Anda di halaman 1dari 17

Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

Kabupaten Buton Tengah


Dinas BAPPEDA
Kabupaten Buton Tengah

BAB
2
KONDISI UMUM KABUPATEN BUTON
TENGAH
Pada bab 2 diuraikan kondisi umum, Lingkungan, Potensi Sumber Daya, Penggunaan Lahan, Kondisi
Kependudukan dan transportasi.

2.1 KONDISI UMUM KABUPATEN BUTON TENGAH


Kabupaten Buton Tengah merupakan salah satu wilayah kabupaten
dari Provinsi Sulawesi Tenggara yang resmi dimekarkan pada tahun 2014.
Secara geografis Kabupaten Buton Tengah berada di sebelah selatan garis
khatulistiwa dengan luas daerah 958,31 km2. Kabupaten Buton Tengah
mempunyai batas wilayah dari arah utara, barat, timur dan selatan:
Sebelah Utara : Kabupaten Muna
Sebelah Barat : Kabupaten Bombana
Sebelah Timur : Selat Buton
Sebelah Selatan : Laut Flores
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
2014 Tentang Pembentukan Kabupaten Buton Tengah, Kabupaten Buton
Tengah berasal dari sebagian wilayah Kabupaten Buton yang terdiri dari 7
cakupan wilayah, yaitu:
1. Kecamatan Lakudo;
2. Kecamatan Mawasangka Timur;
3. Kecamatan Mawasangka Tengah;
4. Kecamatan Mawasangka;
5. Kecamatan Talaga Raya;
6. Kecamatan Gu;

II- 1
Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Kabupaten Buton Tengah
Dinas BAPPEDA
Kabupaten Buton Tengah

7. Kecamatan Sangia Wambulu.

Sumber: Kabupaten Buton Tengah Dalam Angka 2016

Gambar 2.1 Peta Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Buton Tengah

Kabupaten Buton Tengah memiliki wilayah daratan seluas ± 958,31


km2. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan
Mawasangka dengan luas 269,55 km 2, Mawasangka Tengah 152,22 km2
serta Kecamatan Mawasangka Timur dengan luas 126,23 km 2 atau masing-
masing sebesar 28,13%, 15,88% serta 13,17% terhadap total luas wilayah
Kabupaten Buton Tengah. Sedangkan wilayah yang paling kecil adalah
Kecamatan Sangia Wambulu dengan luas wilayah 10 km atau 1,04% dari
total luas wilayah Kabupaten Buton Tengah.
Untuk mencapai ibukota kecamatan dari ibukota kabupaten dapat
ditempuh dengan dua cara yaitu melalui darat dan laut. Kabupaten Buton
Tengah terbagi dalam 7 Kecamatan, 10 Kelurahan dan 76 Desa dengan
perincian sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:

II- 2
Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Kabupaten Buton Tengah
Dinas BAPPEDA
Kabupaten Buton Tengah

Tabel 2.1 Pembagian dan Luas Wilayah Kabupaten Buton Tengah


Jumlah Luas
No Kecamatan
Kelurahan Desa Total Wilayah
1. Gu 2 10 12 104,00
2. Sangia Wambulu 1 5 6 10,00
3. Lakudo 3 12 15 225,00
4. Mawasangka 2 17 19 269,00
5. Mawasangka 18 0 18 152,22
Tengah
6. Mawasangka 9 1 10 126,23
Timur
7. Talaga Raya 5 1 6 71,31
Jumlah 10 66 76 958,31
Sumber: Kabupaten Buton Tengah Dalam Angka 2016

Jumlah penduduk Kabupaten Buton Tengah pada tahun 2010 adalah


86.652 jiwa. Jumlah tersebut telah mengalami perubahan dan pertumbuhan,
karena pada tahun 2015, jumlahnya mencapai 89.289 jiwa. Jumlah
penduduk Kabupaten Buton Tengah berdasarkan pembagian kecamatan
dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Tahun 2015


Tahun
No. Kecamatan
2010 2015
1. Gu 15.940 16.429
2. Sangia Wambulu 5.039 5.192
3. Lakudo 20.313 20.930
4. Mawasangka 22.217 22.895
5. Mawasangka Tengah 9207 9489
6. Mawasangka Timur 4859 5007
7. Talaga Raya 9077 9347
Jumlah 86.652 89.289
Sumber: Kabupaten Buton Tengah Dalam Angka 2016

Berdasarkan rincian tabel di atas jumlah penduduk berdasarkan


pembagian kecamatan pada Kabupaten Buton Tengah sebagian besar
berada pada kecamatan Mawasangka dan Lakudo. Sedangkan sebagian
kecil penduduk berada pada Kecamatan Sangia Wambulu.

