Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat


Topik : Pencegahan Penyakit Infeksi
Sub Topik : Penanganan demam berdarah
Sasaran : Masyarakat Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Pangenan
Hari/Tanggal : Senin dan Kamis (April-Juni 2016)
Jam : 08.00 WIB
Waktu : 45 menit
Pemateri : Iip Alifatu Zulfah dan Moh. Irwan Dharmansyah.
Tempat : PUSKESMAS Pangenan, POSYANDU

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Infeksi virus dengue telah ada di Indonesia sejak abad ke -18, seperti yang dilaporkan
oleh David Bylon seorang dokter berkebangsaan Belanda. Sekitar 2/3 penduduk dunia saat ini
memiliki risiko untuk terserang, dengan setiap tahunnya antara 400.000-1,3 juta kasus Dengue
yang dilaporkan. Dengue memiliki spektrum klinis yang luas, sering dengan pemburukan yang
sulit diprediksi. Pola berjangkit infeksi virus dengue dipengaruhi oleh iklim dan kelembaban
udara. Pada suhu yang panas (28-32C) dengan kelembaban yang tinggi, nyamuk Aedes akan
tetap bertahan hidup untuk jangka waktu lama. Di Indonesia, karena suhu udara dan kelembaban
tidak sama di setiap tempat, maka pola waktu terjadinya penyakit agak berbeda untuk setiap
tempat. Di Jawa pada umumnya infeksi virus dengue terjadi mulai awal Januari, meningkat terus
sehingga kasus terbanyak terdapat pada sekitar bulan April-Mei setiap tahun. Untuk penyakit
dengan spektrum kinis yang luas, sebenarnya tatalaksana Dengue relatif sederhana, murah, dan
sangat efektif, asal dilakukan dengan tepat. (Depkes, 2010).

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan klien dalam hal ini masyarakat dapat
menginformasikan dan mengetahui tentang penyakit demam berdarah sehingga dapat menjaga
kesehatan dan lingkungan sekitar.
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIM)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat menjelaskan kembali :
1. Pengertian dan penyebab demam berdarah
2. Fase/ pola demam pada Demam berdarah dengue
3. Gejala gejala demam berdarah
4. Pengobatan dan pencegahan demam berdarah

D. STRATEGI PELAKSANAAN
Strategi yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini berupa
1. Ceramah dan
2. Tanya jawab.

E. DRAFT RENCANA PROSES PELAKSANAAN


NO Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 Menit Pembukaan :
Memberi Salam - Menjawab Salam
Menjelaskan tujuan Pembelajaran - Mendengarkan
Menyebutkan materi/pokok bahasan yang dan Memperhatikan
akan disampaikan
2 20 Menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan - Menyimak dan
dan teratur memperhatikan
Materi : -Menyimak dan
Pengertian dan penyebab demam berdarah memperhatikan
Fase/ pola demam pada Demam berdarah
dengue
proses penularan demam berdarah
Gejala gejala demam berdarah
Pengobatan dan pencegahan demam
berdarah
3 15 Menit Evaluasi :
-Meminta klien menjelaskan atau menyebutkan -Bertanya,dan
kembali : menjawab
Pengertian berdarah pertanyaan
Proses penularan demam berdarah
Gejala gejala demam berdarah
-Memberikan pujian atas keberhasilan klien
menjelaskan pertanyaan dan memperbaiki
kesalahan,serta menyimpulkan.
4 5 Menit Penutup :
-Mengucapkan terimakasih dan mengucapkan -Menjawab salam
salam

F. MEDIA PENYULUHAN
Media Penyuluhan yang digunakan:
1. Materi SAP
2. Leaflet
3. Power point

G. METODE EVALUASI
a. Metode Evaluasi : Tanya jawab
b. Jenis Evaluasi : Lisan

H. KRITERIA EVALUASI
1. Masyarakat mampu menjelaskan dan memahami pengertian Demam berdarah dengue
2. Masyarakat mengetahui dan memahami bagaimana Fase/ pola demam pada Demam
berdarah dengue
3. Masyarakat memahami dan mengetahui bagaimana gejala gejala yang ditimbulkan
dari penyakit Demam berdarah dengue
4. Masyarakat mengetahui cara pencegahan yang tepat dan benar terhadap penyakit
Demam berdarah dengue.
I. POIN-POIN MATERI
1. Pengertian dan penyebab Demam berdarah dengue
2. Fase/ pola demam pada Demam berdarah dengue
3. Gejala gejala Demam berdarah dengue
4. Pengobatan dan pencegahan Demam berdarah dengue

Cirebon, April 2016

Pemegang Program Promkes Pembimbing Lapangan

Samroh dr. Dwi Purnamasari


NIP: 19661224 198703 2 004

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Pangenan

dr. Atih Andriyantie Fauzi


NIP: 19781204 200701 2 007
J. MATERI
1. Pengertian dan penyebab Demam berdarah dengue
Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan virus dengue
yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal
sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu ;
DEN-1, DEN2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi
terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap
serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang
memadai terhadap serotipe lain tersebut (Depkes, 2010).
2. Proses fase/ pola demam pada Demam berdarah dengue
Fase demam
Anamnesis
Demam tinggi, 2-7 hari, dapat mencapai 40C, serta terjadi kejang demam.
Dijumpai facial flush, muntah, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, nyeri tenggorok
dengan faring hiperemis, nyeri di bawah lengkung iga kanan, dan nyeri perut.
Pemeriksaan fisik
o Manifestasi perdarahan
Uji bendung positif (10 petekie/inch2) merupakan manifestasi
perdarahan yang paling banyak pada fase demam awal.
Mudah lebam dan berdarah pada daerah tusukan untuk jalur vena.
Petekie pada ekstremitas, ketiak, muka, palatum lunak.
Epistaksis, perdarahan gusi
Perdarahan saluran cerna
Hematuria (jarang)
Menorrhagia
o Hepatomegali teraba 2-4 cm di bawah arcus costae kanan dan
fungsi hati (transaminase) lebih sering ditemukan pada DBD.
Berbeda dengan DD, pada DBD terdapat hemostasis yang tidak normal, perembesan
plasma (khususnya pada rongga pleura dan rongga peritoneal), hipovolemia, dan syok,
karena terjadi peningkatan permeabilitas kapiler. Perembesan plasma yang
mengakibatkan ekstravasasi cairan kedalam rongga pleura dan rongga peritoneal
terjadi selama 24-48 jam.
Fase kritis
Fase kritis terjadi pada saat perembesan plasma yang berawal pada masa transisi
dari saat demam ke bebas demam (disebut fase time of fever defervescence) ditandai
dengan,
Peningkatan hematokrit 10%-20% di atas nilai dasar
Tanda perembesan plasma seperti efusi pleura dan asites, edema
pada dinding kandung empedu. Foto dada (dengan posisi right lateral decubitus
= RLD) dan ultrasonografi dapat mendeteksi perembesan plasma tersebut.
Terjadi penurunan kadar albumin >0.5g/dL dari nilai dasar / <3.5
g% yang merupakan bukti tidak langsung dari tanda perembesan plasma
Tanda-tanda syok: anak gelisah sampai terjadi penurunan kesadaran,
sianosis, nafas cepat, nadi teraba lembut sampai tidak teraba. Hipotensi,
tekanan nadi 20 mmHg, dengan peningkatan tekanan diastolik. Akral dingin,
capillary refill time memanjang (>3 detik). Diuresis menurun (< 1ml/kg berat
badan/jam), sampai anuria.
Komplikasi berupa asidosis metabolik, hipoksia, ketidakseimbangan
elektrolit, kegagalan multipel organ, dan perdarahan hebat apabila syok tidak
dapat segera diatasi.
Fase penyembuhan (convalescence, recovery)
Fase penyembuhan ditandai dengan diuresis membaik dan nafsu makan kembali
merupakan indikasi untuk menghentikan cairan pengganti. Gejala umum dapat
ditemukan sinus bradikardia/aritmia dan karakteristik confluent petechial rash seperti
pada DD.
Varicella sangat mudah menular terutama melalui kontak langsung, droplet atau
aerosol dari lesi vesikuler di kulit ataupun melalui sekret saluran nafas, dan jarang
melalui kontak tidak langsung. Cacar air di tularkan melalui percikan dari mulut atau
hidung saat batuk atau bersin, kontak langsung dengan cairan ruam kontak dengan barang
yang terkena cairan ruam seperti sprai, selimut dan handuk.
3. Gejala gejala Demam berdarah dengue.
a. Undifferentiated fever (sindrom infeksi virus)
Pada undifferentiated fever, demam sederhana yang tidak dapat dibedakan dengan
penyebab virus lain. Demam disertai kemerahan berupa makulopapular, timbul saat
demam reda. Gejala dari saluran pernapasan dan saluran cerna sering dijumpai.
b. Demam dengue (DD)
Anamnesis: demam mendadak tinggi, disertai nyeri kepala, nyeri otot dan
sendi/tulang, nyeri retroorbital, photophobia, nyeri pada punggung, facial flushed,
lesu, tidak mau makan, konstipasi, nyeri perut, nyeri tenggorok, dan depresi umum.
Pemeriksaan fisik
Demam: 39-40C, berakhir 5-7 hari
Pada hari sakit ke 1-3 tampak flushing pada muka (muka kemerahan), leher, dan dada
Pada hari sakit ke 3-4 timbul ruam kulit makulopapular/rubeolliform
Mendekati akhir dari fase demam dijumpai petekie pada kaki bagian dorsal, lengan
atas, dan tangan
Convalescent rash, berupa petekie mengelilingi daerah yang pucat pada kulit yg
normal, dapat disertai rasa gatal
Manifestasi perdarahan
- Uji bendung positif dan/atau petekie
- Mimisan hebat, menstruasi yang lebih banyak, perdarahan saluran cerna (jarang
terjadi, dapat terjadi pada DD dengan trombositopenia)
c. Demam berdarah dengue
Terdapat tiga fase dalam perjalanan penyakit, meliputi fase demam, kritis, dan
masa penyembuhan (convalescence, recovery)
d. Expanded dengue syndrome
Manifestasi berat yang tidak umum terjadi meliputi organ seperti hati, ginjal,
otak,dan jantung. Kelainan organ tersebut berkaitan dengan infeksi penyerta,
komorbiditas, atau komplikasi dari syok yang berkepanjangan.
Diagnosis
Diagnosis DBD/DSS ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan laboratorium
(WHO, 2011).
Kriteria klinis
Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-
menerus selama 2-7 hari
Manifestasi perdarahan, termasuk uji bendung positif, petekie,
purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan/melena
Pembesaran hati
Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi
(20 mmHg), hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien
tampak gelisah.
Kriteria laboratorium
Trombositopenia (100.000/mikroliter)
Hemokonsentrasi, dilihat dari peningkatan hematokrit 20% dari
nilai dasar / menurut standar umur dan jenis kelamin
Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan,
Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia dan
hemokonsentrasi/ peningkatan hematokrit<20%.
Dijumpai hepatomegali sebelum terjadi perembesan plasma
Dijumpai tanda perembesan plasma
o Efusi pleura (foto toraks/ultrasonografi)
o Hipoalbuminemia
Perhatian
o Pada kasus syok, hematokrit yang tinggi dan trombositopenia
yang jelas, mendukung diagnosis DSS.
o Nilai LED rendah (<10mm/jam) saat syok membedakan DSS dari
syok sepsis.
Kriteria Diagnosis Menurut WHO 2011

(WHO, 2011)
4. Pengobatan dan pencegahan Demam berdarah dengue
a. Demam dengue
Pasien DD dapat berobat jalan, tidak perlu dirawat. Pada fase demam pasien
dianjurkan:
Tirah baring, selama masih demam.
Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan. Untuk
menurunkan suhu menjadi < 39C, dianjurkan pemberian parasetamol.
Asetosal/salisilat tidak dianjurkan (indikasi kontra) oleh karena dapat meyebabkan
gastritis, perdarahan, atau asidosis.
Dianjurkan pemberian cairan danelektrolit per oral, jus buah, sirop, susu, disamping
air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari.
Monitor suhu, jumlah trombosit danhematokrit sampai fase konvalesen.
b. DBD tanpa syok (derajat I dan II)
Medikamentosa
Antipiretik dapat dianjurkan, penggunaan paracetamol lebih disarankan dibanding
dengan aspirin.
Diusahakan untuk tidak memberikan obat-obatan yang tidak diperlukan untuk
mengurangi detoksifiksasi obat dalam hati.
Kortikosteroid diberikan pada DBD ensefalopati, apabila terdapat perdarahan salurah
cerna, kortikosteroid tidak boleh diberikan.
Antibiotik diberikan untuk DBD ensefalopati.
Suportif
Mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler
dan perdarahan.
Kunci keberhasilan adalah kemampuan untuk mengatasi masa peralihan dari fase
demam ke fase syok.
Cairan itravena diperlukan apabila pasien terus menerus muntah,tidak dapat minum,
demam tinggi, dehidrasi yang memperberat terjadinya syok, nilai hematokrit
cernderung meningkat pada pemeriksaan berkala.
(Pudjiadi, 2010)
c. DBD disertai syok (derajat III dan IV)
Rujuk Ke Rumah Sakit terdekat

K. LEAFLET DEMAM BERDARAH DENGUE

Anda mungkin juga menyukai