Analisis Kurikulum
GELOMBANG BERDIRI
1. Tujuan : Memahami konsep gelombang berdiri, simpul, perut, panjang gelombang serta
beberapa kondisi terjadinya gelombang berdiri
2. Dasar Teori
Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk
menempuh satu panjang gelombang penuh. Panjang gelombang () adalah jarah yang
ditempuh dalam waktu satu periode. Frekuensi (f )adalah banyaknya gelombang yang
terjadi setiap satuan waktu. Hubungan antara periode dan frekuensi adalah
1
=
(1)
Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang tiap satuan
waktu. Secara umum, cepat rambat gelombang stasioner dapat dicari dengan persamaan
Kelompok 3 Annisa Eka Muthia, Sri Rahmadani, Wilianti Saptawulan, Windi Awaliah
(2)
Laboratorium Fisika Sekolah 2017
=
atau
(3)
=
dengan
: cepat rambat gelombang (ms-1);
: panjang gelombang (m);
: frekuensi gelombang;
: periode gelombang.
Jika seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus menerus, maka akan
terlihat suatu bentuk gelombang yang arah getarannya tegak lurus dengan arah rambat
gelombang. Gelombang ini dinamakan gelombang transversal. Jika kedua ujungnya
ditutup, maka gelombang pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat menghasilkan
gelombang stasioner yang tampak berupa simpul dan perut gelombang. Desain percobaan
melde adalah seperti berikut
Gambar 2.2.
Jika sebuah gelombang merambat pada tali seperti pada gambar berikut
Gambar 2.3.
Dan rambatan pulsa gelombang stasioner dengan kecepatan v dapat dianalisis dengan
mengamati jarah tempuh segmen tali () yang dapat dinyatakan oleh gambar berikut
Kelompok 3 Annisa Eka Muthia, Sri Rahmadani, Wilianti Saptawulan, Windi Awaliah
Laboratorium Fisika Sekolah 2017
Gambar 2.4.
Pulsa gelombang ini merupakan segmen dari gerak melingkar yang memiliki
percepatan sentripetal
2
= (5)
dengan demikian segmen elemen tali () dapat dinyatakan dengan
(6)
=
=
Dengan memperhatikan Gambar 2.4, maka jumlah gaya radial yang memberikan
percepatan sentripetal dapat dinyatakan oleh
(7)
= 2 sin
2
Untuk yang kecil berlaku sin , sehingga persamaan (7) menjadi
=
Di sisi lain, massa persatuan panjang kawat didefinisikan sebagai
= / = =
Sehingga jumlah gaya yang memberikan percepatan dapat dinyatakan dengan
2 2
= = . . = . = .
maka
= (8)
dengan
: cepat rambat gelombang pada dawai (ms-1);
: tegangan tali (N);
: massa persatuan panjang tali (Kg/m).
Kelompok 3 Annisa Eka Muthia, Sri Rahmadani, Wilianti Saptawulan, Windi Awaliah
Laboratorium Fisika Sekolah 2017
3. Prosedur eksperimen
1. Tentukan jenis tali yang akan digunakan, kemudian ukur massa per satuan panjang
() tali
2. Tentukan beban yang akan digunakan untuk menimbulkan tegangan tali;
3. Rangkailah alat seperti gambar
4. Hubungkan audio generator dan vibrator dengan sumber tegangan, menyalakan audio
generator dan vibrator;
5. Aturlah frekuensi (f) yang akan digunakan pada percobaan yang membuat gelombang
stasioner terbentuk pada tali;
6. Hitung banyaknya gelombang yang terbentuk, kemudian catatlah pada tabel
pengamatan;
7. Ulangi langkah enam sebanyak lima kali dengan cara mengubah frekuensi (f) yang
berbeda pada audio generator;
8. Ulangi percobaan diatas dengan menggunakan jenis tali yang berbeda
Kelompok 3 Annisa Eka Muthia, Sri Rahmadani, Wilianti Saptawulan, Windi Awaliah
Laboratorium Fisika Sekolah 2017
f Jumlah
No
