Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

FISIKA INDUSTRI

Disusun Oleh :
Nama : Andi Amalia Cahyani
NIM : 14/17876/THP
Kelompok : V (Lima)
Kelas : STIPP-A
Judul Acara : Gelombang Berdiri
Co. Ass : Dhaifina Mazaya Adani Sulistyo

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2016
I. JUDUL ACARA : Gelombang Berdiri
II. HARI, TANGGAL : Selasa, 19 April 2016
III. TUJUAN :
1. Memahami pengertian gelombang berdiri dan gelombang merambat.
2. Memahami pengertian gelombang bunyi.
3. Dapat menentukan cepat rambat bunyi diudara.
IV. DASAR TEORI
Gelombang adalah suatu gangguan yang menjalar dalam suatu
medium. Yang dimaksud dengan medium disini ialah sekumpulan benda
yang saling berinteraksi dimana gangguan itu menjalar.(Sutrisno,1979).
Gerak gelombang dapat dipandang sebagai perpindahan energi dan
momentum dari satu titik didalam ruang ke titik lain tanpa perpindahan
materi. Pada gelombang mekanik, seperti gelombang pada tali atau
gelombang bunyi di udara, energi dan momentum dipindahkan melalui
gangguan dalam medium.
Gelombang merupakan fenomena perambatan energi, yang dapat di
kelompokkan berdasarkan arah rambat dan medium perambatannya.
Berdasarkan arah rambatnya, gelombang di bedakan menjadi gelombang
longitudinal dan gelombang transversal. Sedangkan medium perambatannya
gelombang di bedakan menjadi gelombang mekanik dan gelombang
elektromagnetik. Selain itu sifat-sifat umum gelombang dapat di bedakan
menjadi 5 yaitu dapat dibiaskan,dapat di pantulkan,dapat di lenturkan, dapat
di padukan dan dapat dikutubkan. Sedangkan karakteristik gelombang dapat
dibedakan yaitu periodik,terjadi karena getaran, merambat dan dapat di
nyatakan dalam bentuk persamaan.(Haryanti, 2012).
Frekuensi frekuensi yang menghasilkan pola pola ini disebut
frekuensi resonansi sistem tali. gelombang berdiri mempunyai amplitudo
yang berbeda pada tiap titik di sepanjang dawai.amplitudo maksimum
disebut dengan perut sedangkan amplitudo nol atau tidak ada simpangan
disebut dengan simpul. Panjang gelombang pada gelombang berdiri pada
dawai dapat diamati dan dihitung dari panjang dawai , jumlah simpul, dan
jumlah perut yang terjadi pada dawai itu.(Annisa, 2013).
Gelombang stasioner adalah gelombang hasil superposisi dua
gelombang berjalan yang amplitudo sama, frekuensi, sama dan arah
berlawanan. Gelombang stasioner dapat di bentuk dari pemantulan suatu
gelombang,contohnya pada gelombang tali. Gelombang datang akan
berinteraksi dengan gelombang pantulan yang berlawanan arah membentuk
sebuah gelombang berdiri.(Haryanti, 2012)

Gambar 1. Dua speaker yang dihidupkan dengan sumber yang sama

Pada gambar diatas merupakan contoh dimana dua speaker dengan


sumber yang sama dengan jarak 3 meter. Seorang pendengar berada pada
jarak 8 meter dari titik tengah kedua speaker. Lalu pendengar berjalan 0,35
meter tegak lurus. Gelombang suara dari speaker pada contoh diatas
meninggalkan speaker dalam arah maju, dan kita menganggap interferensi
pada titik dalam ruang di depan speaker. Misalkan kita mengubah speaker
sehingga mereka saling berhadapan dan kemudian memancarkan suara dari
frekuensi dan amplitudo yang sama. Kita sekarang memiliki keadaan di
mana dua gelombang yang identik merambat di arah yang berlawanan dalam
medium yang sama. Gelombang ini tergabung sesuai dengan prinsip
superposisi.(David, 2000).
Kita dapat menganalisis situasi seperti ini dengan
mempertimbangkan fungsi gelombang untuk dua gelombang sinusoidal
transversal memiliki amplitudo, frekuensi, dan panjang gelombang yang
sama tapi merambat di arah yang berlawanan dalam medium yang sama.
Yang merupakan fungsi gelombang dari gelombang berdiri. Sebuah
gelombang berdiri, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2, adalah pola
osilasi dengan garis stasioner yang dihasilkan dari superposisi dari dua
gelombang yang identik merambat dalam arah yang berlawanan.(Chayoy,
2012).
V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat :
1. Tabung gelas : 1 unit
2. Sumber energi (loudspeaker) : 1 unit
3. Power supply : 1 unit
4. Pengukur panjang : 1 unit
5. Pemantul : 1 unit