II- 3
Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Kabupaten Buton Tengah
Dinas BAPPEDA
Kabupaten Buton Tengah

2.2 KONDISI LINGKUNGAN


2.2.1 Kondisi Topografi
Kondisi topografi tanah daerah Kabupaten Buton Tengah pada
umumnya memiliki permukaan yang bergunung, bergelombang, dan
berbukit-bukit. Diantara gunung dan bukit-bukit tersebut, terbentang daratan
yang merupakan daerah-daerah potensial untuk pengembangan sektor
pertanian.
Kabupaten Buton Tengah dilihat dari sudut Oceanografi memiliki
perairan laut yang masih luas. Wilayah perairan tersebut sangat potensial
untuk pengembangan usaha perikanan dan pengembangan wisata bahari,
karena disamping hasil ikan dan hasil laut lainnya, juga memiliki panorama
laut yang sangat indah yang tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia.
Beberapa jenis ikan hasil perairan laut Kabupaten Buton Tengah yang
banyak ditangkap oleh nelayan di daerah ini antara lain Cakalang, Teri,
Layang, Gembung, Udang, dan jenis ikan lainnya. Disamping ikan, juga
terdapat hasil laut lainnya seperti Teripang, Agar-Agar, Japing-Japing, Lola,
Mutiara, dan lainnya, yang semuanya ini dapat menunjang perekonomian di
daerah ini. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh ahli kelautan Indonesia
dan luar negeri menunjukkan bahwa pulau Buton Tengah memiliki potensi
perairan untuk wisata bahari yang sangat indah bila dibandingkan dengan
daerah-daerah wisata bahari lainnya di Indonesia.

2.2.2 Iklim dan Cuaca


Secara umum terdapat dua jenis musim, yaitu musim penghujan dan
musim kemarau, dimana musim hujan terjadi pada Bulan November sampai
Maret. Adapun musim kemarau terjadi pada Bulan Mei sampai Oktober yang
bertiup angin timur dari arah Australia. Sedangkan pada Bulan April terjadi
angin pancaroba. Curah hujan tidak merata di seluruh wilayah. Curah hujan
berkisar antara 437-2.644 mm/tahun dalam suhu udara berkisar antara 18ºc

II- 4
Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Kabupaten Buton Tengah
Dinas BAPPEDA
Kabupaten Buton Tengah

-32 ºc. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka iklim di Kabupaten Buton
Tengah dapat dikategorikan sebagai iklim tipe D dan E.

