skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
Program Studi Matematika
oleh
4150406510
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
PENGESAHAN
disusun oleh
4150406510
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada
Panitia:
Ketua Sekretaris
Ketua Penguji
Pembimbing I Pembimbing II
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi
Devie Kurnia W
4150406510
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Biarlah hidup sewajarnya mengalir, seperti angin yang berhembus tanpa alasan yang pantas untuk
The good fighters of old first put themselves beyond the possibility of defeat, and then waited for an
Sesungguhnya doa itu dapat memberi manfaat untuk sesuatu yang telah terjadi dan yang belum
Hargailah segala yang kau miliki; anda akan memiliki lebih lagi. Jika anda fokus pada apa yang
tidak anda miliki, anda tidak akan pernah merasa cukup dalam hal apapun. ( Oprah Winfrey)
PERSEMBAHAN :
iv
PRAKATA
PRODUK (STUDI KASUS PT. RAJAA TUNGGAL) dengan baik dan lancar.
berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati disampaikan terima kasih
Semarang yang telah memberikan izin kuliah dan segala fasilitas untuk
2. Dr. Kasmadi Imam S., M.S selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
melakukan penelitian.
v
6. Muhammad Kharis,S.Si., M.Sc selaku Dosen Penguji yang memberikan
kepada penulis.
8. Kepala dan seluruh karyawan PT. Rajaa Tunggal atas izin penelitian yang
telah diberikan.
dan dukungan.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
Penulis
vi
ABSTRAK
vii
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA .................................................................................................. vi
BAB
1. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .... 1
viii
2.4.1 Metode Transportasi ................... 24
ix
5.2 Saran ................................................................................................. 112
LAMPIRAN.................................................................................................. 114
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Contoh Biaya yang Diestimasi dan Penggerak biaya ............ 19
Tabel 2.2 Variabel Bebas dan Variabel Terikat .................................... 21
Tabel 2.3 Tabel Model Transportasi ..................................................... 26
Tabel 2.4 Matriks Persoalan Transportasi ............................................. 30
Tabel 2.5 Tabel Awal Matriks Transportasi Denebula ......................... 35
Tabel 2.6 Metode NWC, seluruh kapasitas Yogyakarta didistribusikan
ke Purwokerto ........................................................................ 36
Tabel 2.7 Metode NWC, permintaan Purwokerto terpenuhi ................. 36
Tabel 2.8 Metode NWC, Magelang memenuhi permintaan Purwokerto
dan Semarang ........................................................................ 37
Tabel 2.9 Metode NWC, permintaan Semarang terpenuhi .................... 38
Tabel 2.10 Metode NWC, pemintaan Madiun terpenuhi ......................... 38
Tabel 2.11 Metode NWC ......................................................................... 39
Tabel 2.12 Tabel awal dengan biaya terkecil, C32 = 2 adalah Cij terkecil 40
Tabel 2.13 Tabel awal metode biaya terkecil, C33 = 3 adalah Cij terkecil
setelah X32 terpenuhi .............................................................. 40
Tabel 2.14 Tabel awal metode biaya terkecil, setelah X11 terpenuhi, X21
menjadi Cij terkecil selanjutnya ............................................. 41
Tabel 2.15 Tabel awal metode biaya terkecil, C23 = 8 adalah terkecil
setelah X32, X33, X11 dan X12 terpenuhi .................................. 42
Tabel 2.16 Tabel awal dengan metode biaya terkecil .............................. 42
Tabel 2.17 Matriks transportasi Denebula, VAM alokai pertama (penentuan
selisih dua Cij terkecil) ........................................................... 45
Tabel 2.18 Matriks transportasi Denebula, VAM alokasi pertama .......... 45
Tabel 2.19 Matriks transportasi Denebula, VAM alokasi kedua ............. 46
Tabel 2.20 Matriks transportasi Denebula, VAM alokasi ketiga ............. 47
Tabel 2.21 Matriks transportasi Denebula, VAM alokasi keempat ......... 48
xi
Tabel 2.22 Matriks transportasi Denebula, VAM alokasi kelima ............ 48
Tabel 2.23 Matriks transportasi Denebula, VAM lengkap ...................... 49
Tabel 4.2 Tabel Jumlah Permintaan Barang untuk Setiap Tujuan ( Bulan
Tunggal .................................................................................. 91
xii
Tabel 4.6 Tabel Transportasi Gabungan untuk Produk Rajaa Sejati .... 96
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 4.1 Persiapan Tabel Awal pada Lembar Kerja Excel ................ 92
xiv
Gambar 4.3 Solver Options .................................................................... 93
Gambar 4.8 Penyelesaian untuk Produk Rajaa Sejati Premium ............. 106
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
canggih banyak sekali perusahaan yang berdiri dan bergerak di bidang jasa
bertahan dalam kondisi seperti ini, tentunya diperlukan suatu manajemen yang
atau barang ke konsumen yang mengalami kenaikan akibat kurs rupiah terhadap
dollar.
masalah transportasi yang merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi
yang terletak di Dk. Jembangan Ds. Gagak Sipat Kec. Ngemplak Kab. Boyolali
yang akan dipasarkan melalui distributor atau agen pemasaran lalu akan dikirim
1
2
di pulau Jawa. Perwakilan untuk wilayah Jawa bagian tengah yaitu Surakarta,
Salatiga, Banyumas, Temanggung dan untuk wilayah Jawa bagian timur yaitu
masyarakat yang tidak tetap, selera konsumen, pemasaran dan lain-lain. Meskipun
tepat waktu sehingga dapat menekan atau meminimumkan biaya transportasi yang
transportasi yang sudah ada sehingga biaya transportasi yang dikeluarkan dari
diperlukan analisa tentang sistem pendistribusian yang tepat dari sumber dan
tujuan yang ada dengan alternatif jalur untuk rute yang dilewati mampu
Riset Operasi adalah salah satu ilmu terapan praktis yang selalu diperlukan
kuantitatif. Ada banyak metode analisis kuantitatif yang dapat digunakan, mulai
Program linear merupakan model dari riset operasi yang banyak digunakan
lainnya. Tipe khusus persoalan program linier yang paling penting yaitu persoalan
komoditas atau produk dari sejumlah sumber (supply) kepada sejumlah tujuan
penyelesaian pekerjaan, kapasitas mesin, bahan baku, tenaga kerja, dan lain
sebagainya) yang terbatas. Seperti halnya metode program linear yang lain, hasil
akhir dari metode transportasi adalah suatu solusi optimal dari fungsi tujuan
optimum dari suatu masalah. Program Solver merupakan salah satu software yang
masalah transportasi.
excel. Program solver ini berisi perintah-perintah yang berfungsi untuk melakukan
optimum?
5
2. Jumlah kebutuhan dari tiap distributor dan permintaan dari tiap subdistributor
3. Penelitian dilakukan pada distribusi wilayah Pulau Jawa bagian tengah dan
timur.
Temanggung, Ponorogo.
4. Produk yang diteliti adalah produk Rokok Rajaa Sejati, DJ, Kalisanga, dan
berikut.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Bagi Peneliti
Manfaat yang bisa diambil bagi peneliti adalah peneliti dapat menambah
2. Bagi Perusahaan
Manfaat yang bisa diambil bagi perusahaan adalah sebagai bahan referensi
3. Bagi Pembaca
hari.
7
Penulisan skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
motto dan persembahaan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar
gambar.
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan
Pada bab ini berisi uraian singkat dari teori-teori yang mendukung penelitian ini
Pada bab ini berisi tentang objek penelitian, teknik pengumpulan data, perumusan
Pada bab ini berisi tentang deskripsi mengenai objek penelitian, data yang
BAB 5 PENUTUP
Bagian akhir memuat daftar pustaka sebagai acuan penulisan dan lampiran-
LANDASAN TEORI
Istilah Riset Operasi pertama kali digunakan pada tahun 1940 oleh Mc
Closky dan Trefthen di suatu kota kecil, Bowdsey, Inggris. Pada masa perang
diserahi tugas mencari cara-cara efisien untuk menggunakan alat yang baru
ditemukan yang dinamakan radar dalam suatu sistem peringatan dini menghadapi
bagian dari ilmu pengetahuan baru mulai berkembang sejak tahun 1945, yaitu
pada saat Perang Dunia Kedua. Pendekatan kuantitatif yang digunakan di dalam
yang dipelopori oleh Taylor pada abad XVII. Di Inggris, Operations Research
9
10
Pada masa Perang Dunia II, angkatan perang Inggris membentuk suatu
team yang terdiri dari atas para ilmuwan untuk mempelajari persoalan-persoalan
sumber-sumber kemiliteran terbatas, seperti radar dan bomber, dengan cara yang
Dimyati, 2004:1).
berbagai bidang industri dan usaha secara bertahap menjadi tertarik dengan
bidang baru ini. Paling sedikit ada dua faktor yang memainkan peranan penting di
Setelah Perang Dunia II berakhir, Riset Operasi yang lahir di Inggris ini
tindakan yang diterapkan pada beberapa masalah atau hipotesa. Sementara kata
11
research adalah suatu proses yang terorganisasi dalam mencari kebenaran akan
penjelasan, namun hanya beberapa yang biasa digunakan dan diterima secara
sesuatu mengenai pendekatan dan bidang aplikasi dari bidang ini. Maka, riset
(Hillier, 1990:4).
dalam riset operasi selain program linear antara lain Pemrograman Dinamik,
masalah yang muncul dalam pengarahan dan pengelolaan dari suatu sistem besar
manusia, mesin, bahan dan uang industri, bisnis, pemerintahan dan pertahanan.
