Anda di halaman 1dari 6

SOAL UJIAN

ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN


Dosen: Achmad Basyuni

1. Etika secara etimologis memiliki arti:


a. Tata cara
b. Tata rias
c. Tata krama
d. Tata susila

2. Definisi Etika adalah:


a. Nilai-nilai atau norma yang berlaku dalam sekelompok masyarakat yang diakui kebenarannya
dan mengikat.
b. Nilai-nilai atau norma yang berlaku dalam sekelompok masyarakat yang diakui kebaikannya
dan mengikat.
c. Nilai-nilai atau norma yang berlaku dalam sekelompok masyarakat yang diakui kelebihannya
dan mengikat.
d. Nilai-nilai atau norma yang berlaku dalam sekelompok masyarakat yang diakui kebenarannya
dan mengikat seluruh masyarakat dunia.

3. Terdapat beberapa pengertian hukum seperti yang ada dibawah ini, kecuali:
a. Displin
b. Ilmu pengetahuan
c. Hukuman
d. Kaedah atau patokan sikap tindak pantas

4. 4 (empat) unsur yang esensial dalam hukum, kecuali:


a. Unsur Keadilan
b. Unsur Normatif
c. Unsur Pelaksanaan
d. Unsur Kepolisian

5. Cakupan dari titik sentral etika adalah, kecuali:


a. Apa yang benar dan apa yang salah;
b. Apa yang baik dan apa yang buruk;
c. Apa yang yang bajik dan apa yang jahat;
d. Apa yang disukai dan apa yang diberkahi;

6. Dibawah ini adalah katagori dalam etika kesehatan, kecuali:


a. Paternalisme
b. Idealism
c. Resiprokalisme
d. Individualisme

7. Pada hakekatnya hukum kesehatan meliputi penerapan dari, kecuali:


a. Hukum Perdata
b. Hukum Adat
c. Hukum Pidana
d. Hukum Administrasi

8. Yurisprodensi adalah:
a. Bukan peraturan per-Undang-Undangan, tetapi keputusan hakim yng terdahulu yang diikuti
oleh para hakim lain dalam menghadapi kasus-kasus.
b. Bukan peraturan per-Undang-Undangan, tetapi keputusan hakim yang terdahulu yang diikuti
oleh para hakim lain dalam menghadapi kriminalitas yang serupa.
c. Bukan peraturan per-Undang-Undangan, tetapi keputusan hakim yang terdahulu yang diikuti
oleh para hakim lain dalam menghadapi kasus yang serupa.
d. Bukan peraturan per-Undang-Undangan, tetapi keputusan hakim yng terdahulu yang diikuti
oleh para hakim lain dalam pengadilan yang serupa.
9. Contoh-contoh hukum otonom yang berkaitan dengan kesehatan adalah, kecuali:
a. Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),
b. Kode Etik Dokter Gigi
c. Kode Etik Kebidanan
d. Kode Etik Dukun Paraji

10. Yang dimaksud hak rahasia kedokteran adalah:


a. Segala sesuatu yang oleh pasien secara sadar atau tidak sadar disampaikan kepada dokter
dan segala sesuatu yang oleh dokter telah diketahui sewaktu mengobati dan merawat pasien.
b. Segala sesuatu yang oleh pasien secara sadar atau tidak sadar disampaikan kepada dokter
dan segala sesuatu yang oleh dokter tidak diketahui sewaktu mengobati dan merawat pasien.
c. Segala sesuatu yang oleh pasien secara sadar atau tidak sadar disampaikan kepada dokter
dan segala sesuatu yang oleh teman telah diketahui sewaktu mengobati dan merawat pasien.
d. segala sesuatu yang oleh pasien secara sadar atau tidak sadar disampaikan kepada dokter
dan segala sesuatu yang oleh perawat dan sejawat telah diketahui sewaktu mengobati dan
merawat pasien.

11. Hak tersebut dalam soal no. 10 dapat dikesampingkan apabila, kecuali:
a. Bila diatur oleh Undang-Undang (contoh: Penyakit Menular)
b. Bila pasien membahayakan umum/orang lain (sopir Bis Epilepsi)
c. Bila pasien dapat memperoleh hak sosial (mendapat tunjangan khusus
dari perusahaan)
d. Bila pasien sudah tidak sadar.