B. Bahan :
1. Serbuk gabus : secukupnya
VI. CARA KERJA
A. Teoritis
1. Menyusun set-up alat-alat seperti pada gambar
2. Menyalakan osilatornya, menentukan frekuensinya.
3. Mendekakan loudspeaker pada tabung gelas
4. Mendengarkan bunyinya dengan bersama-sama menggeser
pemantulnya. Jika sudah mendengar bunyi yang berbeda maka
memberhentikan pemantulnya.
5. Menandai dengan spidol dimana pemantul berhenti pada tabung
gelas.
6. Mencatat frekuensibunyi (f), dan mengukur jarak antar simpul (1)
serta pltlah grafik (λ) vs 1/f. Menentukan v dari slope grafik.
B. Skematis
No Gambar Keterangan

1. Diisi tabung gelas dengan


serbuk gabus secara merata.

2. Disusun alat agar siap


digunakan.

3. Didekatkan loudspeaker
kearah mulut tabung dan
menghidupkan sumber bunyi.
Tuas pemantukl ditarik keluar
secara perlahan dan titandai
pada tabung setiap perubahan
bunyi dengan menggunakan
spidol.
4. Diukur setiap titik perubahan
suara dan mencatat hasil
pengamatan.

VII. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


A. Tabel hasil pengamatan
1. Table hasil pengamatan frekuensi dari pendek-panjang
λ (m)l x
No l (m) F (Hz) V (m/s) 1/f
f
1 0,55 1,65 3 4,95 0,183
2 0,63 2,835 4,5 12,7575 0,14
3 0,5 3,66 6 21,96 0,101
4 0,23 3,75 7,5 28,125 0,066
5 0,52 4,68 9 42,12 0,57
6 0,58 6,96 12 83,52 0,48

 Perhitungan tabel 1
V maks−V min
1. ΔV =
2
83,12−4,95
=
2
= 39,085

λmaks− λmin
2. Δλ=
2

6,96−1,65
=
2

= 2,655

1/f maks−1/f min


3. Δ1/f =
2

0,183−0,066
=
2

= 0,0585

Δλ 2,655
4. =
Δ1/f 0,0585

= 45,384
5. V = V́ ± ΔV
V́ + ΔV = 45,384 + 39,085

m
= 84,469
s

V́ - ΔV =¿45,384 – 39,085

m
= 6,299
s

2. Table hasil pengamatan frekuensi dari panjang-pendek

No l (m) λ(m)l x f F (Hz) V (m/s) 1/f


1. 0,54 6,48 12 77,76 0,045

2. 0,49 4,41 9 36,96 0,054

3. 0,61 4,575 7,5 34,31 0,081

4. 0,68 4,08 6 24,48 0,113

5. 0,76 3,42 4,5 15,39 0,169

6. 0,68 2,04 3 6,12 0,226

 Perhitungan tabel 2
V maks−V min
1. ΔV =
2
77,76−6,12
=
2
= 35,82

λmaks− λmin
2. Δλ=
2

6,48−2,04
=
2
= 2,22

1/f maks−1/f min


3. Δ1/f =
2

0,226−0,045
=
2
= 0,0905

Δf 2,22
4. =
Δ1/f 0,0905

= 24,530
5. V = V́ ± ΔV
V́ + ΔV = 24,530 + 35,82
= 60,35

V́ - ΔV =¿24,530 – 35,82

= -11,29

B. Perhitungan ralat
1. Table Perhitungan Ralat Panjang Gelombang (λ ¿ 1
Pengamata 2
Xn Xn- X́ | X n− X́| | X n− X́|
n
1 1,65 -2,27 2,27 5,16
2 2,8 -1,08 1,08 1,18
3 3,66 -0,02 0,02 0,06
4 3,75 -0,17 0,17 0,02
5 4,68 0,75 0,75 0,57
6 6,96 3,03 3,03 3,22
∑ 23,53 0,23 7,59 10,24

