencana
pengembangan terminal sesuai dengan persyaratan. Berdasarkan hasil penelitian
keberadaan terminal tidak lagi memadai sebagai sebuah terminal AKAP, hal ini
berdampak terhadap jumlah retribusi jasa terminal.

Anda mungkin juga menyukai