HUKUM MELDE
Disusun Oleh:
1. Berin Desmeca P (XII IPA 6/09)
2. Lutfi Zein (XII IPA 6/20)
3. Nisaaurokhmah (XII IPA 6/23)
4. Sasha Hafshah Audita (XII IPA 6/33)
Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh
berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya, gelombang merupakan rambatan
energi (energi getaran).
Gelombang dibedakan menjadi dua jenis menurut mediumnya. Yaitu gelombang
elektromagnetik yang merambat tanpa melalui medium atau perantara. Contoh gelombang
elektromagnetik adalah gelombang cahaya dan gelombang bunyi. Sedangkan gelombang yang
merambat melalui suatu medium atau perantara yaitu gelombang mekanik.
Terdapat dua jenis gelombang mekanik, berdasarkan arah gerakan partikel terhadap arah
perambatan gelombang, yaitu :
-Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah perambatannya searah dengan arah
getaran partikelnya. Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang pada pegas.
-Gelombang transversal adalah gelombang yang arah perambatannya tegak lurus dengan arah
getaran partikelnya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali.
Gelombang stasioner biasa juga disebut gelombang tegak, gelombang berdiri atau
gelombang diam, adalah gelombang yang terbentuk dari perpaduan atau interferensi dua buah
gelombang yang mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama, tapi arah rambatnya
berlawanan. Amplitudo pada gelombang stasioner tidak konstan, besarnya amplitudo pada setiap
titik sepanjang gelombang tidak sama. Pada simpul amplitudo nol, dan pada perut gelombang
amplitudo maksimum.
Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk menempuh
satu panjang gelombang penuh. Panjang gelombang () adalah jarak yang ditempuh dalam waktu
satu periode. Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi tiap satuan waktu.
Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang tiap satuan waktu. Secara
umum, cepat rambat gelombang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dimana :
v = cepat rambat gelombang (m/s)
= panjang gelombang (m)
f = frekuensi (Hz)
HUKUM MELDE
Bila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus menerus maka akan
terlihat suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat gelombang.
Gelombang ini dinamakan gelombang transversal. Jika kedua ujungnya tertutup, gelombang
pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat menghasilkan gelombang stasioner yang tampak
berupa simpul dan perut gelombang.
Dari gambar di atas diketahui bahwa amplitudo adalah jarak antara perut gelombang
dengan arah cepat rambatnya. Sedangkan panjang gelombang adalah jarak satu perut dan satu
lembah yang terdiri dari tiga simpul.
Melde merumuskan bahwa :
Dengan =
Dimana :
v = cepat rambat gelombang (m/s)
F = gaya ketegangan tali (N)
= rapat massa linier tali (massa tali/panjang tali) (kg/m)
IV. Alat dan Bahan
1. Rangkaian Listrik AC
2. Tali
3. Beban
4. Katrol
5. Neraca
6. Meja
7. Mistar
8. Tiker Timer
V. Cara Kerja
I. Kegiatan 1 (Variasi Massa Beban)
a. Siapkan semua alat dan bahan
b. Hubungkan aliran listrik dengan stabilizer
c. Timbang massa tali dan massa beban dengan menggunakan neraca
d. Ambil tali dan kaitkan ujung satu dengan beban dan ujung lain dengan vibrator
e. Hubungkan kabel pada stabilizer dengan aliran listrik AC dan ujung yang satunya pada
vibrator
f. Ambil katrol dan letakkan di bagian ujung meja salah satu sisi lalu kaitkan tali pada
katrol di bagian yang dibebani beban
g. Ukur panjang tali di mulai dari penghubung sampai katrol (tali sisa yang digantungi
beban salah satu katrol tidak diukur)
h. Usahakan panjang tali setelah membentuk gelombang dapat diamati dengan jelas untuk
semua variasi massa
i. Tenangkan tali yang digantungi massa beban
j. Setelah tali sisa tenang dan beban tidak bergerak lagi, nyalakan stabilizer dengan
menekan tombol ON
k. Amati gelombang yang terjadi (jangan terlalu lama karena dapat menyebabkan alat
rusak, jika merasa gelombang yang terjadi jelas dan sudah dihitung jumlah gelombang
yang terbentuk cepat matikan stabilizer dengan menekan tombol OFF)
l. Hitung berapa jumlah gelombang yang terbentuk
m. Catat pada table pengamatan
n. Ulangi lagi dengan variasi massa beban dengan panjang tali tetap.
Keterangan:
n = banyaknya gelombang
= panjang gelombang
Massa beban = gr , =
Tabel Kegiatan 2 (Variasi Panjang Tali)
.