 Perhitungan
a. Harga rata-rata ( X́ )

X́ =
∑ Xn
n
23,535
=
6
= 3,9225
b. Deviasi rata-rata (a)

a =
∑ |X n − X́|
n
7,59
= 6

= 1,265
c. Deviasi standar (s)
2

s =
√ ∑ ||X n − X́||
n−1
10,2457875
=
√ 5
= √ 2.0491575
= 1,43
d. Deviasi fraksional (S)
s
S = x x100%
1,43
=
3,9225
x 100%
= 36,48 %
e. Deviasi rata-rata relatif (A)
a
A = x 100%

1,265
=
3,9225
x 100%
= 32,25 %
f. Hasil pengamatan (x+ a)
X́ + a = 3,9225 + 1,265
= 5,1875
X́ −¿a = 3,9225 – 1,265
= 2,6575
g. Ketelitian
100% −¿ A = 100% −¿ 32,249%
= 67,751 %

2. Perhitungan ralat ( λ) 2
2
Pengamatan Xn Xn- X́ | X n− X́| | X n− X́|
1 6,48 2,31 2,31 5,34
2 4,41 0,24 0,24 0,05
3 4,57 0,40 0,40 0,16
4 4,08 -0,08 0,08 0,01
5 3,42 -0,74 0,74 0,55
6 2,04 -2,12 2,17 4,5
∑ 25,00 0,26 5,92 10,66

 Perhitungan
a. Harga rata-rata ( X́ )

X́ =
∑ Xn
n
25,005
=
6
= 4,1675
b. Deviasi rata-rata (a)

a =
∑ |X n − X́|
n

=
∑ |5,925|
6
= 0,9875
c. Deviasi standar (s)
2

s =
√ ∑ ||X n − X́||
n−1
10,665875
=
√ 5
= 1,460

d. Deviasi fraksional (S)


s
S = x x100%

0,9875
=
4,1675
x 100%
= 23,695 %
e. Deviasi rata-rata relatif (A)
a
A = x 100%

1,460
=
4,1675
x 100%
= 35,032 %
f. Hasil pengamatan (x+ a)
X́ + a = 4,1675 + 0,9875
= 5,155
X́ −¿a = 4,1675 – 0,9875
= 3,18
g. Ketelitian
100% −¿ A = 100% −¿ 23,695 %
= 76,305 %

3. Perhitungan ralat V 1
2
Pengamatan Xn Xn- X́ | X n− X́| | X n− X́|
1 4,95 -27,28 27,88 744,67
2 12,75 -19,48 19,48 379,51
3 21,96 -10,27 10,27 105,65
4 28,12 -4,11 4,11 16,92
5 42,12 10,88 10,88 116,40
6 83,52 51,28 51,28 2.629,76
∑ 193,43 1 123,32 3.994,93

 Perhitungan
a. Harga rata-rata ( X́ )

X́ =
∑ Xn
n
193,4325
=
6
= 32,238
b. Deviasi rata-rata (a)

a =
∑ |X n − X́|
n
123,325
= 6
= 20,554
c. Deviasi standar (s)
2

s =
√ ∑ ||X n − X́||
n−1
3,994,93821875
=
√ 5
= √ 0,7989876437
= 28,266

d. Deviasi standar relative (S)


s
S = x x100%

28,266
=
32,23875
x 100%
= 87,677 %
e. Deviasi rata-rata relatif (A)
a
A = x 100%

20,554
=
32,23875
x 100%
= 63,755 %
f. Hasil pengamatan (x+ a)
X́ + a = 32,23875 + 20,554
= 52,79275
X́ −¿a = 32,23875 – 20,554
= 11,68475
g. Ketelitian
100% −¿ A = 100% −¿ 63,755%
= 36,245 %

