Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

UJIAN

Disusun oleh :
Nama : Iip Alifatu Zulfah
NPM : 110170031

Konsulen:
dr. Deni Wirhana S., Sp. OG

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2016
2

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS
Nama : Ny. D
Usia : 28 tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Waled Kota
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Masuk RS : 28-03-2016

Nama Suami : Tn. A.Y


Usia : 28 tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Waled Kota

II. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis tanggal 28-03-2016
Keluhan Utama :
Belum terasa mulas-mulas ingin melahirkan di usia kandungan 41-42 minggu
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poli kebidanan dan kandungan untuk memeriksakan
kandungannya. Menurut pengakuan pasien pasien belum merasa mulas-mulas
ingin melahirkan, sesekali pasien merasakan kencang di perut tetapi hanya
sebentar (rata-rata kurang dari 1 menit) dan kurang lebih hanya lima kali per
harinya, rasa kencang menjalar hingga ke pinggang. Pasien juga menyangkal
keluarnya air-air, ataupun lendir darah. Gerakan janin baik saat masuk rumah sakit
3

masih dapat dirasakan, dengan frekuensi yang sama seperti minggu-minggu


sebelumnnya. BAB dan BAK dirasakan masih dalam batas normal.

Riwayat Obstetrik:
- P1 : lahir spontan, lebih bulan 41-42 minggu, hidup, ditolong oleh bidan di
RSUD Waled, berat lahir 3100gr, usia 5 tahun
- Riwayat abortus (-), dan kuretase (-)
- Riwayat infeksi nifas (-)
- Riwayat penyulit kehamilan : Anemia (-)

Riwayat Penyakit Dahulu:


- Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, asma, penyakit
jantung, penyakit paru, penyakit hati, penyakit darah alergi, dan trauma
- Tidak ada riwayat operasi

Riwayat Keluarga:
- Tidak ada riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit jantung
dalam keluarga
- Tidak ada riwayat penyakit menular seksual pada pasangan
- Pasien dan keluarga mengaku bahwa saudara-saudara pasien dan pasien sendiri
dilahirkan lewat dari 40 minggu

Riwayat Pemeriksaan ANC:


- Pemeriksaan ANC (+) di puskesmas sebanyak > 6 kali
o Pasien mengecek kehamilan setelah terlambat haid ± 3 minggu sekitar
ahir Agustus
o Pasien tidak tahu pasti gerak pertama janin yang dirasakan
o DJJ terdengar saat pemeriksaan ANC bulan desember-2015
4

o Pasien juga memeriksakan dirinya ke dokter spesialis kandungan


tanggal 21-03-2016 dengan hasil janin, tunggal hidup intrauterine usia
kandungan 37 minggu TBBJ: 3,5 Kg HTP 17-03-2016
- Suntik TT sebanyak 2 kali
Riwayat Pernikahan:
- Menikah 1 kali lamanya 6 tahun
Riwayat Menstruasi:
- Menarche usia 12 tahun, lamanya 5-6 hari, siklus 28 hari haid teratur, jumlah
darah < 80 ml, 2-3 kali pembalut per hari, nyeri menstruasi (-), nyeri payudara
(-) dan benjolan (-)
- HPHT : 08-06-2015
- HTP : 15-03-2016
Riwayat Penggunaan Kontrasepsi:
- Penggunaan KB suntik 3 Bulan, selama lebih dari satu tahun, lepas KB ± 9
bulan sebelum kehamilan kedua

III. Pemeriksaan Fisik


Status generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis, GCS : 15
Tanda-tanda vital :
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Pulsasi : 88 x/menit, regular, isi dan tekanan cukup
- Respirasi : 20 x/menit, regular
- Suhu : 36,2 oC
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 85 Kg
5