Pendekatan khusus ini bertujuan untuk membentuk suatu model ilmiah dari
1. Memformulasikan persoalan.
2. Mengobservasi sistem.
satu teknik OR yang digunakan paling luas dan diketahui dengan baik. LP
penjelasan suatu dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri atas
sebuah fungsi tujuan linear dan sistem kendala linear (Mulyono, 2004: 13).
13
George B. Dantzig diakui umum sebagai pioner LP, karena jasanya dalam
Serikat selama Perang Dunia II. Penelitiannya didukung oleh ahli-ahli lain seperti:
menggambarkan masalah yang dihadapi. Kata sifat linear berarti bahwa semua
fungsi matematis dalam model ini harus merupakan fungsi-fungsi linear. Kata
memperoleh hasil yang optimal, ialah suatu hasil mencapai tujuan yang ditentukan
dengan cara yang paling baik (sesuai model matematis) di antara semua alternatif
adalah keterbatasan bahan mentah, tenaga kerja, dan lain sebagainya. Kendala-
14
pertidaksamaan linear dalam variabel atau peubahnya. Jadi fungsi yang akan
nilai fungsi tujuan yang dikehendaki. Nilai yang dikehendaki dapat berupa nilai
terbesar yaitu fungsi tujuan berupa nilai maksimum sedangkan nilai terkecil yaitu
terbatas diantara aktifitas yang bersaing, dengan cara yang terbaik yang mungkin
tahap-tahap.
bilangan yang ada disisi kanan setiap pembatas disebut ruas kanan
pembatas.
keputusan tersebut boleh berharaga positif atau negatif (tidak terbatas pada
tanda).
berupa fungsi tujuan (fungsi objektif) yang akan dicari nilai optimalnya
(maksimum/ minimum).
2. Ada tindakan alternatif, artinya nilai fungsi tujuan dapat diperoleh dengan
3. Adanya keterbatasan sumber daya. Sumber daya atau input dapat berupa
waktu, tenaga, biaya, bahan, dsb. Pembatasan sumber daya disebut dengan
4. Masalah harus dapat dituangkan dalam bahasa matematika yang disebut model
dan kendala. Fungsi tujuan harus berupa fungsi linear dan kendala berupa
5. Antar variabel yang membentuk fungsi tujuan dan kendala ada keterikatan,
artinya perubahan pada satu peubah akan mempengaruhi nilai peubah yang
lain.
berikut.
meminimumkan.
4. Merumuskan kendala.
adalah merumuskan kendala. Tahap ini lebih merupakan seni dari pada ilmu
b. Pendekatan ruas kiri, merupakan koefisien teknis dari daftar dalam tebel
5. Persyaratan nonnegatif.
Persyaratan ini harus ada dalam model matematika, karena variabel keputusan
biasanya mewakili banyak unit dari beberapa produksi atau sesuatu untuk
2.3 Biaya
atau pemakaian aktiva untuk memperoleh pendapatan atau hasil. Hal ini akan
2005:12).
pada perubahan tingkat biaya total. Perusahaan mengeluarkan biaya (cost) jika
memproduksi peralatan dapur, mempunyai biaya bahan baku (seperti logam dan
disebut dengan tempat penampungan biaya (cost pools). Ada banyak cara yang
adalah berbagai produk, jasa, atau unit organisasi di mana umumnya biaya
mengambil keputusan (perencanaan untuk produk baru atau perluasan pabrik dan
perencanaan biaya yang efektif adalah untuk menggunakan estimasi biaya yang
memprediksi biaya.
3. Mengumpulkan data yang konsisten dan akurat atas objek biaya dan
penggerak biaya.
sampai yang paling tinggi keakuratannya. Namun, biaya dan usaha yang
merupakan variabel terikat. Variabel terikat mungkin disajikan pada tingkat yang
sangat luas (agregat), seperti total biaya pemeliharaan untuk seluruh perusahaan,
atau bisa saja dalam tingkat yang terinci, seperti biaya pemeliharaan untuk setiap
ketersediaan dan keandalan data, serta pertimbangan biaya dan manfaat. Apabila
tujuannya adalah keakuratan, maka sering kali analisis pada tingkat terinci yang
dipilih.
keuangan, operasi, dan ekonomi lainnya yang mungkin relevan. Tujuannya adalah
untuk memilih variabel (1) yang paling relevan, yaitu yang berubah ketika
variabel terikat berubah; dan (2) bukan merupakan duplikasi variabel bebas
lainnya. Tabel berikut menunjukkan beberapa variabel terikat dan variabel bebas.
21
Variabel Bebas
Variabel terikat Indikator
Data Keuangan Data Operasi Lainnya
Ekonomi
- Penjualan - Beban - Ukuran took - Indeks tingkat - Variabel dummy
penjualan harga untuk perubahan
- Beban iklan - Jenis took - Indeks atas kebijakan kredit
kondisi ekonomi
local
- Beban tenaga kerja - Tarif upah - Jumlah jam - Indeks atas tarif - Variabel tren
kerja upah local
- Penjualan - Variabel - Variabel
dummy untuk dummy untuk
perubahan perubahan tarif
dalam bauran pembayaran yang
tenaga kerja signifikan
- Jumlah unit - Jumlah
diproduksi karyawan
- Beban utilitas - Penjualan - Temperatur - Variabel
harian rata-rata dummy untuk
- Jumlah unit - Variabel perubahan yang
diproduksi dummy untuk signifikan pada
perubahan tarif utilitas
thermostat
- Lama toko
buka (dalam
jam)
- Beban umum gaji - Penjualan - Jenis took - Indeks tingkat - Umur took
dan perlengkapan - Total beban - Ukuran took harga local - Variabel
kantor, telepon, - Aktiva tetap - Jumlah dummy untuk
pencetakan dan bersih karyawan perubahan pada
duplikasi, serta otomatisasi
perbaikan kantor
2.4 Transportasi
Karena hanya satu macam barang, suatu tempat tujuan dapat memenuhi
Hitchcock pada tahun 1941, dan T. C. Koopmans pada tahun 1947 (Suyitno,
1997:139).
pusat penerimaan atau tujuan. Persoalan yang ingin dipecahkan oleh model
Asumsi dasar model ini adalah bahwa biaya transportasi pada suatu rute
tertentu proporsional dengan banyaknya unit yang dikirimkan. Definisi unit yang
dikirimkan sangat tergantung pada jenis produk yang diangkut, yang penting,
satuan penawaran dan permintaan akan barang yang diangkut harus konsisten.
atau produk dari sejumlah sumber (supply) kepada sejumlah tujuan (destination,
2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan setiap sumber dan yang
3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan,
tertentu.
dipenuhi. Asumsi sumber dalam hal ini adalah tempat asal barang yang hendak
dikirim, sehingga dapat berupa pabrik, gudang, grosir, dan sebagainya. Sedangkan
informasi yang harus ada dalam masalah transportasi meliputi: banyaknya daerah
asal beserta kapasitas barang yang tersedia untuk masing tempat, banyaknya
dan jarak atau biaya angkut untuk setiap unit barang dari suatu tempat asal ke
tempat tujuan.
24
distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama atau sejenis
sehingga permintaan dari beberapa tempat tujuan dapat dipenuhi dari beberapa
tempat asal yang masing-masing dapat memiliki permintaan atau kapasitas yang
1999 : 128).
beberapa tempat tujuan dapat dipenuhi dari beberapa tempat asal yang masing-
yang akurat, cepat serta praktis dalam penggunaannya. Dalam perhitungan secara
2. Langkah berikutnya adalah menyusun tabel awal. Pada tabel awal diisikan
informasi biaya transportasi atau jarak dari suatu sumber ke suatu tujuan
tertentu, besar kapasitas sumber, dan besar permintaan. Pada langkah ini,
harus dipastikan bahwa besar kapasitas harus sama (seimbang) dengan besar
permintaan. Sel dummy dapat berupa sel baris atau sel kolom.
metode yang ada. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan baik
4. Jika telah dilakukan pengalokasian dengan salah satu metode yang sesuai,
langkah selanjutnya adalah melihat apakah alokasi tersebut sudah optimal atau
belum. Jika alokasi telah optimal maka alokasi tersebut dapat dikatakan telah
maka perlu dilakukan revisi atau perbaikan untuk sel yang masih
dianalisis, dan diselesaikan. Bentuk model yang dikenal secara luas antara lain
rumus (model matematis), prototype, peta, maket, diagram, skema, dan lain-lain.
tujuan.