4. Perhitungan ralat V2
2
Pengamatan Xn Xn- X́ | X n− X́| | X n− X́|
1 77,76 45,25 45,25 2.048,19
2 36,96 4,45 4,45 19,86
3 34,31 1,80 1,80 3,26
4 24,48 -8,02 8,02 64,36
5 15,39 -17,11 17,11 292,8
6 6,12 -26,38 26,38 696,0
∑ 195,02 0,002 103,04 3.124,61

 Perhitungan
a. Harga rata-rata ( X́ )

X́ =
∑ Xn
n
195,02
=
6
= 32,503
b. Deviasi rata-rata (a)

a =
∑ |X n − X́|
n
103,04
= 6

= 17,173
c. Deviasi standar (s)
2

s =
√ ∑ ||X n − X́||
n−1
3.124,612134
=
√ 5
= √ 624,9224268
= 24,998

d. Deviasi standar relatif (S)


s
S = x x100%

24,998
=
32,503
x 100%
= 76,909 %
e. Deviasi rata-rata relatif (A)
a
A = x 100%

17,173
=
32,503
x 100%
= 52,835 %
f. Hasil pengamatan (x+ a)
X́ + a = 32,503 + 17,173
= 49,676
X́ −¿a = 32,503 - 17,173
= 15,33
g. Ketelitian
100% −¿ A = 100% −¿ 52,835%
= 47,165 %
VIII. PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan tentang gelombang berdiri, didapatkan data
sebagai berikut, yaitu untuk percobaan gelombang berdiri mulai dari
frekuensi terendah sampai dengan frekuensi tertinggi, pada frekuensi 3 Hz
didapatka nilai l sebesar 0,55 m, sehingga diperoleh λ (l x f) sebesar 1,65
m, dan cepat rambat bunyi v (λ x f) sebesar 4,95 m/s. Selanjutnya untuk
frekuensi 4,5 Hz, diperoleh nilai l sebesar 0,63 m dan diperoleh λ (l x f)
sebesar 2,835 m, sehingga nilai cepat rambat bunyi v (λ x f) yang
diperoleh sebesar 12,7575 m/s. Kemudian untuk percobaan gelombang
berdiri pada frekuensi 6 Hz, diperoleh nilai panjang l sebesar 0,61 m dan
diperoleh λ (l x f) sebesar 3,66 m. Sehingga nilai cepat rambat bunyi v (λ x
f) sebesar 21,96 m/s. Kemudian untuk percobaan gelombang berdiri pada
frekuensi 7,5 Hz, diperoleh nilai panjang l sebesar 0,5 m dan diperoleh λ (l
x f) sebesar 3,75 m. Sehingga nilai cepat rambat bunyi v (λ x f) sebesar
28,125 m/s. Kemudian untuk percobaan gelombang berdiri pada frekuensi
9 Hz, diperoleh nilai panjang l sebesar 0,52 m dan diperoleh λ (l x f)
sebesar 4,68 m. Sehingga nilai cepat rambat bunyi v (λ x f) sebesar 42,12
m/s. Kemudian untuk hasil percobaan pada frekuensi tertinggi yaitu 12 Hz,
diperoleh nilai panjang l sebesar 0,58 m, sehingga nilai λ (l x f) yang
diperoleh sebesar 6,96 m dan cepat rambat bunyi v (λ x f) yang dihasilkan
yaitu 85,52 m/s.
Selanjutnya untuk data hasil percobaan pada gelombang berdiri dari
frekuensi tertinggi sampai dengan frekuensi terendah, diperoleh data
sebagai berikut, yaitu untuk frekuensi 12 Hz, diperoleh nilai panjang l
sebesar 0,54 m dan diperoleh nilai λ (l x f) sebesar 6,48 m, sehingga cepat
rambat bunyi yang dihasilkan yaitu 77,76 m/s. Kemudian untuk percobaan
pada frekuensi 9 Hz, diperoleh nilai panjang l sebesar 0,49 m dan nilai λ
(panjang gelombang l x f) sebesar 4,41 m. Sehingga nilai cepat
rambat bunyi v (λ x f) yang diperoleh sebesar 36,96 m/s. Kemudian untuk
percobaan pada frekuensi 7,5 Hz, diperoleh nilai panjang l sebesar 0,61 m,
sehingga nilai panjang gelombang λ (l x f) yang diperoleh 4,575 m.