2.2.3 Kondisi Geologi


Satuan geomorfologi Kabupaten Buton Tengah dibentuk oleh proses
konstruksi bumi yang terjadi pada jutaan tahun pada zaman tersier akhir dan
kuarter awal. Berdasarkan kondisi geologi kuarter tersebut,maka satuan
geomorfologi dapat dikelompokkan menjadi:
1. Perbukitan
2. Dataran tinggi Kantolobea, Wasindoli yang meliputi seluruh wilayah yang
mengelilingi kawasan perbukitan
3. Dataran rendah pantai Mawasangka – Tampunawou – Tapi-tapi - Lombe
dan sekitarnya mengitari seluruh pantai Barat,pantai Selatan dan pantai
Timur.
Sejarah Geologi daerah Kabupaten Buton Tengah Mencakup
pembentukan bantuan dan sedimentasi, seperti tampak pada geologi dan
kolom litostratigrafi sebelumnya, dapat ditelusuri gejala sedimentasi seperti
tampak pada uraian sebagai berikut:
1. Batuan tertua yang tersikap di Pulau Muna sebelah Barat tepatnya di
Kabupaten Muna Barat merupakan batuan dasar (“basement”) dari
seluruh singkapan batuan yang terdapat di seluruh Pulau Muna termasuk
Buton Tengah yang terdapat di Pulau ini. Batuan tersebut adalah Formasi
MUKITO (PTRM) berupa batuan malihan atau metamorfosa regional
dinamothermal jenis Sekis Plagioklas – Sekis Khlorit epidol – Fillit
terkersikan derajat tinggi-sedang berumur Trias Awal (±250 juta tahun
lalu), kemudian diendapkan batuan formasi WAPULAKA (Qpw) berupa
batu gamping, ganggang dan koral yang berumur Pliosan Akhir –
Pleistosen Awal (±10-5 juta tahun lalu).
2. Terjadinya rumpang (gap) umur ±240 juta tahun tidak ada endapan,
dimana daratan Pulau Muna masih berada di posisi bawah laut. Jadi,

II- 5
Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Kabupaten Buton Tengah
Dinas BAPPEDA
Kabupaten Buton Tengah

baru pada Kwarter Awal (±10 juta tahun lalu) terjadi proses pengangkatan
daratan Pulau Muna meghasilkan kondisi seperti sekarang ini.
3. Dasar cekungan sedimen dari kondisi laut sangat dalam sampai menjadi
dangkal saat ini membutuhkan ratusan tahun lamanya, yang sangat
berbeda dengan posisi sejarah geologi Pulau Buton dengan variasi
batuan yang sangat tinggi, sedangkan di Pulau Muna termasuk
keberadaan Buton Tengah hampir seluruh daratannya ditutupi oleh
endapan formasi WAPULAKA yang sebagian besar membentuk topografi
KARST yang meliputi seluruh daerah Kabupaten Buton Tengah,
Kabupaten Muna Barat di Kabupaten Muna.

2.3 HIDROLOGI DAN SUMBER DAYA AIR


Air tanah yang berada dibawah permukaan bumi menjadi potensi
yang tersembunyi, karena hanya sebagian yang tampak muncul sebagai
mata air maupun muara sungai bawah tanah di daerah ini. Proses pelarutan
batuan bersifat karbonat (gampingan) menghasilkan akuifer air tanah yang
saling berhubungan satu sama lain melalui retakan akibat proses
dekonstruksi, dekomposisi maupun patahan dan retakan proses-proses
tektonik seperti patahan/struktur geologi yang telah di uraikan di atas.
Pemunsulan sungai-sungai bawah tanah melalui perancungan topografi
banyak terjadi jika diperhatikan kalau kita berjalan dari arah Waara menuju
menuju Kecamatan Mawasangka. Pada beberapa kemunculan mata air dan
sungai-sungai bawah tanah menjadi tempat permandian dan dapat dijadikan
sebagai daerah objek destinasi tujuan wisata (ODTW) seperti:
1. Permandian Wadiabero (Kecamatan Gu)
2. Permandian Kadaiula Air Maamba (Kecamatan Gu)
3. Permandian Lahumbo (Kecamatan Gu)
4. Permandian Labungkari (Kecamatan Lakudo)
5. Permandian Fotu (Kecamatan Mawasangka)
6. Permandian Sondi (Kecamatan Mawasangka)
7. Permandian Maobu (Kecamatan Mawasangka Tengah),

II- 6
Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Kabupaten Buton Tengah
Dinas BAPPEDA
Kabupaten Buton Tengah

Demikian pula terdapat danau-danau sebagai uvala dan dolina dalam


sistem topografi Karst yang juga menjadi DOTW adalah:
1. Danau Lakaedu (Kecamatan Lakudo)
2. Danau Anano Tei’da
3. Danau Bungi
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata
Kabupaten Buton Tengah: Penyusunan Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2035 IV-16 Untuk
melindungi keberadaan topografi Karst dan konservasi sumber daya air
tanah maka perlu dilakukan pemetaan kasawan topografi Karst khususnya
kelas I dan kelas II untuk dilindungi sesuai dengan UU-RI No. 5 Tahun 1990
tentang Konservasi SD-Alam hayati dan ekosistemnya.

2.4 PENGGUNAAN LAHAN


Secara keseluruhan, luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara
mencapai 3.813.000 ha, sebagian besar merupakan (digunakan sebagai)
hutan Negara. Penggunaan lahan diklasifikasikan ke dalam 12 kategori yaitu;
sawah, tanah pekarangan/tanah untuk bangunan dan halaman sekitarnya,
tanah tegal/kebun, tanah ladang/ huma, tanah padang rumput, tanah rawa
yang tidak dapat ditanami, tanah tambak/kolam/tebat dan empang, tanah
lahan yang sementara tidak diusahakan, tanah tanaman kayu-kayuan, tanah
hutan Negara, tanah perkebunan dan tanah lain-lain. Konversi lahan
menunjukkan adanya dinamika pemanfaatan tanah, dimana telah terjadi
peningkatan pemanfatan lahan ladang tambak, kolam, tebat dan empang.

II- 7
Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Kabupaten Buton Tengah
Dinas BAPPEDA
Kabupaten Buton Tengah

Berikut data tabel penggunaan lahan pada daerah Kabupaten Buton Tengah
per kecamatan:

Tabel 2.3 Luas Lahan Sawah Menurut Kecamatan dan Jenis Pengairan di
Kabupaten Buton Tengah 2015 (hektar)
Kecamatan Irigasi Non Irigasi Jumlah Total
(1) (2) (3) (4)
Gu 0 0 0
Sangia Wambulu 0 0 0
Lakudo 0 0 0
Mawasangka 0 0 0
Mawasangka Timur 0 0 0
Mawasangka Tengah 0 0 0
Talaga Raya 0 0 0
Buton Tengah 0 0 0
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Buton Tengah

Tabel 2.4 Luas Lahan Tegal/Kebun, Ladang/Huma, dan Lahan yang


Sementara Tidak Diusahakan Menurut Kecamatan di
Kabupaten Buton Tengah (hektar), 2015
Kecamatan Irigasi Non Irigasi Jumlah Total
(1) (2) (3) (4)
Gu 214 767 2 560
Sangia Wambulu 395 0 10
Lakudo 986 2 248 7 112
Mawasangka 3 284 2 858 1 049
Mawasangka Timur 150 250 9 644
Mawasangka Tengah 521 3 742 6 569
Talaga Raya 306 0 1 135
Buton Tengah 5850 9805 28079
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Buton Tengah

Tabel 2.5 Luas Panen Padi Sawah dan Padi Ladang Menurut Kecamatan
di Kabupaten Buton Tengah, 2015

II- 8
Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Kabupaten Buton Tengah
Dinas BAPPEDA
Kabupaten Buton Tengah

Kecamatan Irigasi Non Irigasi Jumlah Total


(1) (2) (3) (4)
Gu 0 0 0
Sangia Wambulu 0 0 0
Lakudo 0 0 0
Mawasangka 0 0 0
Mawasangka Timur 0 0 0
Mawasangka Tengah 0 0 0
Talaga Raya 0 0 0
Buton Tengah 0 0 0
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Buton Tengah

Tabel 2.6 Luas Panen Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi
Kayu, Ubi Jalar Menurut Kecamatan di Kabupaten Buton Tengah,
2015
Kacang Kacang Ubi Ubi
Kecamatan Jagung
Kedelai
Tanah Hijau Kayu Jalar
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Gu 302 - - 315 7
Sangia Wambulu 13 - - 31 -
Lakudo 468 - 4 - 62 13
Mawasangka 541 - 15 - 52 13
Mawasangka Timur 65 - - 93 -
Mawasangka Tengah 258 - - 192 3
Talaga Raya 31 - - 26 -
Buton Tengah 1678 - 19 771 36
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Buton Tengah

Tabel 2.7 Luas Tanaman Perkebunan Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman di
Kabupaten Buton Tengah (hektar), 2015
Kelapa
Kecamatan Kelapa Kopi Lada Kakao Lainnya
Sawit