Keterangan :
: Biaya pengiriman per unit barang dari tempat asal () ke tempat tujuan ()
m n
Minimumkan : = c
i 1 j 1
ij xij
m
Berdasarkan pembatas : x
j 1
ij ai , = , , , . . . ,
x
i 1
ij t j , = , , , . . . ,
sama dengan total demand (tujuan). Dengan kata lain dapat ditulis sebagai berikut.
=
=1 =1
Dalam persoalan yang sebenarnya batasan ini tidak selalu terpenuhi atau
dengan kata lain, jumlah supply yang tersedia mungkin lebih besar atau lebih kecil
dari pada jumlah yang diminta. Jika hal ini terjadi, maka model persoalanya
28
variabel artificial (semu). Jika jumlah demand melebihi jumlah supply, maka
dibuat suatu sumber dummy yang akan men-supply kekurangan tersebut, yaitu
sebanyak .
adalah nol. Hal ini dapat dipahami karena pada kenyataannya dari sumber dummy
tidak terjadi pegiriman. Begitu pula dengan biaya transportasi per unit ( ) dari
tidak dilakukan atau tidak boleh terjadi pengiriman ke tujuan , maka nyatakanlah
kl dengan suatu harga yang besarnya tidak terhingga. Hal ini dilakukan agar
transportasi. Flow chart algoritma transportasi ini dapat dilihat pada gambar
berikut :
29
Awal
Alokasi
Ya
Test Optimalisasi Selesai
Tidak
Revisi
- Bila kapasitas seluruh sumber lebih besar dari permintaan seluruh tujuan, maka
kapasitas ini.
- Bila kapasitas seluruh sumber lebih kecil dari seluruh permintaan tujuan, maka
sebuah baris semu perlu ditambahkan untuk menyedikan kapasitas semu yang
tabel awal. Ada tiga metode untuk menyusun tabel awal, yaitu :
30
1. Metode Sudut Barat Laut atau North West Corner Method (NWC)
paling kiri dan paling atas (northwest) matriks kemudian bergerak ke kanan
tujuan (supply)
1 2 3
c11 c12 c13
Artinya: jika b1 < a1 maka x11 = b1 ; jika b1 > a1 maka x11 = a1 . Kalau
Besar alokasi ini akan mencukupi salah satu, kapasitas tempat asal baris
pertama dan atau permukaan tempat tujuan dari kolom pertama. Jika
tempat tujuan di kolom pertama, kita bergerak ke kanan di baris pertama dan
tersisa dari baris satu atau memenuhi permintaan tujuan dari kolom dua dan
seterusnya.
31
sel yang berkaitan dengan biaya pengangkutan terendah. Sel dengan biaya
Metode VAM ini didasarkan atas beda kolom dan beda baris yang
menentukan perbedaan antara dua biaya termurah dalam satu kolom atau satu
menggunakan rute termurah. Beda baris atau beda kolom berkaitan dengan
penalty tertinggi, merupakan baris atau kolom yang akan diberi alokasi
seluruh tujuan. Pada umumnya, metode biaya terkecil atau Least Cost Method
akan memberikan solusi awal lebih baik (lebih rendah) dibanding dengan metode
North West Corner, karena metode Least Cost menggunakan biaya per unit
sebagai kriteria alokasi sementara metode North West Corner tidak. Akibatnya,
32
banyak iterasi tambahan yang diperlukan untuk mencapai solusi optimum lebih
sedikit. Namun, dapat terjadi meskipun jarang, dimana solusi awal yang sama atau
distribusi total telah minimum. Ada dua macam model pegujian optimalitas
cost dari sel kosong, yaitu berkurangnya biaya akibat pemindahan model
sebagai berikut :
(1) Membuat loop dari sel kosong yang akan dihitung nya
(2) Misalkan sel (, ) adalah sel yang akan dihitung nya dan loopnya
adalah (0 , 0 ) (0 , 1 ) (1 , 1 ) (1 , 2 ) (2 , 2 )
( , ) ( , 0 ), maka
(, ) = 0 , 0 0 , 1 + 1 , 1 1 , 2 + 2 , 2
+ , , 0 .
2. Menghitung Kij pada sel kosong dengan ketentuan Kij =Vi + Uj.
Kelima, atau langkah terakhir adalah revisi tabel bila dalam langkah
keempat terbukti bahwa tabel belum optimal atau biaya distribusi total masih
mungkin diturukan lagi. Dengan demikian, lagkah kelima ini tidak akan dilakukan
apabila pada langkah keempat telah membuktikan bahwa tabel telah optimal.
Contoh 1 :
Yogyakarta. Ketika usahaya semakin besar dan area penyemaian di daerah itu
Permintaan terhadap jamur itu tidak hanya datang dari daerah sekitar yaitu
Yogyakarta, Magelang dan Surakarta tetapai juga datang dari daerah Jawa Barat,
Jawa Timur dan luar Jawa. Berhubung permintaan terus meingkat, Denebula
kemudian menujuk ketiga anaknya yang lain utuk menjadi agen di Purwokerto
untuk melayani daerah Jawa Barat, Semarang untuk melayani permintaan daerah
luar Jawa dan Madiun untuk melayani permintaan daerah Jawa Timur. Permintaan
Agen Permintaan
Purwokerto 5000 kg
Semarang 4500 kg
Madiun 5500 kg
Kemampuan berproduksi ketiga pabrik jamur itu untuk periode yang akan
Yogyakarta 4000 kg
Magelang 5000 kg
Surakarta 6000 kg
Agen
Pabrik
Purwokerto Semarang Madiun
Yogyakarta 4 5 7
Magelang 6 3 8
Surakarta 5 2 3
(Siswanto, 2007:269)
Tujuan Kapasitas
Sumber
Purwokerto Semarang Madiun
X11 X12 X13
Yogyakarta 4000
4 5
7
X21 X22 X23
Magelang 5000
6
3 8
X31 X32 X33
Surakarta 6000
5
2 3
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
36
1. Metode Sudut Barat Laut atau North West Corner Method (NWC)
Metode Sudut Barat Laut atau North West Corner Method (NWC) adalah
distribusi barang mulai dari sel yang terletak pada sudut paling kiri atas,
memperoleh alokasi terlebih dahulu karena terletak paling kiri atas. Di sel ini
2.6.
Kini, sel 21 menjadi sel yang terletak paling kiri atas setelah alokasi
distribusi tidak mugkin lagi dilakukan di baris ke-1 karena seluruh kapasitas
adalah 1000 kg, yaitu sesuai dengan permintaan maksimum Purwokerto pada
Sel yang terletak paling kiri atas setelah alokasi distribusi tidak mungkin
dilakukan pada baris dan kolom pertama adalah sel 22. Di sel ini alokasi
pertama dan kedua serta kolom pertama, maka sel 32 kini berada pada posisi
paling kiri atas. Oleh karena itu, alokasikan 500 kg agar permintaan
Tujuan Kapasitas
Sumber
Purwokerto Semarang Madiun
4000 X12 X13
Yogyakarta 4000
4 5
7
1000 4000 X23
Magelang 5000
6
3 8
X31 500 X33
Surakarta 6000
5
2 3
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
39
Tujuan Kapasitas
Sumber
Purwokerto Semarang Madiun
4000 X12 X13
Yogyakarta 4000
4 5
7
1000 4000 X23
Magelang 5000
6
3 8
X31 500 5500
Surakarta 6000
5 3
2
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
barat laut (NWC). Pada Tabel 2.11 menunjukkan seluruh pengisian sel-sel
Tujuan Kapasitas
Sumber
Purwokerto Semarang Madiun
4000 X12 X13
Yogyakarta 4000
4 5
7
1000 4000 X23
Magelang 5000
6
3 8
X31 500 5500
Surakarta 6000
5 3
2
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
Jumlah 51.500,-
untuk menyusun tabel awal dengan cara pengalokasian distribusi barang dari
sumber ke tujuan mulai dari sel yang memiliki biaya distribusi terkecil.
41
Pada Tabel 2.12, sel matriks 32 yang menunjukkan distribusi barang dari
Surakarta ke Semarang memiliki biaya distribusi terkecil, yaitu Rp 2,- per kg.