Sehingga diperoleh nilai cepat rambat bunyi v (λ x f) yang diperoleh 34,31
m/s. Selanjutnya untuk percobaan pada frekuensi 6 Hz, diperoleh nilai
panjang l sebesar 0,68 m dan nilai λ (l x f) yang diperoleh adalah 4,08 m
sehingga cepat rambat bunyi v (λ x f) yang dihasilkan 24,48 m/s.
Kemudian untuk percobaan pada frekuensi 4,5 Hz, diperoleh nilai panjang
l sebesar 0,76 m, sehingga nilai panjang gelombang λ (l x f) yang
diperoleh 3,42 m. Sehingga diperoleh nilai cepat rambat bunyi v (λ x f)
yang diperoleh 15,39 m/s. Kemudian untuk percobaan pada frekuensi 3
Hz, diperoleh nilai panjang l sebesar 0,68 m, sehingga nilai panjang
gelombang λ (l x f) yang diperoleh 2,04 m. Sehingga diperoleh nilai cepat
rambat bunyi v (λ x f) yang diperoleh 6,12 m/s.
Perhitungan ralat panjang gelombang I, dimana (λ) frekuensi pendek
kepanjang maka didapatkan hasil : harga rata-rata (x́ ¿ sebesar 3,9225.
Deviasi rata-rata (a) sebesar 1,265. Deviasi standar (s) sebesar 1,4. Deviasi
standar relative (A) sebesar 32,25%. Deviasi fraksional (S) sebesar 36,48
%. Hasil pengamatan( x́ +a) sebesar 5,1875 dan( x́−a) sebesar 2,6575 juga
didapat hasil ketelitian sebesar 67,751 %.
Perhitungan ralat cepat rambat I, (v) frekuensi pendek kepanjang dan
didapatkan hasil sebagai berikut: harga rata-rata (x́ ¿ sebesar 32,238.
Deviasi rata-rata (a) sebesar 20,554. Deviasi standar (s) sebesar 28,266.
Standar rata-rata relative (A) sebesar 63,755%. Deviasi standar relative (S)
sebesar 87,677%. Hasil pengamatan( x́ +a) sebesar 52,79275 dan ( x́−a)
sebesar 11,68475 juga didapat hasil ketelitian sebesar 36,245 %.
Perhitungan ralat panjang gelombang II, dimana (λ) frekuensi
panjang pendek dan didapat, harga rata-rata (x́ ¿ sebesar 4,1675. Deviasi
rata-rata (a) sebesar 0,9875. Deviasi standar (s) sebesar 1,460. Standar
rata-rata relative (A) sebesar 35,032 %. Deviasi standar relative (S)
sebesar 23,695 %. Hasil pengamatan ( x́ +a) sebesar 5,155 dan ( x́−a)
sebesar 3,18 dan didapat hasil ketelitian sebesar 76,305 %.
Perhitungan ralat cepat rambat II, dimana (v) frekuensi panjang
kependek sebagai berikut: harga rata-rata (x́ ¿ sebesar 32,503. Deviasi rata-
rata (a) sebesar 17,173. Deviasi standar (s) sebesar 24,998. Standar rata-
rata relative (A) sebesar 52,835 %. Deviasi standar relative (S) sebesar
76,909 %. Hasil pengamatan ( x́ +a) sebesar 49,676 dan ( x́−a) sebesar
15,33 dan hasil ketelitian sebesar 47,165 %.
Faktor – faktor yang mempengaruhi gelombang berdiri pada saat
praktikum ini yaitu, semakin besar frekuensi maka semakin besar panjang
gelombang dan tarikan pemantulnya harus stabil. Ada beberapa penerapan
gelombang berdiri dalam kehidupan sehari-hari yaitu, pada saat berbicara,
bermain gitar, menyalakan radio, dan akibat gempa bumi.
IX. KESIMPULAN
Dari percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan arah rambatnya, gelombang di bedakan menjadi
gelombang longitudinal dan gelombang transversal. Sedangkan
medium perambatannya gelombang di bedakan menjadi gelombang
mekanik dan gelombang elektromagnetik.
2. Dari hasil percobaan pertama, nilai cepat rambat bunyi v yang
dihasilkan yaitu 4,95 m/s, 12,7575 m/s, 21,96 m/s, 28,125 m/s, 42,12
m/s, dan 83,52 m/s.
3. Dari hasil percobaan kedua yang telah dihasilkan, diperoleh cepat
rambat bunyi sebesar 77,76 m/s, 36,96 m/s, 34,31 m/s, 24,48 m/s,
15,39 m/s, dan 6,12 m/s.
4. Perhitungan ralat panjang gelombang I, dimana (λ) frekuensi pendek
kepanjang maka didapatkan hasil : harga rata-rata (x́ ¿ sebesar 3,9225.
Deviasi rata-rata (a) sebesar 1,265. Deviasi standar (s) sebesar 1,4.
Deviasi standar relative (A) sebesar 32,25%. Deviasi fraksional (S)
sebesar 36,48 %. Hasil pengamatan( x́ +a) sebesar 5,1875 dan( x́−a)
sebesar 2,6575 juga didapat hasil ketelitian sebesar 67,751 %.
5. Perhitungan ralat cepat rambat I, (v) frekuensi pendek kepanjang dan
didapatkan hasil sebagai berikut: harga rata-rata (x́ ¿ sebesar 32,238.
Deviasi rata-rata (a) sebesar 20,554. Deviasi standar (s) sebesar
28,266. Standar rata-rata relative (A) sebesar 63,755%. Deviasi standar
relative (S) sebesar 87,677%. Hasil pengamatan( x́ +a) sebesar
52,79275 dan ( x́−a) sebesar 11,68475 juga didapat hasil ketelitian
sebesar 36,245 %.
6. Menghitung ralat panjang gelombang II, dimana (λ) frekuensi panjang
pendek dan didapat, harga rata-rata (x́ ¿ sebesar 4,1675. Deviasi rata-
rata (a) sebesar 0,9875. Deviasi standar (s) sebesar 1,460. Standar
rata-rata relative (A) sebesar 35,032 %. Deviasi standar relative (S)
sebesar 23,695 %. Hasil pengamatan ( x́ +a) sebesar 5,155 dan ( x́−a)
sebesar 3,18 dan didapat hasil ketelitian sebesar 76,305 %.
7. Perhitungan ralat cepat rambat II, dimana (v) frekuensi panjang
kependek sebagai berikut: harga rata-rata (x́ ¿ sebesar 32,503. Deviasi
rata-rata (a) sebesar 17,173. Deviasi standar (s) sebesar 24,998.
Standar rata-rata relative (A) sebesar 52,835 %. Deviasi standar
relative (S) sebesar 76,909 %. Hasil pengamatan ( x́ +a) sebesar 49,676
dan ( x́−a) sebesar 15,33 dan hasil ketelitian sebesar 47,165 %.
8. Faktor – faktor yang mempengaruhi gelombang berdiri pada saat
praktikum ini yaitu, semakin besar frekuensi maka semakin besar
panjang gelombang dan tarikan pemantulnya harus stabil
DAFTAR PUSTAKA

Annisa. 2013. Laporan Fisika. http://annisaelrosyid.blogspot.com. Diakses pada


19 April 2016. Pukul 19.50 WIB.
Chayoy. 2012. teori gelombang berdiri standing wave. http://www.chayoy.
com/2012/07/ teori-gelombang-berdiri-standing-wave.html. Diakses pada
19 April 2016. Pukul 20.30 WIB.
David. 2000. Gelombang Berdiri Terikat Pada Dua Ujung. http://rahdy-
blogger.blogspot.com. Diakses pada 21 April 2016. Pukul 16.25 WIB.
Haryanti, 2012. Gelombang Stasioner Pada Tali. http://antyharyanti.
blogspot.com. Diakses pada 19 April 2016. Pukul 22.15 WIB.

Yogyakarta, 2 Mei 2016


Mengetahui,
Co. Ass Praktikan

( Dhaifina Mazaya Adani Sulistyo ) ( Andi Amalia Cahyani )

Anda mungkin juga menyukai