II- 9
Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Kabupaten Buton Tengah
Dinas BAPPEDA
Kabupaten Buton Tengah

(1) (2) (3 (4) (5) (6) (7)


Gu - 38 - - -
Sangia Wambulu - 11 - - -
Lakudo - 116 3 1 3 -
Mawasangka - 934 4 3,8 44 -
Mawasangka Timur - 36 - - -
Mawasangka Tengah - 18 - - -
Talaga Raya - 60 - - -
Buton Tengah - 1213 7 4,8 49 -
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Buton Tengah

Tabel 2.8 Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Kecamatan dan Jenis


Tanaman di Kabupaten Buton Tengah (ton), 2015
Kelapa
Kecamatan Kelapa Kopi Lada Kakao Lainnya
Sawit
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Gu 15,2 - - - -
Sangia Wambulu 4,25 - - - -
Lakudo 50,5 - 1,20 0,23 0,23 -
Mawasangka 600,5 - 1,43 0,73 8,4 -
Mawasangka Timur 8,25 - - - -
Mawasangka Tengah5,4 - - - -
Talaga Raya 11,5 - - - -
Buton Tengah 695,60 - 2,63 0,96 9,33 -
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Buton Tengah

Tabel 2.9 Populasi Ternak Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak di


Kabupaten Buton Tengah, 2015
SapiSapi
Kecamatan Kerbau Kuda Kambing Lainnya
perah
Potong
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Gu - 733 - 694 -
Sangia Wambulu - 121 - 220 -
Lakudo - 956 - 1502 -
Mawasangka - 2030 - 841 -
Mawasangka Timur - 223 - 127 -
Mawasangka Tengah - 360 - 138 -
Talaga Raya - 19 - 617 -
Buton Tengah - 4442 - 4139 -
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Buton Tengah

Tabel 2.10 Populasi Unggas Menurut Kecamatan dan Jenis Unggas di


Kabupaten Buton Tengah, 2015
Ayam Ayam Ayam Itik/Itik
Kecamatan
Kampung Petelur Pedaging Manila

II- 10
Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Kabupaten Buton Tengah
Dinas BAPPEDA
Kabupaten Buton Tengah

(1) (2) (3) (4) (5)


Gu 16593 - 1376 137
Sangia Wambulu 300 - - -
Lakudo 38458 - 500 2163
Mawasangka 7683 - 450 1331
Mawasangka Timur 2407 400 - 359
Mawasangka Tengah 15830 - - 89
Talaga Raya 1212 - 148 804
Buton Tengah 82483 400 2474 4883
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Buton Tengah

2.5 KONDISI KEPENDUDUKAN


Keadaan penduduk Kabupaten Buton Tengah yang meliputi 7 (tujuh)
Kecamatan dimana 6 (enam) Kecamatan di wilayah daratan Pulau Muna
bagian selatan dan 1 (satu) Kecamatan di Pulau Kabaena dan Pulau Talaga
Kecil di sebelah Barat memiliki komposisi kependudukan seperti tampak
pada Tabel 2.11 berikut:

Tabel 2.11 Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk, Persebaran Penduduk


dan Kepadatannya di Kabupaten Buton Tengah 2010-2012 (BPS Kab.
Buton, 2014)
Jumlah Laju Persebaran Kepadatan
Luas
Penduduk Pertum (%) (jiwa/Km2)
No. Kecamatan Wilayah
buhan
2010 2012 (Km2) 2010 2012 2010 2012
(%)
1. Gu 15.836 16.348 1,60 104,00 6,19 6,211 152 157
2. SangiaWambulu 5.003 5.168 1,64 10,00 1,96 1,96 500 517
3. Lakudo 20.210 20.833 1,53 225,00 7,90 7,92 90 93
4. Mawasangka 22.054 22.786 1,65 269,55 8,62 8,66 82 85
5. Mawasangka 4.839 4.983 1,48 126,23 1,89 1,89 38 39
Timur
6. Mawasangka 9.147 9.443 1,61 152,22 3,58 3,59 60 62
Tengah
7. Talaga Raya 9.023 9.308 1,57 71,31 3,53 3,54 127 131
- Jumlah 86.112 88.919 - 958,31 - - - -
- Rata-Rata - - 1,58 - 4,76 4,82 149,86 154,86
Sumber: BPS Kabupaten Buton Tengah

Berdasarkan data yang tertera pada tabel 2.11 tersebut diatas dapat
diterjemahkan hal-hal sebagai berikut:

II- 11
Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Kabupaten Buton Tengah
Dinas BAPPEDA
Kabupaten Buton Tengah

1. Jumlah penduduk tertinggi adalah di Kecamatan Mawasangka sejumlah


22.786 (2012), dan disusul oleh Kecamatan Lakudo 20.833 (2012) dan
Kecamatan Gu 16.348 (2012).
2. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Mawasangka
1,65 % (2012), dan disusul oleh Kecamatan Sangia Wambulu 1,64 %
(2012) di Kecamatan Mawasangka Tengah 1,61 % (2012).
3. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Mawasangka seluas 269,55 km2,
dan disusul oleh Kecamatan Lakudo 225,00 Km2 dan Kecamatan
Mawasangka Tengah seluas 152,22 Km2.
4. Adapun persebaran tertinggi/terbesar berada di Kecamatan Mawasangka
sebesar 8,66 % (2012), dan disusul oleh Kecamatan Lakudo 7,92 %
(2012) dan Kecamatan Gu 6,21 % (2012).
5. Sedangkan kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Sangia
Wambulu 517 jiwa/km2, dan disusul oleh Kecamatan Gu 157 jiwa/km2
(2012) dan Kecamatan Talaga Raya 131 jiwa/km2 (2012).
Berdasarkan kondisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dilihat dari kepadatan penduduk, maka Kecamatan Sangia Wambulu
dengan luas hanya 10,00 km2 dan kepadatan 517 jiwa/km2 sudah
menuju titik jumlah terutama ditinjau dari aspek pemetaan ruang wilayah
kecamatan ditambah lagi dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif
cukup tinggi.
2. Untuk menjamin terjadinya persebaran penduduk secara merata
keseluruh wilayah kecamatan yang ada perlu penambahan kegiatan
perekonomian yang menjamin dan mensejahterahkan masyarakat sesuai
dengan basis komoditas yang diunggulkan dan dapat dipersaingkan.
3. Perlu mulai disadari di dalam pemerataan ruang wilayah sebagaimana
akan dituangkan di dalam rencana pola ruang Kabupaten Buton Tengah,
yaitu:
a. Menetapkan daerah yang masih memiliki kemampuan daya dukung
dan daya tampung untuk dapat direncanakan secara bebas,

II- 12
Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Kabupaten Buton Tengah
Dinas BAPPEDA
Kabupaten Buton Tengah

b. Desa atau kecamatan yang hanya dapat direncanakan dan


dikembangkan pengisian ruangnya secara terbatas dan diperhatikan
sunguh-sungguh sesuai dengan kajian lingkungan hidup strateginya.
c. Kawasan kecamatan yang sudah jenuh dan tak dapat lagi untuk
dilakukan pengisian ruangnya.
d. Kemudian jika ditinjau dari rasio laki-laki/perempuan dan jumlah
penduduk di kaitkan dengan jumlah rumah tangga yang ada dapat
diperiksa pada Tabel 2.5.2 berikut:

Tabel 2.12 Perbandingan laki-laki/perempuan, jumlah rumah tangga, dan jumlah


rata-rata anggota keluarga dalam rumah tangga pada tahun 2012 di
Kabupaten Buton Tengah (BPS Kab. Buton, 2013)
Jenis kelamin (jiwa) Rumah Tangga
Jumlah Rasio Anggota
No. Kecamatan Laki-
Perempuan (jiwa) (%) Jumlah Keluarg
laki
a RT
1. Gu 7.856 8.492 2.726 16.348 93 3.828 4
2. Sangia 2.442 5.168 90 1.180 4
Wambulu 11.031
3. Lakudo 9.802 11.971 20.833 89 4.631 4
4. Mawasanka 10.815 2.632 22.786 90 4.930 5
5. Mawasangk 2.351 4.983 89 1.207 4
a Timur 4.931
6. Mawasangk 4.512 9.443 92 2.031 5
a Tengah 5.128
7. Talaga Raya 4.180 9.308 82 1.939 5
- Jumlah 41.958 46.911 88.869 - 19.746 -
- Rata-Rata 5.994 6.702 - 89,29 2.821 4,43
Sumber: BPS Kabupaten Buton Tengah

