Anda di halaman 1dari 5

POLA PERMUKIMAN MENGELOMPOK

Pola permukiman ini memiliki jarak antarrumah yang berdekatan. Di daerah yang memiliki sumber air
atau jaringan jalan yang baik, misalnya persimpangan jalan dan muara sungai, dapat dijumpai pola
permukiman ini. Di dekat persimpangan jalan atau muara sungai penduduk mudah memperoleh
barang-barang kebutuhannya dari lingkungan sekitar. Pada tempat itu juga merupakan pusat
pengumpulan dan pengiriman barang-barang. Pola permukiman mengelompok juga dijumpai di
daerah datar yang memungkinkan penduduk mudah membangun rumah. Permukiman di daerah
datar cepat berkembang karena tanpa banyak halangan. Di daerah dataran rawa yang tanahnya basah
dan lembek rumah-rumah dibangun pada lahan yang relatif kering.

Ada beberapa jenis permukiman yang mengelompok, yakni:

a. Pola Pemukiman Memanjang (linier)


Pola ini terbagi berdasarkan letak dan kebutuhan tempat, yakni:
Pola Permukiman Memanjang Alur Sungai

Pola ini memiliki ciri berupa deretan pemukiman memanjang yang letaknya di
kanan kiri alur sungai. Pola ini terbentuk karena sungai merupakan sumber air
yang sangat dibutuhkan manusia. Pola ini terbentuk mengingat sudah sejak
lama sungai merupakan sumber air dan sarana transportasi. Dengan alasan
tersebut penduduk membangun pemukiman dekat dengan alur sungai.

b. Pola Pemukiman Memanjang Jalan

Pola ini memiliki ciri berupa deretan pemukiman memanjang yang letaknya
di kanan-kiri jalan. Pola ini terbentuk seiring dengan kemajuan zaman. Jalan
raya menjadi sarana yang membantu gerak pertumbuhan ekonomi
penduduk. Adanya jalan raya memudahkan hubungan antarwilayah dengan
wilayah lain sehingga daerah di sekitar jalan raya biasanya mengalami
perkembangan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan dengan daerah yang jauh dari jalan raya. Oleh
karena itu, lahan di daerah pinggir jalan raya memiliki harga yang lebih tinggi.

c. Pola Pemukiman Memanjang Jalan Kereta Api

Pola ini memiliki ciri berupa deretan permukiman yang letaknya di dekat stasiun kereta api. Pola ini
terbentuk karena kereta api merupakan sarana perhubungan dengan tinggal di daerah yang dekat
dengan stasiun kereta api akan memudahkan penduduk dalam mencapai
tempat lain.

d. Pola Pemukiman Memanjang Pantai/Linier Sepanjang Jalur

Pantai Pola ini merupakan ciri pemukiman daerah pantai yang penduduknya
bermata pencaharian sebagai nelayan. Pola ini terbentuk di wilayah pantai.
Pola ini terbentuk dengan alasan akan memudahkan dalam menangkap ikan di laut dan memudahkan
mereka untuk pergi melaut.

e. Pola Pemukiman Terpusat (Nukleated)

Pola pemukiman terpusat banyak ditemukan di daerah pegunungan. Pola


pemukiman ini biasanya mengelompok mengelilingi suatu fasilitas desa,
seperti sumber mata air, dan biasanya dihuni oleh penduduk yang memiliki
garis keturunan yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah
komunikasi di antara mereka. Pada umumnya hanya dihuni oleh sedikit penduduk, tidak lebih dari 40
rumah.

CONTOH PERMUKIMAN MENGELOMPOK


KOTA KALRSRUHE, JERMAN

Dengan sekitar 300.000 warga, Karlsruhe adalah kota terbesar


kedua di negara bagian Baden-Wrttemberg. Ini juga merupakan
salah satu kota besar termuda di Republik Federal Jerman: Pada
tahun 2015, Karlsruhe akan merayakan ulang tahunnya 300 tahun
setelah berdirinya. Saat itu, pendiri Margrave Karl-Wilhelm von
Baden-Durlach membawa istana Baroque Karlsruhe sebagai titik
asalnya dalam merancang kota dengan 32 jalan dan jalan yang
akan memancar keluar dari menara istana. Sembilan dari mereka

membentuk tata letak seperti kipas yang disebut


Karlsruhe sebagai "Kota Penggemar".