V= atau V= F= mbeban . g
0,001kg.9,81m/s2
V1= = 3,48 m/s
8,1.104 kg/m
0,0016kg.9,81m/s2
V2= = 4,4 m/s
8,1.104 kg/m
0,002kg.9,81m/s2
V3= = 4,92 m/s
8,1.104 kg/m
0,0023kg.9,81m/s2
V4= = 5,27 m/s
8,1.104 kg/m
0,003kg.9,81m/s2
V5= = 6,02 m/s
8,17.104 kg/m
0,005kg.9,81m/s2
V6= = 7,78 m/s
8,1.104 kg/m
0,0065kg.9,81m/s2
V7= = 8,87 m/s
8,1.104 kg/m
Kesesatan =| | x 100%
Ketepatan = 100%-Kesesatan
Percobaan II:
Cepat rambat gelombang secara umum/sinusoidal diperoleh dengan rumus :
v = .f
1. v1 = 1.f1
= 0,4 x 50
= 20
2. v2 = 2.f2
= 0,2 x 50
= 10
3. v3 = 3.f3
= 0,182 x 50
= 9,1
4. v4 = 4.f4
= 0,177 x 50
= 8,85
5. v5 = 5.f5
= 0,133 x 50
= 6,65
.
V= atau V= F= mbeban . g
0,0016kg.9,81m/s2
V1= = 6,46 m/s
3,75 x104 kg/m
0,0016kg.9,81m/s2
V2= = 3,07 m/s
1,667 x103 kg/m
0,0016kg.9,81m/s2
V3= 3 = 3,61 m/s
1,2 x10 kg/m
0,0016kg.9,81m/s2
V4= 3 = 2,38 m/s
2,75 x10 kg/m
0,0016kg.9,81m/s2
V5= 3 = 2,8 m/s
2 x10 kg/m
Kesesatan =| | x 100%
Ketepatan = 100%-Kesesatan
VIII. PEMBAHASAN
Untuk mengetahui hubungan antara cepat rambat gelombang dengan gaya ketegangan tali
dapat diungkapkan melalui percobaan Melde. Dimana praktikan menghitung banyaknya
gelombang stationer dalam jarak 74 cm. Gelombang stationer ini muncul sebagai akibat
perlakuan benang kasur yang diikatkan pada vibrator berfrekuensi 50 Hz lalu digantungkan
massa beban.
Saat vibrator dihubungkan pada sumber tegangan, akan timbul gelombang transversal
yang merambat dari vibrator ke katrol dan dipantulkan oleh katrol ke vibrator, dan akhirnya
timbul superposisi antara gelombang datang dengan gelombang pantul yang menghasilkan
simpangan sama dengan nol(gelombang stasioner) pada tali sehingga simpul dan perut dapat
diamati. Untuk gelombang yang panjangnya lebih dari 74 cm, gelombang yang tampak tidak
sampai satu gelombang. Tapi hanya setengah gelombang, seperempat gelombang, dsb.
Dalam percobaan ini, praktikan melakukan percobaan dengan dua variasi yaitu variasi
massa beban dan variasi jenis tali. Pada percobaan I (variasi massa beban), bila dilihat dari grafik
1, semakin besar massa beban yang digantungkan, maka akan terjadi panjang gelombang yang
semakin besar. Hal ini menyebabkan cepat rambat semakin besar pula.
Pada percobaan II (variasi jenis tali), variasi ini dapat dilakukan dengan melilitkan 2 atau
3 benang yang sama panjang menjadi satu. Berdasarkan grafik 2, semakin besar massa tali/
benang mengakibatkan semakin kecilnya rapat massa linier tali. Maka cepat rambat gelombang
akan semakin besar.
Dari data hasil percobaan dan perhitungan, didapatkan bahwa semakin besar rapat massa
linier tali maka semakin kecil cepat rambat gelombang. Semakin besarnya rapat massa linier tali
juga mempengaruhi panjang gelombang yang terbentuk, yaitu semakin kecil. Sehingga jika
dianalisis dengan menggunakan persamaan cepat rambat sinusoidal, maka didapatkan cepat
rambat yang semakin kecil pula.
v = .f
Jika dianalisis dengan Hukum Melde, besarnya cepat rambat gelombang dinyatakan
berbanding lurus dengan akar tegangan tali, berbanding lurus dengan akar panjang tali dan
berbanding terbalik dengan akar massa tali.
V= F= mbeban . g
Dengan bertambah besarnya gaya ketegangan tali, maka cepat rambat gelombangnyapun
semakin besar. Sehingga percobaan praktikan kali ini telah sesuai dengan hukum Melde,
meskipun didapatkan kesesatan sebesar ..% pada percobaan I dengan ketepatan ..%dan pada
percobaan II, didapatkan kesesatan % dan ketepatannya adalah .%.
3.Semakin besar gaya ketegangan tali (F), maka semakin besar pula cepat rambat
gelombang (v). Cepat rambat gelombang (v) berbanding lurus dengan akar kuadrat gaya
ketegangan tali (F).
4. Semakin besar rapat massa linier tali (), semakin kecil cepat rambat gelombang (v).
Cepat rambat gelombang (v) berbanding terbalik dengan akar kuadrat rapat massa linier tali ().