Anda di halaman 1dari 3

a.

Fenomena Umum

1. Indepedensi
Pro :
H1 : Indepedensi Terhadap Kinerja Auditor.
Penelitian yang dilakukan oleh Kompiang Martina Dinata Putri Dan I.D.G Dharma
Suputra (2013) yang berjudul pengaruh independensi , profesionalisme, dan etika profesi
terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di bali, Hipotesis pertama (H1)
dikemukakan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hasilnya
membuktikan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Independensi
auditor adalah suatu sikap kejujuran seoarang auditor untuk menyelasaikan tugas tugasnya
dengan kesungguhan hati agar menghasilkan kinerja yang maksimal dan tinggi. Hal ini
mendukung hasil penelitian Allen et al. (2005) dan Alim, dkk (2007) yang menyatakan bahwa
independensi terbukti berpengaruh positif terhadap kinerja auditor, yang dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi independensi auditor maka kinerja auditor yang dihasilkan akan semakin
lebih baik.
Kontra :
H1 : Indepedensi Terhadap Kinerja Auditor.
Penelitian yang dilakukan oleh Ismail pamilih (2014) yang berjudul Pengaruh
Independensi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi Dan Pemahaman Good Governance
Terhadap Kinerja Auditor, Hasil uji hipotesis dapat dilihat bahwa H1 independensi
menunjukan p-value 0.504 lebih besar dari 5%. Hal ini berarti H1 ditolak secara statistik,
artinya auditor yang memiliki independensi yang rendah maka dia akan mudah terpengaruh dan
mudah dikendalikan oleh pihak lain dalam memepertimbangkan fakta yang dijumpai saat
pemeriksaan dan dalam merumuskan serta menyatakan pendapatnya. Hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahayu (2008).
Variabel independensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini
menunjukkan bahwa kebebasan berpendapat auditor tidaklah memepengaruhi kinerja auditor.

2. Integritas
Pro :
H2 : Integritas Terhadap Kinerja Auditor
Penelitian yang dilakukan oleh Ulfa Indri Utami (2015) yang berjudul Pengaruh
Integritas, Obyektivitas, Kerahasiaan, Kompetensi, Dan Pengalaman Kerja Terhadap
Kinerja Auditor Pada Inspektorat Provinsi Riau, menunjukan bahwa Hipotesis dalam
penelitian ini adalah, integritas berpengaruh terhadap kinerja auditor. Untuk melihat
pengaruh integritas terhadap kinerja auditor digunakan uji t. Jika nilai thitung > ttabel
dan p value (sign) < dari 0,05 maka hipotesis pertama diterima, sebaliknya apabila
thitung < ttabelp value (sign) > 0,05 maka hipotesis pertama ditolak.Tabel 4.11
memperlihatkan nilai thitung sebesar 2,117 dan ttabel sebesar 2.028 dan p value (sign)
0,178, dimana nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih kecil dari
0,05, maka hipotesis pertama diterima. Artinya, Integritas dapat meningkatkan Kinerja
Auditor.
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa Integritasmemiliki
pengaruh terhadap Kinerja Auditor. Hasil ini menunjukkan bahwa Integritasdapat
meningkatkan Kinerja Auditor di lingkungan Inspektorat Provinsi Riau.
Kontra :
H2 : Integritas Terhadap Kinerja Auditor
Penetian yang dilakukan oleh Dwi Anjani Prameswari Dan Muhammad Rafki Nazar, SE.,
M.Sc (2015) yang berjudul Pengaruh Penerapan Integritas, Obyektivitas, Kerahasiaan, Kompetensi Dan
Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Internal Auditor,
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa integritas secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja internal auditor. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh penelitian Arini (2010) yang menunjukan bahwa integritas tidak berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap kinerja internal auditor.

3. Kompetensi
Pro :
H3 : Kompetensi Terhadap Kinerja Auditor
Hasil hipotesis keempat pada penelitian ini adalah kompetensi berpengaruh terhadap kinerja
auditor. Untuk melihat pengaruh kompetensi terhadap kinerja auditor digunakan uji t.Jika nilai
thitung > ttabel dan p value (sign) < dari 0,05 maka hipotesis keempat diterima, sebaliknya
apabila thitung < ttabelp value (sign) > 0,05 maka hipotesis keempat ditolak.Tabel 4.11
memperlihatkan nilai thitung sebesar 2,065 dan ttabel sebesar 2,028 dan p value (sign) 0,025,
dimana nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0.05 karena lebih kecil dari 0,05, maka
hipotesis keempat diterima. Artinya, Kompetensi meningkatkan Kinerja Auditor.
Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwaKompetensi memiliki pengaruh
terhadap Kinerja Auditor. Hasil ini menunjukkan bahwa Kompetensi dapat
meningkatkan Kinerja Auditor di lingkungan Inspektorat Provinsi Riau

Kontra :
H3 : Kompetensi Terhadap Kinerja Auditor
Penelitian yang dilakukan oleh Salju, Rismawati dan Muhammad Dirga Bachtiar (2014) dalam
penelitiaan nya yang berjudul Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kinerja
Auditor Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Kompetensi dan Independensi secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor pemerintah daerah.

b. Fenomena Bisnis
Fenomena-fenomena kasus suap yang terjadi pada auditor akhir-akhir ini membuat
independensi seorang auditor dipertanyakan kembali oleh masyarakat. Kasus pelanggaran sikap
independensi yang dilakukan akuntan publik Justinus Aditya Sidharta, dimana ia melakukan
kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT. Great River Internasional, Tbk memunculkan suatu
paradigma dimana masalah tersebut memang tidak mampu dibaca oleh akuntan publik yang
mengaudit laporan keuangan tersebut atau sebenarnya telah terbaca oleh auditor tersebut namun
auditor tersebut sengaja memanipulasinya. Apabila kenyataan akuntan publik ikut memanipulasi
laporan keuangan tersebut, maka independensi
auditor tersebut patut dipertanyakan kembali (Benny, 2010)
Kasus yang terjadi pada auditor di BUMN dimana komisaris PT Kereta Api mengungkapkan
adanya suatu kebohongan atau manipulasi laporan keuangan BUMN tersebut di mana seharusnya
perusahaan menerima kerugaian tetapi auditor melaporkan menerima keuntungan. Dari dua kasus
tersebut dapt kita simpulkan, bahwa seorang akuntan publik sudah seharusnya menaati dan memegang
secara teguh Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) (Irsan, 2011). Apabila seorang auditor tidak
dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan etika maka izin yang dimiliki auditor tersebut akan dicabut
seperti yang terjadi terhadap Akuntan Publik Justinus Aditya Sidharta yang jelas - jelas telah
melakukan pelanggaran terhadap SPAP berkaitan dengan Laporan Audit atas Laporan Keuangan
Konsolidasi dimana hal ini akan merusak nama baik dari akuntan publik tersebut dan kepercayaaan
masyarakat terhadap akuntan publik tersebut tentu akan rusak.

Anda mungkin juga menyukai