(Hz) Gelombang
1
2
3
4
5
Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan percobaan ini adalah
1) Audio generator
2) Benang jahit
3) Benang kasur
4) Katrol meja
5) Klem G
6) Beban
7) Penggaris
8) Kabel penghubung
9) Pembangkit getaran (vibrator)
10) Power Supply
5. Data eksperimen
Hari, tanggal : Rabu, 8 Maret 2017
Tempat : Laboratorium Elektronika Instrumen, FPMIPA UPI
f Jumlah
No
(Hz) Gelombang
1 30 1,5
2 40 2
Kelompok 3 Annisa Eka Muthia, Sri Rahmadani, Wilianti Saptawulan, Windi Awaliah
Laboratorium Fisika Sekolah 2017
3 50 2,5
4 60 3
5 70 3,5
Pengolahan Data
= 0,01993 Kg =0,02165 l = 1,99 m
Cepat rambat gelombang () dapat dicari dengan menggunakan persamaan sinusoidal
= , =
maka
1,99
a. 1 = = 1,327
1,5
v1 = 1 . f
= 1,327 . 30
= 39,81 m/s
1,99
b. 2 = = 0,995
2
v2 = 2 . f
= 0,995 . 40
= 39,80 m/s
1,99
c. 3 = = 0,796
2,5
v3 = 3 . f
= 0,796 . 50
= 39,80 m/s
1,99
d. 4 = = 0,663
3
v4 = 4 . f
= 0,663 . 60
= 39,78 m/s
1,99
e. 5 = 3,5
= 0,569
v5 = 5 . f
Kelompok 3 Annisa Eka Muthia, Sri Rahmadani, Wilianti Saptawulan, Windi Awaliah
Laboratorium Fisika Sekolah 2017
= 0,569 . 70
= 39,83 m/s
Tegangan tali (F) dapat dicari dengan mengalikan massa beban dengan percepatan
gravitasi (g=9,8 m/s2)
= 0,01993 Kg 9,8 m/s 2
= 0,1955 N
Tabel 2.8. Hubungan cepat rambat gelombang pada dawai dengan frekuensi
No (Hz) (m/s)
1 30 39,81
2 40 39,80
3 50 39,80
4 60 39,78
5 70 39,83
Berdasarkan tabel 2.8. dapat dilihat bahwa jika frekuensi vibrator diubah-ubah, maka
cepat rambat gelombang pada dawai akan tetap konstan. Hal tersebut sesuai dengan
Hukum Melde, di mana frekuensi vibrator tidak mempengaruhi cepat rambat
gelombang pada dawai.
.
= =
maka
0,01993 . 9,8
a. 1 = = 36,08
0,00015
0,01993 . 9,8
b. 2 = = 36,08
0,00015
0,01993 . 9,8
c. 3 = = 36,08
0,00015
0,01993 . 9,8
d. 4 = = 36,08
0,00015
0,01993 . 9,8
e. 5 = = 36,08
0,00015
Kelompok 3 Annisa Eka Muthia, Sri Rahmadani, Wilianti Saptawulan, Windi Awaliah
Laboratorium Fisika Sekolah 2017
Percobaan yang sudah dilakukan telah sesuai dengan hukum Melde, meskipun
tidak tepat 100% namun ketepatan antara cepat rambat bunyi dengan menggunakan
persamaan sinusoidal dan menggunakan rumus Melde cukup tinggi.
Adanya ketidaktepataan diperkirakan terjadi akibat
1. Posisi katrol yang ikut bervariasi, sehingga gelombang yang terbentuk agak sulit
diukur.
2. Adanya pembulatan dalam pengolahan data.
3. Massa beban kurang berat, sehingga diperoleh ketegangan tali yang kecil.
3. Jika tegangan tali (F) semakin besar, maka cepat rambat gelombang (v) pada dawai
akan semakin besar pula. Cepat rambat gelombang (v) pada dawai berbanding lurus
dengan akar kuadrat dari tegangan tali (F)
Kelompok 3 Annisa Eka Muthia, Sri Rahmadani, Wilianti Saptawulan, Windi Awaliah
Laboratorium Fisika Sekolah 2017
7. Referensi
Milardo, Albert dkk. (2008). Laporan Fisika Dasar. Jakarta: SMA Kasinius.
Resnick, H. (1984). Fisika, Jilid 1 edisi ketiga (diterjemahkan oleh Pantur Silaban, Ph. D dan
Drs. Erwin Sucipto). Jakarta: Erlangga.
Tim Dosen Fisika Dasar. (2003). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II. Bandung: Lab.
FisdasJuardik Fisika FPMIPA UPI.
8. Lampiran
Kelompok 3 Annisa Eka Muthia, Sri Rahmadani, Wilianti Saptawulan, Windi Awaliah
Laboratorium Fisika Sekolah 2017
Kelompok 3 Annisa Eka Muthia, Sri Rahmadani, Wilianti Saptawulan, Windi Awaliah