Anda di halaman 1dari 16

0

PENGARUH PENYUSUNAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN TERHADAP


KUALITAS LAPORAN PEMERIKSAAN (AUDITING) YANG INFORMATIF PADA
INSTANSI PEMERINTAHAN

Dr. Moh. Afrizal Miradji, SE., MSA., CA.,ACPA


Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi 1

Abstract: Thisi study iwas conducted withi the aim of testing and analyzing the flow of the
preparation of the audit work paper on the quality of the auditing report of a private company
PT. Bayu Citra. In this study, we used the census method. The method of collecting data was
done by distributing questionnaires to the functional auditors. This analytical method research
uses data quality test analysis and classical assumption test. The results of the research
hypothesis show that partially the audit work paper has an effect and is significant on the quality
of the audit report, it can be seen that the audit work paper has a significance value of 0.000
whichi meansi this value iis less than 0.05, while the t value is 13.915 > t tablei 2,040. iAdjusted
R iiSquare of 0.858, which means that 85.8% in this examination paper, has explained the
factors of the quality of the audit report that has been carried out, while the remaining 14.2% is
explained by other factors not examined in this study.

Keywords: Audit Working Paper, Quality of Audit Report

Abstrak: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji serta menganalisis pengarus dari
penyusunan kertas kerja pemeriksaan terhadap kualitas laporan pemeriksaan (auditing)
perusahaan swasta PT. Bayu Citra. Metode yang digunakan didalam ipenelitian ini adalah
metodei sensus. Metode pengumpulanidata dilakukan denganicara membagikan kuesioner
kepada fungsional auditor. Penelitian metode analisis ini menggunakan analisis uji kualitas data
serta uji asumsi klasik. Hasil hipotesisi penelitian menerangkan bahwa secara parsial kertas
ikerja pemeriksaan berpengaruhi dan signifikani terhadap kualitasi laporan pemeriksaan
(auditing), hal inii dapat dilihati bahwa kertas kerjai pemeriksaan memiliki nilai signifikansii
0,000 yang artinya nilaiini lebih kecil dari 0,05, sedangkaninilai t hitung 13,915 > t tabel 2,040.
Adjusted R Square sebesar 0.858 yang artinya 85,8% di dalam kertas kerja pemeriksaan ini,
sudah menjelaskan tentang faktor-faktor dari kualitas laporan pemerikaan yang telah
dilaksanakan, sedangkan sisanya sebesari 14,2% diakibatkan olehi faktor laini yang itidak
ditelitii di idalam penelitiani ini.

Kata Kunci : Kertas iKerja iPemeriksaan, Kualitasi Laporan Pemeriksaan

1
I. iPENDAHULUAN
A. Latar iBelakang
Di dalam Ketetapan Nomor XI/MPR/1998, terdapat komitmen antara Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) dengan pemerintah tentang pemberantsan Kolusi, korupse,
serta nepotisme dalam bebagaiiaspek pelaksanaani tugasi umumi pemerintahan dan
pembangunaniyang diamanatkani oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Komitmen
tersebut juga dituangkan dalam aturan Perundang-Undangan Nomor 28 iTahun 1999 itentang
Penyelenggaraani iNegara yangi Bersihi dan Bebasidari KKNi sudah menjadiiagenda yang
harusi dilaksanakani guna tercapainyai transparansii dan akuntabilitasi publik. Hali ini menjadi
sebuah tantangan ibagi para tugas ipengawasan di imasa kedepan yang iharus idihadapi, dengani
adanya suatukomitmen serta profesionalismei pada Aparati Pengawasan Internal iPemerintah.
Terdapat 3 (tiga) pilar utama yang menjadi tanda sebagai pemerintahan yg bersih (good
igovernance), dimana ketiga pillar utama tersebut menjadi elemen paling dasar yg saling
berhubungan. Tiga pillar utama tersebut terdiri dari: 1) partisipasi; 2) transparansi; dan 3)
akuntabilitas. Suatu pemerintahaniyang baik diharapkan mampu membuka pintu yg seluas-luas
nya dengan harapan agar seluruhpihak yang berkaitan dalam sistem pemerintahan ini bisa
ikutserta dalam peran dan berpartisipasiisecara aktif. Seluruh kegiatan serta operasi
pemerintahan harus dijalankan dengan transparan dan pemerintahan harus bisa
mempertanggungjawabkan atas segala kegiatan yang dijalankannya.
Salah satu hal yang menjadi tuntutan dalam menjalankan akuntabilitas publik adalah segala
laporan yg diisajikan baik dalam bentuk laporan keuangan maupun laporan kinerja dari
pemerintahan ke publik diharapkan telah dilaksanakan audit. Hal ini dilakukan sebagai
bentukipemberian pendapat dari pihak yg independen.
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi susunan laporan yang baik serta dapat di
pertanggungjawabkan,iantara lain data-data, dokumen-dokumen, serta informasi-informasi yg
dikumpulkan guna pelaksanaan audit oleh seorang profesional auditor. Data-data, dokumen-
dokumen, serta informasi-informasi ini selanjutnya di susun , sehingga dapat menghasilkan
kertas kerja pemeriksaan (auditing) agar dapat dipergunakan untuk bahan pertimbangan
pengambilan keputusan oleh auditornya.
AdanyaiPeraturan PemerintahiNomor 60mTahunm2008 yang berisi tentang Sistem
PengendalianiInternal Pemerintah menerangkan tentang pentingnya kegunaan auditor internal
khususnyaipada institusiipemerintah. BPKP sebagaiiauditor internal president haruslah selalu
meningkatkanikualitasnya baik secara individu didalamnya atau institusii secara ikeseluruhan
supaya dapat menjalankan tugas-tugas yangidiamanatkan.
Selain iitu,msejalan dengan visiiBPKP yang iberbunyi,0"Auditori Presideni yangi
responsif, interaktif,idan iterpercaya untuk mewujudkaniakuntabilitas keuanganinegara yg
berkualitas”, BPKPiperlu melakukan banyak pembenahaniuntuk mewujudkan visiitersebut
dimana salah satunyai dibutuhkan sebuah perangkat aturaniuntuk dijadikan jaminan kualitas
pemeriksaan.i
Laporan pemeriksaan internal adalah produki satuan pemeriksaan internal yg secara
berurutan didistribusikan ke manajemeni senior,idewan direksi, idewan ikomisaris, serta idewan
pemeriksaan. Dalami laporan pemeriksaan internal, seorang auditor menyampaikan
irekomendasi untuk melakukan perubahan terhadap tata caara dan standar, sebagai penunjuk
part-part yang berisiko tinggi, dan menyajikan nilai dari kualitas program dan tata cara. Sesuai
informasii ini, manajemen memberikan penerapan strategi,kebijakan, dan ikeputusan lainnya.
Laporan pemeriksaan internal yang dilaksanakan ini akan memberikan manfaat yang baik bagi
eksternal auditor dalam quality control. Laporan audit internal memberikan dorongan dalam

2
meningkatkan sistem pengendalian,ipelatihan terhadap staf pemeriksaan, bahan pertimbangan
mengambil keputusan, serta evaluasiikinerja.maka dari itu, perlu disediakan laporan audit
dengan kualitas yang baik dan informatif. Dengan adanya laporan audit yg berkualitas dan
informatif ini, pengaruhnya akan dapat dirasakan oleh manajemen yang ada serta kontribusi
terhadap audit internal. Laporan audit internal ini menjadi media yang terbaik dalam memberikan
pentunjuk kontribusi pada auditor internal.
Laporan keuangan di dalam negara haruslah ditata denga sebaik mungkin, dapat
dipertanggungjawabkan penggunaannya, transparansi, serta patuh pada peraturan yang ada idan
perundangi-undangan iyang telah ditetapkani pemerintah. Rintangan yang idihadapi saat iini,
sektori publik seringkali mendapatkan pandangan yang negatif yang berasal dari beberapa
pihak, hal ini tidak lepas dari beberapa kasus yang telah terjadi pada sektor publik. Seperti
halnya korupsi, kolusi, serta nepotisme. Padahal dalam kasus tersebut tidak semua sektor publik
yang menjadi oknum. Sektor publik adalah suatu lembaga yg memiliki tugas untuk menjalankan
roda ipemerintahan dengan sumberi legitimasinya diperoleh dari masyarakat. Maka dari itu,
setiap kepercayaan yang telah diberikan masyarakat kepada sektor publik selaku penyelenggara
pemerintaham harus diimbangi dengan sistem pemerintahan yng baik. Penyelenggaraan
pemerintahaan yang baik ini terdapat 3 (tiga) aspek dalam pemenuhannya, antara lain
pengendalian, pengawasan, dan pemeriksaan (auditing). Pemeriksaan (auditing) dalam
pemerintahaan adalah salah satu upaya penting dalam menciptakan sistem pemerintahaan yang
baik.
Sikap Indepnden yang rendah pada seorang auditor akan berpengaruh dalam penggunaan
Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas
pemeriksaan (auditing) yang menjadi hasil dari auditor tersebut. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilaksanakan oleh Setiawan (2011), kualitas audit yang dilaksanakan oleh auditor
harus ditingkatkan untuk lebih menambah kepercayaan masyarakat. Auditor yang tidak taat
terhadap SPAP (Standart Profesi Akuntan Publik) selain merugikan bagi kantor akuntan publik,
juga akan menurunkan reputasu akuntan publik dalam masyarakat, serta memupuskan
kepercayaan para kreditor dan investor di dalam pasar modal. Dalam melaksanakan leyanan jasa
profesionalnya ini, seorang auditor haruslah berpegang pada terhadap Kode Etik Profesi
iAkuntan Publik yang menjadi awal dalam pelaksanaan pemeriksaan (audit). iHal ini
dikarenakan penetapan KodeiiEtik Profesi Akuntan Publik yang baiik iakan berpengaruh
terhadap ikualitas pemeriksaan yang dilaksanakannya.

3
I. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pemeriksaan (Auditing)t
Menurut Sukrisno Agoes (2018;4) Pemeriksaan (audit) i merupakan isuatu ipemeriksaan
yang dilaksanakani secara ikritis dan isistematis, olehi pihak iyang iindependen, terhadap
ilaporan keuangan iperusahaan yang telah idisusun oleh imanajemen, serta catatan-icatatan
ipembukuan dan ibukti-bukti ipendukung lainnya, dengan tujuan iuntuk dapat memberikan
ipendapat yang mengenai ikewajarani suatui laporan ikeuangan iperusahaani tersebut.
Berdasarkan definisi pemeriksaan (auditing) terdapat beberapa unsut yang dapat diuraikan,
anntara lain sebagai berikut :
a) Proses Sistematis
Merupakan suatu rangkaian dalam prosedur yang logis, berkerangka, dan terorganisir.
Pemeriksaan (auditring) ini dilakukan sesuai dengan urutan prosedur telag direncanakan
demi mencapai tujuan yang diinginkan.
b) Mengumpulkan Dan Evaluasi Bukti-Bukti secara Sistematis
iProses sistematis memiliki tujuan untuk dapat mengumpulkan segala bukti yangmemuat
informasii dalam ilaporan ikeuangan yang disusun oleh tim manajemen dan imengevaluasi
bukti-ibukti itanpa imemihak idan berprasangka terhadap bukti yang tersediai.Bukti
pemeriksaan (audit) ini dapat di peroleh dari kegiatan inspeksi, pengamatan, wawancara,
hingga konfirmasi yang kemudian digunakan sebagai dasar iuntuk menyimpulkan pendapat
yang layak atasi laporan keuangan yang telah di periksa.
c) Pernyataan iTerkait Kegiatan dan Kejadian Ekonomii
Pernyataan terkait kegiatan dan kejadian ekonomi yang dimaksudkan merupakan hasil dari
proses akuntansi yang dijalankan. Akuntansi adalah suatu proses mengidentifikasi,
mengukur dan menyampaikan informasi terkait ekonomi yang ditunjukkan dalam satuan
uang. Di dalam suatu proses akuntansi akan membarikan hasil dalam bentuk pernyataan
yang disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri idari laporan laba-rugi, laporan
peruubahan ekuitas, laporan neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
d) Keselarasan antara pernyataan dengn kriteria yang ditetapkan
e) Mengumpulkan bukti terkait pernyataan dan evaluasi pada hasil penampungan bukti dengan
tujuan untuk penetapan tingkati kesesuaian pernyataani tersebut sesuai dengn kriteria yang
ditetapkan.
f) Penyampaiani Hasil Kepada Pengguna Informasi
Penyampaiani hasil pemeriksaan (auditing) dapat disajikan tertulis kedalam laporan
pemeriksaan (auditing report). Laporan pemeriksaan (auditing report) adalah salah satu
media yang di gunakan oleh auditor dalam berkomunikasi terhadap para pengguna
informasi laporan ikeuangan ini. Dalami laporan pemeriksaan, iauditor menguraikan
pendapatnyai terkait tingkat ikewajaran dari laporan ikeuangan yang telah diperiksa.
Pendapat yang dimiliki auditor tersebut kemudian disajikan ke dalam bentuk laporani
tertulis yng berupai laporan pemeriksaan baku. Laporan pemeriksaan baku ini terdapat 3
(tiga) iparagraf yakni paragraf ipangantar (introductori paragraph), paragrafi lingkup
(scupe paragraph), serta paragraf ipendapat (opinion iparagraph)

2. iOpini Pemeriksaan (Auditing Opinion)


Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menjelaskani bahwa seorang auditor akan ditugaskan untuk
menyampaikan opini terkait laporan keuangan yang diperiksanya. Opini yng disampaikan oleh
auditor adalah suatu penyataan tingkat kewajaran di dalam segala hal, kondisi keuangan serta
4
hasil iusaha serta arusi kas yang sama idengan PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum).
iOpini pemeriksaan ini disampaikan oleh auditor secara bertahap, sehingga i auditor bisa
menyampaikan suatu kesimpulan dari opini yng diberikan berdasarkan hasil pemeriksaan
laporan ikeuangan perusahaan/instansi.
Laporan pemeriksaan (audit report) adalah salah satu sarana bagi auditor untuk
menyampaikan pendapatnya yang dimiliki atau untuk menyampaikan tidak imemberikan
pendapatnya. Sebagaii pihak yangi independen, iauditor diperbolehkani untuk imemihak pada
kepentingan siapapun danagar tidak mudah dipengaruhi, sertai harus bebasi dari setiap
ikewajiban terhadapi kliennya dan tidaki memilikii suatu kepentingani dengan ikliennya (IAI,
2011).
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa terdapat 5 (lima) tipe pendapat yang dimiliki
auditor, antara lain :
a. iPendapat wajari tanpa pengecualiani (unqualified iopinion ireport)
Pendapati yang wajair tanpai pengecualiani diberikani auditor apabila tidak terjadii
pembatasan dalam lingkupi audit idan tidak terdapati pengecualian yangi signifikansi
mengenai kewajarani dan penerapan standari akuntansi ikeuangan di dalam pembuatan
laporani keuangan, ikonsistensi penerapani standar iakuntansi keuangani tersebuti, serta
pengungkapani memadai dalam laporan keuangani. Laporan keuangani vdianggap
menyajikani dengan wajar iposisi keuangani dan hasili organisasi,i dengan kesesuaian
istandar iakutansiiikeuangan, ijika memenuhi syarati berikut:
1) Standart akuntansii keuangan dipergunakan sebagai ipedoman dalam penyusunan
laporan ikeuangan,
2) iPerubahan atas standart akuntansi ikeuangan dari periode dengan periode yang sudah
cukup idijelaskan,
3) iInformasi yang ada dalam icatatan-icatatan yng menduku ngnyai telah tergambar serta
diterangkan dengan icukup di dalam ilaporan ikeuangan

b. Pendapatiwajaritanpaipengecualian dengan ibahasa penjelasan (unqualifid opinion


report with explonatory language)
Keadaani tertentu memungkinkani auditor dalam menambah suatui paragraf penjelasani iatau
bahasa ipenjelasan lain di dalam laporan ipemeriksaan, meskipun itidak mempengaruhi
pendapati wajar tanpai pengecualian dari laporani keuangan. Paragraf penjelasitertera setelah
paragraf ipendapat. Keadaan menyebabkan ditambahkannya suatu paragrafi penjelas iatau
modifikasiii kata-kata di dalam ilaporan pemeriksaan baku iadalah :
1) Ketidakkonsistenani dalam menerapkan prinsipi akuntansi yang berterima umumi,
2) Keraguani besar mencakup ikelangsungan hidupi entitas,
3) Auditori setuju dengan isuatu penyimpangani dari iprinsip iakuntansi yangi dikeluarkani
oleh iDewani Standar Akuntansi Keuangan,
4) iPenekanan iatas suatui hal.

c. iPendapat iwajaridengan ipengecualian (qualifid opinion report)


Jika auditori mendapati kondisi-kondisii seperti ini imaka ia akan imemberikani pendapat
yang wajar idengan ipengecualian padai laporan pemeriksaan:
1) iLingkup pemeriksan dibatasi olehklien,
2) iAuditor tidaki dapat melakukan prosedur pemeriksan ipenting ataupun tidak bisa
memperolehi informasi yang penting dikarenakan kondisi-ikondisi idiluar kendali iklien
ataupun iauditor
3) iLaporan ikeuangan bukan disusun mengacu pada standar akuntansii keuangani

5
4) iStandar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dipergunakan dalam penyusunani laporan
keuangani tidak diterapkani secara konsistensi.

6
d. Pendapat itidak wajari (adversen pinion report)
Pendapat yang tidak iwajar adalah ikebalikan pendapati wajar dengan tanpa ipengecualian.
Akuntan memberikani pendapat tidak wajari jika laporan keuangan dari klien tidak disusuni
sesuai dengan Standar Akuntansii Keuangan (SAK), sehingga tidaki dapat menyajikani secara
wajar pada posisi ikeuangan, hasil iusaha, perubahan iekuitas serta arus ikas perusahaan
milik klien. iAuditor menyampaikan ipendapat yang tidak wajar apabila auditor idibatasi
ruangi lingkupnya, sehinggai ia tidak dapati menampung buktii kompeten yng icukup untuk
mendukungi pendapatnya. Apabila laporan keuangani diberi pendapati tidak wajari oleh
auditor, maka informasii yng disajikan kepada klien di dalam laporan keuangan ini sama
sekali kurang dipercaya, sehinggaiauditor tidak dapat dipakaii oleh pengguna informasii
keuangan di dalam pengambilani keputusan.
e. Pendapati tidak memberikani pendapat (disclaimer of opinion report)
Apabila auditori tidak memberikani pendapat iatas laporani keuangan pemeriksaan, maka
laporan keuangani iniidisebut laporan tanpai pendapat (disclaimer oppinion). Kondisi yng
menyebabkani auditor tidak dapat menyapaikan pendapat adalah :
1) Pembatasanii yangluar biasa sifatnya terhadapi lingkungan pemeriksaan,
2) Auditor yang tidak independen di dalam hubungannyai dengan klien
3. Kertas Kerja Audit
Kertas Kerja Auditi (KKA) adalah sebuah catatan yng dibuat olehi auditor mengenaii bukti
yang idikumpulkan, berbagaii cara dan proseduri pemeriksaan yang iditerapkan, serta simpulan-
simpulani yang dibuati selama melaksanakani pemeriksaan (Pusiklatwas BPKP-2009).
Dalam pengertiani catatan yang idibuat auditor iadalah berupa idokumen-dokumen iyang
ditampung ioleh auditor,ibaik iyang dibuat sendiri imaupun dokumen yng berupai
fotocopy/salinani (auditor copy) yng diperolehi auditor selamai kegiatan pemeriksaan. Asal
dokumen KKA disa di dapat dari pemeriksaan, pihak luar audit/instansii lainya, ataupun darii
pihak auditors.
a. Jenis-Jenisi Kertas Kerja Audit
Jenis-jenisi kertas kerjai audit terdiri dari:
1) KKA Utamai (Top Schedul) merupakan KKA utamaiyang terdapat simpulanihasil
pemeriksaan untuki keseluruhan/suatui segment/bagian/kegiatani yang di periksa.
2) KKA Ikhtisar iadalah KKA yang terdapat ringkasani informasi atas KKA yang
terdapat informasii sejenis/sekelompoki tertentu.
3) KKA Pendukungi (Suporting Schedule) merupakan KKAi yang terdapat data idasar
yang dipergunakan sebagai pendukung KKA yangutama.
b. Tujuan dan Manfaati Kertas Kerja Audit
Tujuan idan imanfaat penyusunan kertas kerjai atara lain:
1) Pendukung Laporan pemeriksaan;
2) Dokumentasii Informasi;
3) Identifikasii dan iDokementasi Temuan pemeriksaan;
4) Pendukung iPembahasan;
5) Mediai Riview iPengawas;
6) Bahan iPembuktian
7) Referens;i
8) Membatu Auditori Eksternal
9) Sarana iPengendalian Mutu.
c. Syarat-syarati Kertas Kerja Auditi
Syarat-syarati kertas kerja iaudit yangi baik iharus memperhatikani hal-hal sebagaii berikut:
7
1) Di setiap kertasi kerja audit ini harus cukup berisii informasi, seperti misalnyai nama
klien ipada periode yang ibersangkutan dani lain-lain;
2) Kertas kerjai yang sudah selesaii harus jelas menunjukkani telah selesainyai kegiatan
pemeriksaan,i ini bisa dilakukani denga beberapa cara antarai lain dengan bentuk
pernyataan yang tertulis di dalam bentuk memoradum, dengan menorehkan paraf padai
langkah-langkah pemeriksaani (auditing) di dalam suatu program, iserta dengan imember
itanda khusus dalam ikhtisari kertasi kerja iaudit;
3) Kertas kerja di dalam iaudit harus diberii indeks serta dibuktikani sangkuti pautnya pada
datai- datai di iberkas lainya untuki mempermudah pengaturani susunanya dan
ipengaturan di dalam berkasi kerja itu isendiri;
4) Kesimpulan-kesimpulani yng dibuat terkait sebagian idari tugasi pemeriksaan, iharus
dinyatakani secara jelas;
5) iSemua ikertas ikerja iaudit harus iada itujuannya. Susunani Kertas iKerja Auditi antara
lain sebagaii berikut:
a) iDraft laporanpemeriksaan (audit’ report)
b) iLaporan ikeuangan auditani
c) iRingkasani informasi bagi riviewer
d) iProgrami pemeriksaan (Audit Programmer)
e) iLaporan ikeuangan ataui lembari kerjai yang dii buat iklien
f) iRingkasan jurnali penyesuaian
g) iWorking triial balancee (WTB)
h) iJadwal utama (Top iSchedule/TS)
i) iJadwal pendukungi (Suporting Schedule/SS)

4. Kualitasi Laporani Audit


MenurutiStandar PemeriksaaniKeuangan Negara (SPKN) melaluii PeraturaniBadan
Pemeriksai Keuangan iRepublik iIndonesia (BPK-RI) Nomor 01 Tahuni 2007 menyatakan
definisi kualitasi hasil pemeriksaan iyaitu:
“Laporaniihasil ipemeriksaan yang imemuat iadanya kelemahanidalami pengendalian
internal, kiecurangan, ipenyimpangan dari ketentuani peraturan iperundang-undangan, serta
ketidakipatuhannya, harusidilengkapi itanggapan dariiipimpinani atauiipejabat yang
ibertanggung jawab ipada ientitas yangi diperiksai mengenai temuani dan irekomendasii sertai
tindakani koreksi yangi direncanakani.
Menuruti Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
PER/05/M.PAN/03/2008, pengukurani kualitasi audit iatasi laporan ikeuangan,i khususnya iyang
dilakukan olehi APIP, wajib menggunakani Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN).
iDalam ilampiran 3 SPKN idisebutkan ibahwa:
“Besarnya imanfaati yang idiperoleh darii pekerjaani pemeriksaan tidaki terletak pada
temuan ipemeriksaan iyangi idilaporkani atau rekomendasi yang dibuat, itetapi terletak ipada
iefektivitas ipenyelesaian iyang ditempuhi olehiv entitas yangi diperiksa. iManajemen entitas
yang diperiksai bertanggung ijawab untuk menindakilanjutii rekomendasiiserta imenciptakan
idan imemelihara isuatui proses dan isistem iinformasi untuk memantau istatus itindaki lanjut
atas rekomendasi ipemeriksa dimaksud. iApabilai manajmen tidak imemiliki carai semacami itu,
pemeriksa wajib merekoimendasikan agar manajemen memantau status tindak lanjut atas
irekomendasi pemeriksa. Perhatian secara terusi-imenerus iterhadap itemuan ipemeriksaani yang
material ibeserta irekomendasinyai dapat imembantu ipemeriksa iuntuk menjamini terwujudnya
manfaat ipemeriksaan iyang idilakukan”

8
II. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian linkage, adalah suatu penelitian yang memiliki
tujuan agar mengetahuiihubungan antar variabel (Sugiyono, 2012:11). Penelitian ini dilakukan
dengan menganalisis ipengaruh dalam menyusun kertas kerja pemeriksaan kualitas laporan
pemeriksaan pada instansi pemerintah Daerah.

B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada sektor pemerintah Daerah
C. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2012: 61), populasi adalah bidang yang digeneralisasikan yang meliputi
subjek/subjek dengan kualitas serta karakteristiki tertentu yang diidentifikasi oleh peneliti agar
dapat dipelajari serta ditarik kesimpulan. Sampel merupakan suatu bagian dari kuantitas serta
karakteristik yng dimiliki oleh suatu populasii (Sugiyono, 2012: 62).
Populasi dani sampel yng digunakan sebagai subjek di dalam penelitian yakni semua pejabat
pemeriksaan Bagian Instansi Pemerintah(IPP).
D. Teknik iPengumpulani Data
Teknikipengumpulan idata yng dipergunakan di dalam ini adalah sebagai berikut:
Pendokumentasian merupakan pengumpalan data dari mata pelajaran tertulis. Mengumpulkan
data yang berdasarkan idokumen atau ilaporan tertulis yang dipublikasikan dan bertanggung
jawab Jenis idata yang idigunakan dalam penelitian ini adalah data isekunder. Data isekunder
adalah idata yang idiperoleh secara itidak langsung, yaitu melalui penelitian ikepustakaan,
khususnya bahan dari ibuku dan artikel. iData ipenelitian iini idiperoleh idari Bagian iInstansi
Pemerintah Pusat iPerwakilan Badan iPengawasan Keuangan dan iPembangunan Daerah.

E. Metode iAnalisis Data


Analisis dilakukan imenurut metode ideskriptif, yaitui suatu metode pengumpulan data,
pengelompokan dan penyusunan sesuai dengan kebutuhan analisis sesuai dengan permasalahan
yang idihadapi kemudianidibandingkan dengan teori-teori yang terkait untuk menarik
kesimpulan.
Pemodelan dan iteknis ianalisis idatai dalam ipenelitian iini imenggunakan iregresi
iberganda. iUntuk validitas hasil ianalisis regresi iberganda, terlebihi dahului dilakukan
pengujian kualitas alat observasi, normalitas data, dan pengujian hipotesis klasik. Pengolahani
data menggunakan softwarei statistik.
1. Ujii Validitas
Validitasi data adalah ukuran seberapa valid atau validnya suatui instrumen. Untuk keperluan
pengujian validitas dani reliabilitas ini imenggunakan programi SPSS. iValiditas diperiksa
dengani menggunakan ibesarnya korelasii antar variabel, koefisieni korelasi idinyatakan
sebagai r. Signifikansii antara r ikemudian diuji. Teknik ikorelasi yang idigunakan adalah
korelasi total item-item yang dikoreksi. Kondisi valid iadalah jika r hitung ≥ r itabel.

9
2. Uji iReliabilitas
Setelah imasing-masing alat iukur dapati ditentukani validitasnya, kemudiani dilanjutkan ke
reliabilitas. Uji reliabilitasi ini hanya dapat dilakukani pada soal yangi valid iatau valid.
Dalamipenelitiani ini, pendekatan yang konsisten secara internali digunakan. Prosedur ini
melibatkan aplikasi tunggal tes pada kelompok individu seperti mata pelajaran. Untuk
mengukur reliabilitasikonsistensiiinternal,iCronbach's Alpha > 0.60 dapat digunakan.
Semakin itinggi koefisien alfa, semakini baik alat pengukurnya.

III.HASIL iPENELITIAN DAN iPEMBAHASAN


A. Hasil iPenelitian
1. Uji iNormalitas
Pengumpulan idata dalam penelitian ini dilakukan dengan imenyebarkan kuesioner
kepadai responden dengan mendatangii langsung ke lokasi ipengambilan sampel. Subjek
penelitiani ini adalah auditori fungsional Badan Pemerintah Pusati pada iPerwakilan Badan
Pengawasan iKeuangan dan Pembanguna. Pengumpulan dan ipendistribusian data idilakukan
di kantor perwakilan Badan Pengawasan dan Pengembangan iKeuangan.
Uji normalitasi bertujuan untuki menguji iapakah variabeil dependen iberdistribusi
normal, yaitui menggunakani uji istatistik iKolmogorov-Smirnov (iK-S). idengan imembuat
hipotesis :
H0 : iData residual iberdistribusii normal.
H1 : iData residual tidaki berdistribusii normal.
Apabilai nilai signifikannyai < 0,05, makai H0 iditolak, sedangkan iapabila nilai
signifikannyai > 0,05, maka H0 diiterima.

Hasil ianalisis Kolmogorov-Smirnovi menunjukkani signifikansi > 0,05 atau 0,558,


sehinggai datai berdistribusi normal. Untuki lebih jelasnya idapat juga dilihat imenggunakan
analisis ihistogram probabilitasi biasa dan histogrami berikut:

10
Gambari 4.1 iNormali P-Plot
Sumber: iOutput SPSS, idatai diolah i2018

Histogram iPP akan imembentuk ihistogram iantara nilai pada sumbu iX terhadap niilai
yang iada ipada sumbu iY. Jika plot ikeduanya linier i (idapat ididekati dengan garis ilurus),
berartii residual idari variabel terdistribusi inormal. Namun, jika data melampauii diagonal atau
tidak searah idengan diagonal, maka dapat idisimpulkan ibahwa data itersebut itidak
iberdistribusi inormal. Gambar 5.1 menunjukkan biahwa titik-titik dalam ihistogram
menyebarkan data sepanjang idiagonal. Hal iini menunjukkan ibahwa data residual berdistribusi
inormal.

Gambar 4.2 iGrafik iHistogram


Sumber: iOutputi SPSS , i datai diolah 2018

Pada iGambar 5.2 dapat melihat bahwa ihistogrami histogram imemiliki idistribusi iinormal
yangi ditunjukkain oleh data iyang itidak imiringi ke ikiri iatau ikei kanan
.
2. iUji iHeterokedasitas
iUji iheteroskedastisitas memiliki tujuan untk memeriksa apakah idalam suatu model
iregresi terdapat ketidaksamaani (varians) i antara ipengamatan yang satu dengan
ipengamatan yang lain, dengain memakai grafik iScatterplot.

11
Gambar 4.2 Uji Heterokedasitas

Berdasarkan iscatterplot di atas terlihat bahwa titik-titik tersebar secara acak, tidak
berpola atau tidak beraturan dan titik-titik tersebar merata di atas dan di bawah nol pada
sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat varians variabel.

3. Uji Multikolineritas
Pengujian multi-kolineritas merupakan pengujian untuk membuktikan tentang hubungan
linear diantara suatu variabel independent dengan variabel independent yang lain di dalam
penelitian. Cara untuk melihat apakah terdapat hubungan ini adalah dengan mengacu pada
Variance Inflation Factor dan juga nilai Toleransi. Apabila Variance Inflation Factor bernilai
< 5, dan Tolerance bernilai > 0,10, maka dapat kita tarik jawaban bahwa tidak ada suatu
hubungan multi-kolineritas di dalam regresi. Hal ini pun juga berlaku sebaliknya. Apabila
Variance Inflation Factor bernilai > 5, dan Tolerance bernilai < 0,10, maka dapat kita tarik
jawaban bahwa ada suatu hubungan multi-kolineritas di dalam regresi. Adapun hasil dari uji
ini dapat kita lihat di dalam tabel berikut :

a. Variabel terikat: Y
Di dalam tabel 4.9 dapat dilihat jika tiap variabel independent memiliki nilai :
Tolerant > 0,1
Variance Inflation Factor < 5 dari tiap variabel independent yang ada
Maka dari sini dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa tidak ada multi-kolineritas

12
4. Uji Hipotesis Penelitian
a. Koef Determinasi
Adapun persamaan determinasi dalam penelitian ini adalah :

Dari tabel 4.10 mengenai uji determinasi, maka dapat di tarik simpulan :
a. Nilai R sebesar 0,92 menunjukkan adanya hubungan iantara ivariabeli kertas ikerja
auditor dengan kualitasi laporan iaudit sangatlah erat. Adapun nilai dari hubungan
tersebut adalah 92,8 persen.
b. R square yang bernilai 0,85 menunjukkan bahwa kualitas laporan audit dapat
ditunjukkan secara garis besarnya dengan kertas kerja audit sebesar 85,8 persen.
Adapun 14,2 persen sisanya dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas laporan audit
dapat ditunjukkam secara garis besarnya dengan variabel di luar kertas kerja audit.

b. Uji Parsial (Uji T)


Adapun uji parsial atau yang disebut uji T ini digunakan untuk mencari tahu apakah
hipotesis atau perkiraan yang dilakukan oleh peneliti dapat diterima ataupun ditolak.
Adapun hasil pengujian parsial ini adalah sebagai berikut :

a. Dependent Variable: Y
Dari tabel 4.11 di atas, maka di dapat diambil kesimpulan jika t hitungi kertasi kerja
audiit nilainya sebesar 13.91 dan itingkat signifikansinya 0. iMaka dari itulah, kertas
kerja auditor dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada kualitas laporan audit
dengan t hitung > t tabel dan dengan nilai signifikansi 0 < 0,05.

13
B. Pembahasan
Dari hasil pengujian secara parsial di atas, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup
tinggi dari kertas kerja audit terhadap kualitas laporan audit. Adapun kesimpulan di atas ditarik
setelah melihat hasil uji T pada kertas kerja audit terhadap kualitas laporan audit. Ini menandakan
auditor didalam tugasnya melakukan audit dipengaruhi kertas kerjanya untuk membuat hasil audit
yang baik dan sesuai standar. Auditor akan memanfaatkan kertas kerja tersebut untuk mencari
hubungan antara berkas client dengan laporan audit auditor, dengan tujuan untuk mendukung setiap
pendapat yang telah dikeluarkan serta sebagai bukti auditor telah melaksanakan proses auditing
yang memadai dan sesuai standart.
Perusahaan Swasta PT. Bayu Citra telah menjalankan proses auditing dengan baik, yang dalam
hal ini perihal kertas kerja audit serta dampaknya terhadap kualitas laporan audit. Adapun laporan
yang dihasilkan pun juga dikeluarkan tepat pada waktunya, objektif, sesuai prosedur, dan lengkap.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Di dasari seluruh hasil penelitian yang telah diolah melalui program SPSS, maka dapat
disimpulkan :
1. R square yang bernilai 0,85 menunjukkan bahwa kualitas laporan audit dapat ditunjukkan
secara garis besarnya dengan kertas kerja audit sebesar 85,8 persen. Adapun 14,2 persen
sisanya dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas laporan audit dapat ditunjukkam secara
garis besarnya dengan variabel di luar kertas kerja audit.
2. T ihitung kertasi kerjai audit nilainya sebesar 13.91 dan tingkat i signifikansinya 0. iMaka dari
itulah, kertas kerja auditor dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada kualitas laporan audit
dengan t hitung > t tabel dan dengan nilai signifikansi 0 < 0,05.

B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan peneliti melalui penelitian ini dan juga hasil kesimpulan
yang telah diambil sebelumnya adalah sebagai berikut :
1. Untuk peneliti selanjutnya, bisa menggunakan cakupan variabel yang lebih banyak agar
dapat diperoleh hasil yang lebih akurat di lapangan dan memiliki lingkup yangi luas
sepertii bukti iaudit idan ietikaiaudit.
2. Untuk peneliti iselanjutnya, pengamatan yang diilakukan sebaiknya tidak dilakukan di 1
tempat saja, sehingga sekali lagi cakupan permasalahan lebih luas dan dapat dijadikan
acuan bagi permasalahan yang lebih luas.

14
15

Anda mungkin juga menyukai