Kepala : Distribusi rambut normal, normopigmentasi, lesi (-), jejas


(-), deformitas (-), wajah simetris, kontur kulit normal,
Conjuntiva anemis (-/-) Sklera Ikterik (-/-)
Leher : Pembesaran KGB (-), kelenjar tiroid dalam batas normal,
deformitas (-).
Payudara : puting menonjol, hiperpigmentasi, ASI (-/-)
Thoraks : Bentuk thorax normal, respirasi simetris, pernafasan
tertinggal (-), batas paru hepar normal, thrill (-), spider nervi
(-), iktus cordis (-), fremitus taktil (+/+), Cor BJ I, II (+)
reguler G(-) M(-), Pulmo VBS: (+/+) Wh (-/-) Rh (-/-),
fremitus vokal (+/+), JVP normal.
Abdomen : Bentuk abdomen normal, letak umbilikus normal, hernia
umbilikalis (-), jejas (-), striae (-), caput medusa (-), massa (-
), asites (-), peristaltik (> 15 kali/menit), bising usus (+), NT
(-), cembung (+), Vesika Urinaria kosong
Ekstremitas : Edema (-), deformitas (-) akral hangat (+/+), refleks patella
(+/+)

Status Obstetrik
Pemeriksaan luar
Inspeksi : sesuai masa kehamilan, striae gravidarum (-)
Palpasi :
- Leopold I : teraba bagian lunak bokong,
- Leopold II : punggung kanan, bagian kecil ekstremitas kiri
- Leopold III : teraba bagian keras kepala
- Leopold IV : Konvergen
TFU: 31 cm, his (-)
DJJ: 144x/menit, regular tunggal puka
6

Pemeriksaan dalam
Inspeksi : Vulva dan Vagina tidak ada eodem, masa, laserasi, discharge
Palpasi : edema dan nyeri tekan (-)
Pemeriksaan dalam:
Porsio tebal konsistensi lunak, pembukaan 0 cm, ketuban (-), UUK belum teraba
Bishop Skor Skor
Pembukaan servix : 0 cm 0
Pendataran servix : 40-50% 1
Station : -3 1
Konsistensi servix : medium 1
Posisi servix : searah sumbu jalan lahir 1
Total : 4

IV. Pemeriksaan penunjang


- NST
- USG
- Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan yang telah dilakukan
- USG
Hasil : janin I hidup intrauterine, TBJ: 3708 gram, TP, 17-03-2016
- Darah Rutin
Darah Rutin Hasil
Hemoglobin 10,8 gr%
Hematokrit 31 %
Trombosit 291 mm3
Leukosit 11,0 /mm3
Eritrosit 3,77 mm3
7

V. Resume
Seorang pasien perempuan berusia 28 tahun datang ke Poli Obgyn pukul
11:00 WIB rujukan dari bidan dengan G2P1A0 gravida 41-42 minggu dengan
keluhan belum merasakan mules-mules. Lemas (+). Pergerakan janin (+) yang
dirasakan oleh ibu. Buang air kecil (+). Baru menikah 1 kali lamanya 6 tahun.
Pemeriksaan ANC (+) di bidan sebanyak > 6 kali. Suntik TT sebanyak 2 kali
HPHT: 08-06-2015 HTP: 15-03-2016.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD: 120/80mmHg, Nadi: 88x/menit,
Respirasi: 20x/menit, Suhu: 36.2oC. Refleks patella (+). Leopold I: Teraba
bokong TFU: 30 cm. Leopold II: Punggung kanan. Leopold III: Kepala. Leopold
IV: konvergen. DJJ: 144x/menit, HIS (-). Pembukaan 0 cm, porsio teraba kenyal
dan tebal, Bishop skor 4.

VI. Usulan Pemeriksaan


- CTG
- USG

VII. Diagnosis
G2P1A0 gravida 41-42 minggu dengan Janin intrauterine tunggal hidup letak
kepala station -3

VIII. Penatalaksanaan
- Informed consent terhadap ibu hamil tentang konsidi kehamilannya, dan
dampak bagi ibu dan janin, dan menyarankan ibu untuk dirawat
- Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital, DJJ, HIS, kematangan serviks,
tanda inpartu dan tanda gawat janin
- Persiapan persalinan jika muncul tanda inpartu dan section caesaria jika
terdapat tanda gawat janin
8