12. Terdapat 2 (dua) golongan dalam pelayanan kesehatan yaitu:


a. Health Receivers Dan Helth Providers
b. Health Recorders Dan Helth Providers
c. Health Remembers Dan Helth Providers
d. Health Receivers Dan Helth Promote

13. Pola yang bertolak dari prinsip Father Knows Best, adalah pola hubungan antara petugas pelayanan
kesehatan dengan penerima pelayanan kesehatan:
a. Pola Hubungan Vertikal
b. Pola Hubungan Horizontal
c. Pola Hubungan central
d. Pola Hubungan vokal

14. Terdapat golongan pasien yang tidak perlu mendapatkan informasi yaitu, kecuali:
a. Jika terapi menghendaki demikian
b. Jika merugikan pasien, misalnya pasien penyakit jantung
c. Jika pasien sakit jiwa
d. Jika pasien sakit kurap, panu.

15. Aspek Perdata Informed Concent kaitannya dengan hukum perikatan, dalam KUHPerdata (BW) pasal
1320 memuat:
a. 4 syarat sahnya suatu perjanjian
b. 3 syarat sahnya suatu perjanjian
c. 2 syarat sahnya suatu perjanjian
d. 5 syarat sahnya suatu perjanjian

16. Pasal 351 KUHP yang mengatur penganiayaan yaituberbunyi Jika seseorang memasukkan pisau ke
dalam badan seseorang yang menimbulkan luka, membius orang lain, perbuatan ini merupakan
penganiayaan. Apabila dilakukan oleh Pemberi Yankes tidak termasuk penganiayaan apabila
memenuhi syarat-syarat dibawah ini, kecuali:
a. Orang yang dilukai atau dibius memberikan persetujuan
b. Tindakan medik tersebut berdasarkan suatu indikasi medik, dan ditujukan pada suatu tujuan
yang kongkrit
c. Tindakan medik itu dilakukan sesuai ilmu kedokteran
d. Tindakan medik tersebut disetujui oleh dokter senior
17. Hak Memilih Dokter dan Sarana Kesehatan adalah hak pasien, tetapi akan menjadi relatif jika
seseorang pasien:
a. PNS, TNI, POLRI yang memiliki polis asuransi
b. PNS, TNI, POLRI yang memiliki senjata api
c. PNS, TNI, POLRI yang memiliki pistol
d. PNS, TNI, POLRI yang memiliki fasilitas kendaraan

18. Keluar paksa dari perawatan atau penghentian pengobatan merupakan hak pasien, tetapi pasien atau
keluarganya harus:
a. Membuat pernyataan
b. Mengisi formulir
c. Meminta ijin
d. Menandatangani formulir keluar paksa

19. Rekam medis adalah cacatan riwayat segala penyakit yang seorang pasien oleh dokter dan atau
paramedis yang disebut juga dengan istilah:
a. Patienten status
b. Rekaman
c. Record Medis
d. Rekam penyakit

20. Kewajiban pasien meliputi sebagai berikut, kecuali:


a. Memberikan penjelasan tentang penyakit
b. Mentaati petunjuk dan instruksi dokter
c. Mentaati aturan Rumah Sakit
d. Mentaati nasehat keluarga

21. Menurut Prof. Leenen bahwa seorang yang dalam keadaan tidak sadar, maka akan menyetujui
tindakan dokter sebagaimana orang yang sadar pada situasi dan kondisi sakit yang sama. Hal ini
disebut dengan istilah:
a. Yurisprodensi
b. Zakwaarneming
c. Fiksiyiridis
d. Fiksimedical

22. Dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat
dilakukan tindakan medis tertentu (abortus), bunyi pasal ini terdapat pada:
a. Pasal 12 UU No.23 tahun 1992
b. Pasal 13 UU No.23 tahun 1992
c. Pasal 75 UU No.36 tahun 2009
d. Pasal 15 UU No.23 tahun 1992