Tabel 2.12 Tabel awal dengan biaya terkecil, C32 = 2 adalah Cij terkecil
Tujuan Kapasitas
Sumber
Purwokerto Semarang Madiun
X11 X12 X13
Yogyakarta 4000
4 5
7
X21 X22 X23
Magelang 5000
6
3 8
X31 4500 X33
Surakarta 6000
5 2
3
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
Sel 33 adalah sel yang memiliki biaya terkecil yaitu Rp 3,- setelah sel 32.
Sel ini berada pada kolom permintaan Madiun sebesar 5500 kg, sedangkan
sisa kapasitas agen Surakarta tinggal 1500 kg. Jadi, sisa permintaan ini
Tabel 2.13 Tabel awal metode biaya terkecil, C33 = 3 adalah Cij terkecil setelah
X32 terpenuhi
Tujuan Kapasitas
Sumber
Purwokerto Semarang Madiun
X11 X12 X13
Yogyakarta 4000
4 5
7
X21 X22 X23
Magelang 5000
6
3 8
X31 4500 1500
Surakarta 6000
5 2
3
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
Sel berikutnya yang memiliki biaya terkecil adalah sel 11. Sel ini
permintaan Purwokerto 5000 kg. Dalam hal ini, Yogyakarta jelas tidak
harus dipilih alternatif agen lain yang memiliki biaya distribusi paling sedikit
agen Magelang meskipun memiliki biaya distribusi yang sedikit lebih tinggi
yaitu Rp 6,-, lihat Tabel 2.14. Jadi permintaan Purwokerto sebanyak 5000 kg
1000 kg.
43
Tabel 2.14 Tabel awal metode biaya terkecil, setelah X11 terpenuhi, X21 menjadi
Cij terkecil selanjutnya
Tujuan Kapasitas
Sumber
Purwokerto Semarang Madiun
4000 X12 X13
Yogyakarta 4000
4 5
7
1000 X22 X23
Magelang 5000
6
3 8
X31 4500 1500
Surakarta 6000
5 2 3
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
alternatif yang bisa memenuhi permintaan itu adalah Magelang. Oleh karena
Madiun. Jumlah ini tepat sama dengan kapasitas maksimum agen Magelang,
Tabel 2.15 Tabel awal metode biaya terkecil, C23 = 8 adalah terkecil setelah
X32, X33, X11 dan X12 terpenuhi
Tujuan Kapasitas
Sumber
Purwokerto Semarang Madiun
4000 X12 X13
Yogyakarta 4000
4 5
7
1000 X22 4000
Magelang 5000
6 8
3
X31 4500 1500
Surakarta 6000
5 2 3
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
44
Sampai pada langkah ini, proses penyusunan tabel awal Denebula dengan
metode biaya terkecil telah selesai. Tabel 2.16 di bawah ini menunjukkan
Tujuan Kapasitas
Sumber
Purwokerto Semarang Madiun
4000 X12 X13
Yogyakarta 4000
4 5
7
1000 X22 4000
Magelang 5000
6 8
3
X31 4500 1500
Surakarta 6000
5 2 3
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
Jumlah 67.500,-
45
menentukan alokasi distribusi pada sel yang memiliki terkecil dan terletak
pada baris atau kolom yang memiliki nilai terbesar dari selisih terkecil.
Oleh karena itu, ada tiga tahap yang harus ditempuh pada setiap alokasi
distribusi, yaitu :
1. Penentuan selisih nilai dua Cij terkecil pada seluruh baris dan kolom.
2. Pemilihan baris atau kolom yang memiliki nilai terbesar dari selisih dua
Cij terkecil.
3. Alokasi distribusi biaya maksimum paa baris atau kolom terpilih yang
Ketiga tahap itu merupakan sebuah siklus yang berulang pada setiap
Tahap pertama dalam penyusunan tabel awal dengan metode VAM adalah
penentuan selisih nilai dua terkecil. Proses ini dilakukan utuk seluruh
baris dan kolom. Pada baris pertama, dua terkecil adalah C11 = 4 dan
baris ke-2, dua terkecil adalah C21 = 6 dan C22 = 3; dengan demikian
46
selisih dua itu adalah 6 3 . Dengan cara yang sama, seluruh selisih
nilai baris dan kolom itu bisa ditentukan, lihat Tabel 2.17.
Setelah selisih dua terkecil pada seluruh baris dan kolom ditemukan,
terbesar sebagai dasar alokasi. Pada Tabel 2.17, selisih nilai terbesar dari
seluruh baris dan kolom adalah selisih nilai dua pada kolom ke-3
antara C13 = 7 dengan C33 = 3, yaitu 4. Oleh karena itu, kolom ke-3 adalah
kolom terpilih.
terkecil. Oleh karena itu, distribusi sebesar 5500 dari Surakarta dikirim
Tiga langkah di atas adalah satu paket langkah untuk menyusun tabel
dilakukan, maka tiga langkah itu harus dilakukan. Proses ini berulang hingga
Kini, kita akan mengulangi proses itu untuk menentukan alokasi distribusi
Tujuan Kapasitas
Sumber Rj
Purwokerto Semarang Madiun
X11 X12 X13
Yogyakarta 4000
4 5 1
7
X21 X22 X23
Magelang 5000
6 3
3 8
X32 X33
Surakarta X31 6000
1
5 2 3
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
1 1 4
Tujuan Kapasitas
Sumber
Purwokerto Semarang Madiun
X11 X12 X13
Yogyakarta 4000
4 5 1
7
X12 X22 X23
Magelang 5000
6 3 3
8
X31 X32 5500
Surakarta 6000
5 1
2 3
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
1 1 4
Pada tabel 2.19 terlihat nilai terbesar dari selisih terkecil ada dua yaitu
baris ke-2 dan ke-3. Dalam kasus semacam ini, tidak ada satu pun pedoman
48
untuk memilih yang bisa digunakan secara konsisten. Kita harus memilih
salah satu secara intuitif. Di sini, kita akan memilih baris ke-3 sebagai baris
Pilihan ini merupakan pilihan terbaik yang akan memberikan biaya distribusi
terendah.
Pada alokasi yang ke-3, ditujukkan pada Tabel 2.20, baik baris ke-3
terbesar dari selisih dua terkecil adalah 3 yang terletak pada baris ke-2. Di
Tujuan Kapasitas
Sumber
Purwokerto Semarang Madiun
X11 X12 X13
Yogyakarta 4000
4 5 1
7
X21 X22 X23
Magelang 5000
6 3
3 8
X31 500 5500
Surakarta 6000
5 3
2 3
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
1 1
49
Tujuan Kapasitas
Sumber
Purwokerto Semarang Madiun
X11 X12 X13
Yogyakarta 4000
4 5 1
7
X21 4000 X23
Magelang 5000
6 3
3 8
X31 500 5500
Surakarta 5 6000
2 3
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
2 2
Selagi selisih dua terkecil hanya bisa dihitung untuk selisih antara C11
= 4 dan C21 = 6, yaitu 2 maka alokasi keempat terjadi pada sel 11 yang
memenuhi seluruh permintaan Purwokerto 5000 kg, lihat Tabel 2.22. Alokasi
yang kelima ini merupakan alokasi yang terakhir yang membuat seluruh
Meskipun pedoman nilai terbesar dari selisih dua terkecil tidak ada namun
50
hal itu tidak perlu dirisaukan karena pilihan distribusi itu merupakan satu-
Tujuan Kapasitas
Sumber
Purwokerto Semarang Madiun
4000 X12 X13
Yogyakarta 4000
4 5 1
7
X21 4000 X23
Magelang 6 5000
3 8
X31 500 5500
Surakarta 5 6000
2 3
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
2
2
2
51
bahwa tabel pasti optimal. Akan tetapi, optimalitas tabel baru bisa diketahui
setelah pengujian tabel awal dengan metode Stepping Stone atau MODI
Tujuan Kapasitas
Sumber
Purwokerto Semarang Madiun
4000 X12 X13
Yogyakarta 4 5 4000
7
1000 4000 X23
Magelang 6 5000
3 8
X31 500 5500
Surakarta 5 6000
2 3
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
Jumlah 51.500,-
Tujuan dari pengujian tabel awal adalah untuk mengetahui apakah masih
ada alteratif alokasi distribusi yang akan membawa beban biaya distribusi total
lebih rendah dibanding beban biaya distribusi total menurut alokasi distribusi
tabel awal.
Ada dua macam metode pengujian tabel awal yang tersedia di dalam
distribusi. Opportunity Cost adalah biaya yang harus kita tanggung bila satu
alternatif keputusan dipilih. Dalam hal ini, bila sel-sel kosong tersebut
distribusi yang akan memberikan biaya total distribusi lebih rendah. Jadi
meurut metode MODI, tabel akan dikatakan optimal bila dan haya bila
Bila,
= + [1]
1. Menentuka nilai dan utuk seluruh baris dan kolom dengan pedoman
Bila dijumpai paling sedikit satu sel kosong yang memiliki opportunity
cost positif atau > 0 maka dikatakan bahwa tabel belum optimal
sehingga harus direvisi. Dengan kata lain, tabel dikatakan telah optimal bila
Opportunity cost 0
+ 0
atau
+
54
Denebula
Dengan berpedoman pada = 0 untuk seluruh sel isi maka kita hanya
perlu menentukan sebuah angka kunci pada atau agar bisa menentukan
nilai dan yang lain. Angka kunci itu sembarang dan bisa diletakkan di
mana saja, pada baris atau kolom. Pada Tabel 2.22, angka kunci itu adalah 0,
dari [1], = +
= 0
= + [2]
4 = 0 + 1
Tujuan Kapasitas
Sumber Ui
Purwokerto Semarang Madiun
X12 X13
Yogyakarta 4000 5 4000 0
4 7
X22 4000
Magelang 1000 3 5000
6 8
4500 1500
Surakarta X31 6000
5 2 3
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
Vj 2 2
Tujuan Kapasitas
Sumber Ui
Purwokerto Semarang Madiun
Yogyakarta 33
4000 5 7 4000 0
4
4000
Magelang 1000 3 5000
6 8
4500 1500
Surakarta 6000
5
2 3
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
Vj 4
Dengan cara yang sama, kita bia menentukan nilai 3 . Karena 2 = 2 dan sel
Tujuan Kapasitas
Sumber Ui
Purwokerto Semarang Madiun
33
Yogyakarta 4000 5 7 4000 0
4
4000
Magelang 1000 3 5000 2
6 8
4500 1500
Surakarta 6000
5
2 3
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
Vj 4
Tujuan Kapasitas
Sumber Ui
Purwokerto Semarang Madiun
4000 33 4000
Yogyakarta 0
4 5 7
1000 4000
Magelang 5000 2
6 3
8
4500 1500
Surakarta 6000
5
2 3
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
Vj 4 6
lihat Tabel 2.28. Yang terakhir, karena 3 diketahui dan sel 32 adalah sel isi
Tujuan Kapasitas
Sumber Ui
Purwokerto Semarang Madiun
33
Yogyakarta 4000 5 7 4000
0
4
4000
Magelang 1000 3 5000
2
6 8
4500 1500
Surakarta 6000
5 -3
2 3
5500 15000
Permintaan 5000 4500 15000
Vj 4
6
Vj 4
5 6
58
Kedua, menentukan opportunity cost seluruh sel kosong. Dalam hal ini
12 = 1 + 2 12 atau 12 = 0 + 5 5 = 0
13 = 1 + 3 13 atau 13 = 0 + 6 7 = 1
31 = 3 + 1 31 atau 31 = 3 + 4 5 = 4
alternatif alokasi ditribusi pada sel ini akan menghasilkan biaya total
distribusi yang lebih rendah. Oleh karena itu, tabel awal Denebula yang
b. MODI Menguji Metode Sudut Barat Laut (NWC) dan VAM Denebula
barat laut atau North West Corner (NWC) menghasilkan biaya distribusi total
yang sama dengan tabel awal yang disusun dengan VAM. Dengan demikian,
kita tidak perlu mengujinya satu per satu. Pada Tabel 2.31 memperlihatkan
pengujian MODI secara langsung, mulai dari penentuan angka kunci dan
cost seluruh sel kosong adalah negatif, ini berarti tidak ada kemungkinan
untuk biaya total distribusi menjadi lebih rendah, jadi tabel sudah optimal.
demikian, penentuan tabel awal dengan VAM atau metode sudut barat laut
Tabel 2.30 Tabel awal yang disusun dengan menggunakan metode sudut barat
59
Tujuan Kapasitas
Sumber Ui
Purwokerto Semarang Madiun
4000 X12 X13
Yogyakarta -4 4000
-5 0
4 5
7
1000 4000 X23
Magelang
-4 5000
2
6
3 8
X31 500 5500
Surakarta
0 6000
1
5
2 3
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
Vj 4
1 2
sel-sel kosong yag dilewati oleh jalur stepping stone. Seperti makna yang
terkandung di dalam namanya, metode ini membuat satu jalur tertutup untuk
setiap sel kosong di mana sel-sel isi yang lain di dalam jalur tertutup itu
dari pembuatan jalur tertutup ini adalah untuk membuat percobaan guna
Perhitungan untuk memindahkan satu unit beban itu menggunakan dasar jalur
tertutup (+) atau (-) di mana tanda (+) pertama kali diberikan kepada sel
kosong dan selanjutnya tanda (-) diberikan kepada sel berikutnya. Pemberian
60
tanda itu kemudian diteruskan secara bergantian kepada sel-sel isi berikutnya
hingga kembali ke sel kosong. Dalam hal ini, tanda (+) menandai
penambahan beban distribusi satu unit yang tentu saja akan berakibat pada
pegurangan beban distribusi satu unit yang akan berakibat pada pegurangan
biayadistribusi sebesar .
metode sudut barat laut atau VAM, Tabel 2.31. Pertama, kita membuat jalur
sepanjang jalur tersebut teryata akan membuat biaya distribusi naik dengan
Pemindahan satu unit distribusi sepanjang jalur tersebut ternyata akan membuat
Tujuan Kapasitas
Sumber
Purwokerto Semarang Madiun +5
4000 X12 X13 -6
Yogyakarta 4000 +3
4 5 -2
7
0
sel 31,
32
61
Tujuan Kapasitas
Sumber
Purwokerto Semarang Madiun
4000 X12 X13 4000
+5
Yogyakarta - + -3
4 5
7 +6
+ 1000 - 4000 X23 -4
Magelang 5000
6 +4
3 8 sel 12
X31 500 5500
Surakarta 6000
5 3
2
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
Tujuan Kapasitas +7
Sumber
Purwokerto Semarang Madiun -3
4000 X12 X13 +2
- + 4000 -3
Yogyakarta
4 5 +6
7 -4
+ 1000 - 4000 X23
Magelang - 5000 +5
6 + -
3 8 sel 13
Surakarta X31 500 5500 6000
+ -
62
5 2 3
15000
Permintaan 5000 4500 5500 15000
Rp. 51.500,-
dari suatu sumber dapat berada pada sumber lain atau tujuan lain sebelum
mencapai tujuan akhirnya (Dimyati & Dimyati, 1999 : 146). Jadi, pada model
transshipment ini suatu sumber sekaligus dapat berperan sebagai tujuan dan
sebaliknya, suatu tujuan dapat juga berperan sebagai sumber. Dengan kata lain,
proses pendistribusian barang dari suatu sumber ke tujuan harus melalui agen
terlebih dahulu.
Dalam model ini, setiap sumber maupun tujuan dipandang sebagai titik-titik
potensial bagi demand maupun supply. Oleh karena itu, untuk menjamin bahwa
tiap titik potensial tersebut mampu menampung total barang di samping jumlah
63
barang yang telah ada pada titik-titik tersebut, maka perlu ditambahkan kepada
=
=1 =1
KOTA F 350
Adapun unit biaya transportasi dari satu kota ke kota lain disajikan dalam
Gudang penyimpanan
Pabrik
Kota C Kota D
Kota A 3 2
Kota B 4 1
64
Agen
Gudang
Penyimpanan Kota E Kota F Kota G
Kota C 4 3 5
Kota D 2 1 6
rute dengan biaya kirim paling kecil dari titik sumber ke titik tujuan. Di sini kita
Mula-mula kita mencari jalur dengan biaya terkecil dari titik sumber ke titik
1. Ada dua rute yang dapat ditempuh untuk mengirim barang dari titik sumber 1
1) S1 I1 T1 = 3 +4 = 7
2) S1 I2 T1 = 2 + 2 = 4
2. Ada dua rute yang dapat ditempuh untuk mengirim barang dari titik sumber 1
1) S1 I1 T2 = 3 + 3 = 6
2) S1 I2 T2 = 2 + 1 = 3
3. Ada dua rute yang dapat ditempuh untuk mengirim barang dari titik sumber 1
1) S1 I1 T3 = 3 + 5 = 8
2) S1 I2 T3 = 2 + 6 = 8
4. Ada dua rute yang dapat ditempuh untuk mengirim barang dari titik sumber 2
1) S2 I1 T1 = 4 + 4 = 8
2) S2 I2 T1 = 1 + 2 = 3
5. Ada dua rute yang dapat ditempuh untuk mengirim barang dari titik sumber 2
1) S2 I1 T2 = 4 + 3 = 7
2) S2 I2 T2 = 1 + 1 = 2
6. Ada dua rute yang dapat ditempuh untuk mengirim barang dari titik sumber 2
1) S2 I1 T3 = 4 + 5 = 9
2) S2 I2 T3 = 1 + 6 = 7
berikut :
S1 I2 T1 2+2=4
S1 I2 T2 2 + 1 =3
S1 I1 atau I2 T3 3 + 5 = 8 atau 2 + 6 = 8
S2 I2 T1 1+2=3
S2 I2 T2 1+1=2
S2 I2 T3 1+6=7
66
Dari Tabel 2.35, kita dapat menggambarkan rute langsung dari titik sumber
ke titik tujuan yang menjadi syarat bagi model transportasi. Jaringan yang dapat
menunjukkan rute langsung dari pabrik ke agen ditunjukkan pada Gambar 2.2,
sedangkan tabel transportasi yang dapat dibentuk dari kasus ini disajikan dalam
Tabel 2.4.