Kemudian jika ditinjau berdasarkan pada Tabel 2.12 diatas maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahwa jumlah proporsi laki-laki terhadap perempuan ratarata hanya
mencapai 89,29 % yang berarti jumlah penduduk wanita sudah
melampaui jumlah penduduk laki-laki, tetapi belum mencapai 1:2.

II- 13
Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Kabupaten Buton Tengah
Dinas BAPPEDA
Kabupaten Buton Tengah

2. Rasio laki-laki/perempuan tertinggi ada di Kecamatan Gu 93 % dan di


Kecamatan Mawasangka Tengah 92 %, yang disusul oleh Kecamatan
Mawasangka 90 %.
3. Sedangkan jumlah rumah tangga terbanyak berada di Kecamatan
Mawasangka sebanyak 4.930, yang disusul oleh Kecamatan Lakudo
4.631 dan Kecamatan Gu 3.828.
4. Adapun jumlah anggota keluarga terbanyak terdapat di Kecamatan
Mawasangka Tengah dan Talaga Raya.

2.6 TRANSPORTASI
Bidang transportasi pada daerah Kabupaten Buton Tengah yang
ditangani oleh Dinas Perhubungan daerah Kabupaten Buton Tengah memiliki
infrastruktur yang meliputi:
1. Moda Transportasi Darat; Diketahui bahwa moda transportasi darat di
Kabupaten Buton Tengah adalah sangat memprihatinkan, karena semua
akses jalan yang ada di wilayah ini hanya dibangun rata-rata 10-15 tahun
lalu tanpa menjalani proses peningkatan dan pembangunan. Akses jalan
darat adalah Lombe sebagai pintu masuk dari Kabupaten Muna dan
Kabupaten Muna Barat, menuju Lakudo - Mawasangka Timur -
Mawasangka Tengah - dan Mawasangka. Kemudian dari arah Waara
(Lakudo) - Mawasangka Timur - Mawasangka Tengah - Mawasangka;
Lakudo – Gu – Muna - Muna Barat. Kondisi dari Tolandona (Sangia
Wambulu)-Gu – Lakudo – Mawasangka TimurMawasangka Tengah dan
Mawasangka. Dari data kondisi jalan di Kabupaten Buton Tengah secara
umum termasuk Kabupaten Buton Tengah didalamnya dapat dilihat pada
Tabel 2.13 dan Tabel 2.14 berikut ini:

Tabel 2.13 Panjang jalan menurut jenis permukaan, kondisi dan kelas jalan tahun
2011-2012 (km)
No Perincian 2011 2012
I JENIS PERMUKAAN
a. Di Aspal 878,822 910,689

II- 14
Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Kabupaten Buton Tengah
Dinas BAPPEDA
Kabupaten Buton Tengah

No Perincian 2011 2012


b. Kerikil 410,906 428,117
c. Tanah - -
d. Tidak terinci 343,195 353,064
e. Rabat beton 124,721 115,144
II KONDISI JALAN
a. Baik - 14,364
b. Sedang 878,822 910,689
c. Rusak 275,610 292,821
d. Rusak berat 228,284 218,415
e. Tidak terinci 74,427 51,350
III KELAS JALAN
a. Kelas I 300,501 247,323
b. Kelas II - -
c. Kelas III 878,822 910,689
d. Kelas III A - -
e. Kelas III B - -
f. Kelas III C 878,822 910,689
g. Tidak terinci - -

Sumber: BPS Kab. Buton, 2013

Tabel 2.14 Panjang Jalan Menurut Keadaan dan Status Jalan Tahun 2011-
2012 (km)
No. Perincian Jalan Negara Jalan Propinsi Jalan Kabupaten
2011 2012 2011 2012 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
JENIS
PERMUKAAN
a. Di Aspal 187,954 - 122,000 - 878,822 910,689
b. Kerikil 163,732 - 74,000 - 410,906 428,117
c. Tanah - - - - - -
d. Tidak terinci 24,222 - 48,000 - 343,195 353,064
e. Rabat beton - - - - 124,721 115,144
KONDISI JALAN -
a. Baik 187,954 - 122,000 - - 14,364
b. Sedang 75,544 - 11,000 - 878,822 910,689
c. Rusak 19,840 - 19,000 - 275,610 292,821
d. Rusak berat 51,361 - 44,000 - 228,284 218,415
e. Tidak terinci 41,209 - 48,000 - 74,427 51,350
KELAS JALAN
a. Kelas I 187,954 - 122,000 - 300,501 247,323
b. Kelas II 187,954 - 122,000 - - 100,780
c. Kelas III - - - - 910,689
d. Kelas III A - - - - 878,822 -
e. Kelas III B - - - -
f. Kelas III C - - - 910,689

II- 15
Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Kabupaten Buton Tengah
Dinas BAPPEDA
Kabupaten Buton Tengah

No. Perincian Jalan Negara Jalan Propinsi Jalan Kabupaten


2011 2012 2011 2012 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
g. Tidak terinci - 878,822 -
- -
- -

Sumber: BPS Kab. Buton, 2013

Demikian juga kondisi jalan yang ada di Kabupaten Buton Tengah cukup
memprihatinkan sehingga produk/hasil-hasil pertanian dan perkebunan
menjadi terhambat karena urat nadi perekonomian tidak seperti yang
diharapkan. Sehingga biaya transportasi darat menjadi lebih mahal dan
sangat tidak menunjang bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2. Moda Transportasi Laut; Diketahui bahwa pada saat ini terdapat
beberapa pintu masuk alur pelayaran laut di Kabupaten Buton Tengah
yakni:
1) Pelabuhan penyeberangan Ferry Tolandona (Kecamatan Sangia
Wambulu);
2) Pelabuhan penyeberangan Ferry Waara (Kecamatan Lakudo);
3) Pelabuhan Penyeberangan Ferry Mawasangka (Kecamatan
Mawasangka);
4) Pelabuhan penyeberangan Ferry Talaga Raya;
5) Pelabuhan pelayaran Rakyat di Lombe (Kecamatan Gu)
6) Pelabuhan Rakyat Lamena (Kecamatan Mawasangka Timur), dan
7) Pelabuhan Rakyat lain-lain.
Pelabuhan Ferry maupun pelabuhan Rakyat dapat menghubungkan
Kabupaten Buton Tengah dengan Kota Baubau, Kabupaten Buton,
Kabupaten Buton Selatan, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Muna,
Kabupaten Muna Barat, Kabupaten Bombana, dan ke arah Maluku dan
Sulawesi lainnya yang dilakukan oleh masyarakat maritim/bahari
Kabupaten Buton Tengah.

II- 16
Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Kabupaten Buton Tengah
Dinas BAPPEDA
Kabupaten Buton Tengah

3. Moda Transportasi Udara; Satu-satunya Bandara Udara yang terdekat


dengan Kabupaten Buton Tengah adalah Bandara Betoambari di Kota
Baubau kemudian dilanjutkan dengan penyeberangan Ferry ke
Tolandona, Waara, Mawasangka, dan Talaga Raya. Kondisi dari
pelabuhan Ferry tersebut di atas dilanjutkan dengan transportasi moda
darat ke Kecamatan-kecamatan di wilayah daratan Kabupaten Buton
Tengah (Kecamatan Sangia Wambulu, Kecamatan Gu, Kecamatan
Lakudo, Kecamatan Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana
Pariwisata Kabupaten Buton Tengah: Penyusunan Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun
2015-2035 IV-35 Mawasangka Timur, Kecamatan Mawasangka Tengah,
dan Kecamatan Mawasangka).

II- 17

Anda mungkin juga menyukai