23. Di Indonesia aborsi dapat dilakukan menurut UU.No.36 tahun 2009 apabila:
a. Terdapat indikasi medis
b. Alasan Ekonomi
c. Alasan belum siap mengasuh anak
d. Malu karena Hubungan Seks Di luar nikah

24. Pasal 54 ayat (1) Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan dan kelalaian dalam
melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin, dan yang menentukan ada tidak
pelanggaran disiplin adalah:
a. Dokter senior
b. Rumah Sakit
c. Polisi
d. Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan

25. KEPMENKES RI NO NOMOR 369/MENKES/SK/III/2007 TENTANG:


a. Registrasi dan Praktik Dokter
b. Registrasi dan Praktik Perawat
c. Registrasi dan Praktik Apoteker
d. Standar Profesi Bidan

26. Seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai dengan
persyaratan yang berlaku, adalah pengertian dari:
a. Bidan
b. Perawat
c. Baby Sitter
d. Pembantu Rumah Tangga

27. Bukti tertulis yang diberikan kepada bidan untuk menjalankan praktik bidan disebut:
a. Surat Izin Praktik Bidan (SIPB)
b. Surat Izin Bidan (SIB)
c. Surat Persetujuan Praktik Bidan (SPPB)
d. Surat Izin Praktik Bidan Sendiri (SIPBS)

28. Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya,
telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau
memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan, definisi tersebut terdapat dalam:
a. UU No 23 tahun 1992
b. KEPMENKES NOMOR 369/MENKES/SK/III/2007
c. UU No. 26 tahun 2009
d. UU no. 52 tahun 2009

29. Abortus yang didorong oleh alasan lain yang tidak dibenarkan oleh hukum atau bertentang dengan
hukum, ini biasa disebut dengan:
a. Abortus Provocatus Criminalis.
b. Abortus Provocatus Medicinalis.
c. Abortus Provocatus Spontaneus.
d. Abortus Criminalis.

30. Melahirkan anak sebelum jangka waktunya, anak yang mungkin hidup tanpa perawatan khusus,
batasannya lebih dari minggu ke 28 dalam kandungan, panjang badan lebih dari 35 cm, berat badan
lebih dari 1500 gram, disebut:
a. Partus Immaturus
b. Partus Prematurus
c. Partus Provokatus
d. Partus Maturus

31. Negara yang membolehkan Abortus Provocatus adalah sebagai berikut, kecuali:
a. Afganistan,
b. Bangladesh,
c. Brunei Darussalam
d. Tailand

32. Negara yang tidak membolehkan Abortus Provocatus dengan alasan apapun adalah sebagai berikut,
kecuali:
a. Chili,
b. Afrika Tengah,
c. Mesir
d. Philipina

33. Dalam pasal 127 UU No. 36 tahun 2009, dinyatakan bahwa untuk membantu pasangan suami istri
mendapatkan keturunan sebagai upaya terakhir dibenarkan dengan cara diluar cara alami (bayi
tabung), dengrn sayrat-syart sebagai berikut, kecuali:
a. Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan, ditanamkan dalam
rahim istri dari mana ovum berasal;.
b. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu;
c. Pada sarana kesehatan tertentu
d. Mendapatkan restu Tokoh Agama setempat.
34. Fungsi Etika dalam kehidupan masyarakat untuk mewarnai dunia nilai tentang:
a. Keserasian
b. Keindahan
c. Kebenaran
d. Ketaatan
35. Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan sebelum kehamilan berumur 6
(enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecuali:
a. dalam hal kedaruratan medis;
b. permintaan pasien
c. permintaan suami
d. permintaan laki-laki yang merasa menghamili
KUNCI JAWABAN:

1. d
2. a
3. c
4. d
5. d
6. b
7. b
8. C
9. d
10. a
11. d
12. a
13. a
14. d
15. a
16. d
17. a
18. d
19. a
20. d
21. c
22. c
23. b
24. d
25. a
26. d
27. a
28. b
29. a
30. b
31. a
32. d
33. d
34. a
35. a

Anda mungkin juga menyukai