Kota E 250
600 Kota A
Kota F 350
400 Kota B
Kota G 400
Gambar 2.3
Jaringan Transportasi yang Diturunkan dari Kasus Transit
Tujuan Supply
Sumber
T1 T2 T3
4 3 8 600
S1
200 400
3 2 7 400
S2
50 350 350
1. S1 T1 200 unit
2. S1 T3 400 unit
3. S2 T1 50 unit
4. S2 T2 350 unit
= 4850
Jadi total biaya yang harus dikeluarkan perusahaan Teh Kembang untuk
Hasil di atas menujukkan bahwa unit yang dikirim dari S1 ke T1 sebesar 200
unit yang sebelumnya telah diketahui dari penentuan rute yang menghasilkan
biaya terendah menyatakan bahwa pengiriman dari S1 ke T1 ini melalui I2, yaitu
mula-mula dikirim ke I2 baru kemudian disalurkan ke T1. Hal yang sama juga
terjadi pada penyelesaian yang lain, sehingga untuk lebih jelasnya dapat dilihat
S1 I2 600
S2 I2 400
I2 250
T1
I2 350
T2
I2 400
T3
68
excel. Program solver ini berisi tentang perintah-perintah yang berfungsi untuk
excel tidak secara otomatis solver ini ter-install, jadi harus diinstall secara khusus
1. Buka program excel sehingga muncul tampilan seperti di atas, Jika tampilan
excel sudah muncul, maka langkah selanjutnya adalah klik customize quick
3. Setelah klik more comands akan muncul tampilan seperti di bawah ini,
kemudian pilih menu add-in dan pilih solver add-in di bagian paling bawah,
4. Klik Go.
6. Jika sudah muncul gambar seperti di bawah ini. Tunggu beberapa detik.
70
7. Jika sudah selesai, pilih menu data. Maka solver sudah ter-install di bagian
Toko Arif akan membuat 3 macam paket murah akhir tahun atau
lebaran yaitu paket A, B, dan C. Paket tersebut berisi sirup, biskuit, dan permen.
Paket A berisi 1 botol sirup, 2 bungkus biskuit, dan 3 bungkus permen dan dijual
dengan harga Rp 85.000,00 per paket. Paket B berisi 1 botol sirup, 2 bungkus
biskuit, dan 2 bungkus permen dijual Rp 75.000,00. Paket C berisi 2 botol sirup, 1
biskuit, dan 2 bungkus permen dijual Rp 70.000,00. Banyaknya sirup, biskuit, dan
permen yang tersedia berturut-turut adalah 17 botol sirup, 22 bungkus biskuit, dan
30 bungkus permen. Toko Arif ingin memperoleh hasil penjualan yang sebesar-
71
Jawaban:
Jumlah
Paket A Paket B Paket C
Barang
Sirup 1 1 2 17
Biskuit 2 2 1 22
Permen 3 2 2 30
Harga 85 75 70
Dalam tabel ini, kita buat pada lembar kerja (worksheet) Excel,
selanjutnya kita mulai dengan memberi nilai awal 0 untuk semua paket yang akan
dibuat. Selain tabel ini, kita buat pula tabel kebutuhan bahan yang akan digunakan
demikian sel B6, C6, dan D6 kita isi dengan 0. Pada tabel kebutuhan bahan
terhadap banyaknya paket yang akan dibuat, sehingga pada sel B11 diisi dengan
formula =B3*B7, selanjutnya untuk sel yang lain diisi formula sebagai berikut:
paste saja. Untuk itu pada B10 kita isi formula =B3*B7 kemudian sel ini kita
73
copy, kemudian kita blok (sorot) pada sel B10 sampai D13 lalu kita paste, maka
dan paket C, sehingga pada sel E11 kita isi dengan formula =B11+C11+D11
harga satuan barang. Jadi sel C15 kita isikan formula =B6*B7+C6*C7+D6*D7
berada di menu data bagian paling kanan. Jadi lakukan klik pada data, kemudian
Pada Set Target Cell kita isi pendapatan, yaitu cukup meng-klik sel C15,
maka pada Set Target Cell akan terisi $C$15. Equal To kita isi fungsi tujuan yaitu
memaksimumkan, jadi kita pilih max. By Changing Sells kita isi variabel yang
kita cari, yaitu banyaknya barang (paket), jadi kita isi sel B7 sampai D7 yaitu
Subject to the Constraints kita isi dengan ketentuan bahwa jumlah bahan
yang akan dipakai paling banyak sama dengan persediaan. Oleh karena itu sel
E11E3, E12E4, dan E13E5 yaitu dengan cara meng-klik add dan muncul
menu berikut.
Isikan Cell Refference dengan men-drag sel E11 sampai E13 dan pada
Constraint dengan men-drag sel E3 sampai E5 kemudian pilih OK, maka akan
kembali ke menu solver. Kemudian pilih Option dengan meng-klik pada Option,
OK, maka akan kembali ke menu solver. Selanjutnya pilih solve, maka diperoleh.
paket B sebanyak 5 buah, dan paket C sebanyak 4 buah, dengan pendapatan 995.
76
Selanjutnya apabila kita pilih OK maka pekerjaan selesai, tetapi jika kita
meng-klik answer, sensitivity, dan limits kemudian OK, maka akan kita peroleh
kesimpulan atau uraian tentang jawaban (Answer), Analisis sensitivitas, dan hasil
Limitnya yang dituliskan pada lembar kerja sisipan (di depan sheet yang kita
pakai). Lembar-lembar kerja ini apabila kita buka maka akan terlihat sebagai
berikut.
paket A adalah 4 buah, banyaknya paket B adalah 5 buah dan banyaknya paket C
adalah 4 buah. Sirup sebanyak 17 botol dipakai habis, demikian pula biskuit 22
kaleng dan permen 30 bungkus dipakai habis, yaitu terlihat pada slack terisi 0.
77
995, jika tidak membuat paket A yaitu dengan paket A adalah 0, paket B = 5, dan
paket C = 4 maka diperoleh pendapatan sebesar 655, demikian pula jika tidak
78
membuat paket B, pendapatannya sebesar 620, dan jika tidak membuat paket C
Riset Operasi. Perangkat lunak ini dibuat dengan tujuan untuk membantu manusia
khusus, antara lain Lindo, Lingo, dan Solver yang berada di bawah program Excel
tabel biaya, kapasitas, dan permintaan pada lembar excel sebagai berikut.
79
dan permintaan. Tabel ini kita copy dan diletakan dibawahnya, dengan mengganti
banyaknya barang yang dikirim dari Oi adalah jumlah banyaknya barang yang
dikirim dari Oi ke Dj untuk suatu i. Jadi dalam hal ini G16 ditulis dengan formula
untuk suatu j. Jadi dalam hal ini sel B20 ditulis dengan formula
barang yang dikirim dengan biaya satuan pengiriman. Oleh karena itu pada sel
yaitu klik solver, maka akan keluar menu solver sebagai brikut.
80
Hasil perhitungan total biaya kita letakan pada sel B2, dan ini tidak diubah
ke sel lain oleh karena itu semua hasil kita tetapkan dengan menambahkan tanda $
pada tempat perumusan hasil atau sumber. Sehingga untuk sel set target cell kita
sehingga pada equal to kita pilih min. Selanjutnya pada By Changing cells
meminta bagian (kelompok) sel yang merupakan variabel. Pada masalah ini
adalah menentukan banyaknya barang pada sistem transportasi, oleh karena itu
ada dua syarat pembatas yaitu pembatas permintaan (penerimaan barang) dan
kapasitas pabrik (banyaknya barang yang dikirim), oleh karena itu pembatas
81
permintaan yaitu permintaan harus dipenuhi, jadi permintaan kurang dari atau
menu solver, dan mengisi options asumsi linear dan non-negative variable. Maka
sistem pengiriman.
sebanyak 70 unit.
PT. Rajaa Tunggal berdiri pada tahun 2007, didirikan oleh Sunarjo
Dengan Bapak Herry Santoso sebagai Direktur Utama, Bapak Sukrianto sebagai
memproduksi 3 jenis rokok kretek yaitu Rajaa Sejati, DJ, Kalisanga (K9),
kemudian perusahaan menambah produk rokok jenis filter dengan merk Rajaa
Sejati Filter. Harga jual konsumen untuk kretek merk Rajaa Sejati yaitu Rp.
3.900,00, untuk merk DJ Rp. 3.900,00, untuk merk Kalisanga (K9) Rp. 3.900,00
dan filter Rp. 4.500,00. Dengan jumlah kendaraan 14 yaitu 3 mobil Grandmax, 1
Produk rokok yang diproduksi oleh pabrik utama yang terletak di Dk.
mobil box. Dalam 1 bulan perusahaan melakukan pengiriman sebanyak dua kali
pengiriman ke regional-regional.
83
Karanganyar, Sukoharjo.
regional tetapi karena tidak ada prospek yang bagus maka Magelang diganti
Temanggung.
1. Borongan, yaitu:
- Linting: 37 orang
- Packing: 16 orang
- Ketok: 14 orang
7. Sales: 43 orang
8. Driver: 14 orang
BAB 3
METODE PENELITIAN
memecahkan masalah yang dihadapi. Pada penelitian ini prosedur yang digunakan
Dk. Jembangan Ds. Gagak Sipat Kec. Ngemplak Kab. Boyolali. Data pengiriman
produk rokok diambil per lokasi pengiriman rokok. Data yang diambil adalah data
pengiriman produk Rajaa Sejati, DJ, Kalisanga (K9), dan Rajaa Sejati Filter
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan berupa laporan,
84
85
sebagai berikut.
1. Observasi
2. Wawancara (interview)
dalam penelitian ini, dengan tujuan untuk mendapatkan data yang tidak bisa
3. Dokumentasi
sejumlah informasi yang berasal dari data-data masa lalu perusahaan. Data
perusahaan yang yang meliputi profil perusahaan, jenis-jenis rokok, dan data-
1. Penelitian Pendahuluan
kesimpulan akhir.
model optimalisasi distribusi yang akan diusulkan adalah melihat dari metode
3. Studi Literatur
penelitian ini.
4. Observasi Sistem
terhadap sistem yang diteliti untuk mendapatkan data dan informasi yang
5. Analisis Sistem
jenis sistem yang akan dianalisis, sehingga dapat menguji kebenaran atau
kendala dimasukan dalam suatu tabel. Tabel ini dibuat untuk lebih
lebih besar dari permintaan atau sebaliknya permintaan lebih besar. Maka
maka harus di analisis dengan baikpula supaya tidak ada kesalahan dalam
perhitungan.
Setelah tabel awal dibuat dan sudah dianalisis dan layak untuk
d. Penarikan Simpulan
dilakukan.
BAB 4
kretek dan filter. Rokok-rokok tersebut dikirim sebanyak dua kali dalam satu
bulan, dalam penelitian ini data yang diambil yaitu pengiriman produk Rokok
selama satu bulan. Produk rokok yang menjadi objek penelitian yaitu berupa
Rokok Rajaa Sejati, Rokok DJ, Rokok Kalisanga (K9) dan Rokok Rajaa Sejati
Jenis rokok kretek yaitu rokok Rajaa Sejati, rokok DJ, dan rokok
Kalisanga (K9), sedangkan jenis rokok filter yaitu Rajaa Sejati Premium. Produk
Rokok Rajaa Sejati dalam 1 kardus berisi sebanyak 2 karton yaitu 1600 pak.
Begitu juga untuk produk DJ, produk Kalisanga (K9) dan produk Rajaa Sejati
distributor. Untuk wilayah Jawa bagian tengah yaitu Solo, Salatiga, Banyumas
dan Temanggung. Untuk wilayah Jawa bagian timur yaitu Ponorogo. Pengiriman
89
90
PT. Rajaa Tunggal memiliki beberapa kota besar sebagai Agen yang
Pengiriman produk dari Pabrik menggunakan truk ekspedisi yang dapat memuat
sekitar 200 dus produk rokok. Adapun daerah Lokasi Pabrik dan Kapasitasnya
kapasitas supply tiap-tiap kota yaitu untuk Rokok Rajaa Sejati sebanyak 80 dus,
Rokok DJ sebanyak 30 dus, Rokok Kalisanga sebanyak 35 dus, dan Rokok Rajaa
Tabel 4.1 Tabel Jarak (KM) antara Pabrik, Regional dan Kota Tujuan
Pengiriman
Tujuan Pengiriman
Lokasi
Solo SLTG BMS TMG PNG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pabrik 2 50 235 110 140 6 25 30 30 30 25 15 105 145 50 130 110 235 265 110 140
Solo 0 50 235 110 140 6 25 30 30 30 25 15 105 145 50 130 110 235 265 110 140
BMS 235 280 0 110 384 235 255 205 265 265 260 250 362 306 280 270 328 4 53 110 384
TMG 110 60 110 0 210 110 95 125 140 140 135 135 337 285 60 245 302 110 210 7 210
PNG 140 149 384 210 0 140 167 175 115 162 155 128 250 288 190 268 250 384 260 210 5
Keterangan:
Jenis Produk
Jumlah
Kota Tujuan Rajaa Sejati DJ Kalisanga (K9) RS Filter
dus pack dus pack dus pack Dus pack dus pack
Jumlah 275 440000 200 320000 175 280000 350 560000 1000 1600000
jarak
Biaya = 4500 + uang makan + uang harian + biaya operasional
5
Keterangan :
2. Biaya pendistribusian per dus sampai ke tujuan dihitung dalam rupiah yaitu
diperoleh dari biaya angkut tiap kota dibagi jumlah barang yang dikirim.
2 471.000 471
3 480.000 480
6 471.000 471
7 453.000 453
8 1.028.000 1028
9 1.019.000 1019
Salatiga 10 285.000 285
11 920.000 920
12 974.000 974
13 283.200 283
Banyumas
14 521.400 521
Temanggung 15 288.600 289
langkah awal adalah membuat tabel transportasi, tabel transportasi dibuat dengan
menggabungkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 serta memberikan biaya yang cukup
besar (M), dalam hal ini nilai M dimisalkan 10.000 kepada semua yang tidak
transportasi tersebut dan dibuat secara feasible (layak). Pada masalah di atas
Pabrik 1000
2 50 235 110 140 M M M M M M M M M M M M M M M M
Solo 1000
0 M M M M 6 25 30 30 30 25 15 M M 50 M M M M M M
SLTG 1000
M 0 M M M 50 25 M M M M M 140 135 5 80 110 M M 60 M
BMS 1000
M M 0 M M M M M M M M M M M M M M 4 53 110 M
TMG 1000
M M M 0 M M M M M M M M M M 60 M M M M 7 M
PNG 1000
M M M M 0 M M M 115 M M M M M M M M M M M 5
Demand 1000 1000 1000 1000 1000 70 65 61 61 49 59 64 66 72 60 59 51 67 60 61 75 1000
Angka yang ada dibawah kolom nama kota adalah angka jarak antara
Untuk menyelesaikan masalah pada Tabel 4.4, dapat dibuat tabel awal
untuk seluruh produk berupa tabel persiapan di lembar kerja Excel berikut.
barang yang dikirim dengan jarak pengiriman. Oleh karena itu pada sel B22
awal selesai, kemudian Solver dijalankan maka akan keluar menu Solver
Parameter dan isikan menu-menu yang ada di dalamnya seperti yang terlihat
Tujuan Pengiriman
Lokasi kpsts
Solo SLTG BMS TMG PNG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2. Alokasi pengiriman barang yang diperlukan agar biaya yang ditanggung oleh
309 dus, dikirim ke Regional Banyumas sebanyak 127 dus, dan dikirim ke
b) Regional Solo mendapat kiriman dari pabrik sebanyak 489 dus, untuk
c) Regional Salatiga mendapat kiriman dari pabrik sebanyak 309 dus, dikirim
Temanggung 61 dus.
d) Regional Banyumas mendapat kiriman dari pabrik sebanyak 127 dus, untuk
Cilacap 60 dus.
99
jenis produk RAJAA TUNGGAL, yaitu Rajaa Sejati, DJ, Kalisanga(K9), dan
1. Rajaa Sejati
Solo 0 M M M M 6 25 30 30 30 25 15 M M 50 M M M M M M 275
Salatiga M 0 M M M 50 25 M M M M M 140 135 5 80 110 M M 60 M 275
BMS M M 0 M M M M M M M M M M M M M M 4 53 110 M 275
TMG M M M 0 M M M M M M M M M M 60 M M M M 7 M 275
PNG M M M M 0 M M M 115 M M M M M M M M M M M 5 275
Demand 275 275 275 275 275 18 21 17 19 14 15 19 16 17 15 18 16 19 15 20 16 275
Tujuan Pengiriman
Lokasi Kpsts
Solo SLTG BMS TMG PNG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2. Alokasi pengiriman barang yang diperlukan agar biaya yang ditanggung oleh
b) Regional Solo mendapat kiriman dari pabrik sebanyak 138 dus, untuk
Temanggung 20 dus.
Cilacap 15 dus.
102
2. DJ
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Lokasi Solo SLTG BMS TMG PNG
Solo 0 M M M M 6 25 30 30 30 25 15 M M 50 M M M M M M 200
Salatiga
M 0 M M M 50 25 M M M M M 140 135 5 80 110 M M 60 M 200
BMS
M M 0 M M M M M M M M M M M M M M 4 53 110 M 200
TMG
M M M 0 M M M M M M M M M M 60 M M M M 7 M 200
PNG
M M M M 0 M M M 115 M M M M M M M M M M M 5 200
Demand
200 200 200 200 200 15 13 17 9 8 15 12 14 13 10 15 9 11 8 14 17 200
Tujuan Pengiriman
Lokasi Kpsts
Solo SLTG BMS TMG PNG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pabrik 89 61 19 14 17 200
2. Alokasi pengiriman barang yang diperlukan agar biaya yang ditanggung oleh
Temanggung 14 dus.
Cilacap 8 dus.
105
3. Kalisanga (K9)
kpsts
Tujuan Pengiriman
Solo 0 M M M M 6 25 30 30 30 25 15 M M 50 M M M M M M 175
SLTG
M 0 M M M 50 25 M M M M M 140 135 5 80 110 M M 60 M 175
BMS
M M 0 M M M M M M M M M M M 60 M M 4 53 110 M 175
TMG
M M M 0 M M M M 115 M M M M M M M M M M 7 M 175
PNG
M M M M 0 M M M M M M M M M M M M M M M 5 175
Demand
175 175 175 175 175 12 10 9 16 11 12 8 9 11 13 8 11 14 9 12 10 175
Tujuan Pengiriman
Lokasi kpsts
Solo SLTG BMS TMG PNG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pabrik 175
91 51 23 10
Solo 175
84 12 10 9 16 11 12 8 13
SLTG 175
124 9 11 8 11 12
BMS 175
152 14 9
TMG 175
175
PNG 175
165 10
Demand 175 175 175 175 175 12 10 9 16 11 12 8 9 11 13 8 11 14 9 12 10
107
2. Alokasi pengiriman barang yang diperlukan agar biaya yang ditanggung oleh
Temanggung 12 dus.
Cilacap 9 dus.
108
Solo 0 M M M M 6 25 30 30 30 25 15 M M 50 M M M M M M 350
TMG M M M 0 M M M M M M M M M M 60 M M M M 7 M 350
Tujuan Pengiriman
2. Alokasi pengiriman barang yang diperlukan agar biaya yang ditanggung oleh
b) Regional Solo mendapat kiriman dari pabrik sebanyak 161 dus, untuk
c) Regional Salatiga mendapat kiriman dari pabrik sebanyak 106 dus, dikirim
Temanggung 15 dus.
Cilacap 28 dus.
111
4.2 Pembahasan
Biaya pengiriman yang optimal adalah biaya terendah yang dikeluarkan oleh
Dari tabel tersebut jika dimasukkan ke dalam program Solver akan menghasilkan
Tujuan Pengiriman
511 70 65 61 61 49 59 64 60
Solo 1000
691 66 72 59 51 61
SLTG 1000
873 67 60
BMS 1000
1000
TMG 1000
925 75
PNG 1000
Berdasarkan Tabel 4.14 dan Tabel 4.15 terlihat bahwa terdapat perbedaan
Program Solver.
biaya pendistribusian untuk seluruh produk RAJAA (Rajaa Sejati, DJ, K9, dan
RAJAA (Rajaa Sejati, DJ, K9, dan Rajaa Sejati Premium) adalah sebesar Rp
12.722.600,-. Ini berarti terdapat selisih antara biaya pendistribusian yaitu sebesar
113
Rp 2.107.000,-. Jadi, biaya pendistribusian pada PT. Rajaa Tunggal masih bisa
diminimalkan 16,51% dari jumlah biaya keseluruhan dengan alokasi seperti pada
Tabel 4.15 yang berarti perlu adanya perubahan rute transportasi dari pabrik ke
regional maupun dari regional ke kota tujuan agar diperoleh biaya yang minimum.
Rajaa Tunggal belum optimal dari segi biaya, namun pada kenyataannya
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka simpulan
3. Berdasarkan hasil analisis dengan program Solver pada bulan November 2010
Jadi, diperoleh selisih biaya pendistribusian antara PT. Rajaa Tunggal dengan
Rp 2.107.000,- atau 16,51% dari total biaya yang dikeluarkan. Dengan kata
lain biaya pendistribusian produk pada bulan November 2010 yang dilakukan
oleh PT. Rajaa Tunggal dapat diminimumkan dengan alokasi seperti pada
Gambar 4.10 yang berarti perlu adanya perubahan rute transportasi dari
pabrik ke regional maupun dari regional ke kota tujuan agar diperoleh biaya
yang minimum.
di PT. Rajaa Tunggal belum optimal dari segi biaya, namun pada
114
115
pengiriman.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka saran yang
1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada PT.
Solver sehingga biaya yang dikeluarkan minimum. Ini berarti perlu adanya
optimum.
DAFTAR PUSTAKA
Dwijanto. 2008. Program Linear Berbantuan Komputer: Lindo, Lingo dan Solver.
Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.
Guzel, Nuran. 2010. Fuzzy Transportation Problem with Fuzzy Amounts and the
Fuzzy Costs. World Applied Sciences Journal, 8(5): 543-549.
Hillier, F.S. et al. 1990. Pengantar Riset Operasi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Lampiran
118
Lampiran 1
Tabel 4.1 Tabel Jarak (KM) antara Pabrik, Regional dan Kota Tujuan
Pengiriman
Tujuan Pengiriman
Lokasi
Solo SLTG BMS TMG PNG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pabrik 5 50 235 110 140 6 25 30 30 30 25 15 105 145 50 130 110 235 265 110 140
Solo 0 50 235 110 140 6 25 30 30 30 25 15 105 145 50 130 110 235 265 110 140
BMS 235 280 0 110 384 235 255 205 265 265 260 250 362 306 280 270 328 4 53 110 384
TMG 110 60 110 0 210 110 95 125 140 140 135 135 337 285 60 245 302 110 210 7 210
PNG 140 149 384 210 0 140 167 175 115 162 155 128 250 288 190 268 250 384 260 210 5
Keterangan:
Pati;
Lampiran 2
Jenis Produk
Jumlah
Kota Tujuan Rajaa Sejati DJ Kalisanga (K9) RS Filter
dus pack dus pack dus pack dus pack dus pack
Solo 18 28800 15 24000 12 19200 25 40000 70 112000
Boyolali 21 33600 13 20800 10 16000 21 33600 65 104000
Klaten 17 27200 17 27200 9 14400 18 28800 61 97600
Wonogiri 19 30400 9 14400 16 25600 17 27200 61 97600
Sragen 14 22400 8 12800 11 17600 16 25600 49 78400
Karanganyar 15 24000 15 24000 12 19200 17 27200 59 94400
Sukoharjo 19 30400 12 19200 8 12800 25 40000 64 102400
Blora 16 25600 14 22400 9 14400 27 43200 66 105600
Rambang 17 27200 13 20800 11 17600 31 49600 72 115200
Salatiga 15 24000 10 16000 13 20800 22 35200 60 96000
Kendal 18 28800 15 24000 8 12800 18 28800 59 94400
Pati 16 25600 9 14400 11 17600 15 24000 51 81600
Banyumas 19 30400 11 17600 14 22400 23 36800 67 107200
Cilacap 15 24000 8 12800 9 14400 28 44800 60 96000
Tamanggung 20 32000 14 22400 12 19200 15 24000 61 97600
Ponorogo 16 25600 17 27200 10 16000 32 51200 75 120000
Jumlah 275 440000 200 320000 175 280000 350 560000 1000 1600000
120
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Tujuan Pengiriman
Lokasi kpsts
Solo SLTG BMS TMG PNG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Lampiran 6
Tujuan Pengiriman
Lokasi kpsts
Pabrik 89 61 19 14 17 200
Lampiran 7
Tujuan Pengiriman
Lokasi kpsts
Solo SLTG BMS TMG PNG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pabrik 78 52 23 12 10 175
Solo 97 12 10 9 16 11 12 8 175
Lampiran 8
Lampiran 9
127
Lampiran 10
Lampiran 11