IX. Prognosis
Qua ad vitam : dubia ad bonam
Qua ad Functionam : dubia ad bonam
Qua ad sanationam : dubia ad bonam
9

PEMBAHASAN

A. Definisi
Kehamilan postterm disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat
waktu, kehamilan lewat bulan, prolonged pregnancy, post date/ pos daturitas
amaturitas. Adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari)
atau dihitung dari hari pertama haid terahir menurut rumus neagle dengan siklus
28 hari (WHO, 1977, FIGO 1986).
Kehamilan lewat waktu (Serotinus) adalah kehamilan melewati waktu 294
hari atau 42 minggu. Kehamilan lewat dari 42 minggu ini didasarkan pada
hitungan usia kehamilan (dengan rumus neagle), menurut Anggarani (2007 : 83).
Rumus Neagle ini adalah untuk menghitung tanggal kelahiran bayi yaitu (tanggal
+7, bulan -3, tahun +1) atau (tanggal +7, bulan +9, tahun +0)

B. Teori Sebab Terjadinya Kehamilan Postterm


1. Pengaruh Progesteron
Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan dipercaya merupakan
kejadiann perubahan endokrin yang penting dalam memacu proses biomolekular
pada persalinan dan meningkankan sensitivitas uterus terhadap oksitosin,
sehingga beberapa penulis bahwa terjadinya kehamilan posterm karena masih
berlangsungnya pengaruh progesteron.
2. Teori Oksitosin
Pemakaian oksitosin untuk innduksi persalinan pada kehamilan posterm
memberi kesan atau dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologis memegang
peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin dari
neurohipofisis ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai
salah satu faktor penyebab kehamilan posterm
10

3. Teori Kortisol/ ACTH Janin


ACTH dalam teori ini dianjurkan bahwa sebagai peberi tanda untuk
dimulainya persalinan adalah janin akan mempengaruhi plasenta sehingga
produksi progesteron berkurang dan memperbesar sekresi estrogen, selanjutnya
berpengaruh terhadap meningkatnyaproduksi prostaglandin. Pada cacat bawaan
seperti anencefalus, hipoplasia adrenal janin, tidak adanya kelenjar hipofisis pada
janin akan menyebabkan kortisol janin dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada
janin akan menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik sehingga
kehamilan dapat berlangsung lewat bulan
4. Saraf Uterus
Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus frankenhauser akan
membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan di mana tidak ada tekanan pada
pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawah masih
tinggi diduga itu sebagai penyebabnya
5. Herediter
Faktor lain yaitu hereditas, karena post matur sering dijumpai pada suatu
keluarga tertentu.
C. Diagnosis
1. Riwayat Haid
Dapat ditegakkan jika pasien mengetahu dengan pasti HPHT nya. Untuk
riwayat haid yang dapat dipercaya maka diperlukan beberapa kriteria, yaitu:
a. ibu hamil harus yakin betul dengan HPHTnya
b. siklus 28 hari dan teratur
c. tidak minum pil anti hamil setidaknya 3 bulan terahir
2. Riwayat Pemeriksaan Antenatal
a. Tes kehamilan
Pada saat serologic dapat terditeksi, diperkirakan kehamilan
telah berlangsung 6 minggu. Telah lewat 36 minggu sejak tes
kehamilan positif.
11

b. Gerak janin, atau quickening


Pada umumnya dirasakan ibu pada umur kehamilan 18-20
minggu. Pada primigravida dirasakan sekitar umur kehamilan 18
minggu, sedangkan pada multigravida pada 16 minggu. Telah lewat 24
minggu sejak dirasakan gerak janin pertama kali
c. Denyut jantung janin,
Dengan stetoskop Laennec DJJ dapat didengar mulai umur
kehamilan 18-20 minggu, sedangkan Doppler dapat terdengar pada
usia kehamilan10-12 minggu
3. Tinggi Fundus Uteri
Dalam trimester pertama tinggi fundus uteri dapat bermanfaat bila
dilakukan pemeriksaan secara berulang tiap bulan. Lebih dari 20 minggu
dapat menentukan umur kehamilan secara kasar.
4. Pemeriksaan Ultrasonografi
Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil pemeriksaan
USG minggu pertama. Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat
mencapai 20%. Bila telah dilakukan USG serial hamper dapat dipastikan usia
kehamilan. Pada trimester pertama pemeriksaan panjang kepala-tungging
(crown –rump length) memberikan ketepatan kurang lebih 4 hari dari taksiran
persalinan.
Pada umur kehamilan 16-26 minggu, ukuran diameter biparietal dan
panjang femur, memberikan ketepatan sekitar 7 hari dari taksiran persalinan.
Pemeriksaan sesaat setelah trimester 3 dapat dipakai untuk menentukan berat
janin, air ketuban, ataupun keadaan plasenta yang sering berkaitan dengan
keadaan kehamilan postterm
5. Pemeriksaan Radiologi
Umur kehamilan dengan melihat pusat penulangan. Gambaran epifisis
femur bagian distal paling dini dapat dilihat pada kehamilan 32 minggu,
12

epifisis tibia proksimal dapat terlihat setelah umur kehamilan 36 minggu, dan
epifisis kuboid pada kehamilan 40 minggu
6. Pemeriksaan Laboratorium
 Kadar lesitin / spingomielin
 Aktivitas tromboplastin cairan amnion
 Sitology cairan amnion
 Sitology vagina
7. Permasalahan Kehamilan Posterm
1. Perubahan pada Plasenta
Fungsi plasenta mencapai puncak pada usia 38 minggu, kemudian mulai
menurun pada uisa terutama 42 minggu. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan pengukura kadar estriol dan plasentral laktogen. Perubahan yang
terjadi pada plasenta adalah:
o Penimbunan kalsium, timbunan kalsium plasenta meningkat sesuai
progresivitas degenerasi plasenta, namun beberapa vili tidak munkin
mengalami degenerasi tanpa mengalami kalsifikasi
o Selaput vaskulosinsial menjadi bertambah tebal dan jumlahnya
berkurang, keadaan tersebut mengurangi mekanisme transport plasenta
o Terjadi proses degenerasi jaringan plasenta seperti edema, timbuna
fibrinoid, fibrosis, thrombosis intervili, dan infark vili.
o Perubahan biokimia. Adanya insufisiensi plasenta menyebabkan
protein plasenta dan kadar DNA di bawah normal, sedangkan
konsentrasi RNA meningkat. Transport kalsium tidak terganggu, aliran
natriun, kalium, dan glukosa menurun. Pengangkutan bahan dengan
berat moekul tinggi seperti asam amino, lemak, dan gama globulin
biasanya mengalami gangguan sehingga dapat mengakibatkan
gangguan pertumbuhan
13

2. Pengaruh pada Janin


o Berat badan janin, menurut Vorherr sesudah umur kehamilan 36
minggu grafik rata-rata pertumbuhan janin mendatar dan
menurunsesudah 42 minggu. Namun seringkali pula masih berfungsi
dengan baik sehingga berat janin masih terus bertambah. Menurut
Zwerdling rata-rata berat janin lebih dari 3.600 gram sebesar 44,5 %
pada kehamilan posterm.
o Sindroma postmaturitas. Tergantung pada fungsi plasenta. Umumnya
didapat sekitar 12-20% neonates dengan sindroma postmaturitas. Jika
fungsi plasenta telah mengalami disfungsi, sehingga tidak mampu
memberikan nutrisi dan oksigen yang cukup, akan terjadi sindrom
postmatur, dengan kriteria :
a) Bayi tampak tua
b) Kuku panjang
c) Lemak kulit berkurang sehingga menimbulkan keriput, terutama
ditelapak tangan dan kaki
d) Verniks kaseosanya telah hilang atau berkurang.
Menurut Prawiroharjo (2009 ), klasifikasi pada bayi lewat bulan
adalah :
1) Stadium I yaitu kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan
terjadi maserasi seperti kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas.
2) Stadium II seperti stadium I dan disertai pewarnaan mekonium
(kehijauan ) di kulit.
3) Stadium III seperti stadium I dan disertai dengan pewarnaan
kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat
Gawat janin, atau kematian perinatal menunjukkan angka meningkat
setelah kehamilan 42 minggu, disebabkan oleh:
14

 Makrosomia, dapat menyebabkan terjadinya distosia pada


persalian, fraktur klavikula,palsi Erb-Duchene, sampai kematian
bayi
 Insufisiensi plasenta yang berakibat
 Pertumbuhan janin terhambat
 Oligohidramnion: terjadi kompresi talipusat, keluar
meconium yang kental, perunahan abnormal jantung
janin
 Hipoksia janin
 Keluarnya meconium yang berakibat terjadi aspirasi
meconium
 Komplikasi yang dapat dialami oleh bayi baru lahir suhu
yang tidak stabil, hipoglikemi, polisitemi, dan kelainan
neurologik
3. Pengaruh pada Ibu
o Morbiditas dan mortalitas ibu, akibat makrosomia janin, distosia
persalinan, partus lama, meningkatkan tindakan obstetric, perdarahan
postpartum akibat bayi besar
o Aspek emosi: ibu dan keluarga yang hawatir
8. Pengelolaan kehamilan Posterm
Masih menjadi perbedaan pendapat dalam mengelola kehamilan postterm.
Apakah dilakukan pengelolaan aktif atau pasif. Pengelolaan aktif dengan cara
melakukan persalinan anjuran pada usia kehamilan 41 minggu untuk
memperkecil resiko terhadap janin. Sedangkan untuk pengelolaan pasif
(ekspektatif) semata-mata atas dasar posterm merupakan resiko/komplikasi yang
cukup besar terutama resiko persalinan operatif sehingga menganjurkan untuk
dilakukan pengawasan terus-menerus terhadap kesejahteraan janin, baik secara
15

biofisik maupun biokimia sampai persalinan berlangsung dengan sendirinya atau


timbul atas indikasi untuk mengahiri kehamilan.
Sebelum mengambil langkah pastikan terlebih dahulu
1. usia kehamilan memang telah berlangsung lebih bulan
2. identifikasi kondisi janin dari pemeriksaan NST, USG, laboratorium,
gerakan janin secara subjektif
3. amnioskopi
4. bishop score
1) Bishop score
Bishop score adalah suatu cara untuk menilai kematangan
serviks dan responsnya terhadap suatu induksi persalinan, karena telah
diketahui bahwa serviks bishop score rendah artinya serviks belum
matang dan memberikan angka kegagalan yang lebih tinggi dibanding
servik yang matang. Lima kondisi yang dinilai dari serviks adalah :
a) Pembukaan (Dilatation) yaitu ukuran diameter leher rahim yang
terenggang. Ini melengkapi pendataran, dan biasanya merupakan
indikator yang paling penting dari kemajuan melalui tahap
pertama kerja.
b) Pendataran (Effacement) yaitu ukuran regangan sudah ada di
leher rahim.
c) Penurunan kepala janin (Station) yaitu mengambarkan posisi
janin kepala dalam hubungannya dengan jarak dari iskiadika
punggung, yang dapat teraba jauh di dalam vagina posterior
(sekitar 8-10 cm) sebagai tonjolan tulang.
d) Konsistensi (Consistency ) yaitu dalam primi gravida leher rahim
perempuan biasanya lebih keras dan tahan terhadap peregangan,
seperti sebuah balon sebelumnya belum m (eningkat. Lebih jauh
lagi, pada wanita muda serviks lebih tangguh dari pada wanita
yang lebih tua
16

e) Posisi ostinum uteri (Position) Yaitu posisi leher rahim


perempuan bervariasi antara individu. Sebagai anatomi vagina
sebenarnya menghadap ke bawah, anterior dan posterior lokasi
relative menggambarkan batas atas dan bawah dari vagina. Posisi
anterior lebih baik sejajar dengan rahim, dan karena itu
memungkinkan peningkatan kelahiran spontan
Bila servik telah matang (nilai bishop > 6) dilakukan induksi persalinan. Bila
serviks belum matang dilakukan penilaian keadaan janin lebih lanjut. Kehamilan
lebih dari 42 minggu maka diupayakan untuk diahiri
17

Tugas ujian stase obstertri dan ginekologi


Ujian status obstetric
Konsulen penguji: dr. Deni Wirhana, Sp.OG

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et.al. (2005). Posterm Pregnancy. In
William Ostetrics, 22nd ed. McGraw-Hill New York 05
2. DeCherney AH. Nathan L (2003) : The course & Conduct of Normal Labor and
Delivery ini Current Obstetrics and Gynecologic Diagnosis and Therapy ,
McGraw – Hill Companies
3. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. (2006). POGI
4. NSW. (2014). Maternity, Management of Pregnacy Beyond 41 Weeks Gestation.
NSW Kids and Families 02 9424 5866. Pub 23-jul-2014
5. Maratha, R, Tuladhar, and Sharma. (2009). Comparative study Of Posterm and
term pregnancy in nepal medical college Teaching hospital. Nepal Med Coll
J.2009; 11 (1) 57-60.

Anda mungkin juga menyukai