Karlsruhe adalah kota yang sangat muda yang


sejarahnya dimulai pada 17 Juni 1715 dengan batu
fondasi untuk Residenzschloss baru dari Karlbad
Wilhelm dari Baden-Durlach. Di tengah hutan
sebagai ekspresi dari tujuan desain seorang
pangeran absolut, Karlsruhe adalah pondasi kota
Upper-Rhine-Romawi terakhir dengan rencana dasar yang memancar.

Sembilan lorong, yang menghadap ke selatan sebagai istana, membentuk daerah perkotaan,
memberikan rencana kursus yang sangat dikagumi dengan transisi yang mengalir ke alam. Jalan yang
tersisa membuka area perburuan dan berakhir di desa-desa sekitar Hardt. Tata letak kota dan
ketinggian bangunan yang direncanakan dari kastil tiga lantai ke rumah-rumah satu lantai di kota
dianggap sebagai model pondasi kota absolut, sebagai perwujudan paling murni dari esensi kota ideal
di antara tempat tinggal Jerman. Pada tahun 1801, Heinrich von Kleist menyombongkan bahwa kota
ini "dibangun sebagai bintang, jelas dan terang sebagai sebuah peraturan ... seolah-olah pikiran tertib
berbicara kepada kita."
A

Pola Permukiman Penduduk

Penduduk adalah sekelompok masyarakat yang tinggal menetap di wilayah tertentu dan dalam jangka
waktu tertentu. Kita disebut penduduk Indonesia, karena kita tinggal dan menetap di wilayah
Indonesia. Apakah Anda pernah berpikir, mengapa orang cenderung mendirikan rumah di sepanjang
jalan? Mengapa perkantoran didirikan di sepanjang jalan besar? Dan mengapa orang-orang yang
tinggal di pedesaan sering hidup mengelompok dengan keluarga besarnya?

Alasan orang mendirikan permukiman berbeda-beda. Jika mereka ingin tinggal di tempat yang sepi,
mereka cenderung tinggal jauh dari jalan besar, begitu juga sebaliknya. Di desa, orang memilih tinggal
berkelompok dengan sanak saudara bertujuan untuk mempererat tali kekeluargaan. Nah, dengan
berbagai alasan tersebut, tentu terbentuk berbagai pola permukiman penduduk.

Pola permukiman penduduk adalah bentuk umum sebuah permukiman penduduk dan terlihat
mengikuti pola tertentu. Pola permukiman penduduk berbeda-beda di setiap daerah. Secara umum
saya akan jabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk pola permukiman penduduk.

A. Bangunan memiliki pola permukiman yang terkumpul dan mengikuti jalan karena dikelilingi
oleh jalan sekitar. Jalan sekitar menjadi pendukung utama dalam perekonomian pada
permukiman tersebut, sehingga dinamakan dengan pola permukiman linier
B. Adanya bangunan utama pada pusat pola, yaitu istana Baroque Karlsruhe. Kemudian jalan
menjadi pengatur pola permukiman sehingga terlihat seperti memancar, sehingga dinamakan
pola permukiman terpusat.

POLA PERMUKIMAN TERSEBAR

Pola pemukiman tersebar terdapat di daerah dataran tinggi atau


daerah gunung api dan daerah-daerah yang kurang subur. Pada
daerah dataran tinggi atau daerah gunung api penduduk akan
mendirikan pemukiman secara tersebar karena mencari daerah
yang tidak terjal, morfologinya rata dan relatif aman. Sedangkan
pada daerah kapur pemukiman penduduk akan tersebar mencari
daerah yang memiliki kondisi air yang baik. Mata pencaharian
penduduk pada pola pemukiman ini sebagian besar dalam bidang
pertanian, ladang, perkebunan dan peternakan.

Di kota-kota kecil, di mana kelompok pekerjaan sedikit dan lemah, hubungan antar penduduk
cenderung lebih bersifat pribadi, tidak dilembagakan dan informal. Pedagang kota kecil, pedagang
atau pengrajin mengidentifikasi dirinya dengan masyarakat. Populasi desa rata-rata cenderung
bervariasi, dan banyak desa terdiri dari dua atau tiga permukiman pedesaan terpisah yang berjarak
terpisah. Sebagian besar desa Anatolia dapat digambarkan sebagai ekonomi yang homogen,
perbedaan dalam kekayaan kecil dengan banyak penduduk desa Turki yang memiliki tanah mereka
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai